Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER), RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH

Friska Evianna Siburian

100523016

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN PERCETAKAN Nama : Friska Evianna Siburian

NIM : 100523016

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Judul : Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

Tanggal : ……….. Ketua Program Studi

Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D NIP. 19710503 200312 1 003


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN Nama : Friska Evianna Siburian

NIM : 100523016

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Judul : Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

Tanggal : ……… Dosen Pembimbing

Dr. Murni Daulay, SE, M.Si NIP. 19550830 198203 2003

Tanggal : ……… Dosen Pembaca Penilai


(4)

Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return On assets (ROA) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Mei 2013

Friska Evianna Siburian NIM. 100523016


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaruh Debt to Equity Ratio

(DER), Return On Assets (ROA) terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara simultan maupun parsial. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : (1) terdapat pengaruh DER terhadap return saham, (2) terdapat pengaruh ROA terhadap return saham.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2007-2011 dimana jumlah populasi yang digunakan sebanyak 32 perbankan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dimana jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 16 sampel. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda dengan melakukan uji kesesuaian untuk uji hipotesis dan uji asumsi klasik.

Hasil analisis menunjukkan bahwa rasio keuangan yang terdiri dari rasio DER, ROA tidak berpengaruh secara simultan sedangkan secara parsial menunjukkan bahwa DER memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham dan ROA memiliki pengaruh tetapi tidak signifikan terhadap return saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(6)

ABSTRACT

This research has a purpose to determine the influence Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) of the banking company’s stock return are listed on the Indonesia Stock Exchange simultaneously or partial. The hypothesis proposed are : (1) There is an influence of DER on stock return (2) There is an influence of ROA on stock return.

The population used in this research were banking company’s listed on the Indonesia Stock Exchange in 2007-2011 where the total population used is 32 banking. The sampling technique used was purposive sampling technique in which the number of samples obtained in this research were 16 samples. Data used in this research is secondary data. These research hypothesis are tested using multiple regression analysis with goodness of fit to test the hypothesis and classical assumption test .

The analysis showed that financial ratios of ratios DER, ROA had no effect simultaneously while partially showed that DER has a significant effect with stock return and ROA has effect but not significant response to the banking company’s stock return are listed on the Indonesia Stock Exchange.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang atas kasih dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi berjudul “ Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI ”.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Orang tua penulis, Ayahanda V. Siburian dan Ibunda R. Manullang serta kakak, abang dan adik tercinta yang selalu menjadi penyemangat di dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Alm. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE,M.Ec., selaku Ketua Departemen S1 Ekonomi Pembangunan dan Bapak Syahrir Hakim Nasution, M.Si., selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Murni Daulay, M.Si., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dalam memberikan masukan, saran dan bimbingan baik mulai dari awal penulisan hingga selesainya skripsi ini.

5. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Ekonomi terkhusus Departemen Ekonomi Pembangunan atas pengajaran, bimbingan, dan bantuannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.


(8)

Penulis telah berusaha sebaik-baiknya dalam penyusun penelitian ini. Tetapi penulis merasa semuanya ini belumlah sempurna. Akhir kata, penulis berharap agar kiranya penelitian ini dapat berguna bagi para pembacanya. Terima kasih.

Medan, Mei 2013 Penulis

Friska Evianna Siburian NIM. 100523016


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis ... 7

2.1.1. Pengertian Bank... 7

2.1.2. Kegiatan-Kegiatan Bank ... 7

2.1.3. Jenis Bank ... 9

2.1.4. Sumber Dana Bank ... 11

2.2. Saham ... ... 12

2.2.1. Return Saham ... 13

2.2.2. Manfaat Saham ... 15

2.2.3. Resiko Kepemilikan Saham ... 16

2.2.4. Nilai Saham ... 18

2.3. Debt to Equity Ratio (DER) ... 20

2.4. Return On Assets (ROA) ... 20

2.5. Hubungan Antar Variabel ... 21

2.5.1. Pengaruh DER terhadap Return Saham ... 21

2.5.2. Pengaruh ROA terhadap Return Saham ... 22

2.6. Penelitian Terdahulu ... 23

2.7. Kerangka Konseptual ... 25

2.8. Hipotesis... ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 27

3.2. Populasi dan Sampel ... 27

3.3. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.4. Jenis Variabel dan Sifat Data ... 29

3.5. Definisi Operasional ... 29

3.5.1. Variabel Terikat (Dependent Variable) ... 29

3.5.2. Variabel Bebas (Independent Variable) ... 30

3.6. Skala Pengukuran Variabel ... 30


(10)

3.9. Model Analisis Data ... 31

3.10. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 32

3.10.1. Uji Normalitas ... 32

3.10.2. Uji Heteroskedastisitas ... 33

3.10.3. Uji Multikolinearitas ... 34

3.11. Test Of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian)... 34

3.11.1. Koefisien Determinasi (R2) ... 34

3.11.2. Uji t-Statistik (Uji Parsial) ... 35

3.11.3. Uji F-Statistik (Uji Keseluruhan) ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ... 37

4.2 Analisis Deskriptif ... 40

4.3. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 42

4.3.1. Hasil Analisis Regresi Berganda ... 42

4.3.2. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 43

4.3.3.1. Uji Normalitas ... 43

4.3.3.2. Uji Heteroskedastisitas . ... 44

4.3.3.3. Uji Multikolinearitas ... 45

4.3.3. Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian) ... 45

4.3.3.1. Koefisien Determinasi (R2) ... 45

4.3.3.2. Uji t-Statistik ... 46

4.3.3.3. Uji F-Statistik ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 49

5.2 Saran ... 50 DAFTAR PUSTAKA


(11)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23 3.1 Sampel Penelitian ... 28 3.2 Dasar Pengambilan Keputusan ... 34


(12)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaruh Debt to Equity Ratio

(DER), Return On Assets (ROA) terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara simultan maupun parsial. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : (1) terdapat pengaruh DER terhadap return saham, (2) terdapat pengaruh ROA terhadap return saham.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2007-2011 dimana jumlah populasi yang digunakan sebanyak 32 perbankan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dimana jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 16 sampel. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda dengan melakukan uji kesesuaian untuk uji hipotesis dan uji asumsi klasik.

Hasil analisis menunjukkan bahwa rasio keuangan yang terdiri dari rasio DER, ROA tidak berpengaruh secara simultan sedangkan secara parsial menunjukkan bahwa DER memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham dan ROA memiliki pengaruh tetapi tidak signifikan terhadap return saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(14)

ABSTRACT

This research has a purpose to determine the influence Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) of the banking company’s stock return are listed on the Indonesia Stock Exchange simultaneously or partial. The hypothesis proposed are : (1) There is an influence of DER on stock return (2) There is an influence of ROA on stock return.

The population used in this research were banking company’s listed on the Indonesia Stock Exchange in 2007-2011 where the total population used is 32 banking. The sampling technique used was purposive sampling technique in which the number of samples obtained in this research were 16 samples. Data used in this research is secondary data. These research hypothesis are tested using multiple regression analysis with goodness of fit to test the hypothesis and classical assumption test .

The analysis showed that financial ratios of ratios DER, ROA had no effect simultaneously while partially showed that DER has a significant effect with stock return and ROA has effect but not significant response to the banking company’s stock return are listed on the Indonesia Stock Exchange.


