Up.aya Guru Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal dan Intrapersonal Siswa Dalam Pembelajaran PAI

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Disusun oleh: YANI

NIM: 1110011000070

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2015


(2)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

skripsi berjudul Upaya Guru Mengembangkan Kecerdasan lnterpersonal dan rntrapersonal Siswa Daram pemberajaran

pAI

disusun oreh

yani.

NIM

1110011000070' Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui himbingan dan dinyatakn sah sebagai karya ilmiah yang berhak

untuk diujikan pada sidang munaqasah seuai ketentuan yang ditetapkan

oleh fakultas.

Jakarta, 09 Januari 2015

Yang Mengesahkan, Pembimbing

Yudhi Munadi. MA


(3)

Keguruan (FITK) Universitas lslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalarn ujian munaqasyah pada tanggal 05 Februari 2015 dihadapan dewan penguji. Oleh karena itu penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd. I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarla, l0 Februari 201 5 Panitia Uj ian Munaqasyah

Ketua Panitia (Ketua Jr"rrusan PAI)

(Dr. H. Abdul Majid Khon. M. Ag) NrP. 19s80707 198703 1 005

Sekretaris (Sekretaris Jurusan PAI) (Marhamah Saleh. Lc. M.A)

NIP. 19720313 200801 2 010

Tanggal

tt/ Lof

/a

Penguji I

(Dr. Dimyati. MA)

NIP. 19640704 199303 1 003

Penguji

ll

(Siti Khadijah. MA)

NIP. 1 9700727 199703 2 004

IOI

loL ?ag

'1,

rote Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegur

Nurl ena4.ifa'i MA. Ph. D


(4)

Nama

NIM

Jurusan Alamat

Nama Pembimbing NIP

: Yudhi Munadi, MA

: 197 01203 1 99803 1 003 Yani

11r001r000070

Pendidikan Agama Islam (PAI)

Kp. Cikiwul Baru baru. RT004iRW003. Cikiwul Kec. antargebang Bekasi

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Upaya

Guru

Mengembangkan Kecerdasan

Interpersonal dan Intrapersonal Siswa Dalam Pembelajaran

PAI

adalah benar

hasil karya sendiri di barvah bimbingan dosen:

Jurusan/Program

Studi

: Pendidikan Agama Islam (PAI)

Demikian surat pernyataan

ini

saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahr,va skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

J akarta, 09 Nov€mb er 201 5

w'

1 93966243

Yani


(5)

iii

bekerjasama dengan orang lain, membedakan suasana hati, maksud, motivasi serta perasaan orang lain, sedangkan kecerdasan intrapersonal ini merupakan kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memahami diri yang akurat (kekuatan dan keterbatasan diri); kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi, temperamen, dan keinginan, serta kemampuan berdisplin diri, memahami dan menghargai diri. Andaikan para pendidik di sekolah mampu menggali dan mengembangkan serta mengarahkan anak didik mereka sesuai dengan kecerdasan-kecerdasan yang dimilikinya maka peluang keberhasilan anak didik akan lebih besar karna guru sangat berperan dalam mengembangkan kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki anak didiknya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya guru mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa dalam pembelajaran PAI.. Penelitian ini dilakukan di MAN 4 Jakarta, dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Data diperoleh melalui melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa guru MAN 4 Jakarta membuat perencanaan pembelajaran berupa silabus dan RPP dan dalam proses pembelajaran pun guru menggunakan metode, strategi dan media yang relevan yang dapat mengembangkan kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki siswanya khususnya kecerdasan interpersonal dan intrapersonal. Penggunaan metode, strategi dan media yang digunakan cukup baik dan dapat menunjang pengembangan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa dalam pembelajaran PAI.


(6)

iv

others, distinguish the moods, intentions, motivations and feelings of others, while the intrapersonal intelligence is the ability to understand themselves and to act on that understanding. This intelligence includes the ability to understand oneself accurate (strengths and limitations); awareness of the moods, intentions, motivations, temperament, and desires, as well as the ability to self disciplined, understand and appreciate themselves. Suppose the educators at the school is able to explore and develop and direct their students according to its intelligences then the chances of success of the students will be greater because the teacher was instrumental in developing intelligences owned protege.

The purpose of this study was to determine teachers' efforts to develop interpersonal and intrapersonal intelligence students in learning PAI .. This research was conducted in MAN 4 Jakarta, using a qualitative approach to generate descriptive data in the form of words written or spoken of the people and behaviors that can observed. Data obtained through observation, interviews, and documentation.

Based on the results of this research is that teachers MAN 4 Jakarta create lesson plans in the form of a syllabus and lesson plans and also a teacher in the learning process using the methods, strategies and relevant media to develop intelligences owned by students, especially interpersonal and intrapersonal intelligence. The use of methods, strategies and media used quite well and can support the development of interpersonal and intrapersonal intelligence students in learning PAI.


(7)

 

memberikan limpahan rahmat, karunia dan kebaikan, petunjuk serta kekuatan sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul Upaya guru mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa dalam pembelajaran PAI.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Seiring dengan selesainya skripsi ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Hj. Nurlena Rifa’I, MA., Ph. D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.

2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M. Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), dan Hj. Marhamah Shaleh, Lc, MA sebagai Sekertaris Jurusan Pendidikn Agam Islam (PAI).

3. Bapak Yudhi Munadi, MA selaku dosen pembimbing skripsi, penulis ucapkan terimakasih yang tak terhingga atas saran, kritik dan masukan yang telah mengarahkan dengan sabar dan penuh harapan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh dosen FITK yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.

5. Dra. Nurlaelah, M.Pd, Kepala Sekolah MAN 4 Jakarta, dewan guru serta seluruh staf karyawan MAN 4 Jakarta yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut, sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

6. Seluruh guru PAI MAN 4 Jakarta, yang telah meluangkan waktunya untuk diwawancari dan bekerja sama dalam pelaksanaan penelitian ini.


(8)

vi 

 

satu wujud terimakasih ananda kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta.

9. Saudara kandungku yang terkasih Ade wacih kurniasih, Irfan Maulana, Ade Sania Putri yang tak pernah bosan memotivasi dan mendoakan serta membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada calon sumamiku Wisna Ramdani yang selalu mendoakan, menyemangati, dan menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas segala doa, nasehat, kasih sayang dan pengorbanan yang diberikan.

11. Kepada sahabat-sahabatku Sofi Roziqoh , Siti Suci Lestari, Nur Hamimah hayati, Sulas Fadhliati, Siti Lupiah, Siti Maeraroh,Albert ferdinan dan semua keluarga P20AI, yang tidak henti-hentinya memberikan semangat dan rasa kekeluargaan yang erat, yang selalu indah untuk dikenang dan tidak bisa penulis lupakan dalam menggapai semua cita-cita kita ini. Terimakasih kepada semuanya. Semoga Allah selalu memberikan kebahagian untuk kita semua.

12. Teman-teman angkatan 2010 yang telah mengajarkan penulis arti sebuah persahabatan dan kedewasaan dalam berfikir.

13. Kepada teman-teman kosanku nuy, ela, dan rara yang selalu menyemangati dan mendoakanku

14. Seluruh pihak yang tidak disebutkan namanya satu persatu, namun tidak mengurangi rasa terimakasih dan penghargaan penulis kepadanya.

Semoga segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin.Penulis berharap semoga ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.


(9)

vii 

 

Jakarta, 9 Januari 2015

Penulis  


(10)

viii

ABSTRAK ………... iii

KATA PENGANTAR ………. v

DAFTAR ISI ……… viii

DAFTAR LAMPIRAN………. x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… 1

B. Identifikasi Masalah……… 5

C. Pembatasan Masalah………... 5

D. Rumusan Masalah……… 6

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil penelitian……… 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Pengembangan Kecerdasan Interpersonal………… 7

1. Pengertian Pengembangan Kecerdasan... 7

2. Pengertian Kecerdasan Interpersonal………... 9

3. Strategi Pengajaran Untuk Kecerdasan Interpersonal….... 11

4. Cara Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal……….. 13

5. Indikator Kecerdasan Interpersonal………. 15

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan…………. 16 7. Pentingnya Kecerdasan Interpersonal………. 17

B. Konsep Kecerdasan Intrapersonal……….. 18

1. Pengertian Kecerdasan Intrapersonal………... 18

2. Strategi Pengajaran Untuk Kecerdasan Intrapersonal……. 19


(11)

ix

1. Pengertian pembelajaran………. 25

2. Pengertian Pendidikan Agama Islam………. 26

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam……….. 28

4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam……… 30

5. Fungsi Pendidikan Agama Islam……….. 31

D. Penelitian Yang Relevan……… 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian………. 34

B. Latar Penelitian……… 34

C. Metode Penelitian……… 35

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data... 37

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Penelitian……….. 39

F. Analisis Data………... 40

BAB IX HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum MAN 4 Jakarta... 43

B. Deskripsi Data... 48

C. Pembahasan... 49

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan... 63

B. Implikasi... 64

C. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA... 66 LAMPIRAN


(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 : Pedoman Wawancara Guru

LAMPIRAN 2 : Pedoman Wawancara Siswa

LAMPIRAN 3 : SILABUS

LAMPIRAN 4 : RPP

LAMPIRAN 6 : Uji Referensi

LAMPIRAN 7 : Surat Bimbingan Skripsi

LAMPIRAN 8 : Permohonan Izin Penelitian


(13)

1

A.

