Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Sagala mengemukakan bahwa ukuran keberhasilan suatu institusi mencakup seluruh kegiatan setelah melalui uji tuntas terhadap tujuan usaha yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. Dengan demikian perlu adanya penilaian kinerja untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu institusi. 74 Pendapat Sagala di atas menekankan perlunya dilakukan penilaian kinerja untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu institusi. Hal ini berlaku juga untuk seorang guru sebagai tenaga pendidik di setiap lembaga pendidikan. Untuk mengukur kinerja maka dilakukan penilaian kinerja, yaitu menilai rasio hasil kerja nyata dari standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap pekerja. 75 Penilaian kinerja sangat penting untuk menciptakan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan suatu program. Penilaian kinerja sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan institusi secara keseluruhan, karena melalui penilaian tersebut akan dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja dari seluruh tenaga yang ada. Hasil penilaian kinerja akan berdampak terhadap adanya kegiatan tindak lanjut yang berfungsi untuk mengevaluasi kinerja yang ada. Termasuk di dalamnya analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, sehingga dengan analisis tersebut diharapkan kinerja tenaga kerja yang ada dapat semakin meningkat. Secara umum, faktor yang mempengaruhi kinerja ada dua yaitu kemampuan dan motivasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Sutermeister dalam Suharsaputra yang menyatakan bahwa produktivitas ditentukan oleh kinerja pegawai dan teknologi, sedangkan kinerja pegawai itu sendiri tergantung pada dua faktor, yaitu kemampuan dan motivasi. 76 Secara lebih rinci Peters dan Waterman dalam Sagala menyatakan bahwa kinerja seseorang atau organisasi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang disebut dengan 7-S Framework, yaitu Strategy, Structure, Sistem, Staff, Style, Skills dan 74Syaiful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah Masyarakat: Strategi Memenangkan Persaingan Mutu Jakarta: Niamas Multima, 2006, h. 180. 75H. Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005, h. 87. 76Suharsaputra, Administrasi, h. 147. 59 Shared ValuesSubordinate Goals. 77 Penjelasan mengenai faktor-faktor tersebut yaitu: 1 Strategy strategi, yaitu seperangkat tindakan yang koheren sebagai suatu pola tanggap instansi. Strategi juga mencakup alokasi dan penggunaan sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan. 2 Structure struktur adalah susunan vertikal maupun horizontal yang menggambarkan hubungan antara pembagian tugas dan tanggung jawab dalam suatu instansi. 3 Sistem sistem adalah keseluruhan proses dan prosedur dalam suatu keteraturan yang utuh dan terintegrasi dalam suatu organisasi. 4 Staff tenaga kerja adalah orang-orang yang terlibat dalam pengelolaan organisasi perusahaan. 5 Style gaya, yaitu bukti nyata tangible evidence yang ditunjukkan oleh manajemen yang menggambarkan apa yang dianggap penting. Bukti nyata dapat berupa cara manajemen menggunakan waktu dan perhatiannya melalui simbol-simbol perilaku. 6 Skills keahlianketerampilan adalah kapasitas kemampuan dan keterampilan yang dimiliki manajemen dan tenaga kerja yang ada. Kemampuan pengelolaan oleh tenaga yang ada secara keseluruhan dalam organisasi skills as whole in organization bukan kemampuan per individu. 7 Shared valuessuperordinate goals Nilai-nilai bersama adalah nilai-nilai dasar yang menyatakan suatu tujuan dalam menentukan citra instansi, yang dikembangkan bersama oleh orang-orang yang berada dalam instansi tersebut. 78 Seluruh faktor yang yang disebutkan di atas, saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Adanya keserasian dan keselarasan di antara tujuh komponen di atas, akan berpengaruh besar terhadap peningkatan kinerja seseorang atau organisasi. Demikian pula halnya dengan kinerja seorang guru. Sebagai bagian dari sebuah institusi pendidikan di tempatnya mengajar, maka setiap faktor yang ada akan berpengaruh besar terhadap kinerjanya. Menjadi sangat sulit bagi seorang guru walapun memiliki keterampilan yang mapan untuk memiliki kinerja maksimal jika ia tidak didukung oleh sistem manajemen organisasi yang baik atau 77Sagala, Manajemen, h. 181. 78 Ibid, h. 181-182. 60 nilai-nilai kebersamaan yang dijunjung tinggi oleh seluruh stake holder yang ada. Dengan demikian, keselarasan antar masing-masing faktor di atas harus menjadi perhatian besar dalam rangka meningkatkan kinerja guru pada sebuah lembaga pendidikan.

