Hubungan body image dengan perilaku makan, perilaku sehat, status gizi dan kesehatan mahasiswa

HUBUNGAN BODY IMAGE DENGAN PERILAKU MAKAN,
PERILAKU SEHAT, STATUS GIZI DAN KESEHATAN MAHASISWA

SISWANTI

PROGRAM STUDI S1 GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

RINGKASAN
SISWANTI. Hubungan Body Image dengan Perilaku Makan, Perilaku Sehat,
Status Gizi dan Kesehatan Mahasiswa. Dibawah bimbingan DODIK BRIAWAN
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengkaji hubungan body image
dengan perilaku makan, perilaku sehat, status gizi dan kesehatan mahasiswa.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk : (1) mengkaji karakteristik contoh,
(2) mengkaji body image pada mahasiswa, (3) mengkaji perilaku makan dan
tingkat konsumsi zat gizi contoh, (4) mengkaji perilaku sehat contoh, (5)
mengkaji status gizi dan kesehatan mahasiswa, (6) mengkaji hubungan body
image dengan perilaku makan dan perilaku sehat, (7) mengkaji hubungan perilaku
makan dan perilaku sehat dengan status gizi dan kesehatan.

Penelitian ini merupakan bagian dari program Pemberian Makanan
Tambahan (Feeding Program) bagi mahasiswa IPB yang merupakan kerjasama
antara Departemen Gizi Masyarakat, Departemen Ilmu dan Tekhnologi Pangan
serta Southeast Asia Food and Agricultural Science & Technologi (SEAFAST)
Center IPB. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian
dilakukan pada bulan September 2005 sampai April 2006, bertempat di Asrama
TPB IPB Dramaga, Bogor.
Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer. Data yang digunakan
adalah base line data yang dikumpulkan oleh tim Feeding Program IPB. Data
yang dikumpulkan meliputi data karakteristik contoh (umur, uang saku dan asal
daerah), karakteristik keluarga (besar keluarga, pekerjaan orangtua, pendidikan
orangtua dan pendapatan orangtua), konsep body image, perilaku makan, perilaku
sehat, status gizi dan kesehatan (kadar Hb dan IMT) serta record konsumsi
pangan (4 x 24 jam) dengan dua hari libur dan dua hari kuliah.
Pengolahan data dilakukan dengan SPSS 11,0 for windows dan Microsoft
excel. Uji beda T dilakukan untuk menganalisis perbedaan antara contoh putra dan
putri mengenai umur, besar keluarga, BB dan TB aktual, BB dan TB harapan,
konsumsi makanan beragam, konsumsi energi, karbohidrat, minyak dan lemak,
zat besi, tingkat kecukupan zat gizi, IMT dan status anemia. Uji Mann-Whitney
dilakukan untuk melihat perbedaan uang saku, asal daerah, pendapatan orangtua,

pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, persepsi body image, kepuasan contoh,
kebiasaan sarapan, frekuensi makan, konsumsi alkohol, kebiasaan membaca label
kemasan pangan, makanan pantangan dan perilaku sehat contoh. Hubungan antara
body image dengan perilaku makan dan perilaku sehat serta hubungan antara
perilaku makan dan perilaku sehat dengan status anemia dan IMT contoh
dianalisis dengan uji korelasi Spearmans dan Pearson.
Sebagian besar contoh berusia 19 tahun, mendapatkan uang saku antara Rp
300 000 sampai Rp 500 000, memiliki keluarga yang tergolong dalam kategori
keluarga besar dan berasal dari luar jabodetabek. Sebagian besar orangtua contoh
berprofesi sebagai wiraswasta berpenghasilan antara Rp 500 000 sampai Rp 1 000
000. Sebanyak 36.3% ayah contoh berpendidikan SMA, sedangkan pada ibu
contoh sebanyak 33.1% mengenyam pendidikan sampai tingkat SD dan 32.5%
sampai tingkat SMA.
Persepsi contoh putra dan putri mengenai gambar yang paling mirip dengan
kondisi tubuh aktualnya adalah gambar nomor empat. Gambaran bentuk tubuh

remaja Indonesia menurut contoh putra adalah gambar nomor tiga (51.3%),
sedangkan menurut contoh putri adalah gambar nomor empat (61.3%). Gambar
tubuh ideal menurut contoh adalah gambar nomor empat. Gambar bentuk tubuh
tersehat dan gambar bentuk tubuh pasangan idaman menurut contoh adalah

gambar nomor empat. Rata-rata berat badan contoh adalah 55.3 kg (putra) dan
50.0 kg (putri). Rata-rata tinggi badan contoh adalah 164.7 cm (putra) dan 153.8
cm (putri). Sebagian besar contoh merasa tidak puas dengan kondisi tubuhnya saat
ini. Contoh putra menginginkan penurunan berat badan sedangkan contoh putri
menginginkan penambahan berat badan. Semua contoh menginginkan
penambahan tinggi badan.
Konsumsi pangan contoh tergolong cukup beragam. Tingkat kecukupan
energi yang masih defisit dengan rata-rata konsumsi energi contoh sebesar 1693
kkal. Tingkat kecukupan karbohidrat yang masih tergolong kurang dan tingkat
kecukupan lemak juga tergolong kurang. Tingkat kecukupan zat besi pada putra
tergolong cukup namun pada putri masih tergolong kurang. Rata-rata konsumsi
protein contoh 38.7 gram, rata-rata konsumsi zat besi, vitamin A dan vitamin C
contoh berturut-turut yaitu 14.2 mg, 500.9 RE dan 40.1 mg. Tingkat kecukupan
protein contoh termasuk dalam kategori kurang. Tingkat kecukupan vitamin A
termasuk dalam kategori cukup dan tingkat kecukupan vitamin C termasuk dala m
kategori kurang. Berdasarkan kebiasaan makan, sebagian besar contoh selalu
sarapan pagi, tidak mengkonsumsi alkohol dan selalu membaca label kemasan
pangan. Sebagian besar contoh tidak merokok, melakukan olahraga secara rutin,
memiliki leisure time dan minum air bersih < 8 gelas sehari.
Sebanyak 25.0% contoh menderita anemia dan 57.5% memiliki IMT yang

