Tinjauan Pustaka LANDASAN TEORI

xxvi

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Tanah pasir atau tanah berbutir kasar merupakan jenis tanah non kohesif cohesionless soil, mempunyai sifat antar butiran lepas loose. Hal ini ditunjukkan dengan butiran tanah yang akan terpisah-pisah apabila dikeringkan dan hanya akan melekat apabila dalam keadaan basah yang disebabkan oleh gaya tarik permukaan, Bowles 1986. Tanah non kohesif tidak mempunyai garis batas antara keadaan plastis dan tidak plastis, karena jenis tanah ini tidak plastis untuk semua nilai kadar air. Tetapi dalam beberapa kondisi tertentu, tanah non kohesif dengan kadar air yang cukup tinggi dapat bersifat sebagai suatu cairan kental. Parameter kekuatan geser tanah ini terletak pada nilai kohesi c dan sudut gesek dalam φ. Menurut Hardiyatmo 2001 pondasi tiang dapat dibagi menjadi dua macam ditinjau dari cara mendukung beban, antara lain : a. Tiang Dukung Ujung end bearing pile b. Tiang Gesek friction pile . Faktor lain yang mempengaruhi kapasitas dukung tiang kelompok yaitu tekanan air pori. Poulos dan Davis 1980 mengungkapkan tekanan air pori selama pemancangan menunjukkan bahwa di permukaan dinding tiang, tekanan air pori menjadi sama atau bahkan dapat lebih besar daripada tekanan overburden efektif. Di sisi lain, perkembangan tekanan air pori berkurang dengan cepat bila jarak suatu titik dalam tanah dari tiang bertambah. Di sekitar tiang, tekanan air pori berkembang sangat tinggi, sehingga bisa mencapai 1,5 sampai 2 kali tekanan vertikal efektif awalnya. Penelitian dengan uji model laboratorium umumnya sudah banyak digunakan. Abdrabbo dkk 2001 dalam Setiawan 2003 melakukan penelitian berdasarkan konsep Osterberg Cell, dengan menggunakan kotak uji sebagai tempat pengujian model tiang uji tunggal. Penggunaan Osterberg Cell xxvii merupakan peningkatan dari metode konvensional yang selama ini dilakukan. Selama penggunaan metode tersebut nilai kapasitas perlawanan terhadap beban dan perpindahan tiang dapat diukur. Alat tersebut dipasang dekat dengan dasar pondasi tiang uji yang dapat mencatat pembebanan dan perlawanannya. Sementara itu Subekti 2008 melakukan penelitian dengan menggunakan pemodelan tiang pancang ujung terbuka pada tanah lunak, dengan menggunakan kotak uji sebagai tempat pengujian model. Pembebanan dilakukan dengan beban statis yang dipasang menggantung di atas kotak uji, penelitian ini belum secara jelas menjelaskan seberapa besar pengaruh tahanan selimut. Penelitian Subekti 2008 disempurnakan oleh Azzaqy 2009 yang melakukan penelitian dengan menggunakan pemodelan tiang pancang ujung tertutup pada tanah lunak, dengan menggunakan kotak uji sebagai tempat pengujian model. Pembebanan dilakukan dengan beban statis yang dipasang menggantung di atas kotak uji , penelitian ini belum secara jelas menjelaskan analisis daya dukung dengan metode elemen hingga SAP 2000 V.11 Ahli pondasi umumnya sepakat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pondasi tiang dan kapasitasnya sangatlah kompleks untuk dipelajari secara teoritis dan betul-betul mendasar. Pengertian para ahli pondasi sampai saat ini lebih banyak dipengaruhi pendekatan empiris yang didasarkan pada hasil pengujian pembebanan. Namun demikan, faktor-faktor kegagalan dapat timbul dari pendekatan yang terlalu teoritis serta kegagalan juga dapat terjadi akibat pendekatan yang terlalu empiris yang mengabaikan dasar-dasar teori yang telah terbukti kebenarannya. Seni dan kemampuan geoteknik justru terletak kepada kemampuan untuk menggabungkan prinsip-prinsip mekanika tanah dengan pengalaman dan perkiraan, Iskandar 2002 dalam Chandra 2008. Pondasi tiang merupakan elemen struktur yang berfungsi meneruskan beban pada tanah, baik beban dalam arah vertikal maupun arah horizontal. Pemakaian pondasi tiang pancang pada suatu bangunan, apabila tanah dasar dibawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan bebannya, atau apabila tanah keras yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan bebannya tetapi letaknya sangat dalam. Pondasi tiang digolongkan berdasarkan kualitas bahan material dan cara pelaksanaan. Menurut kualitas bahan material yang digunakan, tiang pancang dibedakan menjadi empat yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang beton, tiang pancang baja dan tiang pancang composite kayu – beton dan baja – beton, Sardjono HS 1988.

2.2. Dasar Teori