Efektivitas DAM parit di hulu DAS Ciliwung dalam usaha pencegahan banjir

EFEKTIVITAS DAM PARIT DI HULU DAS
CILIWUNG DALAM USAHA PENCEGAHAN BANJIR

LOVINA RAHAYU RATNAWATI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
v

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis efektivitas dam parit di hulu DAS
Ciliwung dalam usaha penanggulangan banjir adalah karya saya sendiri dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi
yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka

dibagian akhir tesis ini.
Bogor, Juli 2008

Lovina Rahayu Ratnawati

i

ABSTRACT
LOVINA RAHAYU RATNAWATI. Effectiveness of Channel Reservoir in Upstream
Region of Ciliwung Watershed in the Efforts of Flood Prevention. UNDER THE
Supervision of SURIA DARMA TARIGAN and DWI P TEJO BASKORO.
Many attempts have been conducted to solve flood problems, and these have
spent considerable amount of funding. However, the attempts have not produced
optimum results. One alternative of such attempts is the construction of channel
reservoir. Hopefully, the technology could appropriately utilize surface flow by
collecting or damming up water flow in a channel (drainage network) during excess
period in the rainy season, so that it could reduce peak yield of water and prevent
flood.
The objectives of this research were studying the effectiveness of channel
reservoir in overcoming flood and the multifunction of channel reservoir within

watershed (DAS) scale. In the research, secondary data of land characteristic and
population were used. In addition, primary data of water height at channel reservoir
and irrigation canal were measured. Effectiveness of channel reservoir was calculated
by comparing water yield before entering the channel reservoir and the water yield
after passing the channel reservoir. Calculation of the multifunction of the channel
reservoir was done by comparing the production benefit of cropping pattern which
dominated the area of irrigation target before the existence of channel reservoir, and
those after the channel reservoir existence.
Result of the research showed that the benefit of channel reservoir would be
greater if the construction of channel reservoir was conducted in stages. Effectiveness
of channel reservoir in DAS Citeko during rain condition or highest yield was 28.81
%, yield before entering the channel reservoir was 5,86 m3/detik, yield before entering
the irrigation canal was 2,1% and yield after passing the channel reservoir was 3,6%.
Channel reservoir Citeko 5 stored larger amount of water and performed greater
effectiveness than those of channel reservoir Citeko 4. This is because channel
reservoir Citeko 5 has smaller dimension but larger irrigation canal than channel
reservoir Citeko 4. Result also showed that the existence of channel reservoir provide
more benefit for farmer. The benefit cost ratio of land cultivation increased from 1,67
to 1,95 after channel reservoir exist. With the assumption that the life span of the
channel reservoir was 5 to 10 years, and the existing cropping pattern is maintained,

the value of b/c ratio of channel reservoir construction is 1,43. This implies that
technology of channel reservoir could be conducted and adopted in other watersheds
(DAS).
Keywords: channel reservoir, water yield, channel reservoir construction,
multifunction of channel reservoir

ii

RINGKASAN
LOVINA RAHAYU RATNAWATI. Efektivitas Dam Parit Di Hulu DAS
Ciliwung Dalam Usaha Pencegahan Banjir. Di bawah bimbingan SURIA DARMA
TARIGAN dan DWI P TEJO BASKORO.

Penyelesaian permasalahan banjir di Jakarta telah banyak dilakukan dan
menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Berbagai usaha dilakukan untuk menangani
sungai Ciliwung, yaitu sungai utama yang mengaliri sebagian besar kota Jakarta.
Namun usaha yang telah dilakukan belum menampakkan hasil yang optimal. Salah
satu alternatif adalah dengan pembuatan dam parit. Teknologi dam parit diharapkan
dapat mendayagunakan aliran permukaan dengan mengumpulkan atau membendung
aliran air pada suatu parit (drainage network) saat kelebihan pada waktu musim hujan

sehingga dapat menurunkan debit puncak dan mencegah adanya banjir.
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji efektivitas dam parit dalam
penanggulangan banjir dan mengetahui multifungsi dam parit dalam skala DAS.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan data primer. Data
sekunder berupa data biofisik lahan dan data kependudukan. Sedangkan data primer
diperoleh dengan melakukan pengukuran ketinggian air pada dam parit dan saluran
irigasi. Data ketinggian air digunakan untuk menghitung debit air. Efektivitas dam
parit dihitung dengan membandingkan debit sebelum masuk ke dam parit dengan
debit setelah melewati dam parit. Sedangkan multifungsi dam parit dievaluasi dengan
membandingkan keuntungan produksi pada pola tanam yang mendominasi daerah
target irigasi sebelum ada dam parit dengan sesudah ada dam parit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas dam parit pada DAS Citeko
tertinggi adalah 28,81 %, debit yang masuk ke dam parit sebesar 5,86 m3/detik, debit
yang masuk ke saluran irigasi sebesar 2,1% dan debit yang keluar dari dam parit
sebesar 3,6 %. Dimensi dam parit Citeko 5 lebih kecil daripada dam parit Citeko 4,
akan tetapi saluran irigasi dam parit Citeko 5 lebih besar. Dam parit Citeko 5 dapat
menampung air lebih banyak, sehingga lebih efektif dalam mengurangi debit
dibandingkan dam parit Citeko 4. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebelum
ada dam parit penggunaan lahan untuk tanaman jagung dapat diperoleh b/c ratio dari
1,67 menjadi 1,95. Bila biaya pembuatan dam parit adalah Rp. 10.000.000,- dan

umur dam parit 5 sampai 10 tahun maka dengan pola tanam yang ada nilai b/c ratio
dari pembuatan dam parit adalah 1,43. Artinya teknologi dam parit dapat
dilaksanakan dan dapat diaplikasikan pada DAS lainnya.

