Protokol Simulasi Membangun Jaringan Komputer dengan Cisco Packet Tracer

Gambar 2.10 Access Point

2.5 Protokol

Protokol adalah sebuah aturan yang mendefinisikan beberapa fungsi yang ada dalam sebuah jaringan komputer, misalnya mengirim pesan, data, informasi dan fungsi lain yang harus dipenuhi oleh sisi pengirim transmitter dan sisi penerima receiver agar komunikasi berlangsung dengan benar. Selain itu protokol juga berfungsi untuk memungkinkan dua atau lebih komputer dapat berkomunikasi dengan bahasa yang sama. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam protokol adalah sebagai berikut : a. Syntax Merupakan format data dan cara pengkodean yang digunakan untuk mengkodekan sinyal. b. Semantix Universitas Sumatera Utara Digunakan untuk mengetahui maksud dari informasi yang dikirim dan mengoreksi kesalahan yang terjadi dari informasi tadi. c. Timing Digunakan untuk mengetahui kecepatan transmisi data.

2.5.1 Fungsi Protokol

Fungsi – fungsi protokol secara detail dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Fragmentasi dan Reassembly Fungsi dari fragmentasi dan reassembly adalah membagi informasi yang dikirim menjadi beberapa paket data pada saat sisi pengirim mengirimkan informasi tadi dan setelah diterima maka sisi penerima akan menggabungkan lagi menjadi paket berita yang lengkap. b. Encaptulation Fungsi dari encaptulation adalah melengkapi berita yang dikirimkan dengan address, kode-kode koreksi dan lain-lain. c. Connection Control Fungsi dari connection control adalah membangun hubungan komunikasi dari transmitter dan receiver, dimana dalam membangun hubungan ini termasuk dalam hal pengiriman data dan mengakhiri hubungan. d. Flow Control Universitas Sumatera Utara Fungsi dari flow control adalah mengatur perjalanan data dari transmitter ke receiver. e. Error Control Dalam pengiriman data tak lepas dari kesalahan, baik itu dalam proses pengiriman maupun pada waktu data itu diterima. Fungsi dari error control adalah mengontrol terjadinya kesalahan yang terjadi pada waktu data dikirimkan. f. Transmission Service Fungsi dari transmission service adalah memberi pelayanan komunikasi data khususnya yang berkaitan dengan prioritas dan keamanan serta perlindungan data.

2.5.2 TCPIP Transmision Control Protocol Internet Protocol

TCPIP bukanlah sebuah protokol tunggal tetapi satu kesatuan protokol dan utility. Setiap protokol dalam kesatuan ini memiliki aturan yang spesifik. Protokol ini dikembangkan oleh ARPA Advanced Research Projects Agency untuk departemen pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969. ARPA mengingikan sebuah protokol yang memiliki karakter sebagai berikut : a. Mampu menghubungkan berbagai jenis sistem operasi. b. Dapat diandalkan dan mampu mendukung komunikasi kecepatan tinggi. c. Routable dan scalable untuk memenuhi jaringan yang kompleks dan luas. Sebuah alamat TCPIP adalah nilai biner berukuran 32 bit yang diberikan kesetiap host dalam sebuah jaringan. Nilai ini digunakan untuk mengenali jaringan di mana host tersebut dan mengenali nomor unik host bersangkutan dijaringan tertentu. Setiap host yang Universitas Sumatera Utara terhubung jadi satu pada sebuah internet work harus memiliki satu alamat unik TCPIP. Setiap alamat terbagi atas dua komponen : a. Network ID Ini adalah bagian dari alamat IP yang mewakili jaringan fisik dari host nama jalan dari rumah. Setiap komputer dalam segmen jaringan tertentu akan memiliki ID jaringan yang sama. b. Host ID Ini adalah bagian yang mewakili bagian individu dari alamat nomor rumah. Bila komputer disegment jaringan memiliki alamat, maka jaringan tersebut perlu tahu milik siapakah suatu paket itu. Seperti yang disebutkan diatas tadi bahwa nilai IP adalah nilai biner 32 bit. Nilai tersebut terbagi menjadi empat bagian nomor 8 bit yang disebut oktet. Contoh alamat IP :202.149.240.66 dengan menggunakan contoh diatas, katakanlah administrator mensetup jaringan dengan semua komputer memiliki bagian nilai yang sama 202.149.240.XXX. kondisi inilah yang disebut network ID. Nomor pada XXX adalah host ID-nya. Setiap alamat TCPIP jatuh pada satu kelas alamat. Kelas mewakili sebuah grup alamat yang segera dapat dikenali komponen software sebagai bagian dari sebuah jaringan fisik. Misalkan, ambil contoh alamat TCPIP berikut dan nilai binernya. 10.149.240.66 00001010.10010101.11110000.10000010 dengan Universitas Sumatera Utara memperhatikan tiga nilai biner yang pertama, bisa dikatakan bahwa alamat ini termasuk class A. Tabel 2.2 Urutan dari alamat IP dan Host Setiap komputer di sebuh jaringan biasanya ingin mengirim data langsung ke komputer lainnya. Komputer pengiriman harus memastikan bahwa si penerima berada di jaringan yang sama atau di luar itu. Subnet mask digunakan oleh protokol stack TCPIP untuk menentukan bahwa host yang akan dicoba dikomunikasikan berada di jaringan lokal yang sama atau berada di jaringan remote. Ini adalah bagian yang sangat penting dalam konfigurasi TCPIP. Tabel 2.3 Klasifikasi subnet mask 2

