Gambaran Perilaku Makan Remaja Putri Dan Kejadian Dismenorea (Nyeri Haid) Di SMA Cahaya Medan Tahun 2013

(1)

GAMBARAN PERILAKU MAKAN REMAJA PUTRI DAN KEJADIAN

DISMENOREA (NYERI HAID) DI SMA CAHAYA MEDAN

TAHUN 2013

SKRIPSI

Oleh :

JOJOR TAMPUBOLON

NIM. 111021080

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

SKRIPSI

Gambaran Perilaku Makan Remaja Putri Dan Kejadian Dismenorea

(Nyeri haid) Di SMA Cahaya Medan Tahun 2013

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

Jojor Tampubolon

NIM. 111021080

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(3)

(4)

ABSTRAK

Dismenorea merupakan nyeri yang dialami remaja saat menstruasi,

dismenorea ini umunya mengganggu hingga 67.2% pada usia remaja yang

mengganggu aktifitas harian. Apabila status gizi baik, maka pada saat menstruasi,

remaja tidak akan mengalami dismenorea.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku makan remaja dan

kejadian dismenorea pada siswi SMA Cahaya Medan. Jenis penelitian ini adalah

bersifat deskriptif dengan desain penelitian

cross sectional

. Populasi penelitian adalah

siswi SMA Cahaya Medan yang berjumlah 550 orang. Sampel diambil sebanyak 52

orang dengan teknik acak sistematis. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara

menggunakan formulir

food recall.

Dari hasil penelitian diketahui pengetahuan responden paling banyak adalah

berpengetahuan kurang 36.5%, sikap responden paling banyak adalah pengetahuan

kurang 42.3% dan tindakan responden paling banyak adalah tindakan kurang 46.2%.

Asupan vitamin A kurang sebesar 86.5% responden mengalami dismenorea, asupan

B6 kurang sebesar 84.6% responden mengalami dismenorea, asupan vitamin E

kurang sebesar 96.2% responden mengalami dismenorea, asupan kalsium kurang

sebesar 80.8% responden mengalami dismenorea, asupan magnesium sebesar 78.8%

responden mengalami dismenorea.

Pada siswi SMA Cahaya Medan agar mengkonsumsi makanan yang kaya

akan vitamin A, vitamin B6, vitamin E, kalsium dan magnesium. Pada pihak sekolah

agar meningkatkan pengetahuan siswi-siswi tentang gizi seimbang melalui

pemanfaatan UKS (Unit Kesehatan Sekolah).

Kata Kunci: Perilaku makan remaja, pola makan, dismenorea, siswi

SMA Cahaya


(5)

ABSTRACT

Dysmenorrhea is a menstrual pain which 67,2 % teenagers in their menstrual

period and interferes their daily activities. Teenager who has good nutrional status

will not suffer from dysmenorrhea.

The objective of the research is to find out the teenagers eating behaviour and

dysmenorrhea problem on the students of SMA Cahaya Medan. The type of the

research is a descriptive research using cross sectional design. The populations of

the reseach are 500 students of SMA Cahaya Medan. The samples are 85 students

which are taken by using random methode. The data were collected by using

interview and food recall form.

From the research, it is found that are maximum of 36.5% respondents don’t

have good understanding, there are maximum of 42.3% respondens don’t have good

attitude, and there are maximum of 46.2% respondens don’t have good action. There

are 86.5% respondens suffer dymenorrhea by vitamin A deficiency, there are 84.6%

respondens suffer dysmenorrhea by vitamin B6 deficiency, there are 96.2%

respondens suffer dysmenorrhea by vitamin E deficiency, there are 80.8% respondens

suffer dysmenorrhea by calcium deficiency, and there are 78.8% respondens suffer

dysmenorrhea by magnecium deficiency.

It is suggested to the students of SMA Cahaya Medan to consume foods which

contain high vitamin A, vitamin B6, vitamin E, calcium, and magnecium. The school

also suggested to increase the students understanding about balanced nutrion by

empowering UKS (Unit Kesehatan Sekolah).

Key words : eating behaviour, diet, dysmenorrhea, students of SMA Cahaya

Medan.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Jojor Tampubolon

Tempat/Tanggal Lahir

: Beringin Makmur, 27 Okt 1990

Agama

: Kristen Protestan

Anak ke

: 5 dari 6 bersaudara

Status Pernikahan

: Belum Menikah

Nama Ayah

: Alm.B.Tampubolon

Nama Ibu

: Alm.T.Pakpahan

Alamat

: Jl Jamin Ginting, Gg.Medan Area no.15i

Riwayat Pendidikan

:

a. Tahun 1996 – 2002: SD Negeri 014 Tambusai

b. Tahun 2002 – 2005 : SMP Negeri 1 Tambusai

c. Tahun 2005 – 2008 : SMA Negeri 1 Tambusai

d. Tahun 2008 – 2011 : Akademi Kebidanan Imelda Medan

e. Tahun 2011 – 2014 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang

telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Gambaran Perilaku Makan Remaja Putri Dan Kejadian

Dismenorea (Nyeri Haid) Di SMA Cahaya Medan Tahun 2013”.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada orang tua tercinta ayahanda

Alm. B. Tampubolon dan ibunda Alm. T. Pakpahan dan juga kepada kakak dan

abang saya sebagai pengganti kedua orang tua tercinta, Eli Tampubolon dan S.

Sijabat yang tiada henti memberikan kasih sayang, selalu mendo’akan penulis dan

selalu memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis dalam membuat

skripsi ini.

Selanjutnya tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian,MSi selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Ir. Zulhaida Lubis,Mkes selaku Dosen Pembimbing I dan dr. Mhd Arifin

Siregar, Ms, selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu

dan memberikan bimbingan hingga selesainya skripsi ini.


(8)

5. Dr. Ir. Zulhaida Lubis,MKes, selaku Dosen Pembimbing Akademik.

6. Seluruh Dosen serta Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, khususnya Dosen

dan Staf Departemen Kesehatan Gizi Masyarakat yang telah memberikan bekal

ilmu kepada penulis selama mengikuti perkuliahan

7. Bapak Marihot Samosir, ST yang telah banyak membantu dalam penyelesaian

skripsi ini dalam hal segala urusan yang terkait surat menyurat di Depertemen

Gizi Kesehatan Masyarakat.

8. Kepala Sekolah SMA Cahaya Medan, Staf Tata Usaha yang telah membantu

dalam memperoleh data penelitian dan siswi-siswi Sma Cahaya yang telah

bersedia menjadi responden dalam penulisan skripsi ini.

9. Kakak-kakak tersayang Sondang Tampubolon, Tiur Tampubolon, July

tampubolon, Jenny Tampubolon, Rey Tampubolon, Tina Gultom, Aswin

Gultom, dan adikku Fitri Tampubolon dan Inong- Inong tercinta.

10. Untuk sahabat- sahabat terbaikku Ncing (Rina Gea), K.Helen, K.Maya, Ibu Mus,

Ibu Novi, Ibu Ana, Benita, Petty, Anggi, Ika, Cahya, Dewi, Maya, Rizka, Dina

Rizka, Albaina, Adik Nita, K.cece, K.ira, Kepuk (Eva) yang selalu memberikan

semangat dan dukungan kepada penulis.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan banruan dalam penyusunan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal

mungkin. Namun demikian, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat

membangun agar kedepannya menjadi lebih baik.


(9)

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita semua.


(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

ABSTRAK ...

i

ABSTRACT ... .

ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...

iii

KATA PENGANTAR... .

iv

DAFTAR ISI ...

vii

DAFTAR TABEL ...

vii

DAFTAR G AMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ...

1

1.1Latar Belakang ...

1

1.2 Perumusan Masalah ...

8

1.3 Tujuan Penelitian ...

8

1.1.1

Tujuan Umum ...

8

1.1.2

Tujuan Khusus ...

8

1.4 Manfaat Penelitian ...

9

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ...

10

2.1

Perilaku Makan Remaja...

10

2.1.1 Pengetahuan Remaja Tentang Pola makan ...

13

2.1.2 Sikap Remaja Tentang Pola Makan ...

15

2.1.3 Pola Makan Remaja ...

16

2.2 Menstruasi ...

18

2.2.1 Siklus Bulanan ...

19

2.2.2 Dismenorea ...

19

2.2.3 Jenis-Jenis Dismenorea ...

22

2.2.4 Penyebab Nyeri Haid ...

24

2.2.5 Tanda Dan Gejala Dismenorea ...

26

2.5.6 Pengobatan...

26

2.3 Pola Makan ...

27

2.3.1 Pola Makan Remaja ...

28

2.3.2 Hubungan Pola Makan Dengan Dismenorea ...

30

2.4 Kerangka Konsep ...

36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...

37

3.1Jenis Dan Desain Penelitian ...

37

3.1.1Lokasi dan Waktu Penelitian ...

37

3.2.1 Lokasi penelitian ...

37

3.2.2 Waktu Penelitian ...

37

3.1

Populasi Dan Sampel ...

38

3.3.1 Populasi ...

38

3.3.2 Sampel ...

38


(11)

3.3

Metode Pengumpulan Data ...

39

3.5.1 Data Primer ...

39

3.5.2 Data Sekunder ...

40

3.4

Defenisi Operasional ...

40

3.7 Aspek Pengukuran ...

40

3.8 Pengolahan Dan Analisis Data ...

44

3.8.1 Pengolahan Data ...

44

3.8.2 Analisi Data ...

44

BAB IV HASIL PENELITIAN ...

45

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian...

46

4.2 Umur... ... 46

4.3 Perilaku Makan Remaja... ... 46

4.4 Pola Makan Remaja... ...

48

4.5.1 Jumlah Asupan Energi Remaja Putri ...

48

4.5.2 Jumlah Asupan Protein Remaja Putri ...

49

4.5.3 Jumlah Vitamin A yang Dikomsumsi Remaja Putri ...

49

4.5.4 Jumlah Vitamin B6 yang Dikomsumsi Remaja Putri ...

50

4.5.5 Jumlah Komsumsi Vitamin E Remaja Putri ...

50

4.5.6 Jumlah Komsumsi Kalsium Remaja Putri ...

51

4.5.7 Jumlah Komsumsi Magnesium Remaja Putri ...

51

BAB V PEMBAHASAN ...

52

5.1 Umur... ...

52

5.2 Dismenorea... ...

52

5.3 Perilaku Makan Remaja...

53

5.4 Pola Makan Remaja...

54

5.5 Perilaku Makan Dengan Kejadian Dismenorea...

55

5.6 Pola Makan Dan Kejadian Dismenorea...

57

5.6.1 Jumlah Komsumsi Vitamin A Terhadap Kejadian

Dismenorea... ..

