Identifikasi Dan Inventarisasi Jenis Tanaman Ubikayu (Manihot Esculenta Crantz.) Di Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara

(1)

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI JENIS TANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz.) DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

SUMATERA UTARA

SKRIPSI

OLEH:

MUHAMMAD FAUZI 100301147

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015


(2)

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI JENIS TANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz.) DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

SUMATERA UTARA

SKRIPSI

OLEH:

MUHAMMAD FAUZI 100301147

PEMULIAAN TANAMAN

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015


(3)

Judul : Identifikasi dan Inventarisasi Jenis Tanaman Ubikayu (Manihot esculenta Crantz.) di Kabupaten Serdang Bedagai

Sumatera Utara Nama : Muhammad Fauzi NIM : 100301147

Prodi : Agroekoteknologi Minat Studi : Pemuliaan Tanaman

Disetujui Oleh, Dosen Komisi Pembimbing

Ir. Emmy Harso Kardhinata, M.Sc

Ketua Anggota Dr. Ir. Lollie Agustina P.Putri, M.Si

Mengetahui :

(

Ketua Program Studi Agroteknologi Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, M. Sc.)


(4)

ABSTRAK

MUHAMMAD FAUZI, Identifikasi dan Inventarisasi Varietas Tanaman Ubikayu (Manihot esculenta crantz) di Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara. Dibimbing oleh Emmy Harso Kardhinata dan Lollie Agustina P. Putri.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik morfologi tiap jenis ubi kayu yang dilaksanakan di tiga kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai, yaitu Perbaungan, Serbajadi, dan Dolok Masihul, terutama tiga desa di setiap kecamatan yaitu Desa Jambur Pulau, Suka Jadi, Lidah Tanah, Tanjung Harap, Kuala Bali, Karang Tengah, Dolok Manampang, Kota Tengah, and Kampung Mangga. Penelitian ini menggunakan metode survei yaitu accidental sampling (sampling kebetulan). Parameter yang diamati adalah ratio panjang/lebar daun, ratio panjang lobus dan petilole, lobus daun, warna petiole, tinggi tanaman, panjang ruas, warna batang atas, batang bawah, warna kulit luar umbi, warna kulit dalam umbi, diameter umbi, panjang umbi, jumlah umbi, rata-rata bobot umbi dan hasil umbi.

Hasil penelitian menunjukkan penciri utama ubi kayu memiliki batang atas dan batang bawah yang berbeda yaitu hijau, hijau kemerahan, abu-abu dan gading. Warna umbi yang berbeda, yaitu rose/putih, kuning dan gading. Dari 7 jenis ubi kayu, 6 diantaranya diketahui nama daerah yang digunakan oleh masyarakat setempat, yaitu Ubikayu Malaysia, Ubi roti, Ubi Adira 1, Ubi Kalimantan, Ubi Valencia, dan Ubi pulut. Satu jenis lainnya belum diketahui nama daerahnya sehingga pada hasil penelitian ini diberi sebutan jenis X.

Kata kunci : Ubi kayu, identifikasi, inventarisasi, morfologi


(5)

ABSTRACT

MUHAMMAD FAUZI, Identification and Inventarisation of Cassava Variety (Manihot esculenta crantz) in Serdang Bedagai Regency of North Sumatera. Supervised by Emmy Harso Kardhinata and Lollie Agustina P. Putri.

The main goal of this research was to identify the morphological characteristics of some varieties of cassava which was conducted in three sub-districts of Serdang Bedagai Regency, i.e. Perbaungan, Serbajadi, and Dolok Masihul and especially three villages in each sub-district, i.e. Jambur Pulau, Suka Jadi, Lidah Tanah, Tanjung Harap, Kuala Bali, Karang Tengah, Dolok Manampang, Kota Tengah, and Kampung Mangga. This research was implemented by using survey method of accidental sampling. The parameters observed were the ratio of length and width of leaves, the ratio of length of lobes and petioles, leaf’s lobe, petiole’s color, plant’s height, stem segments’ length, mature stem’s color, young stem’s color, cassava’s outer skin color, cassava’s inner skin color, diameter of cassava, length of cassava, amount of cassava, average of cassava weight, and cassava productivities.

The result of research showed the specific characteristics of cassavas which have different mature and young stem in case of color which were green, reddish green, grey, and amber; different colors of cassava which were rose/ white, yellow, and amber. The result obtained from this research was that 6 of 7 types of cassava had been named according to their origins by local people around that were Malaysia Cassava, Roti Cassava, Adira-1 Cassava, Kalimantan (Banjar) Cassava, Valencia Cassava, and Pulut Cassava. One type remaining has not been known yet about its origin, so that it was intently named X Cassava in this research.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Percobaan ... 4

Kegunaan Penulisan ... 5

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ... 6

Syarat Tumbuh ... 9

Iklim ... 9

Tanah ... 10

Varietas – Varietas Ubi Kayu ... 10

Identifikasi dan Inventarisasi Ubikayu ... 12

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ... 14

Kondisi Umum Lokasi Penelitian ... 14

Bahan dan Alat ... 15

Metode Penelitian ... 15

Pelaksanaan Penelitian ... 16

Parameter ... 17

Analisis Data ... 18

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 20


(7)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 38 Saran ... 38 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

No Hal

1. Lokasi Penelitian Identifikasi Ubi Kayu ... 20

2. Hasil Identifikasi Karakter Ubi Malaysia ... 21

3. Hasil Identifikasi Karakter Ubi Roti ... 23

4. Hasil Identifikasi Karakter Ubi X ... 25

5. Hasil Identifikasi Karakter Ubi Adira 1 ... 27

6. Hasil Identifikasi Karakter Ubi Kalimantan ... 29

7. Hasil Identifikasi Karakter Ubi Pulut ... 31


(9)

DAFTAR GAMBAR

No Hal

1. Ubi Malaysia dan bagian-bagian yang diamati ... 22

2. Ubi Roti dan bagian-bagian yang diamati ... 24

3. Ubi X dan bagian-bagian yang diamati... 26

4. Ubi Adira 1 dan bagian-bagian yang diamati ... 28

5. Ubi Kalimantan dan bagian-bagian yang diamati ... …30

6. Ubi Pulut dan bagian-bagian yang diamati ... 32


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No Hal

1. Peta Lokasi Kabupaten Serdang Bedagai ... 41

2. Panduan Eksplorasi Tanaman Untuk Data Paspor ... 42

3. Panduan Eksplorasi Tanaman Untuk Data Informasi Umum ... 43

4. Panduan Identifikasi Karakter Tanaman ... 44


(11)

ABSTRAK

MUHAMMAD FAUZI, Identifikasi dan Inventarisasi Varietas Tanaman Ubikayu (Manihot esculenta crantz) di Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara. Dibimbing oleh Emmy Harso Kardhinata dan Lollie Agustina P. Putri.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik morfologi tiap jenis ubi kayu yang dilaksanakan di tiga kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai, yaitu Perbaungan, Serbajadi, dan Dolok Masihul, terutama tiga desa di setiap kecamatan yaitu Desa Jambur Pulau, Suka Jadi, Lidah Tanah, Tanjung Harap, Kuala Bali, Karang Tengah, Dolok Manampang, Kota Tengah, and Kampung Mangga. Penelitian ini menggunakan metode survei yaitu accidental sampling (sampling kebetulan). Parameter yang diamati adalah ratio panjang/lebar daun, ratio panjang lobus dan petilole, lobus daun, warna petiole, tinggi tanaman, panjang ruas, warna batang atas, batang bawah, warna kulit luar umbi, warna kulit dalam umbi, diameter umbi, panjang umbi, jumlah umbi, rata-rata bobot umbi dan hasil umbi.