Latar Belakang

Begitu istimewa dan beragamnya kecerdasan manusia, dan begitu banyak pula sisi-sisi lainnya yang belum terkuak. Menurut Howard Gardner dalam bukunya Hamzah B. Uno bahwa Manusia memiliki kecerdasan-kecerdasan yang beragam di antaranya kecerdasan matematika logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal dan naturalis.1 Jika kecerdasan-kecerdasan tersebut digali secara terus menurus dengan cara yang tepat , maka akan muncul manusia-manusia yang unggul pada masing-masing di bidangnya.

Sayangnya, sistem budaya, pendidikan, dan persekolahan kita selama ini

masih belum begitu memperhatikan jenis-jenis kecerdasan yang lain selain IQ. Padahal manusia pada dasarnya selalu bersifat terbuka untuk cerdas, sesuai dengan pilihan dan lingkungannya. Mereka berpikir, berimajinasi, merasa dan memaknai suatu realitas dan tindakannya dengan cara yang tidak mungkin semuannya sama.2 Masih banyak orang yang tidak menyadari akan kecerdasan yang dimilikinya yang sebenarnya mereka mempunyai banyak ragam kecerdasan selain kecerdasan intelektual.

Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus sebagai modal dasar pembangunan bangsa. Potensi ini hanya dapat digali dan dikembangkan serta dipupuk secara efektif melalui strategi pendidikan dan pembelajaran yang terarah dan terpadu, yang dikelola secara serasi dan

1 Hamzah B. Uno dan Misri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, (Jakarta: bumi Aksara, 2009), h. 11

2 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21 Kritik MI, EI, SQ, AQ dan Successful Interlligence Atas IQ, (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 13


(14)

seimbang dengan memperhatikan pengembangan potensi peserta didik secara utuh dan optimal.3

Oleh karena itu di sini pengelola pendidikan khususnya guru berperan penting dalam membantu mengembangkan kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki anak didiknya. Jika guru mampu menggali dan mengarahkan anak didiknya sesuai dengan kecerdasan-kecerdasan yang mereka miliki, tentu saja peluang keberhasilan akan sangat besar.

Oleh karena itu, strategi manajemen pendidikan perlu secara khusus memperhatikan pengembangan potensi peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa, karena Tugas pendidik memfasilitasi siswa agar dapat mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompetensi. Namun pemahaman pendidik tentang karakteristik individu siswanya pada umumnya masih kurang, sehingga sering muncul keluhan pendidik, siswa sulit memahami pelajaran, bahkan suatu hal yang ironis menganggap siswanya

bodoh

Tidak ada anak bodoh, yang ada anak yang menonjol pada satu atau beberapa jenis kecerdasan. Dengan demikian, dalam menilai dan menstimulasi kecerdasan anak, orang tua dan guru selayaknya dengan jeli dan cermat merancang sebuah motede khusus yang dapat membantu merangsang potensi kecerdasan ganda anak tersebut.4 Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan anak, sehingga kecerdasan mereka dapat berkembang sesuai dengan kecerdasan yang mereka miliki.

Akan tetapi strategi pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah selama ini masih bersifat masal, yang memberikan perlakuan dan layanan pendidikan yang sama kepada semua peserta didik. Padahal, mereka berbeda tingkat kecakapan, kecerdasan, minat, bakat, dan kreativitasnya.

Oleh karena itu pemahaman karakteristik siswa harus diketahui oleh pendidik sehingga dalam belajar, pendidik harus dapat memfokuskan siswanya

3 Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 2

4 Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 42.


(15)

agar melibatkan pikirannya, karena dalam pikiran tersebut ada kecerdasan,

dimana setiap individu memiliki bermacam-macam kecerdasan atau kecerdasan ganda, yakni bukan hanya kecerdasan IQ yang dimiliki individu. Undang-undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003, telah menjelaskan

tentang SISDIKNAS bab II pasal 3 (Dasar, Fungsi dan Tujuan) yaitu: Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. 5

Pendidikan bertujuan untuk menciptakan manusia yang cerdas, cakap dan kreatif. Karena pada dasarnya pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan yang dihadapinya. Namun suatu perkembangan dan kemajuan seseorang tidaklah cukup hanya dengan mengandalkan kecerdasan intelektual yang mengandalkan kemampuan berlogika semata. Akan tetapi masih banyak dari kita yang mengidentikkan kecerdasan dengan IQ (Intelligence Quotient) atau menghubung-hubungkan kecerdasan seseorang dengan siswa yang hanya cerdas dalam hal intelektualnya. Padahal keberhasilan dalam kehidupan tidak hanya ditentukan oleh IQ saja. Namun masih banyak kecerdasan-kecerdasan lain yang dapat menunjang keberhasilan seseorang.

Menurut Howard Gardner dalam bukunya Hamzah B. uno yang berjudul mengelola kecerdasan dalam pembelajaran menegaskan bahwa skala kecerdasan yang selama ini dipakai ternyata memiliki banyak keterbatasan sehingga kurang akurat dalam meramalkan kinerja yang sukses untuk masa depan seseorang. Dan kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetis, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis.6

Berbagai pengalaman menunujukan, banyak anak yang berhasil di sekolah atau tergolong anak pandai dan juara kelas, ternyata tidak berhasil dalam

5 Undang-undang SISDIKNAS, (Bandung: FOKUSMEDIA, 2009) Bab. II, h. 5-6.

6 Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 11


(16)

kehidupan. Sebaliknya, anak yang memiliki kecerdasan interpersonal ia tidak terlalu pandai, tapi karena memiliki kemampuan sosial yang baik dan dapat berinteraksi dengan sesamanya dan pandai bekerjasama, ia lebih berhasil dalam mengarungi hidup masyarakat.

Ada seorang siswa di dalam kelasnya, sebenarnya ia pintar atau bisa dikatakan ia mempunyai potensi yang cukup baik. Namun di sisi lain, ia tidak mempunyai keberanian misalnya dalam berdiskusi, atau dalam setiap kegiatan yang membuatnya lebih terlihat kreatif, sehingga potensi yang ia miliki bisa terasah dengan baik. Dari sini bisa terlihat bahwa pentingnya kecerdasan intrapersonal dan interpersonal bagi seseorang. Jika seorang siswa memliki kecerdasan intrapersonal, ia akan mampu mengali segala kekurangan dan kelebihan yang ia miliki, dan bagi siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal ia akan mampu bekerja sama dengan orang lain dan mampu berinteraksi dengan baik.

Akan tetapi siswa sering kali tidak menyadari akan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal yang dimilikinya. Oleh karena itu disini seorang guru berperan penting untuk membantu mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal yang siswa miliki.

Dalam pembelajaran, guru sebagai pendidik berinteraksi dengan peserta didik yang mempunyai potensi beragam. Dalam konteks ini guru lebih berperan sebagai fasilitator daripada pengarah yang menentukan segala-galanya bagi peserta didik. Guru harus lebih terbuka menerima gagasan-gagasan peserta didik dan lebih berusaha menghilangkan ketakutan dan kecemasan peserta didik yang menghambat pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif. Tugas guru adalah mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan yang maksimal.7

Pendidikan Agama Islam seyogyanya dapat mengembangkan kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki anak didiknya secara optimal, bukan hanya

7 Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 26-27


(17)

kecerdasan intelektualnya saja yang dikembangkan khususnya kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal, karena dengan kecerdasan interpersonal siswa bisa mempunya sifat sosial yang tinggi karena manusia sebagai makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan sesamanya dan bisa menumbuhkan rasa kasih sayang kepada sesama dan berprilaku baik dengan sesamanya. Sedangkan dengan kecerdasan intrapersonal siswa dapat mengintropeksi diri, khususnya dapat lebih menghayati keimanannya terhadap Tuhannya. Jadi guru pendidikan agama islam sangat dituntut untuk dapat mengembangkan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan pengamatan tentang: UPAYA GURU MENGEMBANGKAN KECERDASAN

INTERPERSONAL DAN INTRAPERSONAL SISWA DALAM

PEMBELAJARAN PAI.

B.

Identifikasi Masalah

1. Minimnya kesadaran siswa akan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal yang dimiliki.

2. Kebanyakan guru Pendidikan Agama Islam hanya mengedepankan pada pembinaan kecerdasan intelektual saja tanpa memperhatikan kecerdasan-kecerdasan yang lainnya khususnya kecerdasan-kecerdasan interpersonal dan intrapersonal.

3. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan siswa khususnya kecerdasan interpersonal dan intrapersonal.

C.

Pembatasan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka lingkup masalah yang akan dibahas

hanya dibatasi pada kajian: “UPAYA GURU MENGEMBANGKAN

KECERDASAN INTERPERSONAL DAN INTRAPERSONAL SISWA


(18)

D.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana upaya guru PAI mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa.

2. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kecerdasan interpersonal dan intrapersonal

E.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui upaya guru PAI mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa.

b. Untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kecerdasan interpersonal dan intrapersonal

2. Manfaat Hasil penelitian

a. Bagi siswa, agar siswa dapat menyadari dan mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal yang dimilikinya.

b. Bagi guru, dapat dijadikan bahan masukan dalam rangka meningkatkan atau mengembangkan kecerdasan majemuk yang dimiliki siswanya khususnya kecerdasan interpersonal dan intrapersonal.

c. Bagi sekolah, dapat menambah pengetahuan tentang kecerdasan majemuk yang perlu dikembangkan selain kecerdasan intelektual dan menambah pengetahuan untuk mengembangkan kecerdasan majemuk yang dimiliki siswanya.


