Kerangka Berpikir LANDASAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR

C. Kerangka Berpikir

Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan cara berkomunikasi. Bahasa sebagai alat komunikasi salah satunya bermanfaat sebagai media ekspresi diri dan mengembangkan kreativitas. Proses pengungkapan bahasa terdiri dari dua bentuk, yakni lisan dan tertulis. Kedua bentuk tersebut merupakan bagian dari analisis wacana. Analisis wacana tertulis dibagi menjadi beberapa bagian termasuk di dalamnya pragmatik. Analisis pragmatik dijadikan acuan pembahasan bahasa plesetan pada kaos Dagadu Djokdja. Pembagian mengenai hubungan antarbagian analisis wacana dapat dilihat pada Gambar 1. Bahasa plesetan sebagai media ekspresi diri memiliki unsur-unsur yang unik dan berbeda dengan karakter bahasa yang berlaku di masyarakat pada umumnya. Pendataan dan penganalisisan bahasa plesetan oleh ahli bahasa sangat jarang terjadi. Hal ini menyebabkan bahasa plesetan tidak cukup mendapatkan porsi dalam kajian linguistik, khususnya pragmatik. Kajian pragmatik mempunyai sistem kerja bebeda dengan kajian struktural. Kajian pragmatik lebih menekankan pengkajian bahasa dengan makna yang terikat konteks. Konteks budaya maupun konteks dalam bahasa sendiri. Adapun konteks dalam bahasa dapat dijabarkan lagi pada fenomena-fenomena pragmatik dan kajian tindak tutur. Untuk membatasi lingkup penelitian ini, peneliti memfokuskan dari segi pendekatan teknik penciptaannya. Bahasa plesetan diduga terbentuk dengan memanfaatkan penyimpangan prinsip kerja sama dan pemanfaatan aspek kebahasaan seperti akronim, ungkapan asing pemanfaatan aspek situasi, aspek visual dan bunyi. Prinsip kerja sama yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teori John R. Searle yang memuat tindak lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Pengambilan dasar teori acuan ini dimaksudkan agar analisis mengenai prinsip kerja sama lebih spesifik dan mendalam. Analisis pragmatik yang lain dalam penelitian ini dibatasi pada fenomena-fenomena yang muncul dalam bahasa plesetan dalam kaos Dagadu Djokdja, antara lain inferensi, praanggapan, dan implikatur. Demi memudahkan dalam memahami deskripsi kerangka berpikir dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini. Gambar 2 : Kerangka Berpikir Wacana Plesetan Pada Kaos Dagadu Djokdja Analisis Pragmatik Analisis Wacana Fenomena- fenomena Pragmatik Teknik Penciptaan Bahasa Plesetan pada Kaos Dagadu Djokdja 1. Inferensi 2. Praanggapan 3. Implikatur 1. Penyimpangan Prinsip Kerja Sama 2. Pemanfaatan Bentuk Singkatan 3. Pemanfaatan Ungkapan Asing 4. Pemanfaatan Aspek Situasional dan Entailment 5. Pemanfaatan Aspek Visual yang Populer 6. Pemanfaatan Bunyi Lagu yang Populer Simpulan Tindak Tutur 1. Lokusi 2. Il okusi 3. Perlokusi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kota Yogyakarta, tepatnya di Unit Gawat Dagadu UGD Jalan Pakuningratan 17 Yogyakarta. UGD merupakan tempat produksi kaos Dagadu Djokdja. Waktu penelitian dilakukan selama enam bulan, yaitu dari awal bulan Maret sampai akhir Agustus 2006. Perincian waktu dan jenis kegiatan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1: Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Bulan No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus 1. Mengurus Perizinan xxxx 2. Menghubungi dan membuat kesepakatan dengan informan xxxx 3. Pengumpulan data xxxx xxxx 4. Analisis data xxxx xxxx xxxx 5. Penulisan laporan --xx x--- 6. Ujian skripsi -xx- 7. Revisi ---x

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Bentuk penelitian yang akan digunakan peneliti adalah deskriptif kualitatif dengan alasan bahwa penelitian ini terpusat pada pemecahan masalah dan data yang berupa dokumen. Data yang dikumpulkan berupa kata, frase, klausa, kalimat dan gambar pendukungnya yang memiliki arti, bukan sekedar angka atau kuantitas. Data yang diambil melalui tahap seleksi berdasarkan hubungan antarfenomena yang menjadi fokus rumusan penelitian.