Hasil penelitian menunjukkan penciri utama ubi kayu memiliki batang atas dan batang bawah yang berbeda yaitu hijau, hijau kemerahan, abu-abu dan gading. Warna umbi yang berbeda, yaitu rose/putih, kuning dan gading. Dari 7 jenis ubi kayu, 6 diantaranya diketahui nama daerah yang digunakan oleh masyarakat setempat, yaitu Ubikayu Malaysia, Ubi roti, Ubi Adira 1, Ubi Kalimantan, Ubi Valencia, dan Ubi pulut. Satu jenis lainnya belum diketahui nama daerahnya sehingga pada hasil penelitian ini diberi sebutan jenis X.

Kata kunci : Ubi kayu, identifikasi, inventarisasi, morfologi


(12)

ABSTRACT

MUHAMMAD FAUZI, Identification and Inventarisation of Cassava Variety (Manihot esculenta crantz) in Serdang Bedagai Regency of North Sumatera. Supervised by Emmy Harso Kardhinata and Lollie Agustina P. Putri.

The main goal of this research was to identify the morphological characteristics of some varieties of cassava which was conducted in three sub-districts of Serdang Bedagai Regency, i.e. Perbaungan, Serbajadi, and Dolok Masihul and especially three villages in each sub-district, i.e. Jambur Pulau, Suka Jadi, Lidah Tanah, Tanjung Harap, Kuala Bali, Karang Tengah, Dolok Manampang, Kota Tengah, and Kampung Mangga. This research was implemented by using survey method of accidental sampling. The parameters observed were the ratio of length and width of leaves, the ratio of length of lobes and petioles, leaf’s lobe, petiole’s color, plant’s height, stem segments’ length, mature stem’s color, young stem’s color, cassava’s outer skin color, cassava’s inner skin color, diameter of cassava, length of cassava, amount of cassava, average of cassava weight, and cassava productivities.

The result of research showed the specific characteristics of cassavas which have different mature and young stem in case of color which were green, reddish green, grey, and amber; different colors of cassava which were rose/ white, yellow, and amber. The result obtained from this research was that 6 of 7 types of cassava had been named according to their origins by local people around that were Malaysia Cassava, Roti Cassava, Adira-1 Cassava, Kalimantan (Banjar) Cassava, Valencia Cassava, and Pulut Cassava. One type remaining has not been known yet about its origin, so that it was intently named X Cassava in this research.


(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bagi Indonesia, ubikayu merupakan komoditas pangan penting, dan ke depan komoditas ini akan semakin strategis peranannya bagi kehidupan masyarakat dan perekonomian negara. Berdasarkan areal panen komoditas pangan, ubikayu menduduki urutan ke tiga setelah padi dan jagung, yang ketiganya sebagai sumber karbohidrat utama masyarakat. Pada tahun 2013, luas panen padi, jagung, dan ubikayu berturut turut adalah sekitar 742.968.00; 211.750.00; dan 47.141.00 hektar, yang secara berurutan menghasilkan sekitar 372.724 ton gabah kering, 1.183.011 ton biji kering, dan 1.518.221 ton umbi segar . Ubikayu merupakan salah satu sumber karbohidrat yang banyak terdapat di Sumatera Utara. Produksi ubikayu dari tahun 1987 hingga 2013 mengalami fluktuasi dan pada 3 tahun terakhir cenderung mengalami penurunan. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus apa penyebab terjadinya penurunan produksi tersebut. (BPS, 2013).

Di dalam negeri, ubi kayu dimanfaatkan untuk pangan baik secara langsung (pengolahan tradisional) maupun melalui pengolahan (industri), serta untuk pakan dan industri non pangan. Dewasa ini sebagian besar hasil ubi kayu dalam negeri dimanfaatkan untuk pangan yakni sekitar 75 %, selebihnya untuk pakan 2%, industri (non pangan) 14%, dan hilang karena tercecer sebesar 9% (Hafsah, 2003).

Kementerian Pertanian Republik Indonesia terus berupaya menurunkan tingkat konsumsi beras masyarakat dengan mencari pengganti pangan lainnya, seperti halnya ubikayu (singkong). Karenanya, Kementan terus mengulirkan


(14)

program Gengsi Singkong untuk memperkuat ketahanan pangan alternatif. Meskipun singkong selama ini diasosiasikan sebagai makanan kelas dua dan hanya dikonsumsi oleh penduduk desa, seiring dengan berbagai perkembangan penelitian dan inovasi teknologi. Singkong dapat diolah menjadi produk olahan bernilai jual tinggi, Selain itu ubikayu atau singkong merupakan sumber karbohidrat terpenting ketiga setelah beras dan jagung, sehingga dapat dijadikan

sebagai pangan pokok atau cadangan (buffer stock) pangan. (Kementan, 2012).

Adapun daerah yang berpotensi untuk penanaman ubi kayu yakni di Simalungun, Tapanuli Utara, Deliserdang dan Serdang Bedagai. Tetapi dari data yang ada, ubi kayu umumnya dibudidayakan di 33 kabupaten/kota yang ada di Sumut, meskipun jumlah tanaman dan produksinya bervariasi. Hal ini menunjukkan banyaknya jenis – jenis ubi kayu (Manihot esculenta. CRANTZ) yang terbesar di Kabupaten Simalungun Kecamatan Tanah Jawa dan Kecamatan Sidamanik di daerah Sumatera Utara yang perlu diidentifikasi dan diketahui jenis – jenisnya. (Azwar, 2010)

Ubikayu menghasilkan umbi yang mengandung pati. Pada umbi ubikayu terdapat racun asam sianida. Pada ubikayu manis kandungan asam sianida pada umbi sangat rendah sehingga tidak dapat menimbulkan efek keracunan bagi yang mengkonsuminya. Sedangkan ubikayu pahit kandungan asam sianida sangat tinggi sehingga dapat meimbulkan keracunan bagi yang mengkonsumsinya. Panjang ubi berkisar antara 30 sampai 50 cm dengan garis tengah 5-10 buah umbi. (Darjanto dan Murjati, 1980)


(15)

Meski diperoleh data yang cukup tentang luas panen, produksi, dan produktivitas, namun hingga saat ini belum diketahui secara pasti berapa banyak jenis (varietas) ubikayu yang ditanam oleh masyarakat Sumatera Utara sehingga perlu dilakukan penelitian berupa inventarisasi jenis-jenis ubikayu yang ada. Selanjutnya jenis-jenis yang ada perlu diuji daya adaptasinya terhadap berbagai faktor lingkungan tumbuh, antara lain adalah ketinggian tempat. Dari penelitian ini diharapkan diperoleh informasi tentang potensi hasil, kandungan kimia, sifat fisik, dan sifat biologis setiap jenis ubi kayu berdasarkan lingkungan tumbuhnya. (Kardhinata, 2010).

