huruf Dewanagarihuruf Pallawa. Bukti-buktinya bisa dilihat pada prasasti Talang Tuwo. Kedukan Bukit, Ligor, dan Gandasuli peninggalan kerajaan Sriwijaya pada abad VII-VIII.
2. Tahap bahasa Mlayu Pertengahan
Bukti-bukti peninggalan bahasa Melayu pertengahan bisa dilihat pada beberapa karya sastra peninggalan kerajaan Melayu, dan Kerajaan Aceh. Co
ntoh : “Hikayat Hang Tuah”, dan lain-lain. Bahasa Melayu pertengahan ini memiliki ciri-ciri, yaitu menggunakan huruf Arab-
Melayu, dan banyak terdapat unsur-unsur bahasa Arab. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari waktu penyebaran agama islam pada saat itu.
3. Tahap bahasa Melayu Modern
Tahap bahasa Melayu modern ini ditandai dengan penggunaan huruf Latin. Bhasa Melayu Modern ini mengalami perpecahan karena perbedaan wilayah dan sejarah sosial-
budayanya. Yang berkembang di Malaysia disebut bahasa Melayu Malaysia, sedangkan yang berkembang di Indonesia akhirnya disebut bahasa Indonesia.
1.1 Ejaan Bahasa Indonesia
1.
Ejaan van Ophuysen
Sebelum tahun 1901, bahasa Melayu ditulis dengan menggunakan huruf Arab- Melayu. Karena huruf Arab-Melayu kurang efektif maka diganti dengan huruf Latin.
Penggunaan huruf Latin ini pun belum beragam antara daerah satu dengan lainnya. Banyak sekali penulis mempunyai aturan sendiri dalam menuliskan konsonan, vokal,
kata, kalimat, dan tanda baca. Bertolak dari kenyataan diatas, pemerintah Hindia-Belanda menugaskan
Charles Adrian van Ophuysen dengan dibantu Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan Mcehammad Taib Sutan Ibrahim untuk meyeragamkan penulisan huruf Latin.
Hasilnya pembakuan ejaan tersebut disahkan pemerintah Belanda dalam karangannya: “
Kitab Logat Melayu
”. Baru setelah itu Ejaan van Ophyusen merupakan ejaan yang pertama disusun
secara sistematis. Dalam sosialisasinya ternyata ejaan ini tidak terlepas dari kekurangan. Namun demikian ejaan ini paling tidak telah mampu meyeragamkan sistem penulisan
pada saat itu. Beberapa catatan penting ejaan ini antara lain:
1 Huruf y ditulis dengan j.
Contoh : sa
y
ang sa
j
ang
y
akin
j
akin sa
y
a sa
j
a
y
aitu
j
akin 2
Huruf u ditulis dengan oe Contoh :
u
m
u
m
oe
m
oe
m s
u
rat s
oe
rat p
u
k
u
l p
oe
k
oe
l s
u
b
u
r s
oe
b
oe
r
3 Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda [‘].
Contoh : ra
k
yat ra’yat bapa
k
bapa’ sa
k
si sa’si rusa
k
rusa’ 4
Huruf j ditulis dengan dj. Contoh :
J
akarta
Dj
akarta ra
j
a ra
dj
a
j
alan
dj
alan
la
j
u la
dj
u 5
Huruf c ditulis dengan tj. Contoh :
c
ara
tj
ara ar
c
a ar
tj
a ra
c
un ra
tj
un 6
Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch Contoh :
muta
kh
ir muta
ch
ir
kh
awatir
ch
awatir ma
kh
luk ma
ch
luk
2.
Ejaan Soewandi
Ketika ejaan van Ophuysen digunakan dalam beberapa tahun, tampak banyak kekurangannya. Kekurangannnya adalah terlalu bertumpu pada konsep bahasa Belanda
dan kurang memperhatikan kodrat bahasa Melayu itu sendiri. Gagasan penyempurnaan ejaan van Ophyusen ada sejak Kongres Bahasa
Indonesia I di Solo tahun 1936. Ejaan yang baru dibentuk ini disebut Ejaan Soewandi
sesuai dengan nama Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan pada waktu itu,
yaitu Mr. Soewandi. Ejaan ini juga dikenal dengan nama Ejaan Republik.
Ada beberapa perubahan yang dilakukan Ejaan ini terhadap Ejaan van Ophyusen. Perubahan-perubahan ini antar lain :
1 Gabungan huruf oe menjadi u.
Contoh : oemoer umur
koeboer kubur 2
Bunyi hamzah [‘] diganti menjadi k. Contoh :
malum makhlum ta’dir takdir
3 Kata ulang boleh ditandai dengan angka 2.
Contoh : rata-rata rata2
ibu-ibu ibu2 4
Huruf etalingdan epepettidak dibedakan. Contoh :
ekor ekor senang senang
5 Tanda trema [“] dihilangkan dalam Ejaan Republik\.
Contoh : mulai mulai
ditandai ditandai 6
Bunti epepetsebagai pelancar kata, khususnya kata-kata yang diangap baru dihilangkan.
