Dampak Penambangan Pasir Pada Lahan Hutan Alam Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan Biologi Tanah (Studi Kasus Di Pulau Sebaik Kabupaten Karimun Kepulauan Riau)

DAMPAK PENAMBANGAN PASIR
PADA LAHAN HUTAN ALAM TERHADAP SIFAT FISIK,
KIMIA, DAN BIOLOGI TANAH
(Studi Kasus Di Pulau Sebaik Kabupaten Karimun Kepulauan Riau)

IFA SARI MARYANI

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

DAMPAK PENAMBANGAN PASIR
PADA LAHAN HUTAN ALAM TERHADAP SIFAT FISIK,
KIMIA, DAN BIOLOGI TANAH
(Studi Kasus Di Pulau Sebaik Kabupaten Karimun Kepulauan Riau)

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Kehutanan Pada Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor


Oleh :
Ifa Sari Maryani
E14203023

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

RINGKASAN

Ifa Sari Maryani. Dampak Penambangan Pasir Pada Lahan Hutan Alam
Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan Biologi Tanah (Studi Kasus Di Pulau Sebaik
Kabupaten Karimun Kepulauan Riau). Dibimbing oleh Dr. Ir. BASUKI WASIS,
MS.

Pulau Sebaik di kabupaten Karimun Kepulauan Riau, mengalami
degradasi lingkungan yang parah karena aktivitas penambangan pasir. Sesuai
dengan SK Menteri Perikanan dan Kelautan Nomor 18 tahun 2000, tentang tata

cara pengawasan pulau, menyatakan bahwa pulau dengan luasan kurang dari 2000
km2 tidak boleh dieksploitasi, sedangkan luas Pulau Sebaik yaitu 80 ha.
Eksploitasi tersebut dipicu oleh adanya kebutuhan pasar dalam jumlah besar dari
negeri tetangga, Singapura, yang membutuhkan pasir untuk menambah luas
wilayahnya. Pemerintah melalui SK Menteri Perindustrian dan Perdagangan
(memperindag) nomor 117/MPP/Kep/2003 tentang penghentian sementara ekspor
pasir yang ditandatangani pada tanggal 28 Februari 2003. Peraturan ini tidak
memberikan dampak terhadap penurunan aktivitas penambangan, hingga pada
akhir Januari tahun 2007 pemerintah mengeluarkan SK Menteri Perindustrian dan
Perdagangan (memperindag) nomor 02/M-DAG/PER/2007 tentang larangan
ekspor pasir, tanah, dan topsoil. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan
perbedaan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah pada lokasi hutan, tanah rusak, dan
pasir di Pulau Sebaik Kepulauan Riau.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni – September 2007, bertempat di
Laboratorium Pengaruh Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Penelitian ini menggunakan data analisis sifat fisik, kimia, dan biologi tanah
Pulau Sebaik Desa/Kelurahan Selat Mie, Kecamatan Moro, Kabupaten Karimun,
Kepulauan Riau pada bulan Oktober 2006. Metode pengambilan contoh dilakukan
secara Purposive Sampling, metode pengumpulan data secara analisis
laboratorium dan pengolahan analisis data menggunakan simpangan baku.

Kegiatan penambangan pasir menyebabkan terjadinya perubahan sifat
fisik, kimia, dan biologi, dan rusaknya ekosistem tanah di Pulau Sebaik

Kabupaten Karimun Kepulauan Riau. Perubahan sifat fisik tanah menyebabkan
peningkatan bulk density, penurunan porositas, penurunan kadar air, penurunan
pori drainase, dan penurunan permeabilitas tanah. Perubahan sifat kimia tanah
menyebabkan penurunan pH, C-organik, N-total, P Bray, Ca, Mg, K, Na, KTK,
Zn, Mn, dan perubahan pada sifat biologi tanah menyebabkan penurunan populasi
mikroorganisme tanah, peningkatan populasi fungi, dan penurunan populasi
mikroba pelarut fosfat.

PERNYATAAN

Dengan

ini

saya

menyatakan


bahwa

skripsi

berjudul

Dampak

Penambangan Pasir pada Lahan Hutan Alam Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan
Biologi Tanah (Studi Kasus Di Pulau Sebaik Kabupaten Karimun Kepulauan
Riau) adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen
pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan
tinggi dan lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, November 2007

Ifa Sari Maryani

NRP E14203023

Judul Skripsi

: Dampak Penambangan Pasir Pada Lahan Hutan Alam
Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan Biologi Tanah (Studi
Kasus Di Pulau Sebaik Kabupaten Karimun Kepulauan
Riau)

Nama Mahasiswa

: Ifa Sari Maryani

NRP

: E14203023

Menyetujui :

Dosen Pembimbing,


Dr. Ir. Basuki Wasis, MS.
NIP 131 950 893

Mengetahui,
Dekan Fakultas Kehutanan IPB,

Dr. Ir. Hendrayanto, MAgr.
NIP 131 578 788

Tanggal lulus :

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya
sehingga

penulis

dapat


menyelesaikan

skripsi

dengan

judul

”Dampak

Penambangan Pasir pada Lahan Hutan Alam Terhadap Sifat Fisik, Kimia dan
Biologi Tanah (Studi Kasus Di Pulau Sebaik Kabupaten Karimun Kepulauan
Riau)”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan, bantuan, dan doa sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, khususnya kepada:
1. Keluargaku tercinta H. Ujang Suhaemi dan Ibu Hj. Amun Maemunah,
saudara tercinta, Irfan Budiman dan M. Irman Saputra, serta seluruh
keluarga atas segala doa, perhatian, dukungan dan kasih sayangnya.

2. Dr. Ir. Basuki Wasis, MS, selaku pembimbing, Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA
dan Dr. E. Y. Yovie, S.Hut, M.Life.Env.Sc, sebagai dosen penguji, dan
kepada Ir. Kasno, M.Sc, serta Dadan Mulyana, S.Hut atas motivasinya.
3. Ibu Atikah selaku laboran Laboratorium Pengaruh Hutan atas segala
perhatian dan dukungannya selama melaksanakan penelitian.
4. Teman-teman ”Pondok NN” atas segala dukungan dan kebersamaannya.
5. Pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, Alief
Musthofa S.Hut, Ibrahim Sumardi S. Hut, Veve Ivana P S.Hut, Nyoman
Aries S S.Hut, Indah Dara Puspita, Ratih Siswanti, Teman-teman angkatan
40 (BDH, MNH, THH dan KSH), senior, dan adik kelas atas dukungan
serta kebersamaannya.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia
kehutanan dan pihak-pihak yang menggunakannya.