Studi identifikasi dan karakterisasi sumberdaya bahan pangan lokal merupakan salah satu upaya untuk mengidentifikasi kekayaan sumber bahan pangan lokal dan untuk mengetahui strategi masyarakat lokal dalam rangka menyediakan bahan pangan sepanjang tahunnya. Upaya ini sangat mendasar untuk memahami kondisi aktual kekayaan sumber daya pangan lokal dan budaya masyarakat lokal dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya pangan lokal yang dimilikinya (Purwanto, 2011).

Kegiatan inventarisasi merupakan kegiatan turun ke lapangan mengumpulkan data tentang jenis-jenis tanaman yang ada di daerah tersebut. Kegiatan inventarisasi ini meliputi kegiatan eksplorasi dan identifikasi. Kegiatan inventarisasi dan karakterisasi terhadap morfologi genotipe tanaman ubi kayu diharapkan dapat mengungkapkan potensi unggulan tanaman ini dan informasi yang didapatkan digunakansebagai acuan untuk mengenalkan jenis-jenis ubi kayu yang ada di daerah ini dalam ruang lingkup yang lebih luas (Yuniarti, 2011).


(16)

Menurut SK. Menteri Pertanian Nomor : 700/Kpts/OT.320/D/12/2011 menyatakan bahwa deskripsi varietas merupakan kumpulan karakter kuantitatif dan kualitatif yang disusun menurut prosedur tertentu sehingga dapat mencirikan suatu varietas. Mengingat bahwa karakter-karakter dalam deskripsi varietas akan digunakan sebagai acuan dalam uji kebenaran varietas, tentunya pemahaman tentang penulisan istilah-istilah dalam deskripsi harus sama. Salah satu parameter yang harus dicantumkan dalam deskripsi adalah keunggulan suatu varietas.

Ragam tanaman ubikayu yang banyak tersebut perlu diidentifikasi dalam rangka untuk mengetahui sifat-sifat keunggulannya yang dapat dijadikan bahan dasar seleksi pada program pemuliaan lebih lanjut. Pada umumnya identifikasi mendasarkan pada sifat-sifat morfologi (wujud, bentuk dan struktur) tanaman karena prosedurnya mudah dan cepat, namun identifikasi secara morfologi saja 3 banyak kelemahannya karena adanya pengaruh faktor lingkungan, perbedaan umur tanaman dan jaringan tanaman.

Perumusan masalah yaitu untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas hasil, maka perlu dilakukan inventarisasi, koleksi, karakterisasi dan evaluasi tanaman ubi kayu yang sudah ada, dengan tujuan untuk mencegah terjadinya erosi genetik yang berakibat pada hilangnya sumber genetik yang mungkin belum diketahui manfaatnya ini bertujuan untuk mengetahui variasi genetik koleksi ubi kayu, sehingga diharapkan dapat dihasilkan varietas unggul dengan produktifitas tinggi dan kualitas minyak memenuhi standar perdagangan Internasional.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis ubikayu (Manihot esculenta Crantz) yang terdapat di Kabupaten Serdang Bedagai


(17)

Propinsi Sumatera Utara, dan untuk mengetahui karakteristik tiap jenis ubi kayu (karakter fenotif dan morfologi batang, daun, dan umbi).

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang memerlukan.


(18)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Tanaman ubikayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Euphorbiales, Famili : Euphorbiaceae, Genus : Manihot, Spesies : Manihot esculenta (Allem, 2002).

Secara taksonomis, ubikayu termasuk dalam Famili Euphorbiaceae dengan nama Melayu Ubikayu atau ubi Gajah. Di Sumatera dinamakan gadung atau ketela, di Jawa dikenal dengan nama ketela, balok, singkong, di Jawa Barat dikenal dengan sampeu, di Sulawesi dinamakan Batata Kayu sedang di Kalimantan disebut dengan Peti Kayu (Sharma, 1993).

Daun ketela pohon termasuk daun tunggal. Jadi pada satu tangkai ada satu helai, pada ketiak daun terdapat tunas. Tanaman ini termasuk tumbuhan monokotil. Perdu yang tidak bercabang atau kadang bercabang dua, tinggi bisa mencapai 4 m, bergetah putih dan mengandung sianida pada konsentrasi yang berbeda-beda. Umbi akar besar, memanjang dengan kulit berwarna coklat suram. Batang berkayu dengan tanda berkas daun yang tampak dengan jelas. Daun tungal tersusun secara spiral, panjang tangkai daun 5-30 cm, helaian daun rata sampai terbagi 3 - 10 sampai pangkal daunnya. Perbungaan dalam tandan di ujung batang dengan panjang 3-10 cm. Buah bulat telur bersayap 6 dengan diameter 1-1,5 cm, terdapat n 3 biji di dalamnya (Sharma, 1993).

Secara garis besar daun terdiri dari jaringan epidermis, mesofil dan berkas pengangkut. Sel epidermis terletak paling luar dilapisi oleh selapis kutikula. Pada tumbuhan monokotil tidak ada diferensiasi spons parenkim dan parenkim


(19)

palisade. Pada parenkim palisade terdapat variasi sel parenkim seperti sel minyak, sel lendir dan ergastik sel . Tanaman ini termasuk tumbuhan monokotil. Perdu yang tidak bercabang atau kadang bercabang dua, tinggi bisa mencapai 4 m,

bergetah putih dan mengandung sianida pada konsentrasi yang berbeda-beda (Darjanto dan Murjati, 1980).

Tanaman ubikayu dewasa dapat mencapai tinggi 1 sampai 2 meter, walaupun ada beberapa kultivar yang dapat mencapai tinggi sampai 4 meter. Batang ubi kayu berbentuk silindris dengan diameter berkisar 2 sampai 6 cm. Warna batang sangat bervariasi, mulai putih keabu-abuan sampai coklat atau coklat tua. Batang tanaman ini berkayu dengan bagian gabus (pith) yang lebar. Setiap batang menghasilkan rata-rata satu buku (node) per hari di awal pertumbuhannya, dan satu buku per minggu di masa-masa selanjutnya. Setiap satu satuan buku terdiri dari satu buku tempat menempelnya daun dan ruas buku (internode). Panjang ruas buku bervariasi tergantung genotipe, umur tanaman, dan faktor lingkungan seperti ketersediaan air dan cahaya. Ruas buku menjadi pendek dalam kondisi kekeringan dan menjadi panjang jika kondisi lingkungannya sesuai, dan sangat panjang jika kekurangan cahaya (Ekanayake et al., 1997).

Ubikayu bersifat monoecious, yaitu bunga jantan dan betina terdapat pada satu pohon. Beberapa variatas berbunga secara teratur dan cukup sering, beberapa varitas lain jarang berbunga atau bahkan tidak berbunga sama sekali. Produksi bunga sangat penting untuk pembiakan. Tumbuhnya bunga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti banyaknya cahaya dan suhu. Bunga ubikayu dihasilkan pada dahan reproduktif. Bunga jantan berkembang dekat puncak rangkaian bunga, sedangkan bunga betina tumbuh dekat dasar rangkaian bunga.