tergolong normal. Anemia lebih banyak diderita oleh contoh putri dari pada putra
dengan rata-rata kadar Hb-nya adalah 15.5 ± 1.2 (putra) dan 11.8 ± 1.7 (putri).
Terdapat hubungan nyata antara keberagaman konsumsi pangan contoh
dengan persepsi terhadap tubuh ideal, tubuh tersehat dan harapan perubahan berat
badan. Tingkat kecukupan zat besi juga berhubungan dengan persepsi terhadap
tubuh ideal, tubuh tersehat dan harapan perubahan berat badan. Hal ini
menunjukkan bahwa perilaku makan tidak hanya terbentuk dari dorongan untuk
mengatasi rasa lapar, akan tetapi juga karena adanya kebutuhan fisiolo gis dan
psikologis yang ikut berpengaruh. Terdapat hubunga n nyata positif antara
kebiasaan merokok dengan persepsi gambar tubuh tersehat dan kebiasaan minum
air putih dengan persepsi tubuh ideal. Semakin baik persepsi contoh mengenai
gambaran tubuh tersehat maka semakin baik pula kesadaran contoh untuk tidak
merokok.
Terdapat hubungan antara keanekaragaman konsumsi pangan, tingkat
kecukupan karbohidrat, tingkat kecukupan lemak, tingkat kecukupan zat besi dan
tingkat kecukupan vitamin C dengan status anemia contoh. Keanekaragaman
konsumsi makanan berperan penting dalam membantu meningkatkan penyerapan
zat besi di dalam tubuh. Zat besi sangat diperlukan dalam pembentukan
hemoglobin dan vitamin C berperan dalam membantu penyerapan zat besi dalam
tubuh sehingga anemia gizi besi dapat dihindari. Tidak terdapat hubungan antara

IMT dengan variabel perilaku makan contoh. Perilaku sehat contoh berhubungan
dengan status anemia contoh (p0.05). Status anemia contoh berhubungan dengan kebiasaan minum air
putih.

ABSTRAK
SISWANTI. Hubungan Body Image dengan Perilaku Makan, Perilaku Sehat, Status Gizi
dan Kesehatan Mahasiswa (Dibawah bimbingan DODIK BRIAWAN)
Gizi merupakan pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan, sepanjang siklus
kehidupan. Pada umumnya permasalahan gizi muncul karena perilaku gizi seseorang
yang salah, yaitu adanya ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan
gizinya. Pada remaja hal ini bisa terjadi karena adanya konsep body image yang salah.
Banyak remaja merasa tidak puas dengan ukuran dan bentuk tubuhnya, dan sebagian
besar melakukan perilaku makan dan perilaku sehat yang salah untuk mencapai ukuran
tubuh yang mereka inginkan. Perilaku makan yang salah ini tentu saja akan berdampak
terhadap status gizi dan kesehatan mereka. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk
mengkaji konsep body image pada remaja yang diwakili contoh dari mahasiswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan body image dengan perilaku
makan, perilaku sehat, status gizi dan kesehatan mahasiswa.
Penelitian ini merupakan bagian dari program Pemberian Makanan Tambahan
(Feeding Program) bagi mahasiswa IPB yang merupakan kerjasama antara Departemen

GM, Departemen ITP dan SEAFAST Center IPB. Penelitian ini menggunakan desain
Cross Sectional Study, dilakukan pada bulan September 2005 sampai April 2006,
bertempat di Asrama TPB IPB Dramaga, Bogor.
Data yang dikumpulkan meliputi data karakteristik contoh, karakteristik keluarga,
konsep body image (Stunkard 1983), perilaku makan, perilaku sehat, status gizi dan
kesehatan (status anemia dan IMT) serta record konsumsi pangan (4 x 24 jam) dengan
dua hari libur dan dua hari kuliah. Untuk mengetahui tingkat perbedaan antara contoh
putra dan putri dilakukan uji beda T dan Mann-whitney. Sedangkan untuk mengetahui
hubungan antar variabel dilakukan dengan analisis korelasi Spearman dan Pearsons.
Hasil penelitian menunjukkan, berdasarkan gambar yang dikembang oleh stunkard
(1983), baik contoh putra maupun putri cenderung memilih gambar nomor empat untuk
menunjukkan gambaran tubuh aktual, tubuh remaja Indonesia, tubuh ideal, tubuh tersehat
dan tubuh pasangan idaman. Sebagian besar contoh merasa tidak puas dengan kondisi
tubuhnya saat ini. Contoh putra menginginkan penurunan berat badan sedangkan contoh
putri menginginkan penambahan berat badan. Semua contoh menginginkan penambahan
tinggi badan karena merasa tinggi badannya kurang..
Konsumsi pangan contoh tergolong cukup beragam, dengan tingkat kecukupan
energi yang masih defisit, kecukupan karbohidrat yang masih kurang, tingkat kecukupan
lemak yang masih kurang, tingkat kecukupan zat besi dan vitamin C yang cukup, tingkat
kecukupan vitamin A dan protein masih tergolong kurang. Contoh selalu melakukan

sarapan, tidak mengkonsumsi alkohol, selalu membaca label kemasan pangan, memiliki
leisure time, tidak merokok, melakukan olahraga secara rutin dan minum air putih < 8
gelas/ hari.
Berdasarkan status gizi dan kesehatannya diketahui bahwa 25% contoh menderita
anemia dan sebagia n besarnya adalah remaja putri serta 57.5% contoh memilik i IMT
yang tergolong normal.
Berdasarkan analisis hubungan, konsep body image berhubungan dengan perilaku
makan dan perilaku sehat contoh. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku makan tidak
hanya terbentuk dari dorongan untuk mengatasi rasa lapar, akan tetapi juga karena adanya
kebutuhan fisiologis dan psikologis yang ikut berpengaruh. Selanjutnya perila ku makan
dan perilaku sehat contoh berhungan dengan status anemia namun tidak berhubungan
dengan IMT contoh. Keanekaragaman konsumsi makanan berperan penting dalam
membantu meningkatkan penyerapan zat besi di dalam tubuh. Zat besi sangat diperlukan
dalam pembentukan Hemoglobin dan vitamin C berperan dalam membantu penyerapan
zat besi dalam tubuh sehingga anemia gizi besi dapat dihindari.