Bogor, November 2007

Ifa Sari Maryani

RIWAYAT HIDUP


Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 24 November 1984
sebagai anak pertama dari tiga bersaudara pasangan H. Ujang Suhaemi dan Hj.
Amun Maemunah.
Pada tahun 2003 penulis lulus dari SMU PGRI 1 BOGOR dan pada tahun
yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB
(USMI). Penulis memilih Program Studi Budidaya Hutan, Jurusan Manajemen
Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. Pada tahun 2006 penulis mengambil minat studi
di Laboratorium Pengaruh Hutan.
Selama menjadi mahasiswa, pada tahun 2006 di IPB, penulis aktif di
sejumlah organisasi kemahasiswaan yaitu sebagai anggota Unit Kegiatan
Mahasiswa Panahan pada tahun 2003-2004, panitia Olimpiade IPB tahun 2004,
panitia Temu Manajer tahun 2005, staf divisi silvikultur Forest Management
Student Club (FMSC) tahun 2005. Selain itu, penulis pernah menjadi asisten
praktikum mata ajaran Inventarisasi Hutan Diploma Manajemen Hutan Produksi
dan S1 Teknologi Hasil Hutan tahun 2005-2006, Kesuburan Tanah Hutan tahun
2005-2006, Manajemen dan Estetika Tanah Diploma Ekowisata 2005-2006,
Pengaruh Hutan tahun 2007. Penulis mengikuti kegiatan Praktek Pengenalan dan
Pengelolaan Hutan (P3H) di Cilacap-Baturraden, KPH Banyumas Timur dan
Banyumas Barat Perum Perhutani unit II Jawa Tengah, dan Getas, KPH Ngawi
Timur perum Perhutani unit I Jawa Timur, (tahun 2006) dan pada tahun

2007/2008 melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di IUPHHK PT. Sebangun
Bumi Andalas Wood Industries, Distrik Teluk Pulai, Palembang, Sumatera
Selatan.
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kehutanan pada
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, penulis menyelesaikan skripsi
dengan judul ”Dampak Penambangan Pasir pada Lahan Hutan Alam
Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan Biologi Tanah (Studi Kasus Di Pulau
Sebaik Kabupaten Karimun Kepulauan Riau)” dibimbing oleh Dr. Ir. Basuki
Wasis, MS.

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI................................................................................................... i
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. v
PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ....................................................................................... 2

Manfaat Penelitian ..................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Penambangan ............................................................................................. 4
Hutan Alam ................................................................................................ 5
Tanah Podsolik Merah Kuning .................................................................. 5
Sifat Fisik Tanah
Tekstur ....................................................................................................... 6
Bulk Density (kerapatan limbak) ............................................................... 6
Ruang pori dan Porositas tanah.................................................................. 7
Kadar Air.................................................................................................... 7
Permeabilitas tanah .................................................................................... 7
Sifat Kimia Tanah
Reaksi tanah (pH)....................................................................................... 8
C-Organik................................................................................................... 8
N-Total ....................................................................................................... 9
P-Bray (ppm).............................................................................................. 10
Kalsium (Ca) .............................................................................................. 10
Magnesium (Mg)........................................................................................ 11
Kalium (K) ................................................................................................. 11
Natrium (Na) .............................................................................................. 12
Kapasitas Tukar Kation (KTK).................................................................. 13
Seng (Zn).................................................................................................... 13

Mangan (Mn) ............................................................................................. 13
Sifat Biologi Tanah
Total mikroorganisme tanah ...................................................................... 14
Total fungi.................................................................................................. 14
Total bakteri pelarut fosfat ......................................................................... 15
METODOLOGI
Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 16
Bahan Penelitian......................................................................................... 16
Metode Penelitian ...................................................................................... 16
Analisis sifat fisik, kimia, dan biologi tanah............................................. 16
KONDISI UMUM
Kepulauan Riau.......................................................................................... 18
Pulau Sebaik............................................................................................... 18
Vegetasi...................................................................................................... 18
Perizinan Penambangan ............................................................................. 19
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sifat Fisik Tanah ........................................................................................ 20
Sifat Kimia Tanah ...................................................................................... 25
Sifat Biologi Tanah .................................................................................... 33
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ................................................................................................ 36
Saran........................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 37
LAMPIRAN.................................................................................................... 39

DAMPAK PENAMBANGAN PASIR
PADA LAHAN HUTAN ALAM TERHADAP SIFAT FISIK,
KIMIA, DAN BIOLOGI TANAH
(Studi Kasus Di Pulau Sebaik Kabupaten Karimun Kepulauan Riau)

IFA SARI MARYANI

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

DAMPAK PENAMBANGAN PASIR
PADA LAHAN HUTAN ALAM TERHADAP SIFAT FISIK,
KIMIA, DAN BIOLOGI TANAH
(Studi Kasus Di Pulau Sebaik Kabupaten Karimun Kepulauan Riau)

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Kehutanan Pada Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor

Oleh :
Ifa Sari Maryani
E14203023

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

RINGKASAN

Ifa Sari Maryani. Dampak Penambangan Pasir Pada Lahan Hutan Alam
Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan Biologi Tanah (Studi Kasus Di Pulau Sebaik
Kabupaten Karimun Kepulauan Riau). Dibimbing oleh Dr. Ir. BASUKI WASIS,
MS.