(20)

Setiap bunga, jantan dan betina, mempunyai 5 buah daun bunga terluar berwarna kekuningan atau kemerahan. Bunga jantan mempunyai 10 buah benang sari yang tersusun dalam 2 lingkaran, yang masing-masing berisi 5 benang sari. Tangkai benang sari berdiri bebas dan kepala benang sarinya kecil. Bunga betina mempunyai indung telur berukuran panjang mencapai 1 cm dan mempunyai 3 buah kantung kecil, masing-masing dengan satu sel telur. Bunga betina mekar 1-2 minggu sebelum bunga jantan (protogini). Penyerbukan biasanya dilakukan oleh serangga. Penyerbukan sendiri terjadi jika bunga betina dan bunga jantan yang terletak pada dahan yang berbeda dan pohon yang sama mekar pada waktu yang bersamaan. Setelah penyerbukan dan fertilisasi, indung telur berkembang menjadi buah. Buah matang dalam waktu 70–90 hari. Buah yang sudah matang berupa kapsul dengan diameter 1–1,5 cm akan pecah secara alamiah ketika kering atau layu. Biji ubikayu berbentuk oval dengan panjang 0,7–1,0 cm. Biji mempunyai kulit (testa) yang rapuh, mudah pecah. Biji berwarna abu-abu, kecoklatan atau abu-abu tua dengan bintik-bintik gelap (Ekanayake et al., 1997).

Daging umbi merupakan tempat penyimpanan utama tanaman ubi kayu dimana butir-butir pati disimpan. Warna daging umbi bervariasi dari putih sampai krem atau kuning. Warna kuning menandakan kadar beta karoten yang tinggi. Benang vaskular tengah terdiri dari bundel xylem. Kadar serat dan kekuatan benang ini bergantung pada kondisi lingkungan dan umur tanaman. Umbi ubikayu bervariasi bentuknya, bergantung kondisi tanah tempat tumbuhnya (Ekanayake et al., 1997).

Tumbuhan ini berasal dari Brazilia, memiliki batang mencapai ketinggian sehingga 2 meter, dan mempunyai rizom atau ubi yang besar, berbentuk silinder


(21)

serta kaya akan kanji. Beberapa jenis ubikayu bagian umbinya ada yang beracun, getahnya mengandung bahan aktif yang disebut linamarin (yang akan bertukar kepada hidrogen sianida, aseton dan glukos), lotaustratin, hidrogen sianida (asid prussic). Apabila dimakan, hidrogen sianida akan terhasil dan menyerap ke dalam aliran darah lalu bergabung dengan hemoglobin di dalam sel darah merah. Keadaan ini menyebabkan oksigen tidak dapat diedarkan di dalam sistem badan. Seterusnya tanda keracunan berikut akan dapat dilihat dari kadar pernafasan yang meningkat dan denyutan nadi meningkat, kekejangan otot, pucat, lemah , rasa loyo, muntah, sakit perut, koma dan bisa menyebabkan kematian. Getah tumbuhan ini juga bisa menyebabkan keradangan pada kulit (Westby, 2002).

Ubikayu (Manihot esculenta atau Manihot utilisima) merupakan tanaman hari tahunan. Tanaman ini berasal dari Amerika tropis yaitu Venezuela, Brasil dan Amerika Tengah. Pada abad 16 tanaman ini masuk ke Arifa Barat, Srilangka pada tahun 1786 dan ke Jawa tahun 1835 (Wargiono, 1979).

Syarat tumbuh Iklim

Ubikayu merupakan tanaman yang menghendaki persyaratan iklim tertentu. Tanaman ubi kayu menghendaki suhu antara 180 – 350 C. Pada suhu di bawah 10oC pertumbuhan tanaman ubi kayu akan terhambat. Kelembaban udara yang dibutuhkan ubi kayu adalah 65% (Suharno et al.,1999 dalam Sundari 2010).

Namun demikian, untuk berproduksi secara maksimum tanaman ubi kayu membutuhkan kondisi tertentu, yaitu pada dataran rendah tropis, dengan ketinggian 150 m di atas permukaan laut (dpl), dengan suhu rata-rata antara


(22)

25-27oC, tetapi beberapa varietas dapat tumbuh pada ketinggian di atas 1500 m dpl (Sundari, 2010).

Tanaman ubikayu dapat tumbuh dengan baik apabila curah hujan cukup, tetapi tanaman ini juga dapat tumbuh pada curah hujan rendah (< 500 mm), ataupun tinggi (5000 mm). Curah hujan optimum untuk ubi kayu berkisar antara 760- 1015 mm per tahun. Curah hujan terlalu tinggi mengakibatkan terjadinya serangan jamur dan bakteri pada batang, daun dan umbi apabila drainase kurang baik (Suharno et al, 1999 dalam Sundari 2010).

Tanah

Tanaman ini tumbuh optimal pada ketinggian antara 10 -700 m dpl. Tanah yang sesuai adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak liat juga tidak poros. Selain itu kaya akan unsur hara. Jenis tanah yang sesuai adalah tanah alluvial, latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol. Sementara itu pH yang dibutuhkan antara 4,5-8, dan untuk pH idealnya adalah 5,8. Curah hujan yang yang diperlukan antara 1.500 – 2.500 mm/tahun. Kelembaban udara optimal untuuk tanaman antara 60%-65%. Suhu udara minimal 10 ºC. Kebutuhan akan sinar matahari sekitar 10 jam tiap hari dan hidup tanpa naungan( Effendi 2002).

Varietas Ubikayu

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan Pusat Penelitian Pengembangan Pertanian telah melepas beberapa varietas unggul ubi kayu antara lain:


(23)

Varietas Malang 1 dan Malang 2 mempunyai umur panen 270 dan 240 hari dengan produksi mencapai 37 dan 32 ton/ha. Tahan tungau merah dan bercak coklat merah daun menjadi varietas unggul yang dilepas pada tahun 1993

Pada tahun 1993 dilepas tiga varietas introduksi, yaitu Adira 1, Adira 2, dan Adira 4, ketiga varietas ini mempunyai sifat ketahanan terhadap hama tungau merah dan tahan layu. Sedangkan umur panennya berbeda, yaitu Adira 1 215 hari, Adira 2 250 hari, dan Adira 4 270 hari, produksi perhektarnya berkisar antara 21, 35, dan 37 ton/ha.

Varietas UJ-3 diintroduksi dan dilepas sebagai varietas unggul di Indonesia pada tahun 2000. Memiliki ciri–ciri umum berbatang tegak, tidak bercabang. Produktivitas rata–rata 35–40 ton/ha, warna kulit umbi krem keputihan dengan warna kulit dalam umbi putih kemerahan, rasa pahit (kadar HCN>100 ppm), kadar pati 25–30%, dan umur panen 8–10 bulan.

Varietas Darul Hidayah dilepas menjadi varietas unggul di Indonesia pada tahun 1998. Mempunyai ciri–ciri umur panen 8–10 bulan, potensi hasil perhektarnya 102 ton/ha, warna daging umbi berwarna putih dan berkadar pati antara 25.0- 31,5 %.

Varietas UJ-5 dilepas sebagai varietas unggul di Indonesia pada tahun 2000, memiliki ciri–ciri tidak bercabang, rata–rata produksinya 38 ton/ha, dan warna kulit umbi putih, warna kulit dalam agak ungu, daging umbi putih, rasa pahit (kadar HCN >100 ppm). Kadar pati 19–30%, agak tahan terhadap bakteri hawar (Cassava bacterial blight), umur panen 9–10 bulan.

