BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dijelaskan Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur
aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
secara profesional,
jujur, adil
dan merata
dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan. Namun
seiring dengan waktu tidak dipungkiri adanya kecenderungan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil.
Tindakan penjatuhan hukuman dijatuhkan setelah adanya pemeriksaan yang dilakukan oleh badan atau lembaga pengawas intern instansi yang
bersangkutan. Temuan adanya pelanggaran bisa didapat dari hasil pemeriksaan badan atau pengawasan intern yang sedang melakukan
pengawasan rutin ataupun adanya aduan dari seseorang atau masyarakat. Dari hasil pemeriksaan tersebut baru ditentukan jenis hukuman disiplinnya.
Hukuman yang dijatuhkan kadangkala menimbulkan rasa tidak puas bagi PNS yang dijatuhi hukuman oleh pejabat yang berwenang. Hal tersebut
kemudian menimbulkan sengketa kepegawaian, yaitu sengketa antara seorang pegawai dengan atasannya pejabat akibat dari dikeluarkannya
suatu Keputusan Tata Usaha Negara KTUN. Secara hukum, penyelesaian sengketa kepegawaian dapat dilakukan melalui 2 dua mekanisme.
Pertama, melalui Peradilan Tata Usaha Negara PTUN. Kedua, sengketa kepegawaian sebagai akibat pelanggaran terhadap Peraturan Disiplin
Pegawai Negeri Sipil diselesaikan melalui upaya banding administratif kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian. Dengan demikian, terdapat 2
dua mekanisme penyelesaian sengketa kepegawaian, yaitu mekanisme penyelesaian sengketa kepegawaian melalui Peradilan Tata Usaha Negara
dan mekanisme penyelesaian sengketa kepegawaian melalui Badan Pertimbangan Kepegawaian BAPEK.
Pengelolaan kepegawaian memang sangat rawan dengan masalah Sengketa Kepegawaian, karena berkaitan dengan penerbitan atau penetapan
Keputusan Tata Usaha Negara bidang kepegawaian, antara lain berupa: 1.
Keputusan pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil CPNS;
2. Keputusan pengangkatan sebagai Pegawai Negeri Sipil PNS,
Keputusan pengangkatan dalam pangkat untuk kenaikan pangkat; 3.
Keputusan pengangkatan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional, Keputusan pemberhentian sementara sebagai PNS;
4. Keputusan penjatuhan hukuman disiplin, dan
5. Keputusan pemberhentian sebagai PNS.
Sengketa antara kedua belah pihak sulit untuk diselesaikan tanpa bantuan dari pihak ketiga, yaitu melalui lembaga peradilan yang tidak
berpihak dan berat sebelah. Apabila satu pihak belum merasa puas atas keputusan dari pejabat yang berwenang menghukum, maka dapat
mengajukan apabila belum memperoleh apa yang diharapkan, selanjutnya dapat menempuh jalan mengajukan keberatan kepada badan peradilan yang
lebih tinggi, yaitu mengajukan keberatan melalui BAPEK, Peradilan Tata Usaha Negara atau mengajukan Kasasi kepada Mahkamah Agung.
Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan nasional sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya
pegawai negeri. Karena itu, dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional yakni mewujudkan masyarakat madani yang taat hukum,
berperadaban modern, demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi, diperlukan pegawai negeri yang merupakan unsur aparatur negara yang
bertugas sebagai abdi masyarakat yang harus menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata kepada masyarakat dengan dilandasi kesetiaan, dan
ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pada penelitian ini, akan dibahas mengenai mekanisme penyelesaian sengketa kepegawaian melalui BAPEK. Adapun yang menjadi syarat untuk
mengajukan keberatan kepada BAPEK adalah pertama, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan berpangkat Pembina Gol.Ruang IVa kebawah.
Kedua, Pegawai Negeri Sipil tersebut dijatuhi hukuman disiplin yang berupapemberhentian dengan hormat, tidak atas permintaan sendiri sebagai
Pegawai Negeri Sipiatau pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Fokus penelitian adalah pola kerja dan cara penyelesaian sengketa kepegawaian yang berkaitan dengan BAPEK. Ditinjau dari hukum
administrasi negara, BAPEK adalah badan yang membantu memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam penjatuhan hukuman disiplin kepada
PNS. Oleh sebab itu, secara administratif BAPEK adalah badan yang berfungsi memutuskan upaya banding administratif yang diajukan oleh
PNS. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang
berjudul
“ANALISIS PERANAN BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN UNTUK MENYELESAIKAN
SENGKETA KEPEGAWAIAN AKIBAT TERKENA SANKSI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL .”
B. RUMUSAN MASALAH