57

5.6.2 Jumlah Komsumsi Vitamin B6 Terhadap Kejadian

Dismenorea... ...

57

5.6.3 Jumlah Komsumsi Vitamin E Terhadap Kejadian

Dismenorea... ...

58

5.6.4 Jumlah Komsumsi Kalsium Terhadap Kejadian

Dismenorea... ...

59

5.6.5 Jumlah Komsumsi Magnesium Terhadap Kejadian

Dismenorea... ...

60

BAB V1 KESIMPULAN DAN SARAN ...

61

6.1 Kesimpulan... ...

61

6.2 Saran... ...

62

DAFTAR PUSTAKA


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.

Distribusi frekuensi jenis kelamin siswa di SMA Cahaya Medan

Tahun 2013 ...

45

Tabel 4.2.

Distribusi Frekuensi Umur Responden di SMA Cahaya Medan

Tahun 2013 ...

46

Tabel 4.4

Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Remaja

Putri di SMA Cahaya Medan Tahun 2013 ...

46

Tabel 4.5

Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap Remaja Putri di

SMA Cahaya Medan Tahun 2013 ...

47

Tabel 4.6

Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Tindakan Remaja Putri

di SMA Cahaya Medan Tahun 2013 ...

46

Tabel 4.7

Distribusi Jumlah Asupan Energi Remaja Putri di SMA Cahaya

Medan Tahun 2013 ...

48

Tabel 4.8

Distribusi Jumlah Asupan Protein Remaja Putri di SMA Cahaya

Medan Tahun 2013 ...

49

Tabel 4.9

Distribusi Jumlah Komsumsi Vitamin A Remaja Putri di SMA

Cahaya Medan Tahun 2013 ...

49

Tabel 4.10 Distribusi Jumlah Komsumsi Vitamin B6 Remaja Putri di SMA

Cahaya Medan Tahun 2013 ...

50

Tabel 4.11 Distribusi Jumlah Komsumsi Vitamin E Remaja Putri di SMA

Cahaya Medan Tahun 2013 ...

50

Tabel 4.12 Distribusi Jumlah Konsumsi Kalsium Remaja Putri di SMA Cahaya

Medan Tahun 2013 ...

51

Tabel 4.13 Distribusi Jumlah Komsumsi Magnesium Remaja Putri di SMA


(13)

DAFTAR GAMBAR


(14)

ABSTRAK

Dismenorea merupakan nyeri yang dialami remaja saat menstruasi,

dismenorea ini umunya mengganggu hingga 67.2% pada usia remaja yang

mengganggu aktifitas harian. Apabila status gizi baik, maka pada saat menstruasi,

remaja tidak akan mengalami dismenorea.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku makan remaja dan

kejadian dismenorea pada siswi SMA Cahaya Medan. Jenis penelitian ini adalah

bersifat deskriptif dengan desain penelitian

cross sectional

. Populasi penelitian adalah

siswi SMA Cahaya Medan yang berjumlah 550 orang. Sampel diambil sebanyak 52

orang dengan teknik acak sistematis. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara

menggunakan formulir

food recall.

Dari hasil penelitian diketahui pengetahuan responden paling banyak adalah

berpengetahuan kurang 36.5%, sikap responden paling banyak adalah pengetahuan

kurang 42.3% dan tindakan responden paling banyak adalah tindakan kurang 46.2%.

Asupan vitamin A kurang sebesar 86.5% responden mengalami dismenorea, asupan

B6 kurang sebesar 84.6% responden mengalami dismenorea, asupan vitamin E

kurang sebesar 96.2% responden mengalami dismenorea, asupan kalsium kurang

sebesar 80.8% responden mengalami dismenorea, asupan magnesium sebesar 78.8%

responden mengalami dismenorea.

Pada siswi SMA Cahaya Medan agar mengkonsumsi makanan yang kaya

akan vitamin A, vitamin B6, vitamin E, kalsium dan magnesium. Pada pihak sekolah

agar meningkatkan pengetahuan siswi-siswi tentang gizi seimbang melalui

pemanfaatan UKS (Unit Kesehatan Sekolah).

Kata Kunci: Perilaku makan remaja, pola makan, dismenorea, siswi

SMA Cahaya


(15)

ABSTRACT

Dysmenorrhea is a menstrual pain which 67,2 % teenagers in their menstrual

period and interferes their daily activities. Teenager who has good nutrional status

will not suffer from dysmenorrhea.

The objective of the research is to find out the teenagers eating behaviour and

dysmenorrhea problem on the students of SMA Cahaya Medan. The type of the

research is a descriptive research using cross sectional design. The populations of

the reseach are 500 students of SMA Cahaya Medan. The samples are 85 students

which are taken by using random methode. The data were collected by using

interview and food recall form.

From the research, it is found that are maximum of 36.5% respondents don’t

have good understanding, there are maximum of 42.3% respondens don’t have good

attitude, and there are maximum of 46.2% respondens don’t have good action. There

are 86.5% respondens suffer dymenorrhea by vitamin A deficiency, there are 84.6%

respondens suffer dysmenorrhea by vitamin B6 deficiency, there are 96.2%

respondens suffer dysmenorrhea by vitamin E deficiency, there are 80.8% respondens

suffer dysmenorrhea by calcium deficiency, and there are 78.8% respondens suffer

dysmenorrhea by magnecium deficiency.

It is suggested to the students of SMA Cahaya Medan to consume foods which

contain high vitamin A, vitamin B6, vitamin E, calcium, and magnecium. The school

also suggested to increase the students understanding about balanced nutrion by

empowering UKS (Unit Kesehatan Sekolah).

Key words : eating behaviour, diet, dysmenorrhea, students of SMA Cahaya

Medan.


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Remaja adalah harapan bangsa, sehinggga tidak berlebihan jika dikatakan

bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja

saat ini. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

praktisi pendidikan, ataupun remaja itu sendiri. Remaja yang sehat adalah adalah

remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangan. Oleh sebab itu,

pemahamanan terhadap tumbuh kembang remaja menjadi sangat penting untuk

menilai keadaan remaja.

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Namun demikian, menurut

beberapa ahli, selain istilah pubertas yang digunakan juga istilah

adolesens

( dalam

bahasa Inggris

adolescence

). Para ahli merumuskan bahwa pubertas digunakan untuk

menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan

cepat dari masa anak-anak kemasa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.

Sedangkan istilah adolesens lebih ditekankan pada perubahan psikologis atau

kematangan yang menyertai masa pubertas (Soetjiningsih, 2004).

Setiap remaja mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental serta

sosial. Secara anatomis perkembangan fisik ditandai dengan kematangan alat

reproduksi, salah satunya adalah

menarche

(haid) pertama. Menurut Marvan (2001),

lebih banyak remaja pasca

menarche

melaporkan gangguan fisik. Studi yang


(17)

dilakukan Fauziah (2005), menemukan 40,9% remaja putri di Kabupaten Purworejo

mengalami gangguan menstruasi. Masalah umum yang dirasakan remaja berkaitan

dengan menstruasi adalah

dysmenorrhea

sebesar 67,2% dan sindrom premenstruasi

(

Premenstrual Syndrome

[PMS]) sebesar 63,1% (Sharma

et al,

2008).

Menarche

adalah haid yang pertama terjadi, yang merupakan ciri khas

kedewasaan seorang wanita sehat dan tidak hamil. Menurut (

Burnner

) dalam buku

Ilmu Gizi, secara psikologis wanita remaja yang mengalami haid akan mengeluh rasa

nyeri, kurang nyaman, dan mengeluh perutnya terasa begah. Tetapi pada beberapa

remaja keluhan- keluhan tersebut tidak dirasakan, hal ini dipengaruhi oleh nutrisi

yang adekuat yang biasa dikomsumsi, selain olahraga yang teratur (Mitayani dan

Wiwi).

Haid atau menstruasi atau datang bulan merupakan salah satu ciri kedewasaan

perempuan. Haid biasanya diawali pada usia, 9-12 tahun. Ada sebagian kecil

mengalami lebih lambat dari itu, 13-15 tahun meski sangat jarang terjadi. Cepat atau

lambatnya usia untuk mulai haid sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya

kesehatan pribadi perempuan yang bersangkutan, nutrisi, berat badan, dan kondisi

psikologis serta emosionalnya (Dito, 2011).

Menstruasi/haid adalah keluarnya darah dari kemaluan perempuan yang sehat

dan tidak hamil, setiap bulan secara teratur, pendarahan haid merupakan tanda

seseorang wanita tidak hamil. Semasa tahun perempuan subur, ketiadaan haid

merupakan tanda pertama perempuan bahwa dia mungkin mengandung. Perempuan

mulai mengalami haid dan merupakan tahap akhir bagi kematangan bagi perempuan.


(18)

hingga 16 tahun. Faktor seperti keturunan dan, kesehatan keseluruhan mungkin

mempercepat atau melambatkan awal haid (Wikipedia, 2011).

Mengalami menstruasi atau haid bagi wanita adalah suatu karunia karena

mendapat menstruasi merupakan petanda bahwa seorang wanita menuju kedewasaan,

siap bereproduksi atau menghasilkan keturunan.

Perempuan dapat memiliki berbagai masalah dengan menstruasi atau haid

mereka. Masalah tersebut berupa tidak mengalami menstruasi sampai menstruasi

berat dan berkepanjangan, tidak teratur, rasa sakit saat menjelang haid atau saat haid

datang (Laila, N. 2011).

Saaat menjelang menstruasi, banyak wanita yang mengalami sindrom yang

disebut dengan premenstruasi syndrome (PMS). Gejala yang dirasakan bisa secara

fisik ataupun psikologis, mulai dari tingkat yang ringan, sedang, atau bahkan tingkat

yang lebih berat. Namun, hal ini wajar bagi wanita dan hampir 90% wanita

mengalaminya. Saat menstruasi datang banyak pula wanita yang mengalami rasa

nyeri sehinggga mengganggu aktivitas. Rasa nyeri menstruasi disebut dismenorea.

Dikalangan perempuan, nyeri haid adalah hal yang sangat wajar dan biasa

terjadi pada mereka yang sedang haid atau menstruasi. Namun, dalam beberapa

kasus, tidak sedikit perempuan yang mengalami nyeri haid berkepanjangan. Mereka

terus menerus mengalami rasa sakit (Dito, 2011). Keluhan ini disebut dismenorea dan

biasanya baru timbul 2 atau 3 tahun sesudah menarche. Biasanya dimulai 24 jam

sebelum haid datang dan berlansung 12 jam pertama dari masa haid (Derek, 2005).