Pulau Sebaik di kabupaten Karimun Kepulauan Riau, mengalami
degradasi lingkungan yang parah karena aktivitas penambangan pasir. Sesuai
dengan SK Menteri Perikanan dan Kelautan Nomor 18 tahun 2000, tentang tata
cara pengawasan pulau, menyatakan bahwa pulau dengan luasan kurang dari 2000
km2 tidak boleh dieksploitasi, sedangkan luas Pulau Sebaik yaitu 80 ha.
Eksploitasi tersebut dipicu oleh adanya kebutuhan pasar dalam jumlah besar dari
negeri tetangga, Singapura, yang membutuhkan pasir untuk menambah luas
wilayahnya. Pemerintah melalui SK Menteri Perindustrian dan Perdagangan
(memperindag) nomor 117/MPP/Kep/2003 tentang penghentian sementara ekspor
pasir yang ditandatangani pada tanggal 28 Februari 2003. Peraturan ini tidak
memberikan dampak terhadap penurunan aktivitas penambangan, hingga pada
akhir Januari tahun 2007 pemerintah mengeluarkan SK Menteri Perindustrian dan
Perdagangan (memperindag) nomor 02/M-DAG/PER/2007 tentang larangan
ekspor pasir, tanah, dan topsoil. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan
perbedaan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah pada lokasi hutan, tanah rusak, dan
pasir di Pulau Sebaik Kepulauan Riau.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni – September 2007, bertempat di
Laboratorium Pengaruh Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Penelitian ini menggunakan data analisis sifat fisik, kimia, dan biologi tanah
Pulau Sebaik Desa/Kelurahan Selat Mie, Kecamatan Moro, Kabupaten Karimun,
Kepulauan Riau pada bulan Oktober 2006. Metode pengambilan contoh dilakukan
secara Purposive Sampling, metode pengumpulan data secara analisis
laboratorium dan pengolahan analisis data menggunakan simpangan baku.
Kegiatan penambangan pasir menyebabkan terjadinya perubahan sifat
fisik, kimia, dan biologi, dan rusaknya ekosistem tanah di Pulau Sebaik

Kabupaten Karimun Kepulauan Riau. Perubahan sifat fisik tanah menyebabkan
peningkatan bulk density, penurunan porositas, penurunan kadar air, penurunan
pori drainase, dan penurunan permeabilitas tanah. Perubahan sifat kimia tanah
menyebabkan penurunan pH, C-organik, N-total, P Bray, Ca, Mg, K, Na, KTK,
Zn, Mn, dan perubahan pada sifat biologi tanah menyebabkan penurunan populasi
mikroorganisme tanah, peningkatan populasi fungi, dan penurunan populasi
mikroba pelarut fosfat.

PERNYATAAN

Dengan

ini

saya

menyatakan

bahwa

skripsi

berjudul

Dampak

Penambangan Pasir pada Lahan Hutan Alam Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan
Biologi Tanah (Studi Kasus Di Pulau Sebaik Kabupaten Karimun Kepulauan
Riau) adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen
pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan
tinggi dan lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, November 2007

Ifa Sari Maryani
NRP E14203023

Judul Skripsi

: Dampak Penambangan Pasir Pada Lahan Hutan Alam
Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan Biologi Tanah (Studi
Kasus Di Pulau Sebaik Kabupaten Karimun Kepulauan
Riau)

Nama Mahasiswa

: Ifa Sari Maryani

NRP

: E14203023

Menyetujui :

Dosen Pembimbing,

Dr. Ir. Basuki Wasis, MS.
NIP 131 950 893

Mengetahui,
Dekan Fakultas Kehutanan IPB,

Dr. Ir. Hendrayanto, MAgr.
NIP 131 578 788

Tanggal lulus :

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya
sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan

skripsi

dengan

judul

”Dampak

Penambangan Pasir pada Lahan Hutan Alam Terhadap Sifat Fisik, Kimia dan
Biologi Tanah (Studi Kasus Di Pulau Sebaik Kabupaten Karimun Kepulauan
Riau)”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan, bantuan, dan doa sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, khususnya kepada:
1. Keluargaku tercinta H. Ujang Suhaemi dan Ibu Hj. Amun Maemunah,
saudara tercinta, Irfan Budiman dan M. Irman Saputra, serta seluruh
keluarga atas segala doa, perhatian, dukungan dan kasih sayangnya.
2. Dr. Ir. Basuki Wasis, MS, selaku pembimbing, Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA
dan Dr. E. Y. Yovie, S.Hut, M.Life.Env.Sc, sebagai dosen penguji, dan
kepada Ir. Kasno, M.Sc, serta Dadan Mulyana, S.Hut atas motivasinya.
3. Ibu Atikah selaku laboran Laboratorium Pengaruh Hutan atas segala
perhatian dan dukungannya selama melaksanakan penelitian.
4. Teman-teman ”Pondok NN” atas segala dukungan dan kebersamaannya.
5. Pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, Alief
Musthofa S.Hut, Ibrahim Sumardi S. Hut, Veve Ivana P S.Hut, Nyoman
Aries S S.Hut, Indah Dara Puspita, Ratih Siswanti, Teman-teman angkatan
40 (BDH, MNH, THH dan KSH), senior, dan adik kelas atas dukungan
serta kebersamaannya.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia
kehutanan dan pihak-pihak yang menggunakannya.

Bogor, November 2007

Ifa Sari Maryani

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 24 November 1984
sebagai anak pertama dari tiga bersaudara pasangan H. Ujang Suhaemi dan Hj.
Amun Maemunah.
Pada tahun 2003 penulis lulus dari SMU PGRI 1 BOGOR dan pada tahun
yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB
(USMI). Penulis memilih Program Studi Budidaya Hutan, Jurusan Manajemen
Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. Pada tahun 2006 penulis mengambil minat studi
di Laboratorium Pengaruh Hutan.
Selama menjadi mahasiswa, pada tahun 2006 di IPB, penulis aktif di
sejumlah organisasi kemahasiswaan yaitu sebagai anggota Unit Kegiatan
Mahasiswa Panahan pada tahun 2003-2004, panitia Olimpiade IPB tahun 2004,
panitia Temu Manajer tahun 2005, staf divisi silvikultur Forest Management
Student Club (FMSC) tahun 2005. Selain itu, penulis pernah menjadi asisten
praktikum mata ajaran Inventarisasi Hutan Diploma Manajemen Hutan Produksi
dan S1 Teknologi Hasil Hutan tahun 2005-2006, Kesuburan Tanah Hutan tahun
2005-2006, Manajemen dan Estetika Tanah Diploma Ekowisata 2005-2006,
Pengaruh Hutan tahun 2007. Penulis mengikuti kegiatan Praktek Pengenalan dan
Pengelolaan Hutan (P3H) di Cilacap-Baturraden, KPH Banyumas Timur dan
Banyumas Barat Perum Perhutani unit II Jawa Tengah, dan Getas, KPH Ngawi
Timur perum Perhutani unit I Jawa Timur, (tahun 2006) dan pada tahun
2007/2008 melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di IUPHHK PT. Sebangun
Bumi Andalas Wood Industries, Distrik Teluk Pulai, Palembang, Sumatera
Selatan.
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kehutanan pada
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, penulis menyelesaikan skripsi
dengan judul ”Dampak Penambangan Pasir pada Lahan Hutan Alam
Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan Biologi Tanah (Studi Kasus Di Pulau
Sebaik Kabupaten Karimun Kepulauan Riau)” dibimbing oleh Dr. Ir. Basuki
Wasis, MS.

