GAYA HIDUP FANSCLUB TERHADAP IDOLANYA

(1)

(A Study to Virginity Lampung)

By

Ahmad Faruk Fahlemban

Communication could not be separated from mankind wherever they are. With all of its attribution, communication has formed into lifestyle. Lifestyle is a tool for one to show the personal or group’s identity characteristics. Lifestyle could also be affected by public figures that were perceived by people, or in short the idol to fans. As in Fansclub Virginity Lampung, a social group that have special element to shape their lifestyles where they were also affected by their idol The Virgin Band. This lifestyle also became interaction tool to other communities from different places in forming mutual meaning to reflect their group’s identity.

The main questions of this research are: Lifestyle of Fansclub Virginity Lampung: 1) The meaning that was communicated by fashion attributes of Fansclub Virginity Lampung; 2) The interpretation tendencies of Fansclub Virginity Lampung members toward the expression of their idols; 3) The phrases that being used to communicate in Fansclub Virginity Lampung. This research was aimed answer these main questions. This is a qualitative research with descriptive method, the data were gathered by interview observation, documentation and literature study. This research focused on the meanings from fashion attributes of Fansclub Virginity Lampung members, the interpretation tendency of Fansclub Virginity Lampung member toward the expression of their idol, and the phrases that being used in communication among Fansclub Virginity Lampung members. The informants were members of Fansclub Virginity Lampung, they were chosen by purposive sampling method. The theory that supported this research is Symbolic Interaction Theory. The data were analyzed by reducing, displaying and verification. The result of this research shows that many members of Fansclub Virginity Lampung wore The Virgin’s shirt and had short hair cut similar with Mitha The Virgin. The meaning that they tried to communicate through this appearance was to show their admiration to The Virgin. So then it


(2)

them to the people who were perceived as public figures in Fansclub Virginity Lampung. The members of Fansclub Virginity Lampung used common phrases to communicate with others, where they got them from interaction inside and outside Fansclub Virginity Lampung, for example where they have music gatherings. The members also assumed that Fansclub Virginity Lampung has becoming part of their lives and also as a place to interact, express themselves and build family hood. Fansclub Virginity Lampung provided space for their members to interact with other members from similar community outside Lampung, where they could interchange meaning and opinion for it may create mutual understanding about The Virgin.


(3)

GAYA HIDUPFANSCLUBTERHADAP IDOLANYA (Studi PadaVirginityLampung)

Oleh

AHMAD FARUK FAHLEMBAN

Komunikasi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia dimanapun berada, bahkan dengan segala atributnya komunikasi sudah menjadi gaya hidup (lifestyle). Gaya hidup merupakan alat yang dipakai individu untuk menunjukkan karakteristik identitas perseorangan ataupun anggota kelompok tertentu. Gaya hidup dapat juga terbentuk karena dipengaruhi oleh orang-orang yang dipersepsi oleh orang lain sebagai figur yang memiliki posisi di masyrakat atau dengan kata lain seorang idola. Begitu pun dengan Fansclub Virginity Lampung yang merupakan kelompok sosial tertentu yang memiliki kekhasan dalam membentuk gaya hidup nya yang mendapat pengaruh dari sang idolanya The Virgin Band yang juga dijadikan sarana interaksi antar anggota kelompok yang berbeda daerah dalam membentuk persamaan makna dalam merefleksikan identitas kelompok nya.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Gaya Hidup Fansclub Virginity Lampung : 1)Makna apa yang dikomunikasikan Fansclub Virginity Lampung melalui Atribut Fashion/style yang dikenakan pada penampilan mereka; 2)Kecenderungan anggota Fansclub Virginity Lampung dalam memahami ekspresi dari sosok yang mereka idolakan; 3)Istilah-istilah yang digunakan dalam berkomunikasi pada Lampung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan makna apa yang ingin yang dikomunikasikan Fansclub Virginity Lampung melalui Atribut Fashion/style yang dikenakan, Tingkat kecenderungan anggotaFansclub VirginityLampung dalam


(4)

teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi kepustakaan.

Penelitian ini difokuskan pada Makna yang dikomunikasikan Fansclub Virginity Lampung melalui Atribut Fashion/style yang dikenakan pada penampilan mereka, Kecenderungan anggotaFansclub VirginityLampung dalam memahami ekspresi dari sosok yang mereka idolakan dan Istila-istilah yang digunakan dalam berkomunikasi pada Fansclub Virginity Lampung. Informan dalam penelitian ini adalah anggota Fansclub Virginity Lampung di Bandar Lampung dengan teknik purposive sampling (disengaja). Adapun teori yang mendukung penelitian ini adalah teori interaksionisme simbolik. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik reduksi data, displaydan verifikasi.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna yang ingin dikomunikasikan melalui berpenampilan Fansclub Virginity Lampung terlihat dari kaos anggota Fansclub Virginity Lampung maupun kaos Virginity pusat dan hampir kebanyakan bertata rambut pendek (Tomboy) ala Mitha The Virgin. Sedangkan makna yang ingin dikomunikasikan oleh anggota Fansclub Virginity Lampung, melalui Atribut Fashion/style itu sendiri ialah ingin menyampaikan rasa pengidolaan mereka terhadap idolanya The Virgin.Dan dengan begitu tercipta persamaan makna dalam menciptakan gaya berpenampilannya. Berbeda halnya dengan kecendrungan anggota Fansclub Virginity Lampung dalam memahami ekspresi dari sosok idola yang mereka idolakan, setiap anggota Fansclub Virginity Lampung memiliki kecenderungan yang berbeda-beda terhadap ekspresi yang dimiliki idola mereka The Virgin.Semua itu ditunjukan sejauh dan selama apakah mereka memiliki rasa kagum terhadap orngan-orang yang dipersepsi oleh orang lain sebagai figur yang memiliki posisi di masyarakat, Idola. Dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesama anggota-anggota dalam Fansclub Virginity Lampung, terdapat istilah/bahasa sehari-hari yang digunakan saat sedang berkumpul yang didapat dari interaksi dan pergaulan di dalam Fansclub Virginity Lampung sendiri atau pun didapat dari Virginity kota lainnya saat bertemu, dan adapun yang didapat dari perkumpulan Fansclub lainnya misalnya saat berkumpul pertmuan Fansclub musik di Lampung. Fansclub Virginity Lampung beranggapan bahwa Virginity Lampung merupakan sarana interaksi serta ajang tempat mengekspresikan diri dan kekeluargaan dalam Fansclub telah menjadi bagian hidup.Fansclub VirginityLampung memberikan ruang bagi anggotaFansclub Virginity Lampung yang berbeda daerah yang ada di Lampung untuk saling bertukar pendapat dan makna sehingga tercipta suatu pemahaman yang sama tentang The Virgin.


(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu komunikasi, dewasa ini menjadi sesuatu yang penting dalam laju perkembangan ilmu pengetahuan. Komunikasi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia dimanapun berada. Bahkan dengan segala atributnya komunikasi sudah menjadi gaya hidup (life style). Ilmu komunikasi dan praksis komunikasi itu mampu menembus ruang dan waktu menyesuaikan dengan batas identitas manusia dan kemanusiaan dalam berbagai aspek kehidupan sosiokultural.

Di tengah euforiamasyarakat yang sangat mengutamakan hal yang yang bersifat baru dan kekinian, ilmu komunikasi seolah hadir sebagai disiplin ilmu modern yang paling sesuai, dimana didalamnya membahas tentang bagaimana seni menyampaikan pesan atau informasi sehingga sampai dengan tepat dan diharapkan dapat mempengaruhi si penerima.

Sesuai dengan pengertian komunikasi menurut Onong Uchjana (Effendy, 1999:10) yaitu proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau merubah sikap, pendapat atau perilaku, baik secara langsung, secara lisan maupun secara tidak langsung menggunakan media.


(6)

Komunikasi menurut Rogers dan D. Lawrence Kincaid adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam (Cangara, 2006:19).

Fansclub merupakan wadah bagi penggemar terhadap apa yang mereka gemari. Parafansclubdiibaratkan individu yang haus akan perkembangan gaya hidup (life style) yang digemarinya. Hal ini karena fansclub sangat dekat dengan yang ia gemari dari setiap perilakunya maupun gaya hidupnya. Semua yang terlihat oleh para fansclub mengenai gaya berbusana akan menjadi suatu keharusan bagi mereka untuk mengikuti dan memperlihatkan kecintaannya terhadap yang digemarinya.

Dari situ jelas pesan yang hendak disampaikan haruslah mempunyai nilai-nilai yang mampu membuat si penerima pesan tergugah, sehingga harus dikemas dengan mencakup unsur kepentingan, keindahan, dan keterkaitan. Banyak produk-produk hasil disiplin ilmu komunikasi yang terspesialisasi pada pengemasan pesan, dengan bertujuan mempengaruhi masyarakat yaitu sekedar informasi, acuan yang harus diikuti, atau hiburan.

Contohnya seperti pengidolaan yang mempengaruhi gaya hidup pada penggemar Slank Pekalongan Slangkers Clup(PSC), Pekalongan. “Slank Adalah Aku” yang diteliti oleh Rovi Ashari, Menemukan bahwa dunia musik memang salah satu dunia yang banyak digemari dan di dalamnya banyak terjadi berbagai fenomena yang layak untuk diteliti. Salah satu bentu fenomena tersebut adalah pengidolaan yang dapat mempengaruhi para penggemar musik serta musisinya. Hal ini tentu


(7)

saja menimbulkan efek yang positif maupun negatif, sehingga peran suatu kelompok dalam menggontrol anggota-anggotanya menjadi sangat penting agar tidak terjadi hal-hal yang melanggar nilai-nilai dalam masyarakat.

Oleh karena itu adanya perilaku yang ditiru akibat dari penerimaan pesan yang mendalam terhadap objek. Terutama dari gaya hidup, hal ini akan menyebabkan peniruan terhadap aktivitas dari masyarakat yang melihat di media massa saat ini. Gaya hidup (life style) adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya.

Maka kehidupan sosial dalam lingkungan modern seperti sekarang ada banyak yang meniru perilaku dari tokoh ataupun idolanya dengan alasan tertentu. Sehingga menjadikan panutan bagi mereka dalam bergaya ataupun berperilaku dimasyarakat.

