PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN KESELURUHAN DAN BAGIAN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR PASSING ATAS BOLAVOLI PADA SISWA KELAS X SMA N I RUMBIA LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013
PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN KESELURUHAN DAN BAGIAN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR
PASSING ATAS BOLAVOLI PADA SISWA KELAS X SMA N I RUMBIA LAMPUNG TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
OLEH
ARDIANSYAH
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
(2)
ii
ABSTRAK
PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN KESELURUHAN DAN BAGIAN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR
PASSING ATAS BOLAVOLI PADA SISWA KELAS X SMA N I RUMBIA LAMPUNG TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh ARDIANSYAH
Pembimbing :
Drs. Sudirman Husin, M.Pd. Drs. Akor Sitepu, M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran
keseluruhan dan bagian terhadap keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli. Sampel sebanyak 60 siswa yang diambil dari populasi siswa kelas X SMA N I Rumbia, Lampung Tengah yang dibagi dalam 3 kelompok.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain penelitian pre test, ordinal pairing, treatment, post test. Teknik pengambilan data menggunakan test keterampilan gerak dasarbolavoli. Teknik analisis data menggunakan Analisis Varians ( ANAVA).
Hasil analisis data menunjukan bahwa metode pembelajaran keseluruhandapat meningkatkan keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli secara signifikan
50,849 > 3,15) begitu pula pada metode pembelajaran bagian menujukan peningkatan secara signifikan ( 54,145 > 3,15).
Perbedaan pengaruh menunjukan bahwa metode pembelajaran bagianlebih efektif dalam meningkatkan keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli dibandingkan dengan metode pembelajaran keseluruhan ( 3,296 > 3,15).
(3)
1.
Tim PengujiKetua
MENGESAEKAN
: Ilrs. Sudirman Husin, M.?d.
Sekretaris
: I , . :l'.''t,r.
, . 'r:-iir, 'i : "l r:r '::ii _: ' :li::l :;* h 1 Penguji
Bukan Pembimbi#
(4)
Program Studi
Jurusan
Fakultas
:Pembimbingl
-ATAS
BOLA}OLI
PADA SISWA KELAS XSMA N
I
RTMBIA LAMPUNG TENGAH TAHUNPELAJARAN 2012/2013 Narna
Mahasiswa
': ArdiansyahNo. Pokok Mahasiswa'.: 08130510t)?
: Pendldikan Jasmani Kecehatan.dan Rekreasi
.,,
I.i:r::- , ri.Y:. . ,.. ,..:::,..,.. ... _. l... fiu;P:erdidifthn.r :,:. ,.
',. t:, :i.:r tl'r: ri iri . l:'.i: ir 'r ':l',
Husin, M.Pd.
198503
I
003Ilrs.
NIP. 195901I7 198403
I
00I2. Ketrra J Ilmu Pendidikan
u***,{H/*;^;,,
dirman
(5)
PER}TYATAA}I
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama
NPM
Tempat/ Tanggal Lahir Alamat
Ardiansyah 0813051007
Rumbia" 15 Desember 1989
Rumbia Lampung Tengah
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul'Perbandingan Metode
Pembelajararr Keseluruhan dan Bagian Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Passing Atas Bolavoli Pada SiswaKelas
x
SMAN I Rumbi4 LampungTengatr Tahun Pelajaran 2012/ 2013' adalah benal-benar hasil karya penulis, bukan hasil menjiplak dan ataupun hasil karya orang lain.Demikian pern$ataan ini penulis buat dengan sebenarnya, apabili dikemudian hari terjadi sesuatu yang tidak benar, maka saya bersedia diberikan sangsi akademik
sesuai yang berlaku di Universitas Lampnng.
Bandm Lampung,24 September 2013 Penulis,
Ardiansyah
NPM.08130s1007
(6)
xii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 6
E . Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian... 7
G. Ruang Lingkup Penelitian... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 8
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 8
2. Prinsip-prinsip Pembelajaran ... 9
B. Pendidikan Jasmani ... 13
C. Keterampilan Gerak ... 14
D. Permainan Bolavoli ... 15
E. Gerak Dasar Permainan Bolavoli ... 16
F. Passing dalam Permainan Bolavoli ... 17
1. Passing Atas ... 18
G. Metode Pembelajaran ... 20
H. Pembelajaran Passing Atas Dengan Metode Keseluruhan ... 20
1. Pengertian Metode Keseluruhan... 20
2. Pelaksanaan Pembelajaran Passing Atas Dengan Metode Keseluruhan... 21
3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Passing Atas Dengan Metode Keseluruhan ... 21
I. Pembelajaran Passing Atas Dengan Metode Bagian ... 22
1. Pengertian Metode Bagian ... 22
2. Pelaksanaan Pembelajaran Passing atas dengan Metode Bagian ... 23
3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Passing Atas Dengan Metode Bagian ... 24
(7)
xiii
J. Kerangka Pikir ... 25
K. Hipotesis ... 27
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 28
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29
1. Populasi ... 29
2. Sampel ... 29
C. Variabel Penelitian ... 30
D. Desain atau Pola Penelitian ... 31
E. Metode Pengumpulan Data ... 33
F. Prosedur Penelitian ... 34
G. Instrumen Penelitan ... 36
H. Teknik Analisis Data ... 38
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 42
1. Deskripsi Data ... 42
2. Uji Prasyarat ... 47
3. Uji Hipotesis ... 48
B.Pembahasan ... 50
V. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 53
B.Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 55
(8)
I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sekolah merupakan salah satu wadah yang berfungsi untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi anak yang beriman, cerdas, disiplin, terampil, bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah dijadikan sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang dalam
penyelenggaraan pendidikanya dilakukan secara terorganisir, sistematis, dan berkesinambungan dengan maksud agar tujuan pendidikan nasional itu sendiri dapat tercapai.
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Pelaksanaan pendidikan jasmani merupakan investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu dan sumber daya manusia indonesia. Hasil yang diharapkan dapat dicapai dalam jangka waktu yang lama melalui upaya pembinaan bagi masayarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan olahraga yang perlu terus dilakukan dengan kesabaran dan keikhlasan untuk berkorban. Untuk mencapai tujuan tersebut harus didukung oleh berbagai hal, baik tenaga pendidik yang bermutu serta program-program pembelajaran yang baik. Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan informal. Di dalam KTSP disebutkan bahwa pengetahuan,
(9)
2
keterampilan, dan sikap yang dikembangkan berdasarkan pemahaman yang akan membentuk kompetisi individual. Hal ini dapat diterapkan kepada siswa melalui proses pendidikan jasmani khususnya pada permainan bolavoli.
Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga permainan beregu, yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari enam pemain. Saat ini bola voli telah berkembang menjadi salah satu cabang olahraga yang di gemari oleh seluruh lapisan masyarakat baik dari anak-anak sampai orang dewasa, laki-laki dan perempuan, masyarakat kota maupun masyarakat desa.
Perkembangan permainan bolavoli di masyarakat cukup pesat, hal ini di sebabkan karena manfaatnya sangat baik bagi pembentukan individu secara keseluruhan dan terdapat unsur sosial kerjasama, serta mudah mendatangkan kesenangan bagi yang bermain. Selain itu permainan bola voli pada sekarang ini bukan hanya merupakan olahraga yang bersifat rekreasi sekedar alat untuk meningkatkan kesegaran jasmani saja, tetapi telah menuntut kualitas prestasi yang setinggi-tingginya baik untuk meningkatkan prestasi diri, mengharumkan nama daerah, bangsa dan negaranya. Maka dari itu, perlu adanya pembinaan prestasi secara serius sejak usia dini, salah satunya adalah jalur pendidikan dengan melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan beregu, kerja sama antara pemain harus saling mendukung agar menjadi regu yang kompak dan tangguh. Dengan demikian, penguasaan teknik dasar permainan bolavoli secara
(10)
dalam melaksanakan teknik-teknik dasar hanya dapat di kuasai dengan baik jika melakukan latihan yang teratur dan terprogram secara tepat. Metode-metode latihan yang tepat akan dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh seorang pemain. Penguasaan teknik dasar permainan bolavoli harus benar-benar diperhatikan sebab teknik dasar dalam permainan bolavoli merupakan salah satu unsur yang turut menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam satu permainan, di samping kondisi fisik, taktik, dan mental.
