PESANTREN MAHASISWI AR ROYAN
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PESANTREN MAHASISWI AR ROYAN
Dengan Penerapan Teori dalam Paper ‘Rekonstruksi Pemikiran, Filosofi dan
Perancangan Arsitektur Islam Berbasiskan Al Qur’an dan Sunnah’ oleh Nangkula Utaberta ST, M.Arch. TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh: Nur Laili Yustika
I 0203083
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR 2010
PESANTREN MAHASISWI AR ROYAN
Dengan Penerapan Teori dalam Paper ‘Rekonstruksi Pemikiran, Filosofi dan
Perancangan Arsitektur Islam Berbasiskan Al Qur’an dan Sunnah’ oleh Nangkula Utaberta ST, M.Arch.
Disusun oleh : Nur Laili Yustika NIM. I0203083
Menyetujui Surakarta, Januari 2010
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Agoes Soediamhadi Ir . Leny Pramesti ,MT NIP 19460318 197501 1 001
NIP 19610628 199802 2 001
Mengesahkan,
Pembantu Dekan I Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS
Fakultas Teknik UNS
Ir. Noegroho Djarwanti,MT Ir. Hardiyati,MT NIP 19561112 198403 2007
NIP 19561209 198601 2001
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan keberkahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul ‘PESANTREN MAHASISWI AR ROYAN Dengan
Penerapan Teori dalam Paper ‘Rekonstruksi Pemikiran, Filosofi dan Perancangan Arsitektur Islam Berbasiskan Al Qur’an dan Sunnah’ oleh
Nangkula Utaberta ST, M.Arch.’ sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan upaya penulis dalam memberikan nuansa islami pada bangunan pesantren mahasiswi yang tentu saja bertujuan untuk membina para muslimah intelektual dari sisi dieniyah. Mengapa arsitektur islam? Tentu karena bangunan akan mempengaruhi psikologi penghuninya. Sehingga optimalisasi nuansa islami pada bangunan menjadi langkah awal upaya pembinaan.
Penyusun sangat menyadari bahwa Tugas Akhir ini banyak sekali memiliki kekurangan dalam penyusunannya. Oleh karena itu, kritik saran demi perbaikan sangat diharapkan. Penyusun menyadari kesalahan dan kekeliruan yang terdapat dalam Tugas Akhir ini berasal dari Penyusun dan segala sesuatu yang benar dari penyusunan datangnya dari Allah SWT. Dengan kerendahan hati pula, atas terwujudnya Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Noegroho Djarwanti, MT, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ir. Hardiyati, MT, selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ir. Agoes Soediamhadi, selaku dosen Pembimbing I
4. Ir. Leny Pramesti, MT, selaku dosen Pembimbing II
5. Ir. MDE Purnomo, MT, selaku dosen pembimbing akademik
6. Panitia Tugas Akhir
7. Pesantren Mahasiswa/i Ar Royan dan JN UKMI UNS
8. Semua pihak yang telah banyak membantu terselesaikannya Tugas Akhir ini.
Semoga Tugas akhir yang jauh dari sempurna ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Surakarta, Januari 2010
Penyusun Nur laili yustika I0203083
PERSEMBAHAN
Karya kecil ini kupersembahkan untuk Allah SWT.. Dia, tempat curahan hatiku, Yang selalu menghapus air mataku dan membuatku
tersenyum kembali, Yang Memberiku kekuatan yang tak kusangka sama sekali, Yang memilihkanku segala sesuatu yang terbaik bukan sekedar yang kusukai, Yang tak memberi kesempatan kepadaku untuk bergantung pada makhluk-Nya hingga kini, Yang menjewerku ketika timbul ujub dan rasa tak bersyukur di hati
Rasulullah saw, tak ada alasan untuk tak mencintaimu, ummul mukminin, putra-putri dan para sahabat..
Saudara-saudaraku umat islam di seluruh penjuru dunia sejak awal hingga akhir zaman, kuberharap bisa selalu mencintai sudara-saudaraku sekalian karena Allah Ta’ala, semoga kita dipertemukan di surga-Nya kelak.
Babeh Bapa, mamih ibu, maru-maru kecil: Reza ‘Ibon’ Maulana, ‘Inda’ Dzil Arsyi Dewi, M.’Faid’tullah Akbar, Fathonah Mifta ‘Ipa’ Hussifa.
Seluruh leluhur dan moyangku jawa dan cina yang telah mewariskanku rupa unik, karakter, dan agama terindah sehingga aku harus bertanya ketika sedang bersedih, bagian manakah dalam diri dan hidupku yang membuatku tak bersyukur pada-Nya?
Mimpi adalah nilai diri Punya mimpi berarti sumber energi Mendayung di lautan darah dan api
Hingga duka lara pergi Tuk rengkuh asa yang dinanti Kepada diri Meski darah tumpah dan hangus oleh api Takkan membuatmu mati Kecuali restu Tuhan yang dinanti Maka milikilah mimpi Karena tak punya mimpi Itulah harga mati
THANK’S TO
Allah SWT, untuk bantuan langsung ataupun tak langsung-Mu Keluarga tercinta di rumah yang memberikan dukungan selama ini. Pesma Ar Royan dan JN UKMI UNS yang telah memberikan data dan info yang berharga Ina, sohibku yang berkat-Nya lah kita bersahabat. Terimakasih atas ketulusanmu selama ini.
EG’ers: Use-Q, Lina, de2, Nurul, Mu2nk, Pika, Irma, Rina, Diah, ‘anak-anakku’ Nisa’Bo Jong’ & Bibah ‘Ha Jong’
Almira’ers : Mba Ti2,mba Mel, Mba Candra, cey Yoed, Oha, Dessy& Tipuk. Teman2 seangkatan yang menyaksikan prosesku menyelesaikan TA: Tery, V3, Ocha, Yeni,
Sugeng, Desta Cah-cah studio 116
Semua yang pernah berbuat kebaikan padaku selama kuliah, semoga Allah membalas dengan balasan terbaik
Semua yang pernah kuzhalimi, terimakasih karena telah memberi pelajaran berharga. Semoga aku termasuk orang-orang yang bertaubat..
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
ii
Kata Pengantar
iii
Persembahan
Daftar isi
vi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
xiii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Judul
I.2 Pengertian Judul
I.3 Latar Belakang
I.4 Permasalahan
Makro dan Mikro
I.5 Tujuan dan Sasaran
I.6 Batasan dan Lingkup Pembahasan
I.7 Metode Pengumpulan Data dan Pembahasan
I.8 Sistematika Pembahasan
BAB II TINJAUAN TEORI ‘Rekonstruksi Pemikiran, Filosofi dan Perancangan Arsitektur Islam Berbasiskan Al-Qur’an dan Sunnah’ oleh Nangkula Utaberta ST, M.Arch.
II.1 Pendahuluan
II.2 Prinsip Pengingatan Kepada Tuhan
II.3 Prinsip pengingatan pada ibadah dan perjuangan.
