Dasar Teori Proteksi Anodik dan Katodik

2.3. Pengertian Anoda

Didalam proses korosi, secara kimia benda akan melepaskan elektron-elektron bebas yang terdapat pada struktur benda itu sendiri, peristiwa ini disebut oksidasi atau karat pada logam. Peristiwa ini disebabkan oleh potensial benda yang lebih besar dibanding potensial dilingkungan sekitarnya. Dengan demikian benda tersebut harus dilindungi agar laju korosi bisa terhambat. Salah satu cara perlindungan tersebut adalah diberikan anoda pada benda tersebut. Anoda merupakan suatu alat dari logam yang biasa dipasang pada lambung kapal untuk memproteksi kapal tersebut dari korosi karat. Metode pengendalian korosi semacam ini ada dua cara yaitu, metode anoda tumbal sacrificial anoda dan metode arus terpasang impressed current. Metede anoda tumbal adalah metode yang menggunakan prinsip dasar dwilogam, yaitu apabila dua logam yang mempunyai potensial yang berbeda apabila digabungkan akan berperan menjadi anoda sedangkan logam yang satu akan berperan menjadi katoda. Dengan cara ini anodalah yang akan terkorosi sedangkan katoda tidak terkorosi. Metode arus terpasang juga menggunakan prisip dasar yang sama dengan metode anoda tumbal, tetapi dalam proses kerjanya anoda arus terpasang tidak terkorosi karena menggunakan teknik elektrik.

2.4. Dasar Teori Proteksi Anodik dan Katodik

Lingkungan laut adalah lingkungan yang paling rentan terhadap korosi. Seperti lambung kapal yang terbuat dari baja, anjungan pengeboran lepas pantai, dan pipa minyak serta gas dalam laut, semua harus dilindungi terhadap serangan korosi dengan cara menggunakan metode-metode dan teori-teori tentang korosi. Gambar 2. Diagram EpH untuk besi dalam air Dari gambar diatas potensial korosi bebas, E kor , untuk besi dalam air yang teraerasi berada dalam rentang -600 hingga -700 mV SSC pada pH sama dengan 7. Potensial ini dinyatakan dengan titik O dalam gambar. Untuk kondisi air laut, perubahan yang paling tampak diatas adalah tidak adanya pasivasi dibawa pH samadengan 5. ini sangat tidak relevan dengan kondisi air laut alami yang mempunyai pH antara 8,2 dan 8,5. karena itu titik O digeser ke harga pH yang sesuai, tetapi rentang harga-harga E kor sendiri tetap sama. Entah berada dalam lingkungan yang mengandung klorida atau tidak, titik O selalu berada dalam zona korosi dan besi akan berkarat dengan cepat apabila pemasokan oksigen slalu cukup. Ada empat macam cara berbeda yang mempengaruhi kesetimbangan termodinamik dititik O yaitu : Cara a pengurangan pH : dalam hal ini larutan dibuat lebih asam. Dari gambar diatas tersirat bahwa spesimen tetap berada dalam zona korosi pada semua harga pH 7, yakni zona ketika ion-ion besi yang dapat larut merupakan unsur yang paling mantap karena laju korosi meningkat bila pH turun. Cara b peningkatan pH : peningkatan sedikit saja ternyata memindahkan besi ke daerah pemasifan, karena unsure paling mantap disini adalah besi hidroksida atau oksida terhidrasi yang tidak dapat larut. Kalau bahan itu dibiarkan melapisi besi, maka akan mengurangi laju korosi karena selaput itu akan memisahkan besi dari lingkungan yang korosif. Tetapi kita tidak dapat beranggapan bahwa selaput yang tidak dapat larut tersebut akan selalu menjadi pelindung, Karena apabila selaput tersebut kedap air, rusak akibat aliran elektrolit atau akibat kegiatan mekanik maka korosi akan berlanjut. Cara c pemberian potensial lebih negative : kondisi akan pindah ke daerah kekebalan. Karena perbedaan antara zona korosi dan zona kekebalan atau yang menjadi batas antara kedua zona itu logam dengan potensial kurang dari -800 mV SSC pada pH 7. Tetapi meskipun logam berada didaerah kekebalan, reaksi korosi masih bisa berlangsung karena reaksi-reaksi anodik dan katodik bervariasi terhadap potensial. Semakin negatif potensial semakin lambat reaksi katodik, sebaliknya reaksi katodik justru semakin cepat. Akibatnya logam menjadi lebih katodik inilah prinsip proteksi katodik pada logam. Cara d potensial dibuat lebih positif : yaitu logam dibawah ke daerah pasif yaitu kondisi dimana laju korosi mempunyai peluang untuk berkurang akibat pembentukan selaput antara logam dan elektrolit. Cara ini telah digunakan secara efektif untuk kombinasi- kombinasi baja dengan elektrolit tertentu, sebagaimana hal nya untuk kombinasi-kombinasi elektrolit dan logam-logam lain. Cara ini dikenal sebagai proteksi anodik. Dalam contoh diatas kita telah menemukan bahwa cara-cara b c dan d merupakan tiga cara perlindungan terhadap korosi yang teoritis. Kalau cara b yang dipilih, elektrolitnya sendiri sering berada diluar kemampuan pengendalian perekayasa atau pakar korosi yang bertugas. Pada anjungan minyak lepas pantai, misalnya, tidak ada orang yang sanggup mengubah pH air laut. Demikian pula, perekayasa proses tidak dapat mengubah komposisi produk yang ingin dibuatnya tetapi yang telah menyebabkan wadah dan pipa-pipa mengalami korosi. Ada kalanya, inhibitor tertentu dapat ditambahkan ke dalam elektrolit. Cara c dan d merupakan dasar pengendalian korosi melalui proteksi katodik dan anodik.

2.5. Jenis-Jenis korosi