Contoh : keritik kritik
paberik pabrik putera putra
3.
Ejaan Pembaharuan
Ejaan Soewandi pun tampak banyak kekurangan. Disamping itu karena konsep penyempurnaan ejaan dalam Ejaan Soewandi sangat sederhana maka oleh Prof. Dr.
Prijono hanya disebut “transkripsi” atau alih tulis saja. Ide penyempurnaan Ejaan Soewandi ini diawali pada Kongres Bahasa
Indonesia II Medan tahun 1945. Prof. Dr. Prijono mengemukakan prasaran “Dasar- Dasar Ejaan Bahasa Indonesia dengan huruf Latin” dan diterima oleh Prof. Dr. Prijono.
Namun, karena pada saat itu dia diangkat menjadi menteri PP K, maka tugas ketua
kemudian diserahkan pada E. Katoppo. Akhirnya disebut juga Ejaan Prijono- Katoppo.
Untuk menghindari kekeliruan lafal, ejaan ini memiliki prinsip ‘satu fenom satu tanda’. Artinya setiap fonem dalam ejaan ini diusahakan hanya dilambangkan dengan
satu huruf.
Contoh : 1
Gabungan konsonan dj diubah menjadi j. 2
Gabungan konsonan tj diubah menjadi c. 3
Gabungan konsonan ng diubah menjadi n. 4
Gabungan konsonan nj diubah menjadi n. 5
Gabungan konsonan sj diubah menjadi s. Kecuali contoh-contoh di atas, perubahan lainnya adalah gabungan vokal
ai, au,
dan
oi
atau yang lazim disebut diftong dituliskan berdasarkan pelafalannya, yaitu ay, aw, dan oy.
Contoh : sat
ai
sat
ay
gul
ai
gul
ay
harim
au
harim
au
kal
au
kal
au
amb
oi
amb
oy
Masalah lainnya, huruf j jang diubah menjadi y yang sebagaimana dalam Ejaan Yang Disempurnakan.
Ejaan ini gagal dimasyarakatkan karena untuk pembaharuan ejaan membutuhkan dana yang banyak dan pemerintah masih belum mampu.
4.
Ejaan Melindo
Dalam bulan desember 1959, diadakan pertemuan antara Panitia Pelaksana Kerjasama Bahasa Melayu-Belanda Indonesia, antara Komisi Bahasa Indonesia yang
diketuai oleh Dr. Slamet Muljana dan Jutawan Komisi Rumi Persekutuan Tanah Melayu yang diketuai oleh Syed Nasir bin Ismail untuk membahas penyempurnaan ejaan. Ejaan
yang berhasil dirumuskan diberi nama:
Ejaan Melayu Indonesia
atau dikenal
Ejaan Melind
. Ejaan ini diresmikan pada 17 April 1959 dan pemakaiannya selambat-lambatnya bulan Januari 1962.
Semula Ejaan Melindo dimaksudkan untuk menyeragamkan ejaan yang digunakan di kedua negara tersebut. Namun, ejaan ini gagal dilaksanakan karena
hubungan politik antara kedua negara ini kurang baik.
Pada dasarnya ejaan ini hampir sama dengan Ejaan Pembaharuan. Ejaan ini juga menerapkan satu fonem satu tanda, yaitu berusaha menyederhanakan ejaan dengan
pmenggunakan sistem fonemis. Perubahan di antaranya :p tj tjinta c cinta
nj njonja nc nconca
5.
Ejaan Baru Ejaan LBK
Pada tanggal 7 Mei 1966, Lembaga Bahasa dan Kesusasatraan LBK membentuk suatu panitia yang kan menyusun ejaan baru bahasa Indonesia. Alasan
LBK dalam mengganti ejaan Soewandi dilatarbelakangi : a
Sudah terjadi kemajuanperkembangan yang sangat pesat ilmu pengetahuan dan teknologi
b Ejaan Soewandi kurang dapat mencerminkan kodrat bahasa Indonesia
c Bahasa Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting di Asia Tenggara
d Kondifikasi huruf dan tanda baca di seluruh Indonesia perlu segera dilakukan
e Pentingnya pengajaran membaca dan menulis permulaan yang mudah
Panitia ejaan itu diberi nama “Panitia Crash Program Ejaan Bahasa Indonesia LBK” dan diketuai oleh Anton M. Moeliono. Tugas ini diselesaikan pada bulan Agustus
1966 dan disahkan dengan SK. Menteri P , tanggal 19 September 1956. Ejaan ini tetap menggunakan prinsip satu fonem satu tanda.
Dalam perkembangan selanjutnya pada bulan September 1966 diadakan lagi pertemuan antara beberapa pakar bahasa Indonesia dan Malaysia untuk membahas
penyempurnaan ejaan kedua negara. Konsep ejaan yang dibawa ke Malaysia menjadi “Ejaan Baru Bahasa Indonesia”.