(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Globalisasi ekonomi yang mengubah perilaku dunia usaha, telah mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia, khususnya sektor industri keuangan dan perbankan. Krisis moneter dan ekonomi yang melanda Amerika Latin di awal 1990-an dan sebagian kawasan Asia sepanjang paruh kedua tahun 1997 telah mengakibatkan negara-negara dengan sumber modal terbatas seperti Indonesia menjadi tak berdaya mengatasi perpindahan arus modal yang semakin cepat.

Perbankan memiliki kegiatan yang sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Untuk mengatasi hal ini diharapkan bank memiliki modal yang kuat dalam menjalankan usahanya. Modal bank merupakan sumber dana pihak kesatu yang harus disediakan bank dalam jumlah yang cukup, karena selain berfungsi sebagai indikator kepercayaan masyarakat terhadap bank, juga berfungsi sebagai salah satu pengukur tingkat kesehatan suatu bank (Irmayanto, 2004:87).

Sumber dana bank yang dipakai sebagai alat operasional dapat diperoleh dari : (1) Dana yang bersumber dari bank itu sendiri, terdiri dari dana yang diperoleh berasal dari pemegang saham, cadangan laba, laba bank yang belum dibagi, (2) Dana yang berasal dari masyarakat luas dalam bentuk giro, tabungan dan deposito, (3) Dana yang bersumber dari lembaga lain, terdiri dari Bantuan


(16)

Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), call money, pinjaman dari bank-bank luar negeri dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) (Kasmir, 2004:45).

Salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembiayaan khususnya dana pihak kesatu adalah pasar modal. Pasar modal (Capital Market) adalah pasar yang menjadi penghubung antara pemilik dana (investor) dengan pengguna dana (emiten). Pemilik dana (investor) adalah mereka, baik individu maupun lembaga atau badan usaha yang menyisihkan kelebihan dana yang dimilikinya untuk diinvestasikan agar lebih produktif (Situmorang, 2008:1).

Pasar modal merupakan instrumen ekonomi yang sangat penting karena pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana (lenders) kepada pihak yang membutuhkan dana (borrower). Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang dimilikinya, lenders (investor) akan memperoleh return dari penyerahan dana tersebut sedangkan borrower akan menggunakan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari kegiatan usaha perusahaan (Situmorang, 2008:4).

Salah satu cara perbankan untuk mendapatkan tambahaan modal adalah dengan menawarkan kepemilikan perusahaan kepada masyarakat (go public) melalui pasar modal tersebut. Manfaat dari go public (Irmayanto, 2004:304), yaitu:


(17)

3. Tidak ada kewajiban membayar bunga tetap (saham) 4. Emiten akan lebih dikenal masyarakat

5. Perusahaan dituntut selalu terbuka sehingga memacu manajemen secara profesional.

Dalam menentukan keputusan berinvestasi terhadap perbankan, penting bagi calon investor untuk mengetahui kondisi kinerja keuangan bank dengan melihat laporan keuangan bank yang dipublikasikan melalui sarana pasar modal. Bagi investor, informasi dari laporan keuangan dapat digunakan sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan, apakah mereka akan membeli, menahan atau menjual surat berharga yang dimilikinya.

Mengharapkan imbalan berupa return dari pembelian saham adalah tujuan utama dari aktivitas perdagangan para investor di pasar modal. Salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh para investor dalam menginvestasikan dananya dari laporan keuangan adalah profitabilitas yang menggambarkan perbandingan antara aktiva atau modal yang digunakan untuk menghasilkan laba. Profitabilitas dapat tercermin dari rasio keuangan perbankan.

Rasio yang digunakan sebagai indikator kemampuan perbankan untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh bank atau mengindikasikan seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh rata-rata setiap rupiah asetnya adalah Return On Assets (ROA). ROA dapat diperoleh dengan cara menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan total aktiva. Semakin besar ROA akan menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar.


(18)

Selain itu rasio hutang juga perlu dipertimbangkan para investor karena sebelum laba dibagikan kepada para pemegang saham, perusahaan harus mendahulukan pembayaran bunga kepada kreditur sehubungan modal pinjaman (kredit) yang diterima. Oleh karena itu para pemegang saham (investor), maupun calon investor berkepentingan terhadap informasi kemampuan perusahaan dalam pengembalian hutang jangka panjang (Abdullah, 2005:51). Rasio hutang yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio (DER).

Debt to Equity Ratio adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara jumlah hutang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Semakin tinggi DER menunjukkan semakin besar hutang jangka panjang perusahaan dibanding dengan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi DER cenderung menurunkan return saham, karena tingkat hutang yang semakin tinggi menunjukkan beban bunga perusahaan akan semakin besar dan mengurangi keuntungan.

Berdasarkan uraian di atas penulis akan melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.


(19)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai kajian dalam penelitian ini adalah “apakah Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap Return Saham baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan penelitian tersebut, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio

(DER), Return On Assets (ROA) secara simultan terhadap Return Saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) secara parsial terhadap Return Saham yang terdaftar di BEI.


(20)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang bisa diberikan dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan temuan dan bukti empiris mengenai pengaruh rasio keuangan perbankan terutama Debt to Equity Ratio dan Return On Assets terhadap Return Saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Memberikan penjelasan yang memadai dan relevan kepada pihak yang ingin berinvestasi di pasar modal khususnya pada perusahaan perbankan mengenai pentingnya peranan DER dan ROA dalam penanaman modal mereka.

3. Mendorong pihak yang memiliki kegiatan usaha untuk meminimalkan DER dan memaksimalkan ROA agar banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan mereka.

4. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan ilmiah penulis sehingga dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Sebagai sumbangan pemikiran dan untuk perbandingan, penambahan, pelengkap hasil-hasil penelitian sebelumnya serta referensi bagi pihak yang ingin melakukan penelitian yang berhubungan dengan topik penelitian ini.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengertian Bank

Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Dapat disimpulkan bahwa bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran dan tidak kalah pentingnya adalah sebagai lembaga yang menjadi sarana dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah yaitu kebijakan moneter. Karena fungsinya tersebut, maka keberadaan bank yang sehat baik secara individu maupun secara keseluruhan sebagai suatu sistem merupakan prasyarat bagi suatu perekonomian sehat. Untuk menciptakan bank sehat tersebut diperlukan pengaturan dan pengawasan bank secara efektif.

2.1.2 Kegiatan-Kegiatan Bank

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah (Kasmir, 2008:9):

1. Menghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi bagi masyarakat. Tujuan utama masyarakat menyimpan uang biasanya adalah untuk keamanan uangnya. Kemudian untuk melakukan investasi dengan


(22)

harapan memperoleh bunga dari hasil simpanannya. Tujuan lainnya adalah untuk memudahkan transaksi pembayaran. Untuk memenuhi tujuan di atas, baik untuk mengamankan uang maupun untuk melakukan investasi, bank menyediakan sarana yang disebut dengan simpanan. Jenis simpanan yang ditawarkan sangat bervariasi tergantung dari bank yang bersangkutan. Secara umum, jenis simpanan yang ada di bank adalah terdiri dari simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving deposit) dan simpanan deposito (time deposit).

2. Menyalurkan dana (lending) ke masyarakat, dalam hal ini bank memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat. Dengan kata lain, bank menyediakan dana bagi masyarakat yang membutuhkannya. Pinjaman atau kredit yang diberikan dibagi dalam berbagai jenis sesuai dengan keinginan nasabah. Sebelum kredit diberikan, bank terlebih dahulu menilai apakah kredit tersebut layak diberikan atau tidak. Penilaian ini dilakukan agar bank terhindar dari kerugian akibat tidak dapat dikembalikannya pinjaman yang disalurkan bank dengan berbagai sebab. Jenis kredit yang biasa diberikan oleh hampir semua bank adalah kredit investasi, kredit modal kerja, atau kredit perdagangan. 3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services) seperti pengiriman uang

(transfer), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (clearing), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar negeri (inkaso), letter of credit (L/C), safe deposit box, bank garansi, bank notes, travellers cheque dan jasa lainnya.


