Mengembangkan keunggulan cabang

P E D O M A N

MEngembangkan
keunggulan cabang
PROF DR DIN SYAMSUDDIN

fsp

litm
erg
er.
co
m)

yang dilakukan Majelis Pemberdayaan Masyarakat, maka
yang kita bangun adalah masyarakat petani yang unggul.
Saya juga bergembira dan sangat bersyukur karena diberi
kesempatan untuk menyaksikan makin banyaknya karya
sosial yang unggul dari kalangan Muhammadiyah. Sekarang
ini dapat disaksikan bagaimana sekolah dasar unggul muncul di Yogyakarta, Solo, Surabaya, Malang dan sebagainya.
Juga, makin banyak SMK Muhammadiyah yang juga unggul

tumbuh di berbagai tempat. Rumah sakit unggul juga makin
banyak. Perguruan tinggi pun tidak ketinggalan. Lalu lembaga keuangan berbasis syariah, mulai yang mempergunakan dana zakat, dana koperasi dan sebagainya banyak yang
sekarang ini mulai berperan secara nyata di masyarakat.
Di antara begitu banyak karya Muhammadiyah yang
unggul kini terasa sekali hadirnya banyak Cabang atau PCM
yang memiliki keunggulan dan prestasinya terus meningkat.
Pada era otonomi ini, roda penggerak masyarakat memang
berada di tingkat kabupaten dan kota. Akan retapi, pusat
pertumbuhan masyarakat justru terletak di Kecamatan-kecamatan. Di situlah letak PCM-PCM kita. Tetapi kadang,
Muhammadiyah itu unik. Di tingkat desa atau kelurahan
mampu hadir sebuah Cabang, dan di dusun-dusun atau tingkat RW hadirlah Ranting atau PRM. Keunikan yang seperti
ini patut kita syukuri.
Di PWM DIY kemarin, sebelum muktamar, diadakan lomba Ranting dan Cabang, tampak sekali geliatnya. Karya keagamaan, pendidikan, kesehatan, karya sosial dan kerapian
berorganisasi menjadi ukuran dari majunya Persyarikatan
setempat. PRM dan PCM yang muncul menjadi juara di tingkat PDM dan muncul di tingkat PWM menjadi barometer
dari tingginya nilai keunggulannya itu.
Saya sangat setuju sekali kalau para aktivis Muhammadiyah mulai serius dalam memajukan dan mengunggulkan
Muhammadiyah di tingkat PCM. Kalau Ranting itu Penting
menurut istilah Mas Mustofa W Hasyim dalam bukunya
yang menjadi bacaan luas di kalangan Muhammadiyah, maka

saya punya keyakinana bahwa Cabang itu Terpandang.
Maka kembangkanlah keunggulan Cabang-Cabang di mana
saja, agar Cabang memang betul dan layak untuk menjadi
sesuatu yang terpandang.
Tentang bagaimana caranya, dapat minta tolong atau
berhubungan dengan Lembaga Pengembangan Cabang dari
Ranting PP Muhammadiyah atau yang ada di PWM-PWM
setempat.l t

De
mo
(

Vi
sit

htt
p:/
/w
w


w.

pd

S

etiap diundang ke daerah-daerah, saya lebih suka
kalau kepentingannya adalah meresmikan amal usaha,
usaha ekonomi Persyarikatan atau meresmikan amal
sosial Muhammadiyah. Kalau ada undangan untuk meresmikan rumah sakit, pompa bensin, sekolah, kampus, panti
asuhan, BTM dan semacamnya, insya Allah dengan senang
hati akan datang, walau di pelosok Tanah Air sekalipun.
Kalau undangannya adalah untuk mengisi pengajian, ada
bapak-bapak lain yang lebih bersemangat. Biasanya tugas
memberi pengajian diberikan kepada bapak-bapak ustadz
yang di Muhammadiyah kita tidak kekurangan karena saking
banyaknya.
Dalam kenyataan, setiap meresmikan sebuah bangunan
atau menandai sebuah kegiatan konkret di daerah-daerah,

saya kemudian juga diminta untuk memberikan sambutan
atau pengajian. Kesempatan ini biasanya saya manfaatkan
untuk memberikan motivasi atau dorongan agar setiap aktivis Muhammadiyah makin bergairah lagi dalam beramal.
Dengan demikian Muhammadiyah makin lama makin maju.
Kita sudah berada di abad kedua. Mau tidak mau kita harus
terus melaju ke depan. Pengajian di sini memiliki arti khusus
karena bermakna untuk meningkatkan kualitas dari karya
kemanusiaan dan keagamaan kita semua.
Dengan semboyan Islam berkemajuan sebagaimana dicanangkan oleh KHA Dahlan, Muhammadiyah sudah seharusnya maju, berada di depan komunitas atau kelompok masyarakat yang lain. Ini seharusnya menjadi watak dasar setiap aktivis Muhammadiyah. Kalau ada orang Muhammadiyah yang tidak suka kemajuan, itu bukan orang Muhammadiyah yang sejati. KHA Dahlan menghendaki agar Muhammadiyah senantiasa berfungsi sebagai sumbu kemajuan,
seperti yang tergambar dalam Film Sang Pencerah itu.
Tentu saja, bagi Muhammadiyah itu, maju tidak asal
maju. Akan tetapi maju dengan berkualitas. Maju dengan
mempergunakan keunggulan kualitasnya. Ayat Al Qur’an
yang berbunyi berlomba-lombalah dalam kebaikan, perlu
kita artikan sebagai dorongan agar kita selalu menang dan
unggul. Jadi kuncinya bukan pada perlombaannya, tetapi
pada keunggulan dari kebaikan kita. Jadi, kalau kita
membangun rumah sakit yang kita bangun adalah rumah
sakit yang unggul. Kalau kita membangun sekolah maka
yang kita bangun adalah sekolah yang unggul. Kalau kita

membangun kampus yang kita bangun adalah kampus yang
unggul. Kalau kita membangun masyarakat petani seperti

SUARA MUHAMMADIYAH 04 / 96 | 16 - 28 FEBRUARI 2011

27