Prinsip dasar AANC Sumber neutron

20 dimaksudkan agar neutron dalam inti dapat terlepas. Secara umum reaksi ini dituliskan sebagai berikut : Q n Z A n Z A + + + − → + γ 1 1 2 , 1 , 2.6 e. Reaksi pembelahan Penyinaran neutron untuk inti-inti berat akan menyebabkan terjadinya reaksi pembelahan inti menjadi dua inti sebagai belahan- belahan yang pada umumnya tidak stabil dan akan mengalami proses peluruhan radioaktif. Secara umum reaksi ini dituliskan sebagai berikut : Q n b Z A Z A n Z A + + + + → + γ 1 2 2 1 1 1 , , , 2.7 dengan b adalah jumlah neutron yang dihasilkan. Darsono, 1988: 8.

2.2.3 Prinsip dasar AANC

Teknik analisis AANC didasarkan pada reaksi neutron cepat dengan inti, dimana cuplikan yang akan dianalisis dengan neutron cepat 14 MeV menggunakan generator neutron. Inti atom unsur yang berada dalam cuplikan akan menangkap neutron dan berubah menjadi radioaktif dengan memancarkan sinar γ . Sinar γ yang dipancarkan umumnya memiliki energi yang sangat karakteristik untuk setiap unsurradionuklida, sehingga dapat diidentifikasi dengan menggunakan teknik spektrometri gamma. 21 Gb.2.1 Teknik analisis AANC = Cuplikan atau sampel = Radionuklida Akibat iradiasi neutron pada cuplikan, sebagian unsur dalam cuplikan menjadi radioaktif, tetapi pada saat yang sama radionuklida yang terbentuk tersebut meluruh, maka laju bersih pembentukan radionuklida merupakan selisih antara laju cacah produksi total dengan laju peluruhannya. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut : n T peluruhan produksi N dt dn dt dn dt dn λ φσ − = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = 2.8 dengan : n = jumlah inti radioaktif yang terbentuk σ = tampang lintang aktivasi cm 2 λ = tetapan peluruhan radionuklida yang terbentuk φ = fluks neutron neutron per cm 2 detik T N = jumlah nuklida sasaran n γ Detektor Spektrometri gamma β α 22 Persamaan di atas merupakan persamaan diferensial orde 1. Untuk waktu iradiasi ir t dan sebelum iradiasi inti cuplikan stabil n = 0 pada saat t=0, maka penyelesain persamaan 2.8 adalah sebagai berikut : ir t T e N n λ λ σ φ − − = 1 2.9 sehingga aktivasinya ialah ir t T ir e N n A λ σ φ λ − − = = 1 2.10 Harga ir A dalam persamaan di atas adalah aktivasi pada saat berakhirnya iradiasi, tetapi dalam kenyataan untuk melakukan pencacahan tepat pada saat berakhirnya iradiasi tidak mungkin. Untuk melakukan pencacahan cuplikan harus dipindahkan dari ruang iradiasi ke ruang pencacahan. Waktu pemindahan ini dikenal dengan waktu transit dan harus diketahui secara cermat, khususnya analisis unsur dengan waktu paro pendek, sedang unsur dengan waktu paro panjang kadang diberi waktu tunda sebelum dilakukan pencacahan. Waktu tunda ini lazim disebut sebagai waktu pendinginan cooling time. Berikut ini merupakan diagram waktu analisis aktivasi neutron : Gb 2.2 Diagram waktu pada analisis aktivasi neutron Sunardi, 2007: 3 Aktivitas radionuklida pada saat d t setelah berakhirnya iradiasi adalah : Waktu iradiasi t ir Waktu pencacahan Waktu transit Waktu pendinginan Waktu tunda t d 23 d ir d t t T t ir d e e N e A A λ λ λ σ φ − − − − = = 1 2.11 Jumlah cacah kejadian peluruhan selama waktu untuk pencacahan c t isotop ialah : ∫ = − = c t t t d dt e A k C λ c d a t t t e e e N k C λ λ λ λ σ φ − − − − − = 1 1 2.12 a ir t t = dengan Y k ε = dimana ε = efiensi pencacahan Y = prosentasi peluruhan gamma gamma yield Jumlah nuklida sasaran dapat dihitung dengan kesetaraan nol : a BA N m N A T = 2.13 dengan : m = massa cuplikan A N = bilangan avogadro BA = berat atom unsur cuplikan a = kelimpahan relatif radionuklida cuplikan Dengan demikian persamaan 2.8 menjadi : c d a t t t A e e e Y a BA N m C λ λ λ λ ε σ φ − − − − − = 1 1 2.14 dengan : φ = fluks nutron dari generator neutron σ = tampang lintang aktivasi λ = tetapan peluruhan ε = efisiensi deteksi 24 a t = waktu iradiasi d t = waktu tunda c t = waktu cacah Persamaan 2.14 tersebut dapat dipandang sebagai dasar dan persamaan akhir analisis aktivasi.

2.2.4 Analisis kualitatif