(23)

2.1.3 Jenis Bank

Adapun jenis perbankan dewasa ini jika ditinjau dari berbagai segi (Kasmir, 2008:16) antara lain:

1. Dilihat dari segi fungsinya

Menurut Undang-Undang pokok Perbankan No.7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998 maka jenis perbankan berdasarkan funsinya terdiri dari:

a. Bank Umum

Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b. Bank Perkreditan Rakyat

Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Dilihat dari segi kepemilikannya

Ditinjau dari segi kepemilikannya maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah:

a. Bank milik pemerintah

Dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.


(24)

b. Bank milik swasta nasional

Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.

c. Bank milik koperasi

Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.

d. Bank milik asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, bank milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri.

e. Bank milik campuran

Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara indonesia.

3. Dilihat dari segi status

Artinya, jenis ini dilihat dari segi kemampuannya melayani masyarakat, terutama bank umum. Jenis bank dilihat dari segi status adalah:

a. Bank devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.


(25)

Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negara.

4. Dilihat dari segi cara menentukan harga

a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional (barat)

b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah, aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.

2.1.4 Sumber Dana Bank

Menurut Sinungan dalam (Irmayanto, 2004: 67), dana-dana bank yang dipakai sebagai alat operasional dapat diperoleh dari berbagai sumber yaitu: 1. Dana pihak kesatu (sumber dana sendiri)

Dananya diperoleh dari modal sendiri yang berasal dari pemegang saham. Dalam neraca bank, dana modal sendiri terdiri atas:

a. Modal disetor yaitu, uang yang disetor secara efektif oleh pemegang saham pada saat bank berdiri.

b. agio saham adalah selisih jumlah uang yang dibayarkan pemegang saham baru dibandingkan nominal saham.

c. cadangan-cadangan adalah sebagian laba yang disisihkan dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang digunakan untuk menutup kemungkinan timbulnya resiko di kemudian hari.


(26)

d. laba ditahan adalah laba milik para pemegang saham yang diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk tidak dibagikan (dividen) namun dimasukkan kembali sebagai modal kerja bank.

2. Dana pihak kedua (sumber dana pihak luar)

Merupakan sumber dana yang berasal dari pihak luar selain masyarakat, yang dapat berupa:

a. call money adalah pinjaman dari bank lain, yang akan dilakukan oleh bank ketika kebutuhannya mendesak.

b. pinjaman biasa antar bank adalah pinjaman dari bank lain, yang waktunya relatif lama.

c. pinjaman dari bank sentral (Bank Indonesia) adalah pinjaman yang diberikan Bank Indonesia untuk membiayai usaha masyarakat yang berprioritas tinggi seperti kredit program usaha kecil dan menengah (UKM).

3. Dana pihak ketiga (sumber dana masyarakat)

Dana yang diperoleh bank dari simpanan masyarakat yang berupa giro (demand deposit), tabungan (saving) dan deposito (time deposit).

2.2 Saham

Menurut Situmorang (2008:45), saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan perseroan terbatas. Surat bukti bahwa kepemilikan atas asset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan


(27)

perusahaan. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup popular diperjualbelikan di pasar modal.

Menurut Anoraga (2003:54), saham yang diperdagangkan di bursa ada dua jenis yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (prefered stock). Saham biasa (common stock) adalah saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi yang paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Sedangkan saham preferen (prefered stock) adalah saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan yang tetap, tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Dari kedua jenis saham tersebut, saham biasa yang paling banyak diperdagangkan di pasar modal.

2.2.1 Return Saham

Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi.Returndapat berupa return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return) (Jogiyanto, 2003:107). Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data histori. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko di masa mendatang.

Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa yang akan datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi bersifat belum terjadi namun diharapkan akan terjadi.


(28)

Return merupakan salah satu dasar yang digunakan oleh investor dalam mengambil keputusan investasi karena return merupakan tujuan utama seseorang berinvestasi. Dengan adanya return, diharapkan seseorang akan termotivasi untuk berinvestasi.

Return juga merupakan imbalan yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada investor atas keberaniannya menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Return total sering disebut return saham, yaitu perubahan kemakmuran dari perubahan harga saham dan perubahan pendapatan dari dividen yang diterima. Perubahan kemakmuran ini menunjukkan tambahan kekayaan sebelumnya. Return abnormal (abnormal return) merupakan selisih antara return ekspektasi dan return realisasi.

Return abnormal menjadi indikator untuk mengukur efisiensi suatu pasar modal. Apabila harga suatu instrumen investasi telah mancerminkan seluruh informasi yang ada maka return ekspektasi atas suatu harga saham relatif akan sama dengan return realisasinya. Pada pasar modal yang telah efisien, seorang investor tidak akan dapat memperoleh abnormal return secara berlebihan atau secara terus menerus. Hal ini tentu saja berlaku dengan asumsi seluruh pelaku pasar bertindak rasional atas informasi yang diperoleh.

Pemegang saham dalam investasinya dapat memperoleh return yang ditawarkan suatu saham dalam bentuk capital gain dan dividen. Capital gain merupakan selisih harga saham sekarang relatif lebih tinggi dari harga saham periode yang lalu. Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan


(29)

dibagikan kepada pemegang saham, tetapi terdapat bagian yang ditanam kembali. Biasanya dividen yang diterima ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan tersebut. Namun yang perlu diperhatikan bahwa perusahaan tidak selalu membagikan dividen kepada para pemegang saham tetapi bergantung pada kondisi perusahaan itu sendiri. Ini berarti bahwa jika perusahaan mengalami kerugian tentu saja dividen tidak akan dibagikan pada tahun berjalan tersebut. Dividen yang dibagikan dapat berupa dividen tunai maupun dividen saham.

Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi (realized return) yang merupakan capital gain/capital loss yaitu selisih antara harga penutupan saham periode saat ini (Pt) dengan harga penutupan saham pada periode sebelumnya (Pt-1). Secara matematis actual return dapat diformulasikan sebagai berikut (Jogiyanto, 2003:110) :

Real.Ret = Dimana:

Pt = harga saham pada periode ke-t Pt-1 = harga saham pada periode ket-1 2.2.2 Manfaat Saham

Menurut Situmorang (2008:45) ada tiga manfaat yang bisa diperoleh pembeli saham yaitu:

1. Dividen

Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai (cash dividen), yaitu kepada setiap


(30)

pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham, atau dapat pula berupa dividen saham (stock dividen), yaitu kepada setiap pemegang saham diberikan dividen dalam bentuk saham sehingga jumlah saham yang dimilki investor akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

2. Capital Gain

Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan nilai beli yang lebih rendah.

3. Manfaat non finansial

Antara lain berupa konsekuensi atas kepemilikan saham berupa kekuasaan, kebanggaan dan khususnya hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan.

2.2.3 Resiko Kepemilikan Saham

Saham dikenal dengan karakteristik “imbal hasil tinggi, resiko tinggi” (high risk, high return). Artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan dan potensi resiko yang tinggi. Saham memungkinkan investor untuk mendapatkan imbal hasil atau capital gain yang besar dalam waktu singkat. Namun, seiting fluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian besar dalam waktu singkat.