ABSTRACT
SISWANTI. Relation Body Image with Food Behaviour, Healthy Behaviour, Nutrition
Status and Student Health. (Guide By DODIK BRIAWAN)
Nutrition is main pillar from health and wealth a long life siclus. Generally

nutrition problem is caused by wrong nutrition behaviour of people, it come from
unbalance consumption of nutrition with dietary allowances. For adolescent, it can
happen because there’s wrong body image concept. There are many adolescent feel
unsatisfied with size and form of their body and many of them have wrong food
behaviour and healthy behaviour to reach body size they want. Food behaviour will effect
their nutrition status and health. Therefore, researcher interest to study body image
concept to adolescent represented from student.
This research purpose to study relation body image with food behaviour, healthy
behaviour, nutrition status and student health.
This research is a part from feeding program for TPB IPB student, which is
coorporation among GM departement, ITP departement and SEAFAST center IP B. This
research use cross sectional study design, done at 2005 september up to 2006 April.
Located in TPB IPB dormitory, Dramaga Bogor.
Data collected was sample characteristic, family characteristic, body image concept
(1983 Stunkard), food behaviour, healthy behaviour, nutrition status (anaemia status and
body mass index (BMI)) and food consumption record (4 x 24 hours) with two days free
and two days studying in IPB. To know differences level between boy and girl samples
done independent sample T-test and Mann-whitney. Eventhough to know relation among
variables, done with Spearmans and pearsons corelation analysis.
Result of research show that picture developed by Stunkard (1983) for boy and girl

samples tend to choose picture numbered ‘four’ to show actual body size, Indonesian
adolescent body, ideal body, most healthy and desire couple body. Many of them feel
unsatisfied with their body condition at that time. For example, boys want to increase
their body weight but girl samples want to decrease body weight. All samples want to
increase body height because feel their height is not enough.
Food consumption samples is clasified variatif, with energy completely level is still
defisit, completely of carbohidrat clasified not enough, completely of Fe and vitamin C
enough, vitamin A completely level and protein is still not enough. Samples always have
breakfast, don’t consume alcohol, always read food packaging label, have leisure time,
don’t smoke, do sport continously and drink water < 8 glass/ day.
According to nutrition status and healthy, knowed that 25.0% samples anaemia and
part of them is girl adolescent and also 57.2% samples have BMI clasification is normal.
According to relation analysis, body image concept is related with food behaviour
ad healthy behaviour of sample. It show that food behaviour is not only formed from
stimulus to overcome their hungry, but also caused by effect of fisiologis and Psicologis
need. Then food behaviour and healthy behaviour of samples have relation with anaemia
but there are not relation with sample BMI. Variety consumption of food is important in
helping them to increase absorbance Fe in body. Fe is needed in forming hemoglobin and
vitamin C is needed to help absorbance Fe in body, so anaemia could be avoid.


HUBUNGAN BODY IMAGE DENGAN PERILAKU MAKAN,
PERILAKU SEHAT, STATUS GIZI DAN KESEHATAN MAHASISWA

Skripsi

Sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada
Program Studi S1 Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga
Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh :
Siswa nti
A54102028

PROGRAM STUDI S1 GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

Judul Skripsi


: Hubungan Body Image dengan Perilaku Makan, Perilaku
Sehat, Status Gizi dan Kesehatan Mahasiswa

Nama Mahasiswa

: Siswanti

Nomor Pokok

: A54102028

Menyetujui :
Dosen Pembimbing

Ir. Dodik Briawan, MCN
NIP. 131879330

Mengetahui :
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M. Agr.
NIP. 130422698

Tanggal disetujui :

RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Kemayoran, Jakarta Pusat pada tanggal 27 Februari 1984
sebagai anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Saman dan Ibu
Ambarwati. Pendidikan penulis diawali pada tahun 1990 di SDN 09 Petang,
Sumur Batu, Kemayoran Jakarta Pusat. Pada tahun yang sama penulis pindah ke
SDN Bero 1 Klaten Jawa Tengah sampai tahun 1996. Selanjutnya pada tahun
1996 sampai 1999 penulis menempuh pendidikan lanjutan di SLTPN 1 Pedan
Klaten. Pendidikan penulis dilanjutkan di SMUN 1 Cawas Klaten sampai tahun
2002.
Pada tahun 2002, penulis diberi kesempatan untuk menempuh pendidikan
tinggi di Institut Pertanian Bogor pada Program Studi Gizi Masyarakat dan
Sumberdaya Keluarga melalui jalur USMI. Penulis pernah menjadi pengurus
DKM Al- Hurriyyah periode 2002-2004 sebagai staf Departemen Infokom.
Penulis pernah menjadi anggota Departemen Pers dan Media pada Forum
Keluarga Mushola GMSK (FKMG) periode 2003-2004. Pada tahun yang sama
penulis menjadi anggota Bina Desa GMSK pada Departemen Kewirausahaan.
Penulis juga aktif di Forum Komunikasi Rohis Departemen Fakultas Pertanian
(FKRD-A) sebagai ketua Departemen Keputrian (2004-2005) dan sebagai
Bendahara (2005-2006).
Pada tahun 2005 penulis melakukan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Desa
Cijambe, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi. Penulis pernah mengikuti
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dalam bidang kewirausahaan dengan
judul ”Pengembangan Industri Madu Buah Pisang”. Penulis pernah menjadi
asisten mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) selama dua tahun.

KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Segala puji bagi Allah yang maha Rahman dan Rahim, sehingga dengan
hidayah dan kasih sayang-Nya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Sholawat dan salam tercurah pada manusia paling sempurna, qudwah hasanah
setiap umat, Rosulullah SAW beserta para sahabat, keluarga dan orang-orang
yang mengikuti jejak beliau dalam menyebarkan risalah Islam.
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah membesarkan dan mendidik
ananda dengan bingkai Islam, Pengorbanan Ayah dan Ibu teramat besar,
semoga Allah menggantikannya dengan Syurga.
2. Ir. Dodik Briawan, MCN atas segala nasehat dan bimbingan yang
diberikan dengan penuh kesabaran, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Semoga Allah membalasnya dengan kebaikan yang lebih.
3. DR. Rimbawan selaku dosen pembimbing akademik yang telah
mengarahkan dan membimbing penulis selama penulis kuliah di GMSK.
4. Ir. Cesilia Meti Dwiriani, MSc selaku dosen penguji yang telah
memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Ir. Eddy S Mudjajanto selaku dosen pemandu seminar, sehingga kegiatan
seminar dapat berjalan dengan lancar.
6. Seluruh dosen GMSK tercinta yang telah memberikan banyak ilmu yang
bermanfaat dengan penuh keikhlasan dan kedisiplinan. Semoga ilmu
bermanfaat ini mampu memberi syafa’at kelak di hari perhitungan.
7. Seluruh staf GMSK (khususnya Pak Ugan & Mas Rena)

yang telah

memberikan pelayanan yang terbaik untuk kami. Maaf kalau sering
merepotkan.
8. Mas Indarjo yang baik hati, Dik Tri yang selalu memberi semangat, Dik
Monok dan Dik Fauzan yang selalu membawa keceriaan. Semoga Allah
mengumpulkan kita dalam Jannahnya.
9. My Quality Circle dan Para MR yang selalu memberi nasehat dan
pengalaman yang tidak

terlupakan. Semoga Allah senant iasa memberi

kekuatan pada kita untuk tetap istiqomah.