iii

© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008
Hak cipta dilindungi Undang – undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan,
penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

iv

Judul Tesis

Nama
NRP

: Efektivitas Dam Parit Di Hulu DAS Ciliwung Dalam Usaha
Pencegahan Banjir
: Lovina Rahayu Ratnawati
: A252050031

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Suria Darma Tarigan, MSc
Ketua

Dr. Ir. Dwi Putro Tejo Baskoro, MSc
Anggota

Diketahui
Ketua Program Studi Pengelolaan DAS


Dekan Sekolah Pascasarjana IPB

Prof. Dr. Ir. Naik Sinukaban, MSc

Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS

Tanggal Ujian : 29 Juli 2008

Tanggal Lulus :

vi

PRAKATA
Segala puji penulis panjatkan kepada Sang Pemilik Ilmu Pengetahuan, Allah
swt atas segala ni’matnya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November ialah usaha
pengendalian banjir, dengan judul Efektivitas Dam Parit Di Hulu DAS Ciliwung
Dalam Usaha Pencegahan Banjir.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Suria Darma Tarigan,
MSc dan Dr. Ir. Dwi Putro Tejo Baskoro, MSc sebagai ketua dan anggota

pembimbing, serta Bapak Dr. Ir. Sukandi Sukartaatmadja, MS yang menjadi dosen
penguji. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Naik
Sinukaban, MSc selaku ketua program studi. Terima kasih juga disampaikan kepada
teman – teman S-2 program studi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Angkatan 2005
yang telah memberikan dukungan untuk percepatan penyelesaian tesis ini. Ungkapan
terima kasih juga disampaikan kepada keluarga Banjarnegara dan keluarga
Tulungagung dan kepada suami tercinta (Eko Prasetyo, MM) atas segala cinta dan
dukungannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor,

Juli 2008

Lovina R Ratnawati

vii

RIWAYAT HIDUP


Penulis dilahirkan di Magelang (Jawa Tengah) pada tanggal 10 Maret 1983
dari ayah bernama Kasam dan ibu bernama Subihartati. Penulis merupakan anak
pertama dari tiga bersaudara.
Pendidikan sarjana ditempuh di jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya, lulus pada tahun 2005. Pada tahun yang sama, penulis
melanjutkan pendidikan di Institut pertanian Bogor dengan program studi Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai. Penulis bekerja sebagai staf konsultan di Aceh dan Bogor dari
tahun 2005 hingga sekarang.

viii

DAFTAR ISI
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI ..............

i

ABSTRAK ...........................................................................................................

ii


RINGKASAN......................................................................................................

iii

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................

vi

PRAKATA...........................................................................................................

vii

RIWAYAT HIDUP..............................................................................................

viii

DAFTAR ISI.........................................................................................................

ix


DAFTAR GAMBAR............................................................................................

xi

DAFTAR TABEL.................................................................................................

xii

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xiii
PENDAHULUAN
Latar Belakang..........................................................................................

1

Rumusan Masalah.....................................................................................

4

Tujuan Penelitian......................................................................................

6

Manfaat Penelitian....................................................................................

6

TINJAUAN PUSTAKA
Daerah Aliran Sungai..............................................................................

7

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai...........................................................

8

Penggunaan Lahan....................................................................................

9

Banjir.........................................................................................................

10

Dam Parit..................................................................................................

13

Hujan.........................................................................................................

15

METODE PENELITIAN
Tempat Dan Waktu Penelitian..................................................................

17

Pengumpulan Data....................................................................................

17

Topografi.......................................................................................

17

Jenis Tanah....................................................................................

18

Penggunaan Lahan........................................................................

18

Perhitungan Debit Pada Dam Parit...........................................................

20

Perhitungan Kecepatan.................................................................

20

Pengukuran Debit..........................................................................

21

ix

Metode Rasional...........................................................................

22

Analisis Multifungsi Dam Parit Dalam Skala Sub DAS...........................

23

KONDISI BIOFISIK WILAYAH
Iklim..........................................................................................................

25

Topografi...................................................................................................

26

Tanah.........................................................................................................

27

Penggunaan Lahan....................................................................................

31

Bangunan Dam Parit.................................................................................

32

Data Hidrologi Dam Parit.........................................................................

35

HASIL DAN PEMBAHASAN
Efektivitas Bangunan Dam Parit...............................................................

37

Dam Parit Dalam Penanggulangan Banjir................................................

39

Debit Aliran Rendah (Low Flow)……………………………….

41

Debit Aliran Tinggi (High Flow)………………………………..

43

Efektivitas Dam Parit Dalam Penanggulangan Banjir…………………..

44

Multifungsi Air Dam Parit........................................................................

47

KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................

54

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................

56

x

EFEKTIVITAS DAM PARIT DI HULU DAS
CILIWUNG DALAM USAHA PENCEGAHAN BANJIR

LOVINA RAHAYU RATNAWATI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
v

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis efektivitas dam parit di hulu DAS
Ciliwung dalam usaha penanggulangan banjir adalah karya saya sendiri dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi
yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka
dibagian akhir tesis ini.
Bogor, Juli 2008