II.4 Prinsip Pengingatan pada Kehidupan Setelah Kematian
II.5 Prinsip Pengingatan Akan Kerendahan hati
II.6 Prinsip Pengingatan Akan Wakaf dan Kesejahteraan Publik
II.7 Prinsip Pengingatan Terhadap Toleransi Kultural
II.8 Prinsip Pengingatan Akan Kehidupan yang Berkelanjutan
II.9 Prinsip Pengingatan Tentang Keterbukaan
II.10 Kesimpulan
BAB III TINJAUAN OBJEK
III.1 Tinjauan Pesantren Mahasiswa Ar Royan
III.1.1 Lokasi Pesantren Mahasiswa Ar Royan
III.1.2 Profil Pesantren Mahasiswa Ar Royan
III.2 Tinjauan JN UKMI UNS
BAB IV PROSES PENENTUAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PESANTREN MAHASISWI AR ROYAN
IV.1 PROSES PENENTUAN KONSEP PERUANGAN
V.1.1 Pelaku dan Kegiatan
V.1.2 Kebutuhan Ruang
V.1.3 Pola Hubungan Ruang
V.1.4 Pengelompokan Kegiatan
V.1.5 Perhitungan santriwati pengguna pesmi Ar Royan
V.1.6 Perhitungan Daya Tampung
V.1.7 Besaran ruang
IV.2 PROSES PENENTUAN KONSEP LOKASI DAN SITE
V.2.1. Proses Penentuan Konsep Lokasi
V.2.2. Proses Penentuan Konsep Site
IV.3 PROSES PENENTUAN KONSEP PELETAKAN ME DAN SE
IV.4 PROSES PENENTUAN ZONE BERDASARKAN KEBISINGAN
IV.5 PROSES PENENTUAN KONSEP PENZONINGAN
IV.6 PROSES PENENTUAN KONSEP MASSA
IV.6.1 Proses Penentuan Konsep Bentuk Dasar Massa
IV.6.2 Proses Penentuan Konsep Pola Massa
IV.6.3 Proses Penentuan Konsep Sirkulasi
IV.7 PROSES PENENTUAN KONSEP ORIENTASI BANGUNAN
IV.8 PROSES PENENTUAN KONSEP PEMILIHAN BAHAN BANGUNAN
V.8.1 Proses Penentuan konsep Material
V.8.2 Proses Penentuan Konsep Warna
IV.9 PROSES PENENTUAN KONSEP TATA RUANG LUAR BANGUNAN
IV.9.1 Proses Penentuan Konsep Tampilan Bangunan
IV.9.2 Proses penentuan Konsep Lansekap
IV.10 PROSES PENENTUAN KONSEP TATA RUANG DALAM BANGUNAN
IV.11 PROSES PENENTUAN KONSEP STRUKTUR DAN KONSTRUKSI YANG DIGUNAKAN
IV.11.1 Super Struktur
IV.11.2 Sub Struktur
IV.11.3 Upper Struktur
IV.12 PROSES PENENTUAN KONSEP UTILITAS
IV.12.1 Jaringan Air Bersih
IV.12.2 Sanitasi
IV.12.3 Jaringan Listrik
IV.12.4 Pemadam Kebakaran
IV.12.5 Sistem Komunikasi
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PESANTREN MAHASISWI AR ROYAN
V.1. KONSEP PERUANGAN
V.1.1 Pelaku dan Kegiatan
V.1.2 Kebutuhan Ruang
V.1.3 Pola Hubungan Ruang
V.1.4 Pengelompokan Kegiatan
V.1.5 Santriwati pengguna pesmi Ar Royan
V.1.6 Daya Tampung
V.1.7 Besaran ruang
V.2. KONSEP LOKASI DAN SITE
V.2.1. Konsep Lokasi
V.2.2. Konsep Site
V.3. KONSEP PELETAKAN ME DAN SE
V.4. KONSEP ZONE BERDASARKAN KEBISINGAN
V.5. KONSEP PENZONINGAN
V.6. PROSES PENENTUAN KONSEP MASSA
V.7. KONSEP ORIENTASI BANGUNAN
V.8. KONSEP PEMILIHAN BAHAN BANGUNAN
V.8.1. Konsep Material
V.8.2. Konsep Warna
V.9. KONSEP TATA RUANG LUAR BANGUNAN
V.9.1. Konsep Tampilan Bangunan
V.9.2. Konsep Lansekap
V.10. KONSEP TATA RUANG DALAM BANGUNAN
V.11. KONSEP STRUKTUR DAN KONSTRUKSI YANG DIGUNAKAN
V.11.1. Super Struktur
V.11.2. Sub Struktur
V.11.3. Upper Struktur
V.12. KONSEP UTILITAS
V.12.1. Jaringan Air Bersih
V.12.2. Sanitasi
V.12.3. Jaringan Listrik
V.12.4. Pemadam Kebakaran
V.12.5. Sistem Komunikasi
Daftar Pustaka
xiv
Lampiran
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Contoh beberapa bangunan yang dirancang oleh Frank Lloyd Wright
11 Gambar 2.2 Beberapa contoh bangunan yang dibangun secara monumental
16 Gambar 2.3 Tipologi bangunan masjid
19 Gambar 3.1 Peta lokasi Pesma/i Ar Royan
25 Gambar 3.2 Kamar Pesmi
27 Gambar 3.3 Musolla Pesmi
27 Gambar 3.4 Area Parkir Pesmi
27 Gambar 3.5 Ruang Tamu Pesmi
27 Gambar 4.1 skema pola hubungan ruang kegiatan pengajaran
35 Gambar 4.2 skema pola hubungan ruang kegiatan pembinaan
35 Gambar 4.3 skema pola hubungan ruang kegiatan pengembangan skill dan wawasan
36 Gambar 4.4 skema pola hubungan ruang kegiatan asrama
36 Gambar 4.5 skema pola hubungan ruang kegiatan pengelola
36 Gambar 4.6 skema pola hubungan ruang makro
36 Gambar 4.7 Peta area fasilitas perkuliahan dan alternatif blok lokasi
45 Gambar 4.8 Peta area fasilitas perkuliahan dan alternatif blok lokasi
45 Gambar 4.9 Lokasi terpilih (Blok A)
46 Gambar 4.10 Radius site dari blok A
47 Gambar 4.11 Blok site di lokasi A
47 Gambar 4.12 Site yang memenuhi kriteria
48 Gambar 4.13 Site terpilih
48 Gambar 4.14 Letak ME & SE
50 Gambar 4.15 kebisingan di sekitar site
50 Gambar 4.16 Zone berdasarkan kebisingan
51 Gambar 4.17 Penentuan zoning
52 Gambar 4.18 Bentuk gubahan massa berdasarkan bentuk dasar massa dan pola massa
55 Gambar 4.19 Pola sirkulasi bangunan
55 Gambar 4.20 Analisa Orientasi Site
56 Gambar 4.21 kayu berpola
58 Gambar 4.22 sketsa potongan masjid
60 Gambar 4.23 tampilan bangunan
61 Gambar 4.24 jendela belajar
61 Gambar 4.25 arah matahari
63 Gambar 4.26 tempat wudlu
65 Gambar 4.27 rencana lansekap
65 Gambar 4.28 interior, lorong gelap untuk entrance
Gambar 4.29 interior, plafond
67 Gambar 4.30 interior, balok lantai dasar masjid
67 Gambar 4.31 grid struktur bangunan masjid
68 Gambar 4.32 Rangka bentang 6 m
68 Gambar 4.33 Skema Analisa Sistem down feed distribution
70 Gambar 4.34 Skema Analisa Sistem sanitasi (air kotor)