Adapun resiko yang dihadapi oleh investor atas kepemilikan sahamnya, antara lain (Darmadji, 2006:13) :


(31)

a. Tidak mendapat deviden

Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika mengalami kerugian.

b. Capital Loss

Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Investor juga dihadapkan pada resiko capital loss apabila ia menjual sahamnya dengan harga jual lebih rendah dari harga belinya.

c. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi

Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi. Ini berarti setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, hasil penjualan terlebih dahulu dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.

d. Saham dikeluarkan dari Bursa (Delisting)

Saham perusahaan di-delist dari bursa karena kinerja yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan deveden secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondidi lainnya sesuai peraturan pencatatan efek di Bursa. Saham yang di-delist tentu saja tidk dapat lagi diperdagangkan dibursa, namun tetap dapat diperdagangkan di luar bursa dengan konsekuensi


(32)

tidak terdapat patokan harga yang jelas dan jika terjual biasanya dengan harga yang jauh lebih rendah dari harga sebelumnya.

e. Saham Dihentikan Sementara (Suspensi)

Saham yang di-suspend atau dihentikan sementara perdagangannya oleh Bursa Efek, menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Suspensi dilakukan oleh otoritas bursa jika suatu sahan mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya dan berbagi kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa

men-suspend perdagangan saham tersebut sampai perusahaan yang bersangkutan memberikan konfirmasi atau kejelasan informasi lainnya, agar informasi yang belum jelas tidak menjadi ajanh spekulasi. Jika telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspensi atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat diperdagangkan kembali seperti semula.

2.2.4 Nilai Saham

Berdasarkan fungsinya nilai suatu saham dapat dibedakan atas tiga jenis (Situmorang, 2008:46) yaitu:

1. Nilai Nominal (par valuel stated valuel face value)

Nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan akuntansi, namun tidak digunakan untuk mengukur sesuatu. Dalam hal ini jumlah saham yang dikeluarkan oleh perseroan dikaitkan dengan nilai nominalnya adalah modal disetor penuh bagi suatu perseroan, dan di dalam pencatatan akuntansi dicatat sebagai modal ekuitas perseroan di dalam


(33)

2. Harga Dasar (base price)

Pada hakikatnya harga dasar adalah harga perdana dan dipergunakan dalam penghitungan indeks harga saham. Untuk saham yang baru, maka harga dasar tersebut merupakan harga perdana.

3. Harga Pasar (market price)

Harga pasar adalah harga pada pasar yang senyatanya (riil) dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan, karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung, dan jika pasar sudah tutup maka harga pasar tersebut adalah harga penutupannya. Harga pasar tersebut yang sesungguhnya menyatakan naik turunnya suatu harga saham dan setiap hari diumumkan di media massa.

Jadi Harga saham yang diterbitkan setiap harinya adalah harga pasar. Dari waktu ke waktu harga suatu saham dapat naik, turun atau stagnan. Yang menjadi hal yang harus diperhatikan oleh investor yang terlibat kegiatan di pasar modal atau manajemen perusahaan terbuka yang sahamnya tercatat di pasar modal karena indikasi harga saham dapat pula dijadikan ukuran nilai perusahaan.

Harga saham di pasar modal setiap saat bisa mengalami perubahan sehingga para investor atau calon investor harus jeli dalam pemilihan saham. Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga saham:

1. Harapan investor terhadap tingkat pendapatan dividen di masa yang akan datang. Apabila tingkat pendapatan dan dividen stabil, maka harga saham juga akan senderung stabil. Sebaliknya jika tingkat pendapatan dan dividen


(34)

berfluktuasi karena faktor internal, maka harga saham tersebut cenderung berfluktuasi juga.

2. Tingkat pendapatan perusahaan. Apabila tingkat pendapatan perusahaan besar, maka akan semakin meningkat pula harga saham karena para investor bersikap optimis.

3. Kondisi perekonomian. Kondisi perekonomian di masa yang akan datang selalu dipengaruhi oleh kondisi perekonomian saat ini. Apabila kondisi perekonomian saat ini stabil, maka para investor juga akan optimis terhdap kondisi perekonomian yang akan datang, shungga harga saham akan cenderung stabil, demikian pula sebaliknya.

2.3 Debt to Equity Ratio (DER)

Merupakan rasio yang mengukur besarnya hutang yang ditangggung melalui total ekuitas yang dimiliki perusahaan. Debt to equity ratio adalah instrumen untuk mengetahui kemampuan ekuitas atau aktiva bersih suatu perusahaan untuk melunasi seluruh kewajibannya. Adapun rumus DER adalah sebagai berikut:

DER = X 100%

2.4 Return On Assets (ROA)

Return On Assets (ROA) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir,2003). Adapun rumus ROA adalah sebagai berikut:


(35)

Semakin tinggi rasio ini berarti perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tingggi ROA berarti kinerja perusahaan semakin efektif, karena tingkat kembalian akan semakin besar. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik investor kepada perusahaan. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut diminati investor, karena dapat memberikan keuntungan (return) yang besar bagi investor. Dengan kata lain ROA berpengaruh terhadap return saham yang akan diterima oleh investor.

2.5 Hubungan Antar Variabel

2.5.1 Pengaruh DER terhadap Return Saham

Debt to equity ratio (DER) merupakan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri. DER memberikan jaminan tentang seberapa besar hutang perusahaan yang dijamin dengan modal sendiri perusahaan yang digunakan sebagai sumber pendanaan usaha. Tingkat debt to equity ratio yang tinggi menunjukkan komposisi total hutang (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang) semakin besar apabila dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga ini akan berdampak pada semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak eksternal (para kreditur).

Semakin besar nilai DER menunjukkan bahwa struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Semakin tinggi DER mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi, akibatnya para investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki DER yang tinggi.


(36)

Debt to Equity Ratio (DER) akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan menyebabkan apresiasi harga saham. DER yang terlalu tinggi mempunyai dampak buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat hutang yang semakin tinggi menunjukkan beban bunga perusahaan akan semakin besar dan mengurangi keuntungan. Sehingga semakin tinggi hutang (DER) cenderung menurunkan

return saham.

2.5.2 Pengaruh ROA terhadap Return Saham

Return On Assets diperoleh dengan cara membandingkan antara laba bersih sesudah pajak dengan total asset. ROA menunjukkan kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan.

Meningkatkan ROA berarti disisi lain juga meningkatkan pendapatan bersih perusahaan yang berarti nilai penjualan juga akan meningkat. Perusahaan yang nilai penjualannya meningkat, akan mendorong terjadinya peningkatan laba yang menunjukka kinerja keuangan perusahaan dalam kondisi baik. Kondisi seperi ini akan mudah untuk menarik investor, karena para investor lebih suka berinvestasi pada perusahaan yang memiliki profitabilitas lebih tinggi. Kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan akan berdampak pada para pemegang saham perusahaan.

ROA yang semakin meningkat menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan para pemegang saham akan memperoleh keuntungan dari dividen yang diterima. Dengan semakin menimgkatnya dividen yang diterima


(37)

menanamkan sahamnya dan para calon investor untuk menanamkan sahamnya ke dalam perusahaan tersebut. Hal ini akan mendorong peningkatan harga saham yang pada akhirnya akan meningkatkan return saham yang akan ditrima para investor.

