Hipotesis Desain Penelitian Analisis Data Hasil Penelitian

23 1,6 sampai dengan 58 pada suhu 100 C dibandingkan dengan minyak biji kapuk 8,974 pada suhu 100 C. Apabila keduanya dicampur, maka akan terjadi perubahan vskositas kearah yang lebih besar. Apabila campuran tersebut digunakan, maka bahan bakar tidak akan mudah mengalir melalui sistem pompa injeksi, sehingga bahan bakar tidak terbakar dalam waktu singkat yang mengakibatkan unjuk kerja mesin menurun. Hal ini dapat mengakibatkan konsumsi bahan bakar meningkat. Akibat proses pembakaran tidak sempurna akan berdampak pada putaran yang dihasilkan berkurang, demikian juga menurunnya daya mesin. Seperti yang telah dikemukakan di atas, beberapa karakteristik yang dikandung minyak biji kapuk ada yang sesuai dengan spesifikasi minyak solar dan sebagian yang lain jauh dari spesifikasi minyak solar sehingga jika dicampur dengan prosentase tertentu akan terjadi pengaruh perbedaan unjuk kerja mesin berupa daya, torsi dan konsumsi bahan baka spesifik sfc pada motor diesel satu silinder.

C. Hipotesis

1. Ada pengaruh penggunaan biodiesel minyak biji kapuk dengan variasi tekanan injeksi terhadap daya mesin diesel satu silinder menjadi naik. 2. Konsumsi bahan bakar dengan menggunakan biodiesel minyak biji kapuk dengan variasi tekanan injeksi menjadi naik. 24 BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan after-before, yaitu dengan membandingkan daya, torsi dan konsumsi bahan bakar spesifik sfc antara solar murni minyak biji kapuk dengan perbandingan terukur volume. Dalam penelitian ini setiap variabel penelitian dilakukan pengulangan sebanyak dua kali, dengan variasi tekanan injeksi 12 Mpa, 13 Mpa, 14 Mpa, 15 Mpa, 16 Mpa, 17 MPa.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah gejala yang bervariasi dan menjadi objek penelitian Suharsimi Arikunto, 1991 : 89. Identifikasi variabel disini adalah menentukan variabel-variabel atau faktor-faktor yang akan digunakan dalam penelitian. Ada tiga kelompok variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel terkontrol.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang dapat berubah-ubah yang bisa mempengaruhi variabel terikat, jadi variabel bebas merupakan kondisi atau perlakuan untuk melihat gejala variabel terikat yang timbul. Dalam penelitian ini varibel bebasnya ada 2 buah yaitu perbandingan komposisi minyak biji kapuk dan variasi tekanan injeksi. Variasi bahan bakar yang digunakan adalah : 25 Jenis bahan bakar Rasio campuran B0 B10 B20 Biodiesel minyak biji kapuk 10 20 Solar 100 90 80 Sedangkan tekanan injeksi yang dipakai dalam penelitian ini adalah : Standar tekanan injeksi 12 MPa 13 MPa 14 MPa 15 MPa 16 MPa 17 MPa

2. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang ditimbulkan atau efek dari variabel bebas Sudjana, 1989:12. dalam penelitian ini adalah daya dari mesin diesel satu silinder dan konsumsi bahan bakar spesifik.

3. Variabel Terkontrol

Variabel kontrol adalah faktor-faktor yang mempengaruhi hasil dari penelitian. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah putaran 1600 rpm, 1800 rpm, 2000 rpm, 2200 rpm dan 2400 rpm.