2.5.2.1 Subneting

Subnetting merupakan sebuah teknik peminjaman bagian host untuk dijadikan bagian network, yang berakibat memperbanyak jumlah subnet dan memperkecil jumlah host. Banyak alasan untuk melakukan subneting, antara lain: Universitas Sumatera Utara 1. Mengurangi trafik jaringan. Jika tidak menggunakan router, sebuah host tidak dapat berkomunikasi dengan host yang memiliki alamat network berbeda. Dengan melakukan subnetting berarti juga memperbanyak jumlah broadcast domain dan memperkecil ukuran broadcast domain, berarti juga mengurangi lalu lintas data dalam sebuah jaringan. 2. Meningkatkan performance jaringan, yang merupakan akibat dari berkurangnya trafik. 3. Menyederhanakan managemen, lebih mudah mengidentifikasi dan mengisolasi masalah yang terjadi dalam jaringan. Dalam sebuah jaringan IP yang perlu dipertimbangkan sebelum memberikan alamat terhadap sebuah jaringan dan host, antara lain: 1. Tentukan jumlah network ID yang diperlukan, yakni: • Satu untuk setiap subnet • Satu untuk setiap hubungan ke jaringan WAN. 2. Tentukan jumlah Host ID yang diperlukan dalam setiap subnet yakni: • Satu untuk setiap host • Satu untuk setiap interface yang terdapat pada router. 3. Berdasarkan kebutuhan diatas,buat • Satu subnet mask untuk seluruh jaringan • Subnet ID yang bersifat unik untuk setiap segment secara fisik • Sebuah kisaran dari host ID untuk setiap subnet Universitas Sumatera Utara Teknik subnetting pada implementasinya akan berkaitan dengan subnet mask. Sama halnya dengan IP address, subnet mask dibentuk dari bilangan biner. Agar pengguna lebih mudah mengenal dan menggunakan subnet mask. Bilangan subnet mask dikonversi ke dalam bentuk bilangan desimal. Nilai Subnet Mask Default kelas B Desimal = 255.255.0.0 Biner = 11111111.11111111.00000000.00000000 Admin yang mengelola jaringan besar sering kali merasa perlu membagi-bagi jaringan menjadi bagian-bagian lebih kecil lagi disebut subnetworks sebagai usaha memberikan fleksibilitas addressing. 172.110.0.0 Gambar. 2.11 Sebuah network tunggal Dengan subnetting, sebuah network address tunggal seperti diatas dapat kita pecah menjadi subnetwork, atau disingkat subnet. Sebagai contoh, network 172.110.1.0, 172.110.2.0 dan 172.110.3.0 kesemuanya merupakan subnet dari network 172.110.0.0 Universitas Sumatera Utara 172.110.1.0 172.110.3.0 Router 172.110.2.0 Gambar. 2.12 Sebuah network tunggal dengan node Subnet address dibuat oleh network administrator dengan cara “meminjam” bit-bit dari porsi host dan merancangnya sebagai subnet. Agar subnet address yg kita buat dapat bekerja, setiap mesin dalam network haruslah mengetahui bagian mana dari host address yang digunakan sebagai subnet address. Untuk kebutuhkan ini, maka setiap mesin perlu kita beri apa yg disebut subnet Mask. Digunakan Subnet Mask untuk : 1. Membedakan network ID dan host ID 2. Menunjuk letak suatu host, apakah berada dijaringan lokal atau jaringan luar Seluruh bit yg berhubungan dengan network ID di set 1. Sedangkan bit yg berhubungan dengan host ID di set 0 Contoh : Network Address = 192.168.20.0 Universitas Sumatera Utara Subnet Mask = 255.255.255.224 maka, 1. Banyak subnet yg bisa kita produksi: 2 X - 2 = 2 3 – 2 = 6 subnet dimana ; X = jumlah bit yg bernilai 1.  224 = 1 1 1 0 0 0 0 0 , ada 3 bit 2 = 1 bit untuk network address dan 1 bit broadcast address 2. Banyak host yg valid persubnet : 2 Y - 2 = 2 5 – 2 = 30 host dimana ; y = jumlah bit yg tersisa. Oleh karena itu jumlah bit 5 8-3 2 = 1 bit untuk network address dan 1 bit untuk broadcast address 3. Subnet yg valid : 256 – subnet mask = 256 -224 =32 32 + 32 = 64 64 + 32 = 96 96 + 32 = 128 128 + 32 = 160 160 + 32 = 192 Universitas Sumatera Utara 192 + 32 = 224 stop  Ini adalah Subnet Mask kita, makanya ia subnet invalid Jadi yg valid adalah 32, 64, 96, 128, 160,192 jumlahnya ada 6 subnet 4. Untuk menentukan host-host mana yg valid : 5. Untuk menentukan mana broadcast address untuk masing-masing subnet : Contoh : Network Address = 192.168.20.0 Subnet Mask = 255.255.255.248 maka, 1. Banyak subnet yg bisa diproduksi ? 2 X - 2 = 2 5 – 2 = 30 subnet dimana ; X = jumlah bit yg bernilai 1.  248 = 1 1 1 1 1 0 0 0 , ada 5 bit Subnet 32 64 96 128 160 192 Host Pertama 33 65 97 129 161 193 Host Terakhir 62 94 126 158 190 222 Subnet 32 64 96 128 160 192 Broadcast 63 95 127 159 191 223 Universitas Sumatera Utara 2 = 1 bit untuk network address dan 1 bit broadcast address 2. Banyak host yg valid per subnet ? 2 Y - 2 = 2 3 – 2 = 6 host y = jumlah bit yg tersisa. Oleh karena itu jumlah bit 3 8-5

2.6 Cisco Packet Tracer