Dalam hal ini komunikator biasanya menggunakan media untuk menyampaikan informasi dengan menggunakan komunikasi massa. Komunikasi massa merupakan salah satu konteks komunikasi manusia yang pada hakikatnya menerangkan proses berkomunikasi dengan manusia yang berada dalam situasi massa. Menurut Deutchman dan Rakhmat (2000:188) yang dimaksud dengan komunikasi massa atau komunikasi publikasi adalah pernyataan yang disebarluaskan atau untuk diketahui oleh umum melalui media massa. Dengan kata lain, komunikasi massa adalah peran yang dikomunikasikan melalui media massa dengan sejumlah orang. Hal ini yang terlihat oleh sorotan media yakni sebuah fansclub yang merupakan komunitas yang memiliki kesamaan dalam


(8)

selera ataupun rasa life style-nya. Virginity Lampung adalah sebuah komunitas yang didirikan oleh para fansthe virginasal lampung, sama seperti fansthe virgin lainnya komunitas ini juga sebagai salah satu pecinta setia the virgin, dan juga tempat berkumpulnya para fans neng Dara dan kak Mita.

Ada beberapa hal yang menjadi alasan penulis mengapa mengangkat atau meneliti Virginity Lampung, belakangan ini tepatnya awal mula kemunculan duo kelompok vokal yang tengah naik daun dengan lagu “Cinta Terlarang”. MenjadikanThe Virgin,band yang berada di ataspopularitas. Banyak diberitakan miring ada beberapa berita yang dimuat di media cetak,elektronik maupun forum-forum internet, seperti di forum-forum internet kaskus.us misalnya ada sebuah topik hangat yang membahas seputar foto-foto mesra personil duo The Virgin dan banyak diantara member kaskus yang terlibat pada diskusi tersebut menuding bahwaThe Virgin bandadalah pasangan lesbian.

Misalnya juga pada tabloid Nova Sabtu, 4 Juli 2009“Anak Didik Ahmad Dhani Dituding Lesbi” Belakangan santer beredar kabar kedekatan duo The Virgin tak hanya sebatas persahabatan saja. Bahkan gaung mereka menjalin hubungn spesial sempat menjadi perbincangan di beberapa media.1

Dan alasan penulis memilih Virginity Lampung dalam penelitian ini karena Virginity Lampung merupakan fansclub duo band yang masih eksis dan cukup

1

(Okki.Anak Didik Ahmad Dhani dituding

Lesbi.www.tabloidnova.com/content/view/full/26905.Sabtu, 04 Juli 2009.diakses pada tanggal 7 Agustus 2012)


(9)

dikenal dalam masyarakat Bandar Lampung khususnya para pecinta duo band yang dinaungi oleh musisi terkenal sekelas Ahmad Dhani Republik Cinta Menejeman (RCM). Fansclub yang berdiri tanggal 15 Juli 2010 dan langsung ditandatangani oleh The Virgin di Hotel Bukit Randu bertepatan dengan acara meet and greet ini merupakan tempat bertemunya para pecinta setia The Virgin, dan juga tempat berkumpul para fans neng Dara dan kak Mita The Virgin (berdasarkan hasil pra-riset wawancara dengan Dea Luxita Guntala anggota Virginity Lampung). Selain itu, pada fansclub ini belum pernah diadakan penelitian tentang gaya hidupfansclub The Virgin.

Dan mengapa alasan penulis perlu meneliti Virginity Lampung karena hampir semua gaya hidup yang dilakukan komunitas ini, meniru idolanya yaitu The Virgin sehingga ini semua menarik bagi penulis untuk melakukan penelitihan pada komunitas fansclub ini. Alasan penulis memilih Kota Bandar Lampung sebagai tempat penelitian dikarenakan kedekatan tempat, efisiensi waktu dan fansclub The Virgin di Bandar Lampung yang belum pernah diteliti sebelumnya sehingga menarik untuk diteliti.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan diatas, maka penelitih merumuskan beberapa masalah yang akan diteliti yaitu:

1. Makna apa yang dikomunikasikanFansclub VirginityLampung melalui atribut fashion/style yang dikenakan pada penampilan mereka.

2. Bagaimanakah kecenderungan anggota Fansclub Virginity Lampung dalam memahami ekspresi dari sosok idola yang mereka idolakan.


(10)

3. Istilah-istilah apa saja yang digunakan dalam berkomunikasi pada Fansclub VirginityLampung.

Alasan penulis memilih ketiga rumusan masalah tersebut dikarenakan dalam berpenampilan, kecenderungan dalam memahami ekspresi dari sosok idola yang diidolakan dan istilah-istilah bahasa mempunyai ketertarikan erat antar satu sama lain dan menurut penulis dari ketiga fenomena itulah dapat menunjukan gaya hidup seseorang. Contohnya saja dengan berpenampilan, dari sinilah kita dapat menilai seseorang dikatakan bergaya hidup mewah atau tidak, mampu atau tidak mampu apabila dilihat dari penampilan, dan dari kecendrungan orang dalam memahami ekspresi dari orang yang lainnya. Karena dari ekspresi seseoranglah kita dapat melihat ia sedang merasakan suasana hati yang bagaimana, serta dari sinilah juga kita dapat menilai gaya hidup seseorang. Dan dari penggunaan bahasa kita dapat menilai seseorang berpendidikan atau tidak apabila diperatikan dari interaksi yang dijalin. Maka dari ketiga fenomena inilah gaya hidup seseorang terbentuk.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui makna apa yang dikomunikasikan Fansclub Virginity Lampung melalui atribut fashion/style yang dikenakan pada penampilan mereka. Pada tujuan ini peneliti bertujuan untuk mengupas makna apa yang ingin dikomunikasikan melalui penampilan yang dikenakan penggemar dan adakah tujuan lain dibalik itu semua.


(11)

2. Untuk mengetahui kecenderungan anggota Fansclub Virginity Lampung dalam memahami ekspresi dari sosok idola yang mereka idolakan. Pada tujuan ini peneliti bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman penggemar terhadap sosok idola yang mereka idolakan.

3. Untuk mengetahui istilah-istilah apa saja yang digunakan dalam berkomunikasi padaFansclub VirginityLampung. Pada tujuan ini peneliti bertujuan untuk mengetahui istilah-istilah apa sajakah yang digunakan di dalam Fansclub, dan terinspirasi dari manakah istilah tersebut terbentuk lalu menghasilkan kesamaan makna dan mulai digunakan di dalam Fansclub. Dan terakhir untuk mengetahui istilah-istilah yang ada pada Fansclub apakah digunakan dan dimengerti juga oleh pihak yang ada diluarFansclub.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dalam penelitian ini adalah :

1. Secara Teoritis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat serta dapat menjadi referensi bagi mahasiswa lainnya yang ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan Fansclub. Khususnya bagi peneliti setelah penelitian ini yang ingin mengupas mengenai fenomena dan gejala-gejala yang terjadi pada suatu Fansclub pengidolaan. Yang meliputi fenomena-fenomena yang terjadi di dalam Fansclub sehari-hari seperti gaya berpenampilan, tingkat kecendrungan pemahaman penggemar terhadap sosok idolanya dan istilah-istilah yang digunakan dalam Fansclub itu sendiri. Dan gejala-gejala apa sajakah yang menjadikan individu tertarik dan bergabung di dalam Fansclub.


(12)

2. Secara Praktis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi, pengetahuan, serta gambaran Gaya Hidup dari sebuah Fansclub. Yang mana pada penelitian ini difokuskan pada Fansclub pengidolaan terhadap sosok idola seperti Fansclub musik atauband, yang di dalamnya mengupas bagaimana cara berpenampilan, tingkat kecendrungan pemahaman penggemar terhadapa idolanya dan istilah-istilah yang digunakan padaFansclubitu sendiri.


(13)

B. Teoritik 1. Gaya Hidup

Gaya hidup ataulife stylemenurut Suratno dan Rismiati (2001) adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan. Secara umum dapat diartikan sebagai suatu gaya hidup yang dikenali dengan bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang penting orang pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar (opini).

Gaya hidup tergantung pada bentuk-bentuk kultural, masing-masing merupakan gaya, tata krama, cara menggunakan barang-barang, tempat dan waktu tertentu yang merupakan karakteristik suatu kelompok. Mengutip pendapat Giddens (1991), perkembangan gaya hidup dan perubahan struktural modernitas saling terhubung melalui reflektifitas institusional, karena keterbukaan kehidupan sosial masa kini, pluralisasi konteks tindakan dan aneka ragam otoritas, pilihan gaya hidup semakin penting dalam penyusunan identitas diri dan aktifitas keseharian.2

Untuk mendapatkan pemahaman lebih dalam, gaya hidup dapat dilihat dari barang-barang yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari yang biasanya bersifat

2

(Wicandra.Gaya

Hidup.http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=DKV.Senin, l2 Oktober 2010.diakses pada tanggal 4 April 2012 ).


(14)

modis, cara berperilaku sampai bahasa yang digunakan tidak untuk tujuan berkomunikasi semata melainkan untuk identitas diri (Sarwono, 2004).

Gaya hidup menurut Toffler (Dalam Rendana 1997:166) merupakan alat yang dipakai oleh individu untuk menunjukkan identifikasi dengan subkultur- subkultur tertentu sebagai gaya hidup dikenal dengan istilah ‘style’. Kata ini berasal dari bahasa Latin ‘stylus’ yang berarti semacam alat atau media yang ditampilkan menghadirkan mempergunakan kata-kata, ungkapan, gambar sebagai keindahan, kesenangan, dan keriangan sebagai mengungkapkan dirinya sendiri baik melalui media massa, tingkah laku, berpakaian, makan, berjalan, bersolek, citra tampil, dan lain-lain.3

2.Fansclub

Laura Bernadeta menjelaskan bahwa fans akan menyukai idola mereka. Dan saat kita menyukai seseorang atau sesuatu tentu saja hal dominan yang akan kita lihat adalah kelebihan mereka. Sedangkan segala hal negatif tidak akan terlalu menjadi perhatian seorang fans, karena mereka lebih memfokuskan diri pada hal positif dibandingkan hal negatif dari idola mereka.4

3.VirginityLampung sebagai kelompok sosial

Kelompok sosial adalah kumpulan individu – individu yang mempunyai hubungan dan saling berinteraksi satu sama lain, dimana didalamnya terdapat

3

( Susilo, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16730/1/log-apr2008-4%20(3).pdf pada tanggal 15 Desember 2010)

4

(Fans And Hatrers.http://ola4495.wordpress.com/2012/01/10/fans-and-haters/ diakses pada tanggal 1 April 2012 dan diposkan pada tanggal 10 Januari 2012).