Konsep ejaan yang dihasilkan disusun berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain :
1 Pertimbangan teknis, yaitu pertimbangan yang menghendaki agar setiap
fonem dilambangkan dengan satu huruf 2
Pertimbangan praktis, yaitu pertimbangan yang menghendaki agar perlambangan secara teknis itu disesuaikan dengan keperluan praktis,
seperti keadaan percetakan dan mesin tulis
3 Pertimbangan ilmiah, yaitu pertimbangan yang menghendaki agar
perlambangan itu mencerminkan studi yang mendalam mengenai realitas bahasa dan masyarakat pemakainya
Perubahan yang terjadi dalam Ejaan Baru antara lain : 1
Gabungan konsonan dj diubah menjadi j. Contoh :
remadja remaja djalan jalan
perdjalanan perjalanan wadjah wajah
2 Gabungan konsonan tj diubah menjadi c.
Contoh : tjakap cakap
batja baca
pantjing pancing
tjukup cukup 3
Gabungan konsonan nj diubah menjadi ny. Contoh :
njala nyala bunji bunyi
punja punya 4
Gabungan konsonan sj diubah menjadi sy. Contoh :
sjarat syarat sjukur syukur
sjair syair masjarakat masyarakat
5 Gabungan kosonan ch diubah menjadi kh.
Contoh : tachta takta
mackluk makhluk ichlas ikhlas
ichtiar ikhtiar
6 Huruf e taling dan e pepet, penulisannya tidak dibedakan dan hanya
ditulis dengan e tanpa penanda. Contoh :
segar segar tekad tekad
sehat sehat goreng goreng
7 Huruf asing f, v, dan z dimasukkan ke dalam sistem ejaan bahasa
Indonesia. Contoh :
fasih maaf
vakum zaman
lezat
Kendala pemasyarakatan ejaan ini berupa biaya yang besar. Di smping itu banyak anggota masyarakat yang masih apriori terhadap ejaan ini. Ejaan ini dianggap
sebagai warisan bekas musuh kita yaitu Malaysia pada waktu itu.
6.
Ejaan Yang Disempurnakan
Bahasa Indonesia berkembang sejalan dengan perkembangan zaman. Ejaan Soewandi susah tidak dapat mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern. Pembaruan dan pembentukan ejaan yang baru merupakan kebutuhan yang mendesak saat itu. Ejaan yang baru dibentuk ini didasarkan pada konsep Ejaan Bru
Bahasa Indonesia dengan berbagai penyempurnaan, terutama dari segi kepraktisannya. Karena ejaan itu merupakan penyempurnaan ejaan Soewandi maka ejaan itu disebut
“Ejaan Yang Disempurnakan EYD”. EYD diresmikan pemerintah melalui SK Presiden RI No. 1972, tanggal 19
Agustus 1972. Pelaksaan ejaan ini dapat secara bertahap dengan toleransi masa peralihan 5 tahun. Artinya dalam lima tahun semua pihak harus siap menggunakan Ejaan Yang
Disempurnakan.
EYD pada dasarnya tidak disusun dengan tiba-tiba. Bhan-bahannya telah dipersiapkan dan dirintis sebelumnya. Ejaan ini merupakan hasil penyempurnaan dari
beberapa ejaan sebelumnya terutama Ejaan Republik yang dipadukan dengan konsep- konsep Ejaan Pembaharuan, Ejaan Melindo, dan Ejaan Baru.
Ada beberapa perubahan yang terdapat dalam EYD. Beberapa perubahan itu antara lain :
1
Perubahan huruf Ejaan lama
EYD
dj djika, wadjar j jika, wajar
tj tjakap, pertjaja c cakap, percaya
nj njata, sunji n nyata, sunyi
sj sjarat, sjukur sy syarat, syukur
ch achir, chawatir kh akhir, khawatir
j supaja, jakin y supaya, yakin
2 Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dan bahasa asing diresmikan
pemakaiannya. Contoh : khila
f f
isik universitas
zakat 3
Huruf q dan x yang lazim digunakan dengan bidang ilmu pengetahuan, contoh pada kata
Furqan
dan
xenon.
4 Penulisan di- sebagai awalan dibedakan dengan di yang merupakan kata depan.
Sebagai awalan di ditulis serangkai dengan unsur-unsur penyertanya, sedangkan sebagai kata depan di ditulis terpisah dengan kata dasar yang mengikutinya.
Awalan Kata Depan
di- di
di
cuci
di
kantor
di
tembak
di
samping
di
latarbelakangi
di
depan
5 Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka dua 2 tidak
digunakan sebagai penanda perulangan.
Contoh :
Anak-anak,
bukan anak2
Bermain-main
, bukan bermain2
Tersenyum-senyum
, bukan tersenyum2 Hal-hal yang dibicarakan dalam Ejaan Yang Disempurnakan meliputi :
a. Pemakaian huruf
b. Penulisan huruf,
c. Penulisan unsur serapan,
d. Penulisan tanda baca.
1.2 Problematika EYD