(19)

7

A.

Konsep Pengembangan Kecerdasan Interpersonal

1.

Pengertian Pengembangan Kecerdasan

Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang paling cerdas karna Allah telah menganugrahkan kecerdasan kepada setiap manusia. Dengan kecerdasan itu mereka dapat melengkapi kehidupannnya. Namun kecerdasan itu harus dilatih agar bisa tampil keluar, serta dilihat oleh orang lain. Seseorang yang cerdas, maka ia bisa menjadi manusia seutuhnya. Dalam Kamus Besar Indonesia, “pengembangan” berarti proses, cara, perbuatan mengembangkan.1

Psikolog kognitif, Howard Gardner dari Harvard, melihat bahwa ada banyak kecerdasan, bukan hanya satu, dan menjelaskan bahwa kecerdasan adalah pengetahuan atau kemampuan untuk mengemas satu produk atau menggunakan suatu keterampilan dalam suatu cara yang dinilai oleh satu atau lebih kebudayaan.2

Beberapa ahli mendeskripsikan “kecerdasan sebagai kemampuan untuk menyelesaikan masalah, ahli lain mendeskripsikannya sebagai kapasitas beradaptasi dan belajar dari pengalaman. Ahli lain berpendapat bahwa kecerdasan meliputi karakteristik seperti kreativitas dan keahlian interpersonal”.3

Menurut Howard Gardner dalam buku yang ditulis oleh Eric Jensen yang berjudul memperkaya otak cara memaksimalkan potensi setiap

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 538

2 Eric Jensen, Memperkaya Otak Cara Memaksimalkan Potensi Setiap Pembelajaran, (Indeks, 2008), cet 2, h.25-26


(20)

pembelajaran: kecerdasan anak bukan hanya berdasarkan pada skor standar semata (tes IQ), melainkan dengan ukuran [1] kemampuan menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan individu, [2] kemampuan mengasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan, [3] kemampuan menciptakan sesuatu atau memberikan penghargaan dalam budaya seseorang.4

Menurut Herbert dalam buku yang ditulis oleh Yatim Riyanto “intelegensi adalah kualitas bawaan sejak lahir, sebagai hal yang berbeda dari kemampuan yang diperoleh melalui belajar”.

Menurut pendapat Binet dalam bukunya Yatim Riyanto “intelegensi merupakan kemampuan yang diperoleh melalui keturunan, kemampuan yang dimiliki dan diwarisi sejak lahir dan tidak terlalu banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Dalam batas-batas tertentu lingkungan turut berperan dalam pembentukkan kemampuan intelegensi”.5

Menurut M. Alisuf Sabri, “Intellegensi merupakan suatu kemampuan umum individu yang menunjukkan kualitas kecepatan, ketepatan dan keberhasilannya dalam bertindak/berbuat atau memecahkan masalah yang dihadapi”.6

William Stern dalam bukunya Abu Ahmadi dan Widodo supriyono, “Intellegensi ialah suatu daya jiwa untuk mendapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat di dalam situasi baru’.7

Dari definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan adalah kemampuan yang dimiliki

4 Eric Jensen,Memperkaya Otak Cara Memaksimalkan Potensi Setiap Pembelajaran, (Indeks, 2008), cet 2, h. 42

5 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 219-220

6 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2006), h. 112

7 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), h. 34


(21)

seseorang dalam memecahkan masalah secara cepat dan tepat, makin tinggi kecerdasaan seseorang maka akan semakin cepat dan semakin tepat juga dalam memecahkan masalah. Jadi pengembangan kecerdasan adalah cara mengembankan kemampuan yang dimiliki individu yang menunjukkan kualitas kecepatan, ketepatan dan keberhasilannya dalam bertindak memecahkan masalah yang dihadapi”

2.

Pengertian Kecerdasan Interpersonal

Menurut May Lwin, “Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk berhubungan dengan orang-orang di sekitar kita. Kecerdasan ini adalah kemampuan untuk memahami dan memperkirakan perasaan, temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan orang lain dan menanggapinya secara layak”.8

Menurut Thomas Armstrong, kecerdasan interpersonal adalah kemampuan memersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang lain. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada ekspresi wajah, suara gerak-isyarat; kemampuan membedakan berbagai macam tanda interpersonal; dan kemampuan menanggapi secara efektif tanda tersebut dengan tindakan pragmatis tertentu (misalnya, mempengaruhi sekelompok orang untuk melakukan tindakan tertentu).9

Kecerdasan interpersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain. Orang yang mempunyai kecerdasan interpersonal dapat dengan mudah berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah bersosialisasi dengan lingkungan di sekelilingnya. Kecerdasan ini juga dapat disebut sebagai kecerdasan sosial, yang mempunyai kemampuan menjalin persahabatan yang akrab dengan teman, dan juga memiliki kemampuan seperti memimpin, mengorganisasi, menangani

8 May Lwin et. All, How to Multiply Your Child’s Intelligence-Cara Mengembangkan

Komponen Kecerdasan, Berbagai, (Jakarta: Indeks, 2008), cet. 2, h. 197 9 Thomas Armstrong, Sekolah para Juara, (Bandung: Kaifa, 2003), h.4


(22)

perselisihan antar teman, memperoleh simpati dari peserta didik yang lain, dan sebagainya.10

Menurut Thomas Armstrong, “kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain”.11

Menurutnya orang yang mempunyai kecerdasan interpersonal ini dapat bekerja sama dengan baik dan orang yang mempunyai kecerdasan ini dapat dengan mudah mengajak sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan yang sama.

Kecerdasan inilah yang memungkinkan kita untuk membangun hubungan dengan masyarakat. Adapun kecerdasan interpersonal bukan sesuatu yang dibawa sejak lahir, akan tetapi sesuatu yang harus dikembangkan melalui pembinaan dan pengajaran, sama seperti kecerdasan lainnya. Karena itu, waktu terbaik untuk mulai membangun kecerdasan interpersonal adalah ketika muda.

Mereka yang memiliki kecerdasan ini biasanya memiliki keterampilan intuitif yang kuat. Mereka pintar membaca suasana hati, temperamen, motivasi, dan maksud orag lain. 12

Maka dengan demikian dapat disimpulkan kecerdasan interpersonal adalah kemampuan seseorang dalam bersosialisasi dengan lingkungannya dan kemampuan bekerja sama yang baik dengan orang lain, orang yang mempunyai kecerdasan interpersonal ini sangat menyadari bahwa dia tidak dapat hidup sendiri dan menyadari bahwa ia memperlukan bantuan orang lain.

10 Hamzah B. Uno dan masri kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pemebelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet pertama, h. 13

11 Thomas Armstrong, 7 Kinds Of Smart, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 4 12 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21 Kritik MI, EI, SQ, AQ dan Successful Interlligence Atas IQ, (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 156


(23)

3.

Stragegi Pengajaran Untuk Kecerdasan Interpersonal

Beberapa siswa membutuhkan kesempatan untuk melemparkan gagasan kepada orang lain agar dapat belajar secara optimal di kelas. Pelajar yang bersifat sosial ini paling merasakan manfaat dari belajar kelompok. Namun, karena semua siswa memiliki derajat kecerdasan interpersonal yang berbeda-beda, pendidik perlu mengetahui pendekatan dan pengajaran yang melibatkan interaksi antar siswa.

Strategi-strategi berikut ini dapat membantu guru menyentuh kebutuhan siswa akan kebersamaan dan hubungan dengan orang lain. a. Berbagi Rasa dengan teman Sekelas.

Mungkin berbagi rasa adalah strategi kecerdasan majemuk yang paling mudah diterapkan.Yang anda harus lakukan hanyalah mengatakan kepada siswa “Berbaliklah kearah teman di sebelahmu dan mulailah bercerita. Tentang….” Titik disini dapat diisi dengan topik apapun. Anda dapat meminta siswa mengolah materi yang baru saja diajarkan di kelas. Atau Anda ingin memulai pelajaran dengan cara berbagi rasa ini untuk membuka apa yang sudah diketahui siswa tentang topik yang sedang dipelajari.

b. Kerja Kelompok.

Pembentukan kelompok kecil untuk mencapai tujuan pengajaran umum adalah komponen utama model belajar kelompok. Kelompok ini efektif jika terdiri atas tiga sampai delapan orang. Siswa-siswi dalam kelompok ini dapat mengerjakan tugas belajar dengan bermacam-macam cara. Kelompok dapat mengerjakan tugas tertulis secara kolektif misalnya dengan setiap anggota menyumbangkan gagasan. Mereka juga dapat berbagi tanggung jawab dengan berbagai cara.


(24)

c. Simulasi.

Simulasi melibatkan sekelompok orang yang secara bersama-sama menciptakan lingkungan “serba seadanya”. Tatanan sementara ini mempersiapkan suasana untuk kontak yang lebih langsung dengan materi yang dipelajari. Misalnya, siswa yang mempelajari periode sejarah tertentu menggunakan kostum periode tersebut, mengubah ruang kelas seperti pada zaman tersebut.13

d. Interaksi interpersonal

Diberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan tamennya dalam proses pembelajaran.

e. Mengajari teman sekelas

Istilah ini sama dengan tutor sebaya dimana salah satu siswa menjadi tutor dan pasanganya yang mendengarkan.14

Oleh karena itu guru sebagai pendidik harus pandai-pandai memilih strategi pembelajaran, karna jika penggunakaan strategi kurang tepat itu akan membuat bosan siswa dalam belajar, karna setiap siswa memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Bagi siswa yang memiliki kecerdasan interpersonalnya tinggi strategi yang telah disebutkan di atas dapat digunakan guru untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa, dimana guru memberikan waktu ke kepada siswa untuk melemparkan gagasannya dan berinteraksi antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa.