(15)

ikatan perasaan yang relatif sama. Menurut Muzafer Sherif kelompok sosial adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga di antara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur, dan norma-norma tertentu.

Secara umum, kelompok sosial diikat oleh beberapa faktor yaitu :

a. Bagi anggota kelompok, suatu tujuan yang realistis, sederhana, dan memiliki nilai keuntungan bagi pribadi.

b. Masalah kepemimpinan dalam kelompok cukup berperan dalam menentukan kekuatan ikatan antar anggota.

c. Interaksi dalam kelompok secara seimbang merupakan alat perekat yang baik dalam membina kesatuan dan persatuan anggota. (Santosa, 2004: 35-36).

Kelompok, subkultur, dan komunitas merupakan bagian dari kelompok sosial, dan terdapat perbedaan antara komunitas, subkultur, dan kelompok. Kelompok adalah kumpukan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya dan saling berinteraksi, seperti contoh jika dua orang sedang mengantri di toilet tidak bisa disebut sebagai suatu kelompok, tetapi bila orang tersebut melakukan interaksi dalam bentuk apapun maka dapat disebut sebagai kelompok.5

Sedangkan pengertian Subkultur berasal dari kata “kultur” yang menunjuk pada keseluruhan cara hidup yang bisa dimengerti oleh para anggotanya. Kata “sub” mempunyai arti konotasi yang khusus dan perbedaan dari kebudayaan dominan atau mainstream. Menurut Fitrah Hamdani dalam Zaelani Tammaka (2007:164)

5

(Yonie.Pengertian Kelompok.http://www.fisip.uns.ac.id/blog/yonie/2010/05/11/pengertian-kelompok/.Selasa, 11 Mei 2010.diakses pada tanggal 03 Februari 2012 ).


(16)

“Subkultur” merupakan gejala budaya dalam masyarakat industry maju yang umumnya terbentuk berdasarkan usia dan kelas. Secara simbolis diekspresikan dalam bentuk penciptaan gaya (style) dan bukan hanya merupakan penentangan terhadap hegemoni atau jalan keluar dari suatu ketegangan sosial. Subkultur lebih jauh menjadi bagian dari ruang bagi penganutnya untuk membentuk identitas yang memberikan otonomi dalam suatu tatanan sosial masyarakat industri yang semakin kaku dan kabur.6

Komunitas adalah sekelompok orang yang hidup bersama dengan pola hubungan sosial yang relatif sentimental kekeluargaan dan tinggal pada suatu daerah tertentu. Komunitas menunjuk pada kehidupan masyarakat sebagai warga daerah setempat, dimana mereka dapat memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.

Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, resiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa.

Komunitas juga dapat disebut sebagai kelompok primer, yaitu kehidupan masyarakat atau kelompok sosial, dimana hubungan antara anggotanya bersifat langsung (face to face) dan sangat dekat, erat, dan intim. Komunitas merpunyai ciri khusus yang merupakan garis tengah antara sudut pandang statis dan sudut pandang dinamis.

6

(Rohati.Roro Okhtiyani.Ahmad Fahri.Dwi p.Sub Kultur.http://sosiologibudaya.wordpress.com/2011/05/26/subkultur/,Kamis, 26 Mei 2011.diakses pada tanggal 03 Februari 2012).


(17)

Virginity Lampung merupakan komunitas yang berkembang dan menjadi bagian dalam masyarakat. Komunitas ini menjadi suatu kehidupan sosial yang terbentuk oleh ekspresi dan Gaya hidup (life style)yang mendalam dari tata cara berpakaian dan juga bersosialisasi dalam kehidupan masyarakat.

4. Idola

Menurut Mangunsuwito (2011:236) Idola adalah sesuatu yang dipuja sebagai dewa atau seseorang yang dikagumi atau dipuja oleh orang dan sekelompok orang. Dalam bahasa Inggris terdapat istilah idolatry dan idolize yang masih berkaitan dengan idol (idola). Kedua ini berartipemberhalaan, penyembahan,atau pemujaan.

Idola merupakan orang-orang yang dipersepsi oleh orang lain sebagai figur yang memiliki posisi di masyarakat.Idola harus mampu mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya seseorang yang berhasil mempengaruhi orang lain dan mengikuti visinya telah menjadi seorang idola bagi orang lain. Seorang disebut idola jika mampu mempengaruhi orang lain.7

5. Landasan Teori

5.1. Teori Interaksi Simbolik

Paham mengenai interaksi simbolik adalah suatu cara berfikir mengenai pikiran (mind), diri dan masyarakat yang telah memberikan banyak kontribusi kepada

7

(Almasakbar.Idola Remaja. http://almasakbar45.blogspot.com/2011/05/idola-remaja.html/.Kamis 05 2011.diakses pada tanggal 18 Mei 2011 ).


(18)

tradisi sosiokultural dalam membangun teori komunikasi. Herbert Mead dipandang sebagai pembangun paham interaksi simbolik. Ia mengajarkan bahwa makna muncul sebagai hasil interaksi di antara manusia, baik secara verbal maupun non verbal. Menurut paham interaksi simbolik, individu berinteraksi dengan individu lainnya sehingga menghasilkan suatu ide tertentu mengenai diri. (Morrison dan Wardhany, 2009:74-75).

Teori interaksi simbolik menekankan pada hubungan antara simbol dan interaksi, serta inti dari pandangan pendekatan ini adalah individu. Interaksi simbolik ada karena ide-ide dasar dalam membentuk makna yang berasal dari pikiran manusia (Mind) mengenai diri (Self), dan hubungannya di tengah interaksi sosial, dan bertujuan akhir untuk memediasi, serta menginterpretasi makna di tengah masyarakat (Society) dimana individu tersebut menetap. (Soeprapto. 2007)

Tiga tema konsep pemikiran Herbert Mead yang mendasari interaksi simbolik antara lain:

1. Pentingnya makna bagi perilaku manusia

Dalam teori interaksi simbolik tidak bisa dilepaskan dari proses komunikasi, karena awalnya makna itu tidak ada artinya, sampai pada akhirnya di konstruksi secara interpretif oleh individu melalui proses interaksi, untuk menciptakan makna yang dapat disepakati secara bersama.

2. Pentingnya konsep mengenai diri

Menekankan pada pengembangan konsep diri melalui individu tersebut secara aktif, didasarkan pada interaksi sosial dengan orang lainnya


(19)

3. Hubungan antara individu dengan masyarakat.

Bahwa norma-norma sosial membatasi perilaku tiap individunya, tapi pada akhirnya tiap individu-lah yang menentukan pilihan yang ada dalam sosial kemasyarakatannya.

Interaksi antar anggota dalam Virginityakan membentuk konsep diri yang berupa gaya hidup yang secara tidak langsung telah disepakati bersama sebagai image dari komunitas itu sendiri. Untuk merefleksikan imageinilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya. Simbol merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal. Salah satu fungsi komunikasi nonverbal yaitu untuk menunjukkan jati diri agar orang lain bisa mengenalnya (identy) seperti cara berpenampilan dan penggunaan aksesoris yang merupakan pesan artifaktual.

Menurut Kefgen dan Touchie dalam Rakhmat (2005:292) “Pakaian menyampaikan pesan. Pakaian terlihat sebelum suara terdengar. Pakaian tertentu berhubungan dengan perilaku tertentu”. Selain dari nonverbal,teori interaksional simbolik juga dapat berupa verbal yaitu penggunaan DLz dan MRz atau nama populer anggota dalam komunitas Virginity Lampung yang memiliki makna tersendiri yang mungkin hanya diketahui komunitas itu sendiri. DLz dan MRzini merupakan bentuk petunjuk identitas mereka mengidolakan siapa dari kedua personil The Virgin. Penggunaan istilah-istilah dalam komunitas juga memiliki makna yang dihasilkan dari interaksi sesama anggota komunitas dan disepakati bersama. Oleh karena itu,teori ini yang melandasi penelitihan penulis mengenai gaya hidup pada komunitasVirginityLampung.


(20)

Alasan peneliti terpilihnya teori Interaksional Simbolik pada penelitihan ini, apabila dilihat dari adanya Interaksi Simbolik dikarenakan ide-ide dasar dalam membentuk makna yang berasal dari pikiran manusia (mind) mengenai diri (self), dan hubungannya di tengah interaksi sosial, dan bertujuan akhir untuk memediasi, serta menginterpretasi makna di tengah masyrakat (Society) dimana individu tersebut menetap. Dan dari hal inilah yang apabila dikaitkan secara langsung dengan fenomena yang terjadi pada penelitian ini yaitu “Gaya Hidup Fansclub Terhadap Idolanya”. Yang mana Fansclub Virginity di sini berperan memediasikan serta menginterpretasikan makna di tengah anggotanya.

6.Kerangka Pikir

Pada dasarnya Life Style adalah perilaku seseorang yang di tunjukkan dalam aktivitas, minat dalam opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya. Maka kehidupan sosial dalam lingkungan modern seperti sekarang ada banyak yang meniru perilaku dari tokoh ataupun idolanya dengan alasan tertentu. Sehingga menjadikan panutan bagi mereka dalam bergaya ataupun berprilaku di masyarakat. Life Style atau Gaya hidup tergantung pada bentuk-bentuk kultural masing-masing merupakan gaya, tata krama, cara menggunkan barang-barang, tempat dan waktu tertentu yang merupakan karakteristik seuatu kelompok.

Teori yang penulis gunakan dalam mendukung dan menentukan gaya hidup pada Komunitas Virginity Lampung adalah teori mengenai sosialkultur yaitu teori interaksional simbolis dari Herbert Mead yang mana teori tersebut berkaitan


(21)

terhadap makna-makna dan pembentukan diri dari tiap anggota komunitas dalam interaksi dalam komunitasVirginityLampung. Fokus dalam penelitihan ini adalah untuk mengetahui makna yang dikomunikasikan Fansclub Virginity Lampung melalui atribut fashion/style yang dikenakan pada penampilan mereka. Kecenderungan anggota Fansclub Virginity lampung dalam memahami ekspresi dari sosok idola yang mereka idolakan, Serta istilah-istilah yang digunakan dalam berkomunikasi padaFansclub VirginityLampung.

Penelitihan ini dilakukan untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimanakah Gaya Hidup komunitas Virginity Lampung. Subjek dalam penelitian ini adalah komunitasVirginityLampung,Bandar Lampung.