10. Pakde Alam sekeluarga yang telah memberikan dukungan moril dan
materiilnya, Jazakallah Khoir.
11. Wisma Mardiyah crew yang telah memberikan cinta dan indahnya
persaudaraan (Dik Ajeng makasih komputernya, Yayat, Afi, Teh Ita, Mba
Dye, Mba Trias, Delfy, Mba Puji, Mba Herlin, Mba Tia dan Mba Eva)
semoga persaudaraan kita selamanya.
12. Tim Feeding Program (Pak Budi, Pak Rizal, Bu titi, Mba Re isy, Mba
Ruri, Mba Pipo, Mba Ratna, Mba Yuni, Kak Adi, Pak Jay) dan teman
seperjuanganku (yati, Titin & Juki), terimakasih atas kerjasama dan
pengalaman yang tak terlupakan.
13. Gamasakers 39 (dari inggrit sampai anica) welcome to the jungle, angkatan
40, 41 dan 42 ayo keep hamasah.
14. Adik-adik FKRD (Ima, Arin, Retno, Occy, Via, Bram, Kristanto, Mada,
Eni, Titin, Eti, Desty, Erick, Mastuti, Aulia .....) Selamat berjuang dan
makasih atas do’anya.
15. Semua pihak di Asrama yang telah dengan ikhlas membantu (wa bil
Khusus buat para SR yang baik hati).
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan telah banyak
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya dibidang ilmu gizi dan kesehatan. Atas segala kekurangan, penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya, karena kelebihan dan kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT semata.

Bogor, Januari 2007

Siswanti

DAFTAR ISI
halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... iv
PENDAHULUAN ............................................................................................
Latar Belakang ........................................................................................
Tujuan .....................................................................................................
Hipotesis ..................................................................................................
Kegunaan Penelitian ...............................................................................

1
1
3
3
3

TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................
Remaja dan Mahasiswa...........................................................................
Body Image .............................................................................................
Perilaku Makan .......................................................................................
Perilaku Sehat .........................................................................................
Status Gizi dan Kesehatan.......................................................................

4
4
5
7
13
14

KERANGKA PEMIKIRAN ............................................................................ 18
METODE PENELITIAN .................................................................................
Desain Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................
Jumlah dan Cara Penarikan Contoh .......................................................
Jenis dan Cara Pengumpulan Data .........................................................
Pengolahan dan Analisis Data ................................................................
Definisi Operasional...............................................................................

20
20
20
22
23
26

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................
Karakteristik Contoh ..............................................................................
Karakteristi Keluarga Contoh.................................................................
Body Image.............................................................................................
Konsep Body Image .........................................................................
Berat Badan dan Tinggi Badan Aktual .............................................
Indeks Masa Tubuh...........................................................................
Kepuasan Contoh..............................................................................
Berat Badan dan Tinggi Badan Harapan ..........................................
Perilaku Makan ......................................................................................
Perilaku Sehat.........................................................................................
Status Gizi dan Kesehatan......................................................................
Hubungan Body Image dengan Perilaku Makan dan Perilaku Sehat .....
Hubungan Perilaku Makan dan Perilaku Sehat dengan
Status Gizi dan Kesehatan......................................................................

28
28
28
29
29
33
34
34
35
39
46
48
49
51

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 55
LAMPIRAN ..................................................................................................... 57

i

DAFTAR TABEL
halaman
1 Kecukupan gizi yang dianjurkan untuk remaja dan dewasa awal............... 14
2 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik ................................................... 29
3 Sebaran contoh berdasarkan Indeks Masa Tubuh ....................................... 34
4 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kepuasan terhadap kondisi
tubuh aktual ................................................................................................. 34
5 Sebaran contoh berdasarkan berat badan dan tinggi badan harapan........... 38
6 Sebaran contoh berdasarkan keberagaman konsumsi pangan..................... 40
7 Sebaran contoh berdasarkan kebiasaan makan ........................................... 44
8 Rata-rata konsumsi zat gizi contoh.............................................................. 45
9 Rata-rata tingkat kecukupan zat gizi contoh................................................. 45
10 Sebaran contoh berdasarkan perilaku sehat ............................................... 48
11 Sebaran contoh berdasarkan status anemia ................................................. 49

ii

DAFTAR GAMBAR
halaman
1 Siluet persepsi body image ......................................................................... 7
2 Bagan hubungan body image dengan perilaku makan, perilaku sehat,
status gizi dan kesehatan pada mahasiswa ................................................. 19
3 Tahapan penarikan contoh penelitian body image ..................................... 21
4 Sebaran contoh berdasarkan persepsi gambar bentuk tubuh aktual........... 30
5 Sebaran contoh berdasarkan persepsi gambar tubuh remaja
Indonesia .................................................................................................... 31
6 Sebaran contoh berdasarkan persepsi bentuk tubuh ideal.......................... 32
7 Sebaran contoh berdasarkan persepsi gambar bentuk tubuh tersehat ........ 32
8 Sebaran contoh berdasarkan persepsi gambar bentuk tubuh pasangan
idaman ........................................................................................................ 33
9 Sebaran contoh berdasarkan IMT, jenis kelamin dan tingkat kepuasan .... 35
10 Sebaran contoh berdasarkan harapan perubahan berat badan.................... 36
11 Sebaran contoh berdasarkan harapan perubahan tinggi badan................... 37
12 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin, IMT dan harapan perubahan
berat badan ................................................................................................. 39
13 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin dan keberagaman
konsumsi pangan ........................................................................................ 41
14 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin dan tingkat kecukupan
energi .......................................................................................................... 41
15 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin dan tingkat kecukupan
karbohidrat ................................................................................................. 42
16 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin dan tingkat
kecukupan zat besi ..................................................................................... 43
17 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin dan rata-rata tingkat
kecukupan zat gizi ...................................................................................... 43

iii

DAFTAR LAMPIRAN
halaman
1 Peubah, kategori dan skoring perilaku makan dan perilaku sehat ............. 57
2 Hasil uji Mann-Whitney beberapa variabel ............................................... 58
3 Hasil uji beda T .......................................................................................... 59
4 Hasil analisis uji korelasi Spearmans dan Pearson antara variabel
body image dengan perilaku makan........................................................... 60
5 Hasil uji korelasi Spearmans antara variabel body image dengan perilaku
sehat............................................................................................................. 61
6 Hasil analisis uji korelasi Spearmans dan Pearson antara variabel
perilaku makan dengan IMT dan status anemia ......................................... 62
7 Hasil analisis uji korelasi Spearmans perilaku sehat dengan IMT dan
status anemia ............................................................................................... 62

