Analisis ROA, DER dan BVS Serta Pengaruhnya Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di BEI

(1)

ABSTRAK

Analisis ROA, DER dan BVS Serta Pengaruhnya Terhadap

Return

Saham pada Perusahaan Manufaktur di BEI

Oleh :

RIO JAYANA PUTRA

Investor untuk berinvestasi di pasar modal memerlukan

pertimbangan-pertimbangan yang matang. Informasi akurat yang diperlukan yaitu mengetahui sejauh mana eratnya hubungan variabel-variabel yang menjadi penyebab fluktuasi harga saham perusahaan yang akan dibeli. Dengan mengetahui pengaruh variabel-variabel tersebut, investor dapat memilih strategi untuk memilih perusahaan yang benar-benar dianggap sehat sebagai tempat menanamkan modalnya. Secara garis besar informasi yang diperlukan investor terdiri dari informasi yang bersifat fundamental dan teknikal.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris bahwa Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Book Value perShare (BVS) mempengaruhi return saham baik secara simultan maupun parsial.

Penelitian ini mengunakan regresi sederhana. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari variable Debt to Equity Rasio, Return On Assets, dan Book Value Per Share. Hasil analisis regresi secara parsial menunjukan bahwa hasil variabel Debt to Equity Rasio, Return On Assets tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Sedangkan variabel Book Value perShare menunjukan bahwa hasil analisis regresi secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

Kata kunci : Return Saham, Debt to Equity Rasio, Return On Assets, dan Book Value perShare


(2)

Analisis ROA,DER dan BVS Serta Pengaruhnya Terhadap

Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di BEI

(Skripsi)

Oleh

Rio Jayana Putra

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG


(3)

Analisis ROA,DER dan BVS Serta Pengaruhnya Terhadap Return Saham

Pada Perusahaan Manufaktur di BEI.

Oleh

RIO JAYANA PUTRA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Model Penelitian Kerangka berfikir ... 11

2. Kurva Portofolio Return Saham ... 27

3. Pergerakan Harga Saham Sektor Industri Manufaktur ... 33


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 9

1.4 Kerangka Pemikiran ... 9

1.5 Hipotesis ... 11

II. LANDASAN TEORI ... 12

2.1 Teknik Analisis dan Penilaian Investasi ... 12

2.2 Pengertian Return On Asset (ROA) ... 15

2.3 Pengertian Debt To Equity Ratio (DER) ... 16

2.4 Pengertian Book Value perShare (BVS) ... 19

2.5 Saham ... 20

2.5.1 Macam-macam Saham ... 21

2.5.2 Return Saham ... 23

2.6 Pasar Modal ... 23

2.7 Return dan Risk Investasi ... 25

2.7.1 Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistimatis ... 28

2.7.2 Return dan Risk suatu Aset ... 29

2.8 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 30

III. METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Objek Penelitian ... 32

3.2 Jenis Penelitian ... 32

3.3 Penentuan Sampel ... 32

3.4 Prosedur Pengumpulan Data ... 34

3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 34

3.6 Teknik Analisis Data ... 36


(6)

4.3 Analisis Perkembangan DER ... 45

4.4 Analisis Perkembangan BVS ... 46

4.5 Analisis Pengaruh Variabel ... 47

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 53

5.1 Simpulan ... 53

5.2 Saran ... 54 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Daftar Emiten Manufaktur Teraktif 2011 2. Perhitungan Return Saham

3. Perhitungan DER 4. Perhitungan ROA 5. Perhitungan BVS


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pengukuran dan Satuan Variabel ... 36

2. Hasil Uji Normalitas ... 39

3. Hasil Uji Multikolinearitas ... 40

4. Ketentuan Uji Durbin Watson ... 42

5. Hasil Uji Autokorelasi ... 42

6. Hasil Uji R dan Adjusted R2 ROA ... 43

7. Deskriptif Data Penelitian ROA ... 45

8. Deskriptif Data Penelitian DER ... 45

9. Deskriptif Data Penelitian BVS ... 46

10. Hasil Pengujian Secara Parsial ROA ... 48

11. Hasil Pengujian Secara Parsial DER ... 49


(9)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Hi. M. Syatibi Ch, S.E. __________

Sekretaris : Prakarsa Panji Negara, S.E., M.Si. __________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Hi. Irham Lihan, S.E., M.Si __________

2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Prof. Satria Bangsawan, S.E., M.Sc. NIP 19610904 1987031 011


(10)

RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR DI BEI.

Nama Mahasiswa : RIO JAYANA PUTRA

Nomor Pokok Mahasiswa : 0641011172

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Hi. M. Syatibi Ch, S.E. Prakarsa Panji Negara, S.E., M.Si NIP 19510203 198103 1 002 NIP 19740501 200801 1 007

2. Ketua Jurusan Manajemen

Hj. Aida Sari, S.E., M.Si. NIP 19620127 198703 2 003


(11)

MOTTO

Maximalkan Kondisi Yang ada Untuk Kemudian Menjadi Senang.

Orang Yang Paling Terpuji di Hadapan Allah, Adalah Orang Yang dapat

Berguna Untuk Orang Lain.

“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan

sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang

sabar.”

(QS. Al-Baqarah : 153)

Yang Lain Terlena Anda Sudah Bergerak, Yang Lain Bergerak Anda Sudah Berlari, Yang Lain Berlari Anda Sudah Sukses!!!!


(12)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rio Jayana Putra

Nomor Pokok Mahasiswa : 0641011172

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

Bandar Lampung, 14 Mei 2013 Yang menyatakan

Rio Jayana Putra NPM 0641011172


(13)

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan nikmat yang luar biasa … Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:

Ibu dan bapakku , yang telah mendidik dan membesarkan ku dengan segala doa terbaik mereka, kesabaran dan limpahan kasih sayang, mendukung segala langkah ku menuju kesuksesan. Kakak dan adik-adik ku, yang selalu memberikan bantuanya ketika aku dalam kesulitan, memotivasi ku dan menyayangiku. Sahabat-sahabat terkasihku, yang selalu menemani hari-hariku dan memberikan banyak dukungan dan bantuan .


(14)

Penulis dilahirkan pada tanggal 27 Juli 1988, di Bandar Lampung. Anak kedua pasangan Bapak Ermansyah dan Ibu Lena Utama dari empat bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis diawali di Taman Kanak-Kanak Amarta Tani Bandar Lampung dan Sekolah Dasar Negeri 2 Kampung Baru Bandar Lampung yang selesai pada tahun 2000. Kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Petama Negeri 19 Bandar Lampung hingga selesai pada tahun 2003. Pendidikan selanjutnya Sekolah Menengah Atas Yayasan Pembina Unila Bandar Lampung sampai selesai pada tahun 2006. Pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung mengambil program study Diploma III Keuangan dan Perbankan, Fakultas Ekonomi, yang berhasil penulis selesaikan pada tahun 2009. Setelah itu pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan kembali di Universitas Lampung mengambil program Sarjana Ekonomi, jurusan Manajemen.


(15)

SANWACANA

Ungkapan puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Return Saham Pada Perusahaan

Manufaktur di BEI.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.

2. Ibu Aida Sari, S.E., M.M., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.

3. Bapak M. Syatibi Ch., S.E., selaku Pembimbing I dalam penyusunan skripsi ini. Saran perbaikan, arahan, dan dorongan semangat yang telah diberikan merupakan bantuan yang tidak terkira dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Prakarsa Panjinegara, S.E., M.Si., selaku Pembimbing II dalam penyusunan skripsi ini, atas sumbangan pemikiran dan bimbingan yang sangat membantu untuk perbaikan penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Irham Lihan, S.E., M.Si., selaku pembahas atas saran-saran perbaikan dan motivasi yang sangat berharga.

6. Ibu Ernie Hendrawaty, S.E., M.Si, selaku pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi selama perkuliahan

7. Staff-staff administrasi jurusan manajemen yang telah membantu penulis dalam berbagai hal.

8. Mama, papa, ayuk kiki,adek tia, adek ara dan keluarga dekat atas dukungan dan motivasi yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.


(16)

Fresca, mba. Dian, mba. Desna, mba. Abel, Adityo, Fitri, Elia, Tony, bang Ferly,dan teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas semangat yang selalu diberikan.

10. Teman-teman Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung, Bpk. Drs.Muhammad Umar,Ibu. Siti Supiah, SH.MH, Mba. Lina, Mba. Anna, Odo

Indra,Pak Ali, Mba.Nova, Mba.Irna, Mba. Eni,Dedy, Bng. Elta,Reza, Yayan, Winarno dan teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas semangat yang selalu diberikan.

11. Sahabat-sahabatku tersayang Ucok, Iby, Ruly, Ongky,Bowo Marhongam, Rio Sky, Evan Caboel, Ryan, Beny, Sonic, Aldino,Adino,Hendra bondol,Maskun, Angga, Feko, Davi,Yusuf, Shandy.