13 Hamzah B. Uno dan masri kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pemebelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet pertama, h. 144-148

14 Thomas Armstrong, Sekolah Para Juara Menerapkan Multiple Intelligences di Dunia Pendidikan, (Bandung: Kaifa, 2003), h. 84


(25)

4.

Cara Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal

Ada 25 cara untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal menurut Thomas Armstrong.

a. Berilah kotak kartu nama, penuhi dengan nama kontak bisnis, teman, kenalan, kerabat, dan orang lain, dan tetaplah menjalin hubungan dengan mereka.

Contoh dalam dunia pendidikan, berilah kartu nama kepada teman atau kerabat baru

b. Tetapkan untuk mengenal teman baru setiap harinya (atau dalam seminggu).

c. Bergabunglah dengan kelompok relawan atau kelompok yang berorientasi memberikan pelayanan.

Contoh dalam dunia pendidikan, bergabunglah dengan kelompok teman yang suka mengadakan kegiatan sosial.

d. Luangkan waktu selama 15 menit setiap hari untuk mempraktekan

mendengarkan secara aktif dengan pasangan hidup atau sahabat dekat. e. Selenggarakan sebuah pesta dan undanglah sekurang-kurangnya tiga

orang yang tidak begitu Anda kenal.

f. Hadirilah sebuah sesi psikoterapi kelompok atau sesi terapi keluarga secara teratur.

g. Ambil peran kepemimpinan dalam kelompok Anda, baik di tempat kerja atau di lingkungan permukiman.

Contoh dalam dunia pendidikan, ambil peran sebagai pemimpin kelas atau pemimpin yang ada di lingkungan sekolah seperti OSIS.

h. Buatlah kelompok pendukung sendiri.

i. Ikuti sebuah kursus diperguruan tinggi setempat mengenai keterampilan komunikasi antarpribadi.

j. Bekerjasamalah dengan satu orang atau lebih dalam sebuah program berdasarkan kesamaan minat.


(26)

l. Berkomunikasilah dengan orang lain melalui jaringan komputer buletin elektronik.

m. Adakan sesi sumbang saran secara berkelompok di tempat kerja Anda. n. Ikuti retret pasangan suami-istri.

o. Kuasai seni perilaku sosial yang wajar dengan membaca buku tentang sopan santun dan bahaslah hal ini dengan seorang yang Anda anggap pandai bersosialisasi.

p. Mulailah percakapan dengan orang-orang di tempat umum.

q. Mulailah untuk menyurati orang-orang dalam sebuah jaringan kerja di seluruh negeri bahkan dunia secara teratur.

r. Hadirilah reuni keluarga, sekolah, atau yang berkaitan dengan pekerjaan.

s. Mainkan pertandingan luar rumah yang tidak kompetitif atau kooperatif bersama keluarga dan teman.

t. Berkenalanlah dengan anggota masyarakat kebudayaan “Kami” dan terapkan sifat-sifat terbaik dari gaya pergaulannya ke dalam hidup Anda sendiri.

u. Bergabunglah dengan kelompok yang bertujuan membantu Anda bertemu dengan orang-orang baru.

v. Tawarkan diri Anda untuk mengajar, membimbing, atau membina orang lain melalui organisasi sukarela atau tidak resmi.

w.Luangkan waktu selama 15 menit setiap hari selama satu atau dua minggu untuk mengamati cara orang berinteraksi di tempat umum. x. Renungkan hubungan Anda dengan sekitar Anda, meluas hingga

masyarakat dan negeri Anda, dan apa akhirnya mencakup seluruh planet.

y. Pelajarilah kehidupan orang terkenal yang mahir bersosialisasi (para dermawan, pengacara, politikus, pekerja sosial) melalui riwayat hidup, film, dan media lain, kemudian belajarlah mengikuti contoh mereka.15

15 Thomas Armstrong, 7 Kinds Of Smart Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence, (Jakarta: PT Gramedia, 2002), h. 114-115


(27)

Cara-cara di atas dapat membantu kita mengembangkan kecerdasan interpersnol kita. Dengan cara-cara itu kecerdasan yang kita miliki akan berkembang dengan baik.

5.

Indikator kecerdasan Interpersonal

Berikut ini indikator kecerdasan interpersonal yang tinggi: a. Berteman dan berkenalan dengan mudah

b. Suka berada di sekitar orang lain.

c. Ingin tahu mengenai orang lain dan ramah terhadap orang asing

d. Menggunakan bersama mainannya dan berbagi permen dengan teman-temannya.

e. Mengalah kepada anak-anak lain.

f. Mengetahui bagaimana menunggu giliran selama bermain.16 g. Suka menolong orang lain

h. Tidak egois

i. Mengenali perasaan dan emosi orang lain j. Mengetahui kebutuhan orang lain

k. Mampu membuat hubungan yang tepat dengan orang lain l. Mampu memahami sudut pandang dan sikap orang lain.17

16 May Lwin et. All, How to Multiply Your Child’s Intelligence-Cara Mengembangkan

Komponen Kecerdasan, Berbagai, (Jakarta: Indeks, 2008), cet. 2, h. 205

17 Makmun Mubayidh, kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar), h. 23-24


(28)

6.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan seseorang sudah tentu setiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, dan kecerdasan itu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

a. Faktor Hereditas

Faktor ini ditentukan oleh sifat-sifat yang dibawa sejak lahir, batas kecakapan atau kecerdasan seseorang dalam memecahkan suatu masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan.

b. Faktor Lingkungan 1) Lingkungan Keluarga

Peran keluarga dalam perkembangan kecerdasan anak sangat besar, seperti kultur dalam keluarga, tingkat pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, dan realita kehidupan.

2) Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal sebagai tempat pengembangan kepribadian anak secara menyeluruh. Dari sekolah, anak akan mendapatkan pengetahuan, teman, dan pengalaman.

c. Faktor Gizi

Seperti halnya tumbuhan, otak pun membutuhkan nutrisi dan gizi yang tepat dalam bekerja. Otak bekerja tanpa henti, maka nutrisi yang sangat dibutuhkan sangat banyak jika otak kekurangan gizi maka otak tidak akan bekerja secara maksimal.

d. Faktor kebebasan

Kadang orang sering mengatakan belajar yang baik adalah belajar yang tanpa ada tekanan. Dengan membebaskan anak menggunakan kecerdasannya dalam belajar, ia akan mengerjakan tugasnya dengan


(29)

baik sehingga hasilnya pun dapat memuaskan karna ia belajar dengan kecerdasan yang disukainya.

7.

Pentingnya Kecerdasan Interpersonal

Kita semua tahu bahwa memiliki persahabatan yang kuat akan membantu kita dalam kehidupan pribadi maupun profesional kita. Akan tetapi, banyak orang gagal menyadari betapa penting sebenarnya „cerdas bermasyarakat’ itu. Ada beberapa alasan penting mengapa memiliki kecerdasan interpersonal tingkat tinggi bukan hanya penting tetapi juga merupakan dasar bagi kesejahteraan anak Anda, khususnya ketika dia menjadi orang dewasa.

Di bawah ini beberapa alasan mengapa Anda mengkin ingin memulai berusaha mengembangkan kecerdasan interpersonal anak Anda.

a. Untuk menjadi orang dewasa yang sadar secara sosial dan mudah menyesuaikan diri.

Kurangnya kecerdasan interpersonal adalah salah satu akar penyebab tingkah laku yang tidak diterima secara sosial. Orang-orang yang kecerdasan interpersonal yang rendah cenderung tidak peka, tidak peduli, egois dan menyinggung perasaan orang lain. Salah satu hal yang dapat Anda lakukan untuk memastikan bahwa anak Anda tumbuh menjadi anak yang mudah menyesuaikan diri secara sosial adalah mengajarkan kecerdasan bermasyarakat yang benar.

b. Menjadi berhasil dalam pekerjaan.

Semua orang tua menginginkan anak-anak mereka tumbuh menjadi orang yang berkarir yang berhasil dan menjanjikan. Sebagai akibatnya, banyak orang tua seperti ini cenderung menekankan pada anak mereka agar mendapatkan nilai yang baik dan memenangkan beasiswa yang bergengsi. Sebenarnya, banyak orang yang cerdas secara teknis tidak pernah mencapai tataran tinggi dalam karirnya karena mereka kurang mampu bergaul secara baik dengan orang lain, sedangkan orang yang belum tentu memiliki IQ tertinggi melaju ke depan dalam karir mereka,


(30)

karena mereka mampu mengetahui orang yang tepat dan memanfaatkan keterampilan kerjasama mereka.

c. Demi kesejahteraan Emosional dan fisik.

Anda pasti pernah mendengar ungkapan, „No man is an island’ (Tidak ada orang dapat hidup sendirian), sesungguhnya, orang memerlukan orang lain agar mendapatkan kehidupan seimbang secara emosional dan fisik.18

Manusia sebagai makhluk sosial, mereka membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Untuk mendukung terjalinnya hubungan yang baik kecerdasan interpersonal menjadi sangat penting dimiliki setiap individu. Kecerdasan ini sangat penting karna pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri.

B.

Konsep Kecerdasan Intrapersonal

1.