Nyeri pada saat menstruasi atau haid sering dikeluhkan seorang wanita

sebagai sensasi yang tidak nyaman, karena timbulnya nyeri tersebut dapat


(19)

mengganggu aktivitas dan memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan

pekerjaan atau aktifitas rutinnya selama beberapa jam atau beberapa hari.

Karakteristik nyeri ini sangat khas karena muncul secara regular dan periodik

menyertai menstruasi yaitu rasa tidak enak di perut bagian bawah sebelum dan

selama haid disertai mual disebabkan meningkatnya kontraksi uterus. Hal ini disebut

sebagai dismenore. Istilah dismenore (

dysmenorrhoea

) berasal dari bahasal “

Greek

yang artinya

dys

( gangguan/ nyeri hebat/ abnormalitas),

meno

(bulan),

rrhea

(“

flow

atau aliran) sehingga dari makna tersebut, dismenorea adalah gangguan aliran darah

haid atau nyeri saat haid (Widjanarko, 2006).

Banyak hal yang mengatakan bahwa nyeri haid erat kaitannya dengan

kebiasaan makan khususnya pada remaja. Banyak faktor yang berperan dalam hal

kebiasaan makan remaja, baik yang termasuk faktor instrinsik maupun faktor

ekstrinsik. Faktor instrinsik meliputi asosiasi emosional, keadaan jasmani, dan

kejiwaan yang sakit, penilaian yang lebih terhadap mutu makanan dan pengetahuan

gizi. Faktor ekstrinsik diantaranya adalah pengaruh sosial budaya, agama, psikologi,

maupun pengaruh ekonomi.

Studi epidemiologi pada populasi remaja ( berusia 12-17 tahun) di Ameriksa

Serikat, Klein dan Litt melaporkan prevalensi dismenorea mencapai 59,7%. Dari

mereka yang mengeluh nyeri, 12% berat, 37% sedang, dan 49% ringan. Studi ini juga

melaporkan bahwa dismenorea menyebabkan 14% remaja tidak masuk sekolah.

Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan prevalensi yang

signifikan diantara populasi yang berbeda, puncak insiden dismenorea primer terjadi


(20)

remaja dilaporkan sekitar 92%. Insiden ini menurun seiring dengan bertambahnya

usia dan meningkatnya kelahiran.

Tidak ada perbedaan prevalensi yang signifikan antara perempuan yang tidak

pernah hamil atau mengandung dan pada perempuan hamil yang berakhir aborsi, baik

terjadi keguguran atau sengaja atau sengaja melakukan aborsi. Kerugian ekonomi di

AS tiap tahun dari kasus dismenorea diperkirakan mencapai 600 juta jam kerja dan 2

miliar dolar. Jumlah ini akan terus bertambah setiap tahun dengan banyak

permasalahan psikologis dan kejiwaan yang tidak terselesaikan secara tuntas.

Hasil survey terhadap 113 pasien di

Family Practice Setting

menunjukkan

prevalensi dismenorea 29-44%. Sedangkan prevalensi dan derajat keparahan

dismenorea secara signifikan lebih rendah pada perempuan yang telah melahirkan

sedikit satu bayi lahir hidup atau diistilakan dengan

parous women.

Dari 1266 mahasiswi di Firat University, Turki sejumlah 45.3% merasakan

nyeri disetiap haid, 42.5% kadang- kadang nyeri, dan 12.2% tidak mengalami nyeri.

Dari mahasiswi yang mengalami dismenorea primer, sekitar 66.9% diterapi dengan

obat analgesik. Usia rata- rata mahasiswi yang disurvei 19-23 tahun, usia pertama

mendapatkan haid (menarche) di usia 12- 14 tahun, frekuensi haidnya sekitar 13-15

hari (rata-rata 32,58 hari).

Studi longitudinal dari Swedia melaporkan dismenorea pada 90% perempuan

yang berusia kurang 19 tahun dan 67% perempuab yang berusia 24 tahun. Di

Indonesia, lebih banyak perempuan yang mengalami dismenorea tidak melaporkan

atau berkunjung ke dokter. Rasa malu kedokter dan kecenderungan untuk

meremehkan penyakit sering membuat data penderita penyakit tertentu di Indonesia


(21)

tidak dapat dipastikan secara mutlak. Boleh dikatakan 90% perempuan di Indonesia

pernah mengalami dismenorea (Anurogo, 2008).

Nyeri haid/ dismenorea merupakan ketidak seimbangan hormon progesterone

dalam darah sehingga mengakibatkan rasa nyeri timbul, factor psikologis juga ikut

berperan terjadinya dismenorea pada beberapa wanita. Wanita yang pernah

mengalami dismenorea sebanyak 90%. Masalah ini setidaknya mengganggu 50%

wanita masa reproduksi dan 60-85% pada usia remaja, yang mengakibatkan

banyaknya absensi pada sekolah maupun kantor. Pada umumnya 50-60% wanita

diantaranya memerlukan obat-obatan

analgesic

untuk mengatasi masalah

dismenorea

ini (Anna, 2009).

Bentuk nyeri yang banyak dialami remaja adalah kekakuan atau kejang

dibagian bawah perut. Rasanya sangat tidak menyenangkan sehingga menyebabkan

mudah marah, gampang tersinggung, mual, muntah, berat badan naik, perut

kembung, punggung terasa nyeri, sakit kepala timbul jerawat, tegang, lesu dan

depresi. Biasanya gejala ini datang sehari sebelum masa menstruasi dan berlangsung

selama 2 hari sampai berakhirnya masa menstruasi (Dianawati, 2003).

Nyeri haid terjadi pada lebih dari setengah wanita usia reproduksi dengan

prevalensi yang beragam. Hampir 2/3 remaja di Amerika Serikat mengalami nyeri

haid dan lebih dari 10% dari mereka begitu menderita sehingga tidak bisa masuk

sekolah, sehingga nyeri haid merupakan penyebab utama absensi pada remaja wanita

(Dito, 2008). Angka kejadian nyeri menstruasi primer di Indonesia mencapai 54,89%,

sedangkan sisanya adalah penderita tipe sekunder, yang menyebabkan mereka tidak


(22)

mampu melakukan kegiatan apapun dan ini akan menurunkan kualitas hidup pada

individu masing-masing (Proverawati dan Misaroh, 2000).

Menurut Lew & Barlom (2005), perilaku makan pada remaja selalu kurang

dari yang ideal. Remaja makan tidak seperti anak-anak, tetapi mereka makan apa dan

kapan mereka ingin. Jadwal yang padat, tekanan teman sebaya, kebebasan dan

pencarian identitas diri mengakibatkan remaja kadang-kadang melewatkan waktu

makan, hanya makan makanan ringan (

snack

), mencoba makanan yang tidak umum

atau mengkonsumsi makanan berlebihan seperti

fast food

,

soft drinks

atau alkohol.

Perilaku makan remaja umumnya mengkonsumsi makanan dengan kadar zat gizi

mikro yang rendah dan selalu melakukan diet (Alexander, 1994).

Faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman

bersoda, makanan siap santap (

fast food

), produk susu dan makanan olahan dapat

memperberat nyeri haid. Defisiensi zat gizi makro (energi, protein) dan zat gizi

mikro, seperti kurang vitamin B (terutama B6), vitamin A, vitamin E, kalsium,

magnesium, zat besi, seng, mangan, asam lemak linoleat (Karyadi, 2007).

Kemudahan memperoleh makan siap santap sangat mempengaruhi kebiasaan

makan remaja. Makanan tersebut mudah diperoleh dimana- mana, terutama sekolah-

sekolah diperkotaan yang dekat dengan pusat- pusat belanja dan pasar swalayan.

Hasil studi awal yang dilakukan dengan wawancara terhadap 30 siswa

mengatakan kalau mereka sedang menstruasi dan saat mengalami dismenorea/ nyeri

haid lebih banyak mengkomsumsi makanan yang banyak mengandung gula, garam,

minuman bersoda,

cappuccino

dan makanan siap saji. Hal ini didukung dengan

lingkungan sekolah yang banyak menjual jajanan tersebut. Seharusnya pada saat


(23)

menstruasi remaja putri harus menghindari makanan yang kurang baik, seperti

makanan yang mengandung

food additive

, penambah rasa, zat pewarna, zat tambahan

asam, pemanis, mengandung banyak garam, pengawet dan minuman bersoda, kopi,

teh.

Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa kebiasaan makan yang tidak baik

pada remaja dapat memperberat rasa nyeri yang dialami saat menstruasi, dengan

mengubah kebiasaan makan remaja yang tidak baik dapat membantu mengurangi rasa

nyeri saat menstruasi. Sehingga penulis tertarik untuk meneliti secara langsung

tentang “Gambaran Perilaku Makan Remaja Putri Pada Saat Dismenorea di SMA

Cahaya Medan Tahun 2013”.

1.2

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah penelitiananya

adalah Bagaimana pengaruh gambaran perilaku makan remaja putri saat

dismenorea

di SMA Cahaya Medan Tahun 2013.

1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran perilaku makan remaja putri dan

kejadian dismenorea (nyeri haid) di sma cahaya medan tahun 2013

1.3.2

Tujuan Khusus

1.

Untuk mengatahui pengetahuan remaja putri tentang

dismenorea

(nyeri haid)

2.

Untuk mengetahui sikap remaja putri tentang

dismenorea

(nyeri haid)


(24)

4.

Untuk mengetahui komsumsi energi, protein, vitamin B6, vitamin A, vitamin

E, kalsium dan magnesium remaja putri.

1.4

Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu remaja putri memperoleh

informasi mengenai dismenorea dan cara mengatasinya. Sehingga mereka mampu

mengatasi keluhan- keluhan yang dirasakan saat menstruasi.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Perilaku Makan Remaja

Perilaku makan adalah cara seseorang berpikir, berpengetahuan dan

berpandangan tentang makanan. Apa yang ada dalam perasaan dan pandangan itu

dinyatakan dalam bentuk tindakan makan dan memilih makanan. Jika keadaan itu

terus menerus berlangsung maka tindakan tersebutakan menjadi kebiasaan makan.