Pada tahun 2001 dilepas dua varietas introduksi yaitu Malang-4 dan Malang-6, kedua varietas ini memiliki ciri–ciri yang berbeda. Varietas Malang-4


(24)

memiliki batang yang tidak bercabang, sedangkan varietas Malang-6 memiliki batang yang bercabang tinggi, rata–rata produksi kedua varietas berkisar antara 36,5–39,7 ton/ha. Kulit luar umbi varietas Malang-4 berwarna coklat dan kulit dalam umbinya berwarna putih, sedangkan pada varietas Malang-6 kulit luar umbinya berwarna putih dan kulit dalam berwarna agak kuning. Umur panen kedua varietas rata – rata pada umur 9 bulan (Puslittan, 2010).

Identifikasi dan Inventarisasi Ubikayu

Pada penelitian identifikasi dan inventarisasi yang sudah dilakukan oleh (Sari, 2012) Suatu kajian identifikasi dan inventarisasi tanaman ubi kayu (Manihot esculenta.CRANTZ) di Kabupaten Simalungun Sumatera Utara melalui metode survei di 12 lokasi diperoleh 6 (enam) jenis ubi kayu yang berbeda berdasarkan ciri-ciri anatomis dan morfologis pucuk daun, daun tua, tangkai daun, urat daun, batang muda, batang tua, warna kulit luar umbi, wrna kulit dalam umbi dan warna umbi. Ubi Malaysia dan ubi Adira merupakan jenis yang paling banyak ditemukan/dibudidayakan di Kabupaten Simalungun, sedangkan di daerah lain hanya sebagai tanaman pekarangan.

Program Pemuliaan Tanaman Ubikayu di Indonesia secara umum bertujuan untuk merakit varietas berumbi manis, dan pahit dengan karakter hasil tinggi, toleran terhadap hama dan penyakit utama, tidak bercabang intensif, bentuk umbi bagus, toleran pada kondisi tanah dan iklim tertentu dan berumur genjah. Oleh karena itu pencapaian tujuan perlu dilakukan salah satu cara mengidentifikasi varietas unggul local (Noerwijati, 2002).

Salah satu pendeteksi keragaman genetik adalah pencirian varietas. Pada umumnya pencirian kultivar berdasarkan atas asal daerah, warna kulit buah,


(25)

warna daging buah, aroma dan rasa. Penggunaan karakter morfologi merupakan metode yang mudah dan cepat, namun kendala yang timbul adalah adanya faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi hasil karakterisasi secara visual.

Manfaat menginventarisasi dan mengkarakterisasi tanaman ubi kayu ini sebagai informasi bagi masyarakat luas untuk dapat mengetahui dengan jelas jenis- jenis ubi kayu yang ada di Kabupaten tertentu untuk pengembangan pembudidayaan ubi kayu lebih luas serta berpengaruh untuk penyelamatan plasma nutfah tanaman.


(26)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di daerah beberapa kecamatan penghasil ubi kayu yang berada di Kabupaten Serdang Bedagai, yaitu Kecamatan Dolok Masihul, Serbajadi, dan Perbaungan. Masing-masing Kecamatan diambil 3 desa dan tiap desa dipilih 3 petani dari bulan Agustus 2014 sampai dengan September 2014.

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Secara geografis Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 20 57’’ Lintang Utara, 30 16’’ Lintang Selatan, 980 33’’ – 990 27’’ Bujur Timur dengan ketinggian berkisar 0 –500 meter di atas permukaan laut.Kabupaten Serdang Bedagai memiliki area seluas 1.900,22 Km2 (190.022 Ha) yang terdiri dari 17 Kecamatan dan 243 Desa/Kelurahan, Ibukota Kabupaten Sedang Bedagai terletak di Kecamatan Sei Rampah yaitu Kota Sei Rampah. Secara administratif Kabupaten Serdang Bedagai berbatasan dengan beberapa daerah, yaitu : Sebelah Utara Selat Malaka, Sebelah Timur Kabupaten Batu Bara dan Simalungun, Sebelah Selatan Kabupaten Simalungun, Sebelah Barat Kabupaten Deli Serdang

Adapun daerah yang berpotensi untuk penanaman ubikayu yakni di Simalungun, Tapanuli Utara, Deliserdang dan Serdang Bedagai. Tetapi dari data yang ada, ubikayu umumnya dibudidayakan di 27 kabupaten/kota yang ada di Sumut, meskipun jumlah tanaman dan produksinya bervariasi. Hal ini menunjukkan banyaknya jenis – jenis ubikayu (Manihot esculenta. CRANTZ) yang tersebar di Kabupaten Serdang Bedagai daerah Sumatera Utara yang perlu diidentifikasi dan diketahui jenis – jenisnya.


(27)

Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah kamera, alat ukur berupa meteran, timbangan, jangka sorong, penggaris serta kain putih, tripleks, cutter, parang, cangkul, pisau, gergaji, ember dan alat-alat lain yang menunjang dalam penelitian ini.

Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data tentang jenis ubi kayu dilakukan survey di 3 Kecamatan di Serdang Bedagai (Kecamatan Dolok Masihul, Serbajadi dan Perbaungan). Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan (judgemental sampling), antara lain: jarak tempuh dari Medan, keterwakilan daerah dataran rendah dan dataran tinggi. Demikian pula halnya dengan pengambilan sampel desa untuk masing-masing kecamatan. Pengambilan sampel petani dilakukan melalui rancangan sampling nonprobablitas, yaitu sampling kebetulan (accidental sampling)(Eunike, 2013). Berdasarkan petani pertama yang dijumpai ditetapkan petani kedua melalui informasi yang diperoleh.

Data primer diperoleh melalui wawancara kepada petani yang dijumpai di lokasi penelitian. Selain itu diperlukan juga data sekunder untuk mendukung data primer yang diperoleh berbagai sumber antara lain Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, Studi Pustaka, dan BPS.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu mengidentifikasi dan menginventarisasi jenis-jenis tanaman ubikayu yang ada di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer yang diperoleh


(28)

melalui pengamatan langsung di lapangan yaitu jenis-jenis ubikayu yang ditemukan, lalu diamati secara morfologis karakteristik vegetatifnya yang menjadi penciri antara satu jenis dengan jenis lainnya yang meliputi:

a) daun (bentuk daun, warna daun, warna tangkai daun, warna tulang daun, jumlah anak daun, ukuran)

b) batang (warna batang muda, batang tua)


(29)

PELAKSANAAN PENELITIAN

Penentuan Lokasi Penelitian

Survey ke lokasi penelitian dilakukan dengan mendatangi Dinas Pertanian Kabupaten untuk memperoleh gambaran lokasi yang akan di survey. Berdasarkan informasi dari Kabupaten ditetapkan Kecamatan-kecamatan yang akan disurvey. Dari Kantor Kecamatan diperoleh gambaran desa yang diduga dapat ditemukan jenis ubi kayu yang akan dicari. Informasi juga diperoleh dari para penyuluh pertanian, kepala desa dan sumber-sumber lain.