71 Gambar 4.35 Skema Analisa Sistem sanitasi (air hujan)
72 Gambar 4.36 Skema Analisa Penyediaan Listrik
72 Gambar 4.37 Skema Analisa Jaringan telekomunikasi
75 Gambar 5.1 skema pola hubungan ruang kegiatan pengajaran
77 Gambar 5.2 skema pola hubungan ruang kegiatan pembinaan
77 Gambar 5.3 skema pola hubungan ruang kegiatan pengembangan skill dan wawasan
78 Gambar 5.4 skema pola hubungan ruang kegiatan asrama
78 Gambar 5.5 skema pola hubungan ruang kegiatan pengelola
78 Gambar 5.6 skema pola hubungan ruang makro
78 Gambar 5.7 Lokasi terpilih (Blok A)
82 Gambar 5.8 Blok site di lokasi A
82 Gambar 5.9 Site terpilih
83 Gambar 5.10 Letak ME & SE
83 Gambar 5.11 Zone berdasarkan kebisingan
83 Gambar 5.12 Penentuan zoning
84 Gambar 5.13 Bentuk gubahan massa berdasarkan bentuk dasar massa dan pola massa
84 Gambar 5.14 Pola sirkulasi bangunan
84 Gambar 5.15 Jendela Belajar
85 Gambar 5.16 Tampilan Bangunan
86 Gambar 5.17 rencana lansekap
86 Gambar 5.18 interior, lorong gelap untuk entrance
86 Gambar 5.19 interior, plafond
87 Gambar 5.20 interior, balok lantai dasar masjid
87 Gambar 5.21 grid struktur bangunan masjid
87 Gambar 5.22 Rangka bentang 6 m
87 Gambar 5.23 Skema Analisa Sistem down feed distribution
88 Gambar 5.24 Skema Analisa Sistem sanitasi (air kotor)
88 Gambar 5.25 Skema Analisa Sistem sanitasi (air hujan)
89 Gambar 5.26 Skema Analisa Penyediaan Listrik
89 Gambar 5.27 Skema Analisa Jaringan telekomunikasi
90
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 kegiatan dakwah untuk mahasiswa muslim UNS
4 Tabel 1.2 Rata-rata Jumlah peserta kajian setiap pekan
4 Tabel 3.1 Daftar Madah Dirasoh Persemester Pesma Ar-Royan Surakarta
28 Tabel 3.2 Prosentase jumlah mahasiswa S1 muslim UNS 2004-2008
30 Tabel 3.3 Prosentase jumlah mahasiswa S1 muslim laki-laki dan perempuan UNS 2004-2008
30 Tabel 3.4 Jumlah pengurus JN UKMI UNS
32 Tabel 4.2 Pengelompokkan kegiatan pada zona
37 Tabel 4.3 Perhitungan Kebutuhan Ruang
41 Tabel 4.4 Analisa pemilihan lokasi
46 Tabel 4.5 Analisa pemilihan site
48 Tabel 4.6 Alternatif Bentuk Pola Tata Massa/ Organisasi Ruang
54 Tabel 4.7 Jenis struktur
68 Tabel 4.8 Jenis pondasi
69 Tabel 4.9 Jenis struktur atap
69 Tabel 4.10 Analisa luas septic tank
71 Tabel 4.11 Pipa pembuangan air hujan dan sumur resapan
71 Tabel 4.12 Analisa kebutuhan listrik untuk penerangan
73 Table 5.1 Kelompok Kegiatan
76 Tabel 5.2 Kebutuhan Ruang
80 Tabel 5.3 Luas septic tank
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Judul
Pesantren Mahasiswi Ar Royan dengan penerapan teori dalam paper ’Rekonstruksi Pemikiran, Filosofi Dan Perancangan Arsitektur Islam Berbasiskan Al-Qur’an Dan
Sunnah’ oleh Nangkula Utaberta, ST, M.Arch.
I.2 Pengertian Judul
§ Pesantren : asrama tempat santri atau tempat murid-murid belajar mengaji dsb; pondok 1 § Mahasiswi : wanita yang belajar di Perguruan tinggi
§ Pesantren mahasiswi : asrama tempat belajar mengaji dsb untuk mahasiswi § Pesantren Mahasiswi Ar Royan : Sebuah pesantren mahasiswi yang terletak di JL.
Kartika 01 No.01, RT 01 RW 18, Ngoresan, Jebres, Surakarta 57126.
’Pesantren Mahasiswi Ar Royan dengan penerapan teori dalam paper ’Rekonstruksi Pemikiran, Filosofi Dan Perancangan Arsitektur Islam Berbasiskan Al-Qur’an Dan
Sunnah’ oleh Nangkula Utaberta, ST, M.Arch adalah sebuah fasilitas tempat mahasiswi sebagai santri untuk menuntut ilmu agama islam dengan menerapkan teori dalam paper Rekonstruksi Pemikiran, Filosofi Dan Perancangan Arsitektur Islam Berbasiskan Al-Qur’an Dan Sunnah oleh Nangkula Utaberta, ST, M.Arch.
I.3 Latar Belakang
I.3.1 Menuntut ilmu untuk dunia dan akherat
Allah SWT telah menciptakan dan menjadikan alam ini seluruhnya lengkap dengan sistem yang menyeluruh. Antara satu sama lain ada perakitan dan manfaatnya sendiri. Allah SWT yang menjadikan semua isi alam ini dari yang sekecil-kecilnya hingga yang paling besar, yang nyata dan yang ghaib. Dari sifat pengetahuan Allah SWT yang Maha Mengetahui inilah, sehingga Allah SWT menjadi sumber ilmu. Dengan ilmu Allah SWT tersebut, kemudian Dia mengajar manusia terhadap apa-apa yang tidak diketahui menjadi diketahuinya. Ada ilmu Allah SWT yang diturunkan secara resmi kepada Rasul-Nya dan ini kemudian menjadi pedoman hidup (minhajul hayah). Ada ilmu Allah SWT yang diturunkan secara tidak resmi dan ini menjadi sarana hidup (wasailul hayah). Kedua ilmu tersebut sangat bermanfaat untuk memeproleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Islam mendorong kaumnya untuk menguasai ilmu dunia dan ilmu akhirat. "Barangsiapa menginginkan dunia maka ada ilmunya. Barangsiapa menginginkan akhirat maka ada ilmunya. Barangsiapa menginginkan
keduanya, maka diperlukan ilmu keduanya." (Al Hadits). 2
Sebagai seorang mukmin, orientasi kehidupan sepatutnya ditujukan terutama untuk akherat. Dunia beserta segala apa yang ada di dalamnya diraih untuk memudahkan jalan menuju kebaikan dan ibadah.