Pengertian Kecerdasan Intrapersonal

Thomas Armstrong mendefinisikan Kecerdasan Intrapersonal adalah kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memahami diri yang akurat (kekuatan dan keterbatasan diri); kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi, temperamen, dan keinginan, serta kemampuan berdisplin diri, memahami dan menghargai diri.19

Kecerdasan intrapersonal menunujukan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan dirinya sendiri. Ia cenderung mampu untuk menggali berbagai kekuatan maupun kelemahan yang ada pada dirinya sendiri. Peserta didik semacam ini sering melakukan intropeksi diri, mengoreksi kekurangan maupun kelemahannya, kemudian mencoba untuk

18 May Lwin et. All, How to Multiply Your Child’s Intelligence-Cara Mengembangkan

Komponen Kecerdasan, Berbagai, (Jakarta: Indeks, 2008), cet. 2, h. 198-202

19 Thomas Armstrong, 7 Kinds Of Smart Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence, (Jakarta: PT Gramedia, 2002), h. 4


(31)

memperbaiki diri. Beberapa di antaranya cenderung menyukai kesunyian dan kesendirian, merenung, dan berdialog dengan dirinya sendiri.20

Sedangkan menurut May lwin beserta kawan-kawannya, kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan mengenai diri sendiri. Kecerdasan ini adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Orang-orang yang berkecerdasan intrapersonalnya tinggi cenderung menjadi pemikir yang tercermin pada apa yang mereka lakukan dan terus menerus membuat penilaian-diri. Mereka selalu bersentuhan dengan pemikiran, gagasan dan impian mereka dan mereka juga memiliki kemampuan untuk mengarahkan emosi mereka sendiri sedemikian rupa untuk memperkaya dan membimbing kehidupan mereka sendiri.21

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan intrapersonal adalah suatu kecerdasan yang dimiliki seseorang dalam mengenali dirinya sendiri, orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal ia mampu memotivasi dirinya sendiri dan ia mengetahui kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya, ia pun memiliki kemandirian serta keyakinan yang kuat untuk mencapai tujuan hidupnya.

2.

Strategi Pengajaran untuk Kecerdasan Intrapersonal

Sebagian besar siswa menghabiskan waktu di kelas selama enam jam sehari, enam hari setiap minggu bersama tiga puluh sampai empat puluh orang lain. Bagi individu yang kecerdasan intrapersonalnya sangat kuat berkembang suasana yang sangat sosial ini akan sangat menakutkan. Karena itu, guru perlu menyediakan kesempatan bagi siswa untuk menikmati dirinya sendiri sebagai pribadi yang otonom yang memiliki

20 Hamzah B. Uno dan masri kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pemebelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet pertama,h. 14

21 May Lwin et. All, How to Multiply Your Child’s Intelligence-Cara Mengembangkan


(32)

sejarah hidup yang unik dan rasa individualis yang mendalam setiap harinya.

Strategi berikut ini akan membantu mencapai tujuan tersebut dengan cara yang sedikit berbeda.

a. Sesi refleksi satu menit. Selama pelajaran diskusi, penelitian atau kegiatan yang lain sebaiknya mendapatkan waktu “jeda” yang cukup untuk mengawas diri atau merenung. Sesi refleksi satu menit memberikan waktu bagi para siswa untuk mencerna informasi yang mereka terima, atau menghubungkan informasi dengan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan mereka sendiri.22

b. Belajar Mandiri atau Mandiri

Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengerjakan tugasnya secara mandiri.

c. Game dan kegiatan individual

Memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kegiatan nya sendiri.23

Oleh karena itu guru sebagai pendidik harus pandai-pandai memilih strategi pembelajaran, karna jika penggunakaan strategi kurang tepat itu akan membuat bosan siswa dalam belajar, karna setiap siswa memiliki cara belajar yang berbeda-beda oleh karena itu seorang guru harus mengetahui karakteristik yang dimiliki siswanya.

Seperti yang telah dijelaskan diatas bagi siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonal yang tinggi jika terlalu lama di dalam kelas suasana yang sangat sosial ini akan sangat menakutkan. Karena itu, guru perlu menyediakan kesempatan bagi siswa untuk menikamti dirinya

22 Hamzah B. Uno dan masri kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pemebelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet pertama,h.149

23 Thomas Armstrong, Sekolah Para juara Menerapkan Multiple intelligeces di Dunia Pendidikan, (Bandung: kaifa, 2003), h. 85


(33)

sendiri memberikan waktu untuk mereka mengerjakan tugas secara mandiri. Cara ini bisa dilakukan dengan strategi yang telah disebutkan di atas.

3.

Cara Mengembangkan Kecerdasan Intrapersonal

Ada 25 cara untuk mengembangkan kecerdasan intrapersonal menurut Thomas Armstrong.

a. Datangi bimbingan individu atau jalani psikoterapi

Contoh dalam dunia pendidikan, datangi guru bimbingan konseling b. Pelajari “Peta diri” dalam sosiologi dunia barat/filosofi Timur.

Contoh pelajari catatan diri sendiri c. Belajarlah bermeditasi.

Contoh belajarlah untuk intropeksi diri d. Dengarkan kaset dan video tentang motivasi. e. Tuliskan autobiografi Anda.

f. Ciptakan ritual pribadi atau ritual perjalanan hidup Anda. g. Rekam dan tafsirkan mimpi Anda secara teratur.

h. Bacalah buku self-help.

i. Tentukan tempat yang tenang di rumah Anda untuk melakukan intropeksi.

j. Belajarlah sesuatu yang baru, misalnya keterampilan, bahasa, atau kumpulan pengetahuan dalam bidang yang Anda minati secara otodidak.

k. Mulailah bisnis Anda sendiri.

l. Kembangkan hobi atau minat yang membuat Anda berbeda dari orang banyak.

m.Ikutilah pelajaran tentang latihan bersikap tegas atau pengembangan kepercayaan diri.


(34)

n. Ikuti serangkaian tes yang dirancang untuk menilai kekuatan dan kelemehan khusus Anda dalam berbagai bidang.

o. Tentukan sasaran jangka pendek dan jangka panjang Anda dan kemudian tindaklanjuti rencana itu.

p. Hadirilah seminar yang dirancang untuk mengajar Anda mengenal diri atau “diri” sendiri.

q. Buatlah buku atau catatan harian untuk merekam gagasan, perasaan, sasaran, dan kenangan Anda.

r. Amatilah biografi dan autobiografi orang besar yang memiliki kepribadian hebat.

s. Libatkan diri Anda dalam perilaku yang meningkatkan harga diri sehari-hari.

t. Ikuti doa di rumah ibadah secara teratur.

u. Lakukan sesuatu yang menyenangkan diri Anda sekurang-kurangnya satu kali.

v. Caritahu mana “mitos” pribadi Anda dan hayatilah.

w.Sediakan cermin untuk mengamati ekspresi Anda dalam keadaan batin atau keadaan pikiran yang berbeda-beda.

x. Luangkan waktu sepuluh menit setiap petang untuk meninjau kambali secara mental berbagai macam perasaan dan gagasan yang Anda alami hari itu.

y. Luangkan waktu dengan orang yang mempunyai rasa diri yang kuat dan wajar.24

25 cara di atas adalah cara yang dapat membantu mengembangkan kecerdasan intrapersonal, jika kita menggunakan cara-cara tersebut kecerdasan intrapersonal yang kita miliki akan berkembang dengan baik.

24 Thomas Armstrong, 7 Kinds Of Smart Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence, (Jakarta: PT Gramedia, 2002), h. 132-133


(35)

4.

Indikator kecerdasan Intrapersonal

Adapun indikator kecerdasan intrapersonal diantaranya yaitu: a. Senang bekerja sendiri dan cukup mandiri.

b. Memiliki keyakinan yang tinggi. c. Memiliki kendali yang baik .

d. Termotivasi sendiri dalam mengejar cita-citanya. e. Dapat mengintropeksi kesalahannya sendiri.25 f. Merasakan jati diri

g. Merasa istimewa dan unggul

h. Memahami apa yang ada di balik perasaan Anda i. Mampu mengendalikan emosi

j. Mampu menghadapi kegagalan k. Mampu melawan kecerobohan.26

Jika dalam diri kita terdapat indikator-indikator yang ada di atas berarti kita mempunyai kecerdasan intrapersonal.

25 May Lwin et. All, How to Multiply Your Child’s Intelligence-Cara Mengembangkan

Komponen Kecerdasan, Berbagai, (Jakarta: Indeks, 2008), cet. 2, h. 240

26 Makmun Mubayidh, kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar), h. 22-23


(36)

5.

Pentinga Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal tidak hanya penting bagi mereka yang berjuang untuk menjadi pemimpin dan atasan, tetapi pada dasarnya penting bagi setiap orang yang ingin menguasai kendali atas kehidupannya dan karena itu mencapai keberhasilan dan keamanan. Dari sinilah maka kecerdasan ini kadang-kadang dikenal sebagai kecerdasan penguasaan diri. Berikut ini beberapa alasan mengapa penting bagi setiap orang untuk menjadi cerdas diri.

a. Mengembangkan pemahaman yang kuat mengenai diri yang membimbingnya kepada kestabilan Emosi.