12. Zara Carla Oktari atas perhatian, kasih sayang, do’a, semangat dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

13. Semua pihak yang membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 14 Mei 2013 Penulis,


(17)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah penawaran umum atau sering juga disebut dengan go public semakin sering didengar seiring dengan semakin maraknya instrumen pasar modal yang berkembang saat ini. Secara mudah, istilah go public adalah penawaran saham atau obligasi oleh pihak penerbit kepada masyarakat umum untuk pertama kalinya. Kegiatan perusahaan dalam rangka penjualan saham

perdananya kepada masyarakat inilah yang disebut dengan istilah IPO (Initial Public Offering). Kegiatan penjualan saham untuk pertama kali ini dilakukan di pasar perdana (primary market).

Salah satu instrumen pasar modal yang diminati masyarakat adalah saham. Walaupun pengetahuan masyarakat masih minim terhadap seluk beluk saham, hal tersebut tidak mengendurkan minat masyarakat untuk ikut serta dalam melakukan pembelian saham. Hal ini dikarenakan untuk melaksanakan pembangunan yang berkesinambungan akan memerlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhan dana tersebut tidak bisa hanya mengandalkan sumber dari pemerintah saja, partisipasi masyarakat sangat diharapkan untuk ikut aktif melalui keikutsertaannya dalam usaha menggerakkan perekonomian


(18)

melalui pengerahan dana masyarakat melelui peranan perbankan maupun pengembangan pasar modal.

Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya, dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana

(perusahaan/emiten). Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan dapat memperoleh imbalan sedangkan pihak perusahaan dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan sehingga dari kegiatan ini baik investor maupun perusahaan akan saling diuntungkan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.

Instrumen pasar modal itu terbagi atas dua kelompok besar yaitu instrumen pemilik (equity) seperti saham dan instrumen utang (obligasi/bond).

Perusahaan-perusahaan dapat menarik dana pinjaman jangka panjang dengan menerbitkan obligasi, sedangkan untuk dana equity dengan menerbitkan saham. Saham adalah surat berharga yang paling banyak diperdagangkan


(19)

3

dipasar modal. Bahkan saat ini dengan semakin banyaknya emiten yang mencatatkan sahamnya di bursa efek, perdagangan saham semakin marak dan menarik para investor untuk terjun dalam jual beli saham. Saham merupakan surat berharga yang paling popular diantara surat berharga lainnya di pasar modal karena bila dibandingkan investasi lainnya saham memungkinkan investor untuk mendapatkan keuntungan atau rate of return yang tidak terhingga. Tidak terhingga ini bukan berarti keuntungan investasi saham sangat besar dalam rupiahnya, tapi tergantung pada perusahaan penerbitnya. Apabila perusahaan penerbitnya mampu memberikan laba yang besar, maka ada kemungkinan para pemegang sahamnya akan menikmati keuntungan yang besar juga, karena dengan laba yang besar itu diharapkan tersedianya dana yang besar untuk dibayarkan sebagai dividen. Selain itu pemegang saham mempunyai kewajiban yang terbatas dan sahamnya mudah pula dialihkan.

Pasar modal merupakan salah satu alternatif pendanaan bagi perusahaan selain sistem perbankan. Adanya deregulasi di sektor keuangan dan perbankan termasuk pasar modal yang dilakukan pemerintah memberikan kemudahankemudahan bagi perusahaan untuk masuk ke pasar modal. Sejalan dengan perkembangannya, bank membutuhkan dana yang lebih besar. Mengingat dana yang diperoleh menjadi faktor pendukung kegiatan usaha bank untuk kebutuhan penyediaan fasilitas kredit, maka bank berupaya mendapatkan dana tersebut. Bank berpendapat bahwa kekurangan dana ini menjadikan go public sebagai pilihan terbaik untuk

menghimpun dana masyarakat yang berasal dari penjualan saham di bursa efek. Namun, untuk berhasil menarik minat para investor tentu saja bank harus mampu


(20)

menunjukkan kinerja yang lebih efisien dan menguntungkan serta prospek pertumbuhan yang baik sehingga saham yang dijual mampu menjanjikan return menarik bagi investor.

Salah satu faktor utama yang menjadi daya tarik investor untuk membeli suatu saham tertentu adalah dengan adanya peningkatan harga saham di masa yang akan datang dan pembagian dividen diakhir tahun. Tetapi umumnya investor secara awam akan menganggap sama saja apakah itu hasil dividen atau keuntungan modal, ia akan memperoleh keuntungan yang besar apabila saham yang ia beli harganya semakin meningkat dari tahun ke tahun berikutnya. Investor tidak begitu saja akan membeli saham perusahaan yang telah Go public atau dalam istilah Indonesianya adalah perusahaan terbuka. Mereka akan mengumpulkan informasi dan melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap perusahaan (emiten). Pasar modal memungkinkan perusahaan memperoleh sumber pembiayaan jangka panjang yang relatif murah dari instrumen-instrumen keuangan dalam berbagai surat berharga (sekuritas). Investor dalam melakukan investasi di pasar modal setidaknya harus memperhatikan dua hal yaitu: keuntungan yang diperoleh dan risiko yang mungkin terjadi.

Investor untuk berinvestasi di pasar modal memerlukan

pertimbangan-pertimbangan yang matang. Informasi akurat yang diperlukan yaitu mengetahui sejauh mana eratnya hubungan variabel-variabel yang menjadi penyebab fluktuasi harga saham perusahaan yang akan dibeli. Dengan mengetahui pengaruh variabel-variabel tersebut, investor dapat memilih strategi untuk memilih perusahaan yang benar-benar dianggap sehat sebagai tempat menanamkan modalnya.


(21)

5

Tujuan seorang investor menginvestasikan dananya dalam bentuk saham di pasar modal adalah untuk memperoleh hasil yang besar, namun kemungkinan terjadinya risiko akan gagal selalu ada dalam investasi tersebut atau dengan kata lain investor menderita kerugian. Keberhasilan suatu investasi dalam saham tidak terlepas dari pengetahuan dan kemampuan investor dalam mengolah informasi yang tersedia di pasar modal. Investor pada umumnya membeli saham dengan harapan akan menerima keuntungan (return) dalam bentuk dividen dan capital gain. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang dapat

dipergunakan investor dalam mengambil keputusan investasi di lantai bursa. Hal ini menjadikan analisis terhadap laporan keuangan dianggap penting dilakukan untuk memahami informasi yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses akuntansi dirancang untuk menyediakan informasi bagi calon investor, kreditor dan pemakai eksternal lainnya untuk pengambilan keputusan investasi, kredit, dan keputusan lain. Serangkaian pengujian telah dilakukan untuk menguji reaksi pasar terhadap pengumuman laporan keuangan. Penelitian eksploratif yang dilakukan oleh Pagalung (2009) dalam Natarsyah (2010) menunjukkan bahwa laporan keuangan masih dipandang sebagai informasi yang cukup penting oleh para investor di Bursa Efek Jakarta (BEI).

Secara garis besar informasi yang diperlukan investor terdiri dari informasi yang bersifat fundamental dan teknikal. Sparta (2000) menyatakan bahwa dalam analisis sekuritas digunakan dua pendekatan yaitu analisis fundamental dan teknikal. Analisis fundamental didasarkan pada dua model dasar penilaian sekuritas yaitu


(22)

earning multiplier dan asset values, sedangkan analisis teknikal secara umum memfokuskan perhatian pada perubahan volume dan harga pasar sekuritas. Faktor fundamental yang sering digunakan untuk memprediksi harga saham atau return saham adalah rasio keuangan dan rasio pasar. Rasio keuangan yang berfungsi untuk memprediksi harga saham antara lain : Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Book Value per Share (BVS). Rasio pasar yang sering dikaitkan dengan harga saham atau return saham adalah Price Book Value (PBV).

Faktor teknikal diukur dengan beberapa indikator antara lain inflasi, nilai tukar mata uang, risiko pasar. Saham perusahaan yang go public adalah komoditi investasi yang berisiko, karena bersifat peka terhadap perubahan–perubahan yang terjadi, baik perubahan di dalam negeri maupun perubahan dari luar negeri. Perubahan-perubahan ini tentunya merupakan risiko bagi investor. Risiko yang tinggi pada saham berhubungan dengan keadaan-keadaan yang terjadi, seperti keadaan perekonomian, politik, industri, dan keadaan perusahaan atau emiten. Investasi pada saham dinilai mempunyai tingkat risiko yang lebih besar dibandingkan dengan alternatif investasi lain seperti obligasi, deposito, dan tabungan. Hal ini disebabkan karena pendapatan yang diharapkan dari investasi pada saham bersifat tidak pasti.