Lovina Rahayu Ratnawati

i

ABSTRACT
LOVINA RAHAYU RATNAWATI. Effectiveness of Channel Reservoir in Upstream
Region of Ciliwung Watershed in the Efforts of Flood Prevention. UNDER THE
Supervision of SURIA DARMA TARIGAN and DWI P TEJO BASKORO.
Many attempts have been conducted to solve flood problems, and these have
spent considerable amount of funding. However, the attempts have not produced
optimum results. One alternative of such attempts is the construction of channel
reservoir. Hopefully, the technology could appropriately utilize surface flow by
collecting or damming up water flow in a channel (drainage network) during excess
period in the rainy season, so that it could reduce peak yield of water and prevent
flood.
The objectives of this research were studying the effectiveness of channel
reservoir in overcoming flood and the multifunction of channel reservoir within
watershed (DAS) scale. In the research, secondary data of land characteristic and
population were used. In addition, primary data of water height at channel reservoir
and irrigation canal were measured. Effectiveness of channel reservoir was calculated
by comparing water yield before entering the channel reservoir and the water yield
after passing the channel reservoir. Calculation of the multifunction of the channel
reservoir was done by comparing the production benefit of cropping pattern which
dominated the area of irrigation target before the existence of channel reservoir, and
those after the channel reservoir existence.
Result of the research showed that the benefit of channel reservoir would be
greater if the construction of channel reservoir was conducted in stages. Effectiveness
of channel reservoir in DAS Citeko during rain condition or highest yield was 28.81
%, yield before entering the channel reservoir was 5,86 m3/detik, yield before entering
the irrigation canal was 2,1% and yield after passing the channel reservoir was 3,6%.
Channel reservoir Citeko 5 stored larger amount of water and performed greater
effectiveness than those of channel reservoir Citeko 4. This is because channel
reservoir Citeko 5 has smaller dimension but larger irrigation canal than channel
reservoir Citeko 4. Result also showed that the existence of channel reservoir provide
more benefit for farmer. The benefit cost ratio of land cultivation increased from 1,67
to 1,95 after channel reservoir exist. With the assumption that the life span of the
channel reservoir was 5 to 10 years, and the existing cropping pattern is maintained,
the value of b/c ratio of channel reservoir construction is 1,43. This implies that
technology of channel reservoir could be conducted and adopted in other watersheds
(DAS).
Keywords: channel reservoir, water yield, channel reservoir construction,
multifunction of channel reservoir

ii

RINGKASAN
LOVINA RAHAYU RATNAWATI. Efektivitas Dam Parit Di Hulu DAS
Ciliwung Dalam Usaha Pencegahan Banjir. Di bawah bimbingan SURIA DARMA
TARIGAN dan DWI P TEJO BASKORO.

Penyelesaian permasalahan banjir di Jakarta telah banyak dilakukan dan
menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Berbagai usaha dilakukan untuk menangani
sungai Ciliwung, yaitu sungai utama yang mengaliri sebagian besar kota Jakarta.
Namun usaha yang telah dilakukan belum menampakkan hasil yang optimal. Salah
satu alternatif adalah dengan pembuatan dam parit. Teknologi dam parit diharapkan
dapat mendayagunakan aliran permukaan dengan mengumpulkan atau membendung
aliran air pada suatu parit (drainage network) saat kelebihan pada waktu musim hujan
sehingga dapat menurunkan debit puncak dan mencegah adanya banjir.
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji efektivitas dam parit dalam
penanggulangan banjir dan mengetahui multifungsi dam parit dalam skala DAS.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan data primer. Data
sekunder berupa data biofisik lahan dan data kependudukan. Sedangkan data primer
diperoleh dengan melakukan pengukuran ketinggian air pada dam parit dan saluran
irigasi. Data ketinggian air digunakan untuk menghitung debit air. Efektivitas dam
parit dihitung dengan membandingkan debit sebelum masuk ke dam parit dengan
debit setelah melewati dam parit. Sedangkan multifungsi dam parit dievaluasi dengan
membandingkan keuntungan produksi pada pola tanam yang mendominasi daerah
target irigasi sebelum ada dam parit dengan sesudah ada dam parit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas dam parit pada DAS Citeko
tertinggi adalah 28,81 %, debit yang masuk ke dam parit sebesar 5,86 m3/detik, debit
yang masuk ke saluran irigasi sebesar 2,1% dan debit yang keluar dari dam parit
sebesar 3,6 %. Dimensi dam parit Citeko 5 lebih kecil daripada dam parit Citeko 4,
akan tetapi saluran irigasi dam parit Citeko 5 lebih besar. Dam parit Citeko 5 dapat
menampung air lebih banyak, sehingga lebih efektif dalam mengurangi debit
dibandingkan dam parit Citeko 4. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebelum
ada dam parit penggunaan lahan untuk tanaman jagung dapat diperoleh b/c ratio dari
1,67 menjadi 1,95. Bila biaya pembuatan dam parit adalah Rp. 10.000.000,- dan
umur dam parit 5 sampai 10 tahun maka dengan pola tanam yang ada nilai b/c ratio
dari pembuatan dam parit adalah 1,43. Artinya teknologi dam parit dapat
dilaksanakan dan dapat diaplikasikan pada DAS lainnya.

iii

© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008
Hak cipta dilindungi Undang – undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan,
penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

iv

Judul Tesis
Nama
NRP

: Efektivitas Dam Parit Di Hulu DAS Ciliwung Dalam Usaha
Pencegahan Banjir
: Lovina Rahayu Ratnawati
: A252050031

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Suria Darma Tarigan, MSc
Ketua