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI................................................................................................... i
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. v
PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ....................................................................................... 2
Manfaat Penelitian ..................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Penambangan ............................................................................................. 4
Hutan Alam ................................................................................................ 5
Tanah Podsolik Merah Kuning .................................................................. 5
Sifat Fisik Tanah
Tekstur ....................................................................................................... 6
Bulk Density (kerapatan limbak) ............................................................... 6
Ruang pori dan Porositas tanah.................................................................. 7
Kadar Air.................................................................................................... 7
Permeabilitas tanah .................................................................................... 7
Sifat Kimia Tanah
Reaksi tanah (pH)....................................................................................... 8
C-Organik................................................................................................... 8
N-Total ....................................................................................................... 9
P-Bray (ppm).............................................................................................. 10
Kalsium (Ca) .............................................................................................. 10
Magnesium (Mg)........................................................................................ 11
Kalium (K) ................................................................................................. 11
Natrium (Na) .............................................................................................. 12
Kapasitas Tukar Kation (KTK).................................................................. 13
Seng (Zn).................................................................................................... 13

Mangan (Mn) ............................................................................................. 13
Sifat Biologi Tanah
Total mikroorganisme tanah ...................................................................... 14
Total fungi.................................................................................................. 14
Total bakteri pelarut fosfat ......................................................................... 15
METODOLOGI
Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 16
Bahan Penelitian......................................................................................... 16
Metode Penelitian ...................................................................................... 16
Analisis sifat fisik, kimia, dan biologi tanah............................................. 16
KONDISI UMUM
Kepulauan Riau.......................................................................................... 18
Pulau Sebaik............................................................................................... 18
Vegetasi...................................................................................................... 18
Perizinan Penambangan ............................................................................. 19
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sifat Fisik Tanah ........................................................................................ 20
Sifat Kimia Tanah ...................................................................................... 25
Sifat Biologi Tanah .................................................................................... 33
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ................................................................................................ 36
Saran........................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 37
LAMPIRAN.................................................................................................... 39

DAFTAR TABEL

No.

Halaman

1. Metode analisis sifat fisik, kimia, dan biologi tanah................................... 17
2. Perubahan nilai sifat fisik tanah pada pembukaan lahan hutan alam
akibat penambangan pasir ........................................................................... 20
3. Perubahan nilai sifat kimia tanah pada pembukaan lahan hutan alam
akibat penambangan pasir ........................................................................... 25
4. Perubahan nilai sifat biologi tanah pada pembukaan lahan hutan alam
akibat penambangan pasir ........................................................................... 33

DAFTAR GAMBAR

No.

Halaman

1.

Siklus nitrogen. ......................................................................................... 9

2.

Siklus fosfor .............................................................................................. 10

3.

Siklus kalium............................................................................................. 11

4. Urutan kecepatan pelapukan lima mineral sumber K ............................... 12
5. Perbandingan tekstur tanah pada hutan, tanah rusak, dan pasir................ 21
6. Perbandingan bulk density (kerapatan limbak) pada hutan, tanah
rusak, dan pasir. ........................................................................................ 21
7.

Perbandingan porositas pada hutan, tanah rusak, dan pasir ...................... 22

8. Perbandingan kadar air pada hutan, tanah rusak, dan pasir ...................... 23
9.

Perbandingan pori drainase pada hutan, tanah rusak, dan pasir................ 23

10. Perbandingan permeabilitas tanah pada hutan, tanah rusak, dan pasir ..... 24
11. Perbandingan pH tanah pada hutan, tanah rusak, dan pasir...................... 26
12. Perbandingan C-organik pada hutan, tanah rusak, dan pasir .................... 26
13. Perbandingan N-total pada hutan, tanah rusak, dan pasir ......................... 27
14. Perbandingan fosfor pada hutan, tanah rusak, dan pasir........................... 28
15. Perbandingan kalsium pada hutan, tanah rusak, dan pasir........................ 28
16. Perbandingan magnesium pada hutan, tanah rusak, dan pasir .................. 29
17. Perbandingan kalium pada hutan, tanah rusak, dan pasir ......................... 30
18. Perbandingan natrium pada hutan, tanah rusak, dan pasir ........................ 30
19. Perbandingan KTK pada hutan, tanah rusak, dan pasir ............................ 31
20. Perbandingan seng pada hutan, tanah rusak, dan pasir ............................. 32
21. Perbandingan mangan pada hutan, tanah rusak, dan pasir........................ 32
22. Perbandingan populasi mikroorganisme pada hutan, tanah rusak, dan
pasir........................................................................................................... 34
23. Perbandingan populasi fungi pada hutan, tanah rusak, dan pasir. ............ 34
24. Perbandingan populasi mikroba pelarut fosfat pada hutan, tanah rusak,
dan pasir .................................................................................................... 35

DAFTAR LAMPIRAN
No.