Penggunaan variabel fundamental internal perusahan dalam analisis harga saham telah banyak dilakukan oleh sejumlah peneliti. Suhairy (2006) yang meneliti variabel fundamental terhadap return saham, dan memperoleh hasil bahwa variable-variabel fundamental internal perusahaan seperti Return on Assets dan


(23)

7

Debt to Equity Ratio mempunyai pengaruh terhadap return saham. Penelitian lain yang menggunakan variabel fundamental internal perusahaan dilakukan oleh Natarsyah (2000) pada 127 perusahaan selama periode Januari 1996 sampai dengan Maret 1998. Natarsyah menggunakan 5 (lima) rasio keuangan dan menemukan kelima rasio tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2000) meneliti ROA, DPR, BVS & beta saham terhadap harga saham, dan dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa semua variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Utami & Suharmadi (1998) yang meneliti ROE, DPR, BETA & PBV terhadap harga saham, yang dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa data-data keuangan perusahaan tidak terlalu menarik bagi investor. Investor kurang memperhatikan rasio-rasio keuangan ini dalam melakukan penilaian saham. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Darma (1999) yang meneliti pengaruh analisis laporan keuangan terhadap return saham, dimana dari hasil penelitiannya ternyata semua rasio keuangan tidak berpengaruh terhadap return saham. Penelitian-penelitian terdahulu nampak bahwa hasil beberapa peneliti menunjukkan adanya pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham, sementara beberapa peneliti lain menunjukkan bahwa faktor fundamental itu tidak berpengaruh terhadap harga saham, dapat diketahui juga bahwa penelitian-penelitian yang dilakukan

sebelumnya terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi return ternyata hasilnya masih belum konsisten. Hal ini membuktikan masih perlunya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi return saham. Hasil penelitian


(24)

yang tidak konsisten tersebut mendorong untuk dilakukannya penelitian lebih lanjut tentang pengaruh ROA, DER, dan BVS terhadap return saham.

Penelitian mengenai faktor Fundamental Pengaruhnya Terhadap return saham pada seluruh perusahaan manufaktur di Indonesia, menurut pengetahuan peneliti hingga saat ini belum pernah ada yang melakukan. Karakteristik utama kegiatan industri manufaktur adalah mengolah sumber daya menjadi barang jadi melalui suatu proses pabrikasi. Kegiatan tersebut berupa kegiatan untuk memperoleh atau menyimpan input (bahan baku), pengolahan/pabrikasi/perakitan atas bahan baku menjadi barang jadi, menyimpan atau memasarkan barang jadi. Beberapa tahun terakhir, seiring membaiknya perekonomian Indonesia jumlah emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia terus meningkat termasuk emiten dari industry manufakur. Saat ini tercatat ada 430 perusahaan, 110 perusahaan diantaranya adalah beregrak di bidang manufaktur yang terdaftar sebagai emiten di BEI

(www.idx.co.id). Meningkatnya jumlah emiten tersebut membawa pengaruh

yang lebih baik bagi pihak-pihak berkepentingan, antara lain bagi perusahaan akan lebih mudah memperoleh modal, sedangkan bagi investor akan

menyediakan alternatif pilihan investasi untuk mendapatkan return.

Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir (2009 – 2012), pergerakan harga saham

go public di BEI sempat mengalami fluktuasi nilai. Hal ini merupakan dampak krisis global yang melanda perekonomian dunia saat ini, termasuk Indonesia dimana manufaktur merupakan salah satu sektor vital yang terkena imbasnya.

Terdapat fenomena naik turunnya harga saham perusahaan memotivasi peneliti melakukan penelitian tentang return saham. Pemilihan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sebagai objek penelitian karena perusahaan


(25)

9

manufaktur tergolong sektor yang terbanyak jumlah emitennya maupun jumlah perdagangan sahamnya di bursa. Oleh karena itu, peneliti tertarik secara ilmiah untuk melakukan kajian empiris mengenai faktor Fundamental

pengaruhnya Terhadap return saham perusahaan manufaktur di Indonesia yang go public di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan memilih judul “Analisis Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Return Saham pada Perusahaan manufaktur di BEI”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

Apakah Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Book Value perShare (BVS) mempunyai pengaruh signifikan, baik secara simultan maupun parsial terhadap return saham?

1.3Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris bahwa Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Book Value perShare (BVS) mempengaruhi return saham baik secara simultan maupun parsial. 1.4Kerangka Pemikiran

Prediksi return saham merupakan isu yang sangat penting dalam bidang keuangan sehingga semua pihak yang berkepentingan terhadap return saham memerlukan informasi akuntansi yang lengkap yang dapat digunakan untuk memprediksi return


(26)

saham. Untuk menguji kemampuan prediksi informasi akuntansi dalam memprediksi harga serta return saham, dapat digunakan rasio keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan. Mengacu kepada analisis fundamental sebagai salah satu alat untuk menilai suatu saham maka penelitian ini

mencoba untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor-faktor seperti Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Book Value perShare (BVS) terhadap return saham pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public, peneletian ini juga memasukan variable ROA untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap asset yang digunakan, sehingga dengan mengetahui rasio ini kita bisa mengetahui seberapa efektif perusahaan dalam menggunakan aktivanya.

DER menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah pendanaan

perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Semakin rendah rasio ini semakin besar kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban terhadap pemberi pinjaman.

BVS merupakan perbandingan antara nilai buku modal sendiri (saham) dengan jumlah lembar saham beredar. Semakin tinggi nilainya maka tuntutan terhadap besarnya harga pasar saham tersebut juga semakin tinggi. Nilai buku menggambarkan biaya pendirian historis dan aktiva fisik perusahaan. Suatu perusahaan yang berjalan baik dengan staff manajemen yang kuat dan

organisasi yang berfungsi secara efisien akan mampu meraih laba yang relatif tinggi karena product costnya akan kompetitif.


(27)

11

BVS ROA

DER Return Saham

Hubungan antara variabel dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara ROA, DER, dan BVS sebagai variabel bebas terhadap Return saham sebagai variabel terikat.

Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat ditunjukkan pada gambar 2. Berikut ini:

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambar 11.Model Penelitian Kerangka Berfikir

Sumber : Hardiningsih et.al., (2002), Munawir (2002: 93), Kim et al., (1998). Dimodifikasi untuk kepentingan penelitian

1.5Hipotesis

Hipotesis yang akan diajukan sesuai dengan Kerangka pemikiran yang telah dipaparkan adalah sebagai berikut :

H1 : DER berpengaruh signifikan negatif terhadap return saham H2 : ROA berpengaruh signifikan positif terhadap return saham H3 : BVS berpengaruh signifikan negatif terhadap return saham

1.6Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini ditulis secara teratur dalam bab per bab yang masing-masing bab dibagi subbab, dengan tujuan mempermudah pembahasan serta


(28)

untuk mempermudah pembaca memahami garis besar penelitian ini. Isi dan bahasan ini disajikan dalam bentuk sistematis sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian, serta menjelaskan rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan kerangka teori yang digunakan sebagai landasan untuk memecahkan masalah yang dibahas.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan tentang metode penelitian dalam penulisan skripsi ini. Berisi tentang objek penelitian, jenis data, metode pengumpulan data, metode analisis data serta jenis variabel yang digunakan untuk memberikan jawaban atas permasalahan yang digunakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan inti dari penelitian, hasil analisis data dan pembahasan. Pada bab ini data-data yang telah dikumpulkan, dianalisis dengan alat-alat analisis yang telah disiapkan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini merupakan bagian penutup yang berisi tentang


(29)

13

berisi saran-saran yang direkomendasikan kepada pihak-pihak tertentu serta mengungkapkan keterbatsan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA


(30)

II. LANDASAN TEORI

2.1 Teknik Analisis dan Penilaian Investasi

Investasi dapat menjadi pilihan yang aman untuk itu diperlukan satu analisis yang teliti, dan didukung dengan data-data yang akurat. Teknik yang benar dalam analisis akan mengurangi risiko bagi investor dalam berinvestasi. Secara umum, ada banyak teknik analisis dalam melakukan penilaian investasi, tetapi yang paling banyak dipakai adalah analisis yang bersifat fundamental, analisis teknikal.

(Anoraga dan Pakarti, 2001:108 ) 1. Analisis fundamental

Analisis ini sangat berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Data yang dipakai dalam analisis fundamental menyangkut data-data historis, yaitu data-data yang telah lewat. Analisis ini sering disebut dengan Company analyisis (Ang,1997). Di dalamnya menyangkut analisis tentang kekuatan dan kelemahan dari perusahaan, bagaimana kegiatan operasionalnya, dan juga bagaimana prospeknya di masa yang akan datang (Anoraga, dan Pakarti, 2001:111).

Analisis fundamental merupakan studi yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan keuangan suatu bisnis dengan maksud untuk lebih


(31)

13

memahami sifat dasar dan karakteristik perusahaan publik yang menenerbitkan saam. Analisis fundamental didasarkan kepercayaan bahwa nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Jika prospek suatu perusahaan sangat kuat dan baik, maka harga saham perusahaan tersebut diperkirakan akan merefleksikan kekuatan tersebut dan harganya akan meningkat (Ang, 1997).

Analisis ini pada dasarnya adalah melakukan analisis historis atas kekuatan keuangan suatu perusahaan, yang sering disebut sebagai company analysis. Data yang digunakan adalah data historis, yaitu data yang telah terjadi dan

mencerminkan keadaan keuangan yang telah lewat dan bukan mencerminkan keadaan keuangan sebenarnya pada saat analisis dilakukan. Dalam analisis ini investor akan mempelajari laporan keuangan perusahaan, yang terdiri dari neraca, laporan rugi/laba serta laporan perubahan modal. (Anoraga dan Pakarti, 2001) Hal yang penting dan biasanya menjadi pusat perhatian para investor dan analis keuangan dalam menganalisis data historis adalah posisi keuntungan kompetitif perusahaan, profit margin dan pertumbuhan laba perusahaan, likuiditas

perusahaan, likuiditas aktiva perusahaan yang berhubungan dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, tingkat leverage terhadap shareholders’ equity dan pertumbuhan operasional perusahaan (Ang,1997).