Allah swt berfirman :
1 KBBI Daring, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Republik Indonesia.
2 ‘Ilmu Allah’ artikel DPP PK Sejahtera
“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.” (Q.S An Nur :37)
Ilmu Allah sebagai wasaiul hayah (sarana hidup) ditempuh dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengikuti pendidikan formal (sekolah) yang ada. Dari mulai Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi sudah bayak didirikan. Sedangkan ilmu Allah sebagai minhajul hayah (pedoman hidup) nampaknya kurang mendapat perhatian. Pendidikan formal umum yang ada saat ini begitu diprioritaskan oleh pemerintah dibandingkan dengan ilmu agama.
Ketika seseorang masih menginjak bangku SD sampai SMU, pendidikan agama islam masih menjadi salah satu mata pelajaran penting yang diadakan minimal satu pekan sekali. Namun ketika seorang sudah menduduki bangku kuliah (untuk jurusan umum selain yang berkaitan dengan agama islam) pendidikan agama islam hanya diadakan selama satu semester. Jika pelajaran agama islam yang diadakan satu pekan sekali di bangku sekolah belum dapat menjamin pengamalannya maka bagaimanakah apabila tidak ada sama sekali? Oleh karenanya penting bagi seorang mahasiswa untuk aktif mencari ilmu agamanya di luar bangku kuliah.
I.3.2 Penerapan nilai-nilai Al Qur’an dan sunnah dalam kehidupan
Islam adalah agama yang sempurna. Allah swt berfirman: ”...Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu menjadi agama bagimu.” (Q.S. Al- Maidah:3).
Risalah islam merupakan risalah bagi manusia untuk semua sektor kehidupan dan segala aktifitas kemanusiaannya. Maka islam tidak pernah meninggalkan satu aspekpun dari aspek-aspek kehidupan manusia, kecuali Allah telah mengaturnya.
Risalah islam tidak akan membiarkan manusia berjalan sendiri tanpa hidayah Allah. Kemanapun dia melangkah dan dalam aktivitas apapun yang dilakukan, baik yang bersifat materi maupun spiritual, individu maupun kelompok, gagasan dan operasional, politik, sosial, ekonomi, maupun kebudayaan. Pasti telah ada aturan yang membimbing manusia untuk
berbuat yang terbaik. 3 Al Qur’an dan sunnah sebagai pedoman risalah islam seharusnya dijadikan tuntunan
hidup umat islam. Dalam segala sisi kehidupan, kelengkapan tuntunan hidup tidak diragukan lagi. Dari mulai seorang manusia bangun tidur sampai ia tertidur lagi, semuanya telah ada tuntunannya dalam islam. Oleh karenanya sebagai tempat pembinaan akhlak dan tempat menuntut ilmu dien, pesantren berpedoman pada penerapan Al Qur’an dan sunnah dalam segala aspek.
3 Tim BPA, Di Bawah Naungan Cahaya Ilahi, 2003, Surakarta, Nurulhuda Press
I.3.3 Pesantren untuk mahasiswi
Menurut Dewan Asatidz dalam artikelnya yang berjudul ’Mengkaji Ulang Pondok Pesantren Mahasiswa’, Ada dua jenis pesantren mahasiswa, pertama "menawarkan" kepada para mahasiswa untuk jadi santri, atau para santri yang berdomisili di pesantren untuk jadi mahasiswa. Sehingga pesantren mahasiswa berfungsi sebagai wahana kajian dan pengembangan ilmiah. Kedua, "menekan" para mahasiswa untuk jadi santri, sehingga lebih menitik beratkan pesantren mahasiswa tersebut berfungsi sebagai benteng moral.
Pesantren mahasiswi cenderung pada jenis yang kedua, yaitu menjadikan mahasiswi sebagai santri, namun bukan untuk menekan atau memaksakan. Tujuannya adalah agar kekeringan ruh yang dialami oleh mahasiswa diharapkan dapat dilembabkan kembali dengan turut menyertakan pembinaan dan pengkajian ilmu agama di pesantren.
Mahasiswi sebagai kaum wanita intelektual penerus bangsa selain memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi juga harus disokong dengan kecerdasan spiritual. Perbaikan moral dan akhlak juga harus menjadi prioritas. Dengan kecenderungan prioritas mahasiswi yaitu menuntut ilmu secara optimal di kampus, maka mahasiswi membutuhkan yang dapat membantu pembinaan ilmu dieniyah namun juga memiliki dukungan baik terhadap segala aktifitas di kampus. Dukungan yang baik dalam hal ini berupa lokasi pesantren mahasiswi yang mudah dijangkau serta segala fasilitas yang diberikan.
I.3.4
Proyek Pengembangan Pesantren Mahasiswi (Pesmi) Ar Royan 4 Pesantren Mahasiswi (Pesmi) Ar Royan didirikan sejak tahun 2005, yang merupakan
pengembangan pesantren mahasiswa (Pesma) Ar Royan. Diawali dari minat mahasiswi yang cukup besar pada saat diadakannya program nonmukim untuk mahasiswa/i yang ingin mengikuti program-program pesantren namun tidak bermukim di pesantren.
Dibandingkan dengan Pesma, Pesmi memiliki fasilitas dan sarana prasarana yang belum memadai. Bahkan ada fasilitas-fasilitas penting seperti aula dan ruang kelas yang dipakai bersama. Sedangkan dari sisi kuantitas, mahasiswi yang berminat mendalami ilmu agama lebih banyak daripada mahasiswa. Hal ini mendorong keinginan pengelola untuk mengembangkan pesmi.
Selama ini, letak pesma/pesmi Ar Royan yang berdekatan dengan UNS menyebabkan santriwan/wati hampir semua berasal dari UNS. Dan hampir semua pula adalah aktifis kegiatan keislaman baik di UNS maupun luar UNS. Dan karena kedekatan jarak tersebut dan besarnya minat dari mahasiswa/i UNS, hingga saat ini fokus sasaran Pesma/pesmi Ar Royan adalah mahasiswa/i UNS.
Keterkaitan dan hubungan antara pesma/pesmi Ar Royan dengan UNS tidak hanya secara personal santriwan/wati yang berasal dari UNS namun juga bentuk-bentuk kerjasama formal dan non formal antara pesma/pesmi Ar Royan dengan lembaga-lembaga keislaman di
4 Wawancara dengan Imam Mas Arum, S.Pd, M.Pd. sekretaris Pengelola Pesma Ar Royan periode 2008- 20013 pada tanggal 24 Juli 2009
UNS. Kerjasama tersebut berupa sosialisasi pesantren di kalangan mahasiswa oleh lembaga keislaman di UNS serta pengadaan ustadz/ah pembicara dari Ar Royan untuk kegiatan lembaga.