C. Pengumpulan data.

1. Bahan dan Alat

a. Pembuatan biodiesel

Bahan yang digunakan dalam dalam pembuatan biodiesel adalah : 1 Minyak biji kapuk 2 Minyak solar 3 Katalis NaOH 4 Alkohol methanol 26 Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan biodiesel antara lain : 1 Micro biodiesel production unit, yang terdiri dari 2 tabung pengukur volume minyak biji kapuk dan alkohol, 1 buah tabung reaktor untuk mereaksikan alkohol dengan katalis menjadi potassium methoxide dan 1 buah tabung reaktor untuk mereaksikan minyak biji kapuk dengan potassium methoxide menjadi biodiesel. Tiap-tiap rektor dilengkapi dengan pengaduk yang digerakkan oleh motor listrik. 2 Burret gelas ukur 3 Stop watch 4 Gelas ukur 5 Thermometer 6 Heater pemanas elektrik

b. Pengambilan data menggunakan mesin diesel 1 silinder

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Tabung untuk mengukur methanol, yang kemudian akan dialirkan ke tabung pencampur katalis dan methanol Tabung untuk mencampur katalis methanol menjadi larutan potassium methoxide Tabung pengaduk campuran minyak biji kapuk dengan potassium methoxide 27 Bahan penelitian adalah satu unit mesin diesel merk Dong Feng 1 silinder dengan bahan bakar berupa minyak solar yang dikombinasikan dan minyak biji kapuk dengan konsentrasi perbandingan yang diatur. Minyak solar berasal dari SPBU Stasiun Pompa Bahan Bakar Umum, minyak biji kapuk berasal dari ekstraksi biji kapuk yang sudah tersedia di pasaran. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1 Tool set 2 engine test bed 3 Tachometer untuk mengukur putaran 4 Gelas ukur burret 5 Mesin diesel satu silinder Spesifikasi : Merk : Dongfeng Rating Output : 6 hp2600 rpm Net Weight : 60 kg 6 Dinamometer Spesifikasi : hydraulik dynamometer Model : SF-1,5 ser no : 87002 Max torque : 28,64 mg date :1987-2 Max PS :150 PS = 1000 .N W T = W x 0,716 L = 0,716 m 28

2. Waktu dan Tempat Penelitian

Pembuatan Biodiesel Tanggal : Januari 2007 Pengujian unjuk kerja mesin diesel satu silinder Tanggal : 3 Februari 2007 Tempat : Laboratorium Otomotif Teknik Mesin UGM

3. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian

a. Pembuatan biodiesel dari minyak biji kapuk Proses pembuatan bahan bakar biodiesel, sebelum melakukan pembuatan biodiesel pada micro biodiesel production unit maka terlebih dahulu minyak biji kapuk harus diberi perlakuan dengan memanaskannya sampai suhu 150 C sekitar 15 menit kemudian didinginkan. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan getah air serta zat warna betakaroten yang mungkin terkandung dalam minyak biji kapuk. Setelah perlakuan diatas, maka pembuatan biodiesel pada micro biodiesel unit dapat dilakukan. Adapun tahapan pembuatan biodiesel tersebut adalah : 1 Memanaskan minyak biji kapuk pada suhu sekitar 70 C 2 Mengukur volume dengan methanol sebanyak 200 ml untuk 1 liter minyak biji kapuk dan memasukannya ke dalam tabung ukur untuk methanol. 3 Mengalirkan methanol ke dalam reaktor ke dalam reaktor 1 dengan terlebih dahulu memasukkan katalis berupa NaOH kedalam reaktor tersebut sebanyak 10 gram untuk 200 ml methanol. Campuran methanol 29 dan NaOH diaduk selama kurang lebih 15 menit dengan menghidupkan motor pengaduk sehingga methanol dan NaOH berubah menjadi larutan sempurna. Larutan ini dinamakan larutan potassium methoxide. 4 Mencampur minyak biji kapuk dengan potassium methoxide ke dalam reaktor kedua dan mengaduk selama 1 jam hingga seluruh campuran dapat bercampur dengan sempurna. 5 Mengendapkan campuran selama 1 hari 24 jam. Hal ini bertujuan untuk memisahkan gliserin dengan biodiesel. Setelah 1 hari maka larutan akan menjadi 2 bagian yaitu bagian atas adalah biodiesel dan larutan bagaian bawah adalah gliserin. 6 Memisahkan gliserin dengan biodiesel dengan cara memompa biodiesel keluar 7 Melakukan pencucian terhadap biodiesel dengan menggunakan air suling. Perbandingan air suling dan biodiesel adalah 300 ml : 700 ml. pencucian ini bertujuan untuk menghilangkan gliserin yang masih dikandung biodiesel. Selama proses pencucian perlu dilakukan pengadukan kurang lebih 1 menit. Proses pencucian seperti ini dilakukan sebanyak 3 kali. 8 Langkah yang terakhir adalah melakukan pemurnian biodiesel yang telah mengalami proses pencucian dengan cara memanaskannya pada suhu ± 120 C selama kurang lebih 15 menit. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan air yang dikandung pada biodiesel selama proses pencucian. 30 b. Uji performa mesin diesel satu silinder dengan bahan bakar biodiesel minyak biji kapuk. Langkah persiapan penelitian, meliputi: 1 Memeriksa dan menyiapkan peralatan yang akan digunakan selama penelitian berlangsung 2 Membuat campuran kombinasi bahan bakar solar dengan minyak kemiri. 3 Mengeset mesin diesel 1 silinder, antara lain: a Memeriksa menyetel celah katup IN = 0,19 mm; EX = 0,23 mm b Mengisi air pendingin secukupnya kedalam hopper c Menyetel tekanan pengabutan pada nosel pada 15 MPa d Membuang angin bleeding dari sistem bahan bakar dan memeriksa kebocoran sistem bahan bakar e Bahan bakar salurannya dialihkan kedalam burret tidak melalui tangki bahan bakar sehingga dapat terukur kapasitas volumenya. f Memeriksa minyak pelumas SAE 30 g Memeriksa tegangan belt h Memeriksa dudukan mesin dan generator i Memanaskan mesin sampai tercapai kondisi kerja 5 menit dengan kecepatan putaran stasioner. 4 Langkah pelaksanaan penelitian : a Pelaksanan eksperimen dengan menggunakan bahan bakar B0 yaitu 100 solar murni dengan tekanan injeksi 15 Mpa. 31 b Buka katup gas sampai maksimal, kondisikan pada putaran 2400 rpm dengan menambah beban dengan memutar katup gas. c Lihat dan catat pada indikator beban yang tertera, catat juga waktu untuk menghabiskan 10 ml bahan. d Setelah dicatat semua tambahkan beban sampai tachometer menunjukkan putaran 2200 rpm, catat beban yang terlihat pada indikator, catat juga waktu untuk menghabiskan 10 ml bahan bakar. e Setelah dicatat, tambahkan beban sampai tachometer menunjukkan putaran 2000 rpm, catat beban yang tertera pada tachometer dan catat juga waktu untuk menghabiskan 10 ml bahan bakar. f Setelah dicatat, tambahkan beban sampai tachometer menunjukkan putaran 1800 rpm, catat beban yang tertera pada tachometer dan catat juga waktu untuk menghabiskan 10 ml bahan bakar. g Setelah dicatat, tambahkan beban sampai tachometer menunjukkan putaran 1600 rpm, catat beban yang tertera pada tachometer dan catat juga waktu untuk menghabiskan 10 ml bahan bakar. h Tunggu sampai bahan bakar B0 habis, setelah itu ganti bahan bakar dengan B10 yaitu campuran 10 biodiesel dengan 90 solar. i Ulangi langkah a-f dengan bahan bakar B10 tersebut. j Setelah semua data tercatat, tunggu sampai bahan bakar B10 habis, setelah itu ganti dengan bahan bakar B20, yaitu campuran 20 biodiesel dengan 80 solar. 32 k Ulangi langkah b-h dengan bahan bakar B20 tersebut. l Setelah semua selesai, matikan mesin dan rubah tekanan pada nosel menjadi 16 Mpa. Hidupkan mesin dan setelah itu ulangi dengan bahan bakar B0 yaitu 100 solar. m Ulangi langkah b-h. n Setelah langkah b-h sudah dilakukan, matikan mesin diesel dan rubah tekanan injeksi menjadi 17 Mpa. o Lakukan seperti langkah b-h. p Setelah itu matikan mesin dan rubah tekanan injeksi menjadi 14 Mpa. q Lakukan sepeti langkah b-h r Setelah itu matikan mesin dan rubah tekanan injeksi menjadi 13 Mpa s Lakukan seperti langkah b-h. t Setelah itu matikan mesin dan rubah tekanan injeksi menjadi 12 Mpa. u Lakukan seperti langkah b-h v semua percobaan diambil dua kali w setelah semua data dicatat matikan mesin diesel.

