Saran KESIMPULAN DAN SARAN

47 DAFTAR PUSTAKA Agromedia, R. 2007. Petunjuk Pemupukan. Agromedia, Jakarta. Astuti, U.T. 2013. Tanggapan Anatomis Akar Dan Pertumbuhan Cabai rawit Capsicum Frutescens L. Terhadap Limbah Cair Tahu. Skripsi. Uniersitas Gajah Mada. Yogyakarta . Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik. Jakarta. Badan Tenaga Nuklir Nasional BATAN. 2014. Azolla Pabrik Mini Nitrogen. http:www.batan.go.idpdinpublikasi file 0220Atomos20Azolla.pdf diakses 30 Desember 2014. Buckman, H.O., Brady, M.C. 1982. Ilmu Tanah. BharataKarya Aksara.Jakarta. 788 hal. Cahyono B. 2008. Cara Meningkatkan Budidaya Kubis. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogjakarta. Dewi Sapitri. 2013. Dampak Penggunaan Pupuk Kimia yang Berlebih. https:safitrianggrainidewi.wordpress.com20140830 makalah-dampak-penggunaan-pupuk-kimia-yang-berlebih diakses tanggal 4 mei 2016. Fara, T. dan D.Noor. 2012. Pemanfaatan Tepung Ampas Tahu Pada Pembuatan Produk Cookies. http:eprints.uny.ac.id93703bab20220- 09512131010.pdf diakses tanggal 17 Agustus 2015. Fiolita Prameswari Putri, Husni Thamrin Sebayang, dan Titin Sumarni. 2013.Pengaruh Pupuk N, P, K, Azolla Azolla pinnata dan Kayu ApuPistia stratiotes Pada Pertumbuhan Dan Hasil Padi Sawah Oryza sativa. Jurnal Produksi Tanaman. 13: 9-20. . Hanafiah, K.A. 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo. Jakarta. 179 hal. Havlin, J. L., J. D. Beaton, S. L. Tisdale and W. L. Nelson, 2005. Soil Fertility and Fertilizersan Introductionto Nutrient Management. Pearson Education, Inc. New Jersey. United States of America. Isnaini, M. 2006. Pertanian Organik Untuk Keuntungan Ekonomi dan Kelestarian Bumi. Kreasi Wacana. Jakarta. 48 Julia Gaskin, David Kissel, Glen Harris and George Boyhan,Original manuscript by Wayne McLaurin, retired Horticulture Professor, and Water Reeves, retired Horticulture Educator. 2009. How To Convert An Inorganic Fertilizer Recommendation To An Organik One C 853. http:extension.uga.edupublicationsdetail.cfm?number=C853 .Diakses tanggal 6 mei 2015 Kaswinarni.F. 2007. Kajian Teknis Pengolahan Limbah Padat Dan Cair Industri Tahu. Thesis. Http:www.eprints.undip.ac.id174071Fibria_ Kaswinarni.pdf . diakses pada tanggal 22 Maret 2015. Kotabe, H. 1997. Batuan Fosfat dan Sumberdaya Fosfat. Pusat Penelitian Sumberdaya Fosfat Jepang. Kanagawa. Lahadassy Jusuf, Mulyati A.M., dan A.H. 2007. Sanaba Pengaruh Dosis Pupuk Organik Padat Daun Gamal Terhadap Tanaman Sawi. http:www.stppgowa.ac.idDataDownloadCentrePapdata-jurnal- agrisistem -stpp-gowa4.20PENGARUH 20DOSIS20PUPUK 20ORGANIK20PADAT20DAUN20GAMAL20TERHADAP 20TANAMAN20SAWI.pdf . Diakses pada tanggal 5 mei 2015. Mathius, I.M. 1984. Hijauan Gliricidia maculate Sebagai Pakan Ternak Ruminansia. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Milawarni. 2013. Pemanfaatan Limbah Serat Serabut Kelapa Dan Polipropilen Bekas Untuk Bahan Pembuatan Genteng Komposit Polimer. http:snyube2013.pnl.ac.id downloadmakalah2013TK03.pdf . Diakses tanggal 6 mei 2015. Musnamar, E. I. 2003. Pupuk Organik Padat, Pembuatan dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta. Nuraini, H. 2014. Analisis Pendapatan Dan Risiko Usahatani Kubis Brassica oleracea Pada Lahan Kering Dan Lahan Sawah Tadah Hujan Di Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus. http:digilib.unila.ac.id4666 diakses tanggal 17 Agustus 2015. Organicfacts. 2016. 7 Manfaat Mengagumkan Kubis Bagi Kesehatan Tubuh Anda http:intips-kesehatan.blogspot.co.id201401manfaat-kagum-kubis- kesehatan-tubuh.html diakses pada tanggal 4 mei 2016 Pracaya. 