I.3.5 Aktifitas Keislaman di UNS 5 Aktifitas keislaman di UNS dalam tataran universitas dinaungi oleh Jamaah Nurulhuda Unit Kegiatan Mahasiswa UNS (JN UKMI UNS). Potensi ketertarikan pada nilai-nilai keislaman di UNS dapat dilihat dari aktifitas pergerakan JN UKMI UNS. Selama 5 tahun ini dapat dilihat dinamisasi kegiatan yang telah dinaungi oleh JN UKMI UNS pada tabel kegiatan berikut:
Tabel 1.1 kegiatan dakwah untuk mahasiswa muslim UNS
No Tahun
Jenis kegiatan
kepengurusan
1 2005 Kajian rutin pagi, Malam bina ruhiyah, Kajian kontemporer
2 2006 Kajian rutin pagi, kajian kontemporer, Malam Bina Ruhiyah
3 2007 Kajian rutin pagi, malam bina ruhiyah (mabiru), kajian kontemporer, gema ramadhan, gerakan peduli masjid
4 2008 Dusun Binaan, Malam Bina Ruhiyah (Mabiru), Baksos, Pembuatan buletin PIJAR JN UKMI UNS, Web Site Develoement, UKMI Goes to Radio, Mading JN UKMI UNS,Paket UKMI Kajian rutin NH, Pengelolaan perpustakaan, Musabaqoh tilawatil Qur’an (MTQ), Bedah Buku Solo Islamic Book Fair, Forsy
5 2009 Dusun binaan, Pembekalan Pelatihan Pengajar TPA (P3T), Bina Remaja Muslim (BRM), Lomba Kreatifitas Anak-anak TPA (Lokananta), Bakti sosial, Pusidas, Kajian Rutin Pagi, Malam Bina Ruhiyah (Mabiru), Jikodays (Jilbab, Koko days), Kegiatan sambut Ramadhan, Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ)
Sumber : LPJ Musum JN UKMI UNS periode2005-2009
Tabel 1.2 Rata-rata Jumlah peserta kajian setiap pekan
Tahun kepengurusan Rata-rata jumlah peserta kajian setiap pekan (orang)
Agust Sept Okt Nov 2007
Maret
April Mei
data tidak didapatkan Agust
Feb Maret 2009
231 172 Sumber : LPJ Musum JN UKMI UNS periode2005-2009
Tabel tersebut menunjukkan bahwa kegiatan keislaman di UNS cukup dinamis dan diminati oleh mahasiswa muslim UNS. Dengan kata lain, potensi ketertarikan pada kegiatan
5 LPJ Musum UKMI periode 2005-2009 5 LPJ Musum UKMI periode 2005-2009
Dilihat dari dinamisasi kegiatan yang berlangsung serta tempat yang disediakan, maka adanya pesantren mahasiswa/i akan sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa/i UNS dalam mencari ilmu keislaman.
I.4 Permasalahan Makro dan Mikro
I.4.1 Permasalahan Makro
§ Bagaimana rumusan konsep perencanaan dan perancangan ‘Pesantren Mahasiswi Ar Royan’ yang menerapkan teori Rekonstruksi Pemikiran, Filosofi Dan Perancangan Arsitektur Islam Berbasiskan Al-Qur’an Dan Sunnah oleh Nangkula Utaberta, ST, M.Arch.
I.4.2 Permasalahan Mikro
§ Bagaimana rumusan konsep rancangan bangunan pesantren mahasiswi yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna baik dari sisi peruangan maupun nuansa pengingatan terhadap agama islam
§ Bagaimana rumusan konsep perencanaan dan pesantren mahasiswi yang dapat memfasilitasi kegiatan menuntut ilmu dan pembinaan akhlak muslimah § Bagaimana rumusan konsep site yang dapat mendukung perwujudan pesantren mahasiswi yang ideal. § Bagaimana rumusan konsep rancangan bangunan pesantren mahasiswi dari sisi interior maupun eksterior beserta sarana dan prasarananya dalam konteks perwujudan penerapan nilai-nilai Al Quran dan sunnah dalam paper Nangkula Utaberta, ST, M.Arch.
§ Bagaimana rumusan konsep sistem struktur dan utilitas yang sesuai pada bangunan pesantren mahasiswi.
I.5 Tujuan dan Sasaran
I.5.1 Tujuan
§ Membuat rumusan konsep perencanaan dan perancangan ‘Pesantren Mahasiswi Ar Royan’ yang menerapkan teori Rekonstruksi Pemikiran, Filosofi Dan Perancangan Arsitektur Islam Berbasiskan Al-Qur’an Dan Sunnah oleh Nangkula Utaberta, ST, M.Arch.
I.5.2 Sasaran
§ Merumuskan konsep rancangan bangunan pesantren mahasiswi yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna baik dari sisi peruangan maupun nuansa pengingatan terhadap agama islam
§ Merumuskan konsep perencanaan dan pesantren mahasiswi yang dapat memfasilitasi kegiatan menuntut ilmu dan pembinaan akhlak muslimah.
§ Merumuskan konsep site yang dapat mendukung perwujudan pesantren mahasiswi yang ideal. § Merumuskan konsep rancangan bangunan pesantren mahasiswi dari sisi interior maupun eksterior beserta sarana dan prasarananya dalam konteks perwujudan penerapan nilai- nilai Al Quran dan sunnah dalam paper Nangkula Utaberta, ST, M.Arch.
§ Merumuskan konsep sistem struktur dan utilitas yang sesuai pada bangunan pesantren mahasiswi.
I.6 Batasan dan Lingkup Pembahasan
I.6.1 Batasan
Batasan pembahasan diorientasikan untuk menjawab permasalahan dalam perencanaan dan perancangan desain fisik Pesantren Mahasiswi UNS dengan penerapan teori Rekonstruksi
Pemikiran, Filosofi Dan Perancangan Arsitektur Islam Berbasiskan Al-Qur’an Dan
Sunnah oleh Nangkula Utaberta, ST, M.Arch berdasarkan : § Wilayah kota Surakarta dengan aspek budaya lokal yaitu budaya jawa terkait dengan
penyesuaian pada prinsip-prinsip Al Qur’an dan sunnah yang akan digunakan pada bangunan.
§ Studi yang dilakukan terkait dengan pemilihan lokasi dan site § Data-data hasil studi literatur dan observasi yang cukup valid. § Tidak menyangkut tentang pendanaan dan perhitungan ekonomi bangunan.
I.6.2 Lingkup Pembahasan
§ Pembahasan ditekankan pada disiplin ilmu arsitektur, sedangkan disiplin ilmu lain akan ikut dibahas selama mendukung pembahasan. § Pembahasan dilakukan berdasarkan teori yang digunakan terhadap aplikasinya pada bangunan.
I.7 Metode Pengumpulan Data dan Pembahasan
I.7.1 Metode Pengumpulan Data
Data-data diperoleh dengan beberapa cara, yaitu: § Studi literatur
Studi literatur berkaitan dengan pesantren pelajar/mahasiswa serta prinsip-prinsip Al Qur’an dan sunnah yang digunakan dengan bersumber dari buku, artikel di internet, dan teori arsitektural yang berorientasi pada obyek observasi untuk mendapatkan data sekunder yang tidak dapat diperoleh dari observasi.