2. Analisis teknikal

Analisis ini cukup sering dipakai oleh calon investor, dan biasanya data yang digunakan dalam analisis ini berupa grafik, atau program komputer. Dari grafik


(32)

atau program komputer dapat diketahui bagaimana kecendrungan pasar, sekuritas, atau future komoditas yang akan dipilih dalam berinvestasi Meskipun biasanya analisis ini digunakan untuk analisis jangka pendek dan jangka menengah tetapi sering juga digunakan untuk menganalisis dalam jangka panjang, yang didukung juga dengan data-data lain. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan.

Analisis Teknikal merupakan suatu teknik analisis harga saham yang paling banyak digunakan oleh para investor, hal ini dibuktikan oleh penelitian Taylor dan Aller (1992) dalam Fernandez-Rodriguez, dkk (2000) yang menemukan bahwa ternyata sebagian besar investor (lebih dari 90%) memberikan bobot yang lebih tinggi pada penggunaan analisis teknikal dibandingkan dengan analisis

fundamental. Namun, meskipun analisis teknikal paling banyak digunakan oleh investor, berbagai penelitian di pasar modal indonesia cenderung melakukan kajian fundamental pada pasar modal. Sementara penelitian yang menggunakan analisis teknikal hanya melakukan analisis teoritis. Berbagai penelitian yang ada

menunjukkan adanya perbedaan hasil penelitian mengenai apa metode terbaik yang dapat digunakan dalam analisis teknikal.

Analisis teknikal akan tepat digunakan apabila kondisi pasar modal tidak efisien dalam bentuk lemah, atau dengan kata lain tidak random walk. Sesuai dengan salah satu asumsi dalam analisis teknikal yang berbunyi history repeats itself, maka kondisi pasar modal yang saham-saham tidak bergerak acak dan dapat diprediksi akan membuat analisis teknikal bermanfaat bagi investor.


(33)

15

2.2 Pengertian Return On Asset (ROA)

Munawir (2002:269), “Return On Asset merefleksikan seberapa banyak

perusahaan telah memperoleh hasil atas sumber daya keungan yang ditanamkan oleh perusahaan”.

Rasio ROA ini sering dipakai manajemen untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dan menilai kinerja operasional dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perusahaan, disamping perlu mempertimbangkan masalah pembiayaan terhadap aktiva tersebut. Nilai ROA yang semakin mendekati 1, berarti semakin baik profitabilitas perusahaan karena setiap aktiva yang ada dapat menghasilkan laba. Dengan kata lain semakin tinggi nilai ROA maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan tersebut.

Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. ROA (Return On Asset) adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan.

ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula atau rugi, hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk menghasilkan laba.

ROA menggambarkan sejauh mana tingkat pengembalian dari seluruh asset yang dimiliki perusahaan.ROA digunakan oleh manjemen perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan


(34)

perusahaan dengan ROA memiliki keuntungan yaitu ROA merupakan pengukuran yang komprehensif dimana seluruhnya mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dari rasio ini. Laporan keuangan yang dimaksud adalah laporan laba rugi dan neraca. Keunggulan lain yang didapat dari pengukuran kinerja dengan ROA adalah perhitungan ROA sangat mudah dihitung dan dipahami. ROA juga merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit usaha. Dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan, setiap unit organisasi yang ada dalam perusahaan dapat menggunakan ROA untuk mengetahui profitabilitas dari setiap unit usaha. Dalam pengukuran kinerja perusahaan dengan ROA juga memiliki kelemahan disamping memiliki keunggulan yaitu dalam mengukur kinerja dengan ROA manajemen cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka pendek dan bukan tujuan jangka panjang. Sebuah project dalam pengukutran kinerja dengan ROA dapat meningkatkan tujuan jangka pendek, tetapi project tersebut mempunyai konsekuensi negatif dalam jangka panjang. Yang berupa pemutusan beberapa tenaga penjualan, pengurangan budget pemasaran, dan pengguanaan bahan baku yang relatif murah sehingga menurunkan kualitas produk dalam jangka panjang. Oleh karena itu, manajer divisi memiliki kecenderungan untuk melewatkan proyek-proyek jangka panjang, meskipun pada kenyataannya proyek-proyek tersebut dapat meninngkatkan tingkat keuntungan perusahaan secara keseluruhan. 2.3 Pengertian Debt to Equity Ratio (DER)

Menurut Darsono (2005: 54), “Debt Ratio adalah rasio yang menunjukan


(35)

17

Semakin tinggi rasio, semakin buruk pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya. Menurut Suad Husnan (2004:70)

menjelaskan bahwa “debt to equity ratio menunjukan perbandingan antara hutang

dengan modal sendiri.”

Menurut Horne dan Wachoviz (1998:145) “Debt to equity is computed by simply

dividing the total debt of the firm (lincluding current liabilities) by its shareholders equity”. Debt to equity ratio merupakan perhitungan sederhana yang

membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham. Menurut Sawir (2000-13) menjelaskan bahwa debt to equity ratio adalah “Rasio yang menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.”

Kreditur melihat ekuitas atau dana yang diberikan oleh pemilik sebagai batas pengaman. Dengan menghimpun dana melalui hutang makapemegang saham dapat mengendalikan perusahaan dengan jumlah investasi ekuitas yang terbatas. Rasio ini dapat menggambarkan potensi manfaat dan resiko yang berasal dari penggunaan utang. Menurut Robert Ang (1997) DER dapat digunakan untuk melihat struktur modal suatu perusahaan karena DER yang tinggi menandakan srtuktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang – hutang relatif terhadap ekuitas. Semakin tinggi DER mencerminkan resiko perusahaan relatif tinggi karena perusahaan dalam operasi relatif tergantung terhadap hutang dan


(36)

perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar bunga hutang akibatnya para investor cenderung menghindari saham–saham yang memiliki nilai DER yang tinggi.

Penggunaan hutang tidak selalu berdampak negatif bagi perusahaan karena pada kondisi tertentu penggunanaan hutang. Perusahaan dengan hutang yang kecil sekilas terlihat menguntungkan namun hal ini tidaklah benar, kita perlu

mempertimbangkan jumlah uang yang telah diinvestasikan oleh pemegang saham. Sedangkan perusahaan yang dalam operasinya menggunakan hutang akan

memiliki EBIT yang sama dalam setiap kondisi. Walaupun dalam penggunaan hutang ini perusahaan akan dikenakan bunga dalam kondisi usahanya namun bunga ini akan dikurangkan dengan EBIT untuk mendapatkan laba kena pajak. Bunga ini juga dapat menjadi pengurang pajak, penggunaan utang akan

mengurangi kewajiban pajak dan menyisakan laba operasi yang lebih besar bagi investor dan perusahaan.

Debt to Equity Ratio (DER) dipergunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total shareholders’ equity yang dimiliki perusahaan. Total debt merupakan total liabilities (baik jangka pendek maupun jangka panjang), sedangkan total shareholder equity menunjukkan total modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi DER

menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat. Tentunya hal ini akan mengurangi hak pemegang saham (dalam bentuk dividen). Tingginya DER selanjutnya akan mempengaruhi minat investor terhadap saham


(37)

19

perusahaan tertentu, karena investor pasti lebih tertarik pada saham yang tidak menanggung terlalu banyak beban utang. Dengan kata lain, DER berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Kinerja perusahaan tentunya juga berpengaruh pada daya tarik saham yang ditawarkan di pasar modal. Semakin baik kinerja perusahaan, maka daya tarik saham perusahaan tersebut semakin tinggi, hal ini menarik bagi investor karena saham tersebut memberikan prospek yang menjanjikan keuntungan. Jika permintaan investor terhadap saham perusahaan tersebut cukup besar, maka dapat berpengaruh terhadap peningkatan harga saham. Dari keterangan diatas, maka dapat dikatakan bahwa DER juga mempengaruhi harga saham perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Natarsyah (2000) menyimpulkan bahwa DER berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki DER tinggi kurang diminati oleh investor sehingga harga sahamnya menurun.

2.4 Pengertian Book Value perShare

Nilai buku per lembar saham (book value per share) yaitu total ekuitas dibagi jumlah saham yang beredar. Nilai buku per lembar saham ini menunjukan nilai aktiva bersih per lembar saham yang dimiliki oleh pemegangnya. Sebenarnya nilai buku per lembar saham ini tidak menunjukan ukuran kinerja saham yang penting tetapi dapat mencerminkan berapa besar jaminan yang akan diperoleh pemegang saham apabila perusahaan penerbit saham tersebut (emiten) dilikuidasi.

Nilai buku suatu saham akan berarti jika nilai tersebut diperbandingkan dengan nilai pasarnya. Market price to book value ratio menunjukkan perbandingan antara


(38)

harga pasar saham relatif terhadap nilai buku. Semakin tinggi nilai dari rasio ini maka akan semakin besar tambahan kesejahteraan yang dinikmati oleh pemilik saham ini.