(22)

6.1. Bagan Kerangka Pikir

Fansclub VirginityLampung

Teori Interaksi Simbolik

Gaya Hidup

- Makna dari penampilanFansclub VirginityLampung terhadap idolanya.

- Kecenderungan anggota dalam memahami ekspresi dari idolanya. - Istilah-istilah yang digunakan dalam berkomunikasi.


(23)

✄ ☎

1 GAYA HIDUP

KOMUNITAS PUNK DI

YOGYAKARTA (Studi Profil Komunitas Punk di Jalan Munggur, kelurahan Demangan, Gondokusuman, Yogyakarta) Khasanah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2008 Deskriptif Kualitatif

Peneliti menemukan bahwa punk merupakan komunitas yang memiliki ideologi sosialisme,yang meneriakkan kepentingan orang-orang tertindas,anti kapitalisme,bebas tanpa ada aturan yang mengatur segala aktivitas mereka,yang berpegang pada prinsip ’asal tidak merugikan orang lain’. Relasi antara individu di dalam komunitas punk adalah berbeda dengan relasi yang terjadi dalam kehidupan sosial

sehari-hari,sebagaimna umumnya yang mengakui adanya stratifikasi atau kelas sosial tertentu.

Komunitas punk menjalankan

hubungan antara individu di dalamnya bedasarkan keyakinan akan

persamaan,ketidak

berbedaan,eksistensi diri,dan anti-struktur.

Penelitian ini membahas tentang gaya hidup komunitas punk dan tidak membahas tentang

perilaku yang

mencerminkan adanya sebuah peniruan gaya hidup dari idolanya.

Penelitian ini juga menjadikan komunitas fansclub, sebagai objek penelitiannya yang mana di dalam komunitasfansclub relasi yang terjadi tidak sama dengan sosial sehari-hari,sebagai umumnya yang mengakui adanya stratifikasi atau kelas sosial tertentu. Sama,halnya dengan kedua objek penelitian sama-sama menerapkan atau menjalankan hubungan antara individu di dalamnya berdasarkan keyakinan akan persamaan, ketidak berbedaan, eksistensi diri,dan anti struktur.


(24)

✆ ✝ pada Komunitas Lampung Street Art/LSA, Pasar Seni, Bandar Lampung) Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Lampung 2011

sebagai identitas komunitas serta penggunaan aksesoris saat writing seperti masker painting, glove agar safety saat writing. Memakai celana jeans panjang dan sepatu sneakers serta rambut yang dominan cepak. Setiap tagging yang dipakai writer memiliki makna tersendiri dari tiap pemiliknya serta ciri khas yang terlihat dari bentuk, warna yang kontras maupun font.

Komunitas LSA juga menggunakan istilah-istilah mengenai graffiti yang juga maupun istilah-istilah dalam sehari-hari.

graffitidan istilah yang digunakan.

Tetapi tidak membahas tentang cara bersosialisasi dengan masyarakat.

penelitiannya, yang mana mempunyai kesamaan dalam hal berpenampilan yang menurut mereka segala sesuatu pendukung dalam berpenampilan mulai dari pakaian sampai dengan aksesorisnya merupakan sebagai identitas suatu

komunitas itu sendiri. Dan dalam kedua objek penelitian ini

mempunya istilah-istilah yang dipakai dan hanya mereka

sendirilah yang mengerti atas makna atau arti istilah-istilah tersebut.


(25)

✞ ✟ DALAM MEMBENTUK PEMAHAMAN TEKNIK PADA GERAKAN PARKOUR. Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Lampung 2011

dapat membentuk pemahaman teknik pada gerakanParkour. Aktivitas komunikasi antarpribadi tersebut dilakukan untuk menyampaikan pesan dan memenuhi kebutuhan informasi yang tidak didapatkan dalam

komunikasi kelompok ataubriefing yang dibutuhkan oleh para praktisi Parkouruntuk membentuk

pemahaman teknik pada gerakan Parkour.

tidak membahas cara berpenampilan dan bersosialisasi dengan masyarakat.

penelitiannya ini dimana didalamnya terjadi komunikasi antar pribadi, yang mana hal inilah yang menjadi tempat pertukaran informasi satu sama lain, untuk praktisi atau bergaya dalam


(26)

✠ ✡

pengidolaan yang mempengaruhi Gaya Hidup pada penggemar SLANK Pekalongan Slankers Clup (PSC) Pekalongan) FISIP UNS 2010

banyak terjadi berbagai fenomena yang layak untuk diteliti.Salah satu bentuk fenomena tersebut adalah pengidolaan yang dapat

mempengaruhi para penggemar musik serta musisinya.Hal ini tentu saja menimbulkan efek yang positif maupun negatif,sehingga peran suatu kelompok dalam mengontrol anggota-anggotanya menjadi sangat penting agar tidak terjadi hal-hal yang melanggar nilai-nilai dalam masyarakat.

berseharian dan pemahaman mereka tentang nilai-nilai yang dianut dalam kelompok. Tetapi tidak membahas tentang cara bersosialisasi dengan masyarakat

yang masih ada sampai saat ini, sebagai objek penelitiannya yang mana di dalamnya terjadi satu bentuk fenomena pengidolaan yang dapat

mempengaruhi para penggemar. Dan hal ini menimbulkan efek yang positif maupun

negatif,yang mana untuk mengontrol anggota-anggota agar tidak terjadi hal-hal yang melanggar nilai-nilai dalam masyarakat, sehingga diperlukannya peran dari suatu


(27)

☛6 EMOSI DENGAN AGRESIVITAS PADA FANS MUSIK POP PISIKOLO GI UNIVERSI TAS MUHAMM ADIYAH SURAKAR TA 2011

ditemukan yaitu banyak orang yang bergabung kedalamfansclubsuatu band atau musisi.Kecintaan terhadap idola membuat para fans sulit

mengontrol emosinya sehingga memungkinkan untuk melakukan tindakan-tindakan yang dapat

menyakiti orang lain baik secara fisik ataupun melalui perkataan yang dapat menyinggung perasaan,namun juga tindakan merusak suatu objek,dengan atau tanpa tujuan tertentu.

hubungan antara

kematangan emosi dengan agrevitas,serta mengetahui tingkat kematangan emosi dan agresivitas (Gaya Hidup) para fans musik pop

Tetapi tidak membahas keseharian para fans,dalam peniruan berpenampilan seorang idola.

fenomena yang sering ditemukan yaitu banyak orang yang bergabung kedalamfansclubsuatu band atau musisi.dari hal di ataslah yang menjadikan kedua penelitian ini secara tidak langung

mempunyai terkaitan satu sama lain.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Penelitian Sebelumnya

Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai perbandingan dan tolak ukur serta mempermudah penulis dalam menyusun penelitian ini. Iksan (1996) menyatakan bahwa tinjauan pustaka harus mengemukakan hasil penelitian lain yang relevan dalam pendekatan permasalahan penelitian : teori, konsep-konsep, analisa, kesimpulan, kelemahan dan keunggulan pendekatan yang dilakukan orang lain. Peneliti harus belajar dari peneliti lain, untuk menghindari duplikasi dan pengulangan penelitian atau kesalahan yang sama seperti yang dibuat oleh peneliti sebelumnya (Masyhuri dan Zainuddin, 2008:100).

Adapun penelitian sebelumnya dipakai sebagai acuan dan referensi penulis dan memudahkan penulis dalam membuat penelitian ini. Penulis telah menganalisis lima penelitian terdahulu yang berkaitan dengan bahasan di dalam penelitian ini, mencakup tentang Gaya HidupFansclubdan komunitas.


(29)

Berikut ini penelitian terdahulu yang menjadi acuan dan bahan referensi penulis:

Gaya Hidup Komunitas Punkdi Yogyakarta yang ditelitih oleh Khasanah, menemukan bahwa Punk merupakan komunitas yang memiliki ideologi sosialisme, yang meneriakkan kepentingan orang-orang tertindas, anti kapitalis, bebas tanpa ada aturan yang mengatur segala aktivitas mereka, yang berpegangan pada prinsip “asal tidak merugikan orang lain”.

Relasi antaraindividu di dalam komunitaspunkadalah berbeda dengan relasi yang terjadi dalam kehidupan sosial sehari-hari, sebagaimana umumnya yang mengikuti adanya stratifikasi atau kelas sosial tertentu.

Gaya Hidup Komunitas Graffiti yang ditelitih oleh Radhia Amini, hasil yang didapat bahwa, gaya berpenampilan komunitas LSA terlihat dari penggunaan kaos komunitas (LSA) dan kaos taggingsebagai identitas komunitas serta penggunaan aksesoris saatwritingseperti masker painting, glove agar safety saat writing. Memakai celana jeans panjang dan sepatu snekers serta rambut yang dominan cepak. Setiap tangging yang dipakai writer memiliki makna tersendiri dari tiap pemiliknya serta ciri khas yang terlihat dari bentuk, bentuk warna yang kontras maupun font. Komunitas LSA juga menggunakan istilah-istilah mengenai graffiti dan juga istila-istilah dalam sehari-hari.

Peran Komunikasi Antarpribadi Dalam Membentuk Pemahaman Tehnik Pada Gerakan Parkour yang diteliti oleh Gufron Irfandi, hasil yang didapatkan bahwa, komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh para praktisi parkour di dalam komunitas parkour Lampung dapat membentuk pemahaman teknik pada gerakan parkour. Aktivitas komunitas antarpribadi tersebut dilakukan untuk


(30)

menyampaikan pesan dan memenuhi kebutuhan informasi yang tidak didapatkan dalam komunikasi kelompok atau briefing yang dibutuhkan oleh para praktisi parkour untuk membentuk pemahaman teknik pada gerakanparkour.

Slank Adalah Aku yang ditelitih oleh Rovi Ashari, menemukan bahwa dunia musik memang salah satu dunia yang banyak digemari dan di dalamnya banyak terjadi berbagai fenomena yang layak untuk diteliti. Salah satu bentuk fenomena tersebut adalah pengidolaan yang dapat mempengaruhi para penggemar musik serta musisinya. Hal ini tentu saja menimbulkan efek yang positif maupun yang negatif, sehingga peran satu kelompok dalam mengontrol anggota-anggotanya menjadikan sangat penting agar tidak terjadi hal-hal yang melanggar nilai-nilai dalam masyarakat.

Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Agresivitas pada Fans Musik Pop yang ditelitih oleh Ayu Arianti Putri, menemukan bahwa setiap orang memiliki sosok yang diidolakan. Fenomena yang sering ditemukan yaitu banyak orang yang bergabung ke dalam Fansclub suatu band atau musisi. Kecintaan terdapat idola membuat para fans sulit mengontrol emosinya sehingga memungkinkan untuk melakukan tindakan-tindakan yang dapat menyakiti orang lain baik secara fisik ataupun melalui perkataan yang dapat menyinggung perasaan, namun juga tindakan merusak suatu objek, dengan atau tanda tujuan tertentu.

Berikut tabel matrik penelitian terdahulu berkaitan dengan Gaya HidupFansclub dan komunitas :


(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Dengan metode deskriptif, kita menghimpun data, menyusun secara sistematis, faktual dan cermat (Rakhmat, 1995: 22, 27).

Desain penelitian deskriptif lebih banyak digunakan untuk penelitian dengan menggunakan teori konvensional dalam komunikasi, untuk menjelaskan hubungan antara media dengan pemirsa, untuk menjelaskan efek media atau untuk menjelaskan hubungan antara sumber berita, media, dan masyarakat dengan hanya melihat problem statement-nya sebagai hal yang dapat dideskripsikan (Bungin,2006:311).

Penelitian deskriptif bertujuan melukiskan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, dan sebagainya yang merupakan obyek penelitian. Pelaksanaannya tidak terbatas kepada pengumpulan data saja melainkan juga analisis dan interpretasi dari data tersebut.


(32)

Pendekatan kualitatif dalam komunikasi menekankan pada bagaimana sebuah pendekatan dapat mengungkapkan makna–makna dari konten komunikasi yang ada sehingga hasil - hasil penelitian yang diperoleh berhubungan pemaknaan dari sebuah proses komunikasi yang terjadi.

Menurut Craswell, beberapa asumsi dalam pendekatan kualitatif yaitu:

1. Peneliti kualitatif lebih memerhatikan proses daripada daripada hasil. 2. Peneliti kualitatif lebih memerhatikan interpretasi.

3. Peneliti kualitatif merupakan alat utama dalam mengumpulkan data dan analisis data serta peneliti kualitatif harus terjun langsung ke lapangan, melakukan observasi partisipasi di lapangan.

4. Peneliti kualitatif menggambarkan bahwa peneliti terlibat dalam proses penelitian, interpretasi data, dan pencapaian pemahaman melalui kata atau gambar.

5. Proses penelitian kualitatif bersifat induktif di mana peneliti membuat konsep, hipotesa dan teori berdasarkan data lapangan yang diperoleh serta tersu mengembangkannya di lapangan dalam proses ”jatuh-bangun”. (Bungin,2006:307).

Metode kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik (utuh), dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang almiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. (Moleong, 2004: 6).


(33)

Menurut Bogdan dan Taylor metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. (Moleong, 2004: 4).

Alasan peneliti mengapa memilih metode kualitatif dalam penelitihan ini, dari penjelasan-penjelasan di atas apabila melihat dari studi penelitihan dalam penelitihan ini. Metode Kualitatiflah yang dirasa peneliti cocok untuk digunakan pada penilitian Gaya Hidup Fansclub Terhadap Idolanya. Yang mana, dalam penelitian ini bermaksud untuk mengetahui fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian yaituFansclub VirginityLampung, Secara holistik (utuh).

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah :

1. Makna yang dikomunikasikan Fansclub VirginityLampung melalui atribut fashion/style yang dikenakan pada penampilan mereka.

2. Kecenderungan anggota Fansclub Virginity Lampung dalam memahami ekspresi dari sosok idola yang mereka idolakan.

3. Istilah-istilah yang digunakan dalam berkomunikasi pada Fansclub VirginityLampung.

C. Penentuan Informan

Teknik pemilihan informan adalah teknik purposive (disengaja). Menurut Singarimbun dan Sofyan Effendi (2000: 35) teknik purposive bersifat tidak acak, dimana subjek penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan


(34)

tertentu. Menurut Spradley dalam Moleong (2004: 165), informan harus memiliki beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan, yaitu:

1. Subjek yang telah lama intensif menyatu dengan suatu kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian penelitian dan ini biasanya ditandai oleh kemampuan memberikan informasi diluar kepala tentang sesuatu yang ditanyakan.

2. Subjek masih terikat penuh serta aktif pada lingkungan dan kegiatan yang menjadi sasaran penelitian.

3. Subjek mempunyai cukup banyak waktu dan kesempatan untuk dimintai informasi.

4. Subjek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau dikemas terlebih dahulu dan mereka relatif masih lugu dalam memberikan informasi.

Berdasarkan kriteria yang disebutkan diatas dan prariset yang dilakukan penulis, maka informan dalam penelitihan ini yaitu ketua,lima orang anggota yang semuanya terdiri dari anggota yang masih aktif sampai saat ini di fansclub VirginityLampung. Dan berdasarkan penentuan informan yang hanya berdomisili di Bandar Lampung saja, alasan penulis memilih informan yang berdomisili di Bandar Lampung dikarenakan kedekatan tempat, efesiensi waktu dan informan yang terpilih pun sudah cukup mewakili untuk menggali lebih dalam penelitihan penulis. Dari informan yang sudah ada mengaku belum pernah diteliti sebelumnya sehingga hal ini menarik untuk diteliti.


(35)

Alasan pemilihan informan dalam penelitian ini adalah :

1. Informan mempunyai cukup informasi terkait dengan permasalahan.

2. Ketua merupakan salah satu pendiri komunitas dan memiliki banyak pengetahuan tentangVirginityLampung.

3. Informan cukup mewakili semua anggota yang masih aktif dan terkait penuh dalamVirginityLampung.

Apabila penulis merasa kekurangan dalam pengambilan data dari informan yang dimaksud, tidak menutup kemungkinan untuk menambah jumlah informan dalam penelitian ini.

D. Sumber Data

Menurut Lofland dalam Moleong (2004:157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dengan cara menggali dan mengumpulkan informasi dari informan yang dianggap mengetahui segala permasalahan yang akan diteliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini didapat dari studi literatur (buku, koran, majalah, artikel, dan lain-lain), dan internet.


(36)

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara mendalam

Proses pengumpulan data dengan mengajukan berbagai pertanyaan secara langsung dengan informan yang dianggap mengetahui secara rinci permasalahan penelitian berkaitan bagaimanaLife style(Gaya Hidup)Fansclub terhadap idolanya Metode ini dilakukan agar mendapatkan data yang lebih lengkap.

2. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung ke lokasi tempat VirginityLampung berada.

3. Dokumentasi

Bahan dokumen foto yang diperoleh dari objek penelitian yang menggambarkanLife style(Gaya Hidup)VirginityLampung.

4. Studi kepustakaan (studi literatur)

Studi kepustakaan digunakan sebagai penunjang landasan teori yang ada dalam penulisan penelitian ini agar diperoleh hasil yang optimal. Studi kepustakaan dilakukan untuk mengumpulkan data atau keterangan dengan cara membaca berbagai macam buku literatur maupun artikel yang ditulis oleh para ahli yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk mendapatkan landasan serta pengertian secara teoritis dan mendalam.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya


(37)

menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2005:248).

Proses analisis data kualitatif dilakukan dengan tahap sebagai berikut : 1. Reduksi Data

Merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, mengabstrakkan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dimana setelah peneliti memperoleh data, harus lebih dulu dikaji kelayakannya dengan memilih data mana yang benar-benar dibutuhkan dalam penelitian ini.

2.Display(Penyajian Data)

Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang disesuaikan dan diklarifikasi untuk mempermudah peneliti dalam menguasai data dan tidak terbenam dalam setumpuk data.

3.Verifikasi(Menarik Kesimpulan)

Kesimpulan selama penelitian berlangsung makna-makna yang muncul dari data yang di uji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya sehingga diperoleh kesimpulan yang jelas kebenaran dan kegunaannya.


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Dengan metode deskriptif, kita menghimpun data, menyusun secara sistematis, faktual dan cermat (Rakhmat, 1995: 22, 27).

Desain penelitian deskriptif lebih banyak digunakan untuk penelitian dengan menggunakan teori konvensional dalam komunikasi, untuk menjelaskan hubungan antara media dengan pemirsa, untuk menjelaskan efek media atau untuk menjelaskan hubungan antara sumber berita, media, dan masyarakat dengan hanya melihat problem statement-nya sebagai hal yang dapat dideskripsikan (Bungin,2006:311).

Penelitian deskriptif bertujuan melukiskan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, dan sebagainya yang merupakan obyek penelitian. Pelaksanaannya tidak terbatas kepada pengumpulan data saja melainkan juga analisis dan interpretasi dari data tersebut.


(39)

Pendekatan kualitatif dalam komunikasi menekankan pada bagaimana sebuah pendekatan dapat mengungkapkan makna–makna dari konten komunikasi yang ada sehingga hasil - hasil penelitian yang diperoleh berhubungan pemaknaan dari sebuah proses komunikasi yang terjadi.

Menurut Craswell, beberapa asumsi dalam pendekatan kualitatif yaitu:

1. Peneliti kualitatif lebih memerhatikan proses daripada daripada hasil. 2. Peneliti kualitatif lebih memerhatikan interpretasi.

3. Peneliti kualitatif merupakan alat utama dalam mengumpulkan data dan analisis data serta peneliti kualitatif harus terjun langsung ke lapangan, melakukan observasi partisipasi di lapangan.

4. Peneliti kualitatif menggambarkan bahwa peneliti terlibat dalam proses penelitian, interpretasi data, dan pencapaian pemahaman melalui kata atau gambar.

5. Proses penelitian kualitatif bersifat induktif di mana peneliti membuat konsep, hipotesa dan teori berdasarkan data lapangan yang diperoleh serta tersu mengembangkannya di lapangan dalam proses ”jatuh-bangun”. (Bungin,2006:307).

Metode kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik (utuh), dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang almiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. (Moleong, 2004: 6).


(40)

Menurut Bogdan dan Taylor metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. (Moleong, 2004: 4).

Alasan peneliti mengapa memilih metode kualitatif dalam penelitihan ini, dari penjelasan-penjelasan di atas apabila melihat dari studi penelitihan dalam penelitihan ini. Metode Kualitatiflah yang dirasa peneliti cocok untuk digunakan pada penilitian Gaya Hidup Fansclub Terhadap Idolanya. Yang mana, dalam penelitian ini bermaksud untuk mengetahui fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian yaituFansclub VirginityLampung, Secara holistik (utuh).