Dr. Ir. Dwi Putro Tejo Baskoro, MSc
Anggota

Diketahui
Ketua Program Studi Pengelolaan DAS

Dekan Sekolah Pascasarjana IPB

Prof. Dr. Ir. Naik Sinukaban, MSc

Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS

Tanggal Ujian : 29 Juli 2008

Tanggal Lulus :

vi

PRAKATA
Segala puji penulis panjatkan kepada Sang Pemilik Ilmu Pengetahuan, Allah
swt atas segala ni’matnya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November ialah usaha
pengendalian banjir, dengan judul Efektivitas Dam Parit Di Hulu DAS Ciliwung
Dalam Usaha Pencegahan Banjir.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Suria Darma Tarigan,
MSc dan Dr. Ir. Dwi Putro Tejo Baskoro, MSc sebagai ketua dan anggota
pembimbing, serta Bapak Dr. Ir. Sukandi Sukartaatmadja, MS yang menjadi dosen
penguji. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Naik
Sinukaban, MSc selaku ketua program studi. Terima kasih juga disampaikan kepada
teman – teman S-2 program studi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Angkatan 2005
yang telah memberikan dukungan untuk percepatan penyelesaian tesis ini. Ungkapan
terima kasih juga disampaikan kepada keluarga Banjarnegara dan keluarga
Tulungagung dan kepada suami tercinta (Eko Prasetyo, MM) atas segala cinta dan
dukungannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor,

Juli 2008

Lovina R Ratnawati

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Magelang (Jawa Tengah) pada tanggal 10 Maret 1983
dari ayah bernama Kasam dan ibu bernama Subihartati. Penulis merupakan anak
pertama dari tiga bersaudara.
Pendidikan sarjana ditempuh di jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya, lulus pada tahun 2005. Pada tahun yang sama, penulis
melanjutkan pendidikan di Institut pertanian Bogor dengan program studi Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai. Penulis bekerja sebagai staf konsultan di Aceh dan Bogor dari
tahun 2005 hingga sekarang.

viii

DAFTAR ISI
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI ..............

i

ABSTRAK ...........................................................................................................

ii

RINGKASAN......................................................................................................

iii

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................

vi

PRAKATA...........................................................................................................

vii

RIWAYAT HIDUP..............................................................................................

viii

DAFTAR ISI.........................................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR............................................................................................

xi

DAFTAR TABEL.................................................................................................

xii

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xiii
PENDAHULUAN
Latar Belakang..........................................................................................

1

Rumusan Masalah.....................................................................................

4

Tujuan Penelitian......................................................................................

6

Manfaat Penelitian....................................................................................

6

TINJAUAN PUSTAKA
Daerah Aliran Sungai..............................................................................

7

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai...........................................................

8

Penggunaan Lahan....................................................................................

9

Banjir.........................................................................................................

10

Dam Parit..................................................................................................

13

Hujan.........................................................................................................

15

METODE PENELITIAN
Tempat Dan Waktu Penelitian..................................................................

17

Pengumpulan Data....................................................................................

17

Topografi.......................................................................................

17

Jenis Tanah....................................................................................

18

Penggunaan Lahan........................................................................

18

Perhitungan Debit Pada Dam Parit...........................................................

20

Perhitungan Kecepatan.................................................................

20

Pengukuran Debit..........................................................................

21

ix

Metode Rasional...........................................................................

22

Analisis Multifungsi Dam Parit Dalam Skala Sub DAS...........................

23

KONDISI BIOFISIK WILAYAH
Iklim..........................................................................................................

25

Topografi...................................................................................................

26

Tanah.........................................................................................................

27

Penggunaan Lahan....................................................................................

31

Bangunan Dam Parit.................................................................................

32

Data Hidrologi Dam Parit.........................................................................

35

HASIL DAN PEMBAHASAN
Efektivitas Bangunan Dam Parit...............................................................

37

Dam Parit Dalam Penanggulangan Banjir................................................

39

Debit Aliran Rendah (Low Flow)……………………………….

41

Debit Aliran Tinggi (High Flow)………………………………..

43

Efektivitas Dam Parit Dalam Penanggulangan Banjir…………………..

44

Multifungsi Air Dam Parit........................................................................

47

KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................

54

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................

56

x

DAFTAR GAMBAR
1. Ilustrasi Dam Parit Bertingkat............................................................................

15

2. Peta Lokasi Tempat Penelitian...........................................................................

19

3. Peta Lokasi Dam Parit Citeko............................................................................. 19
4. Jumlah Curah Hujan dan Evapotranspirasi DAS Citeko.................................... 25
5. Jumlah Curah Hujan dan Evapotranspirasi DAS Citeko.................................... 26
6. Kurfa pF Pada Beberapa Tanah di DAS Citeko.................................................

29

7. Penggunaan Lahan DAS Citeko.........................................................................

32

8. Lokasi sub DAS Cibogo.....................................................................................

34

9. Bangunan Dam Parit CT-4.................................................................................

38

10. Bangunan Dam Parit CT-5.................................................................................

38

11. Fluktuasi Debit CT 4 – CT 5..............................................................................

39

12. Fluktuasi Debit CT-4..........................................................................................

43

13. Fluktuasi Debit CT-5..........................................................................................

43

xi

DAFTAR TABEL
1.

Form Pengukuran Ketinggian Air.....................................................................

21

2.

Daya Berbagai Jenis Tanah Memegang Air dan Permeabilitas......................... 28

3.

Data Hidrologi Dam Parit Citeko......................................................................

4.

Pengukuran CT-4 Pada Kondisi Hujan dan Tidak Hujan.................................. 40

5.

Pengukuran CT-5 Pada Kondisi Hujan dan Tidak Hujan.................................. 40

6.

Debit Aliran Rendah..........................................................................................

7.

Debit Aliran Tinggi............................................................................................ 43

8.

Efektivitas Dam Parit dalam Mengurangi Debit...............................................

45

9.

Efektivitas Dam Parit dalam Mengurangi Debit...............................................

45

10. Debit Air Berdasarkan Periode Ulang………………………………………...

46

11. Total Debit…………………………………………………………………….

49

12. Analisis Usaha Tanaman Padi..........................................................................

50

13. Analisis Usaha Tanaman Jagung.......................................................................

51

35

41

14. Nilai B/C Jagung dan Padi................................................................................. 51
15. Analisis Usaha Tanaman Sawi..........................................................................

