commit to user Berdasarkan latar belakang
diatas tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
Pengaruh Program Bantuan Ternak Sapi Bibit Betina,
pengaruh keaktifan peternak, pengaruh pengalaman beternak,
biaya hijauan makanan ternak HMT, biaya konsentrat, IB,
biaya obat, calving interval, jumlah tanggungan keluarga,
terhadap pendapatan petani ternak di Kabupaten Wonogiri.
a. Program Bantuan Ternak Sapi
Bibit Betina
Program Dana Bantuan Ternak Sapi bibit betina adalah
program yang dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Wonogiri
untuk meningkatkan pendapatan peternak melalui bantuan sapi
bibit betina indukan 1 satu ekor ternak sapi bibit betina usia 10-12
bulan kepada peternak . Bantuan ini bersifat guliran atau bantuan
yaitu dalam waktu 4 empat tahun harus menyerahkan ternak
hasil keturunan 1 satu ekor anakan untuk digulirkan ke
peternak baru dan ½ setengah anakan kedua disetor ke
Pendapatan Asli Daerah PAD ½ lagi sebagai pendapatan
penggaduh dan induk awal menjadi hak milik penggaduh.
Apabila dalam waktu 4 empat tahun belum dapat memenuhi
kewajiban tersebut, pemerintah daerah memberikan
perpanjangan waktu 2 dua tahun lagi. Waktu 6 enam tahun
yang diberikan, apabila kewajiban belum terpenuhi maka
ternak bantuan tersebut akan diafkir atau dikembalikan kepada
pemerintah dengan bagi hasil 75 hasil penjualan disetor ke
Pendapatan Asli Daerah PAD dan 25 sebagai hasil dari
penggaduh. Oleh karena itu semakin lancar waktu
pengembalian ternak sapi bantuan akan berdampak pula
pada peningkatan pendapatan peternak sapi.
b. Selang Beranak Calving
Interval
commit to user Lama kebuntingan adalah
periode dari mulai terjadinya fertilasi sampai terjadinya
kelahiran normal. Lama kebuntingan ini berbeda dari satu
bangsa ternak ke bangsa ternak lainnya. Lama kebuntingan sapi
PO sekitar 280-294 hari, lama kebuntingan tersebut di
pengaruhi oleh jenis kelamin, iklim, kondisi makanan dan
umur induk, selanjutnya di tambahkan oleh Jainudeen dan
Hafez 2000 bahwa pertumbuhan dan perkembangan
fetus juga di pengaruhi oleh faktor genetik spesies, bangsa
ukuran tubuh dan genotip, faktor lingkungan industri dan
plasenta serta faktor hormonal.
c. Keaktifan Peternak