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah :

1. Makna yang dikomunikasikan Fansclub VirginityLampung melalui atribut fashion/style yang dikenakan pada penampilan mereka.

2. Kecenderungan anggota Fansclub Virginity Lampung dalam memahami ekspresi dari sosok idola yang mereka idolakan.

3. Istilah-istilah yang digunakan dalam berkomunikasi pada Fansclub VirginityLampung.

C. Penentuan Informan

Teknik pemilihan informan adalah teknik purposive (disengaja). Menurut Singarimbun dan Sofyan Effendi (2000: 35) teknik purposive bersifat tidak acak, dimana subjek penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan


(41)

tertentu. Menurut Spradley dalam Moleong (2004: 165), informan harus memiliki beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan, yaitu:

1. Subjek yang telah lama intensif menyatu dengan suatu kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian penelitian dan ini biasanya ditandai oleh kemampuan memberikan informasi diluar kepala tentang sesuatu yang ditanyakan.

2. Subjek masih terikat penuh serta aktif pada lingkungan dan kegiatan yang menjadi sasaran penelitian.

3. Subjek mempunyai cukup banyak waktu dan kesempatan untuk dimintai informasi.

4. Subjek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau dikemas terlebih dahulu dan mereka relatif masih lugu dalam memberikan informasi.

Berdasarkan kriteria yang disebutkan diatas dan prariset yang dilakukan penulis, maka informan dalam penelitihan ini yaitu ketua,lima orang anggota yang semuanya terdiri dari anggota yang masih aktif sampai saat ini di fansclub VirginityLampung. Dan berdasarkan penentuan informan yang hanya berdomisili di Bandar Lampung saja, alasan penulis memilih informan yang berdomisili di Bandar Lampung dikarenakan kedekatan tempat, efesiensi waktu dan informan yang terpilih pun sudah cukup mewakili untuk menggali lebih dalam penelitihan penulis. Dari informan yang sudah ada mengaku belum pernah diteliti sebelumnya sehingga hal ini menarik untuk diteliti.


(42)

Alasan pemilihan informan dalam penelitian ini adalah :

1. Informan mempunyai cukup informasi terkait dengan permasalahan.

2. Ketua merupakan salah satu pendiri komunitas dan memiliki banyak pengetahuan tentangVirginityLampung.

3. Informan cukup mewakili semua anggota yang masih aktif dan terkait penuh dalamVirginityLampung.

Apabila penulis merasa kekurangan dalam pengambilan data dari informan yang dimaksud, tidak menutup kemungkinan untuk menambah jumlah informan dalam penelitian ini.

D. Sumber Data

Menurut Lofland dalam Moleong (2004:157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dengan cara menggali dan mengumpulkan informasi dari informan yang dianggap mengetahui segala permasalahan yang akan diteliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini didapat dari studi literatur (buku, koran, majalah, artikel, dan lain-lain), dan internet.


(43)

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara mendalam

Proses pengumpulan data dengan mengajukan berbagai pertanyaan secara langsung dengan informan yang dianggap mengetahui secara rinci permasalahan penelitian berkaitan bagaimanaLife style(Gaya Hidup)Fansclub terhadap idolanya Metode ini dilakukan agar mendapatkan data yang lebih lengkap.

2. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung ke lokasi tempat VirginityLampung berada.

3. Dokumentasi

Bahan dokumen foto yang diperoleh dari objek penelitian yang menggambarkanLife style(Gaya Hidup)VirginityLampung.

4. Studi kepustakaan (studi literatur)

Studi kepustakaan digunakan sebagai penunjang landasan teori yang ada dalam penulisan penelitian ini agar diperoleh hasil yang optimal. Studi kepustakaan dilakukan untuk mengumpulkan data atau keterangan dengan cara membaca berbagai macam buku literatur maupun artikel yang ditulis oleh para ahli yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk mendapatkan landasan serta pengertian secara teoritis dan mendalam.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya


(44)

menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2005:248).

Proses analisis data kualitatif dilakukan dengan tahap sebagai berikut : 1. Reduksi Data

Merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, mengabstrakkan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dimana setelah peneliti memperoleh data, harus lebih dulu dikaji kelayakannya dengan memilih data mana yang benar-benar dibutuhkan dalam penelitian ini.

2.Display(Penyajian Data)

Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang disesuaikan dan diklarifikasi untuk mempermudah peneliti dalam menguasai data dan tidak terbenam dalam setumpuk data.

3.Verifikasi(Menarik Kesimpulan)

Kesimpulan selama penelitian berlangsung makna-makna yang muncul dari data yang di uji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya sehingga diperoleh kesimpulan yang jelas kebenaran dan kegunaannya.


(45)

91 .

Gambar7. Model Rangkuman Pembahasan

Gaya HidupFansclubTerhadap Idolanya dalamFansclub VirginityLampung

Makna yang dikomunikasikan

Fansclub VirginityLamoung melalui atribut fashion/style.

T-Shirt, Polo-Shirt, kaos

Virginitydan berkalung kartu tanda tanda anggota

VirgintyLampung, memakai gelang-gelangan serta gaya rambut seperti potongan

seorang laki-laki

Dimaknai untuk menunjukkan identitas

dan kekreatifan

VirginityLampung untuk meniru sosok

Media sebagaicara untuk menyampaikan seberapa besar rasa ngefans/pengidolaa n terhadap sosok

idolanya.

Ekspresi dari sosok

idolanya. Penggunaan istilah

berkomunikasi

Kecendrungan pemahaman

VirginityLampung terhadap sosok idolanya ialah : enerjik, aktraktif,

riang dan gimbira.

Hampir sama seperti kebanyakan

orang, menggambarkan suasana hati yang dirasakan pada saat

itu.

Berhubung mereka (The Virgin)public figure, mereka

pandai menutupinya di atas panggung ataupun di depan

para penggemarnya.

Istilah-istilah mengenaiFansclub

VirginityLampung dan hanya diketahui

Fansclub Virginity Lampung saja. Istilah-istilah yang dipakai dan diketahui oleh komunitas, Fansclublainnya maupun orang lain.


(46)

Setelah penulis mendapatkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis menggunakan penelitian terdahulu yang penulis cantumkan di Bab II sebagai perbandingan dan pengujian secara empirik hasil yang telah didapat dengan hasil-hasil penelitian yang lain. Ilmu merupakan sesuatu yang berkembang terus menerus seiring berkembangnya zaman. Sehingga diperlukan referensi penelitian terdahulu untuk mencegah penduplikasian maupun pengulangan penelitian.

Seperti dapat dilihat dari penelitian terdahulu di Bab II mengenai gaya hidup seseorang dari hasil peniruan sosok idolanya di dalam suatu komunitas ataupun Fansclubdan sebagainya yang berkaitan. Menandakan ketertarikan orang-orang meneliti suatu yang berhubungan gaya hidup seseorang dari hasil peniruan sosok idolanya di dalam suatu komunitas maupun Fansclub. Dalam penelitihan seperti ini merupakan suatu fenomena yang sekarang sedang tren di tengah masyarakat kita. Untuk itu, penulis sangat tertarik untuk menambahkan dan mengisi penelitian-penelitian tersebut mengenai gaya hidupFansclub(Fansclub Virginity Lampung).

Selain itu, dari beberapa penelitian terdahulu yang di cantumkan di Bab II yang berkaitan dengan komunitas dan Fansclub yaitu Penelitian tentang komunitas punk yaitu “Gaya Hidup Komunitas PUNK Di Yogyakarta” yang membahas tentang ideologi komunitas punk. Lebih menekankan pada kehidupan sehari – hari komunitas ini. Komunitas graffititerhadap satu penelitihan terdahulu “Gaya Hidup Komunitas Graffiti” membahas tentang gaya hidup komunitas graffiti


(47)

yang terdiri dari cara berpenampilan, penggunaan tagging dan penggunaan istilah.

Dari pengamatan dan analisi penulis terhadap dua penelitihan terdahulu tersebut, belum ada yang membahas secara detail dan mengkhususkan gaya hidup para anggota komunitas ataupun anggota Fansclub yang menerapkan gaya hidupnya dari meniru sosok idola yang diidolakannya. Padahal fenomena yang seperti inilah yang menjadi tren di tengah-tengah masyarakat kita saat ini, dan yang menjadikan fenomena inilah juga perlu diketahui dan diteliti bagaimanakah gaya hidup mereka ditengah globalisasi dan perkembangan zaman. Apalagi di dalam masyarakat sekarang, fenomena semacam ini mulai semakin banyak keberadaannya dan mendapatkan perhatian yang cukup baik khususnya di Bandar Lampung dengan dibuktikannya banyak sekali bermunculan Fensclub-Fansclub yang mengatas namakan Fansclub suatu musik atau band dan yang lainnya.

Ditambah lagi dengan penelitihan terdahulu yang membahas gaya hidup suatu komunitas dan Fansclub, belum ditemukan penelitihan yang membahas mengenaiFansclub musik, band seperti Fansclub VirginityLampung Yang ada penelitian mengenai gaya hidup komunitas punk yang memiliki indikator yang berbeda dengan Fansclub Virginity Lampung. Punk berbeda jauh dengan Fansclub Virginity Lampung, karena punk memiliki ideologi yang harus dipegang teguh, dalam hal berpakaian pun komunitas punk memiliki keterbedaan dan menunjukkan komunitas dengan berpakaian yang berbeda dengan orang lain.


(48)

Sedangkan dalam hal ini penulis mendapatkan bahwa Fansclub Virginity Lampung merupakan Fansclub yang lebih fleksibel dan bebas dalam mengekspresikan dan menentukan gaya hidup masing-masing anggotanya. Sehingga tidak mementingkan cara berpenampilannya maupun identitas yang berbeda dengan masyarakat, namun kebersamaan dan kekompakan dalam Fansclub yang lebih diutamakan. Selain itu, pada kreatifitas dan keterampilan dalam karya yang lebih menonjolkan dan terus diasa agar lebih dikenal oleh masyarakat dibindingkan suatu tren gaya hidup.

