masing-masing berasal dari berat bibit awal 50, 100, dan 150 g, untuk bagian thalus pangkal.
Laju pertumbuhan harian Eucheuma cottonii pada perlakuan bagian thalus ujung lebih tinggi dibandingkan dengan bagian thalus pangkal. Hal ini disebabkan
oleh bagian thalus ujung mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan bagian thalus pangkal. Bagian paling ujung rumput laut menunjukkan laju
fotosintesis yang paling besar dibandingkan bagian lain yang semakin jauh jaraknya dari ujung Glenn dan Doty 1981.
Hasil penelitian Sulistijo dan Atmadja 1977 melaporkan bahwa bibit bagian ujung merupakan bibit yang
tumbuh lebih cepat dibandingkan bagian lainnya, bibit yang lebih muda tampak memberikan gambaran yang terbaik untuk dijadikan bibit.
Berat bibit awal 50 g mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan berat bibit 100 dan 150 g. Semakin kecil berat bibit awal,
persaingan untuk mendapatkan dan menggunakan unsur hara yang berasal dari perairan di sekitarnya semakin kecil, sehingga pertumbuhannya semakin cepat.
Dengan semakin banyaknya unsur hara yang dikonsumsi oleh rumput laut maka laju pertumbuhannya semakin cepat. Sulistijo dan Atmadja 1977 mengatakan
bahwa bibit awal yang lebih sedikit memberikan pertumbuhan yang lebih cepat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan harian
Eucheuma cottonii yang di budidayakan di Dusun Wael menunjukkan peningkatan laju pertumbuhan sampai pada umur panen 50 hari, kemudian mengalami
penurunan pada umur panen 55 hari. Rumput laut dipanen setelah mencapai
puncak pertumbuhan. Yunizal et al. 2000 melaporkan bahwa rumput laut
dipanen setelah tingkat pertumbuhannya mencapai puncak, yaitu beratnya mencapai ± 600 grumpun.
Lama pemeliharaan tergantung dari lokasi, jenis rumput laut, serta metode penanaman
4.4 Berat Kering Eucheuma cottonii
Rata-rata berat kering yang dihasilkan pada penelitian ini berkisar antara 62,13-191,37 g Gambar 9.
Berat kering rumput laut terendah dan tertinggi masing-masing diperolah dari perlakuan bagian thalus pangkal, berat bibit 50 g,
umur panen 40 hari, dan bagian thalus ujung, berat bibit 150 g, umur panen 50 hari. Bagian thalus, berat bibit, umur panen, dan interaksi berat bibit dan umur
panen memberikan pengaruh yang nyata p0,05 terhadap berat kering rumput laut Eucheuma cottonii.
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
40 45
50 55
Umur panen hari
B e
ra t
k e
ri n
g g
Berat bibit 50 g Berat bibit 100 g
Berat bibit 150 g
a Thalus ujung
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
40 45
50 55
Umur panen hari
B e
ra t
k e
ri n
g g
Berat bibit 50 g Berat bibit 100 g
Berat bibit 150 g
b Thalus pangkal Gambar 9. Berat kering Eucheuma cottonii pada berbagai bagian
thalus, berat bibit, dan umur panen. Bertambahnya umur panen, berat kering rumput laut cenderung meningkat.
Peningkatan berat kering ini terjadi seiring dengan peningkatan berat basah rumput laut pada setiap umur panen.
Dengan bertambahnya berat basah, cenderung menyebabkan berat kering juga meningkat. Produksi berat kering rata-
rata rumput laut Eucheuma cottonii pada bibit bagian thalus ujung cenderung lebih tinggi, dibandingkan dengan bibit bagian thalus pangkal pada semua umur panen.
Bagian thalus ujung memperlihatkan pertumbuhan berat basah yang lebih tinggi
dan akan menghasilkan berat kering yang lebih tinggi pula. Berat bibit awal yang lebih kecil menunjukkan persentase antara berat bibit awal dengan berat kering
lebih tinggi dibandingkan dengan berat bibit yang lebih besar. Hasil penelitian Iksan 2005 melaporkan bahwa produksi bobot kering
rumput laut Eucheuma cottonii selama 10 minggu pada bobot bibit awal yang berbeda umumnya meningkat dan mencapai puncak pada minggu ke 4, kemudian
terjadi fluktuasi di minggu ke 5 dan 6, dan terjadi penurunan sampai minggu ke 10. Bobot awal 125 g memperlihatkan puncak produksi bobot kering yang lebih
jelas dibandingkan dengan bobot awal lainnya 50 dan 200 g. Rumput laut asal thalus ujung dan tengah cenderung lebih tinggi produksi bobot kering dari asal
thalus pangkal. Produksi berat kering rumput laut dipengaruhi juga oleh kandungan air
yang terkandung dalam rumput laut tersebut. Permukaan thalus dengan diameter yang lebih besar atau luas permukaannya lebih besar, lebih lambat terjadi
penguapan dibandingkan dengan diameter thalus yang lebih kecil pada waktu pengeringan yang sama. Bagian thalus yang muda lebih banyak kandungan air
jika dibandingkan dengan bagian thalus yang lebih tua. Kondisi ini sangat
mempengaruhi berat kering dari rumput laut itu sendiri.
4.5 Komposisi Kimia Eucheuma cottonii