Seorang investor tentunya mengharapkan untuk memperoleh keuntungan dari investasi yang dilakukannya. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk membeli suatu saham, seorang investor perlu mengetahui beban dari saham yang akan dibeli, karena saham dengan tingkat beban yang lebih ringan tentunya akan lebih menarik minat investor, karena akan memberikan keuntungan yang lebih besar. Rasio untuk mengukur nilai shareholders’ equity atas setiap lembar saham (Ang, 1997), atau disebut juga dengan Book Value per Share, yang

menggambarkan perbandingan total modal (equity) terhadap jumlah saham. Semakin besar rasio BVS, maka saham tersebut akan semakin menarik bagi investor sehingga harga saham akan meningkat.

2.5 Saham

Jogiyanto mengatakan dalam bukunya teori portofolio dan analisis investasi (2000:67) suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Jika dalam perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut dengan saham biasa (common stock). Untuk menarik investor potensial lainnya, suatu perusahaan mungkin juga mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu yang disebut dengan saham preferen (preferen stock).

Indeks harga saham merupakan suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja saham yang tercatat di suatu bursa efek. Indeks harga saham juga ada yang


(39)

21

dikeluarkan oleh bursa efek yang bersangkutan secara resmi dan ada yang dikeluarkan oleh institusi swasta tertentu seperti media massa keuangan, institusi keuangan dan lain-lain (Robbert Ang, 1997).

2.5.1 Macam-macam Saham. 1. Saham Preferen

Merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Beberapa karakteristik dari saham preferen adalah sebagai berikut : - Preferen terhadap Dividen, Pemegang saham preferen mempunyai hak

untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Saham preferen juga umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya. Jika saham preferen disebutkan memberikan hak dividen kumulatif, maka dividen-dividen tahun sebelumnya yang belum dibayarkan disebut dengan dividends in arrears.

- Preferen pada waktu likuidasi, Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi likuidasi. Besar hak atas aktiva pada saat likuidasi adalah sebesar nilai nominal saham preferennya termasuk semua dividen yang belum dibayar jika bersifat kumulatif.

2. Saham Biasa

Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini


(40)

pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Saham biasa ada dua jenis, yaitu: - Saham atas nama, Nama pemilik saham tertera diatas saham tersebut. - Saham atas unjuk, Nama pemilik tidak tertera di atas saham, tetapi pemilik

saham adalah yang memegang saham tersebut. Seluruh hak-hak pemegang saham akan diberikan pada penyimpan saham tersebut.

3. Saham Treasuri

Saham treasuri (treasury stock) adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh

perusahaan untuk disimpan sebagai treasuri yang nantinya dapat dijual kembali, Perusahaan emiten membeli kembali saham beredar sebagai saham terasuri dengan alasan-alasan sebagai berikut :

- Akan digunakan dan diberikan kepada manajer-manajer atau karyawan-karyawan di dalam perusahaan sebagai bonus dan kompensasi dalam bentuk saham.

- Meningkatkan volume perdagangan di pasar modal dengan harapan meningkatkan nilai pasarnya.

- Menambahkan jumlah lembar saham yang tersedia untuk digunakan untuk digunakan menguasai perusahaan lain.

- Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar untuk menaikkan laba per lembarnya.

- Alasan khusus lainnya yaitu dengan mengurangi jumlah saham yang beredar sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan lain untuk


(41)

23

menguasai jumlah saham secara mayoritas dalam rangka pengambil alih yang tidak bersahabat (hostile takeover).

2.5.2 Return Saham

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur dari kinerja dari perusahaan. Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa mendatang (Jogiyanto, 2000:109).

2.6 Pasar Modal

Secara teoritis pasar modal (capital market) didefinisikan sebagai

perdagangan instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stocks) maupun hutang (bonds), baik yang diterbitkan oleh pemerintah (public authorities) maupun oleh perusahaan swasta (private sectors). Pada dasarnya terdapat empat peranan strategis dari pasar modal bagi perekonomian suatu negara, yakni :

1. Sebagai sumber penghimpunan dana

Pasar modal berfungsi sebagai alternatif sumber penghimpunan dana selain sistem perbankan yang selama ini dikenal merupakan media penghimpunan dana secara konvensional.


(42)

Jika tidak ada pilihan lain, maka para pemodal hanya menginvestasikan dananya dalam sistem perbankan dan/atau pada real assets. Akan tetapi dengan adanya pasar modal, memberikan kesempatan kepada para pemodal untuk membentuk portofolio investasi (mengkombinasikan dana pada berbagai kemungkinan

investasi) dengan mengharapkan keuntungan yang lebih dan sanggup menanggung sejumlah risiko tertentu yang mungkin terjadi.

3. Biaya penghimpunan dana melalui pasar modal relatif rendah

Dalam melakukan penghimpunan dana, perusahaan membutuhkan biaya relatif kecil jika diperoleh melalui penjualan.

4. Bagi negara, pasar modal akan mendorong perkembangan investasi Kinerja perusahaan yang baik ditambah dengan rendahnya transaction cost di bursa serta adanya jaminan transparansi, investor akan semakin banyak berminat untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Artinya, tanpa pemerintah mencarikan bantuan luar negeripun, pihak swasta sudah dapat memenuhi sendiri kebutuhan dananya dengan mengeluarkan biaya dalam jumlah relatif kecil. Dengan demikian, pemerintah terbantu dalam memobilisasi dana masyarakat.

Menurut (Madura, 1992 dalam Valle, 2000), pasar modal dapat mengalami pergerakan yang sama (comovement) karena adanya factor-faktor ekonomi yang mendasarinya (underlying factors), yang mencerminkan kondisi

keuangan di dunia secara umum, dan secara sistematis mempengaruhi semua pasar. Deregulasi dan liberalisasi pasar, perkembangan teknologi komunikasi dan sistem perdagangan, inovasi pada produk dan jasa keuangan serta makin meningkatnya aktivitas international dari perusahaan-perusahaan


(43)

25

multinasional juga mempengaruhi comovement pasar modal di berbagai negara.

2.7 Return dan Risk Investasi

Jumlah risiko dari jenis investasi berbeda satu sama lain. Investasi pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau deposito di bank dapat dikatakan bebas risiko (risk free), karena Bank Indonesia dan bank-bank dipastikan akan melunasi hutangnya pada saat jatuh tempo. Dengan meningkatnya SBI, maka investasi di pasar modal menjadi rendah. Hal ini disebabkan investor lebih cendrung menginvestasikan dananya di lembaga keuangan perbankan dengan tingkat suku bunga tinggi dan rendah risiko. Namun semakin rendah tingkat SBI, maka akan semakin tinggi investasi di pasar modal karena investor cendrung menggunakan uangnya untuk transaksi di pasar modal.

Risiko maupun return bagaikan dua sisi mata uang yang selalu

berdampingan. Artinya, dalam berinvestasi disamping menghitung return yang diharapkan, investor juga harus memperhatikan risiko yang

ditanggungnya. Definisi risiko menurut Reilly and Brown: “Risk is the uncertainly that an investment will earn its expected rate of return”. Dari pengertian di atas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan tingkat keuntungan yang diperoleh menyimpang dari tingkat keuntungan yang diharapkan. Semakin besar tingkat perbedaannya, berarti semakin besar tingkat risiko investasi tersebut.


(44)

Kelompok pengambil risiko (risk seeker) bila dihadapkan pada dua pilihan, yaitu investasi yang kurang atau yang lebih mengandung risiko dengan perkiraan jumlah hasil pengembalian yang sama maka dia lebih suka memilih jenis investasi yang lebih mengandung risiko. Tetapi bagi investor yang anti risiko (risk averse) akan cenderung menjatuhkan keputusannya pada investasi yang kurang mengandung risiko. Sedangkan seorang yang acuh terhadap risiko (risk neutral) tidak akan peduli investasi mana yang akan diambil. Walaupun demikian, dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa para manajer maupun pemilik perusahaan cenderung bersikap menghindari risiko.

Dalam pasar yang seimbang, seperti yang diungkaplan oleh Tandelilin (2001,p191) investor tidak akan bisa memperoleh return abnormal (return ekstra) dari harga yang terbentuk, termasuk bagi investor yang melakukan perdagangan spekulatif. Oleh karena itu, kondisi tersebut akan mendorong semua investor untuk memilih portofolio pasar yang terdiri atas semua asset berisiko yang ada. Portofolio tersebut akan berada pada garis permukaan efisien (efficient frontier) dan sekaligus merupakan portofolio optimal. Hal ini terlihat pada kurva dibawah ini:


(45)

27

Gambar 2.1. Kurva portofolio Return Saham E(Rp) U L

E(Rm) M E C G

B H Rf A

σ

M

σ

(Rp) Sumber : Jogiyanto, 2008

Titik M pada gambar di atas merupakan titik persinggungan antara garis yang ditarik dari Rf (tingkat return bebas risiko) dengan efficient frontier yang terdiri atas aset-aset berisiko. Titik M merupakan titik yang memiliki sudut tangen tertinggi dibandingkan dengan titik-titik lainnya di sepanjang garis efficient frontier sehingga jika garis Rf-L (yang merupakan garis CML) dihubungkan dengan garis efficient frontier, maka titik persingggungan berada pada titik M yang merupakan portofolio optimal. Jadi, titik M yang merupakan portofolio pasar yang merupakan gabungan aset berisiko saja. Karena titik M terdiri atas semua aset berisiko, maka portofolio pasar adalah portofolio aset berisiko yang optimal. Karena portofolio pasar terdiri atas semua aset berisiko, maka portofolio tersebut merupakan portofolio yang sudah didiversifikasikan. Dengan demikian, risiko portofolio pasar akan terdiri atas risiko sistematis saja.