§ Wawancara
Melakukan wawancara dan diskusi dengan mahasiswi muslim UNS, santri pesantren mahasiswi sebagai pengguna fasilitas pesantren serta ustadz terkait idealitas sebuah pesantren mahasiswi. § Observasi
- Mengamati kondisi lokasi dan tapak pada site yang akan digunakan -
Mengamati kondisi masyarakat sekitar dalam kaitannya kepentingan masyarakat akan fasilitas publik
Mengamati kondisi sosial dan budaya masyarakat setempat (sekitar lokasi). § Studi perbandingan Dengan mengambil sampel pesantren mahasiswi & pesantren pelajar yang ada di
Surakarta untuk dapat mengamati pola kegiatan perusahaan secara umum beserta kebutuhan- kebutuhan lainnya. § Survey
Mengamati berbagai bentuk kegiatan keislaman yang ada pada wadah-wadah aktifitas keislaman di Solo secara umum dan sekitar lokasi secara khusus.
I.7.2 Metode Pembahasan
Secara umum metode yang digunakan pada pembahasan adalah metode analisa dan sintesa, menganalisa permasalahan yang kemudian disimpulkan sebagai titik tolak penyusunan konsep perencanaan dan perancangan.
I.8 Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika yang digunakan dalam pembahasan konsep perencanaan dan perancangan Pesantren Mahasiswi Ar Royan dengan penerapan teori dalam paper
Rekonstruksi Pemikiran, Filosofi Dan Perancangan Arsitektur Islam Berbasiskan Al-
Qur’an Dan Sunnah oleh Nangkula Utaberta, ST, M.Arch adalah sebagai berikut : § Tahap I
Membahas mengenai pengertian Pesantren Mahasiswi Ar Royan dengan penerapan teori
dalam paper Rekonstruksi Pemikiran, Filosofi Dan Perancangan Arsitektur Islam
Berbasiskan Al-Qur’an Dan Sunnah oleh Nangkula Utaberta, ST, M.Arch. Latar belakang berupa pentingnya menuntut ilmu agama sebagai pedoman hidup disamping ilmu dunia sebagai sarana hidup. Ilmu agama dipelajari untuk pembinaan akhlak sebagai bekal pengamalan ilmu dunia kelak. Pesantren mahasiswi yang ideal serta seuai dengan tuntunan Al Qur’an dan sunnah; permasalahan dan persoalan; tujuan dan sasaran; batasan dan lingkup pembahasan; metode pengumpulan data dan pembahasan; dan sistematika pembahasan. § Tahap II Melakukan peninjauan teori tentang nilai-nilai Al Qur’an dan sunnah yang diterapkan dalam desain. Diambil dari sebuah paper yang ditulis oleh Nangkula Utaberta ST. M.Arch yang Berbasiskan Al-Qur’an Dan Sunnah oleh Nangkula Utaberta, ST, M.Arch. Latar belakang berupa pentingnya menuntut ilmu agama sebagai pedoman hidup disamping ilmu dunia sebagai sarana hidup. Ilmu agama dipelajari untuk pembinaan akhlak sebagai bekal pengamalan ilmu dunia kelak. Pesantren mahasiswi yang ideal serta seuai dengan tuntunan Al Qur’an dan sunnah; permasalahan dan persoalan; tujuan dan sasaran; batasan dan lingkup pembahasan; metode pengumpulan data dan pembahasan; dan sistematika pembahasan. § Tahap II Melakukan peninjauan teori tentang nilai-nilai Al Qur’an dan sunnah yang diterapkan dalam desain. Diambil dari sebuah paper yang ditulis oleh Nangkula Utaberta ST. M.Arch yang
Rekonstruksi Pemikiran, Filosofi Dan Perancangan Arsitektur Islam Berbasiskan Al-
Qur’an Dan Sunnah oleh Nangkula Utaberta, ST, M.Arch yang direncanakan meliputi peran, fungsi, tinjauan keorganisasian pesantren dan skala pelayanan, kegiatan, fasilitas, pelaku kegiatan, pola kegiatan dan kriteria desain makro dan mikro . § Tahap VII Melakukan analisa konsep perencanaan dan perancangan makro dan mikro Pesantren
Mahasiswi Ar Royan dengan penerapan teori dalam paper Rekonstruksi Pemikiran, Filosofi Dan Perancangan Arsitektur Islam Berbasiskan Al-Qur’an Dan Sunnah oleh Nangkula Utaberta, ST, M.Arch
§ Tahap VIII Merumuskan konsep perencanaan dan perancangan Pesantren Mahasiswi Ar Royan dengan
penerapan teori dalam paper Rekonstruksi Pemikiran, Filosofi Dan Perancangan Arsitektur Islam Berbasiskan Al-Qur’an Dan Sunnah oleh Nangkula Utaberta, ST, M.Arch.
Meliputi kawasan sekitar UNS sebagai lokasi terpilih, besaran ruang, bangunan dan tapak, sistem struktur, modul dan utilitas, konsep arsitektur Islam yang mempengaruhi bentuk dan penampilan bangunan, dan persyaratan ruang yang juga sesuai dengan ide aplikasi desain yang sesuai dengan Al Qur’an dan sunnah.
BAB II TINJAUAN TEORI Rekonstruksi Pemikiran, Filosofi Dan Perancangan Arsitektur Islam Berbasiskan Al-
Qur’an Dan Sunnah oleh Nangkula Utaberta 6
Abstrak
Banyak perancangan dan pemikiran Arsitektur Islam lahir dari sebuah duplikasi dan peniruan terhadap bentuk-bentuk, elemen dan ornamentasi dari bangunan yang dianggap sebagai produk dari Masyarakat Muslim. Pendekatan ini seringkali terbatasi dengan penggunaan simbol-simbol atau bentuk fisik yang dianggap merepresentasikan Islam dan biasanya berasal dari Timur Tengah. Pada perancangan masjid misalnya, pendekatan yang berorientasi pada fisik biasanya menekankan perlunya kubah, menara atau mihrab sebagai elemen yang wajib ada pada sebuah masjid. Paper ini akan berusaha menggali pemikiran, filosofi dan perancangan yang berasal dari nilai dan prinsip dasar dari Islam yaitu Al-Qur’an dan Sunnah untuk kemudian diinterpretasikan dan diterapkan dalam perancangan Arsitektur Islam yang sesuai dengan semangat zaman, tempat dan kondisi sosial masyarakat. Diharapkan kajian ini akan membuka diskusi yang lebih luas bagi pengembangan berbagai perancangan dan pemikiran Arsitektur Islam khususnya di Aceh yang lebih ber-nilai, progresif dan integratif di masa depan.
II.1 Pendahuluan
Tujuan utama dari paper ini adalah menjelaskan beberapa prinsip dan nilai-nilai yang dapat menjadi dasar bagi pembentukan kerangka pemikiran,ide-ide dan filosofi Arsitektur Islam. Pembahasannya sendiri akan terbagi atas prinsip pengingatan padaTuhan, prinsip pengingatan pada ibadah dan perjuangan, prinsip pengingatan pada kehidupan setelah mati, prinsip pengingatan akan kerendahan hati, prinsip pengingatan akan wakaf dan kesejahteraan publik, prinsip
6 Nangkula Utaberta ST. M. Arch, adalah staf pengajar di Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas
Indonesia Jakarta, saat ini sedang menyelesaikan PhD di Jabatan Seni Bina, Fakulti Alam Bina, Universiti Teknologi Malaysia.
pengingatan terhadap toleransi kultural, prinsip pengingatan kehidupan yang berkelanjutan dan prinsip pengingatan tentang keterbukaan. Pada bagian akhir akan dilampirkan beberapa artikel yang penulis tulis bagi Aceh Institute sebagai contoh aplikasi dari nilai-nilai yang dibahas pada paper ini. Diharapkan kajian ini dapat menjadi dasar bagi pembahasan dan pengembangan pemikiran,ide-ide dan kerangka filosofi Arsitektur Islam di masa depan.