Kebiasaan makan adalah tingkah laku manuasia atau kelompok manusia dalam

memenuhi kebutuhan akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan

makanan. Kebiasaan makan akan dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain

kesenangan, budaya, agama, taraf ekonomi, lingkungan alam dan sejak dahulu

makanan juga dianggap sebagai lambang kekuasaan dan persahabatan

(Khumaidi,1994).

Perilaku makan remaja adalah suatu tingkah laku, yang dapat dilihat dan

diamati, yang dilakukan oleh remaja dalam rangka memenuhi kebutuhan makan yang

merupakan kebutuhan dasar yang bersifat fisiologis, merupakan reaksi terhadap

stimulus yang berasal dari dalam dirinya dan juga dari luar dirinya. Jadi, dapat

dikatakan bahwa perilaku makan menjadi kebutuhan untuk menunjukkan

eksistensinya sebagai makhluk hidup serta sebagai dasar guna melakukan interaksi

atau kontak sosial dengan orang lain (Fradjia, 2008)

Menurut Arnelia (2005), perilaku makan remaja yang sangat khas dan

berbeda dibandingkan usia lainnya, yaitu :


(26)

1. Tidak makan terutama makan pagi atau sarapan.

2. Kegemaran makan

snacks

dan kembang gula serta

softdrinks

.

Snacks

(makanan

kecil) umumnya dikonsumsi pada waktu sore hari setelah pulang dari sekolah.

3. Makanan cepat saji sangat digemari, baik yang langsung dibeli atau makanan

yangdibawa dari rumah. Makanan modern ini dikonsumsi sebagai bagian dari

life

style

(gaya hidup). Makanan ini mengandung zat gizi yang tinggi energi, lemak,

serta protein.

4. Gemar mengonsumsi minuman ringan (

soft drink

).

Banyak remaja memiliki kebiasaan tidak sarapan pagi. Mereka sering

menggantikan makan pagi dengan makan siang yang berlebih atau memakan

makanan kecil yang tinggi lemak dan kalori dalam jumlah yang relatif banyak.

Berdasarkan hasil penelitian Djoyonegoro (1995) dalam Khomsan (2003),

bahwa ada sekitar 60% anak Indonesia tidak sarapan pagi sebelum berangkat

kesekolah dan itu menjadi perhatian penuh, sebab sarapan pagi akan memberikan

kontribusi penting akan beberapa zat gizi yang diperlukan tubuh seperti protein,

lemak, vitamin dan mineral. Selain kebiasaan tidak sarapan pagi, saat ini remaja lebih

menyukai mengonsumsi makanan jajanan siap saji

(fast food)

Orang tua mempunyai peranan penting dalam membentuk kebiasaan makan

anak- anak, khususnya sewaktu masih usia balita. Pada waktu anak menginjak usia

remaja, kebiasaan makan dipengaruhi oleh lingkungan, teman sebaya, kehidupan

sosial, dan kegiatan yang dilakukan diluar rumah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku makan remaja:

a. Tingkat perkembangan teknologi dan komunikasi


(27)

Perkembangan teknologi dan komunikasi yang pesat mempengaruhi

jumlahdan jenis pangan, sehingga remaja dihadapkan beberapa alternatif pemilihan

makanan yang tentunya akan mempengaruhi perilaku makannya.

b. Faktor sosial dan ekonomi

Fungsi makanan bukanlah sekedar kumpulan-kumpulan zat-zat, tetapi

makanan memiliki fungsi sosial. Perkembangan sosial ekonomi menyebabkan

terjadinya perubahan dan pergeseran pola makan yang merefleksikan pola hidup

dan gaya hidup.

c. Penampilan makan

Sebelum pemilihan berdasarkan gizi, remaja lebih tertarik pada warna, rasa,

tekstur, serta tidak lepas dari hedonisme atau mendapatkan kenikmatan

semata-mata. Perilaku makan sudah lebih rumit lagi, tidak hanya mengutamakan kesegaran

dan kelezatan, tetapi juga cara penampilan, penyajian, dan keeksotisan tanpa

mempertimbangkan nilai gizinya.

d. Pengaruh teman sebaya

Aktivitas yang banyak dilakukan di luar rumah membuat individu sering

dipengaruhi teman sebayanya.

e. Tingkat ekonomi

Dari sudut pandang ekonomi, remaja menjadi pasar yang potensial untuk

produk makanan tertentu. Umumnya remaja mempunyai uang saku. Hal ini

dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pemasang iklan melalui berbagai media cetak

maupun elektronik.


(28)

f. Suasana dalam keluarga

Suasana dalam keluarga yang menyenangkan berpengaruh pada pola

kebiasaan makan. Hal ini mungkin dilandasi oleh ada atau tidak adanya kebiasaan

makan bersama. Oleh karena itu kebiasaan makan bersama akhirnya luntur karena

tiadanya waktu saling berkumpul, apalagi makan bersama.

g. Kemajuan industri makanan

Kehadiran

fast food

dalam industri makanan di Indonesia memeengaruhi

pola makan kaum remaja di kota. Khususnya bagi remaja tingkat menengah

keatas,

restaurant fast food

merupakan tempat yang tepat untuk bersantai.

Makanan yang ditawarkan pun relatif dengan harga yang terjangkau kantong

mereka,servisnya cepat, dan jenis makanannya memenuhi selera.

2. 1. 1 Pengetahuan Remaja Tentang Pola Makan

Makanan sehari- hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat

gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak

dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat- zat izi esensial tertentu,

zat gizi yang harus didatangkan dari makanan (Witayani dan Wiwi sartika, 2010).

Konsumsi makanan yang berlebihan terutama mengandung karbohidrat dan

lemak akan menyebabkan jumlah yang masuk kedalam tubuh tidak seimbang dengan

kebutuhan energi, begitu juga dengan sebaliknya konsumsi makanan yang kurang,

baik yang mengandung karbohidrat, lemak dan zat-zat gizi lainnya akan meyebabkan

jumlah energi yang masuk kedalam tubuh tidak seimbang dengan kebutuhan. Dan

sebagian orang memiliki kebiasaan makan yang tidak benar sehingga memacu

beberapa penyakit. Kebiasaan ini antara lain sering mengkonsumsi makanan yang


(29)

penuh kalori atau makanan siap saji terutama bagi anak sekolah, padahal anak

sekolah memerlukan asupan gizi yang cukup.

Hampir 50% remaja (Daniel, 1997) terutama remaja yang lebih tua tidak

sarapan. Penelitian lain membuktikan masih banyak remaja (89%) yang menyakini

kalau sarapan memang penting. Namun, mereka yang sarapan secara teratur hanya

60%. Remaja putri malah melewatkan dua kali waktu makan dan lebih memilih

kudapan. Sebagian besar kudapan bukan hanya hampa kalori, tetapi juga sedikit

sekali menangandung zat gizi, selain dapat mengganggu (menghilangkan) nafsu

makan. Mengudap sebetulnya tidak dilarang, asal mengetahui cara memilih kudapan

yang kaya zat gizi.

Makanan sampah (

junk food

) kini semakin digemari remaja, baik hanya

sebagai kudapan maupun makanan besar. Makanan ini mudah diperoleh, disamping

lebih bergensi karena pengaruh iklan. Disebut makanan sampah karena sangat sedikit

(bahkan tidak ada sama sekali) mengandung kalsium, besi,

riboflavin

, asam folat,

vitamin A dan vitamin C, sementra kandungan lemak jenuh, kolesterol dan natrium

tingi. Proporsi lemak sebagai penyedia kalori lebih dari 50% dari total kalori yang

terkandung dari makanan itu (Arisman, 2010).

Tidak sedikit survei yang mencatat ketidakcukupan asupan gizi para remaja.

Mereka tidak hanya melewatkan waktu makan (terutama sarapan) dengan alasan

sibuk, tetapi juga sangat senang mengunyah

junk food

. Rasa khawatir menjadi gemuk

membuat mereka mengurangi asupan pangan dan diet. Diet tersebut disusun

berdasarkan data yang diperoleh dari teman sebaya, bukan hasil konsultasi dengan


(30)

para ahli dibidangnya. Dengan demikian jelaslah bahwa kebiasaan makan remaja

tidak berkaitan dengan pengetahuan mereka tentang gizi.

Snack mencakup hampir 40% kalori diet remaja. Es krim, es krim kocok

(shake), hamburger,dan pizza memberikan zat gizi yang penting, tetapi juga tinggi

lemak, natrium dan kalori. Remaja sangat sering mengonsumsi makanan yang ada

pada restoran makanan cepat saji yang mempunyai menu terbatas dan sering

menekankan pada makanan yang tinggi kalori, lemak dan natrium.

Salah satu penyebab kebiasaan makan pada remaja adalah pengetahuan gizi

yang rendah dan terlihat pada kebiasaan makan yang salah. Permaesih (2003)

menyatakan bahwa pengetahuan dan praktek gizi remaja yang rendah tercermin dari

perilaku menyimpang dalam kebiasaan memilih makanan. Remaja yang memiliki

pengetahuan gizi yang baik akan lebih mampu memilih makanan sesuai dengan

kebutuhannya.

2. 1. 2. Sikap Remaja Tentang Pola makan

Sikap seseorang berhubungan dengan tingkat pendidikannya, semakin tinggi

tingkat pendidikan maka semakin baik pula sikap seseorang. Sikap adalah

predisposisi untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu, sehingga

sikap bukan hanya kondisi internal psikologis yang murni dari individu, tetapi sikap

lebih merupakan proses kesadaran yang sifatnya individual. Sikap remaja tentang gizi

juga berperan dalam memenuhi kebutuhan gizi itu sendiri, dimana sikap itu

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan

pelaksanaan motif tertentu.


(31)

Beberapa remaja cendurung menabukan jenis makanan tertentu. Sikap ini

terbentuk karena sifat remaja memang sering mencoba hal baru. Remaja belum

sepenuhnya matang, baik secara fisik, kognitif dan psikososial. Dalam pencarian

indentitas ini remaja cepat sekali terpengaruh lingkungan. Kegemaran yang tidak

lazim, seperti pilihan untuk menjadi vegetarian atau

food fadism

, merupakan contoh

keterpengaruhan itu. Kebiasaan ini dipengaruhi oleh keluarga, teman, dan media

(terutama iklan ditelevisi). Teman akrab berpengaruh besar pada remaja terutama

memilih jenis makanan.

Makanan olahan, seperti yang dinyatakan dalam iklan televisi, secara

berlebihan, meski dalam iklan diklaim kaya akan vitamin dan mineral, sering terlalu

banyak mengandung gula serta lemak, disamping zat aditif. Konsumsi makanan jenis

ini secara berlebihan dapat berakibat kekurangan zat gizi lain. Kegemaran pada

makanan olahan yang mengandung zat ini menyebabkan remaja mengalami

perubahan patologis yang terlalu dini (Arisman, 2004).