D. Pengawasan dan Kinerja dalam Perspektif Islam 1. Pengawasan dalam Perspektif Islam

Pengawasan didalam Alquran banyak disebutkan diantaranya didalam QS An Nisa’ ayat 1: اابيقر م م ك ُ يملَعَ ناك هَللا ننإ...... Artinya:” .......Sesungguhnya Allah Maha Mengawasi kamu sekalian .” 79 Atau dalam QS Al Ahzaab ayat 52: اابيمقِرَ ءْءي م إش َ ل ل ك ُ ىلعَ هُللا ناكو...... Artinya: “.......Dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu”. 80 Kata raqìb secara leksikal berasal dari kata raqaba-yarqubu-ruquban- raqabah-riqbah. Bentuk ism fa’il dari kata raqaba adalah ráqib yang dapat diartikan mengawasi, atau menjaga, danatau mengawal.Sementara kata raqìb merupakan ism mubalaghah li ism fa’il yang dapat diartikan Maha Mengawasi dan ia merupakan salah sifat yang dimiliki oleh Allah SWT. 81 Kata raqìb dengan segala bentuknya dalam Alquran ditemukan sebanyak lima kali yaitu pada Q. S. an-Nisa4: 1, Q. S. al-Maidah5: 117, Q. S. Hud11: 93, Q. S. al-Ahzab33: 52, dan Q. S. Qaf50: 18. 82 Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Didin dan Hendri menyatakan bahwa dalam 79QS. An-Nisaa4 : 1. 80QS Al Ahzab33 : 52. 81Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi Juz 5 Kairo: Dar al-Kutub al-Mishriyah, cet. 2, 1964, h. 7. 82Muhammad Fuad Abdul Baqy, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfaz al-Qur’an Kairo: Dar Kutub al-Mishriyah, 1364 H, h. 323. 61 pandangan Islam pengawasan dilakukan untuk meluruskan yang tidak lurus, mengoreksi yang salah dan membenarkan yang hak. 83 Menurut Ramayulis pengawasan dalam pendidikan Islam mempunyai karakteristik sebagai berikut: pengawasan bersifat material dan spiritual, monitoring bukan hanya manajer, tetapi juga Allah Swt. 84 Islam memerintahkan setiap individu untuk menyampaikan amanah yang diembannya. Jabatan, pekerjaan merupakan bentuk amanah yang harus dijalankan. Allah swt berfirman: ض ِ رملم َ  ىييفِ اييمَوَ تِوَومَوييسنل ىفِ امَ مُلَعميَ هَلنل ننأَ رَتَ مملَأَ وَييهُ لنإِ ةْءييس َ ممخَ لَوَ ممهُعُبِارَ وَهُ لنإِ ةْءثَلَوثَ ى و وَج م نن نمِ ن ُ وك ُ يَ امَ اييمَ ن َ يييمأ َ ممهُعَمَ وَهُ لنإِ رَثَكمأَ لَوَ كَلِذَو نمِ ىونَدمأَلَوَ ممهُسُدِاسَ ل ل ييك ُ بِ هَييلنل ننإِ ةِييمَيَوقِلم مَوميييَ اوييلُمِعَ اييمَبِ مهُئُبلنَيُ منثُ اونُاكَ م م يلِع َ ءْءى م إش َ Artinya: “Tidaklah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada pembicaraan antara lima melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada pembicaraan antara lima orang, melainkan Dia- lah yang keenamnya. Dan tiada pula pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. 85 Ayat di atas menjelaskan tentang pengetahuan Allah yang bersifat menyeluruh menyangkut segala sesuatu dengan rinci sehingga tidak ada sesuatu apapun yang dapat disembunyikan terhadap Allah SWT. 86 Dengan demikian, menunaikan amanah merupakan kewajiban setiap Individu pegawai muslim, ia harus berhati-hati dan bertaqwa dalam pekerjaannya, selalu mengevaluasi diri 83 Didin Hafidudin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik Gema Insani: Jakarta, 2003, h.156. 84 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam Jakarta: Kalam Mulia, 2008, h.274. 85 QS. Al-Mujadilah58: 7 86M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Kesan dan Keserasian Al-Qur’an Vol. 14 Jakarta: Lentera Hati, cet. 7, 2007, h. 70. 62 sebelum dievaluasi orang lain, dan merasa bahwa Allah selalu mengawasi aktivitasnya. Menunaikan amanah merupakan kewajiban setiap Individu pegawai muslim, ia harus berhati-hati dan bertaqwa dalam pekerjaannya, selalu mengevaluasi diri sebelum dievaluasi orang lain, dan merasa bahwa Allah selalu mengawasi aktivitasnya. Pengawasan yang melekat dalam pribadi Muslim akan menjauhkannya dari bentuk penyimpangan, dan menuntunnya konsisten dalam menentukan hukum- hukum dan syariah Allah dalam ssetiap aktivitasnya, dan ini merupakan tujuan utama islam. Akan tetapi, mereka adalah manusia biasa yang berpotensi melakukan kesalaha.dalam sebuah masyarakat, salah seorang dari mereka pasti ada yang cenderung menyimpang dari kebenaran, atau menuruti hawa