Orang-orang dengan pemahaman yang lemah terhadap diri sendiri cenderung dengan mudah menjadi tidak stabil secara emosional di bawah tekanan atau penderitaan. Karena itu mereka tidak dapat mengatasi banyak tantangan hidup, memilih untuk menderita tekanan emosional dan menyerah dengan mudah. Jika anak Anda tidak belajar bagaimana mengembangkan pemahaman yang kuat mengenai diri, dia juga akan mudah terkena kritik, kesepian dan kejemuan.

b. Mengendalikan dan mengarahkan emosi

Yang lebih sering terjadi, yang menghalangi kita mengambil tindakan dalam kehidupan kita dan mewujudkan impian kita adalah ketidakmampuan kita mengendalikan dan mengarahkan emosi kita. Orang-orang yang tidak pernah belajar untuk mengarahkan emosi mereka akan merasa sangat terikat oleh perasaan ini. Mereka mengetahui bahwa mereka harus menemukan suatu pekerjaan yang lebih baik tetapi mereka terhambat oleh ketakutan akan penolakan dan kegagalan. Orang-orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal yang tinggi memiliki suatu pemahaman yang dalam mengenai perasaan mereka dan dapat mengarahkan emosi tersebut sedemikian rupa sehingga mereka dapat memberdayakannya untuk mengambil tindakan.


(37)

c. Mengatur dan memotivasi diri

Bukanlah lebih sering bahwa penundaan penyelesaian tugas menghambat kita untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dalam kehidupan? Biasanya, apa yang membedakan orang-orang yang berhasil dengan yang lainnya adalah kemampuan mereka untuk memotivasi diri mereka dan orang lain untuk melakukan hal-hal yang harus dilakukan. Sebaiknya, orang-orang dengan kecerdasan intrapersonal yang rendah harus bersandar pada orang lain untuk memotivasi mereka.

d. Bertanggug jawab atas kehidupan diri sendiri.

Orang-orang dengan kecerdasan-diri yang tinggi cenderung bertanggung jawab dan menjadi pemilik kehidupan mereka sendiri. Mereka merasa bertanggung jawab atas akibat dari apa yang mereka hasilkan. Ketika ada hal-hal yang tidak beres, mereka cepat mengambil tanggung jawab. Mereka adalah orang-orang yang selalu merasa bahwa mereka mengendalikan kehidupan mereka sendiri.Sebaliknya, orang-orang yang dengan kecerdasan intrapersonal rendah umumnya cenderung mengambil peran sebagai korban.27

C.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1.

Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan terjemah dari kata instruction yang dalam bahasa Yunani disebut instruction atau intruere yang berarti menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran.28

27 May Lwin et. All, How to Multiply Your Child’s Intelligence-Cara Mengembangkan

Komponen Kecerdasan, Berbagai, (Jakarta: Indeks, 2008), cet. 2, h.234-236

28 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 256


(38)

Pembelajaran pada prinsipnya merupakan proses pengembangan keseluruhan sikap kepribadian khususnya mengenai peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.29

Menurut Wina Sanjaya, “Pembelajaran adalah sebagai proses kerjasama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar termasuk gaya belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu”.30

Sedangkan menurut Gagne dan Briggs dalam bukunya Bambang Warsita, “pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajaran peserta didik, yang berisi serangkain peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar peserta didik yang sifatnya internal”.31

Dengan demikian pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dan murid. Dimana guru membantu muridnya agar dapat belajar dengan baik dan tercapainya tujan pembelajaran.

2.

Pengertian Pendidikan Agama Islam

Menurut Zakiyah Daradjat dalam bukunya Abdul Majid dan Dian Andayani yang berjudul “Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi” menyebutkan pendidikan agama islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam

29 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi,

(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2013), h. 100

30 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group), hal. 26

31 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),h. 266


(39)

secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup”.32

Pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

Menurut Tayar Yusuf dalam bukunya Abdul Majid dan Dian Andayani yang berjudul Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi mengartikan “pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah SWT”. 33

Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai mata pelajaran yang seharusnya dinamakan “Agama Islam”, karena yang diajarkan adalah agama islam bukan pendidikan agama islam. Nama kegiatannya atau usaha-usaha dalam mendidikkan agama islam disebut sebagai pendidikan agama islam. Kata “pendidik” ini ada dan mengikuti setiap mata pelajaran.34

Dalam hal ini PAI sejajar atau sekatagori dengan pendidikan IPS/IPA dan lain-lainnya (nama mata pelajaran adalah Matematika atau IPS/IPA dan lain-lain), pendidikan olahraga (nama mata pelajarannya adalah olahraga), pendidikan Biologi (nama mata pelajarannya dalah Biologi) dan seterusnya. Sedangkan pendidikan agama islam adalah nama sistem, yaitu sistem pendidikan yang islami, yang memiliki komponen-komponen yang

32 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),cet. 3, h. 130

33 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),cet. 3, h. 131

34 Muhaimin, Pengembangan Kurukulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2011), h. 6


(40)

secara keseluruhan mendukung terwujudnya sosok muslim yang diidealkan. Pendidikan Islam ialah pendidikan yang teori-teorinya disusun berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits.35

Pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.36

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana yang dilakukan pendidik dalam menyiapkan peserta didik untuk memahami dan mengamalkan ajaran islam dan berprilaku sesuai dengan ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau pelatihan. Sehingga menjadi umat yang taat akan ajaran agama.

3.

Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam di sekolah/ madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.37

35 Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 163

36Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),cet. 3, h. 132

37 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),cet. 3, h. 135


(41)

Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, serta pengalaman peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang tinggi. 38

Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran pendidikan agama islam, yaitu: (1) dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama islam; (2) dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama islam; (3) dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran islam; dan (4) dimensi pengalamnnya, dalam arti bagaimana ajaran islam yang telah diimani, dipahami dan dihayati atau internalisasi oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk menggerakan, mengamalkan, dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi, sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta mengaktualisasikan dan merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.39

Maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam bertujuan membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia.Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.Serta dapat mengamalkan nilai-nilai keagamaan kedalam kehidupan sehari-hari.

38 Muhaimin, Pengembangan Kurukulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi. (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2011), h. 135


(42)

4.

Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Sebagaimana diketahui , bahwa inti ajaran Islam meliputi: (a) masalah keimanan; (b) masalah keislaman (syari’ah); dan (c) masalah ihsan (akhlak), yang kemudian dilengkapi dengan pembahasan dasar hukum Islam (tarikh), sehingga secara berurutan : (a) ilmu tauhid/keimanan; (b) ilmu fiqih; (c) al-Qur’an; (d) al-Hadits; (e) akhlak; (f) tarikh Islam.40

Mata pelajaran pendidikan agama Islam itu secara keseluruhannya dalam ruang lingkup Al-qur’an dan al-hadis, keimanan, akhlak, fiqih/ibadah, dan sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama Manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya (Hablun minallah wa hablun minannas).41

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya ruang lingkup pendidikan agama islam berpusat pada sumber utama ajaran Islam, yakni al-Qur’an dan as-Sunnah, sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 2 dan al-Isra’ ayat 9:

 



















Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka

yang bertaqwa”. (Q.S. Al-Baqarah:2).42











































40 Zuhairini, dan abdul ghofur, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Malang: UM Press, 2004), h. 48

41Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),cet. 3,h. 131


(43)

Sesungguhnya al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang

mengerjakan amal sholeh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”.

(Q.S. Al-Israa’: 9).43

Dengan demikian, as-Sunnah berfungsi sebagai penjelas terhadap al-Qur’an dan sekaligus dijadikan sebagai sumber pokok ajaran Islam serta dijadikan pijakan atau landasan dalam lapangan pembahasan Pendidikan Agama Islam.

Dari kedua sumber tersebut, baik pada jenjang pendidikan dasar maupun menengah kemampuan yang diharapkan adalah sosok siswa yang beriman dan berakhlak. Hal tersebut tentunya selaras dengan tujuan Pendidikan Agama Islam seperti yang telah disebutkan di atas, yaitu sosok siswa yang secara terus menenus membangun pengalaman belajarnya, baik pada ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

5.

Fungsi Pendidikan Agama Islam

Dijelaskan oleh Abdul Majid dan Dian Andayani bahwa kurikulum pendidikan agama islam untuk sekolah/madrasah berfungsi, yaitu “Pengembangan, Penanaman nilai, Penyesuaian mental, Perbaikan, pencegahan, dan Penyaluran”.44

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allh SWT yang telah ditanamkan dalam kehidupan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban mananamkan keimanan dan ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar

43Al-Qur’an dan Terjemah , (Bandung: CV.J –Art, 2005), h. 284

44 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),cet. 3, h. 134-135


(44)

keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.

b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.

c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama islam. d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelamahan peserta didik dan keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari. e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya

atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya. f. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat

khusus di bidang agama islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.

D.