2. 1. 3 Pola Makan Remaja

Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai

jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan

merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu.

Dimasa remaja akan terdapat banyak situasi yang berbahaya yang memungkin

seseorang untuk makan secara kurang maupun lebih. Dan pada masa remaja kegiatan

maupun aktivitas sering sekali menurun dikarenakan oleh jumlah konsumsi makanan

yang kurang maupun lebih.


(32)

Sedikit sekali yang diketahui tentang asupan pangan remaja. Meski asupan

kalori dan protein sudah tercukupi, namun elemen lain seperti besi, kalsium dan

beberapa vitamin ternyata masih kurang. Penelitian terhadap masyarakat miskin di

Kairo menunjukkan asupan besi sebagian besar remaja putri tidak mencukupi

kebutuhan harian yang dianjurkan. Dinegara yang sedang berkembang, sekitar 27%

remaja lelaki dan 26% remaja putri menderita anemia, sementara di negara maju

angka tersebut hanya berada pada bilangan 5% dan 7%. Secara garis besar, sebanyak

44% wanita di negara berkembang ( 10 negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia)

mengalami anemia kekurangan besi (Arisman, 2010).

Kebiasaan makan yang diperoleh semasa remaja akan berdampak pada

kesehatan dalam fase kehidupan selanjutnya, setelah dewasa dan berusia lanjut.

Kekurangan besi dapat menimbulkan anemia dan keletihan, kondisi yang

menyebabkan mereka tidak mampu merebut kesempatan bekerja. Remaja

memerlukan lebih banyak besi dan wanita membutuhkan lebih banyak lagi untuk

menggantikan besi yang hilang bersama haid setiap bulannya.

Salah satu hal yang paling penting yang harus dilakukan remaja agar selalu

sehat bukan hanya untuk saat itu tetapi juga menunjang kesehatan seumur hidupnya

adalah mengkonsumsi makanan yang bergizi. Pada masa pertumbuhan tubuh remaja

sangat membutuhkan protein, vitamin dan mineral. Jika remaja cukup makan, maka

remaja tersebut tidak akan sakit. Ada jenis-jenis makanan tertentu yang sangat

penting bagi gadis remaja. Ketika ia mulai mendapat menstruasi, tiap bulan ada

sejumlah darah yang keluar. Remaja putri tersebut akan menghadapi resiko anemia


(33)

atau kurang darah. Darah haid harus diganti dengan memakan buah-buahan yang

mengandung zat besi dan kalsium untuk tulangnya kuat.

Pada remaja putri perlu mempertahankan status gizi yang baik, dengan cara

mengkomsumsi makanan yang seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat haid,

terbukti pada saat haid tersebut terutama pada fase luteal akan terjadi peningkatan

kebutuhan nutrisi. Apabila hal ini diabaikan maka dampakanya akan terjadi keluhan-

keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama siklus haid (Witayani dan

Wiwi sartika, 2010).

2. 2 Menstruasi

Sekitar satu kali setiap bulan, pada masa tahun-tahun suburnya, perempuan

menjalani masa beberapa hari dimana ada cairan dari rahim yang mengalir lewat

vaginanya. Peristiwa bulanan ini disebut

menstruasi

.

Menstruasi

adalah proses yang

sehat, bagian dari kesiapan tubuh perempuan untuk menyonsong kemungkinan

terjadinya kehamilan.

Menstruasi merupakan salah satu ciri kedewasaan perempuan.

Menstruasi biasanya diawali pada usia remaja, 9-12 tahun. Ada sebagian kecil yang

mengalami lebih lambat dari itu, 13-15 tahun meski sangat jarang terjadi. Cepat atau

lambat usia untuk mulai menstruasi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor,

misalnya kesehatan pribadi perempuan yang bersangkutan, nutrisi, berat badan, dan

kondisi psikologis serta emosional.

Menstruasi adalah perubahan psikologis dalam tubuh wanita yang

dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Menstruasi tersebut ditandai dengan pendarahan


(34)

siklik (bulanan). Setiap wanita yang sehat, tidak sedang hamil, dan tidak menopause,

akan mendapatkan menstruasi secara teratur pada setiap bulannya.

Kebanyakan perempuan menganggap menstruasi sebagai bagian yang normal

dari kehidupan mereka. Tapi sering mereka tak tahu mengapa

menstruasi

datang, atau

mengapa kadang terjadi perubahan dalam siklusnya.

2. 2. 1 Siklus Bulanan

Siklus menstruasi biasanya dimulai pada wanita muda umur 12-15 tahun yang

terus berlanjut sampai umur 45-50 tahun tergantung pada berbagai faktor, termasuk

kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Setiap

perempuan memiliki siklus (lingkaran jadwal) yang berlainan dari perempuan lain.

Siklus bulanan ini berawal dari pertama datangnya menstruasi. Kebanyakan

perempuan mendapat menstruasi setiap 28 hari sekali, tapi ada juga yang selang 20

hari sudah mendapat menstruasi lagi, dan ada jaraknya sampai 25 hari.

Menstruasimerupakan siklus bulanan yang normal pada wanita. Untuk

mengenal gejala-gejala saat menstruasiperlu dimengerti juga tentang bagaiman siklus

menstruasiitu bekerja. Hal ini sangat penting dilakukan untuk membantu

memprediksi dan mengatasi gejala.

2. 2. 2 Dismenorea

Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara

periode darah dan sel- sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita.

Menstruasi dimuali saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk

mengandung anak, walaupun mungkin faktor- faktor kesehatan lain dapat membatasi

kapasitas ini. Akhir dari kemampuan wanita untuk bermenstruasi disebut menopause


(35)

dan menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorang wanita. Menstruasi

merupakan bagian dari proses regular yang mempersiapkan tubuh wanita setiap

bulanya untuk kehamilan (Saryono dan Waluyo, 2009).

Menstruasi adalah tanda bahwa siklus masa subur dimulai. Pada masa

ini tingkat kesuburan seorang wanita mencapai puncaknya dan secara seksualitas

sudah siap untuk memiliki keturunan. Menstruasi terjadi saat lapisan dalam dinding

rahim luruh dan keluar dalam bentuk yang dikenal dengan istilah darah menstruasi.

Namun ada kalanya terdapat kelainan atau ganguan yang ada hubunganya

dengan menstruasi diantarnya premenstrual tension (keteganan sebelum haid),

mastodinia, mittelschmerz (rasa nyeri saat ovulasi), dan dismenorea (rasa nyeri saat

menstruasi) (Manuaba, 1999).

Dismenorea dalam bahasa Indonesia adalah nyeri haid, sifat dan

derajat rasa nyeri ini bervariasi. Mulai dari yang ringan sampai yang berat. Keadaan

yang hebat dapat mengganggu aktivitas sehari- hari, sehingga memaksa penderita

untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan, atau cara hidup sehari-hari untuk

beberapa jam atau beberapa hari. Hamper semua wanita mengalami rasa tidak enak

pada perut bagian bawah saat menstruasi (Aulia, 2009).

Dismenorea adalah keluhan yang sering dialami wanita pada bagian bawah

perut. Namun, nyeri haid ini tidak hanya terjadi pada bagian perut bawah saja.

Beberapa remaja perempuan sering merasakan pada punggung bagian bawah,

pinggang, panggul, otot paha, hingga betis.


(36)

dipunggung bagian bawah, diare, bahkan hingga pingsan. Rasa nyeri tersebut

biasanya dialami 1-2 hari pertama saat datangnya menstruasi.

Dismenorea terjadi karena adanya kontraksi atau gerakan otot- otot

rahim yang kuat. Pada sebagian wanita, rasa nyeri biasanya sangat hebat, bisa pula

sangat ringan.

Wanita dengan dismenorea yang hebat kemungkinan besar

memproduksi banyak prostaglandin di dalam rahimnya. Prostaglandin menyebabkan

otot- otot rahim bergerak lebih kuat dan sering sehingga menyebabkan turunnya

aliran darah kedalam rahim. Akibatnya, saraf- saraf dirahim menjadi lebih sensitive

terhadap rasa nyeri (Nirmala Devi, 2012).

Dismenoreadapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya

kelainan atau sebab yang dapat diamati.

1

. Dismenore spasmodik

Dismenore spasmodik

adalah nyeri yang dirasakan dibagian bawah perut dan terjadi

sebelum atau segera setelah menstruasi dimulai. Dismenore spasmodik dapat dialami

oleh wanita muda maupun wanita berusia 40 tahun ke atas. Sebagian wanita yang

mengalami

dismenore spasmodik

tidak dapat melakukan aktvitas.

Tanda

dismenore spasmodik

antara lain :

a. Pingsan

b. Mual

c. Muntah


(37)

2. Dismenore kongestif

Dismenore kongestif dapat diketahui beberapa hari sebelum haid datang. Gejala yang

ditimbulkan berlangsung 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Pada saat haid

datang, tidak terlalu menimbulkan nyeri. Bahkan setelah hari pertama haid, penderita

dismenore kongestif akan merasa lebih baik.

Gejala yang ditimbulkan pada dismenore kongestif, antara lain:

a. Pegal pada paha

b. Sakit pada payudara

c. Lelah

d. Mudah tersinggung

e. Kehilangan keseimbangan

f. Ceroboh

g. Gangguan tidur

2. 2. 3 Jenis- Jenis Dismenorea

1. Dismenorae Primer

Ciri khas dismenorea primer adalah bahwa penyakit ini timbul sejak

menstruasi pertama kali datang dan keluhan sakitnya agak berkurang setelah wanita

yang bersangkutan menikah atau hamil. Penyebabnya tidak jelas, tetapi pasti selalu

berkaitan dengan pelepasan sel- sel telur (ovulasi), dari kelenjer indung telur

(ovarium), sehingga dianggap berhubungan dengan gangguan keseimbangan hormon

(Nirmala Devi, 2012).


(38)

pertama setelah haid pertama, segera setelah siklus ovulasi teratur ditentukan. Selama

menstruasi, sel-sel endometrium yang terkelupas melepaskan prostaglandin

(kelompok persenyawaan mirip hormonn kuat yang terdiri dari asam lemak esensial.

