Pengaruh harga dan kualitas pelayanan terhadap keunggulan bersaing pada XTrans Cabang Cihampelas di Bandung

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Perusahaan

Seiring berjalannya waktu bisnis travel kian berkembang dan semakin menjamur di berbagai tempat, tidak terkecuali di Kota Bandung yang merupakan kota dimana bisnis tersebut berkembang dengan pesat. Otomatis persaingan yang ada semakin ketat, karena itu setiap perusahaan berusaha menunjukkan keunggulannya masing-masing. Orientasi perusahaan semata-mata untuk memenuhi kepuasan konsumen sementara itu kebutuhan konsumen semakin beragam, oleh karena itu hanya perusahaan yang dapat memenuhi permintaan pasar yang akan tetap bertahan.

Xtrans merupakan nama salah satu jasa travel transportasi yang berada di

JI. Cihampelas No. 112 De’Batara Kota Bandung. Pada tahun 2004 awal mula berdirinya perusahaan Xtrans adalah oleh seseorang yaitu Cecep Syaefulloh. Saat itu Bapak Cecep Syaefulloh yang memiliki ide pertama kali untuk membuka suatu

usaha di bidang tranportasi. Xtrans adalah “Pelopor On-Time Shuttle”.

Pelopor karena Xtrans yang pertama kali memperkenalkan layanan “point

to point (shuttle)” pada saat jalan tol Cipularang dibuka dalam bulan Mei 2005. Sebelumnya angkutan travel pada jalur Bandung-Jakarta menggunakan pola antar jemput. On-Time karena Xtrans yang pertama kali juga memperkenalkan konsep tepat waktu pada setiap keberangkatan dari jadwal yang ada, tanpa melihat jumlah


(2)

penumpang (istilahnya 1 orang berangkat). Sementara sistem antar-jemput lazimnya menunggu penumpang hingga mobil penuh, akibatnya tidak ada kepastian mengenai waktu berangkat dan waktu tiba. Pada tahun pertama Xtrans hanya mempunyai armada sebanyak 6 unit mobil. Perusahaan Xtrans terus berkembang dan kini armadanya menjadi 175 unit. Setelah 10 tahun berdiri, Xtrans pada saat ini memiliki pool/cabang keberangkatan 9 yang berlokasi di Bandung dan 17 yang berlokasi di Jakarta, dan terus berkembang dan selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya.

Visi

Menjadi perusahaan penyedia jasa transportasi, kurir, dan agen pariwisata terbaik di Indonesia yang berkualitas dan terpercaya sehingga dapat berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi bangsa.

Misi

 Memberikan layanan jasa transportasi dan kurir dengan waktu keberangkatan yang tepat waktu, aman, nyaman, dan terpercaya.

 Mengutamakan keselamatan dan rasa aman penumpang.

 Menjalankan operasional perusahaan secara efisien dan efektif dengan didukung oleh tenaga kerja yang profesional, berkompeten, memiliki motivasi tinggi, disiplin, dan bertanggung jawab.

 Tumbuh berkembang bersama seluruh stakeholder perusahaan dalam peningkatan kualitas barang dan jasa untuk mencapai peningkatan profit.


(3)

Struktur Organisasi Xtrans

Sumber : Xtrans Cabang Cihampelas Bandung

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Xtrans Cabang Cihampelas Bandung

4.1.2 Deskripsi Tugas Xtrans Cabang Cihampelas Bandung 1. Direktur

Bertanggung jawab memimpin sepenuhnya segala urusan yang berkaitan dengan perusahaan, menentukan arah kebijakan umum perusahaan, menetapkan rencana operasi perusahaan baik jangka panjang maupun jangka pendek dan memantau perkembangan perusahaan secara keseluruhan.

2. General Manager Finance & GA (General Affair)

Bertanggung jawab memimpin serta mengawasi general affair manager


(4)

3. General Manager Operational

Bertanggung jawab memimpin serta mengawasi customer service manager, manager IT, business development manager, HRD manager, dan

operational manager untuk menjalankan tugasnya. 4. General Affair Manager(GA Manager)

Bertanggung jawab menyediakan segala kebutuhan dan perlengkapan guna menunjang aktivitas perusahaan. Seperti seragam karyawan, ID Card

karyawan baru, melakukan pembelian alat tulis kantor serta penunjang kantor seperti gedung, kendaraan operasional, serta peralatan elektronik lainnya, membuat dan menjaga jaringan komunikasi agar selalu berada dalam kondisi yang baik, pemeliharaan lingkungan kantor, aset perusahaan, pengaturan jadwal keberangkatan travel, pengelolaan cleaning service & office boy/office girl, penanganan listrik & air, dll. General Affair mempunyai peranan sangat penting dalam memajukan perusahaan karena tanpa keseragaman karyawan yang baik, maka perusahaan juga tidak akan terlihat rapi dan terkoordinasi.

5. Manajer Keuangan

Bertanggung jawab mengatur dan memonitor masalah keuangan perusahaan baik pemasukan maupun pengeluaran, merencanakan dan menganalisa pembelanjaan perusahaan, mengatur struktur modal, mencatat setiap transaksi keuangan yang ada pada perusahaan, memberikan saran-saran kebijaksanaan pengelolahan masalah-masalah keuangan pada


(5)

perusahaan dan mengkoordinasikan serta mengawasi pengelolaan dana dalam perusahaan dan kegiatan administrasi perusahaan.

6. Customer Service Manager (CS Manager)

Bertanggung jawab menjalankan, melakukan koordinasi dan memberikan supervisi pekerjaan/tanggung jawab petugas customer service, mengelola operasional departemen customer service dan kesiapan infrastruktur pendukungnya, mengembangkan sumber daya manusia di departemen

customer service, mengelola dan mengembangkan hubungan baik dengan pelanggan.

7. Manager IT

Bertanggung jawab untuk semua kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan pemanfaatan IT, menentukan arah strategi yang akan diterapkan oleh divisi IT.

8. Business Development Manager

Bertanggung jawab dalam perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia seperti mempersiapkan rencana kebutuhan tenaga kerja, melaksanakan proses seleksi dan rekrutmen karyawan, mengatur hubungan kerja karyawan dengan perusahaan, mengkoordinasi pelaksanaan tugas-tugas administrasi, melakukan pendataan dan pemeriksaan inventaris perusahaan, dan mewakili perusahaan dalam menangani masalah-masalah hukum.


(6)

9. HRD Manager

Bertanggung jawab mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan kinerja para karyawan, penyusunan rencana anggaran biaya karyawan serta pengadaan karyawan, memilih dan menentukan staff yang dapat diterima dan bekerja di dalam perusahaan.

10. Operational Manager

Bertanggung jawab terhadap kelancaran operasional perusahaan, memimpin serta memonitor jalannya perusahaan, membuat kebijakan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, mengambil keputusan jika terjadi hal yang sifatnya strategis, mengevaluasi kinerja perusahaan tiap bulan dan membuat rencana baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. 11. Koordinator

Mengkoordinasi staff-staff pada masing-masing bagian untuk kelancaran dan kemajuan perusahaan.

12. Staff

Melaksanakan segala tugas-tugas yang diperintahkan oleh para manager

masing-masing bagian, membuat dan memberikan keputusan-keputusan kepada manager masing-masing bagian guna mengambil keputusan demi kelancaran dan kemajuan perusahaan.

4.1.3 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah para pengguna jasa travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung dan sampel yang diambil sebanyak 100 responden. Karakteristik ini mencakup jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan dan


(7)

pendapatan rata-rata perbulan. Adapun karakteristik responden disajikan pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 63 63%

Perempuan 37 37%

Jumlah 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2014)

Berdasarkan Tabel 4.1 hasil survey dilapangan menjelaskan bahwa responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa responden laki-laki sebesar 63%, sedangkan jumlah responden perempuan sebesar 37%. Dengan demikian jumlah responden laki-laki lebih banyak dibandingkan responden perempuan. Mayoritas responden sebagian besar laki-laki karena cenderung responden laki-laki menggunakan jasa travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung untuk bekerja dan berbisnis. Hal ini sesuai dengan pendapat Ganjar Harimansyah (2013:3) menyatakan bahwa laki-laki cenderung menggunakan sarana transportasi umum untuk berpergian dalam melaksanakan pekerjaannya ataupun berbisnis.

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tingkat Usia Frekuensi Persentase

< 18 Tahun 3 3%

19-30 Tahun 22 22%

31-45 Tahun 35 35%

> 46 Tahun 40 40%

Jumlah 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2014)

Usia responden berdasarkan Tabel 4.2 mayoritas berada pada usia > 46 tahun sebesar 40%, diikuti usia 31-45 tahun sebesar 35%, usia 19-30 tahun


(8)

sebesar 22% dan usia < 18 tahun sebesar 3%. Hal ini menunjukkan bahwa responden jasa travel Xtrans Cabang Cihampelas mayoritas didominasi pada jenjang usia > 46 tahun. Hal ini disebabkan karena pada usia > 46 tahun mayoritas responden menggunakan jasa travel Xtrans Bandung untuk melaksanakan pekerjaannya dan melakukan kegiatan bisnis. Hal ini sesuai dengan pendapat Sadi Setiawan (2010:9) menyatakan bahwa kelompok umur 25-55 tahun dituntut untuk mencari nafkah demi kelangsungan hidupnya dan keluarganya sehingga diharuskan untuk bekerja.

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase

SMA 3 3%

Diploma 5 5%

S1 58 58%

S2 22 22%

S3 12 12%

Jumlah 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2014)

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa latar belakang pendidikan S1 sebesar 58%, diikuti S2 sebesar 22%, S3 sebesar 12%, Diploma sebesar 5% dan SMA sebesar 3%. Mayoritas pengguna jasa travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung adalah berpendidikan S1. Hal ini disebabkan karena banyak faktor antara lain bekerja dan melakukan kegiatan bisnis. Hal ini sesuai dengan pendapat Rinaldi Munir (2013:3) menyatakan bahwa tingkat pendidikan S1 memiliki kecenderungan mencari tantangan dalam bekerja sehingga biasanya menggunakan jasa transportasi umum agar lebih efisien dan efektif.