4. Diagram Alir Penelitian

Metode pengambilan data yang digunakan adalah metode eksperimen, yaitu penelitian dengan mengadakan perlakuan dan tindakan pengamatan terhadap suatu variabel. Dalam penelitian ini data yang diambil berupa konsumsi bahan bakar spesifik dan besarnya beban pada dinamometer untuk selanjutnya 33 diolah untuk memperoleh daya dan torsi mesin. Data-data yang dihasilkan ditabulasi untuk kemudian menghitung daya output dan torsi serta konsumsi bahan bakar spesifik sfc. Alur penelitian dalam hal ini adalah sebagai berikut : Gambar 5. Alur Desain Penelitian Mulai Mesin diesel satu silinder B10 B0 B20 hasil Pembahasan 12 MPa Variasi tekanan injeksi Konsumsi bahan bakar 13 MPa 14 MPa 15 MPa 16 MPa 17 MPa Daya Kesimpulan 2400 rpm 1600 rpm 1800 rpm 2000 rpm 2200 rpm 34

D. Analisis Data

Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data. Data dari hasil pengujian kemudian dimasukkan kedalam rumus perhitungan yang ada sehingga diperoleh data yang bersifat kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka. Teknik analisis data dari pengaruh variasi tekanan injeksi terhadap unjuk kerja mesin diesel satu silinder dengan menggunakan biodiesel minyak biji kapuk berupa prosentase dan rata-rata antara data dari variasi tekanan injeksi dengan menggunakan bahan bakar biodiesel minyak biji kapuk. Penyajian data selanjutnya digambarkan dengan grafik. 35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berikut ini adalah data daya dan konsumsi bahan bakar hasil eksperimen dari penggunaan bahan bakar menggunakan B0, B10, B20 dengan variasi tekanan injeksi 13 MPa, 14 MPa, 15 MPa, 16 MPa dan 17 MPa. Tabel 5. Hasil Perhitungan Torsi, Daya dan SfC. Tekanan Injeksi Variasi Bahan Bakar Putaran Mesin rpm Beban kg Waktu Konsumsi 10 cc t Daya kW SfC kgkWh Torsi Nm 13 MPa B0 1600 2,45 8,4 2,88 1,22 17,2087 1800 2,40 7,25 3,18 1,28 16,8575 2000 2,30 7,81 3,38 1,12 16,1551 2200 2,20 6,73 3,56 1,23 15,4527 2400 2,10 6,32 3,71 1,26 14,7503 B10 1600 2,41 9,39 2,83 1,12 16,9277 1800 2,40 8,56 3,18 1,10 16,8575 2000 2,30 7,57 3,38 1,16 16,1551 2200 2,20 6,67 3,56 1,26 15,4527 2400 2,00 6,06 3,53 1,39 14,0479 B20 1600 2,50 9,71 2,94 1,05 17,5599 1800 2,40 8,51 3,18 1,11 16,8575 2000 2,30 7,43 3,38 1,20 16,1551 2200 2,25 6,63 3,64 1,25 15,8039 2400 2,00 6,03 3,53 1,41 14,0479 14 MPa B0 1600 2,50 9,71 2,94 1,03 17,5599 1800 2,45 8,57 3,24 1,06 17,2087 2000 2,30 7,25 3,38 1,20 16,1551 2200 2,20 6,77 3,56 1,23 15,4527 2400 2,10 6,07 3,71 1,31 14,7503 B10 1600 2,55 9,75 3,00 1,02 17,9111 1800 2,40 8,35 3,18 1,12 16,8575 2000 2,30 7,54 3,38 1,17 