Dari beberapa ragam teknik dasar permainan bolavoli salah satunya adalah teknik dasar pass atas. Pass atas sangat penting dalam permainan bolavoli karena merupakan langkah awal untuk menyusun serangan. Pelaksanaan pass atas yaitu: “Kedua kaki berdiri selebar bahu, lutut ditekuk dengan badan merendah, kedua tangan diangkat lebih tinggi dari kaki dan jari-jari tangan terbuka membentuk cekungan seperti setengah lingkaran bola, pada saat bola datang lengan diluruskan dengan gerakan eksplosif, pada waktu perkenaan dengan bola jari-jari ditegangkan kemudian diikuti dengan gerakan
pergelangan tangan agar bola dapat memantul dengan baik, setelah bola memantul lanjutkan dengan meluruskan lengan kedepan atas diikuti dengan melangkahkan kaki kedepan dan segera mengambil sikap siap normal
kembali”. Teknik pass atas yang baik dapat diambil seseorang dan menyajikan dengan teman seregunya dengan baik atau mengumpan bola kepada smasher yang selanjutnya dilakukan serangan. Dengan demikian kesuksesan
menciptakan pola-pola penyerangan dan pertahanan banyak di tentukan oleh keakuratan pemain dalam mem-passing bola yang diberikan kepada temannya atau kepada smasher. Karena pentingnya penguasaan teknik pass atas, maka
(11)
4
perlu diadakan latihan secara bersungguh-sungguh dan terus menerus. Menurut Theo klenmann dan Dieter Kruber (1984:38-41), ada beberapa metode atau cara latihan pass atas yaitu: (1) latihan pass atas secara keseluruhan, (2) latihan pass atas kontrol / bagian, (3) latihan pass atas segitiga, (4) latihan pass atas dengan melewati net.
Latihan pass atas secara keseluruhan adalah dengan cara mem-passing atau memantulkan bola ke atas secara langsung dan dilakukan berulang-ulang dengan ketinggian tertentu. Sedangkan latihan pass atas secara bagian adalah dengan cara mem-passing atau memantulkan bola ke atas dengan gerakan awalan, pelaksanaan, dan akhiran.
Setelah penulis amati, penguasaan permainan bolavoli pada siswa SMA N 1 Rumbia masih rendah, khususnya dalam hal menguasai passing atas dalam keterampilan bermain bolavoli. Hal itu disebabkan perkenaan bola pada tangan tidak tepat baik dari awalan, pelaksanaan, dan akhiran, masih banyak siswa yang belum bisa melakukan passing atas dengan baik dan benar, masih banyak siswa yang hanya menggunakan passing bawah, dan penyelesaian akhir yang kurang efektif. Metode pembelajaran yang monoton membuat proses
pembelajaran membosankan, hal ini terlihat pada saat penulis melakukan penelitian pendahuluan.
Dari uraian diatas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang:
“Perbandingan metode pembelajaran keseluruhan dan bagian terhadap keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli pada siswa kelas X SMA
(12)
Untuk mengetahui hal tersebut, maka perlu dikaji dan diteliti secara lebih mendalam baik secara teori maupun praktek melalui penelitian eksperimen.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya pengetahuan siswa dalam menguasai permainan bolavoli dengan menggunakan passing atas.
2. Kurangnya pengetahuan siswa dalam menguasai passing atas bolavoli dengan menggunakan metode pembelajaran keseluruhan dan bagian. 3. Masih banyaknya siswa yang gagal atau kurang baik dalam melakukan
passing atas.
4. Metode pembelajaran yang diberikan oleh guru monoton sehingga membosankan siswa dalam belajar pass atas.
C.Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, untuk memudahkan penelitian perlu pembatasan yang berdasarkan tujuan dari penelitian ini, adapun pembatasan masalah tersebut adalah pembelajaran passing atas dengan metode pembelajaran keseluruhan dan bagian terhadap keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli pada siswa kelas X SMA Negeri I Rumbia Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013.
(13)
6
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh metode pembelajaran keseluruhan terhadap
keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli pada siswa kelas X SMA Negeri I Rumbia Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013?
2. Apakah ada pengaruh metode pembelajaran bagian terhadap keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli pada siswa kelas X SMA Negeri I Rumbia Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013?
3. Manakah yang lebih baik antara pengaruh metode pembelajaran
keseluruhan dan bagian terhadap keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli pada siswa kelas X SMA Negeri I Rumbia Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013?
E.Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui pengaruh metode keseluruhan terhadap keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli.
2. Untuk mengetahui pengaruh metode bagian terhadap keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli.
3. Untuk mengetahui mana yang lebih baik antara metode keseluruhan dan bagian terhadap keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli.
(14)
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak–pihak yang terkait :
1. Bagi Siswa
Dapat meningkatkan kemampuan passing atas bolavoli bagi siswa yang dijadikan obyek penelitian.
2. Bagi Mahasiswa dan Guru Penjaskes
Dapat dijadikan sebagai pedoman dan masukan tentang pentingnya metode pembelajaran yang baik dan tepat, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
3. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penelitian tentang karya ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.
4. Bagi Program Studi Penjaskes
Sebagai salah satu acuan dalam bahan pengkajian dan analisis Ilmu Biomekanik terhadap passing atas cabang olahraga bolavoli.
G.Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :
1. Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Negeri I Rumbia Lampung Tengah. 2. Terdiri keterampilan gerak dasar bolavoli menggunakan pemilihan metode
pembelajaran.
3. Subjek penelitian yang diamati adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri I Rumbia Lampung Tengah yang diambil beberapa siswa sebagai sampel.
(15)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah segala proses atau usaha yang dilakukan secara sadar, sengaja, aktif, sistematis dan intregativ untuk menciptakan perubahan-perubahan dalam dirinya menuju kearah kesempurnaan hidup. Menurut M. Sobry Sutikno (2009 : 32) pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada siswa.
1. Belajar dan Pembelajaran
Kata pendidikan berasal dari kata pedagogi, yaitu dari kata “paid” artinya anak dan “agogos” artinya membimbing. Itulah sebabnya istilah pedagogi
dapat diartikan sebagai “ilmu dan seni mengajar anak”.
Pengertian pendidikan menurut John Dewey (2005:36) pendidikan adalah suatu proses pengalaman karena kehidupan adalah pertumbuhan. Pendidikan berarti membantu pertumbuhan batin tanpa dibatasi oleh usia. Proses
pertumbuhan ialah proses menyesuaikan pada tiap-tiap fase serta
menambahkan kecakapan di dalam perkembangan seseorang. Pengertian pendidikan menurut Mahmud Yunus (1990:68) pendidikan adalah usaha-usaha yang sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak dengan tujuan peningkatan keilmuan jasmani dan akhlak sehingga secara
(16)
bertahap dapat mengantarkan si anak kepada tujuannya yang paling tinggi, agar si anak hidup bahagia serta seluruh apa yang dilakukanya menjadi bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.
Jadi, menurut pendapat para ahli di atas pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup bangsa dan negara.
Menurut Burton dalam Dwi Cahya (2013 : 7) belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Dimana tingkah laku dalam arti luas ditimbulkan atau di ubah melalui praktek dan latian.
Sedangkan menurut Husdarta dan Saputra dalam Dwi Cahya (2013 : 7) belajar dimaknai dengan proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antar invidu dengan lingkungan. Tingkah laku itu
mencakup aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa dapat diukur penampilannya.
2. Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran
Dalam mempelajari suatu keterampilan olahraga di butuhkan cara belajar yang spesifik berbeda dengan belajar pada umumnya. Hal terpenting dalam belajar keterampilan hendaknya dilakukan secara teratur dan berulang-ulang. Suatu keterampilan yang dipelajari secara teratur dan dilakukan secara berulang-ulang, maka akan terjadi perubahan pada diri siswa yaitu, keterampilan akan dikuasai dengan baik. Nasution yang dikutip H.J. Gino
(17)
10
dkk (1998:51) menyatakan, “Perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendeknya
mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang”.
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:42) bahwa, “Prinsip-prinsip
pembelajaran meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual”. Sedangkan Sugiyanto (1996:328-329) menyatakan, “Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan di dalam mengatur kondisi praktek belajar gerak atau keterampilan yaitu : prinsip pengaturan giliran praktek, prinsip beban belajar meningkat, prinsip kondisi belajar bervariasi, prinsip pemberian motivasi dan dorongan semangat.
1) Prinsip Pengaturan Giliran Praktek.
Mempraktekkan gerakan keterampilan bisa dilakukan secara terus
menerus tanpa istirahat. Cara ini disebut massed conditions. Dengan cara ini siswa melakukan gerakan berulang-ulang, terus menerus, selama waktu latihan tanpa ada pengaturan kapan harus melakukan gerakan dan kapan harus beristirahat. Cara yang kedua adalah mempraktekkan gerakan dengan diselang-selingi antara melakukan gerakan dan waktu istirahat. Cara ini disebut distributed conditions. Dengan cara ini ada pengaturan giliran melakukan gerakan berapa kali, kemudian diselingi
(18)
istirahat dan setelah itu melakukan gerakan lagi. Waktu istirahat yang diberikan tidak perlu menunggu sampai siswa mencapai kelelahan, tetapi juga jangan terlalu sering. Yang penting adalah mengatur agar
rangsangan terhadap sistem-sistem yang menghasilkan gerakan tubuh diberikan secara cukup, atau tidak kurang dan tidak berlebihan. 2) Prinsip beban belajar meningkat.
Gerakan keterampilan pada dasarnya merupakan sekumpulan dari gerakan-gerakan yang menjadi unsurnya. Selain itu bahwa, penguasaan gerakan keterampilan akan terjadi secara bertahap dalam
peningkatannya. Mulai dari belum bisa menjadi bisa, dan kemudian menjadi terampil melakukan sesuatu gerakan. Dengan kenyataan-kenyataan seperti itu, hendaknya pengaturan materi belajar yang dipraktekkan dimulai dari yang mudah ke yang lebih sukar, atau dari yang sederhana ke yang lebih kompleks.
3) Prinsip kondisi belajar bervariasi
Mempraktekkan gerakan merupakan kondisi belajar yang paling berat dalam belajar gerak. Siswa harus mengerahkan tenaganya untuk
melakukan gerakan berulang kali. Siswa harus memerangi rasa lelah, dan kadang-kadang harus memerangi rasa bosan. Agar kelelahan tidak cepat terjadi atau kalau terjadi tidak begitu dirasakan, serta tidak cepat terjadi kebosanan pada diri siswa, menciptakan kondisi praktek yang bervariasi sangat diperlukan. Disini diperlukan kreativitas guru untuk menciptakan variasi pembelajaran. Variasi bisa diciptakan dalam berbagai hal,
(19)
12
pengaturan giliran, penggunaan alat-alat, cara memberikan instruksi, cara pemberian umpan balik dan cara-cara pendekatan dengan siswa.
4) Prinsip pemberian motivasi dan dorongan semangat
Siswa melakukan suatu tugas dari guru tentu dipengaruhi oleh keadaan psikologisnya. Di dalam mempraktekkan gerakan agar melakukannya dengan sungguh-sungguh, siswa perlu mempunyai motivasi yang kuat untuk menguasai gerakan dan mempunyai semangat untuk berusaha. Motivasi untuk menguasai gerakan bisa timbul antara lain apabila siswa berminat terhadap gerakan. Sedangkan minat dapat timbul apabila siswa merasa bahwa gerakan yang dipelajari tersebut memberikan manfaat bagi dirinya atau paling tidak bisa memberikan kegembiraan atau kesenangan. Semangat berusaha bisa ditimbulkan atau ditingkatkan antara lain
melalui cara menciptakan suasana kompetitif di antara para siswa.
Dengan adanya suasana kompetitif, siswa akan berusaha berbuat sebaik-baiknya untuk bisa lebih baik dari teman-teman yang lain. Cara lain untuk memberikan dorongan semangat adalah memberikan instruksi atau arahan menggunakan kalimat-kalimat atau isyarat yang membangkitkan keoptimisan pada diri siswa, bahwa ia akan mampu mencapai
keberhasilan melakukan gerakan melalui mempraktekkan berulang-ulang. Pujian perlu diberikan apabila siswa berhasil dengan baik mempraktikkan gerakan, dan dorongan untuk berusaha lagi diberikan kepada siswa yang belum berhasil dengan baik.
(20)
B. Pendidikan Jasmani
Salah satu upaya untuk mewujudkan kualitas manusia adalah melalui pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani dan keterampilan berfikir psikis. Dalam pelaksanaannya, aktifitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, dan melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai tujuan pendidikan.
Pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan jasmani, mental, sosial, dan emosional yang selaras dan seimbang, Eddy Suparman (2000:8). Sedangkan menurut James A. Baley dan David A. Field dalam Freeman (2001:163) mengatakan bahwa :”Pendidikan jasmani adalah suatu proses terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara organik, neuromuscular, intelektual, social”.
Jadi, menurut pendapat para ahli diatas pendidikan jasmani adalah proses pendidikan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan mental, sosial, dan emosional yang selaras dan seimbang melalui aktivitas jasmani, untuk mencapai tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan jasmani meliputi : (1) mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan
(21)
14
perkembangan sosial, (2) mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas pendidikan jasmani, dan
(3) mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.
C. Keterampilan Gerak
Keterampilan menurut Samsudin (2008 : 22) adalah sebuah kecakapan atau tingkat penguasaan terhadap suatu gerak atau pola gerak, yang dicirikan oleh tiga indikator kualitas utama, yaitu efektif, efisien, dan adaptable. Menurut Rusli Lutan (1988 : 95) menerangkan bahwa keterampilan itu dapat juga dipahami sebagai indikator dari tingkat kemahiran atau penguasaan suatu hal yang memerlukan gerak tubuh.
Jadi menurut pendapat para ahli diatas keterampilan gerak adalah gerak yang mengikuti pola atau gerak tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang bisa dilakukan melalui proses belajar.
Semakin kompleks keterampilan gerak yang harus dilakukan, makin kompleks juga koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan.
Menurut Rusli Lutan (1988:305) belajar keterampilan gerak berlangsung melalui beberapa tahap. Fitts & Posner (1993:35) telah membahas tahap-tahap belajar motorik yakni: (1) tahap kognitif, (2) tahap asosiatif, dan (3) tahap otomatis.
(22)
1. Tahap Kognitif
Pada tahap ini seseorang yang baru mulai mempelajari keterampilan
motorik membutuhkan informasi bagaimana cara melaksanakan tugas gerak yang bersangkutan. Karena itu, pelaksanaan tugas gerak itu diawali dengan penerimaan informasi dan pembentukan pengertian, termasuk bagaimana penerpan informasi atau pengetahuan yang diperoleh. Pada tahap ini gerakan seseorang masih nampak kaku, kurang terkoordinasi, kurang efisien, bahkan hasilnya tidak konsisten.
2. Tahap Asosiatif
Permulaan dari tahap ini ditandai oleh semakin efektif cara-cara siswa melaksanakan tugas gerak, dan dia mulai mampu menyesuaikan diri dengan keterampilan yang dilakukan. Akan nampak penampilan yang terkoordinasi dengan perkembangan yang terjadi secara bertahap, dan lambat laun
semakin konsisten. 3. Tahap Otomatis
Pada tahap ini, keterampilan motorik yang dilakukannya dikerjakan secara otomatis. Pelaksanaan tugas gerak yang bersangkutan tak seberapa
terganggu oleh kegiatan lainnya.