Survey dilakukan di 9 desa yang ada di 3 Kecamatan, di Kabupaten dengan skema sebagai berikut :

Di Lahan Pertanian dengan batasan luas lahan minimal 1 rante (20x20 m) Total : 1 Kabupaten, 3 Kecamatan, 9 desa, 18 petani

Dari hasil penelitian ini diperoleh data primer tentang : a. Jenis tanaman ubi kayu

b. Penyebaran jenis ubi kayu yang dijumpai di lokasi penelitian Serdang Bedagai

Dolok Masihul

Desa

Serbajadi

Desa Desa Desa

3 petani

Perbaungan

Desa Desa

3 petani

Desa Desa

Desa


(30)

c. Tingkat pemeliharaan, budidaya, penggunaan hasil dan harga Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel yang diambil menggunakan metode accidental sampling, pengambilan sampel diambil untuk lokasi dan tanaman. Sampel diambil dari tanaman yang terletak di tengah-tengah petak penanaman. Sampel yang diambil adalah sampel dari tanaman yang pertumbuhannya sedang dan diambil hanya 1 sampel terbaik yang mana jika diambil sampel pertama tidak memenuhi kriteria maka diambil lagi sampel yang lain yang memenuhi kriteria pengambilan sampel. Sampel yang diambil jika hanya jenis ubikayunya berbeda. Jika dengan jenis yang sama maka diabaikan dan dilanjutkan untuk pengambilan sampel dengan jenis yang berbeda. Jika dalam 1 desa dengan 3 petani menanam jenis yang sama maka hanya diambil satu sampel yang terbaik dari 3 petani tersebut.

Wawancara Langsung

Dilakukan wawancara langsung kepada petani dengan mengetahui luas lahan masing-masing kebun petani, cara pemeliharaannya, berapa jumlah populasi tanaman, asal tanaman, cara perbanyakan, serta jumlah produksi. Kemudian dilakukan kegiatan eksplorasi tanaman untuk mendapatkan data paspor serta data informasi umum.

Pengamatan Parameter

Peubah amatan dalam penelitian ini adalah : Umur mulai Berbunga

Umur mulai berbunga ini didapatkan informasinya dari petani setempat. Ratio Panjang/Lebar Daun


(31)

Panjang daun diukur menggunakan penggaris/meteran, lebar daun diukur menggunakan penggaris/meteran.

Ratio Panjang Lobus/Panjang Petiole

Panjang lobus dan panjang petiole diukur menggunakan penggaris/meteran secara manual.

Jumlah Lobus Daun

Jumlah Lobus daun dihitung secara langsung manual. Warna Petiole

Pengamatan Warna petiole dilakukan secara visual sesuai dengan karakteristik yang ditentukan.

Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman diukur menggunakan meteran dari pangkal batang sampai ujung daun tertinggi.

Tinggi Percabangan

Tinggi tanaman diukur menggunakan meteran dari awal timbulnya percabangan sampai akhir percabangan.

Panjang Ruas

Pengamatan panjang ruas diukur menggunakan meteran atau penggaris. Keberadaan Buah

Pengamatan keberadaan buah yaitu mengetahui berbuah atau tidak tanaman tersebut dengan cara visual.

Warna batang Atas

Pengamatan batang dilakukan dengan cara visual sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan.


(32)

Warna batang Bawah

Pengamatan batang dilakukan dengan cara visual sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan

Warna kulit luar umbi

Warna kulit luar umbi diamati secara visual sesuai dengan warna kulit umbi ubi kayu.

Warna kulit dalam umbi

Warna kulit kedua umbi diamati secara visual setelah kulit buah dikupas kemudian diamati warna kulit kedua umbi lalu dikupas lagi untuk melihat kulit dalam umbi sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan.

Diameter Umbi

Diameter batang di hitung menggunakan jangka sorong. Panjang Umbi

Panjang Umbi diukur dengan menggunakan alat ukur penggaris/meteran. Rata-rata Bobot Umbi

Rata-rata bobot umbi dari seluruh sampel tanaman. Hasil Umbi (kg/tanaman)

Hasil umbi pertanaman diamati menggunakan timbangan. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal apa adanya. Sedangkan pendapat lainnya menyebutkan penelitian


(33)

deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya merupakan penyikapan fakta. Dalam penelitian ini hanya mengumpulkan jenis-jenis tanaman ubi kayu yang ditanam oleh masyarakat pada kawasan dataran rendah di Kabupaten Serdang Bedagai. Mencatat ciri-ciri yang dimiliki oleh masing-masing jenis ubi kayu dan menyajikan dalam bentuk tabel dan gambar.


(34)

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Lokasi penelitian

Identifikasi umbi-umbian dilaksanakan di Kabupaten Serdang Bedagai dengan mengambil 3 (tiga) kecamatan sebagai sampel, dan tiap kecamatan dipilih 3 desa. Lokasi sampel tertera pada tabel berikut :

Tabel 1. Lokasi Penelitian Identifikasi Ubi kayu Kabupaten Kecamatan Desa Serdang

bedagai

1. Perbaungan 1. Jambur Pulau 2. Sukajadi 3. Lidah Tanah 2. Serbajadi 1. Tanjung Harap

2. Kuala Bali 3. Karang Tengah 3. Dolok Marsihul 1. Dolok Manampang

2. KotaTengah 3. Kampung Mangga

Kemudian diperoleh hasil survei kegiatan eksplorasi tanaman untuk data paspor dan data informasi umum dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel 3. Untuk kecamatan Perbaungan yaitu desa Jambur Pulau, desa Sukajadi, dan desa Lidah Tanah sebagai berikut :

Tabel 2 Analisis data kegiatan eksplorasi tanaman untuk data paspor

Uraian Desa Jambur Pulau Desa Sukajadi Desa Lidah Tanah

No. Koleksi 1 2 3

Nama Kolektor Muhammad Fauzi Muhammad Fauzi Muhammad Fauzi Tanggal Koleksi 4-Sep-14 4-Sep-14 4-Sep-14

Sumber Benih Petani Petani Petani

Topografi Datar Datar Datar

Tekstur Tanah Pasir Pasir Pasir

Irigasi Baik Baik Baik

Metode Sampling Acak Acak Acak

Status Contoh Varietas Lokal Varietas Lokal Varietas Lokal Tipe Contoh Tanaman Tanaman Tanaman

Tabel 2. Diketahui bahwa sumber bibit dari masing-masing desa diperoleh dari petani setempat. Dilihat berdasarkan topografinya datar. Metode sampling


(35)

yang digunakan yaitu secara acak berdasarkan pertimbangan tertentu. Status contoh sampel yang diambil berasal dari varietas lokal.