16,1551 2200 2,20 6,77 3,56 1,24 15,4527 2400 2,00 6,29 3,53 1,34 14,0479 B20 1600 2,50 9,54 2,94 1,07 17,5599 1800 2,40 8,28 3,18 1,14 16,8575 2000 2,25 7,49 3,31 1,21 15,8039 2200 2,20 6,61 3,56 1,28 15,4527 2400 2,00 6,12 3,53 1,39 14,0479 15 MPa B0 1600 2,50 9,71 2,94 1,03 18,3325 1800 2,45 8,57 3,24 1,06 18,2623 36 Tekanan Injeksi Variasi Bahan Bakar Putaran Mesin rpm Beban kg Waktu Konsumsi 10 cc t Daya kW SfC kgkWh Torsi Nm 2000 2,30 7,25 3,38 1,20 16,8575 2200 2,20 6,77 3,56 1,23 15,5230 2400 2,10 6,07 3,71 1,31 15,4527 B10 1600 2,55 9,75 3,00 1,02 18,2623 1800 2,40 8,35 3,18 1,12 17,2087 2000 2,30 7,54 3,38 1,17 16,8575 2200 2,20 6,77 3,56 1,24 15,5932 2400 2,00 6,29 3,53 1,34 15,1015 B20 1600 2,50 9,54 2,94 1,07 18,2623 1800 2,40 8,28 3,18 1,14 17,2087 2000 2,25 7,49 3,31 1,21 16,8575 2200 2,20 6,61 3,56 1,28 16,1551 2400 2,00 6,12 3,53 1,39 15,5932 16 MPa B0 1600 2,50 9,82 2,94 1,02 17,5599 1800 2,45 8,5 3,24 1,07 17,2087 2000 2,30 7,35 3,38 1,19 16,1551 2200 2,20 6,75 3,56 1,23 15,4527 2400 2,10 6,1 3,71 1,31 14,7503 B10 1600 2,60 9,61 3,06 1,01 18,2623 1800 2,42 8,48 3,20 1,10 16,9980 2000 2,40 7,55 3,53 1,12 16,8575 2200 2,30 6,6 3,72 1,21 16,1551 2400 2,10 6,32 3,71 1,27 14,7503 B20 1600 2,60 9,76 3,06 1,01 18,2623 1800 2,45 8,42 3,24 1,10 17,2087 2000 2,40 7,43 3,53 1,15 16,8575 2200 2,25 6,6 3,64 1,25 15,8039 2400 2,20 6,32 3,88 1,23 15,4527 17 MPa B0 1600 2,61 9,91 3,07 0,97 18,3325 1800 2,45 8,62 3,24 1,06 17,2087 2000 2,30 7,6 3,38 1,15 16,1551 2200 2,20 6,97 3,56 1,19 15,4527 2400 2,10 6,15 3,71 1,30 14,7503 B10 1600 2,60 9,66 3,06 1,01 18,2623 1800 2,45 8,53 3,24 1,08 17,2087 2000 2,40 7,53 3,53 1,12 16,8575 2200 2,20 6,68 3,56 1,25 15,4527 2400 2,00 6,14 3,53 1,38 14,0479 B20 1600 2,60 9,65 3,06 1,02 18,2623 1800 2,45 8,36 3,24 1,11 17,2087 2000 2,30 7,57 3,38 1,18 16,1551 2200 2,20 6,71 3,56 1,26 15,4527 2400 2,00 6,03 3,53 1,41 14,0479 37 Tabel 6. Perbandingan Karakteristik Antara Solar Murni dengan Biodiesel No JenisPemeriksaan Biodiesel Solar Min Max 1 Spesific Grafity at 6060 F 0,8991 0,82 0,87 2 Viscosity Kinematic at 100 F, cSt 8,974 1,6 5,8 3 Pour Point, C 2 - 0,5 4 Flash Point, P.M.c.c., C 190 150 - 5 Water Content, vol. 0,25 - 0,05 6 Sediment, wt. 0.063 - 0,01 7 Conradson Carbon Residue, wt. 0,143 - 0,1 8 Ash Content, wt. 0,0041 - 0,01 Tabel 6 membandingkan karakteristik solar dengan biodiesel. Karakteristik solar penulis dapatkan dari sumber pertamina, sedangkan untuk biodiesel penulis mengujikan biodiesel ke Laboratorium Teknologi Minyak Bumi Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Dari tabel 