(9)

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Persentase

Pelajar 20 20%

Wiraswasta 27 27%

Pegawai Negeri 5 5%

Pegawai Swasta 36 36%

Lainnya 12 12%

Jumlah 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2014)

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pegawai swasta sebesar 36%, wiraswasta sebesar 27%, pelajar sebesar 20%, lainnya sebesar 12% dan pegawai negeri sebesar 5%. Mayoritas pekerjaan responden adalah pegawai swasta yang menggunakan jasa travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung untuk melakukan dinas pekerjaan ke Kota Jakarta karena menurut mereka menggunakan travel lebih efisien dan efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat Wendah Puspita (2012:2) menyatakan bahwa pegawai swasta lebih sering untuk berpergian dalam melaksanakan pekerjaannya karena adanya tugas dari tempat mereka bekerja dan sebagai modal pengembangan karir mereka.

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan Pendapatan Perbulan Frekuensi Persentase

≤ Rp. 2 Juta/Bulan 14 14%

≥ Rp. 2-4 Juta/Bulan 42 42%

≤ Rp. 4-6 Juta/Bulan 26 26%

≥ Rp. 6 Juta/Bulan 18 18%

Jumlah 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2014)

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pendapatan perbulan responden yang berkisar lebih besar dari Rp. 2-4 Juta/Bulan sebesar 42%, kurang dari Rp. 4-6


(10)

Juta/Bulan sebesar 26%, lebih besar dari Rp. 6 Juta/Bulan sebesar 18%, dan yang kurang dari Rp. 2 Juta/Bulan sebesar 14%. Mayoritas pendapatan responden jasa Travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung adalah berkisar lebih dari Rp. 2-4 Juta/Bulan. Tingkat pendapatan perbulan mayoritas responden menyebabkan mereka memilih menggunakan jasa travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung yang menurut mereka lebih efisien. Hal ini sesuai dengan pendapat Kusumastuti (2010:4) menyatakan bahwa pada tingkat pendapatan rendah biasanya manusia lebih memilih sarana transportasi umum untuk menghindari biaya pengeluaran yang besar agar lebih efektif dan efisien.


(11)

4.2 Pembahasan 4.2.1 Analisis Deskriptif

Dalam penelitian ini digunakan perbandingan antara skor aktual yang diperoleh dari data penelitian sebagai indikator harga dan kualitas pelayanan dengan skor ideal.

4.2.1.1 Tanggapan Konsumen Tentang Harga Pada Travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung

Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.

Dalam penelitian ini harga diukur dengan 4 indikator yaitu tingkat keterjangkauan, tingkat kesesuaian harga, tingkat persaingan harga dan tingkat kemanfaatan.

1. Tingkat Keterjangkauan

Tabel 4.6

Distribusi tanggapan responden tentang harga yang ditawarkan terjangkau

Tanggapan Bobot F Skor %

Sangat terjangkau 5 12 60 12,0

Terjangkau 4 24 96 24,0

Cukup terjangkau 3 44 132 44,0

Tidak terjangkau 2 17 34 17,0

Sangat tidak terjangkau 1 3 3 3,0

Jumlah 100 325 100,0

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang harga yang ditawarkan Xtrans Cabang Cihampelas Bandung dapat dijangkau yaitu yang menyatakan sangat setuju sebesar 12%, setuju sebesar 24%,


(12)

cukup setuju ada sebesar 44%, yang menyatakan tidak setuju ada sebesar 17% dan yang menyatakan sangat tidak setuju ada sebesar 3%. Dengan demikian mayoritas responden menyatakan cukup setuju tentang harga yang ditawarkan terjangkau. Hal ini sesuai dengan pendapat Ramadhani (2012:5) menyatakan bahwa produk/jasa dengan harga yang terjangkau akan lebih dipilih oleh konsumen untuk digunakan dibandingkan harga mahal.

Tabel 4.7

Distribusi tanggapan responden tentang harga bukan menjadi pertimbangan bagi konsumen

Tanggapan Bobot F Skor %

Sangat setuju 5 11 55 11,0

Setuju 4 20 80 20,0

Cukup setuju 3 37 111 37,0

Tidak setuju 2 25 50 25,0

Sangat tidak setuju 1 7 7 7,0

Jumlah 100 303 100,0

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden cukup setuju harga yang ditawarkan bukan menjadi suatu pertimbangan bagi konsumen. Terlihat yang menyatakan sangat setuju sebesar 11%, setuju sebesar 20%, cukup setuju ada sebesar 37%, yang menyatakan tidak setuju ada sebesar 25% dan yang menyatakan sangat tidak setuju ada sebesar 7%. Dengan demikian mayoritas responden menyatakan cukup setuju bahwa harga bukan menjadi pertimbangan bagi konsumen. Hal ini disebabkan karena adanya kualitas jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Hal ini sesuai dengan pendapat Saiful Hadi (2009:75) menyatakan bahwa penetapan harga bukan merupakan suatu pertimbangan bagi konsumen apabila produk/jasa tersebut memiliki kualitas yang diharapkan.


(13)

Untuk menilai tanggapan responden terhadap indikator tingkat keterjangkauan harga, maka digunakan rumus perbandingan skor aktual.

Tabel 4.8

Penilaian responden tentang Tingkat Keterjangkauan Item

Skor Item

Skor indikator

Skor

ideal Persentase Kriteria 1 325 628 1000 62,8% Cukup Terjangkau

2 303

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Hasil persentase skor aktual dari indikator tingkat keterjangkauan harga berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui sebesar 62,8%. Nilai yang mengandung pengertian bahwa dalam hal harga yang ditawarkan Xtrans Cabang Cihampelas Bandung masih dinilai cukup terjangkau oleh konsumen. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarini Kodu (2013:2) menyatakan bahwa penetapan harga berpotensi menjadi suatu masalah karena harga cukup kompleks dan harus memperhatikan berbagai aspek yang mempengaruhinya.

2. Tingkat Kesesuaian Harga

Tabel 4.9

Distribusi tanggapan responden tentang harga mencerminkan kualitas

Tanggapan Bobot F Skor %

Sangat sesuai 5 8 40 8,0

Sesuai 4 26 104 26,0

Cukup sesuai 3 41 123 41,0

Tidak sesuai 2 24 48 24,0

Sangat tidak sesuai 1 1 1 1,0

Jumlah 100 316 100,0

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang harga yang ditawarkan mencerminkan kualitas yaitu yang menyatakan


(14)

sangat setuju sebesar 8%, setuju sebesar 26%, cukup setuju sebesar 41%, tidak setuju sebesar 24% dan sangat tidak setuju sebesar 1%. Mayoritas responden menyatakan cukup setuju harga mencerminkan kualitas dari travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung disebabkan karena cukup dirasakan kualitas yang diberikan berdasarkan harga yang ditawarkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hariyanto (2011:7) menyatakan bahwa konsumen akan lebih menyukai dan memilih produk yang mempunyai harga terjangkau dan kualitas lebih baik bila dibandingkan dengan produk lain sejenis yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

Tabel 4.10

Distribusi tanggapan responden tentang harga mempunyai keunggulan dalam armada kendaraan

Tanggapan Bobot F Skor %

Sangat Setuju 5 18 90 18,0

Setuju 4 24 96 24,0

Cukup setuju 3 34 102 34,0

Tidak setuju 2 20 40 20,0

Sangat tidak setuju 1 4 4 4,0

Jumlah 100 332 100,0

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang harga mempunyai keunggulan yaitu yang menyatakan sangat setuju sebesar 18%, setuju sebesar 24%, cukup setuju sebesar 34%, tidak setuju sebesar 20% dan sangat tidak setuju sebesar 4%. Mayoritas responden menyatakan cukup setuju harga mempunyai keunggulan dalam armada karena travel Xtrans Bandung Cabang Cihampelas memiliki keunggulan kecepatan waktu tiba di tujuan. Hal ini sesuai dengan pendapat M. Solihin (2012:10) menyatakan bahwa harga yang ditawarkan harus memiliki keunggulan agar lebih diterima di benak konsumen dan menjadi faktor unggul dibandingkan produk lain yang sejenis.


(15)

Untuk menilai tanggapan terhadap indikator tingkat kesesuaian harga, maka digunakan rumus perbandingan skor aktual dan skor ideal sebagai berikut :

Tabel 4.11

Penilaian responden tentang Tingkat Kesesuaian Harga Item

Skor Item

Skor indikator

Skor

ideal Persentase Kriteria

3 316 648 1000 64,8% Cukup Sesuai

4 332

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Hasil persentase skor aktual dari indikator tingkat kesesuaian harga berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui sebesar 64,8%. Nilai yang mengandung pengertian bahwa harga yang ditawarkan Xtrans Cabang Cihampelas Bandung dinilai cukup sesuai oleh konsumen. Hal ini sesuai dengan pendapat Rahyuda & Atmaja (2011:390) menyatakan bahwa ketidaksesuaian harga menyebabkan pelanggan memilih alternatif perusahaan lainnya.

3. Tingkat Persaingan Harga

Tabel 4.12

Distribusi tanggapan responden tentang harga lebih murah

Tanggapan Bobot F Skor %

Sangat setuju 5 12 60 12,0

Setuju 4 25 100 25,0

Cukup setuju 3 41 123 41,0

Tidak setuju 2 22 44 22,0

Sangat tidak setuju 1 0 0 0,0

Jumlah 100 327 100,0

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang harga yang ditawarkan lebih murah yaitu yang menyatakan sangat setuju sebesar 12%, setuju sebesar 25%, cukup setuju sebesar 41%, tidak setuju sebesar 22% dan sangat tidak setuju sebesar 0%. Mayoritas responden menyatakan cukup


(16)

setuju harga yang ditawarkan travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung lebih murah dari travel yang lain. Hal ini disebabkan karena harga yang ditawarkan sesuai dengan tingkat pendapatan responden sehingga lebih terjangkau. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (2009:347) menyatakan bahwa konsumen tidak akan membeli produk/jasa yang ditawarkan apabila konsumen beranggapan harga lebih besar daripada nilai produk/jasa tersebut.