Tabel 3. Analisis data kegiatan eksplorasi tanaman untuk data informasi umum Uraian Desa Jambur Pulau Desa Sukajadi Desa Lidah Tanah

No Aksesi A B C

Negara Asal, Donor Indonesia Indonesia Indonesia Provinsi Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Kabupaten Serdang Bedagai Serdang Bedagai Serdang Bedagai Kecamatan Perbaungan Perbaungan Perbaungan Desa Jambur Pulau Sukajadi Lidah Tanah

Bahasa Ubikayu Ubikayu Ubikayu

Kegunaan Komersial Komersial Komersial

Distribusi Banyak Banyak Banyak

Tanggal Registrasi 4-Sep-14 4-Sep-14 4-Sep-14 Untuk Kecamatan Serbajadi yaitu desa Tanjung Harap, desa Kuala Bali dan desa Karang Tengah yaitu sebagai berikut :

Tabel 4. Analisis data kegiatan eksplorasi tanaman untuk data paspor

Uraian Desa Tanjung Harap Desa Kuala Bali Desa Karang Tengah

No. Koleksi 4 5 6

Nama Kolektor Muhammad Fauzi Muhammad Fauzi Muhammad Fauzi Tanggal Koleksi 4-Sep-14 4-Sep-14 4-Sep-14

Sumber Benih Petani Petani Petani

Topografi Datar Datar Datar

Tekstur Tanah Pasir Pasir Pasir

Irigasi Baik Baik Baik

Metode Sampling Acak Acak Acak

Status Contoh Varietas Lokal Varietas Lokal Varietas Lokal Tipe Contoh Tanaman Tanaman Tanaman

Tabel 4. Diketahui bahwa sumber bibit dari masing-masing desa diperoleh dari petani setempat. Dilihat berdasarkan topografinya datar. Metode sampling yang digunakan yaitu secara acak berdasarkan pertimbangan tertentu. Status contoh sampel yang diambil berasal dari varietas lokal. Sedangkan tipe contoh


(36)

untuk penggunaan sampel di tiga desa dalam tanaman yang utuh (sesuai dengan karakter morfologis yang diidentifikasi).

Tabel 5. Analisis data kegiatan eksplorasi tanaman untuk data informasi umum

Uraian Desa Tanjung Harap Desa Kuala Bali Desa Karang Tengah

No Aksesi A B C

Negara Asal, Donor Indonesia Indonesia Indonesia Provinsi Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Kabupaten Serdang Bedagai Serdang Bedagai Serdang Bedagai Kecamatan Serbajadi Serbajadi Serbajadi

Desa Tanjung Harap Kuala Bali Karang Tengah

Bahasa Ubikayu Ubikayu Ubikayu

Kegunaan Komersial Komersial Komersial

Distribusi Banyak Banyak Banyak

Tanggal Registrasi 4-Sep-14 4-Sep-14 4-Sep-14 Tabel 5. Diketahui bahwa Negara asal/donor tanaman yang diidentifikasi di tiga desa berasal dari : Indonesia, Provinsi : Sumatera Utara, Kabupaten : Serdang Bedagai, Kecamatan : Serbajadi (desa Tanjung Harap), (desa Kuala Bali), (desa Karang Tengah).

Untuk Kecamatan Dolok Masihul yaitu desa Dolok Manampang, desa Kota Tengah dan desa Kampung Mangga yaitu sebagai berikut :

Tabel 6. Analisis data kegiatan eksplorasi tanaman untuk data paspor

Uraian Desa D. Manampang Desa Kota Tengah Desa K. Mangga

No. Koleksi 7 8 9

Nama Kolektor Muhammad Fauzi Muhammad Fauzi Muhammad Fauzi Tanggal Koleksi 11-Sep-14 11-Sep-14 11-Sep-14

Sumber Benih Petani Petani Petani

Topografi Datar Datar Datar

Tekstur Tanah Pasir Pasir Pasir

Irigasi Baik Baik Baik

Metode Sampling Acak Acak Acak

Status Contoh Varietas Lokal Varietas Lokal Varietas Lokal Tipe Contoh Tanaman Tanaman Tanaman


(37)

Tabel 6. Diketahui bahwa sumber bibit dari masing-masing desa diperoleh dari petani setempat. Dilihat berdasarkan topografinya datar. Metode sampling yang digunakan yaitu secara acak berdasarkan pertimbangan tertentu. Status contoh sampel yang diambil berasal dari varietas lokal. Sedangkan tipe contoh untuk penggunaan sampel di tiga desa dalam tanaman yang utuh (sesuai dengan karakter morfologis yang diidentifikasi).

Tabel 7. Analisis data kegiatan eksplorasi tanaman untuk data informasi umum Uraian Desa D. Manampang Desa Kota Tengah Desa K. Mangga

No Aksesi A B C

Negara Asal, Donor Indonesia Indonesia Indonesia Provinsi Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Kabupaten Serdang Bedagai Serdang Bedagai Serdang Bedagai Kecamatan Perbaungan Perbaungan Perbaungan Desa Jambur Pulau Sukajadi Lidah Tanah

Bahasa Ubikayu Ubikayu Ubikayu

Kegunaan Komersial Komersial Komersial

Distribusi Banyak Banyak Banyak

Tanggal Registrasi 11-Sep-14 11-Sep-14 11-Sep-14

B. Jenis Ubikayu di Lokasi Penelitian

Beberapa dari tanaman ubikayu di lokasi penelitian rata-rata sudah sulit ditemukan sehingga target menemukan 3 (tiga) petani setiap desa tidak dapat dilakukan untuk setiap jenis ubikayu yang diteliti. Untuk menemukan tanaman ubikayu dilakukan melalui kunjungan langsung ke lokasi sampel yang telah didapat dan juga dibantu oleh warga setempat untuk memperoleh informasi, dilanjutkan dengan kunjungan ke desa dan mencari informan atau key person yang mengetahui dan mengenal jenis ubikayu yang akan diteliti. Dapat dilihat pada Tabel 8-14 dibawah ini :


(38)

Ditemukan di Kecamatan Perbaungan, Serbajadi, dan Dolok Masihul. Ubikayu jenis ini sumber benih berasal dari petani dengan topografi datar dan distribusi yang sangat banyak di lingkup kabupaten Serdang Bedagai.

Tabel 8 . Hasil Identifikasi karakter Ubi Malaysia

Parameter Ciri-ciri

1. Umur Mulai Berbunga 2. Ratio Panjang/Lebar Daun

3. Ratio Panjang Lobus/Panjang Petiole 4. Jumlah Lobus Daun

5. Warna Petiole 6. Tinggi Tanaman 7. Tinggi Percabangan 8. Panjang Ruas 9. Keberadaan Buah 10.Warna Batang Atas 11.Warna Batang Bawah 12.Warna Kulit Luar Umbi 13.Warna Kulit Dalam Umbi 14.Diameter Umbi

15. Panjang Umbi 16.Jumlah Umbi

17.Rata-rata Bobot Umbi 18.Hasil Umbi (kg/tanaman)

Tidak ada bunga 17.5 cm/ 4.8 cm

17.5 cm/ 29.5 cm 9

Hijau

Umur 6 bulan: 370 cm, Umur 10 bulan: 650 cm Tidak ada cabang

2.5 cm Tidak Berbuah Hijau Abu-abu Coklat Tua Gading

6 bulan : 4.21 cm, 10 bulan : 6.26 cm 6 bulan : 27.57 cm, 10 bulan : 26.32 cm 6 bulan : 6, 10 bulan : 11

6 bulan : 321.67 gram, 10 bulan : 722.7 gram 6 bulan : 1.93 kg/tanaman, 10 bulan : 7.95 kg/tanaman

Adapun sampel ubi jenis Malaysia ini di lampirkan pada Gambar 1 berikut ini :


(39)

b. Daun pucuk

a.Pohon ubi Malaysia c. Daun dan tangkai daun

1 2 3 4

d. Umbi dan kulit umbi e. Batang bawah dan atas

1. Kulit luar umbi 2. Kulit kedua umbi

3. Kulit dalam umbi 4. Warna umbi

Gambar 1. Ubi Malaysia dan bagian-bagian yang diamati

Ditemukan di Kecamatan Perbaungan Desa Sukajadi. Pada topografi datar dan tanah berpasir pertumbuhan ubi jenis ini memiliki distribusi yang banyak. Ubi jenis ini termasuk varietas lokal.


