KONSELING Fase Keterlibatan PENDAHULUAN KARAKTERISTIK KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM VCT (VOLUNTARY COUNSELING TEST) PRA DAN PASCA TES HIV (Studi Deskripsi Kualitatif pada Klinik VCT Griya Lentera PKBI Yogyakarta).

23 2. Keterlibatan, merupakan tahap pengenalan lebih jauh, ketika seseorang mengikatkan diri untuk lebih mengenal orang lain dan juga mengungkapkan diri kita. 3. Keakraban, pada tahap ini sesorang mengikat diri jauh kepada orang lain. Seseorang membina hubungan primer dimana orang tersebut menjadi sahabat atau kekasih. 4. Perusakan hubungan, tahap ini merupakan penurunan hubungan. Seseorang merasakan hubungan semakin tidak penting, bila pihak tersebut berdiam diri dan tidak banyak membuka diri. 5. Pemutusan hubungan, yaitu pemutusan ikatan.

2. KONSELING

Konseling adalah proses pemberian bantuan dari konselor kepada konseli, dilakukan secara wawancara langsung agar konseli mampu merubah sikap dan perilakunya Abroza, 2004: 2. Dalam melaksanakan konseling, konselor sedapat mungkin bersikap empatik dan penuh pengertian. Eimpatik bisa diwujudkan konselor dengan sikap konselor yang turut merasakan apa yang dirasakan konseli. Sikap demikian terasa perlu agar konseli menaruh kepercayaan penuh terhadap konselor , dengan demikian memungkinkan keberhasilan konseling tersebut. Proses konseling mempunyai empat komponen dasar Abroza, 2004: 18, yaitu: 1. Klienkonseli yaitu orang yang membutuhkan bantuan konselor. 2. Konselor yaitu orang yang memberi bantuan konseling. 24 3. Sistemmetoda konseling yaitu langkah-langkah, cara-cara atau secara sederhana merupakan model interaksi antara konselor dan konseli dalam memecahkan masalah. 4. Hasil interaksi antara keduanya dalam memasuki sistem tersebut. McLeod 2006: 7 mengungkapkan beberapa tujuan konseling. Dari beberapa tujuan tersebut, barangkali beberapa tujuan konseling yang paling penting adalah: 1. Penerimaan diri, yaitu pengembangan sikap positif terhadap diri, yang ditandai kemampuan menjelaskan pengalaman yang selalu menjadi subjek kritik diri dan penolakan. 2. Pemecahan masalah, yaitu menemukan pemecahan problem tertentu yang tidak bisa dipecahkan klien sendiri. 3. Memiliki keterampilan sosial, yaitu mempelajari dan menguasai keterampilan sosial dan interpersonal seperti mempertahankan kontak mata, tidak menyela pembicaraan, asertif atau pengendalian kemarahan. 4. Perubahan tingkah laku, yaitu mengubah atau mengganti pola tingkah laku yang merusak atau maladaptif. Dalam konseling, ada fase-fase yang mencakup proses konseling secara utuh. Fase-fase dimaskud tersebut RobertWilliam, 1987: 11-16 adalah:

1. Fase Keterlibatan

Sebelum memasuki proses konseling, konseli harus melibatkan diri dalam setiap proses yang akan dijalani. Keterlibatan konseli sangatlah penting 25 karena hal itu merupakan tujuan utama konseling pada tahap awal. Salah satu kesulitan yang timbul dalam fase ini adalah tipe konseli yang sulit untuk melibatkan diri dalam proses konseling secara penuh. Hal inilah yang perlu disiasati oleh konselor, karena sangat penting dalam proses penggalian masalah. Selain itu, fase yang memicu keterlibatan konseli adalah desain ruangan konseling yang dianggap nyaman oleh konseli. Hal tersebut tentu saja akan mempengaruhi kesiapan konseli memasuki proses konseling.

2. Fase Penggalian

Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor Yang Berhubungan dengan Niat Ibu Hamil Untuk memanfaatkan Layanan VCT (Voluntary Counseling and Testing) Di wilayah Kerja Puskesmas Ciputat, Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Tahun 2014

5 30 193

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV/AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

7 56 148

SKRIPSI KARAKTERISTIK KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM VCT (VOLUNTARY COUNSELING TEST) PRA DAN PASCA TES HIV (Studi Deskripsi Kualitatif pada Klinik VCT Griya Lentera PKBI Yogyakarta).

0 2 18

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN KARAKTERISTIK KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM VCT (VOLUNTARY COUNSELING TEST) PRA DAN PASCA TES HIV (Studi Deskripsi Kualitatif pada Klinik VCT Griya Lentera PKBI Yogyakarta).

0 3 51

PENUTUP KARAKTERISTIK KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM VCT (VOLUNTARY COUNSELING TEST) PRA DAN PASCA TES HIV (Studi Deskripsi Kualitatif pada Klinik VCT Griya Lentera PKBI Yogyakarta).

0 4 6

Karakteristik Responden Voluntary Counseling and Testing (VCT) dengan Hasil Tes Anti-HIV Reaktif di RSUP Sanglah Denpasar.

0 1 19

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 18

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 2

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 13

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 2 46