52

16. Tabel B/C Ratio Dam Parit................................................................................. 52

xii

DAFTAR LAMPIRAN
1. Nilai Faktor C Berbagai Tanaman dan Pola Tanam...........................................

57

2. Nilai Faktor i (Intensitas Hujan).........................................................................

59

3. Data Pengukuran Ketinggian Air dan Debit Air Bulan Desember 2007............ 60
4. Data Dengukuran Ketinggian Air dan Debit Air Bulan Januari 2008................ 61
5. Data Pengukuran Ketinggian Air dan Debit Air Bulan Februari 2008..............

62

6. CT - 4 Desember 2007....................................................................................... 63
7. CT - 4 Januari 2008...........................................................................................

64

8. CT - 4 Februari 2008..........................................................................................

65

9. CT – 5 Desember 2007......................................................................................

66

10. CT – 5 Januari 2008........................................................................................... 67
11. CT – 5 Februari 2008......................................................................................... 68
12. Debit Tiga Harian...............................................................................................

69

xiii

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan data Bappenas 2007, kota Jakarta dilanda banjir sejak tahun
1621, 1654 dan 1918, kemudian pada tahun 1976, 1997, 2002 dan 2007. Banjir di
Jakarta yang terjadi pada tahun 1997 selain menggenangi hampir seluruh penjuru kota
juga menjadi tragedi nasional yang menjadi perhatian dunia. Awal 2002 banjir
melanda Jakarta dan sekitarnya dan terjadi kembali pada awal 2007 banjir dengan
cakupan wilayah genangan yang lebih luas.
Penyelesaian permasalahan banjir di Jakarta telah banyak dilakukan dan
menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Berbagai usaha dilakukan untuk menangani
sungai Ciliwung, yaitu sungai utama yang mengaliri sebagian besar kota Jakarta.
Namun usaha yang telah dilakukan belum menampakkan hasil yang optimal. Salah
satu teknologi yang sedang dikembangkan adalah dengan menggunakan dam parit.
Dam parit dirancang untuk memanen hujan dan aliran permukaan dari daerah
tangkapan air kemudian sebagian dialirkan ke areal pertanian (target irigasi). Dam
parit dibangun hanya memanfaatkan luas badan saluran atau sungai sehingga tidak
mengurangi areal produktif. Selain itu, dam parit mampu mengurangi debit puncak
dan waktu respon di musim hujan, meningkatkan luas areal serapan dan peningkatan
cadangan air tanah serta aliran dasar sungai untuk peningkatan pengembangan
pertanian. Kemudian dengan ditampungnya air dalam dam parit dan dialirkan melalui
jaringan irigasi ke areal pertanian, terdapat kesempatan (waktu dan volume) air
meresap ke dalam tubuh tanah, sehingga akan mengurangi jumlah dan kecepatan
aliran permukaan. Berkurangnya kecepatan aliran permukaan dapat menurunkan
tingkat erosi dan sedimentasi di musim hujan. Air yang masuk ke dalam tubuh tanah

1

menjadi cadangan air tanah, sehingga resiko adanya banjir dapat terkurangi
(Balitklimat, 2005).
Daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung bagian hulu merupakan bagian yang
penting karena perubahan-perubahan yang terjadi pada DAS Ciliwung Hulu akan
berimplikasi lebih lanjut pada daerah yang ada di bawahnya (hilir). Selain itu, DAS
bagian hulu mempunyai fungsi perlindungan terhadap keseluruhan bagian DAS.
Perlindungan ini antara lain dari segi fungsi tata air. Oleh karena itu perencanaan
bagian hulu seringkali menjadi fokus perhatian. Pengelolaan DAS sebagai suatu
kesatuan ekosistem berarti pengelolaan yang terintegrasi, menyeluruh, terpadu yang
mendasar pada satuan wilayah keruangan DAS sebagai satuan wilayah pengelolaan
sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan. Oleh karena DAS sebagai satu
kesatuan ekosistem hulu-hilir, maka aktivitas alih fungsi lahan di daerah hulu dapat
memberikan dampak pada daerah hilir dalam bentuk perubahan fluktuasi debit air,
banjir, transpor sedimen serta material terlarut lainnya, demikian pula erosi pada
daerah hulu yang berlangsung intensif menyebabkan terangkutnya lapisan tanah yang
subur tersedimentasi di hilir.
Berbagai usaha yang mengarah pada konservasi tanah dan air di hulu sungai
Ciliwung telah dilakukan. Salah satunya adalah dengan dibuatnya dam parit di sub
Das Cibogo yang masuk pada anak sungai ciliwung. Dam parit adalah suatu bangunan
konservasi air berupa bendungan kecil pada parit-parit alamiah yang dapat menahan
air atau menampung air pada saat musim hujan dan menyimpannya untuk
dipergunakan pada saat musim kemarau. Dam parit berfungsi untuk menurunkan debit
puncak pada saat musim hujan dan dapat mengurangi debit air yang dialirkan ke hilir,
sehingga diharapkan dapat menanggulangi banjir.