Prostaglandin merangsang otot uterus (rahim) dan mempengaruhi pembuluh darah;

biasa digunakan untuk menginduksi aborsi atau kelahiran) yang menyebabkan

iskemia uterus (penurunan suplai darah ke rahim) melalui kontraksi myometrium

(otot dinding rahim) dan

vasoconstriction

(penyempitan pembuluh darah).

Peningkatan kadar prostaglandin telah terbukti ditemukan pada cairan haid pada

perempuan dengan dismenorea berat. Kadar ini memang meningkat terutama selama

dua hari pertama haid. Vasopressin (disebut juga antidiuertic hormon, suatu hormon

yang disekresi oleh lobus posterior kelenjer pituitary yang menyempitkan pembuluh

darah, meningkatkan tekanan darah, dan mengurangi pengeluaran

excretion

= air

seni) juga memiliki peran yang sama.

Kadar prostaglandin yang meningkat ditemukan dicairan endometrium

perempuan dengan dismenorea dan berhubungan baik dengan derajat nyeri.

Peningkatan endometrium prostaglandin sebanyak 3 kali lipat terjadi dari fase

folikuler menuju fase luteal, dengan peningkatan lebih lanjut yang terjadi selama

haid. peningkatan prostaglandin di endometrium yang mengikuti penurunan

progesterone pada akhir fase luteal menimbulkan peningkatan tonus miometrium dan

kontraksi uterus yang berlebihan (Dito Anurogo dan Ari Wulandari).

2. Dismenorea Sekunder

Dismenorea sekunder dapat terjadi kapan saja setelah haid pertama,

tetapi yang sering muncul di usia 20-30 tahunan, setelah tahun- tahun normal dengan


(39)

siklus tanpa nyeri. Peningkatan prostaglandin dapat berperan dalam dismenorea

sekunder. Namun, penyakit pelvis yan menyertai haruslah ada. Penyebab yang

umum, diataranya termaksud endometriosis (kejadian dimana endometrium berada

diluar rahim, dapat ditandai dengan nyeri haid) (Dito Anurogo dan Ari Wulandari)

Dismenorea sekunder berkaitan dengan hormon prostaglandin, karena

kenyataanya prostaglandin banyak dihasilkan didalam rahim bila ada benda asing

seperti KB atau bahkan tumor. Prostaglandin berpengaruh dalam meningkatkan

kontraksi otot rahim yang meningkat selam menstruasi. Penyebabnya karena rahim

kurang sempurna karena ukuranya kecil, posisi rahim yang tidak normal, adanya

tumor dalam rongga rahim, misalnya mioma uteri, adanya tumor dalam rongga

panggul, penyakit- penyakit lainya seperti tuberkulosa, kurang darah (anemia),

konstipasi, dan postur tubuh yang terlalu kurus,serta udara yang terlalu dingin

(Nirmala Devi, 2012)

2. 2. 4 Penyebab Nyeri Haid

Nyeri menstruasi atau dalam bahasa medisnya disebut dismenoreapada

umumnya adalah hal normal. Zat yang disebut prostaglandin adalah penyebab

utamanya. Zat ini diproduksi oleh tubuh dan ditemukan dalam lapisan rahim. Ketika

proses menstruasi dimulai, zat ini merangsang kontraksi untuk melepaskan lapisan

rahim, sehingga menyebabkan kram. Zat ini juga menyebabkan vasodilatasi sistem

peredaran darah. Pembuluh arteri dan vena mengembang, sehingga darah haid lebih

mudah dikeluarkan. Namun, hal ini juga dapat menyebabkan tekanan darah menurun

sehingga tubuh akan terasa lemas dan kepala pusing. Pada beberapa wanita,


(40)

intestinal, sehingga menimbulkan mual, muntah dan diare. Selain itu, aliran darah

haid juga dapat ikut memperburuk rasa nyeri. Gumpalan darah atau aliran darah

menstruasi yang deras harus melalui bukaan sempit leher rahim. Peregangan leher

rahim oleh aliran tersebut dapat menyebabkan rasa sakit. Itulah mengapa nyeri haid

berkurang atau menghilang pada beberapa wanita setelah melahirkan bayi pertama

mereka. Bukaan serviks mereka telah melebar.

Penyebab nyeri haid bisa bermacam-macam, bisa karena suatu proses

penyakit (misalnya radang panggul), endometriosis, tumor atau kelainan letak uterus,

selaput dara atau vagina tidak berlubang, dan stres atau kecemasan yang berlebihan.

Akan tetapi, penyebab yang tersering nyeri haid diduga karena terjadinya

ketidakseimbangan hormonal dan tidak ada hubungan dengan organ reproduksi.

Nyeri menstruasi disebabkan oleh kontraksi rahim. Ketika seorang perempuan

menstruasi, hormon tertentu dilepaskan ke tubuh. Hormon-hormon tersebut, yang

disebut prostaglandin, bekerja merangsang kontraksi otot yang diperlukan untuk

meluruhkan lapisan rahim. Seiring otot rahim berkontraksi dalam upaya meluruhkan

lapisan dinding rahim, rasa nyeri (kram) umumnya juga turut menyertai.

Kram menstruasi disebabkan oleh kontraksi rahim. Kontraksi dibutuhkan

untuk membuat darah keluar meninggalkan rahim. Tingkat keparahan kram

tergantung pada kadar prostaglandin, yaitu senyawa molekul yang dihasilkan oleh

lapisan rahim.


(41)

2. 2. 5 Tanda dan Gejala Dismenorea (Nyeri Haid)

Menurut Hacker (2008) tanda dan gejala nyeri menstruasi yaitu :

1.

Nyeri haid dimulai beberapa jam sebelum atau segera setelah permulaan haid dan

biasanya berlangsung 42-72 jam.

2.

Rasa nyeri yang mirip kejang dan biasanya paling kuat terjadi di perut bawah dan

menyebar ke punggung atau paha sebelah dalam.

3.

Mual dan muntah

4.

Rasa lelah

5.

Diare

6.

Nyeri pinggang bawah

7.

Nyeri kepala

2. 2. 6 Pengobatan

Diketahui bahwa beberapa hormon seperti

prostaglandin

dapat membuat

rahim berkontraksi. Wanita yang menderita kejang merasakan sakit yang ditimbulkan

kontraksi tersebut. Salah satu cara mengurangi nyeri itu mungkin dengan mengurangi

jumlah

prostaglandin

tertentu yang diproduksi tubuh sehingga kontraksi tersebut

tidak begitu kuat (Beryl, 1995). Adapun pengobatan yang dilakukan untuk

mengurangi

dismenore

adalah sebagai berikut:

a. Obat

nonsteroid antiinflamatory

Obat

nonsteroidal antiinflammatory

yang berguna untuk menghambat

pembentukan prostaglandin yang dapat mengurangi

dismenore

(Lethaby, 2007).


(42)

b. Kontrasepsi oral

Kontrasepsi oral dengan dosis yang rendah dapat mengurangi dismenore

(Zoler, 2004). Hormon-hormon pada kontrasepsi dapat mengontrol pertumbuhan

dinding uterus sehingga prostaglandin sedikit dibentuk. Akibatnya, kontraksi lebih

sedikit, aliran darah lebih sedikit dan nyeri berkurang.

c. Pijatan/

massage

Pijatan/

massage

berguna untuk menstimulasi pembuluh darah kecil di bawah

kulit sehingga memberikan rasa rileks. Pijatan/massage ini diberikan pada bagian

kepala, leher, dan bagian tulang belakang (Kingston, 1995).

d. Kompres hangat

Kompres dengan air hangat dapat membantu pada masa haid karena panas

dapat mengurangi nyeri. Kenyamanan yang dirasakan pada sebuah botol panas yang

ditaruh pada tempat yang nyeri seperti pada perut bagian bawah atau punggung

(Kingston, 1995).

e. Perubahan diet

Meningkatan konsumsi serat, kalsium, makanan yang mengandung kedelai,

buah-buahan dan sayur-sayuran, serta meningkatkan konsumsi magnesium, kalsium,

vitamin B6 dan E, dan mengonsumsi suplemen minyak ikan yang mengandung

omega 3 dapat mengurangi

dismenore

(Tran, 2001).

2. 3 Pola Makan

Konsumsi makanan yang berlebihan terutama mengandung karbohidrat dan

lemak akan menyebabkan jumlah yang masuk kedalam tubuh tidak seimbang dengan

kebutuhan energi, begitu juga dengan sebaliknya konsumsi makanan yang kurang,


(43)

baik yang mengandung karbohidrat, lemak dan zat-zat gizi lainnya akan meyebabkan

jumlah energi yang masuk kedalam tubuh tidak seimbang dengan kebutuhan. Dan

sebagian orang memiliki kebasaan makan yang tidak benar sehingga memacu

beberapa penyakit. Kebiasaan ini antara lain sering mengkonsumsi makanan yang

penuh kalori atau makanan siap saji terutama bagi anak sekolah, padahal anak

sekolah memerlukan asupan gizi yang cukup.

Sedikit sekali yang diketahui tentang asupan pangan remaja. Meski asupan

kalori dan protein sudah tercukupi, namun elemen lain seprti besi, kalsium dan

beberapa vitamin ternyata masih kurang. Khususnya pada remaja putri yang setiap

bulannya akan mengalami siklus menstruasi, yang dalam hal ini remaja putri sangat

banyak membutuhkan asupan besi, kalsium dan beberapa vitamin dikarenakan pada

saat menstruasi banyak zat-zat gizi yang terbawa oleh darah menstruasi tersebut.

2. 3. 1 Pola Makan Remaja

Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai

jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan

merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu.

Dimasa remaja akan terdapat banyak situasi yang berbahaya yang memungkin

seseorang untuk makan secara kurang maupun lebih. Dan pada masa remaja kegiatan

maupun aktivitas sering sekali menurun dikarenakan oleh jumlah konsumsi makanan

yang kurang maupun lebih.

Salah satu hal yang paling penting yang harus dilakukan remaja agar selalu

sehat bukan hanya untuk saat itu tetapi juga menunjang kesehatan seumur hidupnya


(44)

sangat membutuhkan protein, vitamin dan mineral. Jika remaja cukup makan, maka

remaja tersebut tidak akan sakit. Ada jenis-jenis makanan tertentu yang sangat

penting bagi gadis remaja. Ketika ia mulai mendapat menstruasi, tiap bulan ada

sejumlah darah yang keluar. Remaja putri tersebut akan menghadapi resiko anemia

atau kurang darah. Darah haid harus diganti dengan memakan buah-buahan yang

mengandung zat besi dan kalsium untuk tulangnya kuat.