Halaman

1. Posisi Pulau Sebaik ..................................................................................... 40
2. Hasil pengukuran BPN................................................................................ 41
3. Periode Perizinan PT. Surya Cipta Rejeki .................................................. 42
4. Data hasil analisis sifat fisik tanah .............................................................. 43
5. Data hasil sifat kimia tanah ......................................................................... 44
6. Data hasil sifat biologi tanah....................................................................... 46

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Saat ini jumlah pulau di Indonesia mencapai 17.480 pulau dari sebelumnya
berjumlah 17.504 pulau, termasuk dua pulau yang diambil alih, yakni Simpadan
dan Ligitan. Pada tahun 2002, Mahkamah Internasional (International Court of
Justice) telah memutuskan bahwa Malaysia memiliki kedaulatan atas kedua pulau
tersebut. Indonesia yang memiliki banyak pulau kecil sangat rawan terhadap
adanya eksploitasi salah satu contohnya adalah Pulau Sebaik di Kabupaten
Karimun Kepulauan Riau yang mengalami degradasi lingkungan yang parah
karena aktivitas penambangan pasir.
Kerusakan Pulau Sebaik di Kabupaten Karimun akibat penggalian pasir
secara

besar-besaran

dan

liar

telah

mencapai

kondisi

yang

sangat

mengkhawatirkan. Pulau seluas 80 ha pada awalnya berbentuk lonjong, saat ini
ketika air laut mengalami pasang, Pulau Sebaik terpecah menjadi tiga bagian
karena penggalian pasir yang terlalu dalam. Sesuai dengan SK Menteri Perikanan
dan Kelautan Nomor 18 tahun 2000, tentang tata cara pengawasan pulau
menyatakan bahwa

pulau dengan luasan kurang dari 2000 km2 tidak boleh

dieksploitasi, namun pada kenyataan di lapang penambangan pasir tersebut telah
beroperasi dari tahun 1997, sebanyak tiga tongkang masing-masing bermuatan
1.800 m3. Eksploitasi tersebut dipicu oleh adanya kebutuhan pasar dalam jumlah
besar dari negeri tetangga Singapura yang membutuhkan pasir untuk menambah
luas wilayahnya. Harga jual yang jauh lebih tinggi di Singapura dibandingkan
harga jual di dalam negeri, sebagai perbandingan harga jual di Singapura lima
belas kali lipat harga di Indonesia dengan harga dolar setara Rp. 10.000, semakin
meningkatkan pelaku penambangan untuk mengeksplotasi Pulau Sebaik tanpa
mengindahkan aspek kelestarian lingkungan atau bahkan rasa nasionalisme.
Pemerintah

melalui

SK

Menteri

Perindustrian

dan

Perdagangan

(menperindag) Nomor 117/MPP/Kep/2003 tentang penghentian sementara ekspor
pasir yang ditandatangani pada tanggal 28 Februari 2003. Peraturan ini tidak
memberikan dampak terhadap penurunan aktivitas penambangan karena pada
implementasinya di lapang tidak diberlakukan dengan tegas. Pengusaha-

pengusaha pasir tetap menjalankan bisnis penambangan, pihak Pemda yang
merasakan manfaat restribusi hasil ekspor tidak mengambil tindakan tegas
sehingga menyebabkan pendapatan masyarakat hanya bersumber pada upah
penambangan. Permasalahan kompleks tersebut terus bergulir sejalan dengan
kerusakan lingkungan hidup yang mengancam keberadaan Pulau Sebaik hingga
pada akhir Januari tahun 2007 pemerintah mengeluarkan SK Menteri
Perindustrian dan Perdagangan (menperindag) Nomor 02/M-DAG/PER/2007
tentang larangan ekspor pasir, tanah, dan top soil.
Dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh kegiatan penambangan di Pulau
Sebaik dapat dilihat pada kerusakan lingkungan yang terjadi pada pulau-pulau di
sekitar Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau, penurunan hasil laut para
nelayan, dan penurunan kualitas lahan yang ditunjukkan dengan adanya
penurunan kualitas fisik, kimia dan biologi tanah. Penurunan kualitas tanah akan
sangat berdampak pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat, karena
menurunnya fungsi daya guna lahan berarti juga menurunkan sumber pendapatan
masyarakat yang bergantung pada sumber daya alam. Bencana alam seperti banjir
dan abrasi sewaktu-waktu juga mengancam kelangsungan hidup masyarakat Pulau
Sebaik dan sekitarnya. Kerusakan tersebut memerlukan tindakan cepat dan
terencana dengan merehabilitasi lahan tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya
penelitian dampak penambangan pasir pada lahan hutan alam terhadap sifat fisik
tanah, kimia, dan biologi tanah yang terjadi di Pulau Sebaik Kabupaten Karimun
Kepulauan Riau.

Tujuan Penelitian
Penelitian dampak penambangan pasir pada lahan hutan alam terhadap sifat
fisik tanah, kimia, dan biologi tanah yang terjadi di Pulau Sebaik Kabupaten
Karimun Kepulauan Riau bertujuan untuk:


Membandingkan perbedaan sifat fisik tanah pada lokasi hutan, tanah rusak
dan pasir di Pulau Sebaik.



Membandingkan perbedaan sifat kimia tanah pada lokasi hutan, tanah
rusak dan pasir di Pulau Sebaik.



Membandingkan perbedaan sifat biologi tanah pada lokasi hutan, tanah
rusak dan pasir di Pulau Sebaik.

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah menyajikan informasi mengenai dampak
penambangan pasir pada lahan hutan alam terhadap sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah yang terjadi (Studi kasus di Pulau Sebaik Kabupaten Karimun Kepulauan
Riau) sehingga dapat digunakan sebagai bahan rekomendasi rehabilitasi lahan
bekas penambangan pasir.