Tabel 4.13

Distribusi tanggapan responden tentang persaingan harga

Tanggapan Bobot F Skor %

Sangat setuju 5 16 80 16,0

Setuju 4 22 88 22,0

Cukup setuju 3 42 126 42,0

Tidak setuju 2 20 40 20,0

Sangat tidak setuju 1 0 0 0,0

Jumlah 100 334 100,0

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang persaingan harga yaitu yang menyatakan sangat setuju sebesar 16%, setuju sebesar 22%, cukup setuju sebesar 42%, tidak setuju sebesar 20% dan sangat tidak setuju 0%. Mayoritas responden menyatakan cukup setuju persaingan harga yang ditawarkan travel Xtrans Bandung Cabang Cihampelas lebih dipilih konsumen karena adanya keunggulan waktu yang diberikan berdasarkan harga yang ditawarkan daripada jasa travel lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (2009:351) menyatakan bahwa posisi harga relatif dari pesaing lain yang bergerak dibidang yang sama akan memberikan keuntungan bagi perusahaan dalam menarik minat konsumen.


(17)

Untuk menilai tanggapan terhadap indikator tingkat persaingan harga berdasarkan tabel diatas, maka digunakan rumus perbandingan skor aktual dan skor ideal sebagai berikut :

Tabel 4.14

Penilaian responden tentang Tingkat Persaingan Harga Item

Skor Item

Skor indikator

Skor

ideal Persentase Kriteria

5 327 661 1000 66,1% Cukup Bersaing

6 334

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Hasil persentase skor aktual dari indikator tingkat persaingan harga berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui sebesar 66,1%. Nilai yang mengandung pengertian bahwa dalam hal persaingan harga yang ditawarkan Xtrans Cabang Cihampelas Bandung masih dinilai cukup dapat bersaing. Hal ini sesuai dengan pendapat Nia Anggraini (2014:298) menyatakan bahwa keahlian dan asset ataupun harga yang unik dipandang sebagai sumber dari keunggulan bersaing.

4. Tingkat Kemanfaatan

Tabel 4.15

Distribusi tanggapan responden tentang harga sesuai dengan manfaat yang diterima

Tanggapan Bobot F Skor %

Sangat setuju 5 3 15 3,0

Setuju 4 15 60 15,0

Cukup setuju 3 49 147 49,0

Tidak setuju 2 33 66 33,0

Sangat tidak setuju 1 0 0 0,0

Jumlah 100 288 100,0


(18)

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang harga sesuai dengan manfaat yang diterima yaitu yang menyatakan sangat setuju sebesar 3%, setuju sebesar 15%, cukup setuju sebesar 49%, tidak setuju sebesar 33% dan sangat tidak setuju sebesar 0%. Mayoritas responden menyatakan cukup setuju harga sesuai dengan manfaat yang diterima karena dirasakan langsung manfaat kecepatan waktu tiba ditujuan yang ditawarkan oleh Xtrans Cabang Cihampelas Bandung. Hal ini sesuai dengan pendapat Erwin Rediono Tan (2011:4) menyatakan bahwa konsumen akan memilih produk yang mempunyai harga terjangkau dan manfaat yang lebih dirasakan bila dibandingkan dengan produk lain sejenis yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

Tabel 4.16

Distribusi tanggapan responden tentang manfaat yang diberikan dapat langsung dirasakan

Tanggapan Bobot F Skor %

Sangat setuju 5 7 35 7,0

Setuju 4 20 80 20,0

Cukup setuju 3 45 135 45,0

Tidak setuju 2 27 54 27,0

Sangat tidak setuju 1 1 1 1,0

Jumlah 100 305 100,0

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Berdasarkan Tabel 4.16 dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang manfaat dapat langsung dirasakan yaitu yang menyatakan sangat setuju sebesar 7%, setuju sebesar 20%, cukup setuju sebesar 45%, tidak setuju sebesar 27% dan sangat tidak setuju sebesar 1%. Mayoritas responden menyatakan cukup setuju manfaat dapat langsung dirasakan karena dengan harga yang sesuai konsumen mendapatkan kenyamanan dalam berkendara dalam mencapai tujuan perjalanan. Hal ini sesuai dengan pendapat Gricha Joseph (2013:10) menyatakan


(19)

bahwa manfaat dari suatu produk/jasa akan lebih diutamakan bagi konsumen untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

Untuk menilai tanggapan terhadap indikator tingkat kemanfaatan, maka digunakan rumus perbandingan skor aktual dan skor ideal sebagai berikut :

Tabel 4.17

Penilaian responden tentang Tingkat Kemanfaatan Item

Skor Item

Skor indikator

Skor

ideal Persentase Kriteria

7 288 593 1000 59,3% Cukup Bermanfaat

8 305

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Hasil persentase skor aktual dari indikator tingkat kemanfaatan berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui sebesar 59,3%. Nilai yang mengandung pengertian bahwa konsumen cukup merasakan manfaat dari harga yang ditawarkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarini Kodu (2013:1) menyatakan bahwa harga mencakup segala bentuk biaya yang dikorbankan konsumen untuk memperoleh, memiliki dan memanfaatkan barang beserta pelayanan dari suatu produk atau jasa.


(20)

Akumulasi skor penilaian untuk variabel harga adalah sebagai berikut : Tabel 4.18

Penilaian responden tentang Harga

Indikator Item

Skor item

Skor

indikator Persentase

1. Keterjangkauan harga 1 325 628 62,8%

2 303

2. Kesesuaian harga dengan kualitas 3 316 648 64,8%

4 332

3. Daya saing harga 5 327 661 66,1%

6 334

4. Kesesuaian harga dengan manfaat 7 288 593 59,3%

8 305

Total 2530 63,3%

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Untuk menilai tanggapan terhadap variabel harga berdasarkan tabel diatas, maka digunakan rumus perbandingan skor aktual dan skor ideal. Hasil persentase skor aktual dari harga berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui sebesar 63,3%. Nilai yang mengandung pengertian bahwa konsumen cukup merasakan kesesuaian atas harga yang ditetapkan oleh travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung. Hal ini sesuai dengan pendapat Melysa Elisabeth Pongoh (2013:88) menyatakan bahwa harga mempunyai peranan penting dalam proses membantu para konsumen untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan kekuatan daya belinya baik itu produk maupun jasa.

4.2.1.2 Tanggapan Konsumen Tentang Kualitas Pelayanan Pada Travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung

Kualitas pelayanan merupakan keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau jasa yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat.


(21)

Dalam penelitian ini kualitas pelayanan diukur dengan 5 indikator yaitu

Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance dan Emphaty.

1. Tingkat Tangible

Tabel 4.19

Distribusi tanggapan responden tentang kondisi kendaraan

Tanggapan Bobot F Skor %

Sangat setuju 5 12 60 12,0

Setuju 4 27 108 27,0

Cukup setuju 3 46 138 46,0

Tidak setuju 2 15 30 15,0

Sangat tidak setuju 1 0 0 0,0

Jumlah 100 336 100,0

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Berdasarkan Tabel 4.19 dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang kendaraan yang digunakan dalam kategori kendaraan baru yaitu yang menyatakan sangat setuju sebesar 12%, setuju sebesar 27%, cukup setuju sebesar 46%, tidak setuju sebesar 15% dan sangat tidak setuju 0%. Mayoritas responden menyatakan cukup setuju karena kendaraan yang digunakan dirasakan cukup nyaman dalam mencapai tujuan perjalanan. Hal ini sesuai dengan pendapat Supranto (2012:15) menyatakan bahwa fasilitas yang baik akan meningkatkan tingkat kepuasan yang dirasakan oleh konsumen.

Tabel 4.20

Distribusi tanggapan responden tentang masalah kendaraan

Tanggapan Bobot F Skor %

Sangat setuju 5 3 15 3,0

Setuju 4 48 192 48,0

Cukup setuju 3 36 108 36,0

Tidak setuju 2 13 26 13,0

Sangat tidak setuju 1 0 0 0,0

Jumlah 100 341 100,0


(22)

Berdasarkan Tabel 4.20 dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang masalah kendaraan yang digunakan yaitu yang menyatakan sangat setuju sebesar 3%, setuju sebesar 48%, cukup setuju sebesar 36%, tidak setuju sebesar 13% dan sangat tidak setuju 0%. Mayoritas responden menyatakan setuju tentang masalah kendaraan. Hal ini disebabkan kendaraan yang digunakan seringkali mengalami kendala dalam perjalanan misalnya AC mati, ban bocor dan kerusakan mesin. Hal ini sesuai dengan pendapat Muhtosim Arief (2014:124) menyatakan bahwa pelayanan yang kurang baik akan menyebabkan konsumen beralih ke produk/jasa lain yang sejenis demi memenuhi kelangsungan kebutuhannya.

Untuk menilai tanggapan terhadap indikator fasilitas fisik, maka digunakan rumus perbandingan skor aktual dan skor ideal sebagai berikut :

Tabel 4.21

Penilaian responden tentang Indikator Fasilitas Fisik Item

Skor Item

Skor indikator

Skor

ideal Persentase Kriteria

1 336 677 1000 67,7% Cukup Baik

2 341

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Hasil persentase skor aktual dari indikator fasilitas fisik berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui sebesar 67,7%. Nilai yang mengandung pengertian bahwa konsumen menilai fasilitas fisik seperti kendaraan ataupun armada yang digunakan sudah cukup baik. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Gricha Joseph (2013:3) yang menyatakan bahwa fasilitas fisik perlu diperhatikan agar konsumen dapat merasakan pelayanan yang diberikan.