(46)

2.7.1 Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis Jogiyanto membagi risiko dibagi menjadi :

1. Risiko tidak sistematik (Unsystematic risk).

Adalah bagian dari risiko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio yang well-diversified disebut dengan risiko yang dapat di diversifikasikan (diversifiable risk) atau risiko perusahaan (company risk) atau risiko spesifik (specific risk) atau risiko unik (unique risk). Karena sifat risiko tersebut unik bagi suatu perusahaan, maka risiko ini dapat di diversifikasi di dalam portofolio.

2. Risiko sistematik (Systematic risk).

Adalah risiko yang tidak dapat di diversifikasikan oleh portofolio atau non- diversifiable risk atau risiko pasar (market risk) atau risiko umum (general risk).

Risiko tidak sistematis atau risiko unik terkait dengan fluktuasi dan siklus bisnis. Karena berkaitan dengan siklus bisnis maka risiko ini disebut risiko bisnis. Sesuai dengan konsep portofolio, resiko bisnis dapat diminimalisir dengan diversifikasi (diversified risk). Sedangkan resiko sistematis terkait dengan kondisi pasar atau disebut risiko pasar. Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat di diversifikasi (undiversified risk). Risiko sistematis diukur dengan beta. Beta digunakan sebagai ukuran risiko pasar yang

relevan untuk menentukan tingkat keuntungan yang diharapkan. Suatu saham yang memiliki indeks beta = 0 berarti saham tersebut bebas risiko. Indeks beta yang besar menandakan return saham tersebut sensitive terhadap


(47)

29

return pasar, yang berarti juga memiliki risiko yang tinggi.

2.7.2 Return dan Risk Suatu Asset

Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan

terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan.

Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon “high risk

bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula. Contohnya dalam investasi saham. Volatilitas atau pergerakan naik-turun harga saham secara tajam akan membuka peluang untuk memperoleh hasil yang lebih besar, namun sebaliknya, jika harga bergerak ke arah yang berlawanan, maka kerugian yang akan ditanggung sangat besar.

David K. Eiteman, Arthur I Stonehill dan Michael H. Moffet mengatakan bahwa risiko dasar adalah the mismatching of interest rate bases for associated assets and liabilities. Sehingga secara umum risiko dapat ditangkap sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya dengan keputusan yang diambil berdasarkan suatu pertimbangan. Menurut salah satu definisi, risiko (risk) adalah sama dengan ketidakpastian (uncertainty). Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan.


(48)

antara actual return dan expected return, sehingga setiap investor dalam mengambil keputusan investasi harus selalu berusaha meminimalisasi berbagai risiko yang timbul, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap perubahan kondisi ekonomi baik mikro ataupun makro akan

mendorong investor untuk melakukan strategi yang harus diterapkan untuk tetap memperoleh return.

Sedangkan pengertian Return atau pengembalian adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan. Menurut R. J. Shook, return merupakan laba investasi, baik melalui bunga atau deviden.Risk and return adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi, dan individu dalam keputusan investasi yaitu, baik kerugian maupun keuntungan dalam suatu periode akuntansi. Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian adalah:

1. bersifat linear atau searah

2. Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko 3. Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka

semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.

4. Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.

2.8 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Natarsyah (2000) yang berjudul “Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Risiko


(49)

31

kelompok industri barang konsumsi yang go-public di pasar modal, Natarsyah (2000) mengemukakan bahwa variabel ROA, ROE, DPR, DER dan BVS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Demikian juga indeks beta sebagai pengukur risiko sistematik juga berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sehingga dapat dikatakan bahwa faktor fundamental berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan kelompok industri barang konsumsi yang go-public di pasar modal. Adapun dari hasil penelitian tersebut, Natarsyah (2000) mengemukakan bahwa pengaruh terbesar diperoleh dari nilai koefisien regresi BVS. Namun demikian, dari hasil penelitian tersebut diperoleh petunjuk bahwa orientasi pemodal sudah beralih dari dividend oriented kepada capital gain oriented. Di samping itu juga dinyatakan bahwa pergerakan harga saham juga dipengaruhi oleh aspek psikologi pasar, ketidakstabilan emosi para pemodal juga menyebabkan reaksi pasar sehingga mempengaruhi harga saham.

Penelitian lainnya yang menjadi perbandingan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Suhairy (2006) yang meneliti variable fundamental ROA, ROE dan DER terhadap return saham, dimana dari hasil penelitiannya ternyata hanya ROA dan DER yang berpengaruh terhadap return saham, sedangkan ROE tidak berpengaruh.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Darma (1999) yang meneliti pengaruh analisis laporan keuangan terhadap return saham, dimana dari hasil penelitiannya ternyata semua rasio keuangan tidak berpengaruh terhadap return saham.


(50)

3. Penelitian yang dilakukan oleh Harahap (2006) yang meneliti variable fundamental ROA, DTA & BVS serta variabel risiko sistematik yang diwakili oleh beta saham terhadap harga saham, dimana dari hasil

penelitiannya ternyata hanya rasio ROA yang tidak berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan rasio lainnya berpengaruh.


(51)

III.METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang

manufaktur serta telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 yang laporan keuangannya telah diaudit oleh Akuntan Publik dan dapat diperoleh peneliti.

3.2 Jenis Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian ini maka metode penelitian yang

digunakan dalam hal ini adalah metode desain kausal, yaitu menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Penelitian ini akan akan menganalisis bagaimana pengaruh variable bebas (ROA, DER, dan BVS) terhadap variabel terikat (Return saham).

3.3 Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini diambil dari perusahaan manufaktur yang teraktif di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 . Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang memenuhi kriteria tertentu. Pengambilan


(52)

sampel dengan menggunakan metode purposive judgment sampling. Dimana sample sengaja dipilih dengan tujuan untuk mendapatkan sample yang dapat mewakili populasinya. Sample dalam penelitian ini dipilih dari populasi dengan menggunakan metode purposive judgement sampling. Metode ini merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu (Supomo,1999:131). Adapun kriteria sample yang akan digunakan sebagai berikut:

1. Mempunyai data – data yang dibutuhkan dalam penelitan dan laporan keuangan diketahui secara jelas dan lengkap.

2. Merupakan perusahaan manufaktur teraktif pada tahun 2011

Gambar 3.1

Pergerakan Harga Saham Sektor Industri Manufaktur


(53)

34

3.4 Prosedur Pengumpulan Data

Agar memperoleh hasil penelitian yang diharapkan, maka penulis

membutuhkan data dan informasi yang dapat mendukung penelitian dengan metode pengumpulan data berupa studi kepustakaan dan studi lapangan, yaitu dengan mempelajari buku, artikel jurnal dan sumber-sumber materi lainnya yang dapat dijadikan referensi terhadap masalah yang dibahas, serta

melakukan pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari BEI dan website. 3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. ROA

Return On Assets (ROA) adalah rasio profitabilitas yang menghubungkan laba dengan asset perusahaan. Rumus perhitungannya adalah :

ROA Laba Bersih Sebelum Pajak Total Aktiva

Jika ROA suatu perusahaan tinggi maka dapat dikatakan bahwa

perusahaan beroperasi secara efektif dan ini akan meningkatkan daya tarik investor, Meningkatnya daya tarik investor akan berdampak pula pada kenaikan harga saham dan meningkatkan return saham perusahaan. 2. Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total shareholders’ equity yang dimiliki perusahaan dan dirumuskan sebagai berikut:

DER Total Debt


(54)

Dimana:

DER : Debt To Equity Ratio

Total Debt : total seluruh kewajiban emiten, baik lancar maupun jangka panjang

Total Shareholder’s Equity : total dari modal pemilik.

3 . Book Value per Share (BVS)

Rasio untuk mengukur nilai shareholders’ equity atas setiap lembar saham (Ang, 1997), atau disebut juga dengan Book Value perShare, yang menggambarkan perbandingan total modal (equity) terhadap jumlah saham, dan dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut : BVS Total Shareholder’s Equity

Jumlah saham

4. Return Saham

Realized Return saham dari masing-masing perusahaan dan standar deviasi per bulan. Kemudian dari hasil per bulan tersebut, dapat diakumulasikan untuk mendapat returnaverage dan standard deviation.