2005. Kol alias Kubis. Penebar Swadaya, Jakarta. Permadi AH. 1993. Budidaya kubis. Hal. 23 –38 Dalam: Permadi AH Sastrosiswojo, Penyunting. Kubis. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Hortikultura, Lembang. 49 Pramudyanto dan Nurhasan. 1991. Penanganan Limbah PadaPabrik Tahu. Yayasan Bina Karya Lestari. Semarang. Prawiranata, W., S. Haran P. Tjondronegoro. 1991. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Departemen Botani, Fakultas Pertanian. IPB Bogor. Prohati. 2014. Azolla pinnata. http:www.proseanet.orgprohati2browser.php? docsid=299 diakses 4 Januari 2015. Pusat Data dan Informasi Pertanian. 2015. Komoditas Kubis. http:epublikasi.setjen.pertanian.go.idepublikasioutlook2013outlook_h ortiOutlook_Kubis_2013filesassetsbasic-htmlpage17.html diakses tanggal 17 Agustus 2015. Pusteklin. 2002. Penelitian Dasar Teknologi Tepat Guna Pengolahan Limbah Cair. Pusteklin. Yogyakarta Rukmana, R. 1994. Budidaya Kubis dan Broccoli. Kanisius, Yogyakarta. 64 hal. Sitti Risnah, Prapto Yudono, Abdul Syukur.2013.Pengaruh Abu Serabut Kelapa Terhadap Ketersediaan K Di Tanah Dan Serapan K Pada Pertumbuhan Bibit Kakao. http:jurnal.ugm.ac.idjiparticledownload25342268 . Diakses tanggal 5 mei 2015. Simamora, S dan Salundik. 2006. Meningkatkan Kualitas Kompos. Agromedia Pustaka. Jakarta. Suprapti, L. 2005. Pembuatan Tahu. Kanisius.Yogyakarta Supirin, 2004. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Audi. Yogyakarta. 35 hal. Sutejo, M. 1995. Pupuk dan Cara Pemupukan. RinekaCipta.Jakarta Suwamo. 1998. Utilization of Electric Furnace Slag in Agriculture.Doctor Thesis, Graduate School of Agriculture. Tokyo University of Agriculture. Wijaya, K. A. 2008. Nutrisi Tanaman Sebagai Penentu Kualitas HAsil dan Resistensi Alami Tanaman. Prestasi Pustaka. Jakarta. Winarso,S. 2005. Kesuburan Tanah. Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava Media. Yogyakarta. 34 hal. Yuliadi Asmoro, Suranto, dan D.Sutoyo. 2008. Pemanfaatan Limbah Tahu Untuk Peningkatan Hasil Tanaman Petsai. Bioteknologi 5 2: 51-55. 50 Yuwono, M,Basuki, N., Agustin, L .2002. Pertumbuhandan Hasil Ubi Jalar Ipomoea batatas L Lamb.pada Macam dan Dosis Pupuk Organik Yang Berbeda terhadap Pupuk Anorganik. Zainal Arifin. 1996. Azolla Pembudidayaan dan Manfaat Bagi Tanaman Padi. Penebar Swadaya. Jakarta. 51 LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Penelitian T5 T3 T1 T3 T1 T4 T1 T4 T2 T2 T5 T3 T4 T2 T5 Keterangan : T1= limbah tahu padat 13,22 tonhektar LT T2= limbah tahu padat 6,49 tonhektar + kompos gamal 5,43 tonhektar + abu serabut kelapa 15,20 tonhektar LT+KG+AS T3= limbah tahu padat 6,49 tonhektar + kompos azolla 3,15 tonhektar + abu serabut kelapa 15,20 tonhektar LT+KZ+AS T4= limbah tahu padat 6,49 tonhektar + pupuk guano 2,17 tonhektar + abu serabut kelapa 15,20 tonhektar LT+PG+AS T5= Dosis pupuk anjuran Urea 0,44 tonhektar, pupuk SP-36 0,99 tonhektar dan KCl 0,77 tonhektar NPK BLOK 1 BLOK 2 BLOK 3 Arah Kesuburan 50 cm 30 cm 52 Lampiran 2. Layout Dalam Petak Perlakuan Penelitian Keterangan : Ukurang petak perlakuan penelitian : 1,8 x 1,2 m Jarak tanam : 30 x 30 cm O :tanaman sampel 30 cm 1,2 m 1,8 m O O O O O 15 cm 30 15 O O O O O O O O O O O O O O O O O O O 0,6 m 0,6 m 53 Lampiran 3. Perhitungan Kebutuhan Pupuk Organik Limbah Tahu Padat, Azolla, Gamal, Guano, dan Abu Serabut Kelapa Jarak tanam kubis 30 x 30 cm Populasi tanaman kubis = Luas lahan Jarak tanam = 100.000.000 cm 2 900 cm 2 = 111.111 tanaman