2.3.2 Makanan Jajanan

Berdasarkan Lokakarnya regional makanan jajanan sewilayah Asia, di

Yogyakarta 1986 yang disebut makanan jajanan adalah jenis makanan dan minuman

yang siap dikonsumsi, yang dipersiapkan dan dijual di daerah pinggiran jalan dan

tempat- tempat umum yang stragtegis lainya. Dalam hal ini makanan jajanan tidak

termaksuk jenis makanan olahan hasil produk pabrik, seperti makanan kaleng,

botolan dan yang dikemas dalam palstik. (Winarno, 1990)

Menurut hasil survey makanan jajanan dalam menu sehari- hari yang

dilakukan oleh Proyek Makanan Jajanan IPB (1992), mengatakan bahwa makanan

jajanan memberikan kontribusi energi 28.5%, protein 24.9%, zat besi 49.3%, vitamin

A 2.0% dan vitamin C 11%. Angka ini menunjukkan bahwa kontribusi energy,

protein dan zat besi cukup tinggi sedangkan zat gizi lain masih kurang. Dengan

demikian peranan makanan jajanan mempunyai nilai positif karena makanan jajanan

dapat sebagai penyumbang zat gizi dalam menu sehari- hari.

Disamping nilai positif, konsumsi makanan jajanan juga mempunyai

nilai negative jika dilihat dari segi keamanannya. Mutu mikrobiologis dan kimiawi

makanan jajanan yang dijual para pedagang masih rendah. Sebagai contoh, masih


(45)

sering ditemukan penggunaan zat pewarna terlarang dan pemanis sintetis pada

berbagai jenis minuman jajanan dan kue- kue adanya bakteri patogen dan residu

pestisida pada makanan tertentu, terutama yang menggunakan bahan dasar sayur-

sayuran mentah. (Fardiaz, 1992)

Menurut Moore (1997) yang dikutip oleh Yenni (2004) Snack

mencakup hampir 40% kalori pada diet remaja. Walaupun mengkonsumsi snack

sering dilakukan remaja, namun mereka terkadang kurang mengetahui bahwa

makanan snack tradisional seperti keripik kentang, kue dan minuman ringan

(soft

drink)

rendah dalam zat gizi. Sedangkan makanan snack jenis

fast food

seperti es

cream,

humburger, pizza

dan

Kentucky Fried Chicken (KFC)

memberikan zat gizi

yang penting tetapi tinggi lemak, natrium dan kalori. Kedua jenis jajanan ini

cenderung rendah kalsium dan zat besi.

Kebiasaan jajan akan mempengaruhi konsumsi makanan dirumah. Bila

anak terlau banyak makan jajanan pada saat yang seharusnya untuk makan dirumah

akan dapat menurunkan nafsu makan.

2. 3. 3 Hubungan Pola Makan dengan Dismenorea

Hampir setiap wanita pasti mengalami nyeri saat haid. Nyeri saat haid disebut

dengan dismenore. Banyak faktor yang menyebabkan antara lain makanan dan

minuman yang dikonsumsi. Salah satu faktor makanan yang menyebabkan terjadinya

nyeri saat haid yaitu Es krim. Produk susu termasuk es krim dapat meningkatkan

nyeri atau kram menstruasi. Es krim dan makanan lainnya mengandung asam lemak

omega-6 yang disebut asam arakidonat, yang dapat memperburuk inflamasi atau


(46)

Asam arakidonat, asam lemak tak jenuh omage-6 dalam es krim dapat

meningkatkan produksi prostaglandin. Asam arakidonat (AA) seperti asam lemak

omega-6 lainnya dapat mengaktifkan reaksi inflamasi yang diperlukan untuk

melawan patogen. Tubuh mensintesis prostaglandin seri-2 dari AA. Jika Anda

mengonsumsi makanan tinggi AA, Anda mungkin membentuk prostaglandin seri-2

secara berlebihan.

Kopi dan soft drink dipercaya bisa meningkatkan energi sehingga bisa

menghilangkan rasa sakit yang berlebihan saat menstruasi. Namun kandungan yang

terdapat pada kopi dan

soft drink

tidak baik untuk kesehatan dan tidak dianjurkan

untuk dikonsumsi saat haid. Kandungan kafein yang terdapat pada kopi dan soft drink

sama seperti kandungan yang terdapat pada coklat. Sama bahayanya untuk kesehatan

organ reproduksi dan kesuburan anda.

Hindari segala jenis minuman berkafein. Bila anda mengonsumsinya,

pembuluh darah anda akan menyempit dan tubuh anda akan mengalami dehidrasi.

Hal itu dapat mengakibatkan anda mengalami sakit kepala dan merasa lebih gugup.

Permen dan soda adalah jenis makanan yang tidak boleh dikonsumsi terlalu banyak,

terutama selama periode menstruasi. Sebab, jenis makanan tersebut dapat

menyebabkan kadar gula dalam darah melonjak dan mempengaruhi tingkat emosi.

anda lebih mudah tersinggung dan merasa lesu. Salah satu cara terbaik untuk

mengurangi rasa kram dan nyeri selama menstruasi adalah dengan tidak

mengonsumsi jenis makanan panggang. Karena di dalam makanan panggang

terkandung lemak trans dalam jumlah yang besar. Kandungan itu dapat meningkatkan

kadar estrogen yang akan membuat rahim anda mengalami kram dan terasa sakit.


(47)

Makanan kaleng, menjadi salah satu jenis makanan olahan yang harus Anda hindari

ketika menstruasi. Sebab, di dalamnya selalu ada kandungan sodium dan natrium

yang dapat menyebabkan terjadinya retensi air dan membuat tubuh Anda

membengkak. Hindari mengonsumsi terlalu banyak makanan dan minuman tinggi

gula seperti permen, kue, dan minuman soda selama periode haid anda. Sebab,

konsumsi makanan dan minuman tinggi gula akan menyebabkan lonjakan gula darah.

Ketika kadar gula darah anda tiba-tiba menurun setelah lonjakan, ini akan memberi

efek emosional seperti kesal dan bahkan lesu. kadar gula darah anda menjadi tidak

stabil dan dapat menyebabkan kram saat menstruasi. Semua jenis makanan yang telah

digoreng terlebih dahulu memiliki kadar lemak dan minyak yang tinggi. Hal itu akan

menyebabkan kadar estrogen dalam tubuh mengalami peningkatan. Oleh karena itu,

makanan seperti kentang goreng, ayam goreng,

onion ring

, dan sebagainya, harus

dihindari. Dengan begitu, kondisi rahim anda menjadi lebih stabil, risiko kram dan

nyeri pun dapat diminimalisir.

Pola makan yang salah dengan tinggi lemak, karbohidrat dan protein akan

meningkatkan berat badan yang lebih dan hal ini secara langsung akan meningkatkan

status gizi pada kondisi lebih. Penerapan pola makan seperti ini tentunya akan

meningkatkan kerja organ-organ tubuh sebagai bentuk

haemodialisa

(kemampuan

tubuh untuk menetralisir pada keadaan semula) dalam rangka pengeluaran kelebihan

tersebut. Dalam hal ini akan berdampak pada fungsi system hormonal pada tubuh.

Adanya gangguan pada fungsi hormonal tubuh tersebut akan mempengaruhi

kerja-kerja organ tubuh secara maksimal termaksud organ seksual perempuan baik berupa


(48)

peningkatan

progesteron, estrogen

, FSH dan LH sendiri akan berdampak pada

gangguan siklus haid yang terlalu panjang atau pendek. (Dito, 2012)

Pada remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik, dengan cara

mengkomsumsi makanan yang seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat haid,

tebukti pada saat haid tersebut terutama pada fase luteal akan terjadi peningkatan

kebutuhan nutrisi. Apabila hal ini diabaikan maka dampaknya akan terjadi

keluhan-keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama siklus haid.

Menurut (Barner, 1996) secara fisiologis wanita remaja yang mengalami haid

akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dan mengeluh perutnya terasa begah.

Tetapi pada beberapa remaja keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan, hal ini

dipengaruhi oleh nutrisi yang adekuat yang biasa dikomsumsi, selain olahraga yang

teratur (Mitayani dan Wiwi, 2010).

Diet yang adekuat pada remaja adalah diet yang bervariasi dan seimbang,

meliputi cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air. Dengan diet yan

adekuat maka status gizi remaja putri akan baik, maka akan tercapai derajat kesehatan

maksimal, fungsi hormon estrogen dan progesteron maksimal, terhindar dari

pramenstruasi syndrome dan keluhan nyeri haid (Desi Purwitasari dan Dwi Maryani,

2009).

Pada saat datangnya menstruasi, dismenorea atau rasa nyeri dapat diringankan

dengan mengkomsumsi zat gizi, terutama dari golongan vitamin dan mineral. Zat gizi

yang dapat membantu meringankan dismenorea adalah:


(49)

1.

Vitamin A

Vitamin A sangat penting bagi system saraf dan fungsi otak yang berperan

dalam meringankan dismenorea. Sumber hewani vitamin A adalah hati, telur, susu,

keju, margarine, dan minyak ikan. Sedangkan, sumber nabati vitamin A adalah

sayuran hijau. Semakin hijau warna sayuran semakin tinggi kandungan vitamin

A-nya, seperti daun singkong, daun pepaya, daun kemangi, dan bayam.

2.

Vitamin E

Vitamin E berperan dalam mengatur produksi hormone prostaglandin.

Hormon ini menyebabkan peningkatan kontraksi otot rahim sehingga rasa nyeri haid

itu datang, vitamin E juga dapat memperbaiki aktivitas

neurotransmiter

.

Sumber vitamin E banyak terdapat pada tanaman dan hewan. Sayuran dan

minyak biji-bijian merupakan sumber terbanyak. Sumber hewaninya terdapat dalam

kuning telur, mentega, dan hati. Sedangkan sumber nabatinya terdapat dalam

kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau, minyak kelapa sawit, minyak kedelai, minyak

jagung, minyak biji kapas, margarine, dan shortening.

3.

Vitamin B6

Berperan penting dalam metabolisme protein dan asam amino, meningkatkan

resistansi terhadap penyakit, memproduksi sel darah merah, menjaga kesehatan kulit

dan saraf.

Vitamin B6 berperan sebagai kofaktor dalam proses akhir pembentukan


(50)

4.

Kalsium

Kalsium adalah mineral yang amat penting bagi manusia, antara lain bagi

metabolisme tubuh, penghubung antar saraf, kerja jantung, dan pergerakan otot.