5 di atas dapat digambarkan dengan grafik yang membandingkan daya dan putaran dengan variasi tekanan injeksi di masing- masing bahan bakar. Selain daya juga dapat digambarkan konsumsi bahan bakar spesifik berbanding dengan putaran dengan variasi tekanan injeksi di masing-masing bahan bakar. Dan yang selanjutnya akan dapat diperoleh data mengenai daya yang tertinggi dan konsumsi bahan bakar yang paling hemat pada variasi tekanan injeksi. 38 Gambar 6. Grafik Hubungan Daya dengan Putaran Mesin pada Tekanan Injeksi 13 MPa. Pada gambar 6 menggambarkan daya yang ditunjukkan pada masing- masing putaran dengan berbagai variasi bahan bakar B0, B10, B20 pada tekanan injeksi 13 MPa. Disitu terlihat bahwa daya terbesar pada putaran 2400 rpm dengan bahan bakar solar murni. Akan tetapi apabila dilihat penggunaan biodiesel dengan konsentrasi yang lebih banyak yaitu 20 mempunyai daya yang lebih besar daripada yang menggunakan bahan bakar B10 yaitu dengan penambahan biodiesel 10 . 39 Gambar 7. Grafik Hubungan Daya dengan Putaran Mesin pada Tekanan Injeksi 14 MPa. Pada gambar 7 di atas grafik menggambarkan daya yang ditunjukkan pada masing-masing putaran dengan berbagai variasi bahan bakar pada tekanan injeksi 14 MPa. Dari grafik diatas terlihat bahwa daya terbesar pada putaran 2400 rpm dengan bahan bakar B0 yaitu solar murni. Akan tetapi apabila dibandingkan khusus antara penggunaan B10 dan B20 maka daya yang tertinggi dengan penggunaan bahan bakar B10. Namun bisa dilihat bahwa pada putaran 1600 rpm sampai 2200 rpm daya tinggi dengan menggunakan bahan bakar B10, tetapi pada putaran 2400 rpm daya yang dihasilkan sama. 40 Gambar 8. Grafik Hubungan Daya dengan Putaran Mesin pada Tekanan Injeksi 15 MPa. Pada gambar 8 di atas grafik menggambarkan daya yang ditunjukkan pada masing-masing putaran dengan berbagai variasi bahan bakar pada tekanan injeksi 15 MPa. Pada grafik terlihat bahwa daya terbesar pada putaran 2400 rpm dengan bahan bakar B20. pada putaran 1600 rpm sampai 2000 rpm daya yang dihasilkan hampir sama dengan menggunakan bahan bakar B0, namun pada putaran 2200 rpm sampai 2400 rpm mengalami peningkatan daya dengan menggunakan bahan bakar B20. 41 Gambar 9. Grafik Hubungan Daya dengan Putaran Mesin pada Tekanan Injeksi 16 MPa. Pada gambar 9 di atas grafik menggambarkan SfC yang ditunjukkan pada masing-masing putaran dengan berbagai variasi bahan bakar pada tekanan injeksi 16 MPa. Dari grafik terlihat bahwa daya yang tertinggi pada panggunaan bahan bakar B20. Sedangkan dengan menggunakan bahan bakar B10 terlihat tinggi pada putaran 2200 rpm.dengan bahan bakar B0 yaitu 100 solar murni.. 