(23)

Tabel 4.22

Distribusi tanggapan responden tentang kecepatan karyawan melayani konsumen

Tanggapan Bobot F Skor %

Sangat setuju 5 10 50 10,0

Setuju 4 33 132 33,0

Cukup setuju 3 48 144 48,0

Tidak setuju 2 9 18 9,0

Sangat tidak setuju 1 0 0 0,0

Jumlah 100 344 100,0

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Berdasarkan Tabel 4.22 dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang ketanggapan karyawan dalam melayani konsumen yaitu yang menyatakan sangat setuju sebesar 10%, setuju sebesar 33%, cukup setuju sebesar 48%, tidak setuju sebesar 9% dan sangat tidak setuju 0%. Mayoritas responden menyatakan cukup setuju tentang kecepatan karyawan dalam melayani. Hal ini disebakan karena karyawan Xtrans Cabang Cihampelas Bandung cukup cepat dan sigap dalam melayani konsumen. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (2009:134) menyatakan bahwa kinerja harus sesuai dengan harapan konsumen yang berarti tanpa kesalahan, sikap yang simpatik dan dengan akurasi yang tinggi.

Tabel 4.23

Distribusi tanggapan responden tentang kritikan terhadap karyawan

Tanggapan Bobot F Skor %

Sangat setuju 5 16 80 16,0

Setuju 4 32 128 32,0

Cukup setuju 3 40 120 40,0

Tidak setuju 2 12 24 12,0

Sangat tidak setuju 1 0 0 0,0

Jumlah 100 352 100,0


(24)

Berdasarkan Tabel 4.23 dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang karyawan menerima kritikan apabila melakukan kesalahan yaitu yang menyatakan sangat setuju sebesar 16%, setuju sebesar 32%, cukup setuju sebesar 40%, tidak setuju sebesar 12% dan sangat tidak setuju 0%. Mayoritas responden menyatakan cukup setuju karena karyawan menerima kritik yang diberikan konsumen apabila adanya kesalahan penulisan nama dalam tiket perjalanan. Hal ini sesuai dengan pendapat Agus Maulana (2011:4) menyatakan bahwa kritik dan saran bagi karyawan perusahaan sangat baik dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang ingin ditawarkan kepada konsumen.

Untuk menilai tanggapan terhadap indikator tingkat kehandalan berdasarkan tabel diatas, maka digunakan rumus perbandingan skor aktual dan skor ideal sebagai berikut :

Tabel 4.24

Penilaian responden tentang Indikator Kehandalan Item

Skor Item

Skor indikator

Skor

ideal Persentase Kriteria

3 344 696 1000 69,6% Cukup Handal

4 352

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Hasil persentase skor aktual dari indikator tingkat kehandalan berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui sebesar 69,6%. Nilai yang mengandung pengertian bahwa konsumen cukup merasakan pelayanan yang handal dari travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung. Dapat diandalkan, kemampuan menyediakan pelayanan yang dijanjikan juga sudah cukup baik dengan keakuratan pelayanan dan cukup dapat dipercaya. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Feibe


(25)

Permatasari Karundeng (2013:641) yang menyatakan bahwa bagi konsumen kehandalan dalam memberikan pelayanan dapat membuat mereka puas.

3. Tingkat Responsiveness

Tabel 4.25

Distribusi tanggapan responden tentang daya tanggap

Tanggapan Bobot F Skor %

Sangat setuju 5 8 40 8,0

Setuju 4 21 84 21,0

Cukup setuju 3 45 135 45,0

Tidak setuju 2 26 52 26,0

Sangat tidak setuju 1 0 0 0,0

Jumlah 100 311 100,0

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Berdasarkan Tabel 4.25 dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang daya tanggap karyawan yaitu yang menyatakan sangat setuju sebesar 8%, setuju sebesar 21%, cukup setuju sebesar 45%, tidak setuju sebesar 26% dan sangat tidak setuju 0%. Mayoritas responden menyatakan cukup setuju tentang daya tanggap karyawan karena pemesanan tiket perjalanan yang dipesan konsumen dilakukan dengan cepat. Hal ini sesuai dengan pendapat Saiman (2014:130) menyatakan bahwa pelayanan yang cepat dan tepat dengan penyampaian informasi yang jelas akan menyebabkan persepsi positif dalam kualitas pelayanan.


(26)

Tabel 4.26

Distribusi tanggapan responden tentang keramahan

Tanggapan Bobot F Skor %

Sangat setuju 5 13 65 13,0

Setuju 4 29 116 29,0

Cukup setuju 3 44 132 44,0

Tidak setuju 2 13 26 13,0

Sangat tidak setuju 1 1 1 1,0

Jumlah 100 340 100,0

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Berdasarkan Tabel 4.26 dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang keramahan driver yaitu yang menyatakan sangat setuju sebesar 13%, setuju sebesar 29%, cukup setuju sebesar 44%, tidak setuju sebesar 13% dan sangat tidak setuju 1%. Mayoritas responden menyatakan cukup setuju terhadap keramahan driver karena biasanya sebelum berangkat driver menyapa penumpang sesudah semua penumpang berada diatas kendaraan. Hal ini sesuai dengan pendapat Muhamad Ihsan (2013:8) menyatakan bahwa kesopansantunan para pegawai perusahaan sangat diperlukan untuk menambahkan rasa percaya para konsumen kepada perusahaan.

Untuk menilai tanggapan terhadap indikator daya tanggap berdasarkan tabel diatas, maka digunakan rumus perbandingan skor aktual dan skor ideal sebagai berikut :

Tabel 4.27

Penilaian responden tentang Indikator Daya Tanggap Item

Skor Item

Skor indikator

Skor

ideal Persentase Kriteria

5 311 651 1000 65,1% Cukup Tanggap

6 340


(27)

Hasil persentase skor aktual dari indikator daya tanggap berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui sebesar 65,1%. Nilai yang mengandung pengertian bahwa konsumen menilai pelayanan yang diberikan sudah cukup tanggap dengan kemauan baik memberikan pelayanan dan kecepatan melayani konsumen. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Edy Haryanto (2013:751) yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan menunjuk pada kemauan baik dan itikad baik untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan.

4. Tingkat Assurance

Tabel 4.28

Distribusi tanggapan responden tentang ketepatan waktu

Tanggapan Bobot F Skor %

Sangat setuju 5 7 35 7,0

Setuju 4 21 84 21,0

Cukup setuju 3 30 90 30,0

Tidak setuju 2 33 66 33,0

Sangat tidak setuju 1 9 9 9,0

Jumlah 100 284 100,0

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Berdasarkan Tabel 4.28 dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang ketepatan waktu yaitu yang menyatakan sangat setuju sebesar 7%, setuju sebesar 21%, cukup setuju sebesar 30%, tidak setuju sebesar 33% dan sangat tidak setuju 9%. Mayoritas responden menyatakan tidak setuju terhadap ketepatan waktu yang dijanjikan pihak Xtrans Cabang Cihampelas Bandung karena banyaknya faktor yang dapat menyebabkan keterlambatan yaitu cuaca, faktor non teknis dan kemacetan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (2009:349) menyatakan bahwa kredibilitas perusahaan sangat dipertaruhkan apabila tidak dapat melayani seperti yang diharapkan oleh konsumen.


(28)

Tabel 4.29

Distribusi tanggapan responden tentang keselamatan penumpang

Tanggapan Bobot F Skor %

Sangat setuju 5 29 145 29,0

Setuju 4 39 156 39,0

Cukup setuju 3 22 66 22,0

Tidak setuju 2 10 20 10,0

Sangat tidak setuju 1 0 0 0,0

Jumlah 100 387 100,0

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Berdasarkan Tabel 4.29 dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang keselamatan penumpang lebih diutamakan yaitu yang menyatakan sangat setuju sebesar 29%, setuju sebesar 39%, cukup setuju sebesar 22%, tidak setuju sebesar 10% dan sangat tidak setuju 0%. Mayoritas responden menyatakan setuju terhadap keselamatan penumpang lebih diutamakan karena driver dalam berkendara taat peraturan dan tidak ugal-ugalan di jalan. Hal ini sesuai dengan pendapat Heri Setiawan (2012:20) menyatakan bahwa kemampuan para pegawai sangat dibutuhkan untuk memberi kenyamanan bagi konsumen demi kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri.

Untuk menilai tanggapan terhadap indikator jaminan berdasarkan tabel diatas, maka digunakan rumus perbandingan skor aktual dan skor ideal sebagai berikut :

Tabel 4.30

Penilaian responden tentang Indikator Jaminan Item

Skor Item

Skor indikator

Skor

ideal Persentase Kriteria

7 284 671 1000 66,1% Cukup Baik

8 387

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Hasil persentase skor aktual dari indikator tingkat jaminan berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui sebesar 67,1%. Nilai yang mengandung


(29)

pengertian bahwa konsumen merasakan jaminan yang diberikan oleh pihak travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung cukup baik. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Edy Haryanto (2013:751) yang menyatakan bahwa kualitas jasa menunjuk pada kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen.

5. Tingkat Emphaty

Tabel 4.31

Distribusi tanggapan responden tentang ketulusan karyawan dalam melayani konsumen

Tanggapan Bobot F Skor %

Sangat setuju 5 5 25 5,0

Setuju 4 25 100 25,0

Cukup setuju 3 32 96 32,0

Tidak setuju 2 34 68 34,0

Sangat tidak setuju 1 4 4 4,0

Jumlah 100 293 100,0

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Berdasarkan Tabel 4.31 dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang ketulusan karyawan dalam melayani yaitu yang menyatakan sangat setuju sebesar 5%, setuju sebesar 25%, cukup setuju sebesar 32%, tidak setuju sebesar 34% dan sangat tidak setuju 4%. Mayoritas responden menyatakan tidak setuju terhadap ketulusan karyawan karena adanya kesan mengharapkan imbalan apabila sudah membantu konsumen yang kesulitan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (2009:145) menyatakan bahwa perhatian yang tulus dan bersifat individual sangat diperlukan untuk memahami keinginan konsumen.