D. Permainan Bolavoli
Permainan bola voli merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh anak-anak sampai orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Seperti yang dikemukakan oleh M. Yunus (1992:1), bahwa permainan bolavoli dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat, dari anak-anak sampai orang
(23)
16
dewasa, laki-laki maupun perempuan, baik masyarakat kota sampai pada masyarakat desa.
Sebagai olahraga yang sering dipertandingkan, bolavoli dapat dimainkan di lapangan terbuka (outdoor) maupun di lapangan tertutup (indoor).
Pada dasarnya permainan bolavoli itu adalah permainan tim atau regu,
meskipun sekarang sudah mulai dikembangkan permainan bolavoli dua lawan dua dan satu lawan satu yang lebih mengarah kepada tujuan rekreasi seperti voli pantai yang mulai berkembang akhir-akhir ini. Aturan dasar lainnya, bola boleh dimainkan / dipantulkan dengan temannya secara bergantian tiga kali berturut-turut sebelum disebrangkan ke lawan. Pada awalnya ide dasar
permainan bolavoli adalah memasukkan bola ke daerah lawan melewati suatu rintangan berupa tali atau net dan berusaha memenangkan permainan dengan mematikan bola itu di daerah lawan. (Drs. Muhajir, 2004 : 31).
E. Gerak Dasar Permainan Bolavoli
Permainan bola voli adalah cabang olahraga beregu yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari enam orang pemain dan setiap lapangan dipisahkan oleh net. Pantulan bola yang dimainkan boleh menggunakan seluruh anggota badan. Tujuan dari permainan ini adalah minimal agar setiap regu melewatkan bola secara teratur melewati atas net sampai bola itu menyentuh lantai (mati) di daerah lawan, dan mencegah agar bolanya yang dilewatkan tidak menyentuh lantai dalam lapangan sendiri.
(24)
Di dalam permainan bolavoli seorang pemain harus menguasai teknik dasar sebaik mungkin secara perorangan, agar dapat bermain dengan baik dan berprestasi. Sedangkan yang dimaksud teknik dasar dalam permainan bolavoli adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam permainan bolavoli. (Suharno HP, 1982:12).
Jadi, teknik dalam permainan bolavoli dapat diartikan cara yang
mendasar yang efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal. Teknik dasar itu harus benar benar dikuasai terlebih dahulu, sehingga dapat mengembangkan mutu permainan. Namun keterampilan teknik saja belum dapat mengembangkan permainan untuk penguasaan teknik yang benar dan perlu diterapkan suatu taktik. Adapun teknik-teknik dalam permainan bolavoli meliputi : (1) servis, (2) pass, (3) umpan, (4) smash, (5) bendungan (M. Yunus, 1992:68).
F. Passing Dalam Permainan Bolavoli
Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam suatu gerakan tertentu, sebagai langkah awalan untuk menyusun pola serangan kepada lawan (M. Yunus 1992:79). Pelaksanaan passing secara umum dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu, passing yang dilakukan dari atas (pass atas) dan passing yang dilakukan dari bawah (pass bawah).
(25)
18
1. Passing Atas
Menurut (M. Yunus 1992:79) salah satu gerak dasar permainan bolavoli adalah pass atas, pass atas adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu gerakan tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun serangan kepada lawan. Untuk dapat melaksanakan gerakan pass atas dengan baik terlebih dahulu memperhatikan dan melatih bagian-bagian dari gerakan pass atas secara baik dan benar.
Menurut (M. Yunus 1992:80) Gerak dasar passing atas ada tiga bagian yaitu:
a. Sikap Permulaan
Ambil posisi siap normal dalam permainan bolavoli yaitu: kedua kaki berdiri selebar bahu, berat badan bertumpu pada telapak kaki bagian depan, lutut ditekuk dengan badan merendah, tempatkan badan secepat mungkin dibawah bola, dengan kedua tangan diangkat lebih tinggi dari dahi, dan jari-jari tangan terbuka membentuk cakungan seperti setengah lingkaran bola.
b. Gerakan Pelaksanaan
Tepat saat bola berada diatas dan sedikit didepan dahi, lengan diluruskan dengan gerakan agak eksplosif untuk mendorong bola. Perkenaan bola pada jari-jari ruas pertama dan kedua dan yang dominan mendorong bola adalah ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah. Pada waktu perkenaan dengan bola jari-jari agak ditegangkan kemudian diikuti dengan gerakan pergelangan tangan agar bola dapat memantul dengan baik.
(26)
c. Gerakan Lanjutan
Setelah bola memantul dengan baik, lanjutkan dengan meluruskan lengan kedepan atas, sebagai suatu gerakan lanjutan, diikuti dengan
memindahkan berat badan kedepan dengan melangkahkan kaki belakang kedepan dan segera mengambil sikap siap dalam posisi normal kembali. Passing atas sangat penting dalam permainan bolavoli karena merupakan langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan.
Gambar 1.1
Gerakan Pass Atas Keseluruhan. Sumber: (L.J Maspaite dkk,1993:25).
Gambar 1.2
Gerakan Pass Atas Bagian. Sumber: (M. Yunus, 1992:91).
(27)
20
G. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan pembelajaran. Menurut pendapat Nana Sudjana (2005:76) bahwa, “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan
dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan M.Sobry
Sutikno (2009:88) menyatakan bahwa , “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi
proses pembelajaran dalam diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.
Berdasarkan pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan oleh dua ahli tersebut dapat di simpulkan bahwa, metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan. Adapun tujuan proses pembelajaran menurut Pribadi (2009:11) adalah, agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan proses pembelajaran perlu dirancang secara sistematik dan sistemik.
H. Pembelajaran Passing Atas dengan Metode Keseluruhan
1. Pengertian Metode Keseluruhan
Menurut Sugiyanto (1996:67) “ Metode keseluruhan adalah cara pendekatan dimana sejak awal pelajar di arahkan untuk mempraktekkan keseluruhan
rangkaian gerakan yang dipelajari”. Menurut Andi Suhendro (1999:56) “ Metode keseluruhan adalah metode yang menitikberatkan kepada keutuhan
(28)
tersebut dapat disimpulkan, metode keseluruhan merupakan cara mengajar yang menitikberatkan pada keutuhan dari keterampilan gerak yang
dipelajari.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Passing Atas dengan Metode Keseluruhan
Pelaksanaan pembelajaran passing atas bolavoli secara keseluruhan yaitu, pertama-tama dijelaskan mengenai gerak dasar passing atas yang baik dan benar meliputi sikap permulaan, gerakan pelaksanaan, dan gerak lanjut. Bagian-bagian gerakan passing atas dijelaskan secara terperinci dan di demonstrasikan. Kemudian, pelaksanaannya yaitu siswa melakukan passing atas secara langsung tanpa memotong-motong gerakan dengan
menitikberatkan keutuhan gerak dan dilakukan secara berulang-ulang. (Harsono, 1988 :142).
3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Passing Atas dengan Metode Keseluruhan
Pada prinsipnya pembelajaran gerak dasar passing atas bolavoli dengan metode keseluruhan merupakan bentuk pembelajaran yang menekankan kepada keutuhan gerak yang dilakukan siswa tanpa terpotong-potong dan dilakukan secara berulang-ulang. (Sugiyanto, 1999 : 70).
Kelebihan pembelajaran gerak dasar passing atas bolavoli dengan metode keseluruhan antara lain:
1) Merangsang siswa untuk segera memiliki kemampuan gerak dasar passing atas bolavoli dengan cepat.
(29)
22
2) Membiasakan siswa untuk melakukan passing atas dengan ketinggian tertentu.