2

Dasar penentuan yang digunakan dalam menentukan potensi air permukaan
adalah informasi karakteristik DAS yang meliputi topografi, tanah, penggunaan lahan,
curah hujan, jaringan hidrologi dan lain – lain. Hal teresbut juga yang digunakan
dalam penentuan awal posisi pembuatan dam parit, sehingga metodologi yang
digunakan meliputi: (1) karakterisasi wilayah untuk menentukan lereng dan bentuk
wilayah daerah penelitian, dengan mengetahui keadaan topografinya dapat diketahui
batas DAS, daerah tangkapan air, target irigasi serta jaringan hidrologi, (2)
karakterisasi tanah dilakukan dengan pengamatan morfologi tanah dilapang dan
analisis sifat fisika tanah di laboratorium, (3) penggunaan lahan (luas, jenis dan
sebaran penggunaan lahan) dan pola tanam dilakukan melalui pengamatan lapang dan
wawancara dengan petani, (4) analisis kebutuhan air dilakukan dengan metode
analisis neraca air tanaman di daerah target irigasi, (5) penentuan jumlah, posisi, dan
dimensi dam parit ditentukan dengan memperhitungkan potensi air yang dapat
dipanen, bentuk dan posisi badan jalur sungai serta kebutuhan air untuk tanaman, (6)
pembangunan dam parit dilakukan dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang
tersedia (batu, pasir, tanah) dan sumberdaya manusia yang ada di daerah setempat.
Teknologi dam parit

diharapkan dapat mendayagunakan aliran permukaan

dengan mengumpulkan atau membendung aliran air pada suatu parit (drainage
network) saat kelebihan pada waktu musim hujan sehingga dapat menurunkan debit
puncak dan mencegah adanya banjir. Teknologi dam parit diharapkan dapat menjadi
salah satu alternatif pemecahan masalah banjir yang juga terjadi di daerah – daerah
lain, sehingga keberadaan dam parit perlu dievaluasi untuk melihat keefektivannya.
Efektivitas dam parit dilihat dari kemampuannya dalam mengurangi debit air yang
melimpas ke saluran irigasi, konstruksi fisik dam parit dan aspek perencanaan

3

berdasar pada perbandingan besarnya biaya yang dikeluarkan dengan multifungsi
yang dihasilkan dari dam parit.
1.2 Rumusan Masalah
Kawasan DAS Ciliwung yang memiliki luas lebih kurang 38.260 ha berada di
dua propinsi, yakni Jawa Barat dan DKI, merupakan salah satu DAS prioritas yang
mempunyai kedudukan yang strategis (Syahrir, 2002). Bagian hulu terletak di
kawasan Bopunjur (Bogor-Puncak-Cianjur), sedang bagian hilir bermuara di teluk
Jakarta. Pesatnya pembangunan di kawasan Bopunjur yang ditandai dengan alih
fungsi lahan, disinyalir sebagai penyebab menurunnya fungsi kawasan tersebut
sebagai daerah penyangga. Data hasil pengukuran infiltrasi tanah di Sub DAS
Ciliwung hulu, diketahui bahwa kapasitas infiltrasi tanah di wilayah tersebut saat ini
mencapai 70 – 74 % dari total curah hujan tahunan (Irianto dan Pujilestari, 2002).
Menurut Pawitan (2002) antara tahun 1981 dan 1989 terjadi kenaikan debit puncak di
daerah hulu dari 46,5 m3/det menjadi 77,6 m3/det atau terjadi kenaikan sebesar 67%.
Kejadian banjir pada Februari 2002 menyebabkan 66% wilayah Jakarta terendam
banjir dan pada Februari 2007 mencapai kerugian Rp. 8 Trilyun (Bappenas, 2007).
Banjir mengarah pada terjadinya krisis air yang tidak dapat diatasi dengan cara
parsial dan sesaat. Hal ini disebabkan besaran, intensitas, frekuensi, dan durasinya
akhir-akhir ini sangat berbeda dibandingkan dengan periode sebelumnya. Untuk itu
diperlukan penerapan konsep manajemen pengelolaan air dengan penerapan masukan,
sistem dan keluaran. Masukan yang paling utama dalah sumber air yaitu curah hujan,
debit sungai dan air tanah dalam (air bumi). Sistem meliputi daerah aliran sungai,
sistem budidaya, dan manusia penghuninya. Keluaran meliputi produksi biomasa
seperti hasil pertanian, ternak dsb. (Irianto, 2003).

4

Teknologi untuk mengantisipasi banjir yang telah diaplikasikan adalah
teknologi dam parit untuk menampung dan menahan kelebihan air di musim hujan
dan didistribusikan ke areal pertanian pada saat diperlukan. Dam parit dibangun hanya
memanfaatkan luas badan saluran atau sungai sehingga tidak mengurangi areal
produktif. Selain itu, dengan ditampungnya air dalam dam parit dan dialirkan melalui
jaringan irigasi ke areal pertanian terdapat kesempatan (waktu dan volume) untuk
meresapkan air ke dalam tubuh tanah (recharging) di sebagian areal DAS, sehingga
mengurangi resiko banjir di musim hujan (Balitklimat 2005). Akan tetapi selama ini
dimensi dam parit masih berdasar pada prediksi run off atau aliran permukaaan yang
ada dan lokasi dam parit masih didasarkan pada kondisi topografi daerah aliran
sungai. Selain itu, hal yang perlu dipertimbangkan adalah air hasil limpasan dari dam
parit agar dapat dimanfaatkan secara maksimal, yaitu saluran irigasi dibuat dengan
melewati lahan pertanian dan pemukiman penduduk. Permasalahan lain, seperti yang
terjadi pada bangunan pembendung air lainnya adalah adanya erosi yang mengendap
pada bangunan dan saluran sehingga dapat mengurangi efektivitas dam parit.
Penelitian ini dilakukan di DAS Citeko yang termasuk anak sungai DAS
Cibogo, bagian hulu DAS Ciliwung, di

Kecamatan Mega Mendung Kabupaten

Bogor. Pemilihan lokasi pengamatan berdasarkan pertimbangan bahwa bagian hulu
DAS Ciliwung memiliki kontribusi besar dalam mengalirkan air pada DAS Ciliwung.
Selain itu keberadaan dam parit pada DAS Citeko telah difungsikan untuk mencegah
banjir pada DAS Ciliwung.
Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah
sebagai berikut :
1. Adanya banjir di DAS Ciliwung yang salah satu usaha pencegahannya adalah
dengan menggunakan teknologi dam parit.