A. Kebutuhan hara tanaman kubis

Urea 4 gram = x 4 = 1,84 gram N tanaman SP-369 gram = x 9= 3,29 gram P 2 O 5 tanaman KCl 7 gram = x 7= 46 gram K 2 O tanaman

B. Kandungan hara pada limbah tahu padat

Kandungan limbah tahu padat 1,24 N, 5,54 P, 1,34 K. Ndari limbah tahu padat , x 1,8 = 119 gram atau 13,22 tonhektar yang diperoleh dari 119 gram 1.000.000 gram x 111.111 = 13,22 tonhektar Dalam 119 gram limbah tahu padat memiliki kandungan: P = , x 119 = 6,59 gram P 2 O 5 K = , x 119 = 4,99 gram K 2 O Jika limbah tahu padat yang digunakan sebanyak 119 gram, maka kebutuhan N,P,K terpenuhi. Perlakuan LT = limbah tahu padat 13,22 tonhektar. Pdari limbah tahu padat , x 3,24 = 58,48 gram atau 6,49 tonhektar yang diperoleh dari 58,48 gram 1.000.000 gram x 111.111 = 6,49 tonhektar. Dalam 58,48 gram limbah tahu padat memiliki kandungan : N = , x 58,48 = 0,724 gram N K = , x 58,48 = 0,771 gram K 2 O Dosis kompos gamal uang harus ditambahkan untuk memenuhi N : N = , x 1,84 – 0,724 = 48,95 gramatau 5,43 tonhektar yang diperoleh dari 48,95 gram 1.000.000 gram x 111.111 = 5,43 tonhektar 54 Dosis abu serabut kelapa yang harus ditambahkan untuk memenuhi kebutuhanK : K = , x 4,2 – 0,771 = 137,2 gram tanaman atau 15,2 tonhektar yang diperoleh dari 137,2 gram 1.000.000 gram x 111.111 = 15,2 tonhektar Perlakuan LT+KG+AS= limbah tahu padat 6,49 tonhektar+ kompos gamal 5,43 tonhektar + abu serabut kelapa 15,2 tonhektar. Dosis kompos azolla yang harus ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan N : N = , x 1,84 – 0,724 = 28,44 gram atau 3,15 tonhektar yang diperoleh dari 28,44 gram 1.000.000 gram x 111.111 = 3,15 tonhektar Perlakuan LT+AZ+AS = limbah tahu padat 6,49 tonhektar + kompos azolla 3,15 tonhektar+ abu serabut kelapa 15,2 tonhektar. Dosis pupuk guano yang harus ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan N : N = , x 1,84 – 0,724 = 19,58 gram tanaman atau 2,17 tonhektar yang diperoleh dari 19,58 gram 1.000.000 gram x 111.111 = 2,17 tonhektar Perlakuan LT+PG+AS = limbah tahu padat 6,49 tonhektar+ pupuk guano 2,17 tonhektar + abu serabut kelapa 15,2 tonhektar.

C. Kebutuhan pupuk pada budidaya tanaman kubis perhektar.

Urea= 4 g tanaman atau 0,44 tonhektar yang diperoleh dari 4 gram 1.000.000 gram x 111.111 = 0,44 tonhektar SP-36 = 9 g tanaman atau 0,99 tonhektar yang diperoleh dari 9 gram 1.000.000 gram x 111.111 = 0,99 tonhektar KCl= 7 g tanaman atau 0,77 tonhektar yang diperoleh dari 7 gram 1.000.000 gram x 111.111 = 0,77 tonhektar Perlakuan NPK Dosis pupuk anjuran Urea 0,44 tonhektar, pupuk SP-36 0,99 tonhektar dan KCl 0,77 tonhektar