3) Kemampuan siswa untuk berorientasi terhadap bola menjadi lebih baik. 4) Bagi siswa yang sudah memilki penguasaan gerak dasar passing atas,
pembelajaran ini sangat cocok karena siswa tersebut tinggal melatih ketepatan mengarahkan bola keatas.
Sedangkan kelemahan pembelajaran passing atas bolavoli dengan metode keseluruhan antara lain:
1) Bagi siswa pemula dalam melakukan pembelajaran ini pada awal pembelajaran tingkat kegagalannya akan sangat besar.
2) Karena passing atas ini memerlukan konsentrasi yang cukup tinggi, maka dalam pembelajaran konsentrasinya hanya tertuju pada penangkapan bola, sedangkan penggunaan gerak dasar passing atas yang baik dan benar sering terabaikan sehingga penguasaan gerak dasar passing atas yang benar sulit tercapai.
I. Pembelajaran Passing Atas Dengan Metode Bagian
1. Pengertian Metode Bagian
Metode bagian merupakan bentuk latihan keterampilan yang dilakukan secara bagian per bagian dari keterampilan yang dipelajari. Bentuk keterampilan yang dipelajari dipilah-pilah ke dalam bentuk gerakan yang lebih mudah dan sederhana. Berkaitan dengan metode bagian Sugiyanto (1996: 67) menyatakan, “Metode bagian merupakan cara pendekatan
(30)
dimana mula-mula siswa diarahkan untuk mempraktekkan sebagian demi sebagian dari keseluruhan rangkaian gerakan, dan setelah bagian-bagian
gerakan dikuasai baru mempraktekkannya secara keseluruhan”. Menurut Andi Suhendro (1999: 56) bahwa, “Metode bagian adalah satu cara
pengorganisasian bahan pelajaran dengan menitik beratkan pada penyajian elemen-elemen dari bahan pelajaran”.
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan, metode bagian merupakan cara mengajar suatu keterampilan olahraga yang dalam pelaksanaannya dilakukan bagian per bagian, dan setelah bagian-bagian keterampilan yang dipelajari dikuasai kemudian dilakukan atau dirangkaian secara keseluruhan.
2. PelaksanaanPembelajaran Passing Atas dengan Metode Bagian
Pelaksanaan pembelajaran passing atas bolavoli secara bagian yaitu, pertama-tama dijelaskan gerak dasar passing atas yang baik dan benar, meliputi sikap permulaan, gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut. Bagian-bagian gerakan passing atas dijelaskan secara terperinci dan di
demonstrasikan. (Sugiyanto, 1996 : 67). Pelaksanaan dari masing-masing gerak dasar passing atas bagian yaitu:
1) Sikap Permulaan yaitu:
Siswa berdiri dengan kedua kaki dibuka, lutut ditekuk, sehingga posisi tubuh berada dalam keadaan setengah jongkok. Siku dibengkokkan, jari-jari tengah direnggangkan dan diletakan di depan atas dahi, sikap tangan seperti mangkok, pandangan ke arah datangnya bola.
(31)
24
2) Gerakan Pelaksanaan yaitu:
Pada waktu bola datang, tangan digerakkan kedepan atas dengan sikap tangan tetap seperti mangkok, bola didorong dengan jari-jari tangan, perkenaan tangan pada bola yaitu ruas pertama dan kedua jari telunjuk sampai kelingking, sedangkan ibu jari hanya ruas pertama, untuk
membantu gerakan jari-jari tangan pergelangan tangan digerakkan kearah depan atas, dan lengan lurus kedepan atas.
3) Gerakan Lanjutan yaitu:
Setelah bola lepas dari tangan, kaki melangkah diikuti dengan gerakan anggota badan membentuk sikap siap menerima kembali datangnya bola dari atas.
3.Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Passing Atas Dengan Metode Bagian
Pada prinsipnya pembelajaran gerak dasar passing atas bolavoli dengan metode bagian merupakan bentuk pembelajaran yang menekankan kepada gerakan bagian perbagian atau terpotong-potong dan setelah bagian-bagian tersebut dikuasai baru mempraktekkannya secara keseluruhan. (Rusli lutan, 1988 : 418). Kelebihan pembelajaran gerak dasar passing atas bolavoli dengan metode bagian antara lain:
1) Siswa dapat menguasai bagian-bagian gerakan passing atas dengan baik dan benar.
2) Siswa dapat terhindar dari kesalahan gerak, karena masing-masing gerakan passing atas harus dikuasai baru ditingkatkan.
(32)
Di samping kelebihan tersebut, pembelajaran passing atas bolavoli dengan metode bagian juga memiliki beberapa kelemahan yaitu:
1) Dibutuhkan waktu yang lebih lama, jika tiap-tiap bagian gerak dasar sulit dimengerti dan dikuasai siswa.
2) Untuk mempelajari bagian berikutnya siswa harus benar-benar menguasai gerakan sebelumnya.
3) Penguasaan terhadap pola gerakan passing atas secara keseluruhan lambat tercapai dan membutuhkan adaptasi yang lebih lama untuk menggabungkan dari bagian-bagian gerakan passing atas.
4) Dapat menimbulkan rasa bosan atau jenuh, karena keterampilan yang dipelajari terpotong-potong.
J. Kerangka Pikir
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat diajukan kerangka pikir sebagai berikut :
Metode keseluruhan dan bagian masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Metode pembelajaran keseluruhan merupakan bentuk pembelajaran yang dilakukan secara keseluruhan atau utuh dari keterampilan yang dipelajari. (Sugiyanto, 1996 : 67). Metode keseluruhan biasanya digunakan untuk
mempelajari keterampilan yang mudah dan sederhana. Metode pembelajaran keseluruhan memiliki kelebihan antara lain: dapat merangsang siswa untuk segera memiliki kemampuan pass atas, membiasakan siswa untuk melakukan pass atas dengan pantulan yang tinggi, dan bagi siswa yang sudah memiliki
(33)
26
dasar penguasaan pass atas, pembelajaran ini sangat cocok, karena siswa tersebut tinggal melatih ketepatan mengarahkan bola ke atas.
Sedangkan kelemahan pembelajaran passing atas bolavoli dengan metode keseluruhan adalah : Bagi siswa pemula khususnya, dalam melakukan pembelajaran ini pada awal pembelajaran tingkat kegagalannya akan sangat besar, Karena passing atas ini memerlukan konsentrasi yang cukup tinggi, maka dalam pembelajaran konsentrasinya hanya tertuju pada pemegangan bola, sedangkan penggunaan gerak dasar passing atas yang baik dan benar sering terabaikan sehingga penguasaan gerak dasar passing atas yang benar sulit tercapai.
Metode bagian merupakan merupakan cara mengajar suatu keterampilan olahraga yang dalam pelaksanaannya dilakukan bagian per bagian, dan setelah bagian-bagian keterampilan yang dipelajari dikuasai kemudian dilakukan atau dirangkaian secara keseluruhan. (Sugiyanto, 1996 : 67). Metode bagian
memiliki kelebihan antara lain: Siswa dapat menguasai bagian-bagian gerakan passing atas dengan baik dan benar, siswa dapat terhindar dari kesalahan gerak, karena masing-masing gerakan passing atas harus dikuasai baru ditingkatkan.
Sedangkan kelemahan metode bagian adalah : Dibutuhkan waktu yang lebih lama, jika tiap-tiap bagian gerak dasar sulit dimengerti dan dikuasai siswa, untuk mempelajari bagian berikutnya harus bagian sebelumnya betul-betul telah dikuasai, sehingga keterampilan lambat untuk dikuasai, penguasaan terhadap pola gerakan passing atas secara kesluruhan lambat tercapai, dan
(34)
membutuhkan adaptasi yang lebih lama untuk menggabungkan dari bagian-bagian teknik passing atas.