42 Gambar 10. Grafik Hubungan Daya dengan Putaran Mesin pada Tekanan Injeksi 17 MPa. Pada gambar 10 di atas grafik menggambarkan SfC yang ditunjukkan pada masing-masing putaran dengan berbagai variasi bahan bakar pada tekanan injeksi 17 MPa. Daya tertinggi pada penggunaan bahan bakar B0 yaitu solar murni. Apabila dibandingkan penggunaan bahan bakar dengan bahan bakar B10 dengan bahan bakar B20 daya yang tinggi dengan menggunakan B10 pada putaran 2000 rpm. 43 Gambar 11. Grafik Hubungan Konsumsi Bahan Bakar Spesifik dengan Putaran Mesin pada Tekanan Injeksi 13 MPa. Pada gambar 11 di atas grafik menggambarkan SfC yang ditunjukkan pada masing-masing putaran dengan berbagai variasi bahan bakar pada tekanan injeksi 13 MPa. Dengan penggunaan bahan bakar B0 konsumsi bahan bakar menjadi lebih hemat. Namun apabila dibandingkan antara penggunaan B10 dan B20 maka dengan pemakaian bahan bakar B20 lebih hemat pada putaran 1600 rpm. 44 Gambar 12. Grafik Hubungan Konsumsi Bahan Bakar Spesifik dengan Putaran Mesin pada Tekanan Injeksi 14 MPa. Dari grafik di atas terlihat bahwa konsumsi bahan bakar spesifik yang paling hemat dengan menggunakan bahan bakar B0 yaitu solar murni. Apabila dibandingkan antara penggunaan bahan bakar B10 dengan B20 maka konsumsi bahan bakar spesifik yang paling hemat adalah dengan menggunakan bahan bakar B10. Disetiap putaran penggunaan bahan bakar B10 lebih hemat. 45 Gambar 13. Grafik Hubungan Konsumsi Bahan Bakar Spesifik dengan Putaran Mesin pada Tekanan Injeksi 15 MPa. Dari grafik di atas terlihat bahwa konsumsi bahan bakar spesifik yang paling hemat pada penggunaan bahan bakar B0 yaitu solar murni. Tetapi apabila dibandingkan antara penggunaan bahan bakar B10 dengan B20, maka konsumsi bahan bakar yang paling hemat adalah dengan menggunakan bahan bakar B20. Pada putaran 1800 rpm dengan menggunakan bahan bakar B10 lebih irit dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar B20. 46 Gambar 14. Grafik Hubungan Konsumsi Bahan Bakar Spesifik dengan Putaran Mesin pada Tekanan Injeksi 16 MPa. Dari grafik di atas terlihat bahwa konsumsi bahan bakar spesifik yang paling hemat dengan menggunakan bahan bakar B20. Gambar 15. Grafik Hubungan Konsumsi Bahan Bakar Spesifik dengan Putaran Mesin pada Tekanan Injeksi 17 MPa. 47 Dari grafik di atas terlihat bahwa konsumsi bahan bakar spesifik yang paling hemat dengan menggunakan bahan bakar B0 yaitu solar murni. Apabila dibandingkan antara penggunaan bahan bakar B10 dengan B20 maka yang paling hemat adalah dengan menggunakan bahan bakar B10.

B. Pembahasan