(30)

Tabel 4.32

Distribusi tanggapan responden tentang keikhlasan karyawan

Tanggapan Bobot F Skor %

Sangat setuju 5 18 90 18,0

Setuju 4 25 100 25,0

Cukup setuju 3 34 102 34,0

Tidak setuju 2 21 42 21,0

Sangat tidak setuju 1 2 2 2,0

Jumlah 100 336 100,0

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Berdasarkan Tabel 4.32 dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang keikhlasan karyawan yaitu yang menyatakan sangat setuju sebesar 18%, setuju sebesar 25%, cukup setuju sebesar 34%, tidak setuju sebesar 21% dan sangat tidak setuju 2%. Mayoritas responden menyatakan cukup setuju terhadap keikhlasan karyawan karena adanya niat membantu apabila kesulitan dalam membawa barang bawaannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (2009:146) menyatakan bahwa suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang konsumen, memahami kebutuhan konsumen secara spesifik serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi konsumen.

Untuk menilai tanggapan terhadap indikator empati berdasarkan tabel diatas, maka digunakan rumus perbandingan skor aktual dan skor ideal sebagai berikut :

Tabel 4.33

Penilaian responden tentang Indikator Empati Item

Skor Item

Skor indikator

Skor

ideal Persentase Kriteria

9 293 629 1000 62,9% Cukup Baik

10 336

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Hasil persentase skor aktual dari indikator empati berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui sebesar 62,9%. Nilai yang mengandung pengertian bahwa


(31)

konsumen menilai dalam hal empati yang diberikan oleh karyawan Xtrans Cabang Cihampelas Bandung cukup baik. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Gricha Joseph (2013:22) yang menyatakan bahwa pelayanan empati dapat menciptakan kepuasan konsumen memerlukan dukungan dari setiap karyawan dalam memenuhi kebutuhan spesifik konsumen.

Akumulasi skor penilaian untuk variabel kualitas pelayanan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.34

Penilaian responden tentang Kualitas Pelayanan

Indikator Item

Skor item

Skor

indikator Persentase

Fasilitas Fisik 1 336 677 67,7%

2 341

Kehandalan 3 344 696 69,6%

4 352

Daya Tanggap 5 311 651 65,1%

6 340

Jaminan 7 284 671 67,1%

8 387

Empati 9 293 629 62,9%

10 336

Total 3324 66,5%

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Untuk menilai tanggapan terhadap variabel kualitas pelayanan berdasarkan tabel diatas, maka digunakan rumus perbandingan skor aktual dan skor ideal.

Hasil persentase skor aktual dari variabel kualitas pelayanan berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui sebesar 66,5%. Nilai yang mengandung pengertian bahwa pelayanan yang diberikan oleh travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung cukup baik dirasakan oleh konsumen. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Sarini Kodu (2013:123) yang menyatakan bahwa kualitas


(32)

pelayanan secara sederhana dapat diartikan sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi konsumen.

4.2.1.3 Tanggapan Konsumen Tentang Keunggulan Bersaing Pada Travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung

Keunggulan bersaing merupakan keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau jasa yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat.

Dalam penelitian ini keunggulan bersaing diukur dengan 4 indikator yaitu keterampilan unggul, sumber daya unggul, kesetiaan konsumen dan tidak mudah ditiru.

1. Keterampilan Unggul

Tabel 4.35

Distribusi tanggapan responden tentang keunggulan waktu

Tanggapan Bobot F Skor %

Sangat setuju 5 12 60 12,0

Setuju 4 24 96 24,0

Cukup setuju 3 44 132 44,0

Tidak setuju 2 17 34 17,0

Sangat tidak setuju 1 3 3 3,0

Jumlah 100 325 100,0

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Berdasarkan Tabel 4.35 dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang keunggulan waktu yaitu yang menyatakan sangat setuju sebesar 12%, setuju sebesar 24%, cukup setuju sebesar 44%, tidak setuju sebesar 17% dan sangat tidak setuju 3%. Mayoritas responden menyatakan cukup setuju terhadap keunggulan waktu karena travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung lebih cepat tiba di tujuan dari jasa travel lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (2009:461) menyatakan bahwa suatu keunggulan yang dimiliki perusahaan


(33)

dianggap sebagai keuntungan dibandingkan kompetitor lain untuk lebih memuaskan harapan konsumen.

Tabel 4.36

Distribusi tanggapan responden tentang kemahiran driver

Tanggapan Bobot F Skor %

Sangat setuju 5 14 70 14,0

Setuju 4 41 164 41,0

Cukup setuju 3 36 108 36,0

Tidak setuju 2 9 18 9,0

Sangat tidak setuju 1 0 0 0,0

Jumlah 100 360 100,0

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Berdasarkan Tabel 4.36 dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang kemahiran driver yaitu yang menyatakan sangat setuju sebesar 14%, setuju sebesar 41%, cukup setuju sebesar 36%, tidak setuju sebesar 9% dan sangat tidak setuju 0%. Mayoritas responden menyatakan setuju terhadap kemahiran

driver karena driver sangat berhati-hati dalam mengendarai kendaraan dalam perjalanan. Hal ini sesuai dengan pendapat Agus Maulana (2014:34) menyatakan bahwa kemampuan seseorang untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan yang dituntut oleh pekerjaan tersebut harus dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan.

Untuk menilai tanggapan terhadap indikator keterampilan unggul berdasarkan tabel diatas, maka digunakan rumus perbandingan skor aktual dan skor ideal sebagai berikut :


(34)

Tabel 4.37

Penilaian responden tentang Indikator Keterampilan Unggul Item

Skor Item

Skor indikator

Skor

ideal Persentase Kriteria

1 325 685 1000 68,5% Cukup Baik

2 360

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Hasil persentase skor aktual dari indikator tingkat keterampilan unggul berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui sebesar 68,5%. Nilai yang mengandung pengertian bahwa konsumen menilai travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung cukup memiliki keterampilan yang lebih unggul dari jasa travel yang lain. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Marnis (2014:298) yang menyatakan bahwa keahlian dan asset yang unggul dipandang sebagai sumber dari keunggulan bersaing.

2. Sumber Daya Unggul

Tabel 4.38

Distribusi tanggapan responden tentang kecepatan customer service dalam melayani konsumen

Tanggapan Bobot F Skor %

Sangat setuju 5 8 40 8,0

Setuju 4 26 104 26,0

Cukup setuju 3 41 123 41,0

Tidak setuju 2 24 48 24,0

Sangat tidak setuju 1 1 1 1,0

Jumlah 100 316 100,0

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Berdasarkan Tabel 4.38 dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang kecepatan customer service dalam melayani konsumen yaitu yang menyatakan sangat setuju sebesar 8%, setuju sebesar 26%, cukup setuju sebesar 41%, tidak setuju sebesar 24% dan sangat tidak setuju 1%. Mayoritas responden menyatakan cukup setuju terhadap kecepatan customer service dalam melayani


(35)

konsumen karena dalam hal pemesanan tiket dilakukan dengan cepat dan tepat berdasarkan tujuan perjalanan yang diinginkan konsumen. Hal ini sesuai dengan pendapat Muhamad Ihsan (2011:4) menyatakan bahwa kemampuan, keterampilan, keahlian dan nilai lebih karyawan harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan di bidang tersebut.

Tabel 4.39

Distribusi tanggapan responden tentang keunggulan jumlah armada perjalanan

Tanggapan Bobot F Skor %

Sangat setuju 5 11 55 11,0

Setuju 4 16 64 16,0

Cukup setuju 3 48 144 48,0

Tidak setuju 2 21 42 21,0

Sangat tidak setuju 1 4 4 4,0

Jumlah 100 309 100,0

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Berdasarkan Tabel 4.39 dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang keunggulan jumlah armada perjalanan yaitu yang menyatakan sangat setuju sebesar 11%, setuju sebesar 16%, cukup setuju sebesar 48%, tidak setuju sebesar 21% dan sangat tidak setuju 4%. Mayoritas responden menyatakan cukup setuju terhadap unggulnya jumlah armada Xtrans Cabang Cihampelas Bandung karena selalu tersedianya armada perjalanan disaat konsumen membutuhkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Buchari Alma (2013:84) menyatakan bahwa sumber daya yang komprehensif baik itu manusia ataupun sumber daya yang menunjang kegiatan bisnis tersebut untuk selalu mengantisipasi tuntutan konsumen.

Untuk menilai tanggapan terhadap indikator sumber daya unggul berdasarkan tabel diatas, maka digunakan rumus perbandingan skor aktual dan skor ideal sebagai berikut :


(36)

Tabel 4.40

Penilaian responden tentang Indikator Sumber Daya Unggul Item

Skor Item

Skor indikator

Skor

ideal Persentase Kriteria

3 316 625 1000 62,5% Cukup Baik

4 309

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Hasil persentase skor aktual dari indikator sumber daya unggul berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui sebesar 62,5%. Nilai yang mengandung pengertian bahwa konsumen menilai travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung cukup memiliki sumber daya yang dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Samsir (2014:298) yang menyatakan bahwa ketika sumber-sumber perusahaan merupakan sesuatu yang unik, berharga dan unggul maka perusahaan tersebut telah mempertahankan kondisinya menjadi perusahaan yang mempunyai keunggulan bersaing terhadap para kompetitornya.

3. Kesetiaan Konsumen

Tabel 4.41

Distribusi tanggapan responden tentang kesetiaan konsumen

Tanggapan Bobot F Skor %

Sangat setuju 5 13 65 13,0

Setuju 4 48 192 48,0

Cukup setuju 3 27 81 27,0

Tidak setuju 2 12 24 12,0

Sangat tidak setuju 1 0 0 0,0

Jumlah 100 362 100,0

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Berdasarkan Tabel 4.41 dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang kesetiaan konsumen yaitu yang menyatakan sangat setuju sebesar 13%, setuju sebesar 48%, cukup setuju sebesar 27%, tidak setuju sebesar 12% dan


(37)

sangat tidak setuju 0%. Mayoritas responden menyatakan setuju terhadap kesetiaan dikarenakan apabila pelayanan yang diberikan memuaskan bukan tidak mungkin konsumen menggunakan jasa yang sama pada masa mendatang dan tidak memilih alternatif jasa transportasi yang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (2009:159) menyatakan bahwa kesetiaan konsumen sangat penting artinya bagi perusahaan untuk menjaga kelangsungan kegiatan usahanya.