Berdasarkan karakteristik dan penekanan dari metode pembelajaran keseluruhan dan bagian tersebut menunjukan bahwa, keduanya memiliki perbedaan yang cukup jelas. Perbedaan perlakuan yang diberikan dalam proses belajar mengajar akan menimbulkan respon yang berbeda pula terhadap
keterampilan gerak dasar permainan bolavoli. Dengan demikian diduga, metode keseluruhan dan bagian memiliki perbedaan pengaruh terhadap keterampilan gerak dasar permainan bolavoli.
K. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir yang telah dikemukakan di atas dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Ha1: Adanya pengaruh yang signifikan metode pembelajaran keseluruhan terhadap keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli.
Ha2: Adanya pengaruh yang signifikan metode pembelajaran bagian terhadap kemampuan keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli.
Ha3: Metode pembelajaran bagian lebih efektif pengaruhnya daripada metode keseluruhan terhadap kemampuan keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli.
(35)
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pada suatu penelitian penggunaan metode yang dipakai harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sesuai dengan aturan yang berlaku, agar penelitian tersebut dapat diperoleh hasil sesuai tujuan yang diharapkan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian eksperimen. Menurut Suharsimi Arikunto (1996:9), penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Peneliti harus secara jelas memahami kompromi-kompromi yang ada pada validitas internal dan eksternal, rancangannya, dan bertindak di dalam keterbatasan-keterbatasan tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode penelitian eksperimen adalah penelitian yang bertujuan untuk membandingkan dua variabel atau lebih, untuk
mendapatkan jawaban atau fakta apakah ada perbandingan atau tidak dari objek yang sedang diteliti.
(36)
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek yang dimasukan untuk diselidiki (universal). Populasi di batasi sebagai sejumlah subjek dan atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 2004:220). Jadi yang dimaksud populasi adalah individu yang memiliki sifat yang sama walau prosentase kesamaan itu sedikit, atau dengan kata lain pengertian tersebut mengandung maksud bahwa seluruh individu yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri I Rumbia Lampung Tengah yaitu sebanyak 198 siswa.
2. Sampel
Menurut Sutrisno Hadi (2004:70), pengertian sampel adalah “Sebagian individu yang hendak diselidiki”. Sampel dalam pengertian ini adalah dengan mengikutsertakan semua populasi. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1996:109) berpendapat bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Dari kedua pendapat tersebut di atas, maka yang dimaksud sampel adalah wakil dari anggota populasi yang akan diteliti, terkait dengan penentuan jumlah sampel penelitian, Suharsimi Arikunto (1996:131), menyatakan bahwa sebagai ancer-ancer dalam pengambilan sampel apabila subjeknya kecil, lebih baik diambil semua sehingga penelitiaannya merupakan
(37)
30
penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15 %, atau 20-25 % atau lebih tergantung kemampuan peneliti. Sampel penelitian ini adalah sebanyak 60 siswa.
Jadi, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan total sampling. Dikatakan total sampling sebab populasi dalam penelitian ini terdiri dari individu yang diteliti.
C. Variabel Penelitian
Setiap penelitian mempunyai obyek yang dijadikan sasaran dalam penelitian. Obyek tersebut sering disebut sebagai gejala, sedangkan gejala-gejala yang menunjukan variasi baik dari jenisnya maupun tingkatnya disebut variabel yang di simbolkan dengan (X). Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu dua variabel bebas dan satu variabel terikat.
1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini yaitu :
a. Metode pembelajaran keseluruhan (X1). b. Metode pembelajaran bagian (X2).
2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang di lambangkan dengan (Y). Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah:
(38)
- Keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli (Y).
Gambar 2.1.
Skematis Variabel Bebas dan Terikat. Keterangan :
X1 : Metode Keseluruhan X2 : Metode Bagian
Y : Keterampilan Gerak Dasar Passing Atas
D. Desain atau Pola Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian, maka rancangan penelitian yang digunakan pretest-posttest design, karena penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Dasar penggunaan rancangan ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberikan perlakuan kepada subjek yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan. Sugiyanto (1995: 21) menyatakan, “Tujuan penelitian eksperimental adalah untuk meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat serta besarnya hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan (treatment) terhadap kelompok eksperimen yang hasilnya dibandingkan dengan hasil kelompok
kontrol yang tidak diberi perlakuan atau diberi perlakuan yang berbeda”.
Gambar rancangan penelitian pretest-posttest design penelitian ini sebagai berikut:
X
1Y
X
2(39)
32
X1 Treatment A Ta2
P S Ta1 OP X2 Treatment B Ta2 X0 Ta2 Gambar 2.2.:
Rancangan Penelitian. Keterangan :
P = Populasi
S = Sampel
OP = Ordinal Pairing (Pengelompokan)
Ta1 = Tes awal
Ta2 = Tes akhir
X1 = Kelompok Eksperimen A
X2 = Kelompok Eksperimen B
X0 = Kelompok Kontrol (Tanpa Perlakuan) Treatment A= Metode Keseluruhan
Treatment B= Metode Bagian
Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada tes awal dirangking, kemudian subyek yang memiliki kemampuan heterogen
dipasang-pasangkan ke dalam kelompok A dan kelompok B juga kelompok kontrol. Dengan demikian ketiga kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan mempunyai kemampuan yang beragam. Apabila pada akhirnya terdapat pengaruh, maka hal ini disebabkan oleh perlakuan yang diberikan. Adapun pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara ordinal pairing sebagai berikut :
(40)
1 2
3 4
6 5
7 8
9 10
dst 11
Gambar 2.3. Ordinal pairing.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu metode untuk memperoleh keterangan yang benar sehingga dapat di pertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi dan metode eksperimen lapangan melalui tes dan pengukuran.
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu metode untuk memperoleh data dengan melakukan pencatatan pada sumber-sumber data yang ada di lokasi penelitian. Metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah digunakan untuk memperoleh data siswa putra kelas X SMA Negeri I Rumbia tahun pelajaran 2012/2013.
(41)
34
2. Metode Tes
Menurut Suharismi Arikunto (1996:53) tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan yang sudah ditentukan. Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil belajar passing atas siswa sebelum kegiatan pembelajaran (pre test) dan setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan (post test).
F. Prosedur Penelitian
Sebelum melakukan penelitian dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Mengurus surat izin penelitian.
b. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan. c. Mempersiapkan tenaga pembantu.
d. Membagi kelompok dengan urutan rangking dengan menggunakan teknik ordinal pairing berdasarkan hasil pre – test.
e. Menyusun dan mengkoordinasikan jadwal latihan, hari, tanggal, maupun waktu dengan pihak sekolah.
Prosedur penelitian tentang pembelajaran gerak dasar passing atas bolavoli menggunakan metode keseluruhan dan bagian ini dilakukan dalam 18 kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2 x 45 menit. Dari 18 kali pertemuan tersebut pada pertemuan pertama didahului pre test / tes awal, 16 pertemuan berikutnya diberikan program pembelajaran dan pada akhir pertemuan diadakan post test. Adapun kegiatan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut :
(42)
1. Tes Awal (Pre Test)
Tes awal (pre test) dilakukan sebelum kegiatan gerak dasar passing atas bolavoli menggunakan metode keseluruhan dan bagian dilakukan. Tujuan dari pre test adalah untuk mengetahui kemampuan awal dari masing-masing siswa sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung.
2. Kegitan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran gerak dasar passing atas bolavoli mengunakan metode keseluruhan dan bagian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: a. Pemanasan
Sebelum pemanasan siswa dipimpin berdo’a, kemudian diberikan
pengantar mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan. Bentuk latihan pemanasan meliputi : stretching, senam penguluran,
perenggangan, kelentukan, dan penguatan. Alokasi waktu yang digunakan untuk pemanasan ini kurang lebih 10 menit.
b. Kegiatan Inti
Inti dari pembelajaran disini adalah belajar gerak dasar passing atas bolavoli pelaksanaanya, kelompok eksperimen 1 diberikan pembelajaran gerak dasar passing atas bola voli dengan metode keseluruhan dan kelompok eksperimen 2 diberikan pembelajaran gerak dasar passing atas bolavoli dengan metode bagian sedangkan Kelompok kontrol tidak di berikan perlakuan. alokasi waktu yang digunakan untuk kegiatan ini kurang lebih 60 menit.