2.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti dan

Tahun Judul Variabel Hasil Penelitian

Rizki Tampubolon (2009) Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel Independen: 1.EPS 2.PER 3.DER 4.ROI 5.ROE Variabel Dependen: 1.Return Saham

i. Hasil uji f

menunjukkan bahwa EPS, PER, DER, ROI, ROE memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel yang terikat yaitu return saham ii. Hasil uji parsial (uji t) menunjukkan bahwa variabel EPS, PER, ROI memiliki pengaruh yang sifnifikan terhadap return saham sedangkan variabel DER dan ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. M. Ikhsan P

(2007) Analisis Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham pada Perusahaan

Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel Independen: 1.ROA 2.ROE 3.DER Variabel Dependen: 1.Return Saham

i. Hasil uji f

menunjukkan bahwa ROE, ROE dan DER tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap return saham

ii. Hasil uji t

menunjukkan bahwa ROA, ROE dan DER


(38)

pengaruh terhadap return saham secara parsial.

Aryayoga

(2009) Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dan Return Saham di Bursa Efek Indonesia Variabel Independen: 1.EVA 2.ROA 3.ROE 4.NPM Variabel Dependen: 1.Return Saham

i. Hasil uji f

menunjukkan bahwa EVA, ROA, ROE, NPM tidak ada

pengaruh positif secara bersama-sama terhadap return saham

ii. Hasil uji t

menunjukkan bahwa variabel EVA, ROA, ROE, tidak ada pengaruh signifikan terhadap return saham sedangkan NPV memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap return saham.. Wahyuni

Peni Padan (2012)

Pengaruh Informasi Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Variabel Independen: 1.PER 2.PBV 3.DER Variabel Dependen: 1.Return Saham

i. Hasil uji f

menunjukkan bahwa variabel PER, PBV dan DER secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham ii. Hasil uji t

menunjukkan bahwa variabel PER dan PBV tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap return saham sedangkan DER memiliki

pengaruh yang sgnifikan terhadap return saham. Muamarsyah

(2012) Pengaruh Return On Asset, Return On Equity, Earning Per Share, Laba Unexpected dan Variabel Independen: 1.ROA 2.ROE 3.EPS

i. Hasil uji f

menunjukkan bahwa ROA, ROE, EPS, Laba Unexpected dan Ukuran perusahaan secara


(39)

Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 5.Ukuran Perusahaan Variabel Dependen: 1.Return Saham return saham. ii. Hasil uji t

menunjukkan bahwa variabel ROA, ROE, EPS, Laba unexpected, Ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham secara parsial.

2.7 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis dari tinjauan teori dan tinjauan penelitian terdahulu serta alasan-alasan logis. Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Debt to Equity Ratio (X1)

Return Saham ( Y)

Return On Assets (X2)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA). Variabel dependen yang digunakan adalah return saham. Semakin tinggi nilai return on assets (ROA), maka semakin besar nilai return saham yang akan diperoleh pemegang saham,


(40)

karena semakin besar ROA yang dihasilkan perusahaan menunjukkan semakin efektif perusahaan tersebut dalam mengelola hartanya. Semakin kecil nilai Debt to Equity Ratio (DER), maka semakin baik bagi perusahaan.

2.8 Hipotesis

Sesuai dengan tinjauan pustaka dan uraian kerangka konseptual maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA) secara simultan terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Terdapat pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) secara parsial terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesa penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2004:11), “penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”. Dengan kata lain desain kausal berguna untuk mengukur hubungan – hubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi menurut Sugiyono (2004:72) “adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 32 perbankan.

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang dianggap dapat mewakili penelitian. Metode pengambilan sampel yang dilakukan penelitian ini adalah

purposive sampling. Pada metode ini peneliti melakukan pengumpulan data atas dasar strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi semata (Teguh, 2005:156).


(42)

Adapun kriteria yang menjadi pertimbangan penulis dalam pengambilan sampel adalah:

1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dan laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.

2. Perusahaan-perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangannya secara lengkap dan tidak keluar (delisting) selama periode 2007-2011.

3. Perusahaan-perusahaan perbankan tersebut tidak mengalami kerugian selama tahun 2007-2011.

Berdasarkan kriteria tersebut, jumlah sampel yang tersedia adalah sebanyak 16 perbankan dari 32 populasi perbankan yang terdaftar di BEI.

Daftar perbankan yang menjadi sampel dapat dilihat pada tabel 3.1 Tabel 3.1

Sampel Penelitian

No. Nama Kode

1 Bank Bumiputera Indonesia Tbk BABP

2 Bank Central Asia Tbk BBCA

3 Bank Bukopin Tbk BBKP

4 Bank Negara Indonesia Tbk BBNI

5 Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBNP

6 Bank Rakyat Indonesia Tbk BBRI

7 Bank Kesawan Tbk BKSW

8 Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI

9 Bank Bumi Artha Tbk BNBA

10 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA

11 Bank Swadesi Tbk BSWD

12 Bank Artha Graha International Tbk INPC

13 Bank Mayapada Tbk MAYA

14 Bank Mega Tbk MEGA

15 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN

16 Bank NISP Tbk NISP


(43)

3.3 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penenlitian ini adalah data sekunder . Data sekunder adalah data yang diperoleh dan digali melalui hasil pengolahan pihak kedua dari hasil penelitian lapangannya (Teguh, 2005:121). Sedangkan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi literatur yaitu penelitian yang dilakukan dengan jalan membaca buku-buku, jurnal dan sumber data lainnya. Pengumpulan data dilakukan di perpustakaan, internet atau di tempat sumber-sumber data lainnya.

3.4 Jenis Variabel dan Sifat Data

Dalam penelitian ini jenis variabel yang digunakan adalah variabel dependen dan variabel independen. Untuk variabel dependen adalah Return Saham dan variabel independen meliputi Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Assets (ROA). Sifat data dalam penelitian ini adalah pooled (panel) yang merupakan gabungan data time series dan cross-section. Data penelitian ini memiliki 5 time series (2007-2011) dan 16 cross sections (perusahaan perbankan). 3.5 Definisi Operasional

Secara garis besar definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan didalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.5.1 Variabel Terikat (Dependent Variable)

Menurut Sarwono dalam Rochaety dkk (2007 :11) variabel dependen merupakan “variabel yang memberikan reaksi atau respon juka dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel terikat merupakan variable yang diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas”. Dalam


(44)

penelitian ini, variabel dependen adalah Return Saham. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dalam kegiatan investasi.

3.5.2 Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel independen adalah variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel ini merupakan variable yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi (Rochaety,dkk 2007:11). Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara hutang atau kewajiban dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh bank guna mengetahui financial leverage perbankan.

b. Return On Assets (ROA)

Return On Assets adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara laba (setelah pajak) dengan total aset bank, rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan. ROA merupakan indikator kemampuan perbankan untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh bank.

3.6 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel penelitian adalah skala rasio dalam satuan persen.


(45)

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan studi dokumentasi, yaitu dengan mempelajari, mengklasifikasikan dan menganalisis data sekunder yang terkait dengan lingkup penelitian. Data tersebut diperoleh dari laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2011. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari media internet dengan cara mengunduh melalui situs www.idx.co.id dan www.finance.yahoo.com untuk memperoleh data laporan keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian.