II.2 Prinsip Pengingatan kepada Tuhan
Melalui berbagai firmannya Allah banyak mengingatkan kita untuk lebih banyak berkontemplasi merenungi ciptaan-Nya di alam ini. Melalui berbagai ayat Al-Qur’an, Ia banyak mengajak kita untuk merenungi penciptaan alam dan mengambil pelajaran dari makhluk ciptaan-Nya tersebut. Sebagaimana terlihat pada beberapa ayat berikut ini: And is He Who spread out the Earth, and set thereon mountains standing firm, and (flowing) rivers: and fruit of every kind He made in pairs, two and two: He drawled the night as a veil o’er Day. Behold, verily in these things there are Signs for those who consider! And in the earth are tracts (diverse though) neighboring, and gardens of vines and fields sown with corn, and palm trees-grown out of single roots o otherwise: watered with same water, yet some of them We make
more excellent others to eat. Behold, verily in these things. 7 Alam merupakan bukti dari kebesaran dan ke-Maha Agungan-Nya, dengan memperhatikan alam
maka akan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada-Nya. Hal ini telah ditegaskan oleh Frank Lloyd Wright 8 melalui berbagai tulisan beliau, sebagaimana terlihat berikut ini: “True education is a matter of seeing in, not merely seeing at. Seeing in means seeing nature. Now when popular education uses the world nature, it may mean the elements; it may mean animal life; it means pretty much from the; waist down. Whereas nature with a capital “N”- I am talking about the inner meaning of the word Nature-is all the body of god we’re ever going to see. It is practically the body of God for us. By studying that nature we learn who we are, what we are, and
how we are to be.” 9 Karenanya sangat penting bagi kita untuk memperlihatkan kebesaran alam sebagai ciptaan langsung dari Allah jika dibandingkan dengan bangunan atau produk ciptaan manusia. Perancangan bangunan dan perkotaan haruslah berusaha mendekatkan penghuninya dengan suasana yang lebih alami dan dekat dengan alam. Makhluk ciptaan Allah seperti pepohonan, rumput dan bunga-bungaan haruslah mendominasi sebuah perancangan bangunan,perumahan atau perkotaan yang Islami. Pada perancangan bangunan dan perancangan perkotaan dewasa ini, prinsip yang lebih mengutamakan penjagaan
7 QS Ar-Rad 3-4
8 Salah satu arsitek terbesar di dunia, yang banyak mempropagandakan sebuah arsitek yang dekat dengan alamnya, contoh bangunan dan pemikiran beliau akan banyak menjadi rujukan dalam
paper ini.
9 Wright, Frank Lloyd, Truth Against the World, hal 269 9 Wright, Frank Lloyd, Truth Against the World, hal 269
Gambar 2.1 Contoh beberapa bangunan yang dirancang oleh Frank Lloyd Wright
Hasil dari pendekatan perancangan ini sungguh luar biasa, bangunan akan menyatu dengan alam sekitarnya. Elemen alam akan terlihat mendominasi sementara bangunan akan terlihat merendah dan berdiri serasi dengan lingkungannya. Walaupun Frank Lloyd Wright bukanlah seorang Muslim namun metode dan pendekatan perancangan beliau terlihat lebih islami dibandingkan banyak arsitek Muslim yang hanya mengutamakan simbol-simbol Islam dibandingkan substansi ajarannya. Selain perancangan dan pembentukan masa bangunan, elemen alam seperti cahaya matahari, aliran udara, suara-suara alam dan gemericik air perlu diintegrasikan ke dalam bangunan. Bangunan sedapat mungkin harus menggunakan sumber energi yang ramah dengan lingkungannya. Penggunaan pencahayaan dan pengudaraan buatan yang dapat merusak lingkungan perlu dihindari dan efek negatifnya perlu diminimalisir sehingga tercipta hubungan yang serasi antara manusia dengan alam sekitarnya sebagai sarana pembentukan kecintaan kita kepada Tuhan.
II.3 Prinsip Pengingatan pada Ibadah dan Perjuangan
Islam merupakan agama yang sangat berbeda dengan agama lain karena tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya, namun juga mengatur bagaimana hubungan sesama manusia dalam konteks hubungan dengan Tuhannya. Secara teoritis dan praktis prinsip ini cukup kompleks karena ia tidak hanya berbicara tentang aspek ibadah saja namunjuga berbicara mengenai muamalat dan perjuangan perbaikan kehidupan manusia. Hal ini terjadi karena konsep ibadah dalam Islam menyatu dengan keseharian kehidupan Muslim itu sendiri. Hal ini terlihat dari Firman Allah berikut ini: Alif, Lam, Mim. This is the Book; in it is guidance sure, without doubt, to those who fear Allah; Who believe in the Unseen, are steadfast in prayer, and spend out of what We have provided for them; And who believe in the Revelation sent to thee, and sent before thy time, and (in their hearts) have the assurance of the Hereafter. They are on (true) guidance, from their Lord, and it is these
who will prosper. 10 The believers must (eventually) win through,- Those who humble themselves in their prayers; Who avoid vain talk; Who are active in deeds of charity; Who abstain from sex, Except with those joined to them in the marriage bond,or (the captives) whom their right hands possess,- for (in their case) they are free from blame, But those whose desires exceed those limits are transgressors;- Those who faithfully observe their trusts and their covenants; And who (strictly) guard their
prayers;- These will be the heirs. 11
Rasulullah sendiri melalui berbagai hadith beliau secara tegas menjelaskan bahwa seorang Muslim bukanlah seorang individu yang berdiri sendiri dan mencari keimanan dan ketakwaan untuk dirinya sendiri. Seorang Muslim adalah bagian dari masyarakatnya karenanya ia perlu berjuang demi kebaikan dan kesejahteraan masyarakatnya, sebagaimana terlihat pada beberapa hadith berikut: Abu al-Darda’ reported the Apostle of Allah (may peace be upon him) as saying: Shall I not inform you of something more excellent in degree than fasting, prayer and almsgiving (sadaqah)? The people replied: Yes, Prophet of Allah! He said: it is putting things rights between people,
spoiling them isthe shaver (destructive). 12 Abu Dhar reported the Apostle of Allah (may peace be upon him) as saying: He who separates the
community within a span takes off the noose of Islam from his neck. 13
Dalam dunia arsitektur, hal merupakan suatu prinsip yang membawa implikasi sangat besar. Dalam perancangan masjid misalnya, ide tentang prinsip ibadah dan perjuangan menjadikan masjid bukan hanya sekedar tempat sholat dan ibadah ritual saja. Namun juga berperan sebagai