TINJAUAN PUSTAKA
Penambangan
Penambangan dekat permukaan tanah (dimana strip miring/penambangan
terbuka merupakan salah satu bentuknya) adalah proses pemindahan timbunan
tanah penutup (cover burden) seperti topsoil, subsoil, batuan, dan lainnya yang
didalamnya terdapat simpanan mineral yang dapat dipindahkan (Miller, 1979).
Menurutnya terdapat beberapa tipe penambangan yaitu :
1. Open pit mining, terutama digunakan untuk menambang batu, pasir dan
kerikil serta tembaga
2. Area strip mining, dimana parit dipotong mendatar atau melandai
(terutama digunakan untuk menambang batu bara fosfat )
3. Contour strip mining, dimana serangkaian barisan kontur dipotong dari
sisi sebuah bukit/gunung (terutama digunakan untuk menambang batu
bara)
4. Dredging/pegerukan dasar laut (terutama digunakan untuk menambang
pasir dan kerikil).
Dari berbagai tipe penambangan diatas, contour strip mining merupakan
tipe penambangan yang paling merusak. Proses penambangan merupakan salah
satu mata rantai dari kegiatan penambangan yang berfungsi menyediakan bahan
baku untuk proses pengolahan (Kartosudjono, 1994 dalam Hermansyah, 1999).
Secara fisik, dampak kegiatan penambangan menimbulkan perubahan rona
dan kondisi lahan bekas lahan penambangan, seperti struktur lapisan tanah rusak,
permukaan lahan tidak beraturan, adanya hubungan-hubungan dan sebagainya.
Hilangnya vegetasi di permukaan disertai kerusakan struktur lapisan tanah
merupakan faktor pendorong meningkatnya erosi yang berakibat hilangnya tanah
humus, sehingga tanah menjadi tandus. Sedanngkan terbentuknya lubang bekas
galian serta timbunan tanah penutup (cover burden) antara lain menyebabkan
turunnya nilai estetika (Suherman, et al, 1999).
Penambangan mempunyai potensi untuk meninggalkan kerusakan pada
bentang alam, bila tidak dikelola dengan baik. Batu buangan dan bahan non emas
lainnya (cover burden) yang ditimbun menyebabkan tanah yang terbentuk tidak

ada aktivitas biologi dan merusak pemandangan apabila tidak ada usaha-usaha
untuk memperbaiki kembali daerah tambang tersebut (Kartosudjono, 1994 dalam
Hermansyah, 1999).

Hutan Alam
Hutan adalah masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai pohon-pohon
dan mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan di luar hutan
(Soerianegara 2002). Menurut Purwowidodo (2000) tanah hutan adalah tubuh
tanah-tubuh tanah yang terdapat di suatu kawasan hutan. Hutan alam dan hutan
buatan, susunan jenisnya dapat murni atau campuran. Yang dimaksud murni ialah
apabila 90% atau lebih lapisan tajuk (canopy) terdiri dari satu jenis. Pada
umumnya hutan alam adalah campuran, sedang hutan buatan adalah murni. Hutan
dapat pula dibedakan atas hutan seumur (even aged forest) dan hutan tidak seumur
(uneven aged forest) atau hutan semua umur (all eged forest). Tentu saja hutan
alam pada umumnya tidak seumur, karena terdiri dari pohon-pohon berukuran
semai (seedlings), pancang (saplings), tiang (poles), pohon muda (standard), dan
pohon tua (veteran) (Manan 1997).

Tanah Podsolik Merah Kuning
Tanah podsolik merah kuning setara dengan Rode Lateritische
kwartstofgrond, degraded laterritic soil, podzolized lateritic soil (indonesia).
Penyebaran tanah ini dijumpai di Sumatera, Jawa Barat, Kalimantan, Sulawesi,
dan Maluku. Faktor pembentuk tanah ini yaitu iklim dengan curah hujan 2500 –
3500 mm/l tahun, yang terdiri dari bahan induk tuf masam, batu pasir, dan
sedimen pasir. Umumnya memiliki topografi bergelombang sampai berbukit (50 –
350 mdpl) dengan vegetasi hutan tropika, alang-alang, pinus, melastoma, dan
pakis (Soepraptohardjo 1976).

Sifat Fisik Tanah
Tekstur
Ukuran relatif partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur yang
mengacu pada kehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya, tekstur adalah
perbandingan relatif pasir, debu, dan tanah liat (Foth 1994).
Menurut Hanafiah (2005) tanah yang didominasi pasir akan banyak
mempunyai pori-pori makro (besar) (disebut lebih poreus), tanah yang didominasi
debu akan banyak mempunyai pori-pori meso (sedang) agak poreus, sedangkan
yang didominasi liat akan mempunyai pori-pori mikro (kecil) atau tidak poreus.
Berdasarkan kelas teksturnya maka tanah digolongkan menjadi:
a. Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung
minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung.
b. Tanah bertekstur halus atau kasar berliat berarti tanah yang menngandung
minimal 37,5% liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir.
c. Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung, terdiri dari:
1) tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar meliputi tanah yang
bertekstur lempung berpasir (sandy loam) atau lempung berpasir halus.
2) tanah bertekstur sedang meliputi yang bertekstur berlempung berpasir
sangat halus, lempung (loam), lempung berdebu (silty loam) atau debu
(silt).
3) tanah bertekstur sedang tetapi agak halus mencakup lempung liat (clay
loam), lempung liat berpasir (sandy clay loam) atau lempung liat
berdebu (sandy silt loam).

Bulk Density (kerapatan limbak)
Bulk density (kerapatan limbak) merupakan cara lain menyatakan bobot
tanah, dalam hal ini jumlah ruangan dalam tanah (ruang yang ditempati padatan
air dan gas) turut diperhitungkan (Soepardi 1983). Bobot isi tanah menunjukan
tingkat kepadatan suatu tanah. Semakin tinggi bobot isinya, maka tanah tersebut
akan semakin padat. Bobot isi tanah adalah bobot kering suatu unit volume yang
terisi bahan padat dan volume ruangan (ruang pori tanah) yang dinyatakan dalam
gr/cc (Haridjaja et al. 1983).

Bobot isi tanah dapat bervariasi dari waktu ke waktu atau dari lapisan ke
lapisan sesuai dengan perubahan ruang pori atau struktur tanah. Keragaman ini
mencerminkan derajat kepadatan tanah (Foth 1988).
Tanah yang mempunyai bobot isi besar akan sulit meneruskan air atau
sukar ditembus akar tanaman, sebaliknya pada tanah dengan bobot isi yang lebih
rendah akar tanaman akan mudah berkembang (Hardjowigeno 1989).