Kalsium bersama dengan magnesium, berperan dalam transmisi saraf. Jika otot tidak

mempunyai cukup kalsium, maka otot tidak dapat mengendur sehingga dapat

mengakibatkan kram (Hill, 2002).

Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil olahan susu, seperti keju. Ikan

dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik.

Serealia, kacang-kacangan dan hasil olahan kacang-kacangan, seperti tahu dan tempe,

serta sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga, tetapi bahan makanan

ini mangandung banyak zat yang menghambat penyerapan kalsium seperti serat, fitat

dan oksalat (Almatsier, 2004).

5.

Magnesium

Magnesium berguna untuk merelaksasikan otot dan dapat memberikan rasa

rileks yang dapat mengendalikan suasana hati yang murung (Hill, 2002). Selain itu,

magnesium juga berfungsi memperbesar pembuluh darah sehingga mencegah

kekejangan otot dan dinding pembuluh darah. Oleh sebab itu, magnesium berfungsi

untuk mengurangi rasa sakit saat

menstruasi

(Dean, 2010).

Sumber utama magnesium adalah sayuran hijau, serealia

tumbuk, biji-bijian dan kacang-kacangan. Daging, susu dan hasilnya serta coklat juga

merupakan sumber magnesium yang baik (Almatsier, 2004).


(51)

2. 4 Kerangka Konsep

Perilaku Makan:

- Pengetahuan

- Sikap

Asupan zat gizi dalam

makanan, meliputi:

- Vitamin A

- Vitamin B6

- Vitamin E

- Kalsium

-Magnesium

Dismenorea

(nyeri haid)


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah yang bersifat deskriptif dengan desain penelitian

cross sectional

(pengamatan sesaat) untuk mengetahui gambaran perilaku makan

remaja putri dan kejadian

dismenorea

(nyeri haid) di SMA Cahaya Medan Tahun

2013.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di sekolah SMA Cahaya Medan yang teletak

dijalan hayam wuruk. Alasan peneliti melakukan penelitian ditempat ini adalah

karena siswi-siswi mempunyai kebiasaan makan makanan yang tidak sehat seperti

junk food

, minuman bersoda dan disekitar sekolah banyak menjual makanan tersebut.

Dari survey awal yang dilakukan didapat banyak siswi yang mengalami nyeri saat

haid, peneliti lebih mudah mendapat ijin karena tidak ada penelitian tentang

dismenorea sebelumnya dan disekolah ini terdapat kegiatan tambahan belajar siswi,

sehingga aktifitas siswi lebih banyak.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 sampai dengan bulan

November 2013.


(53)

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi penelitian adalah seluruh siswi SMA Cahaya Medan dimana jumlah

siswi sebanyak 550 orang.

3.3.2 Sampel

Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus

sebagai berikut (Notoatmodjo S, 2005):

N

n =

1 + N (d²)

Keterangan :

N = Jumlah seluruh siswi kelas X

n = Besar sampel

d = Penyimpangan statistik dari sampel terhadap populasi yang ditetapkan

sebesar 0,1 (Notoatmodjo, 2005).

550

n =

1+550 (0,1²)

= 85

Berdasarkan perhitungan diatas didapat sampel dari populasi siswi SMA

Cahaya Medan adalah 85 orang. Selanjutnya untuk menentukan sampel yang akan

disajikan untuk analisis dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu pemilihan

subjek berdasarkan atas ciri- ciri atau sifat tertentu yang berkaitan dengan populasi

(Fotarisman, 2008). Adapun ciri- ciri sampel dalam penelitian ini adalah:


(54)

2.

Sudah menstruasi

3.

Mengalami dismenorea (Nyeri haid)

4.

Bersedia menjadi subjek penelitian

Sehingga dari kriteria sampel tersebut dari didapat 52 orang sampel yang

memenuhi syarat.

3.4 Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner.

Kuesioner terdiri dari 2 bagian, bagian pertama adalah kuesioner untuk mengetahui

identitas responden, yang meliputi nama, umur, pengetahuan, sikap dan tindakan.

Kuesioner kedua adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri

tentang pola makan. Jumlah item kuesioner kedua adalah 10 dengan formulir

food

recall

.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini mencakup data primer

dan data sekunder.

3.5.1 Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan siswi

SMA Cahaya Medan yaitu:

1.

Data mengenai indentitas responden, pengetahuan, sikap, dan tindakan

siswi yang didapat melalui wawancara langsung dengan menggunakan

kuesioner.

2.

Data komsumsi makan didapat melalui metode food recall 24 jam.

3.5.2 Data sekunder


(55)

Data sekunder diperoleh melalui pencatatan dokumen di sekolah SMA

Cahaya Medan.

3.6 Defenisi Operasional

1.

Dismenorea adalah sakit dibagian perut yang terjadi sebelum atau

bersamaan saat menstruasi.

2.

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui remaja putri untuk

menjawab pertanyaan tentang masalah dismenorea dan zat gizi untuk

mengatasi dismenorea.

3.

Sikap adalah tanggapan remaja terhadap informasi yang diperoleh terkait

dengan makanan yang dikonsumsi untuk mengatasi dismenorea

4.

Tindakan adalah hal- hal berkaitan dengan makanan yang dikonsumsi saat

dismenorea

5.

Pola makan adalah informasi yang memberikan gambaran mengenai

ketersedian zat gizi berupa jumlah Vitamin A, Vitamin B6, Vitamin E,

Kalsium dan Magnesium yang dikonsumsi responden.

3.7 Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran dalam penelitian ini didasarkan pada jawaban siswi

terhadap pertanyaan kusioner yang disesuaikan dengan skor yang ada, yaitu:

1.

Data demografi responden yang harus dilengkapi oleh responden meliputi

umur, kelas dan

dismenorea

(nyeri haid).

2.

Pengetahuan diukur melalui 9 pertanyaan. Skala pengukuran pengetahuan

adalah jika jawaban benar diberi nilai skor 1 dan bila jawaban salah diberi


(56)

dibagi dalam 3 kategori yaitu: baik, cukup dan kurang dengan kriteria

sebagai berikut:

1.

Baik apabila subjek mampu menjawab dengan benar 76%-100%,

dalam hal ini 7-9 pertanyaan.

2.

Cukup apabila subjek mampu menjawab dengan benar 56%-75%,

dalam hal ini 4-6 pertanyaan

3.

Kurang apabila subjek mampu menjawab dengan benar 40%-55%,

dalam hal ini 0-3 pertanyaan.

3. Sikap diukur melalui 9 pertanyaan dengan menggunakan skala likert

(Hidayat, 2010). Skala pengukuran sikap dihitung berdasarkan pertanyaan

pada kusioner. Untuk pernyataan positif nilai tertingginya =4, dan nilai

terendahnya=1. Untuk pernyataan negatif nilai tertingginya =1 dan nilai

terendahnya=4. Dari seluruh pertanyaan didapat total nilai 36.

Berdasarkan Arikunto (2007) diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu:

1. Sikap baik, apabila nilai yang diperoleh 76%-100% dari nilai tertinggi

seluruh pertanyaan total nilai 27-36

2. Sikap cukup, apabila nilai yang diperoleh 56%-75% dari nilai tertinggi

seluruh pertanyaan total nilai 17-26

3. Sikap kurang, apabila nilai yang diperoleh 40%-50% dari nilai

tertinggi seluruh pertanyaan total nilai <16

4. Tindakan diukur melalui 9 pertanyaan, jika jawaban benar diberi skor 1

dan bila jawaban salah diberi skor 0. Berdasarkan Arikunto (2006), aspek


(57)

pengukuran dengan kategori dari jumlah nilai yang ada dapat

diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu:

1.

Baik apabila subjek mampu menjawab dengan benar 76%-100%,

dalam hal ini 7-9 pertanyaan.

2.

Cukup apabila subjek mampu menjawab dengan benar 56%-75%,

dalam hal ini 4-6 pertanyaan.

3.

Kurang apabila subjek mampu menjawab dengan benar 40%-55%,

dalam hal ini 0-3 pertanyaan.

5. Asupan zat gizi diketahui dengan menghitung tingkat kecukupan energy,

protein, menggunakan food recall 24 jam dan hasil analisis kemudian

dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi. Klasifikasi tingkat asupan

zat gizi digolongkan atas (Supriasa, dkk 2001):

-

≥100% AKG

: Baik

- 80-99% AKG

: Sedang

- 70-80% AKG

: Kurang

- <70% AKG

: Defisit

6. Jumlah Vitamin A dihitung dari food recall dan dibandingkan dengan

angka kecukupan gizi yang dianjurkan, dikategorikan menjadi:

a. Kurang, jika AKG < 600 RE

b. Cukup, jika AKG > 600 RE

7. Jumlah Vitamin B6 dihitung dari food recall dan dibandingkan dengan

angka kecukupan gizi yang dianjurkan, dikategorikan menjadi:


(58)

b. Cukup, jika AKG < 1.2 mg

8. Jumlah Vitamin E dihitung dari food recall dan dibandingkan dengan angka

kecukupan gizi yang dianjurkan, dikategorikan menjadi:

a. Kurang, jika AKG < 15 mg

b. Cukup, jika AKG > 15 mg

9. Jumlah Magnesium dihitung dari

food recall

dan dibandingkan dengan

angka kecukupan gizi yang dianjurkan, dikategorikan menjadi:

a. Kurang, jika AKG < 240 mg

b. Cukup, jika AKG > 240 mg

10. Jumlah Kalsium dihitung dari

food recall

dan dibandingkan dengan angka

kecukupan gizi yang dianjurkan, dikategorikan menjadi:

a. Kurang, jika AKG < 1000 mg

b. Cukup, jika AKG > 1000 mg

3.8 Pengolahan dan Analisis Data

3.8.1 Pengolahan Data


(59)

a.

Editing

Data yang dikumpulkan kemudian diperiksa, bila terdapat

kesalahan dalam pengumpulan data segera diperbaiki (editing) dengan

cara memeriksa jawaban yang kurang

b.

Coding

yaitu memberi angka atau tanda pada setiap jawaban

3.8.2 Analisa Data

Data yang telah dikumpulkan dioalah dan disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi kemudian dianalisa secara deskristif. Teknik analisa data yang

digunakan adalah teknik univariat dengan uji

chi square

, yaitu untuk mengambarkan

pengetahuan, sikap, tindakan, pola makan dan kejadian

dismenorea

(nyeri haid).


(1)

(2)

(3)

FOTO KEGIATAN PENGISIAN KUESIONER


(4)

(5)

(6)