10 QS Al Baqarah 1-5.
11 QS Al Mu’minun 1-10.
12 Sunan Abu Dawud Vol.III, hal 1370
13 Sunan Abu Dawud Vol.III, hal 1332
pusat kegiatan sehari-hari dan pusat interaksi serta aktivitas dari komunitas Muslim di kawasan tersebut. Hal ini berarti perancangan ruang-ruang suatu masjid haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan aktivitas di luar aktivitas ritual seperti sholat atau i’tikaf memungkinkan untuk dijalankan. Aktivitas seperti olah-raga, seminar, diskusi keagamaan, sekolah dan pusat pendidikan, perpustakaan, aktivitas perniagaan dan kegiatan yang dapat memperkuat ukhuwah dan silaturahmi seharusnya mendapat porsi perhatian yang cukup sebagaimana aktivitas ritual tadi. Karenanya masjid seharusnya dirancang agar mampu menarik perhatian dan mengundang jama’ah untuk bergabung dan beraktivitas di dalamnya. Masjid bukanlah monument atau bangunan suci yang justru diletakkan terpisah dan terasing dari masyarakatnya. Ia haruslah menjadi pusat aktivitas yang menyatukan dan menjadi sarana dari berbagai kegaiatan masyarakat karenanya elemen-elemen seperti pagar dan dinding bangunan seharusnya lebih terbuka dan memberi kesan mengundang daripada melarang orang untuk masuk ke dalamnya. Karakter masjid sebagaimana disebutkan di atas cukup unik dibandingkan bangunan peribadatan yang lain seperti gereja atau kuil. Pada bangunan gereja atau kuil, ruang dalam bangunan haruslah sedapat mungkin dibuat setenang dan sekhidmat mungkin sehingga orang dapat khusyuk beribadah, sementara pada bangunan masjid harus dipisahkan antara bagian yang memungkinkan ibadah secara khusyuk dengan bagian yang memungkinkan pergerakan dan aktivitas yang lebih bebas. Karenanya diperlukan perancangan dan zoning yang lebih jelas dan dinamis.
II.4 Prinsip Pengingatan pada Kehidupan Setelah Kematian
Prinsip ini adalah prinsip yang sangat penting namun sering dilupakan oleh banyak orang. Kematian dankehidupan setelah mati menjadi salah satu pilar penting dari prinsip hidup, filosofi, dan keimanan dalam Islam. Seringkali sebagai seorang manusia kita dilenakan dengan kesibukkan di dunia ini, lalu melupakan bahwa kita akan mati. Dalam prinsip keimanan Islam dinyatakan bahwa setelah kematian setiap orang akan mendapatkan balasan dari perbuatannya di dunia.Dalam berbagai ayat-Nya Allah SWT banyak mengingatkan manusia untuk mempersiapkan bekal bagi menghadapi kehidupan setelah mati dengan memperbanyakkan amalan di dunia ini. Hal ini terlihat pada beberapa ayat berikut: It is not righteousness that ye turn your faces Towards east or West; but it is righteousness- to believe in Allah and the Last Day, and the Angels, and the Book, and the Messengers; to spend of your substance, out of love for Him, for your kin, for orphans, for the needy, for the wayfarer, for those who ask, and for the ransom of slaves; to be steadfast in prayer, and practice regular charity; to fulfil the contracts which ye have made; and to be firm and patient, in pain (or suffering) and adversity, and throughout all periods of panic. Such are the people of truth, the
Allah-fearing. 14
14 QS Al-Baqarah: 177
Those who leave their homes in the cause of Allah, and are then slain or die,-On them will Allah bestow verily a goodly Provision: Truly Allah is He Who bestows the best provision. 15 Rasulullah sendiri juga banyak mengingatkan kita akan pentingnya bagi kita untuk berhati-hati dalam kehidupan kita bagi mempersiapkan kehidupan yang akan kita lalui setelah mati sebagaimana terlihat pada hadith berikut ini: Anas b. Malik reported: There passed a bier (being carried by people) and It was lauded in good terms. Upon this the Apostle of Allah (may peace be upon him) said: It has become certain, it has become certain, it has become certain. And there passed a bier and it was condemned in bad words. Upon this the Apostle of Allah (may peace be upon him) said: It has become certain, it has become certain, it has become certain. ‘Umar said: May my father and mother be ransom for you! There passed a bier and it was condemned in bad words, and you said: It has become certain, it has become certain, it has become certain. Upon this the Messenger of Allah (may peace be upon him) said: He whom you praised in good terms, Paradise has become certain for him, and he whom you condemned in bad words, Hell has become certain for him. You are Allah’s witnesses in
the earth, you are Allah’s witnesses in the earth, you are Allah’s witnesses in the earth. 16 Pemakaman merupakan salah satu bentuk arsitektur dari prinsip ini. Agak sulit menemukan literatur berkenaan dengan teori dan konsep pemakaman dalam konteks Arsitektur Islam karena biasanya dianggap tabu atau tidak penting. Namun kalau kita lihat berbagai hadith Rasulullah berikut ini, kita akan mendapati bahwa pemakaman merupakan elemen yang sangat penting dan perlu mendapatkan perhatian yang cukup serius. It is narrated on the authority of ‘Amir ibn Rabi’a (may Allah be pleased with him) that the Prophet (may peace be upon him) said: Whenever you see a funeral procession, stand up for that
until it moves away or is lowered on the ground. 17
It is reported on the authority of Ibn Juraij that the Holy Prophet (may peace be upon him)said: Should anyone amongst you see a bier he must stand up so long as it is within sight in case he
does not intend to follow it. 18
Pemakaman merupakan suatu bangunan yang penting,karena ia dibangun bukan untuk orang yang sudah mati namun sebagai pengingatan bagi orang yang masih hidup. Karenanya perletakkan pemakaman haruslah diletakkan di tempat yang mudah terlihat dari kehidupan sehari-hari. Manusia perlu untuk senantiasa diingatkan bahwa mereka akan mati sehingga lebih berhati-hati dan lebih tenggang rasa dengan masyarakat sekitarnya. Apabila lahan yang mahal menjadi alasan dari pemilihan lokasi untuk perletakkan pemakaman maka mungkin dapat digunakan simbol atau monumen untuk mengindikasikan bahwa di tempat tersebut terdapat pemakaman.
15 QS Al-Hajj: 58
16 Sahih Muslim Vol. II, hal 451
17 Sahih Muslim Vol. II, hal 454
18 Sahih Muslim Vol. II, hal 454
Mengingat pentingnya pemakaman bagi kehidupan keseharian sebagaimana dijelaskan diatas. Pemakaman perlu dirancang dan didesain sehinggamemudahkan orang untuk datang dan berziarah disana. Perlu juga disediakan fasilitas yang mendukung fungsi utama ini seperti toilet dan ruang- ruang untuk bersitirahat. Perlu juga disediakan ruang-ruang yang dapat digunakan secara khusyuk bagi orang-orang untuk mengingat kematian dan meningkatkan ketaqwaan.
II.5 Prinsip Pengingatan akan Kerendahan Hati