Ruang pori dan Porositas tanah
Ruang pori tanah yaitu bagian dari tanah yang ditempati oleh air dan
udara, sedangkan ruang pori total terdiri atas ruangan diantara partikel pasir, debu
dan liat serta ruang diantara agregat-agregat tanah (Soepardi 1983). Porositas
adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat dalam satuan
volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara (Hanafiah 2005). Menurut
Hardjowigeno (1989) porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik,
struktur dan tekstur tanah. Porositas tinggi jika bahan organik tinggi pula. Tanahtanah dengan struktur remah atau granuler mempunyai porositas yang lebih tinggi
daripada tanah-tanah dengan struktur pejal.

Kadar Air
Air tanah merupakan fase cair tanah yang mengisi sebagian besar atau
seluruh ruang pori tanah (Haridjaja et al. 1983). Air di tanah dalam pori tanah
dengan daya ikat yang berbeda-beda tergantung dari jumlah air yang ada dalam
pori. Air bersama-sama dengan garam-garam yang larut air akan membentuk
larutan tanah yang merupakan sumber hara bagi tumbuhan (Soepardi 1983).
Menurut Hakim et al. (1986) dalam Rahmawati (2007) kadar air dapat juga
dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume
tanah.

Permeabilitas tanah
Permeabilitas tanah merupakan kecepatan bergeraknya suatu cairan pada
suatu media dalam keadaan jenuh. Permeabilitas ini sangat penting peranannya
dalam pengelolaan tanah dan air (Haridjaja et al. 1983). Russel (1956)

menyatakan bahwa permeabilitas tanah sebagai kecepatan air melalui tanah dalam
keadaan jenuh pada periode tertentu dan dinyatakan dalam satuan cm/jam.
Permeabilitas tanah merupakan sifat fisika tanah yang langsung dipengaruhi
pengolahan tanah, tanah dengan permeabilitas lambat lebih mudah tererosi
daripada tanah dengan permeabilitas cepat (Baver 1972).
Beberapa faktor yang mempengaruhi permeabilitas tanah antara lain
tekstur, porositas tanah serta distribusi ukuran pori, stabilitas agregat, struktur
tanah dan kandungan bahan organik (Hillel 1980).

Sifat Kimia Tanah
Reaksi tanah (pH)
Manurut RAM (2007), derajat keasaman atau pH (potential of hydrogen)
mengggambarkan kepekatan ion hidrogen yang terdapat di dalam tanah. Semakin
tinggi kadarnya, maka tanah dikatakan asam. Sebaliknya, jika kadar hidrogen
didalamnya rendah, maka tanah menjadi basa. Tingkat keasaman tanah dinyatakan
dalam satuan grmol per liter (gmol/l).
Reaksi tanah menunjukkan sifat keasaman atau alkalinitas tanah yang
dinyatakan dalam nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion
Hidrogen (H+) di dalam tanah, makin tinggi kadar H+ di dalam tanah, semakin
masam tanah tersebut. Nilai pH berkisar dari 0 – 14 dengan pH 7 disebut pH
netral sedang pH kurang dari 7 di sebut masam dan lebih dari 7 di sebut alkalis.
Reaksi tanah ekstrim masam dapat terjadi karena perbaikan drainase yang
mengakibatkan terjadinya proses oksidasi, misal pada tanah di daerah pasang
surut yang mengandung Sulfida (Dirjen Pendidikan Tinggi DepDikBud 1991
dalam Mardiana 2007).

C-Organik
C-Organik adalah penyusun utama bahan organik. Menurut Istomo (1994)
bahan organik ternyata mempunyai peranan yang sangat penting dalam tanah
terutama pengaruhnya terhadap kesuburan tanah. Karbon penyusun sekitar 45 –
50% bobot kering tanaman dan binatang. Apabila jaringan dirombak oleh
mikrobia, O2 digunakan dan CO2 dibebaskan. Dalam reaksi tersebut seluruh C-

organik dibebaskan dalam bentuk CO2 tetapi pada kondisi aerobik biasa hanya 60
– 80% dari karbon yang dibebaskan sebagai CO2, karena oksidasi yang tidak
sempurna dan sebagian karbon digunakan untuk pembentukan sel-sel mikrobia
serta hasil antara. Jumlah CO2 yang dihasilkan dan O2 yang dikonsumsi
tergantung tipe substrat, faktor lingkungan dan mikrobia yang terlibat (Anas
1989).

N-Total
Nitrogen merupakan unsur hara makro esensial, menyusun sekitar 1,5%
bobot tanaman dan berfungsi terutama dalam pembentukan protein (Hanafiah
2005).
Menurut Hardjowigeno (1989) Nitrogen dalam tanah berasal dari :
a. Bahan organik tanah : bahan organik halus dan bahan organik kasar.
b. Pengikatan oleh mikroorganisme dari N udara.
c. Pupuk.
d. Air hujan.

Gambar 1 Siklus nitrogen.

Hilangnya N dari tanah disebabkan karena digunakan oleh tanaman atau
mikroorganisme. Kandungan N total umumnya berkisar antara 2000 – 4000 kg/ha
pada lapisan 0 – 20 cm tetapi tersedia bagi tanaman hanya kurang 3% dari jumlah
tersebut (Hardjowigeno 1996). Manfaat dari Nitrogen adalah untuk memacu

pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif, serta berperan dalam pembentukan
klorofil, asam amino, lemak, enzim, dan persenyawaan lain (RAM 2007).

P-Bray (ppm)
Unsur Fosfor (P) dalam tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan
dan mineral-mineral di dalam tanah. Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman
pada pH sekitar 6 – 7 (Hardjowigeno 1989).

Gambar 2 Siklus fosfor.

Dalam siklus P terlihat bahwa kadar P-larutan merupakan hasil
keseimbangan antara suplai dari pelapukan mineral-mineral P, pelarutan
(solubilitas) P-terfiksasi dan mineralisasi P-organik dan kehilangan P berupa
immobilisasi oleh tanaman fiksasi dan pelindian (Hanafiah 2005).
Menurut Leiwakabessy (1988) di dalam tanah terdapat dua jenis fosfor
yaitu fosfor organik dan fosfor anorganik. Bentuk fosfor organik biasanya terdapat
banyak di lapisan atas yang lebih kaya akan bahan organik. Kadar P organik
dalam bahan organik kurang lebih sama kadarnya dalam tanaman yaitu 0,2 – 0,5
%. Tanah-tanah tua di Indonesia (podsolik dan litosol) umumnya berkadar alami P
rendah dan berdaya fiksasi tinggi, sehingga penanaman tanpa memperhatikan
suplai P kemungkinan besar akan gagal akibat defisiensi P (Hanafiah 2005).
Menurut Foth (1994) jika kekurangan fosfor, pembelahan sel pada tanaman
terhambat dan pertumbuhannya kerdil.