Secara teoritis, penulis mengharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi khususnya serta dapat menjadi referensi bagi mahasiswa lainnya yang ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan gaya hidup Fansclub terhadap idolanya khususnya pada Fansclub Virginity Lampung.. Penelitian ini juga dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman baru kepada khalayak sehingga dapat mengetahui bagaimana gaya hidup Fansclub musik Virginity Lampung, seperti makna apa dikomunikasikan Fansclub VirginityLampung melalui atribut fashion/style yang di kenakan pada penampilan mereka, mengetahui kecendrungan anggota Fansclub Virginity Lampung dalam memahami ekspresi dari sosok idola yang mereka idolakan dan mengetahui istilah-istilah yang digunakan sesama anggota Fansclub dalam Fansclub VirginityLampung.


(49)

Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya mengenai gaya hidup Fansclub terhadap idolanya yang menggunakan metode kualitatif dan interaksional simbolik sebagai pendukung teorinya dalam penelitihan ini. Dengan indikator-indikator makna yang dikomunikasikan Fansclub melalui atribut fashion/style, kecendrungan anggota Fansclub dalam memahami ekspresi dari sosok idola yang diidolakan serta istilah-istilah yang digunakan dalam berkomunikasi pada Fansclub. Sehingga memunculkan perkembangan penelitihan-penelitihan baru mengenai Fansclub musik khususunyaFansclub VirginityLampung.

Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran, tambahan informasi, pengetahuan, serta gambaran informasi akan gaya hidup Fansclub terhadap idolanya khususnya Fansclub Virginity Lampung diantara Fansclub-Fansclub subkultur lainya. Sehingga terciptanya hubungan baik dan saling menghargai antar Fansclub dengan masyarakat yang ada dalam lingkungan masyarakat.


(50)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Gaya hidup merupakan perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri. Dalam Fansclub Virginity Lampung, gaya hidup dapat dilihat dari makna apa yang dikomunikasikan melalui atribut fashion/style yang dikenakan, kecendrungan dalam memahami ekspresi dari sosok idola yang diidolakan dan istilah-istilah yang digunakan dalam berkomunikasi padaFansclub.Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Komunikasi yang terbentuk melalui atribut fashion/style yang dikenakan Fansclub Virginity Lampung pada penampilan mereka terlihat pada saat mereka melakukan kegiatan kumpul rutinan seperti penggunaan kaos Virginity pusat maupun kaos Virginity Lampung, serta mengalungkan kartu tanda anggotaFansclub Virginity Lampung sebagai identitas mereka di keanggotaan Fansclub Virginity Lampung. Selain itu, penampilan sehari-hari Fansclub Virginity Lampung sama saja dengan anak muda yang mengikuti perkembangan zaman seperti :T-Shirt,Polo-Shirtkemeja, jumper, celana jeans denim, dan sepatu. Dan aksesoris seperti


(51)

gelang-gelangan karet maupun rajutan ditangan juga jam tangan serta gaya rambut yang dominan seperti gaya potongan rambut laki-laki pada umumnya. Fansclub Virginity Lampung membebaskan tiap-tiap anggotanya untuk mengeksplor gaya berpenampilannya sesuai dengan style yang diinginkannya.

2. Kecenderungan setiap anggota Fansclub Virginity Lampung dalam memahami ekspresi dari sosok idola yang mereka idolakan, memiliki pemahaman yang berbeda-beda tergantung bagaimana cara mereka membangun kedekatan emosional yang terjalin antara anggota Fansclub Virginity Lampungdengan sosok idola yang mereka idolakan, baik melalui pengamatan secara langsung tatap muka ketika anggotaFansclub Virginity Lampung bertemu dengan kedua personil The Virgin, maupun ketika melalui media. Dan melalui tingkat pemahaman ekspresi dari sosok idola yang mereka idolakan inilah dapat dinilai setiap anggota Virginity Lampung seberapa besar pengidolaannya.

3. Dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesama anggota-anggotanya, selain bahasa sehari-hari, Fansclub Virginity Lampung juga menggunakan istilah-istilah untuk memudahkan peroses berkomunikasi dengan meringkas kata dan juga identifikasi kelompok yang sering digunakan saat sedang berkumpul maupun bersenda gurau bersama teman-teman sesama di Fansclub Virginity Lampung yang maknanya hanya diketahui oleh anggota Fansclub. Serta istilah-istilah mengenai Fansclub Virginity Lampung yang biasanya digunakan saat berkumpul rutinan


(52)

maupun di luar kumpul rutinan yang maknanya tidak hanya diketahui Fansclub Virginity Lampung namun juga diketahui oleh Fansclub Virginitydi Indonesia lainnya.

Berdasarkan kesimpulan di atas, apabila dilihat dari aspek Ilmu Komunikasi pada penelitian ini. Bagaimana makna itu tercipta dan dapat disepakati bersama, yang mana di dalam penelitian ini mengupas mulai dari makna apa yang dikomunikasikan Fansclub Virginity Lampung melalui atribut fashion/style, kecendrungan anggota Fansclub Virginity Lampung dalam memahami ekspresi dari sosok yang mereka idolakan dan istilah-istilah digunakan dalam berkomunikasi pada Fansclub Virginity Lampung.

Dari ketiga hal inilah dapat dilihat bahwa peran dari hasil penelitihan bagi Ilmu Komunikasi terlihat. Yang mana, dalam berinteraksi individu tidak bisa dilepaskan dari proses komunikasi, karena awalnya makna itu tidak ada artinya, sampai pada akhirnya di konstruksi secara interpretif oleh individu melalui proses interaksi, untuk menciptakan makna yang dapat disepakati bersama.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memiliki beberapa saran yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis


(53)

lainnya terkait mengenaiFansclub musik/band, Fansclub Virginitydan Fansclub VirginityLampung seperti ketertarikan atau minat seseorang untuk bergabung diFansclub Virginity.

2. Harapan penulis padaFansclub Virginityyang ada di Lampung agar tetap eksis dan lebih mengembangkan rasa kekeluargaannya dengan melakukan acara-acara positif yang bermanfaat dengan cara terus menjalin silahtuhrahmi antar Fansclub-Fansclub yang terkumpul di Bandar Lampung, dan rutin mengadakan acara-acara yang postif yang berbau kesosialan seperti memiliki rasa peduli yang tinggi terhadap musibah yang terjadi di lingkungan sekitar dan segera tanggap untuk membantu sesama supayaFansclub Virginity Lampung lebih dikenal lagi oleh masyarakat.

3. Untuk pemerintah Bandar Lampung agar lebih mengapresiasi para perkumpulan Fansclub-Fansclub yang ada khususnya Fansclub dalam artian Fansclub yang positif seperti Fansclub musik atau band untuk memberikan ruang publik dan membuat agenda perkumpulan, baik itu perkumpulan untuk menjalin silahtuhrahmi ataupun perlombaan menampilkan kereatifitas dari masing-masing Fansclub untuk meningkatkan rasa persaudaraan di tengah masyarakat sehingga meminimalisir perpecahan.


(54)

(Skripsi)

Oleh

Ahmad Faruk Fahlemban

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(55)

xxii

Gambar Halaman

Gambar 1. Awand Psakitan... 43

Gambar 2. Ni Wayan Budiarini ... 44

Gambar 3. Cynthia Tyas ... 45

Gambar 4. Dea Luxita Guntala ... 46

Gambar 5. Nur Luthfiya... 47

Gambar 6. Ratna Mitha Sari ... 48


(56)

xxiii

Tabel Halaman

Tabel 1. Matrik penelitian terdahulu ... 11 Tabel 2. Daftar InformanFansclub Virginity Lampung ... 42 Tabel 3. Istilah-istilah dalam Fansclub Virginity Lampung ... 69


(57)

xx

Halaman I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 8

B. Teoritik... ... 17

1. Gaya Hidup ... 17

2. Fansclub ... 18

3. Virginity Lampung Sebagai Kelompok Sosial ... 18

4. Idola... 21

5. Landasan Teori... 21

5.1. Teori Interaksional Simbolik... 21

6. Kerangka Pemikiran... 24

6.1. Bagan Kerangka Pikir ... 26

III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian ... 27

B. Fokus Penelitian ... 29

C. Penentuan Informan ... 29

D. Sumber Data... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 32

F. Teknik Analisis Data ... 32

IV.GAMBARAN UMUM A. Gambaran UmumThe Virgin... 34

1.Sejarah TerbentuknyaThe Virgin... 34

B. Gambaran UmumVirginityLampung... 37

1. Sejarah TerbentuknyaVirginityLampung... 37

2. Struktur Organisasian dan Keanggotaan ... 38

2.1.Bagan Struktur OrganisasiVirginityLampung... 40

3. Visi dan MisiVirginityLampung ... 40

3.1 Visi ... 40

3.2 Misi... 41

4. Tujuan dan FungsiFansclub VirginityLampung ... 41


(58)

xxi

2. Kegiatan di luar kumpul rutinan... 43

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 44

1.Identitas Informan ... 44

1.1. Informan Pertama... 45

1.2. Informan Kedua ... 46

1.3. Informan Ketiga ... 47

1.4. Informan Keempat ... 48

1.5. Informan Kelima ... 49

1.6. Informan Keenam ... 50

2. Gaya HidupFansclub VirginityLampung... 51

2.1. Makna Apa yang DikomunikasikanFansclub Virginity Lampung melalui Atribut Fashion/style yang Dikenakan Pada Penampilan Mereka... 51

2.2. Kecenderungan AnggotaFansclub VirginityLampung Dalam Memahami Ekspresi Dari Sosok yang Mereka Idolakan ... 63

2.3. Istilah-istilah yang Digunakan Dalam Berkomunikasi Pada FansclubVirginity Lampung ... 70

B. Pembahasan ... 75

1.1 Makna yang DikomunikasikanFansclub VirginityLampung Melalui Atribut Fashion/style yang Dikenakan Pada Penampilan Mereka ... 76

1.2 Kecenderungan AnggotaFansclub Virginity Lampung Dalam Memahami Ekspresi dari Sosok Idola yang Mereka Idolakan ... 81

1.3 Istilah-istilah yang Digunakan Dalam Berkomunikasi Pada Fansclub Virginity Lampung ... 85

VI.KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 96

B.Saran…... 98 DAFTAR PUSTAKA


(59)

Oleh

Ahmad Faruk Fahlemban Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI

Pada

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(60)

(Skripsi)

Oleh

AHMAD FARUK FAHLEMBAN 0856031002

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(61)

………..

Maka bersabarlah, sungguh, kesudahan (yang baik)

adalah bagi orang yang bertakwa

(Hud:49)

Jika engkau menginginkan sesuatu, maka pelan-pelanlah

(tenanglah), hingga Allah akan menunjukkan padamu

jalan keluarnya.