3.8 Alat Analisis Data

Alat analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan software SPSS 16.0

3.9 Model Analisis Data

Dengan menganalisis data yang diperoleh untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen digunakan model ekonometrika dengan meregres variabel-variabel yang ada, menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square). Fungsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Y = f(X1, X2)...(1)

Kemudian fungsi tersebut ditransformasikan ke dalam model persamaan regresi linear berganda (multiple regression) dengan model sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + µ ...(2) dimana:


(46)

Y = Return Saham α = Intercept

β1, β2 = Koefisien regresi masing-masing variabel independen X1 = Debt to Equity Ratio (DER)

X2 = Return On Assetsi (ROA) µ = error term

sehingga bentuk hipotesanya sebagai berikut:

> 0 Artinya jika X1 (DER) mengalami peningkatan maka Y (return saham) akan mengalami peningkatan, ceteris paribus

> 0 Artinya jika X2 (ROA) mengalami peningkatan maka Y (return saham) akan mengalami peningkatan, ceteris paribus.

3.10 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 3.10.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual tidak mengikuti distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2005:110). Menurut Ghozali (2005:110), ”cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak ada dua, yaitu analisis grafik dan analisis statistik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram dari residualnya”.

Dasar pengambilan keputusannya adalah:

a. Jika data menyebar diantara garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.


(47)

b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

“uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov Smirnov (K-S)”, yang dijelaskan oleh Ghozali (2005:115).

Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis: H0 : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Bila signifikansi > 0,05 dengan α = 5% berati data normal dan H0 diterima, sebaliknya bila signifikansi < 0,05 berarti data tidak normal dan Ha diterima. 3.10.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005:69). Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas.

Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heterokedastisitas, antara lain:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.


(48)

2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homokedastisitas.

3.10.3 Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antar variabel independen. Ada tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Dasar pertimbangan dengan menggunakan metode VIF dan tolerance sebagai berikut:

Tabel 3.2

Dasar Pengambilan Keputusan

Metode Uji Bergejala Tidak Bergejala

VIF >10 <10

Tol <0.10 >0.10

Sumber: Ghozali 2005

3.11 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian) 3.11.1 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Nilai R2 terletak antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Bila R2 mendekati 1 (100%), maka hasil perhitungan menunjukkan bahwa makin baik atau makin tepat garis


(49)

regresi yang diperoleh. Sebaliknya jika nilai R2 mendekati 0 maka menunjukkan semakin tidak tepatnya garis regresi untuk mengukur data observasi.

3.11.2 Uji t-statistik (Uji Parsial)

Uji t–statistik dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen (X1, X2) secara individu terhadap variabel dependen (Y). Dalam uji ini digunakan hipotesa sebagai berikut:

H0 : bi = 0 Ha : bi ≠ 0

Dimana bi adalah koefisien variabel independen pertama nilai parameter hipotesis, dan biasanya bi = 0, artinya tidak ada pengaruh Xi terhadap Y.

Bila thitung > ttabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel independen.

Nilai thitung diperoleh dengan rumus : thitung =

dimana:

bi = Koefisien variabel independen ke-i b = nilai hipotesis nol

Sbi = Simpangan baku dari variabel independen ke-i Kriteria pengambilan keputusan :

1. H0 : βi = 0, H0 diterima (thitung < ttabel) artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen pada tingkat signifikansi (α) = 5%.

2. Ha :βi ≠ 0, Ha diterima (thitung > ttabel) artinya variabel inpenden secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen pada tingkat


(50)

3.11.3 Uji F-statistik (Uji Keseluruhan)

Pengujian ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel independen. Bentuk pengujiannya:

H0 : b1 = b2 = 0, artinya debt to equity ratio, return on assets secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ha : b1,b2 ≠ 0, artinya debt to equity ratio, return on assets secara bersama-sama

berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Pada penelitian ini, nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat signifikan (α) = 5%.

Nilai Fhitung diperoleh dengan rumus: Fhitung =

Dimana:

R2 = Koefisien determinasi

K = Jumlah variabel independen ditambah intercept dari suatu model persamaan N = Jumlah sampel

Kriteria pengambilan keputusan pada uji F ini adalah:


(51)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia

Pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir pada tahun 1912 di Batavia sejak zaman kolonial Belanda. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.

Pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.

Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:

a. 14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh pemerintah Hindia Belanda.

b. 1914-1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I.

c. 1925-1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.


(52)

d. Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup.

e. 1942-1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II. f. 1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU darurat Pasar

Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri Keuangan (Prof. DR. Sumitro Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan : Obligasi Pemerintah RI.

g. 1956 : Program nasionalisasi perusahaan belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif.

h. 1956-1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.

i. 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.

j. 1977-1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen pasar modal.

k. 1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.


(53)

l. 1988-1990 : Paket deregulasi di bidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat.

m. 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

n. Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 1988 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.

o. 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.

p. 13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.

q. 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem komputer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).

r. 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996.

s. 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.

t. 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia.

u. 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading).


(54)

v. 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Adapun perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia adalah 451 perusahaan dan menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System baru yang akan disediakan OMX. Bursa Efek Indonesia berpusat di kawasan Niaga Sudirman, Jl. Jend. Sudirman 52-53, Semanggi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

BEI dikatakan memiliki fungsi keuangan karena BEI memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana sesuai investasi yang dipilih. Aktivitas perekonomian diharapkan meningkat dengan adanya pasar modal, karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas. 4.2 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran dari data statistik yang diperoleh dari hasil estimasi melalui software SPSS 16.0. Deskripsi data statistik perusahaan perbankan selama periode 2007-2011 akan disajikan dalam analisis ini.

Didalam penelitian ini, metode analisis deskriptif memberikan gambaran melalui penyajian nilai mean, nilai maksimum, nilai minimum, dan standar deviasi dari masing-masing variabel (lihat lampiran I).


(55)

1. Variabel Return Saham (Y)

Berdasarkan tabel lampiran I, dapat diketahui bahwa jumlah pengamatan pada sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dalam penelitian ini selama periode 2007-2011 adalah sebanyak 80 data yang terdiri dari 5 time series dan 16 cross section. Mean atau nilai rata-rata variabel return saham pada perusahaan perbankan dari tahun 2007-2011 adalah sebesar 20,9271. Perusahaan perbankan yang memiliki nilai return saham terbesar adalah BBNI pada tahun 2009 dengan nilai maksimum 191,18 dan perbankan yang memiliki nilai return saham terkecil adalah BNBA pada tahun 2008 dengan nilai minimum -75,92. Nilai mean pada variabel return saham pada perusahaan perbankan yakni 20,9271 dan standar deviasinya sebesar 52,26717.

2. Variabel DER (X1)

Berdasarkan tabel lampiran I, dapat diketahui bahwa jumlah pengamatan pada sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dalam penelitian ini selama periode 2007-2011 adalah sebanyak 80 data yang terdiri dari 5 time series dan 16 cross section. Mean atau nilai rata-rata variabel DER pada perusahaan perbankan dari tahun 2007-2011 adalah sebesar 9,1402E2. Perusahaan perbankan yang memiliki nilai DER terbesar adalah INPC pada tahun 2007 dengan nilai maksimum 1685,94 dan perbankan yang memiliki nilai DER terkecil adalah BKSW pada tahun 2011 dengan nilai minimum 302,64. Nilai mean variabel DER pada perusahaan perbankan yakni 9,1402E2 dengan standar deviasinya 313,58466.


(56)

3. Variabel ROA (X2)

Berdasarkan tabel lampiran I, dapat diketahui bahwa jumlah pengamatan pada sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dalam penelitian ini selama periode 2007-2011 adalah sebanyak 80 data yang terdiri dari 5 time series dan 16 cross section. Mean atau nilai rata-rata variabel ROA pada perusahaan perbankan dari tahun 2007-2011 adalah sebesar 1,8764. Perusahaan perbankan yang memiliki nilai ROA terbesar adalah BBRI pada tahun 2011 dengan nilai maksimum 4,93 dan perbankan yang memiliki nilai ROA terkecil adalah BABP pada tahun 2011 dengan nilai minimum -1,64. Nilai mean variabel ROA pada perusahaan perbankan yakni 1,8759 dengan standar deviasinya 313,58466.