Kalsium (Ca)
Kalsium tergolong dalam unsur-unsur mineral essensial sekunder seperti
Magnesium dan belerang. Ca2+ dalam larutan dapat habis karena diserap tanaman,

diambil jasad renik, terikat oleh kompleks adsorpsi tanah, mengendap kembali
sebagai endapan-endapan sekunder dan tercuci (Leiwakabessy 1988). Adapun
manfaat dari kalsium adalah mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji
serta menguatkan batang dan membantu keberhasilan penyerbukan, membantu
pemecahan sel, membantu aktivitas beberapa enzim (RAM 2007).

Magnesium (Mg)
Magnesium merupakan unsur pembentuk klorofil. Seperti halnya dengan
beberapa hara lainnya, kekurangan magnesium mengakibatkan perubahan warna
yang khas pada daun. Kadang-kadang pengguguran daun sebelum waktunya
merupakan akibat dari kekurangan magnesium (Hanafiah 2005).

Kalium (K)
Menurut Hardjowigeno (1989) Kalium ditemukan dalam jumlah yang
besar dalam tanah tapi sebagian kecil yang digunakan oleh tanaman yang larut
atau yang dapat ditukarkan. Tanaman cenderung mengambil kalium dalam jumlah
yang banyak. Kalium hilang dari tanah karena diserap tanaman dan proses
pencucian. Unsur K dalam larutan tanah merupakan hasil keseimbangan antara
suplai dari hasil pelarutan mineral-mineral K (terutama feldspar dan mika), K
tertukar dari permukaan koloid-koloid tanah dan K hasil mineralisasi bahan
organik/pupuk dengan kehilangan akibat adanya serapan tanaman (immobilisasi),
K terfiksasi akibat terjerap oleh ruang dalam koloid-koloid dan pelindian.

Gambar 3 Siklus kalium.

Gambar 4 Urutan kecepatan pelapukan lima mineral sumber K.

Unsur hara kalium diambil tanaman dalam bentuk ion K+. Senyawa K
hasil pelapukan mineral dalam tanah dijumpai dalam jumlah yang bervariasi
tergantung jenis bahan induk pembentuk tanah, tetapi karena unsur ini mempunyai
ukuran bentuk terhidrasi yang relatif besar dan bervalensi 1, maka unsur ini tidak
dapat kuat dijerap muatan permukaan koloid, sehingga mudah mengalami
pelindian (leaching) dari tanah. Keadaan ini menyebabkan ketersediaan unsur ini
dalam tanah umumnya rendah dibandingkan basa-basa lain, yang kadangkala
meskipun bahan induk tanahnya adalah mineral berkalium relatif tinggi (Hanafiah
2005).
Kalium bermanfaat dalam membantu pembentukan protein, karbohidrat,
dan gula serta membantu pengangkutan gula dari daun ke buah, memperkuat
jaringan tanaman, serta meningkatkan daya tahan terhadap penyakit (RAM 2007).

Natrium (Na)
Natrium merupakan unsur penyusun lithosfer ke-6 setelah Ca yaitu 2,75%
yang berperan penting dalam menentukan karakteristik tanah dan pertumbuhan
tanaman terutama di daerah arid dan semi arid (kering dan agak kering) yang
berdekatan dengan pantai, karena tingginya kadar Na air laut. Suatu tanah di sebut
”tanah alkali” atau ”tanah salin” jika KTK atau muatan negatif koloid-koloidnya
dijenuhi oleh ≥ 15% Na, yang mencerminkan unsur ini merupakan komponen
dominan dari garam-garam larut yang ada. Pada tanah-tanah ini, mineral sumber
utamanya adalah halit (NaCl). Kelompok tanah alkalin atau salin ini disebut
”tanah halomorfik”, yang umumnya terbentuk di daerah pesisir pantai iklim arid
dan berdrainase buruk. Sebagai mana unsur mikro, Na juga bersifat toksik bagi
tanaman jika terdapat dalam tanah dalam jumlah yang sedikit berlebihan
(Hanafiah 2005).

Kapasitas Tukar Kation (KTK)
Kapasitas tukar kation merupakan sifat kimia yang sangat erat
hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan kandungan bahan
organik atau kadar liat tinggi mempunyai KTK lebih tinggi dari pada tanah-tanah
dengan kandungan bahan organik rendah atau tanah-tanah berpasir (Hardjowigeno
1989).

Seng (Zn)
Seng diambil tanaman dalam bentuk Zn2+, berperan penting terutama
dalam sistem enzim yang mengatur berbagai aktivitas metabolik. Defisiensi seng
juga dijumpai pada tanah organik. Pada tanah berkapur, defisiensi terjadi sebagai
konsekuensi tingginya pH yang menyebabkan penurunan ketersediaannya,
terutama akibat mengalami presipitasi oleh ion-ion hidroksil, sedangkan pada
tanah berpasir yang masam, defisiensi merupakan akibat intensifnya pelindian
(Hanafiah 2005).
Kekurangan seng untuk pertama kalinya ditemukan pada tanaman yang
tumbuh pada tanah organik di Florida. Kekurangan unsur ini hal yang bisa terjadi
pada tanah kapur dengan pHnya yang sangat tinggi mengurangi persediaan seng,
dan pada tanah berpasir asam yang sengnya tercuci dari tanah. Tanah-tanah
organik juga rendah dalam persediaan seng dan tanaman juga biasanya
kekurangan fosfor yang tinggi (Foth 1994).

Mangan (Mn)
Mn dikandung sebagai bebatuan primer terutama yang tersusun oleh
mineral sekunder berbahan ferro-magnesian, seperti pirolusit (MnO2), dan
manganit [MnO(OH)]. Oksida Mn seringkali dijumpai bersama oksida Fe dalam
bongkah atau lempeng