Limbah Tahu TINJAUAN PUSTAKA

16 Industri tahu menghasilkan limbah padat kering dan basah dan limbah cair. Limbah cair tahu mengandung K sebesar 616 mgl, N-Total sebesar 69,28 mgl dan P-Total sebesar 39,83 mgl. Menurut Kaswinarni 2007 komponen terbesar dari limbah cair tahu yaitu protein N- total sebesar 226,06-434,78 mgl, meski begitu kandungan tertinggi limbah cair tahu adalah unsur K.Limbah padat kering industri tahu umumnya berupa kotoran yang tercampur dengan kedelai, misalnya kerikil, kulit dan batang kedelai, serta kedelai yang rusakbusuk, dan kulit ari kedelai yang berasal dari pengupasan kering. Limbah padat basah dari proses pembuatan tahu berupa ampas yang masih mengandung gizi. Limbah padat tahu memiliki kandungan hara N nitrogen sebesar 1,24, P 2 O 5 fosfat sebesar 5,54, dan K 2 O kalium sebesar 1,34 Yuliadi, dkk., 2008. Namun limbah cair dan padat dari industri tahu dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada tanaman budidaya terutama sayuran Sutejo, 1995; Purnama 2007. Tabel 2.Hasil analisis komposisi unsur hara pada limbah tahu padat dan cair Kandungan Limbah tahu Cair mgl Padat N 0,27 1,24 P 228,85 5,54 K 0,29 1,34 Sumber : Yuliadi, dkk. 2008 Syarat komposisi N dan P yang diperlukan untuk pupuk cair sekitar kurang dari 5, sehingga kandungan nutrient pada limbah cair tahu memenuhi syarat pupuk cair tersebut Astuti, 2013. Limbah padat kering industri tahu umumnya berupa kotoran yang tercampur dengan kedelai, misalnya: kerikil, kulit dan batang kedelai, serta kedelai yang rusakbusuk, dan kulit ari kedelai yang berasal dari 17 pengupasan kering. Limbah padat basah dari proses pembuatan tahu berupa ampas yang masih mengandung gizi. Dalam keadaan baru ampas tahu ini tidak berbau, namun setelah kurang lebih 12 jam akan timbul bau busuk secara berangsur-angsur yang sangat mengganggu lingkungan.Pemanfaatan limbah tahu baik limbah padat maupun cair sebagai pupuk dalam budidaya tanaman kubis, diharapkan dapat meminimalkan pencemaran lingkungan dan membuka lapangan pekerjaan sampingan yang baru.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh limbah tahu terhadap pertumbuhan kol, serta konsentrasi terbaik untuk pertumbuhan tanaman tersebut. Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah penggunaan limbah tahu padat dengan campuran kompos gamal, kompos azolla, pupuk guano, dan abu serabut kelapa dapat menggantikan penggunaan pupuk NPK anorganik pada budidaya tanaman kubis 18

III. TATA CARA PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa tengah, dengan ketinggian tempat 1200 m di atas permukaan laut. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan dimulai Desember 2015 sampai dengan bulan Februari 2016.

B. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan didalam penelitian ini yaitu limbah tahu padat yang di ambil dari Canguk, Magelang, tanah regosol, benih kubis varietas GREEN HERO, Urea, SP-36, KCl, tanaman Azolla, daun Gamal, pupuk guano, abu serabut kelapa. Peralatan yang digunakam dalam penelitian ini yaitu, neraca analitik, oven, cangkul, sabit ,label, jangka sorong, ember, meteran, timbangan, tali raffia, paku, bambu, paranet, papan label, hand sprayer, dan alat-alat tulis.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok Lengkap RAKL yang disusun dengan faktor tunggal, yang terdiri dari berbagai macam jenis pupuk yang dihitung berdasarkan kebutuhan kandungan unsur hara N, P, dan K tanaman kubis. Berikut ini terdapat lima jenis pupuk yang dicobakan pada penelitian yang akan dilakukan, yaitu ; 19 LT = limbah tahu padat 13,22 tonhektar LT+KG+AS = limbah tahu padat 6,49 tonhektar + kompos gamal 5,43 tonhektar + abu serabut kelapa 15,20 tonhektar LT+KZ+AS = limbah tahu padat 6,49 tonhektar + kompos azolla 3,15 tonhektar + abu serabut kelapa 15,20 tonhektar. LT+PG+AS = limbah tahu padat 6,49 tonhektar + pupuk guano 2,17 tonhektar + abu serabut kelapa 15,20 tonhektar NPK = Dosis pupuk anjuran Urea 0,44 tonhektar, pupuk SP-36 0,99 tonhektar dan KCl 0,77 tonhektar Masing-masing perlakuan diberi 3 ulangan, sehingga diperoleh 15 unit percobaan. Setiap blok percobaan terdapat 120 tanaman yang terdiri dari 8 tanaman sampel untuk mengamati hasil tanaman kubis dan 4 tanaman sampel untuk mengamati tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter krop sehingga total tanaman berjumlah 360 tanaman kubis.

D. Cara Penelitian

1. Persiapan Tanam

a. Persiapan bibit 1 Persiapan bibit pertamakali di semai dinampan atau baki yang telah di isi tanah sampai umur satu minggu setelah itu bibit dipisah dalam cetakan atau kepalan yang berisi dua puluh lima bibit agar dapat memudahkan penanaman. 2 Persiapan bibit dilakukan dengan memesan bibit kubis di pejual bibit sayuran daerah Telatar, Sawangan Magelang. Bibit kubis yang digunakan yaitu kubis hibrida varietas Green Herro yang berumur 2 minggu setelah