Tabel 4.42

Distribusi tanggapan responden tentang rekomendasi terhadap orang lain

Tanggapan Bobot F Skor %

Sangat setuju 5 33 165 33,0

Setuju 4 38 152 38,0

Cukup setuju 3 20 60 20,0

Tidak setuju 2 9 18 9,0

Sangat tidak setuju 1 0 0 0,0

Jumlah 100 395 100,0

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Berdasarkan Tabel 4.42 dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang rekomendasi terhadap orang lain yaitu yang menyatakan sangat setuju sebesar 33%, setuju sebesar 38%, cukup setuju sebesar 20%, tidak setuju sebesar 9% dan sangat tidak setuju 0%. Mayoritas responden menyatakan setuju terhadap rekomendasi terhadap orang lain karena apabila merasa pelayanan yang diberikan sangat memuaskan bukan tidak mungkin konsumen akan merekomendasikan jasa transportasi yang digunakan kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Nia Anggraini (2014:14) menyatakan bahwa konsumen yang setia adalah mereka yang sangat puas dengan produk dan pelayanan tertentu, sehingga mempunyai antusiasme utuk memperkenalkannya kepada siapapun yang mereka kenal.


(38)

Untuk menilai tanggapan terhadap indikator kesetiaan konsumen, maka digunakan rumus perbandingan skor aktual dan skor ideal sebagai berikut :

Tabel 4.43

Penilaian responden tentang Indikator Kesetiaan Konsumen Item

Skor Item

Skor indikator

Skor

ideal Persentase Kriteria

5 362 757 1000 75,7% Baik

6 395

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Hasil persentase skor aktual dari indikator kesetiaan konsumen berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui sebesar 75,7%. Nilai yang mengandung pengertian bahwa Xtrans Cabang Cihampelas Bandung memiliki konsumen yang setia. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Melysa Elisabeth Pongoh (2013:93) yang menyatakan bahwa dengan pelayanan yang berkualitas maka konsumen akan tetap berkeinginan untuk menggunakan produk/jasa tersebut sehingga mereka menjadi loyal.

4. Tidak Mudah Ditiru

Tabel 4.44

Distribusi tanggapan responden tentang pelayanan yang tidak mudah ditiru

Tanggapan Bobot F Skor %

Sangat setuju 5 24 120 24,0

Setuju 4 42 168 42,0

Cukup setuju 3 22 66 22,0

Tidak setuju 2 12 24 12,0

Sangat tidak setuju 1 0 0 0,0

Jumlah 100 378 100,0

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Berdasarkan Tabel 4.44 dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang pelayanan yang tidak mudah ditiru yaitu yang menyatakan sangat setuju


(39)

sebesar 24%, setuju sebesar 42%, cukup setuju sebesar 22%, tidak setuju sebesar 12% dan sangat tidak setuju 0%. Mayoritas responden menyatakan setuju tentang pelayanan yang tidak mudah ditiru karena konsumen merasa Xtrans Cabang Cihampelas Bandung memiliki keunggulan pelayanan yaitu kecepatan waktu tiba di tujuan yang tidak bisa ditiru oleh travel lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Rosvita Dua Lembang (2010:8) menyatakan bahwa suatu nilai keunggulan yang dimiliki perusahaan untuk ditawarkan kepada konsumennya tanpa dapat dicontoh oleh kompetitor lain merupakan suatu nilai lebih bagi perusahaan.

Tabel 4.45

Distribusi tanggapan responden tentang nilai keunggulan dalam pelayanan

Tanggapan Bobot F Skor %

Sangat setuju 5 26 130 26,0

Setuju 4 48 192 48,0

Cukup setuju 3 14 42 14,0

Tidak setuju 2 12 24 12,0

Sangat tidak setuju 1 0 0 0,0

Jumlah 100 388 100,0

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Berdasarkan Tabel 4.45 dapat diketahui bahwa tanggapan responden tentang nilai keunggulan dalam pelayanan yaitu yang menyatakan sangat setuju sebesar 26%, setuju sebesar 48%, cukup setuju sebesar 14%, tidak setuju sebesar 12% dan sangat tidak setuju 0%. Mayoritas responden menyatakan setuju tentang nilai keunggulan dalam pelayanan karena konsumen merasa pelayanan yang diberikan sangat memudahkan konsumen dalam mengakses pemesanan tiket perjalanan. Hal ini sesuai dengan pendapat Muhtosim Arief (2014:120) menyatakan bahwa kualitas layanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan untuk memenuhi keinginan konsumen.


(40)

Untuk menilai tanggapan terhadap indikator tidak mudah ditiru maka digunakan rumus perbandingan skor aktual dan skor ideal sebagai berikut :

Tabel 4.46

Penilaian responden tentang Indikator Tidak Mudah Ditiru Item Skor Item Skor indikator Skor

ideal Persentase Kriteria

7 378 766 1000 76,7% Baik

8 388

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Hasil persentase skor aktual dari indikator tidak mudah ditiru berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui sebesar 76,6%. Nilai yang mengandung pengertian bahwa konsumen menilai Xtrans Cabang Cihampelas Bandung memiliki jasa pelayanan yang tidak mudah ditiru oleh jasa travel lain. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Heri Setiawan (2012:14) yang menyatakan bahwa pelanggan pada umumnya lebih memilih produk/jasa yang memiliki nilai lebih dari yang diinginkannya atau diharapkannya.

Akumulasi skor penilaian untuk variabel keunggulan bersaing adalah sebagai berikut

Tabel 4.47

Penilaian responden tentang Keunggulan Bersaing

Indikator Item

Skor item

Skor

indikator Persentase

Keterampilan Unggul 1 325 685 68,5%

2 360

Sumber Daya Unggul 3 316 625 62,5%

4 309

Kesetiaan Pelanggan 5 362 757 75,7%

6 395

Tidak Mudah Ditiru 7 378 766 76,6%

8 388

Total 2833 70,8%


(41)

Untuk menilai tanggapan terhadap variabel keunggulan bersaing berdasarkan tabel diatas, maka digunakan rumus perbandingan skor aktual dan skor ideal. Hasil persentase skor aktual dari keunggulan bersaing berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui sebesar 70,8%. Nilai yang mengandung pengertian bahwa konsumen menilai travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung memiliki nilai keunggulan bersaing yang baik. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Marnis (2014:4) yang menyatakan bahwa perusahaan yang terus memperhatikan perkembangan kinerja dan berupaya untuk meningkatkan kinerja memiliki peluang mencapai posisi persaingan yang baik maka sebenarnya perusahaan telah memiliki modal yang kuat untuk terus bersaing dengan perusahaan lain.

4.2.2 Analisis Verifikatif

Pengaruh harga dan kualitas pelayanan terhadap keunggulan bersaing diuji melalui analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi product moment.

Data penelitian variabel X dan Y dikumpulkan dari kuesioner yang mempunyai skala pengukuran ordinal.

Untuk memenuhi syarat data yang digunakan dalam perhitungan analisis regresi sekurang-kurangnya mempunyai tingkat pengukuran interval, data hasil kuesioner yang diperoleh terlebih dahulu ditransformasikan menjadi skala interval menggunakan Method of Successive Interval (MSI). Hasil perhitungan skor data variabel X dan Y setelah ditransformasikan menjadi skala interval menggunakan


(42)

Data yang digunakan sebagai variabel bebas (X) adalah harga dan kualitas pelayanan dan sebagai variabel tak bebas (Y) adalah keunggulan bersaing yang telah ditransformasikan ke skala pengukuran interval dengan MSI.

4.3 Hasil Analisis Regresi

Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh harga dan kualitas pelayanan terhadap keunggulan bersaing. Pada model regresi yang digunakan variabel harga dan kualitas pelayanan merupakan variabel bebas (X) dan variabel tidak bebas (Y) adalah keunggulan bersaing.

Hasil perhitungan koefisien regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 20 for Windows berdasarkan data penelitian adalah berikut :

Tabel 4.48

Hasil Perhitungan Koefisien Regresi X terhadap Y Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1

(Constant) ,264 ,211 1,251 ,214

Harga (X1) ,360 ,059 ,395 6,083 ,000

Kualitas Pelayanan (X2) ,572 ,065 ,573 8,810 ,000 a. Dependent Variable: Keunggulan Bersaing (Y)

Sumber : Hasil pengolahan data SPSS (2015)

Diperoleh persamaan regresi taksiran untuk melihat pengaruh harga dan kualitas pelayanan terhadap keunggulan bersaing adalah sebagai berikut :

ˆ

Y = 0,264 + 0,360 X1 + 0,572 X2


(43)

1. Nilai konstanta pada persamaan sebesar 0,264 menjelaskan nilai rata-rata skor keunggulan bersaing pada saat harga dan kualitas pelayanan konstan (tidak berubah) atau sama dengan nol adalah sebesar 0,264.

2. Koefisien regresi untuk harga (X1) bertanda positif sebesar 0,360

menunjukkan perubahan skor keunggulan bersaing (Y) jika harga meningkat sebesar satu poin. Jadi jika skor harga meningkat sebesar 1 poin maka akan terjadi peningkatan skor keunggulan bersaing sebesar 0,360. Jadi semakin sesuai harga maka keunggulan bersaing semakin tinggi. 3. Koefisien regresi untuk Kualitas Pelayanan (X2) bertanda positif sebesar

0,572 menunjukkan perubahan keunggulan bersaing (Y) jika kualitas pelayanan meningkat sebesar satu poin. Jadi jika skor kualitas pelayanan meningkat sebesar 1 poin maka akan terjadi peningkatan keunggulan bersaing sebesar 0,572. Jadi semakin baik kualitas pelayanan maka keunggulan bersaing semakin baik.

4.3.1 Pengujian Asumsi Regresi

Pengujian asumsi regresi dilakukan untuk melihat apakah hasil regresi yang diperoleh telah memenuhi sebagai persamaan regresi yang tepat dalam menggambarkan data penelitian. Asumsi yang diuji untuk model regresi dalam penelitian ini adalah normalitas residual nilai taksiran model regresi, asumsi tidak terjadi multikolinieritas, asumsi tidak terjadi heterogenitas varians (asumsi heteroskedastisitas).