5

2. Efektivitas dam parit dalam mencegah banjir, yaitu dengan mengetahui
kapasitas tampungan dam parit berdasarkan kontruksi bangunan dam parit.
3. Multifungsi dam parit dalam skala DAS.

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Mengkaji efektivitas dam parit dalam penanggulangan banjir.
2. Mengetahui multifungsi dam parit dalam skala DAS.

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan dapat dijadikan referensi dan
bahan pertimbangan dalam usaha penanggulangan banjir menggunakan dam parit dan
diharapkan lebih dapat dikembangkan sebagai usaha mensejahterakan masyarakat.

6

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Daerah Aliran Sungai
Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah yang
dibatasi oleh batas – batas topografi secara alami sehingga setiap air hujan yang jatuh
dalam DAS tersebut akan mengalir melalui titik tertentu (titik pengukuran di sungai)
dalam DAS tersebut. Pengertian DAS tersebut menggambarkan suatu wilayah yang
mengalirkan air yang jatuh diatasnya beserta sedimen dan bahan terlarut melalui titik
yang sama sepanjang suatu aliran atau sungai. DAS atau watersheed dapat terbagi
menjadi sub DAS dan sub – sub DAS, sehingga luas DAS pun akan bervariasi dari
beberapa puluh meter persegi sampai ratusan ribu hektar tergantung dimana titik
pengukuran ditempatkan (Sinukaban, 2001)
Hadinugroho (2002) mengemukakan bahwa DAS merupakan suatu sistem
lahan yang lengkap secara fisik dan terbatasi jelas, didalamnya dapat dijumpai
bebagai kombinasi topografi, tanah, hidrologi dan iklim. Dengan pengertian ini, maka
DAS membekali suatu jaringan pengatur tertentu dengan air beserta bahan terlarut di
dalam air.
DAS sebagai suatu sistem dan pengembangannya bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia secara lestari, sehingga sasaran pengembangan DAS akan
menciptakan ciri – ciri seperti : (1) mampu memberikan produktivitas lahan yang
tinggi, (2) mampu menjamin kelestarian DAS, yaitu mampu menjamin produktivitas
yang tinggi, erosi/ sedimen yang rendah dan fungsi DAS sebagai penyimpan air dapat
memberikan “water yield” yang cukup tinggi dan merata sepanjang tahun, (3) mampu
menjaga

adanya

pemerataan

pendapatan

petani

(equity)

dan

(4)

mampu

mempertahankan kelestarian DAS terhadap goncangan yang terjadi (relisilient)
(Sinukaban, 1999).

7

2.2 Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Pengelolaan DAS adalah suatu kegiatan untuk menggunakan semua
sumberdaya lahan, biofisik, sosial, ekonomi dalam DAS secara maksimal dalam
waktu yang tidak terbatas dan menekan bahaya kerusakan seminimal mungkin untuk
mencapai tujuan produksi pertanian yang optimum. Menurut Asdak (2002)
pengelolaan DAS adalah suatu proses formulasi dan implementasi kegiatan atau
program yang bersifat manipulasi sumberdaya alam dan manusia yang terdapat di
daerah alian sungai untuk memperoleh manfaat produksi dan jasa tanpa menyebabkan
terjadinya kerusakan sumberdaya air dan tanah, yang berarti sebagai pengelolaan dan
alokasi sumberdaya alam di daerah aliran sungai termasuk pencegahan banjir dan
erosi serta perlindungan nilai keindahan yang berkaitan dengan sumberdaya.
pengelolaan DAS perlu mempertimbangkan aspek – aspek sosial, ekonomi, budaya
dan kelembagaan yang beroperasi di dalam dan di luar daerah aliran sungai yang
bersangkutan.
Menurut Sinukaban (2006) tujuan umum dari pengelolaan DAS adalah
keberlanjutan yang diukur dari pendapatan, produksi, teknologi dan erosi. Teknologi
yang dimaksud adalah

teknologi yang dapat dilakukan oleh petani dengan

pengetahuan lokal tanpa intervensi dari pihak luar dan teknologi tersebut dapat
direplikasi berdasarkan faktor – faktor sosial budaya petani itu sendiri. Selanjutnya
erosi harus lebih kecil dari erosi yang dapat ditoleransi agar kelestarian produktivitas
dapat dipertahankan, sehingga dalam pengelolaan DAS ada 7 hal yang harus
dilakukan, yaitu : (1) mengkaji kemampuan lahan di wilayah DAS melalui studi
klasifikasi kemampuan lahan. (2) menggunakan tanah sesuai kemampuannya dan
melindungi tanah dari kerusakan yang diakibatkan oleh aktivitas yang merusak, (3)