4.3 Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.3.1 Hasil analisis Regresi Berganda

Hasil regresi linier berganda pengaruh DER dan ROA, terhadap Return Saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut (lihat lampiran II) :

Y = -27,313 + 0,040DER + 6,118ROA + µ SE (23,319) (0,019) (5,010) Ttest (-1,171) (2,067) (1,221) R2 = 0,057

Radj2 = 0,032

Ftest = 2,314 ; sig = 0,106


(57)

1. Berdasarkan hasil etimasi yang diperoleh melalui software SPSS 16.0, DER mempunyai pengaruh positif terhadap return saham. Hal ini dapat dilihat dari koefisien DER sebesar 0,040. Artinya apabila DER mengalami kenaikan sebesar 100 persen maka return saham akan mengalami kenaikan sebesar 4 persen, ceteris paribus.

2. Berdasarkan hasil etimasi yang diperoleh melalui software SPSS 16.0, ROA mempunyai pengaruh positif terhadap return saham. Hal ini dapat dilihat dari koefisien ROA sebesar 6,118. Artinya apabila ROA mengalami kenaikan sebesar 100 persen maka return saham akan mengalami kenaikan sebesar 611,8 persen, ceteris paribus.

4.3.2 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 4.3.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal serta untuk menghindari bias dalam model regresi. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S), dengan membuat hipotesis :

H0 : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 berarti H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 berarti Ha diterima.

Berdasarkan hasil pengolahan data (lihat lampiran IIIA), diperoleh besarnya nilai :


(58)

Kolmogorov-Smirnov ROA sebesar 0,883, signifikansinya sebesar 0,416,

Kolmogorov-Smirnov Return Saham sebesar 1,177, signifikansinya sebesar 0,125, Nilai signifikansi DER, ROA dan return saham lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima yang berarti data residual berdistribusi normal.

Selain itu, grafik histogram pada lampiran IIIB menunjukkan pola distribusi normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) kiri maupun menceng kanan. Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik P-P plot (lihat lampiran IIIC), pendeteksian normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik, yaitu jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan data yang telah terdistribusi normal. Pada uji normalitas, normal P-P plot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh

berdistribusi normal. Hal ini sejalan dengan hasil pengujian dengan menggunakan histogram bahwa data telah terdistribusi normal. Karena keseluruhan data telah terdistribusi secara normal, maka dapat dilakukan pengujian asumsi klasik lainnya.

4.3.2.2 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk melihat apakah ada data yang penyimpangannya terlalu jauh (outlayer). Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada grafik scatterplot pada lampiran IV, berdasarkan grafik scatterplot tersebut


(59)

tertentu atau tidak teratur. Hal ini mengidentifikasikan tidak terjadinya heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai. 4.3.2.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat adanya keterkaitan antara variabel independen, atau dengan kata lain setiap variabel independen dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Untuk mengethaui apakah ada multikolinearitas dalam penelitian ini dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor

(VIF). Nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,1 dan VIF yang lebih besar dari 10 menunjukkan adanya multikolinearitas yang tinggi.

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas (lihat lampiran V), dapat diketahui bahwa nilai tolerance dari masing-masing variabel independen lebih besar dari 0,1 yaitu untuk variabel DER sebesar 0,899; variabel ROA sebesar 0,899. Nilai VIF dari masing-masing variabel independen diketahui kurang dari 10, yaitu untuk variabel DER sebesar 1,112 ; variabel ROA sebesar 1,112. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas. 4.3.3 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian)

4.3.3.1 Koefisien Determinasi (R2)

Dari hasil regresi di atas diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0,057 atau 5,7% dengan nilai adjusted R2 sebesar 0,032 (lihat Lampiran VI) . Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen (DER dan ROA) secara bersama mampu menjelaskan return saham 5,7%, sedangkan sisanya sebesar 94,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model atau dijelaskan dalam term of error.


(60)

4.3.3.2 Uji t-statistik

Uji t-statistik dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Hipotesis : H0 : bi = 0 Ha : bi ≠ 0

Dengan kriteria pengambilan keputusan :

H0 : βi = 0 H0 diterima, artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen (thitung < ttabel).

Ha : βi ≠ 0 Ha diterima, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen (thitung > ttabel).

1. Variabel DER

Dari hasil analisa, thitung adalah 2,067 (lihat lampiran VII) dimana : α = 5%

df = n-k = 80-2 = 78 Maka ttabel = 1,991

Dari hasil estimasi di atas, dapat diketahui bahwa nilai thitung > ttabel

(2,067 > 1,991). Dengan demikian Ha diterima, artinya DER (X1) berpengaruh nyata (signifikan) terhadap return saham pada tingkat kepercayaan 95%.

2. Variabel ROA

Dari tabel 4.3, thitung untuk ROA adalah 1,221 (Lampiran VII) dimana :α = 5%


(61)

Dari hasil estimasi di atas, dapat diketahui bahwa nilai thitung < ttabel

(1,221 < 1,991). Dengan demikian H0 diterima, artinya ROA (X2) tidak berpengaruh nyata (signifikan) terhadap return saham pada tingkat kepercayaan 95%.

4.3.3.3 Uji F statistik

Uji F statistik adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen mampu secara bersama mempengaruhi peningkatan variabel dependen. Untuk pengujian ini digunakan hipotesa berikut:

Hipotesis :H0 : bi = 0 Ha : bi ≠ 0

Dengan kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel artinya variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen

Ha diterima jika Fhitung > Ftabel artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Dari hasil analisa regresi, Fhitung adalah 2,314 (lihat lampiran VIII) dimana : α = 5%

V1 = k = 2

V2 = n-k-1 (80-2-1) = 77 Maka Ftabel = 3,12

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, Fhitung < Ftabel (2,314 < 3,12) dengan demikian H0 diterima. Artinya variabel bebas, yakni DER (X1) dan ROA (X2)


(62)

secara bersama tidak mampu mempengaruhi Return Saham (Y) pada tingkat kepercayaan 95%.


(63)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Hasil uji F menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), secara bersama-sama berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh M. Ikhsan P (2007).

2. Hasil uji t menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh nyata (signifikan) terhadap Return Saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2012) sedangkan Return On Assets (ROA) berpengaruh tetapi tidak nyata (signifikan) terhadap Return Saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aryayoga (2009) dan Muamarsyah (2012).


(64)

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperpanjang periode

pengamatan sehingga jumlah sampel lebih banyak agar meningkatkan distribusi data yang lebih baik.

2. Bagi penelitian selanjutnya yang sejenis dengan penelitian ini sebaiknya menambah rasio keuangan lainnya seperti NIM, NPL, EPS, BOPO dan variabel rasio keuangan lainnya.


(65)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Faisal, 2005, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Cetakan Kelima, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Anoraga, Pandji dan Piji Pakart, 2003, Pengantar Pasar Modal, Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta.

Aryayoga, 2009, Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dan Return Saham di Bursa Efek Indonesia, Skripsi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Jakarta.

Darmadji, Tjiptono. 2006. Pasar Modal di Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat.