Penelitian Yang Relevan

Penelitian tentang kecerdasan interpersonal pernah dilakukan oleh Sofyan Adenansi yang berjudul Upaya Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa guru membuat perencanaan pembelajaran berupa, silabus, RPP dan menggunakan metode, strategi, serta media yang relevan guna mengembangkan kecerdasan interpersonal. Kecerdasan interpersonal dapat berkembang dalam pembelajaran PAI dengan cara menggunakan metode, strategi, serta media yang relevan dengan materi yang diajarkan. Perbedaannya skripsi ini hanya menjelaskan kecerdasan interpersonal saja.45

45 Sofyan Adenansi, Upaya mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Madania Indonesian School with world class standard, skripsi SI Jurusan PAI UIN Jakarta, (Jakarta: Pespustakan UIn, 2012), h. 67


(45)

Selain itu penelitan juga pernah dilakukan oleh Wafa Zahruddin yang berjudul Peranan ESQ terhadap Kecerdasan Intrapersonal Siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwanya training ESQ berperan dalam meningkatkan kecerdasan intrapersonal siswa. Perbedaannya adalah skripsi ini hanya membahas tentang kecerdasan intrapersonal saja dan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan.46

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Siti Khoirunnisa dengan judul skripsi “Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Kecerdasan Emosional Siswa di SMA MARTIA BHAKTI BEKASI”, tujuan penelitian ini untuk mengetauhi peranan guru pendidikan agama islam dalam membina kecerdasan emosional siswa, kecerdasan emosional adalah bagian dari kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa dimana hasil penelitian disimpulkan bahwa peranan guru pendidikan agama islam terhadap pembinaan kecerdasan emosional siswa di SMA MARTIA BHAKTI BEKASI dengan katagori baik.47

Dari ketiga judul tersebut ada persamaan dan perbedaan dengan judul yang peneliti teliti diantaranya adalah sebagai berikuti:

1. Persamaan dan perbedaannya yaitu: dari hasil yang diperoleh dari judul yang pertama sama-sama menjelaskan kecerdasan interpersonal akan tetapi perbedaannya adalah judul ini tidak menjelaskan kecerdasan intrapersonalnya sedangkan peneliti menjelaskan dua macam kecerdasan itu. 2. Persamaan dan perbedaannya yaitu: judul ini dan judul yang peneliti teliti sama-sama menjelaskan kecerdasan intrapersonal adapun perbedaannya judul ini hanya menjelaskan kecerdasan intrapersonal saja.

3. Persamaan dan perbedaannya yaitu judul ini sama-sama menjelaskan tentang kecerdasan emosional dimana kecerdasan intrapersonal dan interpersonal adalah bagian dari kecerdasan emosional.

46 Wafa Zahruddin Thohir, Peranan training ESQ Terhadap Kecerdasan Intrapersonal Siswa,

skripsi S1 Jurusan PAI UIN Jakarta, (Jakarta: Perpustakan UIN Jakarta, 2012), h. 65

47 Siti Khoirunnisa, Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Kecerdasan Emosional Siswa di SMA MARTIA BHAKTI BEKASI, (Jakarta: Pesputakan UIN Jakarta, 2011), h. 68


(46)

34

A.

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian yang dijadikan objek adalah MAN 4 Jakarta berada dekat Tol Pondok Pinang.

Penelitian ini dilaksanakan di semester ganjil selama dua bulan yang dimulai dari bulan Oktober-November.

MAN 4 Jakarta adalah lokasi yang dipilih, karena lokasinya sangat strategis dan jaraknya tidak terlalu jauh dengan UIN syarif Hidayatullah, selain itu, sekolah ini adalah salah satu sekolah yang terbaik di Jakarta dan MAN 4 Jakarta memiliki banyak kegiatan interaksi sosial yang positif

B.

Latar Penelitian

Madrasah ALiyah 4 Jakarta berada di dekat tol pondok pinang lokasi yang sangat terjangkau dan sangat strategis, untuk sampai ke MAN 4 bisa di tempuh dengan mengendarai sepeda motor, angkot, busway untuk yang jaraknya jauh dari sekolah bahkan bisa juga berjalan kaki untuk siswa yang rumahnya dekat dengan sekolah. Kualitas MAN 4 Jakarta selalu meningkat mulai dari sarana prasarana, jumlah guru bahkan jumlah murid.

Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta adalah lembaga pendidikan formal dan lembaga pendidikan tingkat SLTA yang berwawasan global dengan ciri khas keislaman. MAN 4 Jakarta mengacu pada kebutuhan nasional akan sumber daya manusia yang unggul dalam penguasaan IPTEK dan dibekali dengan iman dan takwa.

Dan pada tahun 2008 MAN 4 Jakarta menjadi madrasah berstandar nasional, seiring dengan perkembangan dunia pendidikan dan UU sistem pendidikan nasional, maka pada tahun 2010 MAN 4 Jakarta ditetapkan sebagai rintisan madrasah bertaraf internasional sesuai surat keputusan kepala kanwil kementrian agama prov. DKI Jakarta. MAN 4 berkomitmen untuk


(47)

terus menerus meningkatkan mutu, baik dalam aspek manajemen maupun dalam proses akademiknya

Peneliti ingin mengadakam penelitian di sekolah ini karena MAN 4 Jakarta berkomitmen untuk terus menerus meningkatkan mutu, baik dalam aspek manajemen maupun dalam proses akademiknya, sehingga setiap kecerdasan anak bisa dikembangkan.

Oleh karena itu saya tertarik untuk meneliti dua kecerdasan yang dimiliki siswa yaitu kecerdasan Interpersonal dan kecerdasan Intrapersonal.

C.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkapkan situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan data dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah. 1

Menurut Lexy J. Moleong “penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.”2

Untuk memudahkan dalam mendapatkan data, fakta dan informasi yang mengungkapkan serta menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini, peneliti memilih metode deskriptif melalui penelitian lapangan. Metode deskriptif yaitu penelitian yang bermaksud menggambarkan tentang suatu variable, gejala atau keadaan apa adanya, dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu.3

1Djam’am Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2011), CET. III, H. 25

2 Lexy j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT REMAJA ROSDA KARYA, 2010), h. 6


(48)

Jenis penelitian lapangan ini dimaksudkan agar dapat diperoleh data mengenai Upaya Guru Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal dan Intrapersonal Siswa di MAN 4 Jakarta.

Adapun tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan adalah 1. Tahapan Pra lapangan

Tahapan-tahapan dalam penelitian yang peneliti lakukan sebelum memasuki tahap lapangan adalah:

a. Menyusun rencana penelitian

Rencana penelitian disusun berdasarkan apa yang ada dalam Bab 1 yaitu Upaya Guru Mengembangkan kecerdasan interpersonal dan Intrapersonal dalam Pembelajaran PAI di MAN 4 Jakarta.

b. Memilih Lapangan penelitian

Peniliti memilih MAN 4 Jakarta sebagai lapangan penelitian, karena lokasi MAN 4 Jakarta strategis dan jarak yang tidak terlalu jauh dengan UIN Syarif Hidayatullah dan memiliki interaksi yang positif dengan lingkungannya.

c. Mengurus perizinan

Sebelum peneliti melakukan penelitian di MAN 4 Jakarta, peneliti meminta surat izin terlebih dahulu kepada Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Setelah itu meminta permohonan izin ke Kantor Wilayah Jakarta untuk melaksanakan penelitian di MAN 4 Jakarta dan setelah mendapatkan izin dari KANWIL Jakarta maka peneliti menyerahkan surat izin penelitian dari KANWIL kepada HUMAS MAN 4 Jakarta Untuk diserahkan kepada Kepala Sekolah MAN 4 Jakarta.


(1)

LEMBAR

UJI REFERENSI

Nama

:

YANI

NIM

:

1110011000070

Jurusan

: Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul

:

Upaya

Guru

Mengembangkan Kecerdasan

Interpersonal

dan

Iintrapersonal Sisr.va dalam Pembelaj aran

PAi

No

Judul

dan

Halaman

Buku

Paraf

Pembimtring

Abdul

Majid

dan

Dian

Andayani,

Pendidikan Agomct

Islam

Berbasis

Kompetensi,

Bandung:

PT

Remaja

Rosdakarya, 2006

.--"-t'

Z

Abu

Ahmacli dan

Widodo

Supriyono, Psikologi Belujar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004

-J

Al-Qur'an

dan Terjemah, Bandung: CV.J

-Art.

2005

4

Suharsimi

Arikunto.

|rlancgemen

Penelitian.

Jakarta: Rineka Cipta. 2009

5 Thomas

Armstrong,

7

Kinds

a-f Smart fuIenemukan clan

luleningkatkan Kecerdason

Anda

Berdasarkctn Teori

Mu I t ip I e In t el li g enc e. J akarta: PT Gramed ia. 2002

6 Bambang

Warsita,

Telcnologi Pembelajarqn Lanclasqn dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. 2008

l

Burhan

Bungin,

Penelitiun

Kuolitotif:

Komunikasi,

Ekonomi,,

Kebijakan

Publik

dan

llmu

Sosial Loinnya. Jakarta: Kencana. 2009

--"'-''

8 A.Chaedar

Alwasilah,

Pokoktrya

Kualitatif.

Jakarta: PT Pustaka Jaya. 201 1


(2)

9 Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balat Pustaka. 2005

10

E.

Mulyasa.

Kurilalum

Berbasis Kompetensi, Konsep,

Karakteristik

dan

Implementasi.

Bandung:

Remaja Rosda Karya. 2013

11 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan

Abad

21

Kritik

MI,

EI,

SQ,

AQ

dan

Successful

Interlligence

Atas Ig.

Bandung: Alfabeta. 2005

12

Eric

Jensen, fuIemperkaya

Otak

Cara

fuIemaksirnctlkart Potensi Setiap Pembelajararz. Indeks. 2008

13

E.

Kristi

Poenvandan. Pendekatan

Kuolitatif

dalam

Penelitian Psikologi. Jakarta: LP3ES. 1998

--/-)

'

t4

May

Lwin

et.

All. How

to

Multiply

Your

Clhild's

[ntelligence-Cara Mengembangkan

Berbagai

Komponen Kecerdasan. Jakarta: Indeks, 2008

15

Lexy.

j

Moleong. Metodologi Penelitian

Kualitotif.