nafsu. Hal ini sejalan dengan hadis nabi yang menyatakan: :ل َ ايقَ ب ِ ايبَح ُ لما ن ُ يبم دُييمزَ انَثَدنيحَ :ل َ ايقَ عْءينِمَ نُبم دُمَحمأَ انَثَدنحَ ل َ اييقَ :ل َ اييقَ ،س ْء يينَأَ ن م ع َ ،ةَدَاتَقَ ن م ع َ ،ةَدَعَس م مَ ن ُ بم ي ي لِع َ انَثَدنحَ وَ ،ءماط ن خَ مَدَآ ينِبَ ليكُ :مَلنسَوَ هِيملَعَ هُللا ىلنص َ هِلنلا ل ُ وس ُ رَ ن َ وبُاونتنلا ن َ يئِاط ن خَلما رُيمخَ Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Mani telah menceritakan kepada kami Zaid bin Hubab telah menceritakan kepada kami Ali bin Masadah dari Qatadah dari Anas dia berkata; Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Semua bani Adam pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang salah adalah yang segera bertaubat. 87 Oleh karena itu, Islam menetapkan sosiopolitik untuk menjalankan fungsi pengawasan pelaksanaan hukum dalam syariat Allah. Pengawasan merupakan tanggung jawab sosial dan politik yang harus dijalankan oleh masyarakat, baik dalam bentuk formal maupun dalam bentuk non formal. Allah berfirman:                 87Ibn Majah Abu ‘Abdillah Muhammad bin Yazid al-Quzwaini, Sunan Ibn Majah Juz 2 al-Bab al-Halabi: Dar Ihya’ al-Kutub al-‘Arabiyah, 1952, h. 1420. 63 Artinya: “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru pada kebaikan, menyuruh kepada yang mak’ruf dan mencegah dari yang mungkar”. 88 Menurut Abduh, ayat tentang adanya sebagian umat yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran di atas mengandung makna fardhu kifayah. 89 Agar substansi dari kewajiban “al-amr bi al-ma’ruf wa an-nahy ‘an al- munkar” dapat berperan dengan baik diperlukan pula di dalamnya adanya kegiatan pengawasan terhadap berbagai hal khususnya hal-hal yang tidak baik. Ini dilakukan dalam rangka memonitoring dan mengukur segala hal yang berkembang dalam masyarakat atau sebuah komunitas. Khusus berkaitan dengan dunia pendidikan, kiranya kehadiran pengawas dapat dikatakan salah satu representasi dari kelompok yang diharapkan dapat menjalankan fungsi “al-amr bi al-ma’ruf wa an-nahy ‘an al-munkar” sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Untuk ketercapaian tujuan dimaksud, maka seorang pengawas diharapkan akan mampu berperan: a. Sebagai nara sumber bagi para guru dalam merencanakan dan melaksanakan tugas–tugasnya, serta dalam mendiaknosa keberhasilan, sehingga guru dapat secara terus menerus meningkatkan kinerjanya. b. Sebagai fasilitator dan bahkan pembimbing yang membantu guru dalam mengatasi hambatan yang dihadapi maupun dalam mengatasi kekurangan yang dialami. c. Sebagai motivator yang dengan berbagai cara selalu mengupayakan agar mau bekerja lebih bersungguh sungguh dan bersemangat. Termasuk di sini memberikan tekanan pressure dan dukungan support agar guru mencapai hasil pengajarannya. d. Sebagai aparat pengendali mutu pengajaran quality assurance auditor yang secara periodik dan sistematik mengecek, menganalisis, mengevaluasi dan mengarahkan serta mengambil tindakan agar ketiga strategi dalam 88QS. Ali-Imran 3: 104 89Muhammad Rasyid bin Ali Ridha, Tafsir al-Manar Juz 4 Mesir: al-Haihah al- Mishriyah al-‘Ammah li al-Kitab, 1990, h. 23. 64 peningkatan efektifitas pengajaran di atas dapat terlaksana dengan baik dan berhasil. e. Sebagai peran tambahan penyusun berpendapat bahwa sangatlah tepat jika seorang pengawas akademik adalah juga seorang assesor bagi kepentingan program akreditasi sekolah. Dengan demikian, kegiatan akreditasi dapat memperoleh data yang akurat mengenai proses pengajaran karena terdapat sumber informasi untuk mengkonfirmasikan berbagai hal. 90 Peran-peran pengawas sebagaimana dijabarkan Hasan dan kawan-kawan di atas, memuat peran strategis pengawas dalam peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran. Bila dihubungkan dengan fungsi “al-amr bi al-ma’ruf wa an-nahy ‘an al-munkar”, pengawas berperan dengan mendorong upaya perbaikan mutu pendidikan sekaligus meminimalisir atau mencegah terjadinya kesalahan ataupun penyimpangan yang mungkindilakukan oleh komponen-komponen pendidikan di sekolah.

2. Kinerja dalam Perspektif Islam