iv

PENDAHULUAN
Latar Belakang
WHO menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan
kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Sejak janin dalam kandungan, bayi,
balita, anak-anak, remaja, dewasa dan usia lanjut, makanan yang memenuhi syarat
gizi merupakan kebutuhan utama untuk pertahanan hidup, pertumbuhan fisik,
perkembangan mental, prestasi kerja, kesehatan dan kesejahteraan. Oleh karena
itu WHO mendorong negara-negara anggotanya untuk mempromosikan pola
makan dan pola hidup yang sehat dengan pedoman gizi seimbang (Soekirman
2000).
Menurut Depkes RI (1995), pada umumnya permasalahan gizi muncul
karena perilaku gizi seseorang yang salah, yaitu adanya ketidakseimbangan antara
konsumsi gizi dengan kecuk upan gizinya. Pada remaja hal ini bisa terjadi karena
adanya persepsi yang salah tentang konsep tubuh ideal (body image negatif).
Menurut Khomsan (2003), remaja adalah golongan individu yang sedang mencari
identitas diri, mereka suka ikut- ikutan dan terkagum-kagum pada idola yang
berpenampilan menarik. Banyak remaja sering merasa tidak puas dengan
penampilan dirinya sendiri, mereka ingin mempunyai postur tubuh sempurna
seperti bintang film, penyanyi peragawati atau olahragawan.
Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian, persepsi yang salah tentang body
image akan mempengaruhi perilaku hidup seseorang. Perubahan perilaku makan
dan perilaku sehat senantiasa dilakukan dengan harapan agar mereka memperoleh
dan mempertahankan bentuk tubuh sesuai dengan yang mereka inginkan. Perilaku
makan dan perilaku sehat yang salah sering kali mereka lakukan tanpa
memandang dampak apa yang akan mereka alami. Berdasarkan hasil penelitian
Bani (2002), diperoleh hasil bahwa sebagian besar remaja (74.4 %) merasa bahwa
tubuhnya tidak ideal dan mereka melakukan perubahan perilaku makan (tidak
makan malam dan menghindari makanan berlemak) dan perilaku sehat
(melakukan aktivitas secara berlebihan). Hasil penelitian Anggraeni (1998), juga
menunjukkan bahwa sebagian remaja putri yang merasa tubuhnya tidak ideal
cenderung melakukan upaya pencapaian tubuh ideal yang salah, mereka

2

melakukan diet yang berlebihan, bahkan muntah dengan sengaja, serta
menggunakan obat cuci perut dan pil diet.
Diet yang berlebihan akan mengakibatkan tubuh banyak kehilangan energi.
Tubuh yang kekurangan energi akan melakukan penyeimbangan dengan
mengambilnya dari cadangan glikogen otot, lalu glikogen hati dan terakhir
cadangan lemak. Hilangnya glikogen akan mengakibatkan tubuh kehilangan
cairan dan garam- garam, rusaknya jaringan-jaringan tubuh dan bahkan bisa
mengakibatkan tubuh menjadi kurus serta

tubuh kekurangan zat gizi tertentu

(anemia). Penggunaan obat cuci perut dan melakukan muntah dengan sengaja
dapat

membuat

keluarnya

cairan

tubuh

secara

berlebihan

yang

akan

mengakibatkan hilangnya elektrolit tubuh yang penting bagi kesehatan, bahkan
bila hal ini masih terus dilakukan, maka bisa berujung pada kematian
(Wirakusumah 1994).
Anemia dapat mengakibatkan kurangnya oksigen yang ditransportasikan ke
sel tubuh maupun otak, sehingga menimbulkan gejala letih, lesu, cepat lelah.
Akibatnya dapat menurunkan kebugaran dan prestasi pada atlit, menurunkan
prestasi belajar pada anak sekolah dan dapat menurunkan produktivitas kerja pada
pekerja yang berdampak pada rendahnya tingkat ekonomi (Soekirman 2000).
Pada anak dan remaja yang menderita anemia dapat mengalami gangguan
pertumbuhan yang optimal dan menjadi kurang cerdas. Penderita kekurangan zat
besi akan turun daya tahan tubuhnya, akibatnya mudah terkena penyakit infeksi
(Depkes RI 1995).
Berdasarkan fakta tersebut peneliti merasa tertarik untuk mengkaji body
image pada remaja dan sejauh mana hal tersebut berhubungan dengan perilaku
makan dan perilaku sehat mereka (dari segi penerapan 13 pesan dasar gizi
seimbang) serta hubunganya dengan status gizi dan kesehatan (status anemia dan
IMT).

3

Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan body
image dengan perilaku makan, perilaku sehat, status gizi dan kesehatan
mahasiswa.
Tujuan Khusus
1. Mengkaji karakteristik contoh
2. Mengkaji body image pada mahasiswa
3. Mengkaji perilaku makan dan tingkat konsumsi zat gizi (energi, protein,
lemak, vitamin A, vitamin C dan Fe)
4. Mengkaji perilaku sehat pada mahasiswa
5. Mengkaji status gizi dan kesehatan mahasiswa
6. Mengkaji hubungan body image dengan perilaku makan dan perilaku sehat
7. Mengkaji hubungan perilaku makan dan perilaku sehat terhadap status gizi
dan kesehatan pada mahasiswa
Hipotesis
Body image mahasiswa berhub ungan dengan perilaku makan dan perilaku
sehatnya serta perilaku makan dan perilaku sehat berhubungan dengan status gizi
dan kesehatan mahasiswa.
Kegunaan
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai
berbagai hal yang terkait dengan body image, sehingga masyarakat pada
umumnya dan remaja pada khususnya tidak melakukan hal yang menyimpang
apabila mereka ingin memiliki ukuran tubuh yang mereka idamkan. Selain itu,
dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan berbagai masukan dalam
bidang gizi dan kesehatan.