Bandung: PT

REMAJA

ROSDA

KARYA.

2010

16 Muhaimin. Paradigma Pendidikan

Islam.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya- 2004

t7

Muhaimin. Pemikiran dan Aktualisasi

Pengernbangon Penrlidikart Islam. Jakarta: Rajar,vali Pers. 2011

>i

18

Muhairnin.

Pengembangan

Kuntkulum

Pendidikon

Aganta

Islam

di

Sekolah,

Madrasah,

clan Perguruan

Tinggi. Jakarta: PT Grafindo Persada. 2011

.---)'

t9

S.

Nasution.

luletode

Reseoch

(Penelitian

llmiah).

Jakarta: Bumi Aksara. 2012

20

Yatirn

Riyanto.

Paradigma

Baru

Pembelctjaran: Sebagai Referensi

bagi Pendidik dalam

Implententctsi. Jakarla: Kencana,2009


(3)

Perkembangan. Jakarla'. Pedoman

Ilmu

Jaya. 2006

22

John

W.

Santrock, Perkembangan

Anak.

Jakarta: PT Gelora Aksara Pr atama. 2007

23

Djam'am

Satori

dan Aan

Komariah.

Metodologi

P enelitian

Kualitatif-

Bandung:

ALFABETA.

20 1 1

24

Thomas

Armstrong.

Sekolah

para

Juara.

Bandung:

Kaifa,2003

25

Undang-undang SISDIKNAS.

Bandung:

FOKUSMEDIA.

2OO9

26

Hamzah

B

Uno.

dan

Masri

KtadratMengelola

Kecerdasan

Dalam

Pembelajaran. Jakarta:

Bumi

Aksara

\,

2l

Wina

Sanjaya, Perencanaan

dan

Desain

Sistem

Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group. 2013

__-_;,

28

Zuhairini

dan abdul ghofur. Metodologi

Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam. Malang:

UM

Press. 2004 29 Sugiyono,

Metode

Penelitian

Pendidikan, pendekatan

kuanlimtrt lamlitatif,

dan

R

&

D,

(Bandung: Alfabeta, 2010)


(4)

- ,1

KEMENTERIAN AGAMA

,.

,

UIN

JAKARTA

rT)*fl

trrrK

LKryJJ

),',,' i"r*nau Na ss ciputa! 1s412 tndonesia

FORM

(FR)

No. Dokumen

:

FITK-FR-AKD-081

Tgl.

Terbit :

1

tvlaret 2010

No.

Revisi: :

01

Hal 1t1

SURAT

tsIIVIBINGAN

SKRIPSI

Nomor : Urr.O I /F. 1/KN{.0 1.3/ ^...12A14

tr-arnp. :

-F{al

: Bimbingan Skripsi

Tembusan:

l.

Dekan FITK

2.

Mahasiswa ybs.

Jakarta,

16

Oktober

2014

Kepada Yth.

Yuali;Munadi,

MA

Pembimbing Skripsi

Fakultas Ihnu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta"

A s s al amu' al aikum w r.w b.

Dengan

ini

diharapkan kesediaan Saudara

untuk

menjadi

pernbimbing IAI

(materi/tekn i s) penulisan skrips i mahas isrva:

Nama

:Yani

NIM

: 1110011000070

Jurusan

: Pendidikan Agama Islam

Semester

:

lX

(sembilan) Judul

Skripsi

:

UPAYA

GURU MENGEMBANGKAN I(BCERDASAN

II.{TERPERSONAL DAN INTRAPER.SONAL SISWA

DALAM

PEMBELAJARAN

PAI

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 17 Fetrruari

2014, abstrakst/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada

judul

tersebut. Apabila 'perubahan substansial dianggap

perlu,

mohon

pembimbing

menghubungi Jurusan terlebih dahtilu.

Bimbingan

skripsi

ini

diharapkan selesai dalam

rvaktu

6

(enam)

bulan, dan

dapat

diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

I{as s al aruu' al a i kum y, r. w b.

Agama Islam


(5)

KEIBEENTEKTAN

AGAMA

KANTOR WII,AYAH

PROVINSI

DAERAH KTIUSUS IBUKOTA

JAKAKTA

JL. D.t. PANJAITAN NO. 10 TELPON 8197479 (HU'NTING) FAX 8512402 KODE POS 13:i40

Nomor

Sifat

Lamp

Hal

t{tu.09.4121tL.001

t t

l

z

1

1201a

Penting

Re

ko

m e n da s

i

Me n

g

a da ka

n

Obseruasi

da

n

Pen

etitia

n

Kepada

Yth

Kepala

Madrasah

Aliyah

Negeri

4 lakarta

lakafta

,

Jakarta,

J

Oktober

2014

Assalamu'alaikum

Wr.

Wb

Berdasarkan

permohonan

Dekan

Fakultas

Tarbiyah dan

Keguruan UIN

lakarta

Nomor

:

Un.01/Ft1KM.01.312777120L4

Tanggpl,

06 Oktober 2014, perihal tersebut

pada pokok

surat

di

atas,

untuk

mengadakan Observasi

dan

penelitian

sebagai

bahan

pembuatan

skripsi

atas nama

:

Nama

Strata

NIM

Program Study

:

YANI

:

S-1

:

1110011000070

:

Pendidikan

Agama Islam

yang

berjudul

"upaya

untuk

Mengembangkan

Kecerdasian

Interperional

dan

fnffapersonal Siswa dalam Pembelaiaran

PAIi

milka

kami

rekomendasikan kepada mahasiswa

tersebut untuk

melaksanakan

observ'asi

dan penelitian di

Madrasah

Aliyah

Negeri 4

lakarta

Demikian

Rekomendasi

ini

diberikan

untuk

dipergunakan

sebagamana

mestinya.

Wassalam,

Pendidikan

Madrasarh

Tembusan Yth:

1.

Kepala

Kanwil Kementerian

Agama

Prov.

DKI

Jakarta;

2.

Kepala

Kantor Kementerian Agama Kota

lakarta

Selatan'

W

kt-YI

-.,.


(6)

KEMENTERIAN

AGAMA

MADRASAH ALIYAH

NEGERI

(MAN}

4

JAKARTA

lnduk : Jl. Ciputat Raya, Pondok Pinang, Kebayoran Lama,.Jakarta Selatan,

l/:rc

]fp. O27-7690283.Fax.021-7697195 website : www.mon4ikt.kemehaq.qo.id E-mail : mon4ikt@kemenoq.qo.id

Filial : Jl. M. Kahfi ll No. 64 Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, 72640T|p./Fax.021-7868970

,

Website'.www.mo-alozhar.com E-mail: humos@mo-olozhor.com

SURAT

KtrTERANGAN

:

No*offi,4a,tzotq

I

Yang

bertanda tangan

di

bawah

ini

Kepala Madrasah

Aliyah

Negeri

(MAN)

4

Jakarta dengan

ini

menerangkan bahwa mahasiswa dibawah

ini

:

Nama

NIM

Program Studi Jenjang Pendidikan

: Yani

:11i0011000070

: Pendidikan Agama Islam

: ( 31) Strata Satu

Nama tersebut diatas adalah benar Mahasiswa

Universitas Islam Negeri

ruf$

Syahid,

telah

melaksanakan

penelitian

di

Madrasah

Aliyah

Negeri

(MAN)

4

Jakarta.

Penelitian dilaksanakan pada

tanggal'.9

Oktober s.d.

28

November 2014, dengan

judul

skripsi

"

Upaya

Guru

N,Iengembangkan

Kecerdasan

Interpersonal

dan

Intrapersonal Siswa

dalam

Pembelajaran

PAI

".

Demikian surat keterangan

ini

kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

16 Desember2014

lah, M.Pd

9660608 1 994032001

,-4


Dokumen yang terkait

PERBEDAAN MORALITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN SIMULASI DAN PROBLEM SOLVING DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN INTRAPERSONAL DAN KECERDASAN INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 BANDAR

1 9 108

PERBEDAAN MORALITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO DAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN INTRAPERSONAL DAN INTERPERSONAL SISWA SMP NEGERI 28 B

0 11 123

POLA PENGEMBANGAN KECERDASAN INTERPERSONAL DAN INTRAPERSONAL DI NII AL.ISLAM KARTASURA SUKOHARJO

1 10 18

PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL DAN MEDIA PEMBELAJARAN POWERPOINT TERHADAP PRESTASI PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL DAN MEDIA PEMBELAJARAN POWERPOINT TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA.

0 1 8

INTERNALISASI BUDAYA JAWA DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN LOGICAL MATHEMATICS DAN INTER-INTRAPERSONAL CALON GURU KIMIA PADA PERKULIAHAN ELEKTROMETRI BERBASIS AKTIVITAS INKUIRI LABORATORIUM.

1 6 60

UPAYA GURU PAI MELALUI PENANAMAN NILAI KEAGAMAAN DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS 8 SMP ISLAM SIDOARJO.

0 0 123

PEMBELAJARAN FISIKA MODEL DISKUSI DITINJAU DARI KECERDASAN INTRAPERSONAL SISWA

0 0 7

IMPLEMENTASI KURIKULUM EECS (ENTERTAINMENT, ENTREPRENEUR, CONCEPTUALIZER AND SPIRITUALITY) DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN - USAHA GURU UNTUK MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN PAI SISWA SMPN 3 KEDUNGWARU TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 18

BAB V PEMBAHASAN - USAHA GURU UNTUK MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN PAI SISWA SMPN 3 KEDUNGWARU TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 13