Return Saham = Pt1 – P(t-1) P(t-1)

Keterangan:

Pt = Harga saham periode t1 (bulan ke 1)


(55)

36

Tabel 3.1

Tabel Pengukuran dan Satuan Variabel

Variabel Pengukuran Satuan

Debt To Equity Ratio Total debt x 100 %

Total Modal sendiri

Rasio %

Return On Assets EBIT x 100 %

Total Asset

Rasio %

Book Value perShare Total Equity x 100%

Jumlah lembar saham yang diterbitkan

Rasio %

Return saham

Pt1 – P(t-1) P(t-1)

Rasio %

3.6 Teknik Analisis Data

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana. Analisis regresi sederhana marupakan alat statistik yang bermanfaat untuk mengetahui hubungan antar variabel, yaitu variabel X (variabel independen) dan Y (variabel dependen). Analisis regresi digunakan untuk terutama untuk tujuan peramalan.

Y = a+bX + et

Keterangan:

Y = variabel dependen(Return saham) X = variabel independen (ROA,DER,BVS) a = Intercept

b = Koefisien Regresi (I=1,2,3,4) e = Error


(56)

1. Pengujian Determinan (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel bebas terhadap variasi naik, turunnya variabel terikat (Y) secara bersama-sama, dimana: 0 ≤ R2 ≤ 0. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Y) adalah besar. Berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap (Y). Sebaliknya jika R2 semakin mengecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

2. Pengujian hipotesis secara parsial

Pengujian secara parsial dilakukan oleh untuk mengetahui pengaruh

signifikan masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji t pada tingkat kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (df) = n – k – 1

Hipotesis :

Ho : bi = 0 (tidak ada pengaruh nyata) Ha : bi > 0 (Ada pengaruh nyata ) Kriteria pengujiannya :

Ho ditolak dan Ha diterima jika t hitung > t tabel Ho diterima dan Ha ditolak jika t hitung t tabel


(57)

38

3.7 Pembuktian Hipotesis

1. Pengaruh ROA terhadap Return Saham

Formulasi hipotesis pengujian pengaruh ROA terhadap Return saham tersebut adalah sebagai berikut:

Ho: ROA tidak berpengaruh terhadap Return Saham. Ha: ROA berpengaruh terhadap Return Saham.

2. Pengaruh DER terhadap Return Saham

Formulasi hipotesis pengujian pengaruh likuiditas terhadap harga dan return saham tersebut adalah sebagai berikut:

Ho: DER tidak berpengaruh terhadap return saham. Ha: DER berpengaruh terhadap return saham. 3. Pengaruh BVSterhadap Return Saham

Formulasi hipotesis pengujian pengaruh BVS terhadap Return saham tersebut adalah sebagai berikut:

Ho: BVS tidak berpengaruh terhadap return saham. Ha: BVS berpengaruh terhadap return saham. 3.8 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan uji regresi sederhana dilakukan uji asumsi klasik meliputi normalitas data, multikolinearitas, autokorelasi, dan heterokedastisitas. a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan pengujian terhadap masing-masing normalitas pada unstandardized residual. Pengujian


(58)

dilakukan dengan metode Kolmogorov Sminorv. Data yang berdistribusi ditunjukkan dengan nilai signifikasi yang lebih besar dari 0,05 dengan hasil pengujian regresi menunjukkan sebagai berikut :

Tabel 3.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

Nz 50

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .31338005

Most Extreme Differences Absolute .150

Positive .150

Negative -.129

Kolmogorov-Smirnov Z 1.060

Asymp. Sig. (2-tailed) .211

a. Test distribution is Normal.

Sumber : data sekunder yang diolah

Pengujian normalitas menunjukkan bahwa variabel ROA,DER,BVS dan return saham sudah berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan uji Komitmen Kolmogorov Smirnov menunjukkan nilai signifikan di atas 0,05 yakni sebesar 0,211.

b. Uji Multikolinieritas

Untuk menguji multikolinearitas, dilakukan pengujian dengan ketentuan, yaitu :

(a) Apabila memiliki nilai VIF (variance inflation factor) disekitar angka 1 dengan batas VIF adalah 10 ;


(59)

40

(c) Apabila kedua kriteria tersebut dipenuhi, maka dinyatakan tidak ada problem multikolinieritas.

Tabel 3.3

Hasil Uji Multikolinieritas

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

DER .985 1.015

ROA .940 1.063

BVS .951 1.051

Sumber : data sekunder yang diolah

Berdasarkan data hasil analisis pada Tabel dan ketentuan pengujian

multikolinearitas tersebut, diketahui bahwa ketiga variabel bebas memiliki nilai VIF disekitar angka 1 dan lebih kecil dari 10, dan nilai Tolerance dibawah/lebih kecil dari angka 1. Hal ini berarti, ketiga variabel bebas tidak terdapat gejala/problem multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedasitas

Menurut Wijaya (2011:126), heteroskedasitas menunjukkan bahwa varians variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan bantuan SPSS16.0 for windows, didapatkan hasil sebagai berikut :


(60)

Gambar 3.2 Grafik Scatterplot

Titik-titik pada diagram di atas tidak membentuk pola yang teratur, tetapi terpencar baik di atas angka 0 maupun di bawah angka 0. Berdasarkan diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedasitas pada model regresi sehingga penelitian dapat dilanjutkan.

d. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang data. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut :


(61)

42

1. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4 - du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada

autokorelasi.

2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada

autokorelasi positif.

3. Bila nilai DW lebih besar daripada (4 - dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif.

4. Bila nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) ada DW terletak antara (4 - du) dan (4 - dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

Tabel 3.5 Ketentuan Uji Durbin Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi

positif/negatif

Tolak

Tak ada kep. Tolak

Tak ada kep. Terima

0 < d < dL

dL ≤ d ≤ dU

4 - dL < d < 4 4 - dU ≤ d ≤ 4 - dL dU < d < 4 - dU

Tabel 3.6

Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .163a .027 -.037 .45759 1.726

a. Predictors: (Constant), BVS, DER, ROA b. Dependent Variable: Return_saham

Nilai DW pada pengujian ini sebesar 1.726 , sedangkan nilai tabel DW dengan menggunakan derajat kepercayaan 5%, jumlah sampel (n) 50 dan jumlah variabel bebas (k) 6, maka di tabel Durbin Watson akan didapatkan


(62)

nilai dl sebesar 1.4206 dan nilai du sebesar 1.6739 sedangkan nilai (4-du) sebesar 2.3261. Karena nilai DW berada diantara nilai du dan (4-du) maka tidak terjadi autokorelasi atau keputusan diterima.

e. Uji Koefisien Determinasi

Tabel 3.7

Hasil Uji R Square atau adjusted R2

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .163a .027 -.037 .45759 1.726

a. Predictors: (Constant), BVS, DER, ROA b. Dependent Variable: Return_saham

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai koefisien determinasi adjusted R2

sebesar 0,37. Nilai adjusted R2 menunjukan bagaimana variabel independen

return on asset,debt to equity,dan book value pershare mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu return saham dengan amat terbatas adalah sebesar 3,7%. Sedangkan sisanya 97,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.


(63)

44

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pengujian yang menggunakan model regresi sederhana terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi return saham dari perusahaan-perusahaan manufaktur yang teraktif di BEI pada 50 perusahaan manufaktur teraktif di BEI tahun 2011diperoleh hasil bahwa :

1. Return On Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, hal ini dibuktikan sig t 0,360 > 0,05, dengan demikian Ha ditolak dan Ho diterima.

2. Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap return saham, hal ini dibuktikan sig t 0,162 > 0,05, dengan demikian Ha ditolak dan Ho diterima.

3. Book Value perShare berpengaruh signifikan terhadap return saham, hal ini dibuktikan sig t 0,042> 0,05, dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima.

4. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai koefisien determinasi adjusted R2 sebesar 0,37. Nilai adjusted R2 menunjukan bagaimana variabel

independen return on asset,debt to equity,dan book value pershare mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu return saham


(64)

dengan amat terbatas adalah sebesar 3,7%. Sedangkan sisanya 97,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. 5. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa variabel

independen(DER,ROA) tidak dapat menjelaskan variabel dependen (return saham). Sedangkan variabel independen BVS dapat menjelasskan variabel dependen (return saham).Tidak berpengaruhnya kedua variabel independen terhadap variabel dependen kemungkinan disebabkan oleh masih terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi return saham yang tidak diteliti pada periode tahun tersebut.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut :

- Peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah periode penelitian yang lebih panjang agar hasil penelitian lebih optimal.

- Peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah sampel penelitian dari jenis industri lainnya agar hasil penelitian yang didapat lebih valid karena tidak hanya terfokus pada satu sub kategori jenis industri.

- Peneliti selanjutnya diharapkan menambahkan variabel independen lain yang mungkin berpengaruh terhadap return saham, termasuk faktor fundamental yang belum dimasukkan dalam penelitian ini sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif terhadap hasil penelitian. - Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi investor


(65)

46

- dengan mempertimbangkan faktor fundamental seperti Debt to Equity Ratio, Return On Asset, dan Book Value perShare.


(66)

DAFTAR PUSTAKA

Ainun Naim dan Fu’ad Rakhman, “Analisis Hubungan Antara Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Dengan Struktur Modal dan Tipe

Kepemilikan Perusahaan”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia,

2000, Vol. 15, No.1 : 70-82

Ang, Robert (1997), Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta, Mediasoft Indonesia.

Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2001. Pengantar Pasar Modal. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Anderson, R. W. 2002. "Capital Structure, Firm Liquidity and Growth", WorkingPapers-Research Series, National Bank of Belgium, No. 27, May. Arifin, Zaenal. 2005. Teori Keuangan dan Pasar Modal. Penerbit Ekonosia.

Yogyakarta.

Ashari dan Santosa, Purbaya Budi (2005). Analisa Statistik dengan microscoft Excel &SPSS. Yogyakarta: Andi Offset

Awat, N. J. 1999. Manajemen Keuangan: Pendekatan Matematis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Arifin, Ali. 2002. Membaca Saham. Edisi Pertama. Andi. Yogyakarta. Baridwan, Zaki. 1997. Intermediate Accounting. Edisi tujuh. BPFE Press.

Yogyakarta.

Fernandez-Rodriguez, Fernando; Christian Gonzales-Martel; Simon Sosvilla-Rivero (2000), Technical Analysis in Foreign Exchange Markets : Linear versus Nonlinear trading Rules, Fundacion de Estudios Economia Aplicada Working Paper, September 2000.

Harahap, Sofyan Safri. 2001. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Raja Grafindo. Jakarta.


(67)

Husnan, Suad. 1998. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. UPP AMP YKPN. Yogyakarta

Jin, Liauw She dan Mas’ud Machfoedz. 1998. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek

Jakarta”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 1(2).

Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta

Keiso, Weygant dan Warfield, 2001. Akuntansi Intermediate. Edisi Kesepuluh. Erlanggga. Jakarta

Kim C.S., David C. Mauer, and Ann E. Sherman.1998. "The Determinants of Corporate Liquidity: Theory and Evidence". Journal of Financial and Quantitative Analyisis. Volume 33, Number 3, September, pp. 335-359. Munawir, S. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Edisi lima. Liberty. Yogyakarta.

Natarsyah, Syahib. 2000. “Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan

Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham: Kasus Industri Barang Konsumsi yang Go-Public di Pasar Modal Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 15, No. 3: pp. 294-312.

Prasetyo, Teguh. 2000. “Analisa Rasio Keuangan dan Nilai Kapitalisasi Pasar

sebagai Prediksi Harga Saham di BEJ pada periode Bullish dan Bearish”. Simposium Nasional Akuntansi III. IAI-Kompartemen Akuntan Pendidik. Agustus: pp.652-695.

Prihantini,Ratna,2009,”Analisis Pengaruh Inflasi,Nilai Tukar,ROA,DER,dan CR Terhadap Return Saham Industri Real Estate and Property Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2006”, Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

Samsul, Muhamad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Penerbit Erlangga. Jakarta

Sekaran U. 2003. Research Methode for Business: A Skill Building Appoarch. John Willey, New York.

Suhairy, Hapcin. 2006. “Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage Terhadap

Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di BEJ”. Tesis Sekolah Pascasarjana USU– Tidak dipublikasikan.

Sukirno S. 2004. Makroekonomi: Teori Pengantar. Edisi Ketiga, Rajawali Press, Jakarta.


(68)

Tim Penyusun. 2007. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

____www.idx.co.id

____www.finance-yahoo.com ____www.google.co.id ____www.sahamok.com


(69)

(1)

45

dengan amat terbatas adalah sebesar 3,7%. Sedangkan sisanya 97,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. 5. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa variabel

independen(DER,ROA) tidak dapat menjelaskan variabel dependen (return saham). Sedangkan variabel independen BVS dapat menjelasskan variabel dependen (return saham).Tidak berpengaruhnya kedua variabel independen terhadap variabel dependen kemungkinan disebabkan oleh masih terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi return saham yang tidak diteliti pada periode tahun tersebut.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut :

- Peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah periode penelitian yang lebih panjang agar hasil penelitian lebih optimal.

- Peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah sampel penelitian dari jenis industri lainnya agar hasil penelitian yang didapat lebih valid karena tidak hanya terfokus pada satu sub kategori jenis industri.

- Peneliti selanjutnya diharapkan menambahkan variabel independen lain yang mungkin berpengaruh terhadap return saham, termasuk faktor fundamental yang belum dimasukkan dalam penelitian ini sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif terhadap hasil penelitian. - Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi investor


(2)

46

- dengan mempertimbangkan faktor fundamental seperti Debt to Equity Ratio, Return On Asset, dan Book Value perShare.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ainun Naim dan Fu’ad Rakhman, “Analisis Hubungan Antara Kelengkapan

Pengungkapan Laporan Keuangan Dengan Struktur Modal dan Tipe

Kepemilikan Perusahaan”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 2000, Vol. 15, No.1 : 70-82

Ang, Robert (1997), Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta, Mediasoft Indonesia.

Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2001. Pengantar Pasar Modal. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Anderson, R. W. 2002. "Capital Structure, Firm Liquidity and Growth", Working Papers-Research Series, National Bank of Belgium, No. 27, May. Arifin, Zaenal. 2005. Teori Keuangan dan Pasar Modal. Penerbit Ekonosia.

Yogyakarta.

Ashari dan Santosa, Purbaya Budi (2005). Analisa Statistik dengan microscoft Excel &SPSS. Yogyakarta: Andi Offset

Awat, N. J. 1999. Manajemen Keuangan: Pendekatan Matematis. Gramedia PustakaUtama, Jakarta.

Arifin, Ali. 2002. Membaca Saham. Edisi Pertama. Andi. Yogyakarta. Baridwan, Zaki. 1997. Intermediate Accounting. Edisi tujuh. BPFE Press.

Yogyakarta.

Fernandez-Rodriguez, Fernando; Christian Gonzales-Martel; Simon Sosvilla-Rivero (2000), Technical Analysis in Foreign Exchange Markets : Linear versus Nonlinear trading Rules, Fundacion de Estudios Economia Aplicada Working Paper, September 2000.

Harahap, Sofyan Safri. 2001. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Raja Grafindo. Jakarta.


(4)

Husnan, Suad. 1998. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. UPP AMP YKPN. Yogyakarta

Jin, Liauw She dan Mas’ud Machfoedz. 1998. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek

Jakarta”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 1(2).

Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta

Keiso, Weygant dan Warfield, 2001. Akuntansi Intermediate. Edisi Kesepuluh. Erlanggga. Jakarta

Kim C.S., David C. Mauer, and Ann E. Sherman.1998. "The Determinants of Corporate Liquidity: Theory and Evidence". Journal of Financial and Quantitative Analyisis. Volume 33, Number 3, September, pp. 335-359. Munawir, S. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Edisi lima. Liberty. Yogyakarta.

Natarsyah, Syahib. 2000. “Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham: Kasus Industri Barang Konsumsi yang Go-Public di Pasar Modal Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 15, No. 3: pp. 294-312.

Prasetyo, Teguh. 2000. “Analisa Rasio Keuangan dan Nilai Kapitalisasi Pasar sebagai Prediksi Harga Saham di BEJ pada periode Bullish dan Bearish”. Simposium Nasional Akuntansi III. IAI-Kompartemen Akuntan Pendidik. Agustus: pp.652-695.

Prihantini,Ratna,2009,”Analisis Pengaruh Inflasi,Nilai Tukar,ROA,DER,dan CR Terhadap Return Saham Industri Real Estate and Property Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2006”, Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

Samsul, Muhamad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Penerbit Erlangga. Jakarta

Sekaran U. 2003. Research Methode for Business: A Skill Building Appoarch. John Willey, New York.

Suhairy, Hapcin. 2006. “Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di BEJ”. Tesis Sekolah Pascasarjana USU– Tidak dipublikasikan.

Sukirno S. 2004. Makroekonomi: Teori Pengantar. Edisi Ketiga, Rajawali Press, Jakarta.


(5)

Usman, Marzuki. Riphat Singgih, Ika Syahrir. 1997. Pengetahuan Dasar Pasar Modal. Institute Bankir Indonesia bekerjasama dengan Jurnal Keuangan dan Moneter, Departemen Keuangan Republik Indonesia. Jakarta.

Tim Penyusun. 2007. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

____www.idx.co.id

____www.finance-yahoo.com ____www.google.co.id ____www.sahamok.com


(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

3 47 75

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MANUFAKTUR DI BEI

0 21 17

Pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis terhadap return saham perusahaan pada jakarta islamic index

0 14 0

ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, ROA, ROE, PBV, DER TERHADAP RETURN SAHAM Analisis Pengaruh Current Ratio, ROA, ROE, PBV, DER Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2008 - 2011).

0 0 15

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Current Ratio, ROA, ROE, PBV, DER Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2008 - 2011).

0 1 9

ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, ROA, ROE, PBV, DER TERHDAP RETURN SAHAM Analisis Pengaruh Current Ratio, ROA, ROE, PBV, DER Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2008 - 2011).

0 1 15

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI.

0 1 9

PENGARUH ROA, DER, EPS TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE BEI.

2 15 12

PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA), DEBT EQUITY RATIO (DER), DAN BOOK VALUE PER SHARE (BVS) TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI BEI TAHUN 2008-2010

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 4 80