TINJAUAN PUSTAKA
Remaja dan Mahasiswa
Masa remaja adalah periode yang kritis dalam perjalanan kehidupan
manusia, karena pada saat itulah individu mulai mengembangkan sikap mental
dan identitas dirinya. Monks, Knoers dan Hadinoto (1994) diacu dalam
Desmawita (2002) menyatakan bahwa remaja sebenarnya tidak memiliki tempat
yang jelas. Remaja tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi tidak juga termasuk
golongan orang dewasa atau orang tua. Remaja berada diantara masa kanak-kanak
dan dewasa. Remaja masih belum mampu untuk menguasai fungsi- fungsi fisik
maupun psikisnya. Pada umumnya mereka masih belajar di sekolah menengah
ataupun perguruan tinggi.
Menurut Sarwono (1993), berdasarkan usia tahap perkembangannya masa
remaja dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu :
1. Tahap remaja awal (14-17 tahun untuk laki- laki dan 13-17 tahun untuk
wanita) dengan ciri-ciri yaitu : (a) status sosial belum jelas antara anakanak dan dewasa; (b) terjadi perubahan fisik dan kejiwaan yang pesat.
Perubahan kejiwaan menyebabkan perubahan sikap terhadap diri sendiri
maupun orang lain, sedangkan pertumbuhan fisik pada tahap ini terjadi
sangat pesat dibanding tahap akhir; (c) masa peningkatan emosi; (d) masa
tidak stabil (cepat bosan, sulit konsentrasi dan lain- lain); (e) merasa
banyak masalah.
2. Tahap remaja akhir (18-21 tahun untuk laki- laki dan wanita) dengan ciriciri yaitu: (a) lebih stabil dalam emosi, minat, konsentrasi dan cara
berfikir; (b) bertambah realistis; (c) meningkatnya kemampuan untuk
memecahkan masalah; (d) tidak terganggu lagi dengan perhatian orang tua
yang kurang; (e) pertumbuhan fisik pada tahap ini lamban.
Menurut Khomsan (2003), remaja adalah golongan individu yang sedang
mencari identitas diri, seringkali mereka mengidolakan dan meniru artis yang
berpenampilan menarik. Banyak remaja sering merasa tidak puas dengan
penampilan dirinya sendiri, mereka ingin mempunyai postur tubuh sempurna
seperti bintang film, penyanyi peragawati atau olahragawan.

5

Remaja yang merasa dirinya gemuk seringkali memiliki rasa percaya diri
yang kurang dan menganggap penampilan mereka kurang serasi. Walaupun tubuh
mereka sudah proporsional berdasarkan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT),
namun kebanyakan dari mereka masih berkeinginan untuk menurunkan berat
badan mereka (Wirakusumah 1994). Penelitian yang pernah dilakukan Anggraeni
(1998), mengungkapkan bahwa sebagian besar wanita yang merasa gemuk
padahal kondisi riil berat badannya normal cenderung melakukan upaya
pencapaian tubuh ideal yang salah. Mereka melakukan diet yang berlebihan,
bahkan muntah dengan sengaja, serta menggunakan obat cuci perut dan pil diet
yang itu semua justru membahayakan diri mereka.
Body Image
Menurut Germov & Williams (2004), body image adalah gambaran
seseorang mengenai bentuk dan ukuran tubuhnya sendiri; gambaran ini
dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran tubuh aktualnya, perasaannya tentang bentuk
tubuhnya serta harapan terhadap bentuk dan ukuran tubuh yang diinginkannya.
Apabila harapan tersebut tidak sesuai dengan kondisi tubuh aktualnya, maka hal
ini dianggap sebaga i body image yang negatif.
Sedangkan menurut Lightstone (2002) body image meliputi persepsi,
imajinasi, emosi dan sensasi fisik seseorang dari dan terhadap tubuhnya. Hal ini
tidak bersifat statis, melainkan akan senantiasa berubah, terutama dipengaruhi
oleh mood, lingkungan dan pengalaman fisik. Hal ini tidak dibawa sejak lahir
melainkan diperoleh dari proses balajar. Proses belajar ini terjadi di keluarga dan
di lingkungan teman sebaya.
Body image pada umumnya dialami oleh mereka yang menganggap bahwa
penampilan adalah faktor yang paling penting dalam kehidupan. Hal ini terutama
terjadi pada usia remaja. Mereka beranggapan bahwa tubuh yang kurus dan
langsing adalah yang ideal bagi wanita, sedangkan tubuh yang kekar dan berotot
adalah yang ideal bagi pria (Germov & Williams 2004). Wanita yang langsing
sering kali dianggap cantik dan sehat serta menjadi idaman banyak laki- laki.
Sedangkan kegemukan dianggap sebagai hal yang memalukan. Gemuk itu
dianggap jelek, lemah, tidak punya kendali, malas dan tidak punya ambisi (Biber
1996).

6

Rini (2004) menjelaskan bahwa sebenarnya berat badan ideal bisa
diwujudkan dengan mengkonsumsi energi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
Sehingga tidak ada penimbunan energi dalam tubuh dalam bentuk lemak, atau
sebaliknya penggunaan lemak tubuh sebagai sumber energi kurang. Bila konsumsi
gizi selalu kurang dari kecukupan maka seseorang akan menderita gizi kurang.
Sebaliknya jika konsumsi melebihi kecukupan, yang bersangkutan akan menderita
gizi lebih dan obesitas. Berat badan ideal atau berat badan normal sangat
menguntungkan karena penampilan akan menjadi menarik, lincah dan resiko sakit
lebih rendah.
Ukuran tubuh yang ideal adalah ukuran tubuh yang tidak terlalu kurus dan
tidak terlalu gemuk, dan terlihat serasi antara berat badan dan tinggi badan. Serasi
atau tidaknya perbandingan berat badan dan tinggi badan dapat dilihat dengan
menggunakan standar yang telah diakui dunia internasional seperti Indeks Masa
Tubuh (Wirakusumah 1994). Namun yang perlu diperhatikan bukan berarti lemak
yang selama ini dianggap menjadi biang keladi kegemukan harus ditiadakan dari
tubuh. Lemak dalam tubuh harus tetap ada, tetapi jangan sampai kekurangan atau
kelebihan, minimal sebanyak 3% dari berat badan baik untuk pria maupun wanita.
Penilaian body image yang dikembangkan oleh Stunkard (1983) dalam
Bulik et al (2001), adalah dengan menggunakan gambar sembilan siluet tubuh
manusia (Gambar 1). Gambar ini bisa digunakan untuk menganalisis persepsi
contoh yang berumur 18 tahun keatas. Dari sembilan gambar tersebut
dikembangkan lima pertanyaan yaitu: gambar mana yang paling mirip dengan
ukuran tubuh contoh, gambar bentuk tubuh remaja Indonesia saat ini, gambar
tubuh ideal yang diinginkan contoh, gambar bentuk tubuh yang dianggap paling
sehat dan gambar bentuk tubuh pasangan yang diinginkan. Dari kelima pertanyaan
tersebut contoh harus memilih gambar yang mereka anggap paling sesuai dengan
pendapat mereka. Berdasarkan jawaban contoh tersebut, kita dapat melihat
kecenderungan persepsi contoh terhadap konsep body image.

