8 “Autistic Disosrder AD is one of the most researched of all
childhood developmental disorder. It is one of five Pervasive Deevelopmental Disorders PDD describe in the Diagnostic and
Statistical Manual-Four Edition-Text Revision DSM-IV-TR; APA, 2000. PDDs are a group of neurodevelopmental disorders that
share a common set of clinic symptoms. These include impairment in socialization, abnormal language development, and restricted
repertoire of behaviours and interest”. Dapat diartikan bahwa gangguan autis merupakan salah satu yang
paling banyak diteliti pada gangguan perkembangan masa kanak-kanak dan merupakan salah satu dari 5 gangguan perkembangan pervasive
PDDs yang dideskripsikan ke dalam DSM-IV tahun 2000. PDDs atau gangguan perkembangan pervasif adalah sebuah kelompok gangguan
perkembangan emosi yang memberikan sebuah kumpulan keadaan gejala-gejala klinik yang termasuk dalam kelemahan atau
ketidakmampuan dalam bersosialisasi, gangguan bahasa, keterbatasan pembendaharaan pada perilaku dan perhatianminat.
2. Karakteristik Anak Autis
Joko Yuwono 2012: 28, mengemukakan ciri-ciri anak autis yang dapat diamati sebagai berikut:
a. Perilaku , antara lain cuek terhadap lingkungan, perilaku tak terarah seperti mondar-mandir, lari-lari, manjat-manjat, berputar-putar,
lompat-lompat dan sebagainya, kelekatan terhadap benda tertentu, rigid routine tantrum, obsessive-compulsive behaviour, dan
terpukau terhadap benda yang berputar-putar atau benda yang bergerak. Ciri-ciri perilaku anak autis menurut Joko Yuwono
2012: 44-56 , terbagi menjadi perilaku agresif, perilaku menyakiti
9 diri sendiri self injury, perilaku rigid routine, perilaku self
stimulation, perilaku sosial, dan perilaku fixations. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1 Perilaku agresif, perilaku agresif apada anak autis yang muncul seperti kemarahan yang meledak-ledak tantrum seperti
memukul, mencambak, menendang-nendang, memberantakan benda atau menggigit orang lain.
2 Perilaku menyakiti diri sendiri self injury, perilaku menyakiti diri sendiri self injury seperti menjambak rambut sendiri dan
menggigit atau membenturkan kepalanya sendiri ke dinding atau ke lantai.
3 Perilaku rigid routine, perilaku rigid routine seperti cenderung belajar dengan guru tertentu, cenderung belajar dengan materi
atau alat belajar tertentu, dan pola duduk saat pembelajaran belajar berlangsung.
4 Perilaku self stimulation, perilaku self stimulation seperti perilaku hand flapping atau mengepak-mengepakkan tangan,
memutar-mutar badan sendiri, menggoyang-goyangkan kaki, perilaku flapping menggunakan benda, kelekatan terhadap
benda, menuntut sesuatu untuk tidak berpindah dan berbicara terus-menerus tentang topik tertentu