(44)

1. Uji Normalitas Residu

Persamaan regresi yang sesuai menggambarkan data mensyaratkan taksiran model regresi memiliki nilai residual berdistribusi normal. Untuk menguji normalitas digunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil perhitungan uji normalitas residual dari persamaan taksiran yang diperoleh menggunakan SPSS adalah sebagai berikut :

Tabel 4.49 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa,b Mean Std. Deviation ,37208631 0E-7 Most Extreme Differences

Absolute ,122

Positive ,122

Negative -,075

Kolmogorov-Smirnov Z 1,218

Asymp. Sig. (2-tailed) ,103

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Dhitung = 0,122 dengan p-value

(nilai sig) sebesar 0,103. Hasil pengujian normalitas model regresi menunjukkan bahwa nilai residual dari model berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan normalitas menunjukan nilai probabilitas (sig.) Kolmogorov-Smirnov Test yang diperoleh untuk nilai residual sebesar 0,103 lebih besar dari 0,05.

Untuk mengetahui normalitas hasil regresi yang diperoleh dapat dilhat dari normal plot. Hasil PP plot untuk uji normalitas dapat dilihat pada gambar berikut. Terlihat data menyebar di sekitar garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai residual hasil taksiran regresi memenuhi asumsi berdistribusi normal.


(45)

Gambar 4.2

Grafik PP Plot dari Hasil Pengujian Normalitas 2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas menunjukkan kondisi variabel bebas dalam model regresi yang saling berkorelasi sempurna. Hal ini menjadikan persamaan regresi yang diperoleh tidak tepat dalam menjelaskan pengaruh x terhadap y.

Ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factors). Nilai VIF yang kecil menunjukkan tidak adanya korelasi yang tinggi (sempurna) antar variabel x dalam model regresi. Batasan nilai untuk variabel dikatakan berkolinieritas tinggi jika diperoleh nilai VIF untuk variabel bebas lebih besar dari 10.

Tabel 4.50

Hasil Perhitungan VIF Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 Harga (X1) ,889 1,125

Kualitas Pelayanan (X2) ,889 1,125 a. Dependent Variable: Keunggulan Bersaing (Y)


(46)

Hasil perhitungan nilai VIF untuk variabel bebas dalam model regresi dalam penelitian ini menunjukkan angka yang lebih besar dari 10, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi kolinearitas yang tinggi antara variabel bebas dalam persamaan regresi yang diperoleh.

3. Uji Asumsi Bebas Heterokedastisitas

Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Gejala varians yang tidak sama ini disebut dengan gejala heteroskedastisitas, sedangkan adanya gejala varians residual yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain disebut dengan homokedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran varians residual. Pengujian homogenitas varian dari residual model regresi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan uji korelasi Rank Spearman. Hasil perhitungan adalah sebagi berikut :

Tabel 4.51

Hasil Korelasi Rank Spearman untuk Uji Heteroskedastisitas Correlationsb

absr

Spearman 's rho

Absr Correlation Coefficient 1,000

Sig. (2-tailed) .

Harga (X1) Correlation Coefficient ,021

Sig. (2-tailed) ,838

Kualitas Pelayanan (X2)

Correlation Coefficient -,179

Sig. (2-tailed) ,075

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). b. Listwise N = 100

Sumber : Hasil pengolahan data SPSS (2015)

Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan bahwa varian dari residual homogen (tidak terdapat heteroskedastisitas). Hal ini ditunjukkan oleh hasil korelasi variabel X1 dan X2 dengan nilai absolut dari residual (error) tidak


(47)

untuk X2 sebesar 0,075 (nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sebagai batas

tingkat kekeliruan).

Untuk mengetahui hasil heteroskedastisitas dapat juga dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot nilai residual. Dengan melihat kepada grafik

Scatterplot, bahwa data menyebar secara merata tanpa membentuk sebuah pola tertentu dan menyebar di atas dan di bawah titik nol secara merata, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat heterokedastisitas dalam variabel-variabel penelitian.

Gambar 4.3

Grafik Scatterplot dari Hasil Pengujian Heteroskedastisitas 4.3.2 Analisis Korelasi

Untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel dan pengaruh parsial dilakukan perhitungan analisis korelasi antar variabel dan analisis korelasi parsial. Hasil perhitungan menggunakan SPSS 20 for windows adalah sebagai berikut :


(48)

Tabel 4.52 Hasil Korelasi

Correlationsb

Harga (X1) Kualitas Pelayanan (X2)

Keunggulan Bersaing (Y)

Harga (X1) Pearson Correlation 1 ,334

**

,587**

Sig. (2-tailed) ,001 ,000

Kualitas Pelayanan (X2)

Pearson Correlation ,334** 1 ,705**

Sig. (2-tailed) ,001 ,000

Keunggulan Bersaing (Y)

Pearson Correlation ,587** ,705** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). b. Listwise N=100

Sumber : Hasil pengolahan data SPSS (2015)

Diperoleh hasil perhitungan korelasiharga dan keunggulan bersaing yaitu 0,587. Besarnya korelasi harga dan keunggulan bersaing masuk dalam ketegori cukup kuat. Nilai korelasi yang diperoleh positif berarti bahwa hubungan antara harga dan keunggulan bersaing berbanding lurus (bersifat positif), yang berarti semakin sesuai harga maka keunggulan bersaing diprediksi akan semakin tinggi.

Hasil perhitungan nilai korelasi kualitas pelayanan dan keunggulan bersaing yaitu 0,705. Besarnya korelasi kualitas pelayanan dan keunggulan bersaing masuk dalam ketegori kuat. Nilai korelasi yang diperoleh positif berarti hubungan antara kualitas pelayanan dan keunggulan bersaing berbanding lurus (bersifat positif). Hasil tersebut berarti jika semakin baik kualitas pelayanan maka keunggulan bersaing diprediksi akan semakin tinggi.

Hasil perhitungan korelasi harga dan kualitas pelayanan yaitu 0,334. Besarnya korelasi harga dankualitas pelayanan masuk dalam ketegori tidak kuat. Nilai korelasi yang diperoleh positif berarti bahwa hubungan antara harga dan kualitas pelayanan berbanding lurus (bersifat positif).


(49)

4.3.3 Analisis Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui korelasi ganda dan besarnya pengaruh secara bersama-sama harga dan kualitas pelayanan terhadap keunggulan bersaing dapat dilihat nilai korelasi dan koefisien determinasi (R2).

Tabel berikut merupakan hasil perhitungan koefisien determinasi untuk persamaan regresi yang diperoleh dengan SPSS 20 for windows sebagai berikut :

Tabel 4.53

Tabel Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,797a ,636 ,628 ,37590

a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan (X2), Harga (X1) b. Dependent Variable: Keunggulan Bersaing (Y)

Sumber : Hasil pengolahan data SPSS (2015)

Diperoleh besarnya korelasi ganda antara harga dan kualitas pelayanan dengan keunggulan bersaing sebesar 0,797. Untuk memberikan interpretasi terhadap nilai korelasi yang diperoleh digunakan kriteria korelasi yang diberikan pada Bab 3. Nilai korelasi yang diperoleh sebesar 0,797 masuk dalam kategori kuat. Artinya antara harga dan kualitas pelayanan dengan keunggulan bersaing terjadi hubungan positif yang sangat kuat. Jadi jika harga dan kualitas pelayanan berubah menjadi lebih baik secara bersama-sama (ada keterkaitan yang sejalan dengan hubungan yang kuat) akan diikuti dengan keunggulan bersaing.

Koefisiensi Determinasi (KD) diperoleh menggunakan rumus berikut : Kd = R2 x 100 %

Kd = (0,797)2 x 100 % Kd = 0,676 x 100% Kd= 63,6%


(50)

Nilai R-square (R2) atau koefisien determinasi sebesar 0,636 pada kolom ketiga pada tabel di atas menunjukkan besarnya pengaruh harga dan kualitas pelayanan terhadap keunggulan bersaing. Artinya 63,6% perubahan keunggulan bersaing dipengaruhi (dapat dijelaskan) oleh harga dan kualitas pelayanan sedangkan 36,4% lainnya dipengaruhi faktor lain yang tidak termasuk dalam variabel yang diteliti dalam penelitian ini.

Besarnya pengaruh dari masing-masing variabel bebas (harga dan kualitas pelayanan) terhadap keunggulan bersaing dapat dihitung dari hasil perkalian nilai

standardized coefficients dengan zero order correlation.

 Besarnya pengaruh harga terhadap keunggulan bersaing secara parsial = 0,395 x 0,587 = 0,232 atau 23,2 %.

 Besarnya pengaruh kualitas pelayanan terhadap keunggulan bersaing secara parsial

= 0,573 x 0,705 = 0,404 atau 40,4 %.

Kualitas pelayanan memberikan pengaruh terhadap keunggulan bersaing sebesar 40,4% dan harga memberikan pengaruh terhadap keunggulan bersaing sebesar 23,2%. Berdasarkan hasil perhitungan besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap keunggulan bersaing dapat diketahui bahwa diantara kedua variabel bebas, kualitas pelayanan memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap keunggulan bersaing dibandingkan harga.

4.3.4 Hasil Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas menggunakan uji F dan pada tahap


(51)

kedua dilakukan uji secara parsial untuk melihat kebermaknaan masing-masing variabel bebas dalam model regresi yang diperoleh menggunakan uji t.

1. Pengujian Koefisien Regresi secara bersama melalui Uji F

Uji F digunakan untuk pengujian koefisien regresi secara keseluruhan untuk mengetahui keberartian hubungan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas. Untuk menguji hipotesis yang ditetapkan sebelumnya dilakukan dengan membandingkan antara Fhitung dengan nilai Ftabel. Dari tabel F diperoleh nilai Ftabel

dengan db1 = 2 dan db2 = 100-2-1= 97 sebesar 3,090.

Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut : Ho1 :

1 2 0

  

Harga dan Kualitas Pelayanan tidak berpengaruh terhadap Keunggulan Bersaing

Ha1 :

Ada i0

Harga dan Kualitas Pelayanan berpengaruh terhadap Keunggulan Bersaing

Nilai statistik uji F diperoleh dalam tabel Anova hasil SPSS pada tabel berikut :

Tabel 4.54 Hasil Uji Simultan

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 23,911 2 11,955 84,609 ,000b

Residual 13,706 97 ,141

Total 37,617 99

a. Dependent Variable: Keunggulan Bersaing (Y)

b. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan (X2), Harga (X1)

Sumber : Hasil pengolahan data SPSS (2015)

Diperoleh nilai F hitung sebesar 84,609 dengan signifikansi 0,000. Keputusan penolakan/penerimaan hipotesis pada pengujian simultan dapat


(52)

digambarkan dalam diagram daerah penerimaan dan penolakan Ho sebagai berikut :

Gambar 4.4

Daerah Penerimaan Dan Penolakan Ho Pada Pengujian Simultan Diperoleh Fhitung lebih besar dari Ftabel (84,609 > 3,090). Dengan demikian,

hasil uji menunjukkan menolak Ho. Kesimpulan di atas didukung pula dari nilai signifikansinya (0,000) yang lebih kecil dari nilai α = 0,05), yang berarti kesalahan untuk menyatakan ada pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas signifikan sangat kecil atau lebih kecil dari tingkat

kesalahan yang ditetapkan sebesar 5% (α = 0,05). Artinya harga dan kualitas pelayanan secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keunggulan bersaing.

2. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial melalui Uji t

Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh signifikan secara parsial dilakukan pengujian koefisien regresi dengan menggunakan statistik Uji t. Penentuan hasil pengujian (penerimaan/ penolakan H0) dapat dilakukan dengan

Ftabel = 3,090

(α= 0,05 ; df1 = 2; df2 = 97) Fhitung =84,609

Daerah Penerimaan H0


(53)

membandingkan thitung dengan ttabel atau juga dapat dilihat dari nilai

signifikansinya. Nilai ttabel dengan taraf kesalahan 5% dan db = n–k–1 = 100-2-1 =

97 adalah 1,985.

a. Pengaruh Harga Terhadap Keunggulan Bersaing

Untuk melihat pengaruh harga terhadap keunggulan bersaing, hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut :

H02 :1 = 0 Harga tidak berpengaruh terhadap Keunggulan Bersaing

Ha2 : 1≠ 0 Harga berpengaruh terhadap Keunggulan Bersaing

Hasil perhitungan nilai t-hitung untuk variabel harga (X1) diperoleh

sebesar 4.239 dengan nilai signifikansi (p-value) = 0,024.

Keputusan penolakan/penerimaan hipotesis (hasil perbandingan thitung

dengan ttabel) pada pengujian parsial dapat digambarkan dalam diagram daerah

penerimaan dan penolakan H0 sebagai berikut :

Gambar 4.5

Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji Parsial X1 terhadap Y

Diperoleh nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (t hitung = 6,083 > ttabel =

1,985). Keputusan uji adalah menolak H0. Kesimpulan di atas didukung pula dari nilai signifikansinya sangat kecil (0,000) yang lebih kecil dari nilai α = 0,05.

Daerah Penolakan Ho Daerah

Tidak tolak Ho

0

t(0,975;97)= 1,985 Daerah

Penolakan Ho

t(0,025; 97) = -1,985


(54)

Artinya kesalahan untuk menyatakan ada pengaruh harga terhadap keunggulan bersaing lebih kecil dari tingkat kesalahan yang ditetapkan sebesar 5% (α = 0,05) sehingga keputusan uji adalah menolak H0.

Hasil pengujian dapat disimpulkan pada tingkat kepercayaan 95% bahwa harga berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing. Hal ini sesuai dengan pendapat R.A. Muthalib, Firmansyah dan Endri Musnandar (2010:59) menyatakan bahwa harga berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing. Apabila harga perusahaan terjangkau, maka akan semakin baik pula keunggulan bersaing perusahaan tersebut.

b. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Keunggulan Bersaing

Untuk melihat pengaruh kualitas pelayanan terhadap keunggulan bersaing, hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut :

H03 :2 = 0 Tidak terdapat pengaruh dari Kualitas Pelayanan terhadap

Keunggulan Bersaing

Ha3 : 2≠ 0 Terdapat pengaruh dari Kualitas Pelayanan terhdap Keunggulan

Bersaing

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t-hitung untuk variabel kualitas pelayanan (X2) sebesar 8,810 dengan nilai signifikansi (p-value) = 0,000.

Keputusan penolakan/penerimaan hipotesis (hasil perbandingan thitung

dengan ttabel) pada pengujian parsial dapat digambarkan dalam diagram daerah


(1)

H1.2. ρ ≠ 0, Terdapat pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Keunggulan Bersaing konsumen di Travel Xtrans Bandung.

c. Kriteria Pengujian

H0 ditolak apabila thitung< dari ttabel( α = 0,05)

Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak, maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut : 1. Jika thitung≥ ttabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya diantara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.

2. Jika thitung≤ ttabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada hubungannya.

2. Pengujian Secara Simultan

Melakukan uji f, untuk menguji pengaruh bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut :

H0 : β = 0, Harga dan Kualitas Pelayanan secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap Keunggulan Bersaing konsumen di Travel Xtrans Bandung.

Ha : β ≠ 0, Harga dan Kualitas Pelayanan secara bersama-sama berpengaruh terhadap Keputusan pembelian konsumen di Travel Xtrans Bandung.

Dibawah ini adalah gambaran daerah penolakan H0 dan daerah penerimaan H1 :

Daerah

penerimaan H0

Daerah penolakan H0 Daerah penolakan H0 ttabel -ttabel


(2)

Gambar 3.1

Daerah penerimaan dan penolakan Ho Sumber: Sugiyono (2009:185)


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan berkaitan dengan harga dan kualitas pelayanan terhadap keunggulan bersaing pada Travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tanggapan konsumen tentang harga pada Travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung menilai harga yang ditetapkan oleh Travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung cukup sesuai, yang didasarkan cukup memiliki keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas, daya saing harga dan kesesuaian harga dengan manfaat. Skor tertinggi ada pada indikator daya saing dan skor terendah pada indikator kesesuaian harga dengan manfaat.

2. Tanggapan konsumen tentang kualitas pelayanan pada Travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung dinilai konsumen cukup baik, yang didasarkan cukup baik pada fasilitas fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati. Skor tertinggi ada pada indikator kehandalan dan skor terendah pada indikator empati.

3. Tanggapan konsumen tentang keunggulan bersaing pada Travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung dinilai sudah memiliki keunggulan bersaing yang baik, yang didasarkan baik dalam hal keterampilan unggul, sumber daya unggul, kesetiaan pelanggan dan tidak mudah ditiru. Skor tertinggi


(4)

ada pada indikator tidak mudah ditiru dan skor terendah pada indikator sumber daya unggul.

4. Harga dan kualitas pelayanan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keunggulan bersaing pada Travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung. Perubahan keunggulan bersaing dipengaruhi oleh harga dan kualitas pelayanan sebesar 63,6% sedangkan 36,4% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian ini seperti promosi, lokasi, inovasi pelayanan dll. Kualitas pelayanan terhadap keunggulan bersaing lebih besar pengaruhnya dibandingkan harga.

5.2 Saran

Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang harga dan kualitas pelayanan terhadap keunggulan bersaing pada Travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung, maka penulis akan memberikan beberapa saran yang dapat digunakan oleh Travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung sebagai berikut :

1. Harga pada Travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung sudah cukup sesuai tetapi untuk dimensi tingkat kesesuaian harga terhadap manfaat mendapatkan skor terendah. Untuk itu pihak Travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung harus lebih memperhatikan manfaat yang diterima oleh konsumen walaupun harga yang ditetapkan cukup sesuai menurut konsumen. Tercapainya manfaat yang ditawarkan akan meningkatkan kepercayaan konsumen untuk terus menggunakan jasa Travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung.


(5)

2. Kualitas pelayanan pada Travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung sudah cukup baik tetapi untuk dimensi Emphaty mendapatkan skor terendah. Untuk itu pihak Travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung harus lebih memperhatikan sikap karyawan dalam menghadapi konsumen. Diharapkan diberikan pelatihan bagi karyawan agar bisa bersikap dalam menghadapi dan melayani konsumen. Pada dasarnya kualitas pelayanan merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan, dimana semakin baik kualitas pelayanan maka akan semakin tinggi pula tingkat kepuasan yang dirasakan konsumen.

3. Keunggulan bersaing pada Travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung sudah baik tetapi untuk dimensi sumber daya unggul mendapatkan skor terendah. Untuk itu pihak Travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung harus lebih memperhatikan kualitas sumber daya baik itu karyawan ataupun armada yang digunakan dalam menunjang kegiatan perusahaan. Diharapkan kedepannya dalam hal perekrutan karyawan ataupun driver dilakukan secara baik dan benar. Setelah itu diberikan pelatihan agar karyawan dan driver semakin terampil dalam bekerja. Semakin baik kualitas sumber daya yang ditawarkan maka akan semakin tinggi pula kepercayaan konsumen untuk menggunakan jasa Travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung.

4. Travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung harus terus mempertahankan keunggulan bersaingnya dengan cara menetapkan harga yang sesuai dan meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan sesuainya harga dan


(6)

meningkatnya kualitas pelayanan maka akan tercipta keunggulan bersaing yang baik pula. Diharapkan kedepannya faktor lain yang ikut mempengaruhi keunggulan bersaing pada penelitian ini agar dapat diteliti oleh pihak-pihak yang ingin meneliti Travel Xtrans Cabang Cihampelas Bandung. Keunggulan bersaing sangat penting bagi perusahaan agar bisa bersaing dengan kompetitor lain dan dapat semakin mengembangkan usahanya.