7

Gambar 1 Siluet Persepsi Body Image (Stunkard 1983)
Perilaku Makan
Menurut Khumaidi (1989), perilaku makan adalah tingkah laku manusia
atau sekelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan yang
meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan. Sedangkan Suhardjo (1989)
berpendapat

bahwa

perilaku

makan

merupakan

suatu

istilah

untuk

menggambarkan kebiasaan dan perilaku yang berhubungan dengan makanan dan
makan, seperti tatakrama, frekuensi makan, pola makan, peneriman terhadap
makanan dan cara pemilihan makanan.
Perilaku makan tidak hanya terbentuk dari dorongan untuk mengatasi rasa
lapar, akan tetapi disamping itu ada kebutuhan fisiologis dan psikologis yang ikut
mempengaruhi. Setiap kelompok mempunyai pola tersendiri dalam memperoleh,
menggunakan dan menilai makanan yang merupakan ciri kebudayaan masingmasing. Pola budaya ini mempengaruhi seseorang dalam memilih dan
mengkonsumsi pangan serta mempunyai kekuatan yang sangat berpengaruh
dalam memilih pangan (Suhardjo 1989).
Pola dan gaya hidup masyarakat Indonesia terutama kaum remaja, pada saat
ini sedang mengalami perubahan, seperti meningkatnya aktivitas kehidupan
sosial, sehingga sering kali membuat remaja sering makan di luar, tidak sempat
makan pagi atau bahkan sama sekali tidak makan siang. Padahal agar mampu
hidup sehat dan produktif para remaja harus mengkonsumsi makanan dalam
jumlah yang cukup dan beragam (Sayogo 2002).

8

Persepsi seseorang terhadap bentuk tubuhnya akan berpengaruh terhadap
perilaku makannya. Takut akan kegemukan dapat mendorong seseorang
melakukan perilaku diet yang salah. Perilaku diet yang pada umumnya terjadi
pada orang yang senantiasa memperhatikan penampilan adalah terjadinya
anoreksia dan bulimia. Penderita bulimia mengkonsumsi makanan dalam jumlah
yang wajar atau bahkan mereka memiliki nafsu makan seperti orang yang
obesitas. Namun setelah semua makanan itu masuk, mereka berusaha
mengelurkannya kembali melalui mulut atau dibantu dengan obat pencahar.
Sedangkan pada penderita anoreksia, mereka cenderung melakukan pembatasan
konsumsi makan yang tidak wajar, sehingga berat badan mereka cenderung kurus
(Khomsan 2003).
Diet yang berlebihan akan mengakibatkan tubuh banyak kehilangan energi.
Tubuh yang kekurangan energi akan melakukan penyeimbangan dengan
mengambilnya dari cadangan glikogen otot, lalu glikogen hati dan terakhir
cadangan lemak. Hilangnya glikogen akan mengakibatkan tubuh kehilangan
cairan dan garam- garam, rusaknya jaringan-jaringan tubuh dan bahkan bisa
mengakibatkan tubuh menjadi kurus serta

tubuh kekurangan zat gizi tertentu

(anemia). Penggunaan obat cuci perut dan melakukan muntah degan sengaja dapat
membuat keluarnya cairan tubuh secara berlebihan yang akan mengakibatkan
hilangnya elektrolit tubuh yang penting bagi kesehatan, bahkan bila hal ini masih
terus dilakukan, maka bisa berujung pada kematian (Wirakusumah 1994).
Perilaku makan yang salah harus dihindari karena akan berhubungan dengan
status gizi dan kesehatan seseorang. Dalam 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang (PUGS
2003), terdapat beberapa anjuran mengenai perilaku makan yang baik agar tubuh
tetap sehat. Anjuran mengenai perilaku makan tersebut adalah:
Mengkonsumsi makanan yang beragam. Makan makanan yang beragam
sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beranekaragam adalah makanan
yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas
maupun kuantitasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasanya disebut triguna makanan
yaitu makanan yang mengandung zat tenaga, pengatur dan pembangun.
Makanan walaupun enak dan mahal tidak selalu menjadikan tubuh lebih
sehat dan produktif, bahkan sebaliknya bisa menimbulkan penyakit. Misalnya

9

apabila sering makan berlemak dan manis- manis yang menghasilkan energi tinggi
tetapi tidal diimbangi dengan kegiatan fisik yang memadai, mendorong orang
mudah menjadi gemuk (Soekirman 2000).
Mengkonsumsi makanan yang memenuhi kecukupan energi. Setiap
orang dianjurkan makan makanan yang cukup mengandung energi agar dapat
hidup dan melakukan kegiatan sehari-hari seperti; bekerja, belajar, berolahraga,
berekreasi, kegiatan sosial dan kegiatan yang lain. Kebutuhan energi dapat
dipenuhi dengan mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat, protein dan lemak.
Mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan
energi. Makanan sumber karbohidrat kompleks merupakan sumber energi utama
dalam hidangan di Indonesia, seperti; nasi, jagung, ubi dan sagu. Akan tetapi
makanan sumber karbohidrat kompleks ini kurang memberikan zat gizi lain yang
diperlukan tubuh. Oleh karena itu makanan sumber karbohidrat ini harus dibatasi
konsumsinya sekitar 50 - 60% dari kebutuhan energi. Dengan demikian
kekurangan zat gizi lain dapat dipenuhi dari zat pembangun dan pengatur. Apabila
energi yang diperoleh dari makanan sumber karbohidrat kompleks melebihi 60%
maka kebutuhan protein, vitamin dan mineral sulit dipenuhi.
Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan
energi. Potensi lemak dan minyak sebagai sumber energi terhitung lebih tinggi
dari pada karbohidrat dan protein. Tiap gram lemak menghasilkan 9 Kkal
sedangkan tiap gram karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 Kkal. Selain
berpotensi tinggi kalori, lemak juga relatif lama berada dalam sistem pencernaan
dibandingkan dengan protein dan karbohidrat, sehingga lemak menimbulkan rasa
kenyang yang lebih lama. Jika seseorang mengkonsumsi lemak secara berlebihan
maka akan cenderung mengurangi konsumsi makanan yang lain. Akibatnya
kebutuhan zat gizi yang lain tidak terpenuhi. Dianjurkan konsumsi minyak dan
lemak dalam makanan sehari- hari tidak lebih dari 25% kebutuhan energi
Gunakan garam beryodium. Untuk menghindari pengaruh sampingan dari
konsumsi garam beryodium maka dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak
lebih dari 6 gram per orang per hari. Konsumsi garam beryodium ± 6 gram sehari
sudah dapat memenuhi kebutuhan yodium, namun ambang batas penggunaan
natrium tidak terlampaui.