(43)
36
c. Penenangan / colling down
Tujuan dari penenangan adalah mengembalikan kondisi anak sesudah latihan, pelaksanaan colling down dengan senam relaksasi atau stretching, evaluasi jalanya pembelajaran dan koreksi secara umum. Alokasi waktu yang digunakan untuk kegiatan ini kurang lebih 10 menit. 3. Tes Akhir (Post Test)
Setelah dilakukan pembelajaran selama 16 kali pertemuan kemudian diadakan tes akhir yang pelaksanaanya sama seperti awal.
G. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (1996: 112) instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode. Keberhasilan suatu penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji melalui instrumen tersebut. Tolak ukur dipergunakan dalam penelitian ini untuk menilai keberhasilan belajar adalah bentuk tes keterampilan gerak dasar passing atas untuk pelajar. Pada penelitian ini alat pengumpul data yang digunakan adalah sejenis tes. Agar relevan dengan bahan latihan yang diberikan kepada sampel, maka digunakan satu instrumen tes, yaitu tes keterampilan bolavoli. Menurut Nurhasan (2001:76) yaitu tes pengoperan bola (passing) yang dilakukan satu kali pengetesan dengan memassing bola keatas selama satu menit.
(44)
a. Lapangan bolavoli. b. Bolavoli.
c. Stop watch. d. Alat-alat tulis. e. Lembar hasil tes.
Tabel 1: Instrumen penilaian passing atas.
No Gerakan Kriteria Penilaian
Nilai Nilai
Akhir
1 2 3 4 5
1 Sikap Awal
1. Ambil posisi sikap siap normal
2. Tubuh dalam keadaan setimbang dan labil
3. Tempatkan diri dibawah bola dan angkat lengan kedepan atas setinggi bahu
4. Jari-jari tangan membentuk setengah lingkaran dan jari-jari direnggangkan
2 Pelaksanaan
1. Perkenaan bola pada ruas pertama dan kedua jari-jari tangan
2. Saat bola akan menyentuh jari maka jari agak ditgangkan 3. Gerakan tangan, pergelangan,
lengan, dan kaki harus merupakan gerakan yang harmonis
3 Sikap Akhir
1. Setelah pelaksanaan maka lengan harus lurus kedepan atas
2. Ikuti dengan badan dan langkahkan kaki kedepan 3. Ambil sikap siap normal
Total Nilai
(45)
38
Keterangan Nilai :
1. Bobot 1 Nilainya = 10 – 20 (Kurang Sekali) 2. Bobot 2 Nilainya = 21 – 40 (Kurang) 3. Bobot 3 Nilainya = 41 – 60 (Cukup) 4. Bobot 4 Nilainya = 61 – 80 (Baik) 5. Bobot 5 Nilainya = 81 – 100 (Baik Sekali)
Gambar 2.4. Lapangan Bolavoli
H. Teknik Analisis Data
Data yang dianalisis adalah data dari hasil tes awal dan akhir. Menghitung hasil tes awal dan akhir pendekatan pembelajaran drill dan bermain terhadap
keterampilan gerak dasar permainan bolavoli menggunakan teknik analisis data uji F. Adapun syarat dalam menggunakan uji F yaitu ANAVA (analisis
varians).
Apabila misalnya kita memiliki tiga sampel, yaitu sampel X, Sampel X2, dan sampel Xo maka pengujian perbedaan mean tidak dapat dilakukan sekaligus, tetapi berpasangan dua-dua secara berpasangan.
(46)
a. Pertama, menguji perbedaan mean sampel X1 dengan X2 b. Kedua, menguji perbedaan mean sampel X1 dengan X0 c. Ketiga, menguji perbedaan mean sampel X2 dengan X0
Untuk dapat membandingkan ketiga mean sekaligus, harus digunakan teknik lain, yaitu F-test, atau analisi varians, catatan :
a. t-test diajukan oleh Gossett, diambil huruf paling belakang huruf t. b. F-test diajukan oleh Fisher, diambil huruf paling depan huruf F.
Dengan mengunakan F-test, dapat diuji perbedaan mean dari tiga sampel secara serentak. Dengan demikian, maka ditinjau dari segi waktu penggunaan F-test lebih efisien. Disamping itu, dengan F-test dapat diketahui gambaran menegani interaksi antara variabel-variabel yang menjadi pusat perhatian. Analisis Varians yang digunakan adalah Analisis Varians kalsifikasi tunggal karna tidak terdapat variabel baris hanya terdapat kolom, yg juga disebut anava satu jalan adapun rumus anava tunggal sebagai berikut :
(47)
40
Keterangan :
= jumlah subyek dalam kelompok
k = banyak kelompok
N = jumlah subyek seluruhnya
1. Menghitung Jumlah Kuadrat Total dengan rumus : = ∑X2T
2. Menghitung Jumlah Kuadrat Kelompok ( ) dengan rumus : –
3. Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam ) dengan rumus :
=
4. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Total ( ) dengan rumus :
5. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Kelompok ( ) dengan rumus :
6. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Dalam ( ) dengan rumus :
7. Menghitung Jumlah Mean Kelompok ( ) dengan rumus :
8. Menghintung Jumlah Mean Kuadrat Dalam ( ) dengan rumus :
9. Mencari FHitung dengan rumus :
= dengan = lawan
(48)
11. Menyusul Tabel Ringkasan Anava Satu Jalur untuk dasar penarikan kesimpulan analisis.
12. Uji hipotesis dengan menggunakan rumus :
=
√
Pengujian taraf signifikan perbedaan antara kelompok eksperimen metode keseluruhan dan Bagian adalah apabila tabel berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok metode keseluruhan, kelompok metode bagian dan kelompok kontrol sebaliknya bila
berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok metode
(49)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa:
1. Ada pengaruh metode pembelajaran keseluruhan terhadap
keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli siswa kelas X SMA Negeri I Rumbia Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013. 2. Ada pengaruh metode pembelajaran bagian terhadap keterampilan
gerak dasar passing atas bolavoli siswa kelas X SMA Negeri I Rumbia Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013.
3. Metode pembelajaran bagian memiliki pengaruh yang lebih tinggi dibandingkan metode pembelajaran keseluruhan dalam meningkatkan keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli siswa kelas X SMA Negeri I Rumbia Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013.
(50)
B. Saran
Penulis menyarankan untuk dijadikan bahan masukan bagi :
1. Bagi siswa dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar passing atas bolavolinya.
2. Kepada para Mahasiswa dan Guru Penjaskes diharapkan mencoba metode pembelajaran bagian untuk meningkatkan hasil pembelajaran Penjaskes di sekolah.
3. Berdasarkan ketentuan peneliti hanya gerak dasar passing atas, untuk peneliti berikutnya diharapkan memakai gerak dasar bolavoli yang lainnya.
4. Pada Program Studi Penjaskes diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan dalam program dan pembelajaran mata kuliah bolavoli untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar bolavoli.
(51)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1996. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Yogyakarta.
Barry, N. 2000. An Introduction to Modern history. St. Martin’s Press. New York.
Dewey, J. 2005. Experience and Education. Kappa Delta Pi. United States. Cahya, D. 2013. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Drill dan Bermain Terhadap
Keterampilan Gerak Dasar Permainan Bolavoli. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Dimyati, M. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Fitts and Posner. 1993. Teaching Physical Education for Learning St. Louis.
Mosby.
Freeman, W.H. 2001. Physical Education and Sport in a Changing Society. Ally and Bacon. Boston.
Gino, H.J., Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan. 1998. Belajar dan Pembelajaran II. UNS Press. Surakarta.
Hadi, S. 2004. Statistik Jilid 2. Andi Offset. Yogyakarta.
Harsono. 1988. Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. CV. Tambak Kusuma. Jakarta.