8

mengurangi bahaya banjir dan sedimentasi, (4) meningkatkan dan mempertahankan
kesuburan tanah, (5) meningkatkan produkivitas tanah, (6) memperbaiki dan
mempertahankan fungsi hidrologis DAS dan (7) meningkatkan kesejahteraan manusia
di dalam DAS.
2.3 Penggunaan Lahan
Lahan adalah suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief,
hidrologi dan vegetasi, dimana faktor – faktor tersebut mempengaruhi potensi
penggunaannya. Termasuk di dalamnya adalah akibat – akibat kegiatan manusia, baik
pada masa lalu maupun sekarang, seperti reklamasi di daerah – daerah pantai,
penebangan hutan dan akibat – akibat yang merugikan seperti erosi dan akumulasi
garam (Hardjowigeno et all. 2001).
Lahan

merupakan sumberdaya alam yang mempunyai keterbatasan baik

jumlah maupun daya dukungnya. Oleh karena itu dalam fenomena penggunaan lahan
diperlukan suatu perencanaan penggunaan lahan yang efisien berdasar atas kesamaan
hak dan dapat diterima oleh masyarakat serta bersifat lestari. Untuk menentukan
alternatif penggunaan lahan untuk pertanian pada suatu lokasi, perlu adanya
penyesuaian dengan penggunaan lahan yang telah ada, keinginan petani, kemampuan
sumberdaya manusia dan kemampuan modal agar memudahkan bagi petani dalam
menerima teknologi yang disarankan (Ramdan, 1999).
2.4 Banjir
Banjir (floods) adalah salah satu bentuk ekstrim aliran permukaan (runoff
exstremes) di mana tinggi muka air sungai atau debit sungai melebihi suatu batas
yang ditetapkan untuk kepentingan tertentu (Isnugroho, 2002). Selanjutnya Hewlett
(1982) mengatakan bahwa banjir adalah 1) setiap aliran yang merusak harta benda
manusia, 2) setiap ketinggian muka air tubuh air alami (sungai, danau) yang melebihi

9

ketinggian normalnya. Pada suatu keadaan banjir, kerusakan terhadap harta benda
disebabkan oleh :
1. Ketinggian

banjir atau ketinggian air, yang biasanya terjadi pada debit

maksimum
2. Lama waktu penggenangan, atau berapa lama air tertinggal pada atau di atas
ketinggian harta benda
3. Pelepasan sedimen atau pengendapannya, yang menentukan seberapa banyak
kerusakan lapangan atau timbunan lumpur akan terjadi.
4. Energi kinetik aliran banjir, atau seberapa besar energi yang diberikan pada
bangunan, lapangan, jembatan atau dam.
5. Penambahan massa tanah yang menyebabkan kolapsnya tebing, urugan dan
bangunan pengendali erosi tebing (hillsides)
6. Kesalahan dalam menzonasi daerah dataran banjir atau batas atas harta benda.
Bila dihubungkan dengan penyebab banjir, dikenal lima jenis banjir:
1. Banjir karena curah hujan lama/ long – rain floods, banjir ini berhubungan
dengan curah hujan yang turun selama beberapa hari atau minggu dengan
intensitas rendah (tipe hujan siklon atau frontal). Kapasitas penyimpanan
permukaan dari DAS akhirnya dilewati dan sehingga tambahan hujan yang
turun bergerak cepat ke sungai.
2. Banjir karena mencairnya salju yang diakibatkan dari cepatnya peningkatan
suhu di daerah bersalju.
3. Banjir seketika/ flash floods, adalah banjir yang berasosiasi dengan hujan
konveksional atau dengan besarnya dari hujan selama siklonik storms.

10

4. Banjir karena tanah yang membeku/ frozen – soil floods adalah banjir yang
berasosiasi dengan jenis tanah yang spesifik yang membeku dan disebut
concrete frost.
5. Banjir pasang surut air laut/ tidal floods yang terjadi di daerah pantai, dan
seringkali diperburuk oleh air banjir pada bagian hulu sungai yang berlawanan
dengan naiknya air laut.
Dari ke lima jenis banjir tersebut, banjir yang umum terjadi di Indonesia
adalah banjir karena curah hujan yang lama, banjir seketika dan banjir pasang surut
air laut. Pada beberapa kejadian banjir, penyebabnya adalah kombinasi dari beberapa
jenis banjir tersebut.
Dalam kaitannya dengan pencegahan banjir maupun kekeringan (dalam
konsep DAS, upaya mencegah banjir di musim penghujan berarti juga mengurangi
bencana potensi bencana kekeringan pada saat musim kemarau) maka upaya yang
dilakukan adalah memanipulasi satu atau beberapa proses sekaligus yang terjadi
dalam sistem DAS tersebut yang berpengaruh terhadap hasil air dengan sasaran untuk
memperkecil potensi banjir dan dampaknya melalui berbagai pendekatan yang efisien
dan efektif antara lain dengan penerapan – penerapan konservasi tanah dan air (KTA)
yang tepat. Konsep konservasi tanah dan air tidak hanya difokuskan pada proses yang
berkaitan dengan erosi dan akibat lanjutan dari erosi tetapi juga mencegah kerusakan
tanah baik dari segi sifat fisiknya akibat erosi, atau sifat kimianya akibat penurunan
kesuburan dan memelihara produktivitas lahan melalui kombinasi pengelolaan dan
penggunaan tanah yang tepat.
Teknik KTA dalam pengendalian banjir adalah teknik manipulasi proses
dalam sistem DAS yang bertujuan mengurangi debit aliran pada musim penghujan
dan mempertahankan debit pada saat musim kemarau (salah satu indikator kondisi

11

DAS yang baik adalah kecilnya ratio debit maksimum dan minimum).

Secara

sederhana, teknik yang dilakukan adalah untuk memelihara keseimbangan siklus
hidrologi dalam system DAS melalui upaya agar air hujan yang jatuh ke permukaan
bumi lebih banyak tertahan dan meresap ke dalam tanah sehingga dapat menambah
persediaan air tanah sekaligus menurunkan laju aliran permukaan agar tidak mengalir
dalam jumlah dan kecepatan yang membahayakan (banjir). Pada intinya upaya yang
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut di bagian hulu adalah meningkatkan
kapasitas infiltrasi, menurunkan laju aliran permukaan, mencegah sedimentasi, dan
pada bagian hilir adalah meningkatkan kapasitas infiltrasi ( Fakhrudin, 2003).
2.4 Dam Parit
Dam parit (channel reservoir) adalah suatu bangunan k