10

Mengkonsumsi makanan sumber zat besi. Zat besi adalah salah satu
unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah. Secara alamiah zat besi
diperoleh dari makanan. Kekurangan zat besi dalam makanan sehari- hari secara
berkelanjutan dapat menimbulkan penyakit anemia gizi atau yang lebih dikenal
masyarakat dengan sebutan penyakit kurang darah.
Dalam memilih makanan sumber zat besi, selain memperhatikan jumlahnya
yang terdapat dalam makanan, juga harus diperhatikan daya serap dan nilai
biologinya. Makanan yang banyak mengandung zat besi yang mudah diserap dan
nilai biologinya tinggi adalah makanan hewani, khususnya hati, daging, ayam dan
ikan. Sumber baik lainnya adalah telur, kacang-kacangan, serealia tumbuk,
sayuran hijau dan beberapa jenis buah (Almatsier 2003). Daya serap dan nilai
biologi zat besi makanan dipengaruhi oleh empat hal: jumlah kandungan zat besi,
bentuk kimia fisiknya, adanya makanan lain yang memacu/ menghambat
penyerapan zat besi dan cara pengolahan makanan (Soekirman 2000)
Biasakan makan pagi. Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi
setiap orang. Bagi orang dewasa makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik,
mempertahankan daya tahan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja.
Bagi anak sekolah makan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan
memudahkan menyerap pelajaran, sehingga prestasi belajar menjadi lebih baik.
Kebiasaan makan pagi juga membantu seseorang untuk memenuhi kecukupan
gizinya sehari-hari. Seseorang yang tidak makan pagi memiliki resiko gangguan
kesehatan berupa menurunnya kadar gula darah dengan tanda-tanda antara lain:
lemah, keluar keringat dingin bahkan pingsan. Bagi pelajar hal ini dapat
mengakibatkan prestasi menurun karena konsentrasi yang menurun (Depkes RI
2003).
Hindari minuman yang beralkohol. Kebiasaan minum alkohol akan
menimbulkan berbagai dampak buruk. Keburukan alkohol selain menyebabkan
ketagihan juga dapat mengganggu penyerapan zat gizi dalam usus yang
berdampak pada proses pengolahan zat gizi selanjutnya dalam tubuh. Dengan
demikian pecandu alkohol akan mempunya i resiko tinggi untuk menderita
berbagai penyakit kekurangan gizi.

11

Mengkonsumsi makanan yang aman bagi kesehatan. Kecukupan energi
bagi seseorang ditandai oleh berat badan yang normal. Selain harus bergizi
lengkap dan seimbang makanan harus juga layak konsumsi, sehingga aman bagi
kesehatan. Makanan yang aman adalah makanan yang bebas dari kuman dan
bahan kimia berbahaya serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat.
Menurut Soekirman (2000), makanan yang tidak aman yang disebabkan oleh
adanya zat-zat asing yang membahayakan merupakan penyebab banyak penyakit,
terutama penyakit yang dibawa oleh makan. Penyakit yang biasa terjadi akibat
makanan yang tidak aman antara lain: diare, tipus, hepatitis, parasitis, efek kronis
dari kontaminasi bahan kimia dan lain- lain.
Baca label pada produk makanan yang dikemas. Label pada makanan
yang dikemas adalah keterangan tentang isi, jenis dan ukuran bahan-bahan yang
digunakan, susunan zat gizi, tanggal kadaluwarsa dan keterangan penting lainnya.
Semua keterangan yang rinci pada label makanan yang dikemas sangat membantu
konsumen pada saat memilih dan menggunakan makanan tersebut, seseuai dengan
kebutuhan gizi dan keadaan kesehatan konsumen.
Penilaian Konsumsi Pangan
Penilaian konsumsi pangan seseorang dilakukan dengan menghitung sejauh
mana tingkat konsumsi zat gizi yang telah dimakan. Suatu susunan konsumsi
pangan atau makanan dikatakan cukup bagi seseorang apabila jumlah masingmasing zat gizi yang diperoleh dari pangan yang dikonsumsi tersebut memenuhi
kebutuha n atau kecukupan tubuh akan beragam zat gizi (Hardinsyah & Briawan
1994).
Menurut Hardinsyah dan Briawan (1994), pada prinsipnya penilaian jumlah
konsumsi zat gizi dilihat berdasarkan tiga jenis data, yaitu data konsumsi pangan,
data kandungan gizi bahan makanan, dan data kecukupan gizi. Penilaian terhadap
kandungan gizi dari beragam bahan pangan merupakan penjumlahan dari masingmasing zat gizi pangan komponennya.
Berdasarkan

jenis

datanya,

maka

pengukuran

konsumsi

makanan

menghasilkan dua jenis data konsumsi, yaitu bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Penilaian yang bersifat kualitatif biasanya untuk mengetahui frekuensi makan,
frekuensi konsumsi menurut jenis bahan makanan dan menggali informasi tentang

12

kebiasaan makan. Sedangkan penilaian konsumsi pangan secara kualitatif
biasanya dilakukan untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga
dapat dihitug konsumsi zat gizi dengan menggunakan daftar yang diperlukan
(Supariasa, Bakri & Fajar 2002).
Metode yang biasa direkomendasikan ada beberapa cara antara lain: recall
24 jam, perkiraan makanan (estimated food records), penimbangan makanan (food
weighing), food account, inventaris (inventory method), dan pencatatan
(household food recor

Dokumen yang terkait

Gambaran Perilaku Ibu dalam Pemanfaatan KMS dan Status Gizi Baduta di Wilayah Kerja Puskesmas Lawe Perbunga Kecamatan Babul Makmur Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2015

2 64 116

Pola Aktivitas dan Perilaku Nyeri Rheumatopid Arthritis pada Lansia di Kelurahan Tanjung Selamat Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat

5 81 106

Gambaran Perilaku Makan Remaja Putri Dan Kejadian Dismenorea (Nyeri Haid) Di SMA Cahaya Medan Tahun 2013

4 68 106

Hubungan antara Body Image dan kebiasaan makan dengan status gizi remaja di Sma Padang

0 6 55

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN PERILAKU PEMBERIAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI SISWA PAUD BHARLIND SCHOOL.

0 4 23

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN FREKUENSI MAKAN, JENIS MAKANAN DAN STATUS GIZI REMAJA Hubungan Antara Body Image Dengan Frekuensi Makan, Jenis Makanan Dan Status Gizi Remaja Putri Di Sma Negeri 7 Surakarta.

0 3 14

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN FREKUENSI MAKAN, JENIS MAKANAN DAN STATUS GIZI REMAJA Hubungan Antara Body Image Dengan Frekuensi Makan, Jenis Makanan Dan Status Gizi Remaja Putri Di Sma Negeri 7 Surakarta.

1 4 16

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) RUMAH TANGGA DAN STATUS KESEHATAN DENGAN KEJADIAN GIZI Hubungan antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga dan Status Kesehatan dengan Kejadian Gizi Kurang pada Balita di Kelurahan Bu

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN POLA MAKAN DAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI DI SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA Hubungan Antara Body Image Dengan Pola Makan Dan Status Gizi Remaja Putri Di SMP Al Islam 1 Surakarta.

4 8 17

Hubungan antara body image dan perilaku

0 0 20