Kleinmann, T dan D. Kruber. 1984. Bolavoli Pembinaan Teknik, Taktik, dan Kondisi. PT. Gramedia. Jakarta.
Lutan, R. 1988. Belajar Ketrampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud. Dirjendikti. Jakarta.
Maspaite, L.J., Soetedjo, M. Irsjada. 1993. Teknik Dasar Bolavoli. IKIP Surabaya. Surabaya.
Muhajir. 2004. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk SMA. Erlangga. Jakarta.
(52)
Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani: Prinsip-prinsip dan Penerapannya. Direktorat Jenderal Olahraga. Jakarta. Pribadi, B.A.. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. PT. Dian Rakyat.
Jakarta.
Putra, V. H. D. N. 2012. Peningkatan Kemampuan Passing Bawah Bolavoli dengan Menggunakan Permainan 3 on 3 pada Siswa Kelas VII.C SMP Negeri 1 Leksono, Wonosobo Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Roberts, A.R., and Gilbert. 2008. Social Workers Desk Reference. Buku Pintar Pekerja Sosial Jilid 1. PT. BPK. Gunung Mulia.
Samsudin. 2008. Pembelajaran Gerak Motorik. Litera Prenada Media Group. Jakarta.
Sutikno, M. S. 2009. Belajardan Pembelajaran Upaya Kreatif dalam
Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil. Bandung: Prospect. Bandung. Sudjana, N. 2005. Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru
Algensindo. Bandung.
Sugiyanto. 1995. Metodologi Penelitian. UNS Press. Surakarta. ________. 1996. Belajar Gerak I. UNS Press. Surakarta. ________. 2009. Metode Penelitian. Alfabeta. Bandung .
Suharno HP. 1982. Metodologi Pelatihan Bolavoli. IKIP Yogyakarta. Yogyakarta.
Suhendro, A. 1999. Dasar-Dasar Kepelatihan. Universitas Terbuka. Jakarta. Suparman, E. 2000. Pendidikan jasmani dan Kesehatan Jilid 1. Angkasa.
Bandung.
Sutikno, M. S. 2009. Belajardan Pembelajaran Upaya Kreatif dalam
Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil. Bandung: Prospect. Bandung. Yunus, M. 1990. Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran. Hidakarya Agung.
Jakarta.
________. 1992, Olahraga Pilihan Bolavoli. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Jakarta.
(1)
Keterangan :
= jumlah subyek dalam kelompok k = banyak kelompok
N = jumlah subyek seluruhnya
1. Menghitung Jumlah Kuadrat Total dengan rumus : = ∑X2T
2. Menghitung Jumlah Kuadrat Kelompok ( ) dengan rumus : –
3. Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam ) dengan rumus : =
4. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Total ( ) dengan rumus :
5. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Kelompok ( ) dengan rumus :
6. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Dalam ( ) dengan rumus :
7. Menghitung Jumlah Mean Kelompok ( ) dengan rumus :
8. Menghintung Jumlah Mean Kuadrat Dalam ( ) dengan rumus :
9. Mencari FHitung dengan rumus :
= dengan = lawan
(2)
41
11. Menyusul Tabel Ringkasan Anava Satu Jalur untuk dasar penarikan kesimpulan analisis.
12. Uji hipotesis dengan menggunakan rumus :
=
√
Pengujian taraf signifikan perbedaan antara kelompok eksperimen metode keseluruhan dan Bagian adalah apabila tabel berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok metode keseluruhan, kelompok metode bagian dan kelompok kontrol sebaliknya bila berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok metode keseluruhan, kelompok metode bagian dan kelompok Kontrol.
(3)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa:
1. Ada pengaruh metode pembelajaran keseluruhan terhadap
keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli siswa kelas X SMA Negeri I Rumbia Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013. 2. Ada pengaruh metode pembelajaran bagian terhadap keterampilan
gerak dasar passing atas bolavoli siswa kelas X SMA Negeri I Rumbia Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013.
3. Metode pembelajaran bagian memiliki pengaruh yang lebih tinggi dibandingkan metode pembelajaran keseluruhan dalam meningkatkan keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli siswa kelas X SMA Negeri I Rumbia Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013.
(4)
54
B. Saran
Penulis menyarankan untuk dijadikan bahan masukan bagi :
1. Bagi siswa dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar passing atas bolavolinya.
2. Kepada para Mahasiswa dan Guru Penjaskes diharapkan mencoba metode pembelajaran bagian untuk meningkatkan hasil pembelajaran Penjaskes di sekolah.
3. Berdasarkan ketentuan peneliti hanya gerak dasar passing atas, untuk peneliti berikutnya diharapkan memakai gerak dasar bolavoli yang lainnya.
4. Pada Program Studi Penjaskes diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan dalam program dan pembelajaran mata kuliah bolavoli untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar bolavoli.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1996. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Yogyakarta.
Barry, N. 2000. An Introduction to Modern history. St. Martin’s Press. New York.
Dewey, J. 2005. Experience and Education. Kappa Delta Pi. United States. Cahya, D. 2013. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Drill dan Bermain Terhadap
Keterampilan Gerak Dasar Permainan Bolavoli. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Dimyati, M. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Fitts and Posner. 1993. Teaching Physical Education for Learning St. Louis.
Mosby.
Freeman, W.H. 2001. Physical Education and Sport in a Changing Society. Ally and Bacon. Boston.
Gino, H.J., Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan. 1998. Belajar dan Pembelajaran II. UNS Press. Surakarta.
Hadi, S. 2004. Statistik Jilid 2. Andi Offset. Yogyakarta.
Harsono. 1988. Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. CV. Tambak Kusuma. Jakarta.
Kleinmann, T dan D. Kruber. 1984. Bolavoli Pembinaan Teknik, Taktik, dan Kondisi. PT. Gramedia. Jakarta.
Lutan, R. 1988. Belajar Ketrampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud. Dirjendikti. Jakarta.
Maspaite, L.J., Soetedjo, M. Irsjada. 1993. Teknik Dasar Bolavoli. IKIP Surabaya. Surabaya.
Muhajir. 2004. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk SMA. Erlangga. Jakarta.
(6)
56
Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani: Prinsip-prinsip dan Penerapannya. Direktorat Jenderal Olahraga. Jakarta. Pribadi, B.A.. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. PT. Dian Rakyat.
Jakarta.
Putra, V. H. D. N. 2012. Peningkatan Kemampuan Passing Bawah Bolavoli dengan Menggunakan Permainan 3 on 3 pada Siswa Kelas VII.C SMP Negeri 1 Leksono, Wonosobo Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Roberts, A.R., and Gilbert. 2008. Social Workers Desk Reference. Buku Pintar Pekerja Sosial Jilid 1. PT. BPK. Gunung Mulia.
Samsudin. 2008. Pembelajaran Gerak Motorik. Litera Prenada Media Group. Jakarta.
Sutikno, M. S. 2009. Belajar dan Pembelajaran Upaya Kreatif dalam
Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil. Bandung: Prospect. Bandung. Sudjana, N. 2005. Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru
Algensindo. Bandung.
Sugiyanto. 1995. Metodologi Penelitian. UNS Press. Surakarta. ________. 1996. Belajar Gerak I. UNS Press. Surakarta. ________. 2009. Metode Penelitian. Alfabeta. Bandung .
Suharno HP. 1982. Metodologi Pelatihan Bolavoli. IKIP Yogyakarta. Yogyakarta.
Suhendro, A. 1999. Dasar-Dasar Kepelatihan. Universitas Terbuka. Jakarta. Suparman, E. 2000. Pendidikan jasmani dan Kesehatan Jilid 1. Angkasa.
Bandung.
Sutikno, M. S. 2009. Belajar dan Pembelajaran Upaya Kreatif dalam
Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil. Bandung: Prospect. Bandung. Yunus, M. 1990. Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran. Hidakarya Agung.
Jakarta.
________. 1992, Olahraga Pilihan Bolavoli. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Jakarta.