Ghozali, Imam 2005, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Cetakan Keempat, Badan penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Irmayanto, Juli dkk, 2004, Bank dan Lembaga Keuangan. Edisi Revisi, Penerbit

Universitas Trisakti, Jakarta.

Ikhsan, M, 2007, Analisis Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Skripsi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Jogiyanto, Hartono 2003, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi ketiga, Cetakan pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Kasmir, 2004, Manajemen Perbankan, Cetakan Kelima, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

_____.2008, Pemasaran Bank, Edisi Revisi, Prenada Media Group, Jakarta. Muamarsyah, 2012, Pengaruh Return On Asset, Return On Equity, Earning Per

Share, Laba Unexpected dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Skripsi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.


(1)

V. Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients

t Sig.

95% Confidence

Interval for B Correlations

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta

Lower Bound

Upper Bound

Zero-order Partial Part Toler

ance VIF

1 (Constant) -27.313 23.319 -1.171 .245 -73.747 19.121

DER .040 .019 .241 2.067 .042 .001 .079 .196 .229 .229 .899 1.112

ROA 6.118 5.010 .143 1.221 .226 -3.858 16.094 .066 .138 .135 .899 1.112

a. Dependent Variable: Return_Saham VI. Hasil Uji Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .238a .057 .032 51.41885

a. Predictors: (Constant), ROA, DER

VII. Hasil Uji t-Statistik

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -27.313 23.319 -1.171 .245

DER .040 .019 .241 2.067 .042

ROA 6.118 5.010 .143 1.221 .226


(2)

VIII. Hasil Uji F-Statistik

ANOVAb

Model Squares Sum of df Mean Square F Sig. 1 Regression 12236.533 2 6118.266 2.314 .106a

Residual 203580.170 77 2643.898

Total 215816.703 79

a. Predictors: (Constant), ROA, DER b. Dependent Variable: Return_Saham


(3)

Lampiran IX

Daftar Populasi dan Sampel

No. Kode Populasi 1 Kriteria 2 3 Sampel

1 AGRO Bank Agroniaga Tbk √ × ×

2 BABP Bank ICB Bumiputera Tbk Tbk √ √ √ 1

3 BACA Bank Capital Indonesia Tbk × × ×

4 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk × × ×

5 BBCA Bank Central Asia Tbk √ √ √ 2

6 BBKP Bank Bukopin Tbk √ √ √ 3

7 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk √ √ √ 4

8 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk √ √ √ 5

9 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk √ √ √ 6 10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk √ √ ×

11 BCIC Bank Mutiara Tbk × × ×

12 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk × × ×

13 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk √ √ ×

14 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jabar dan Banten Tbk × × ×

15 BJTM Bank Pembangunan Jawa Timur Tbk × × ×

16 BKSW Bank Kesawan Tbk √ √ √ 7

17 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk √ √ √ 8

18 BNBA Bank Bumi Arta Tbk √ √ √ 9

19 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk √ √ √ 10

20 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk √ √ ×

21 BNLI Bank Permata Tbk √ × ×

22 BSIM Bank Sinarmas Tbk × × ×

23 BSWD Bank of India Indonesia Tbk √ √ √ 11

24 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk × × ×

25 BVIC Bank Victoria International Tbk √ √ ×

26 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk √ √ √ 12

27 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk √ √ √ 13

28 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk × × ×

29 MEGA Bank Mega Tbk √ √ √ 14

30 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk √ √ √ 15

31 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk √ × ×

32 NISP Bank OCBC Nisp Tbk √ √ √ 16


(4)

Lampiran X

Data Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Return Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI periode 2007-2011 Kode Bank Tahun DER (%) ROA(%) Return Saham(%)

BABP 2007 1082,45 0,57 11,11

2008 1145,13 0,09 -38

2009 1245,79 0,18 61,29

2010 1136,92 0,51 35

2011 1056,29 -1,64 -21,48

BBCA 2007 966,47 3,3 40,38

2008 954,88 3,4 -10,96

2009 913,73 3,4 49,23

2010 849,81 3,5 31,96

2011 807,01 3,8 25,78

BBKP 2007 1652,92 1,63 20

2008 1408,36 1,66 -64,28

2009 1362,73 1,46 87,5

2010 1542,12 1,62 73,33

2011 1207,32 1,87 -9,23

BBNI 2007 964,57 0,9 5,35

2008 1207,16 1,1 -65,48

2009 1081,82 1,7 191,18

2010 649,88 2,5 95,71

2011 690,26 2,9 -0,64

BBNP 2007 1110,53 1,29 151,71

2008 986,62 1,17 0,66

2009 953,19 1,02 -13,33

2010 916,51 1,50 -5,38

2011 1027,56 1,53 5,69

BBRI 2007 948,15 4,61 43,69

2008 1000,68 4,18 -38,18

2009 1062,79 3,73 67,21

2010 1002,40 4,64 37,25

2011 843,19 4,93 30,48

BKSW 2007 1550,84 0,35 8,70

2008 1496,46 0,23 34

2009 1215,34 0,30 11,94

2010 1353,99 0,17 38,67


(5)

2008 419,79 2,07 -75,92

2009 473,41 2,05 104,62

2010 504,38 1,52 23,31

2011 522,34 2,11 -15,24

BNGA 2007 932,20 2,49 -2,17

2008 1008,72 1,10 -45

2009 854,81 2,10 43,43

2010 942,89 2,75 169,01

2011 810,99 2,85 -36,65

BSWD 2007 836,79 1,20 28,57

2008 381,08 2,53 -33,33

2009 408,26 3,53 -25

2010 392,71 2,93 33,33

2011 500,43 3,66 0,00

INPC 2007 1685,94 0,29 122,22

2008 1068,24 0,34 -48

2009 1140,76 0,44 19,23

2010 1060,15 0,76 72,58

2011 1160,79 0,72 12,15

MAYA 2007 375,22 1,46 -25,88

2008 480,07 1,27 77,08

2009 667,97 0,9 -25,88

2010 581,02 1,22 5,56

2011 678,51 2,07 42,86

MEGA 2007 1087,68 2,33 28,76

2008 1114,51 1,98 11,11

2009 1066,08 1,77 28,61

2010 1081,73 2,45 38,04

2011 1169,57 2,29 10,24

PNBN 2007 601,99 3,14 17,24

2008 701,51 1,75 -14,70

2009 616,38 1,78 31,03

2010 707,56 1,76 50

2011 685,20 2,02 -34,21

NISP 2007 749,86 1,29 8,43

2008 566,86 1,51 -22,22

2009 726,21 1,91 7,14

2010 759,95 1,29 120


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Ukuran Perusahaan dan Momentum Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

9 197 83

Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Ukuran Perusahaan Dan Status Kepemilikan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 53 116

Pengaruh Return On Assets (Roa), Debt To Equity Ratio (Der) Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2010-2013

8 121 96

Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Return on Assets dan Status Penanaman Modal Terhadap Harga Saham Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 80 93

Pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS) terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 74 97

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Return On Assets, Net Profit Margin, dan Total Assets Turn Over Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI

9 117 89

Analisis Pengaruh Return On Assets, Return On Equity dan Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 100 81

Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return On Investment ( ROI), Debt to Equity Ratio ( DER), dan Book Value (BV) Per Share Terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Indonesia

2 71 93

Analisis Pengaruh Debt to Equity, Total Assets, Return on Investment dan Devidend Payout Terhadap Price Earning Ratio Pada Saham Perusahaan yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index (JII)

0 28 70

Analisis pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham: studi empiris pada perusahaan tambang yang terdaftar di bursa efek Indonesia Tahun 2011-2013

3 51 102