(HR. Bukhari)

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal,

tapi bangkit kembali setiap kita jatuh.

(confusius)

Tangan ke atas berdoa kepada sang maha, Hadap ke

bawah menguatkan hati, Lihat kiri kanan kita tidak

sendiri, Tatap ke depan menggapai impian, Semoga


(62)

Teriring rasa syukur dan cintaku kepada Sang Pencipta yang Maha Kasih,Allah SWT yang selalu melimpahkan

kebahagian bagi umatNya..

Bismillahirohmannirrohim…

Kupersembahkan karyaku ini kepada.. Bak dan Alm Ibundaku tersayang

Untuk segala pengorbanannya yang tiada henti memberi cinta dan kasih sayang yang tulus, serta iringan doa

yang tidak

pernah terputus disetiap perjalanan langkah anakmu ini..

Kakak-kakakku terhebat

Hj. lenni Desiani, Amdk, Ricca Syuryani, S.Sos, Napolion Fitra, S.E, serta kakak-kakak iparku Hi. Ir Tavip

Priyono, Faisal Hutasuhut.

Untuk segala doa, motivasi, bantuan, serta sumber inspirasiku yang mampu

menghantarkanku hingga ke jenjang perguruan tinggi. Terimakasih telah memberikan

persaudaraan yang indah dan menunjukkan serta mengajariku segala hal..

Semua teman, keluarga, dan orang-orang yang menyayangiku… Almamater tercinta..

Terimakasih untuk segalanya, kalian merupakan sumber semangat dan senyumku


(63)

Nama Mahasiswa : Ahmad Faruk Fahlemban

Nomor Pokok Mahasiswa : 0856031002

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

MENYETUJUI,

1. Komisi Pembimbing

Dr. Abdul Firman Ashaf, S.IP.,M.Si. NIP. 19721111 199903 1 001

2. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si NIP. 19600122 198703 1 004


(64)

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Abdul Firman Ashaf, S.IP.,M.Si. ...

Penguji Utama : Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si ...

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Drs. Agus Hadiawan, M.Si.

NIP. 19580109 198603 1 002


(1)

SANWACANA

Alhamdulillahhirobbil’alamin. Segala puji dan syukur penulis hanturkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan berkah dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktunya sesuai dengan harapan penulis dengan judul “Gaya Hidup Fansclub Terhadap Idolanya” (Studi Pada Virginity Lampung)” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini tak luput dari kesalahan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan yang lebih baik lagi nantinya. Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat dikemudian hari.

Berbekal pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, tanpa adanya bantuan,dukungan, motivasi, dan semangat dari berbagai pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si, Selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si selaku ketua jurusan Ilmu Komunikasi, untuk segala keramahan, kesabaran serta keiklasannya mendidik dan membantu mahasiswa selama ini.


(2)

3. Bapak Dr. Abdul Firman Ashaf, S.IP., M.Si., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan banyak waktu untuk sabar membimbing dan memberikan penulis banyak ilmu dan pengetahuan baru yang bermanfaat.

4. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si., selaku Dosen Pembahas skripsi dan Dosen Pembimbing Akademik penulis yang telah banyak membantu serta memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi penulis.

5. Ibu Dhanik Sulistyarini, S.Sos., MComn&MediaSt, selaku sekretaris jurusan Ilmu Komunikasi, dan seluruh jajaran dosen FISIP Universitas Lampung khususnya jurusan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan bermanfaat selama penulis menuntut ilmu di jurusan ini.

6. Seluruh staf administrasi dan karyawan FISIP Universitas Lampung, khususnya jurusan Ilmu Komunikasi. Pak Johari yang telah membantu kelancaran seminar dan ujian skripsi penulis. Mas Tur dan mas Agus yang selalu ramah dan telah membantu kesiapan ruangan seminar dan ujian skripsi penulis.

7. Ayahanda dan Alm Ibundaku tercinta, beribu terimakasih tak cukup membalas semua keiklasan dan pengorbanan yang selalu memberikan kasih sayang, cinta, perhatian, semangat, dan doa yang tulus dalam membesarkanku selama ini. Mungkin selama ini belum banyak hal yang aku lakukan untuk bisa membuat Ayahanda dan Ibundaku tersenyum bangga, Aku akan selalu berusaha untuk menjadi anak yang bisa membanggakan dan selalu membuat Ayahanda dan Alm Ibundaku tersenyum bahagia. Semoga Allah SWT memberikan balasan dan kebahagiaan yang luar biasa indah untuk Ayahanda dan Alm Ibundaku di dunia maupun akhirat nanti.


(3)

8. Ketiga kakak-kakakku tersayang, Hj Lenni Desiani, Amdk, Ricca Syuryani, S.Sos, Napolion Fitra, S.E. Serta kakak-kakak iparku, Hi. Ir Tavip Priyono, dan Bang Faisal Hutasuhut. Terimakasih untuk segala kasih sayang, perhatian, motivasi, semangat, dan dukungan materi sehingga aku bisa menyelesaikan pendidikan sampai sarjana ini. Maaf jika banyak menyusahkan dan merepotkan dengan segala permintaan selama ini. Doakan aku akan segera sukses agar dapat membalas semua yang telah kalian berikan. Kalian merupakan kakak-kakak terhebatku.

9. Keponakan-keponakanku tersayang, Arif Kusuma Wardana, Alifahap Sari, dan Putri Arafaisa Hutasuhut, Muhammad Faris Hutasuhut yang selalu memberikan keriangan dengan tingkah polos kalian yang lucu dan menggemaskan. Semoga kalian kelak menjadi anak sholeh dan sholehah yang selalu menebar keriangan dan menjadi kebanggaan keluarga ini.

10. Seseorang yang akan mendampingiku kelak, semoga selalu memberikan cinta dan kasih sayang tulus dalam mendampingiku kelak.

11. Sahabat, saudara, teman seangkatan, seru-seruan, dan tempat berbagi suka dan duka, Indra kembung, Ari, (semangat, kita kejar mimpi kita mau siapa pun kita nanti,dengan baju sergam kerja apapun dan kendaraan kita masing-masing, terus jaga persahabatan ini..), Dewa penolong skripsi gw Aji Sakti yanto ( Beneran jay,, lo dewa penolong skripsi gw, makasih ya jay atas semua bantuannya, terus jadi ajay yang baik hati,hahahah ...), Arya Kace (empuhnya PES), Ebon (ayo bon,, yang rajin kuliahnya, jangan futsal aja yang 4SKS heheheh.. *piss), Ambri embew (intonasinya pelan aja embew,gak semua bahan obrolan bisa lo jadiin perdebatan dan kadang” dengerin masukan dari orang lain itu bermanfaat kok,hahahah...), Si Riski idung (jangan senyam-senyum aja dung, semangat


(4)

kuliahnya dung lo pasti bisa ), Bastian (semoga sukses ya bro cita-citanya), Willy kiwil (ayo geh bat ajakin kita-kita liburan ke tempat lonya kpn? ), Amal (bagi-bagi dong es stoknya hahaha...), Jesika, Isti, Elok, Bocil, Alya, Diah, Rani (makasih ya kalian uda mau jadi ibu rumah tangga di persahabatan kita, maaf’n kita-kita ya kalo sering ngerepotin *hiii..), Kita semua memang bukan saudara sedarah tapi nasib dan kebersamaan disaat suka dan duka yang mengentalkan ikatan persaudaraan kita. Terima kasih atas pertualangan yang sudah dilewati, Mari kita kejar impian yang kita inginkan. 12.Fansclub VirginityLampung , Awan, Wayan, Tyas, Dea, Luthfi, Mitha terimakasih telah

membantu proses pengerjaan skripsi ini, semoga pertemanan kita selalu terjaga. Selalu eksis dan sukses untukVirginityLampung. Semangat!

13. Teman-teman komunikasi 2008 :Rara, Nadia, Yulis, Sulis, Yuda, Sandi, Anyun, Jem, Achi, Dwi LG, Pinta, Grace, Ledia, Felin, Embun, Helda Nur, Heldawati, Herda, Memey, Puji, Arimay, Iin, Andin, Fitri, Ajeng, Zilfint, Ayu, Dora, Alpe, Nova, Fitra, Bagus, Ogas, Jafar, Rangga, Mamix, Hendi, Joni, Andi, Duwi, Bastian RM, Tama, Satria, Miftah, Jo, Patrik, Rizky dewa, Reza bean, Oki, Rizky putih, Evan, Ali, Barni, Yudi Terimakasih buat semuanya, kalian teman seangkatan yang hebat. Semangat! Tetap kompak ya!

14. Serta Teman-teman Komunikasi 2005, 2006, 2007, 2009, 2010, 2011 yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, Terimakasih atas rasa peduli dan rasa hormat menghormatinya.

15. Keluarga besar HMJ Ilmu Komunikasi UNILA yang telah memberi pengalaman berharga dan pertemanan yang sangat berarti. Sukses selalu buat HMJ Ilmu Komunikasi Unila!


(5)

16. Teman-teman KKN Kelurahan Sumber Sari Banjit, Waykanan: Adia, Nanang, Oktha, Eka Reni 40 hari bareng kalian, benar-benar menyenangkan. Tetap sering-sering kumpul dan main bareng ya..

17. Semua teman-teman SD, SMP, SMA penulis. 18. Almamater tercinta.

19. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT selalu merekatkan kita dan memberikan kebaikan dalam hidup hingga akhir nanti,Amiin.

Penulis,


(6)

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ahmad Faruk Fahlemban

NPM : 0856031002

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Alamat Rumah : Perum Palem Permai I No:9 Blok A/I Haji Mena. No HP/Tlp Rumah : 085378859060

Dengan ini menyatakan, bahwa skripsi saya yang berjudul Gaya Hidup Fansclub Terhadap Idolanya (Studi Pada Virginity Lampung) adalah benar-benar hasil karya sendiri, bukan plagiat (milik orang lain) ataupun dibuatkan oleh orang lain. Apabila dikemudian hari hasil penelitian/skripsi saya, ada pihak-pihak yang merasa keberatan maka saya akan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku dan siap untuk dicabut gelar akademik saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam tekanan pihak-pihak manapun.

Bandar Lampung, 02 Februari 2012 Saya yang menyatakan,

Ahmad Faruk Fahlemban NPM. 0856031002