(40)

Tabel 9. Hasil Identifikasi karakter Ubi Roti

Parameter Ciri-ciri

1. Umur Mulai Berbunga 2. Ratio Panjang/Lebar Daun

3. Ratio Panjang Lobus/Panjang Petiole 4. Jumlah Lobus Daun

5. Warna Petiole 6. Tinggi Tanaman 7. Tinggi Percabangan 8. Panjang Ruas 9. Keberadaan Buah 10.Warna Batang Atas 11.Warna Batang Bawah 12.Warna Kulit Luar Umbi 13.Warna Kulit Dalam Umbi 14.Diameter Umbi

15. Panjang Umbi 16.Jumlah Umbi

17.Rata-rata Bobot Umbi 18.Hasil Umbi (kg/tanaman)

Tidak ada bunga 19.1 cm/ 4.6 cm 19.1 cm/ 29.6 cm 9

Ungu/Merah

Umur 6 bulan: 200 cm Tidak ada cabang 2 cm Tidak Berbuah Hijau Gading Coklat Muda Gading

6 bulan : 4.62 cm 6 bulan : 21.68 cm 6 bulan : 6

6 bulan : 326.7 gram 6 bulan : 1.96 kg/tanaman


(41)

b. Daun pucuk

a.Pohon ubi Roti c. Daun dan tangkai daun

1 2 3 4

d. Umbi dan kulit umbi e. Batang bawah dan atas 1. Kulit luar umbi

2. Kulit kedua umbi 3. Kulit dalam umbi 4. Warna umbi

Gambar 2. Ubi Roti dan bagian-bagian yang diamati


(42)

Ditemukan di Kecamatan Perbaungan Desa Lidah Tanah. Dengan topografi datar distribusi jarang dengan penyebaran yang sangat sedikit. Ubi jenis ini termasuk varietas Nasional.

Tabel 10 . Hasil Identifikasi karakter Ubi Darul Hidayah

Parameter Ciri-ciri

1. Umur Mulai Berbunga 2. Ratio Panjang/Lebar Daun

3. Ratio Panjang Lobus/Panjang Petiole 4. Jumlah Lobus Daun

5. Warna Petiole 6. Tinggi Tanaman 7. Tinggi Percabangan 8. Panjang Ruas 9. Keberadaan Buah 10.Warna Batang Atas 11.Warna Batang Bawah 12.Warna Kulit Luar Umbi 13.Warna Kulit Dalam Umbi 14.Diameter Umbi

15. Panjang Umbi 16.Jumlah Umbi

17.Rata-rata Bobot Umbi 18.Hasil Umbi (kg/tanaman)

Tidak ada bunga 17.6 cm/ 5.5 cm 17.6 cm/ 28 cm 7 sampai 9 Ungu / Merah

Umur 6 bulan: 270 cm Tidak ada cabang 2 cm Tidak Berbuah Hijau Abu-abu Coklat Muda Rose

6 bulan : 2.9 cm 6 bulan : 25.45 cm 6 bulan : 11

6 bulan :191.8 gram 6 bulan : 2.1 kg/tanaman

Adapun sampel ubi jenis Darul Hidayah ini di lampirkan pada Gambar 3 berikut ini :


(43)

b. Daun pucuk

a.Pohon ubi Darul Hidayah c. Daun dan tangkai daun

1 2 3 4

d. Umbi dan kulit umbi e. Batang bawah dan atas 1. Kulit luar umbi

2. Kulit kedua umbi 3. Kulit dalam umbi 4. Warna umbi


(44)

Ditemukan di Kecamatan Serbajadi Desa Karang Tengah dan Tanjung Harap. Distribusi ubi jenis ini banyak dengan penyebaran yang banyak juga. Ubi jenis ini termasuk varietas unggul nasional.

Tabel 11 . Hasil Identifikasi karakter Ubi Adira 1

Parameter Ciri-ciri

1. Umur Mulai Berbunga 2. Ratio Panjang/Lebar Daun

3. Ratio Panjang Lobus/Panjang Petiole 4. Jumlah Lobus Daun

5. Warna Petiole 6. Tinggi Tanaman 7. Tinggi Percabangan 8. Panjang Ruas 9. Keberadaan Buah 10.Warna Batang Atas 11.Warna Batang Bawah 12.Warna Kulit Luar Umbi 13.Warna Kulit Dalam Umbi 14.Diameter Umbi

15. Panjang Umbi 16.Jumlah Umbi

17.Rata-rata Bobot Umbi 18.Hasil Umbi (kg/tanaman)

Tidak ada bunga 20.5 cm/ 5 cm

20.5 cm/ 35.5 cm 9

Campuran

Umur 6 bulan: 270 cm 177 cm 1.9 cm Tidak Berbuah Hijau Gading Coklat Muda Kuning

6 bulan : 4.35 cm 6 bulan : 15.67 cm 6 bulan : 10 6 bulan : 325 gram

6 bulan : 3.25 kg/tanaman

Adapun sampel ubi varietas Adira 1 ini di lampirkan pada Gambar 4 berikut ini :


(45)

b. Daun pucuk

a.Pohon ubi Adira 1 c. Daun dan tangkai daun

1 2 3 4

d. Umbi dan kulit umbi e. Batang bawah dan atas 1. Kulit luar umbi

2. Kulit kedua umbi 3. Kulit dalam umbi 4. Warna umbi

Gambar 4. Ubi Adira 1 dan bagian-bagian yang diamati


(46)

Ditemukan di Kecamatan Dolok Masihul Desa Kota Tengah. Ubi jenis ini distribusi banyak dengan penyebaran yang banyak di desa tersebut. Ubi jenis ini termasuk varietas lokal.

Tabel 12 . Hasil Identifikasi karakter Ubi Kalimantan

Parameter Ciri-ciri

1. Umur Mulai Berbunga 2. Ratio Panjang/Lebar Daun

3. Ratio Panjang Lobus/Panjang Petiole 4. Jumlah Lobus Daun

5. Warna Petiole 6. Tinggi Tanaman 7. Tinggi Percabangan 8. Panjang Ruas 9. Keberadaan Buah 10.Warna Batang Atas 11.Warna Batang Bawah 12.Warna Kulit Luar Umbi 13.Warna Kulit Dalam Umbi 14.Diameter Umbi

15. Panjang Umbi 16.Jumlah Umbi

17.Rata-rata Bobot Umbi 18.Hasil Umbi (kg/tanaman)

Tidak ada bunga 19.5 cm/ 4.9 cm 19.5 cm/ 29.4 cm 9

Ungu / Merah

Umur 6 bulan: 409 cm Tidak ada cabang 2 cm Tidak Berbuah Hijau Abu-abu Coklat Tua Rose

6 bulan : 6.5 cm 6 bulan : 19.7 cm 6 bulan : 13

6 bulan : 686.92 gram 6 bulan : 8.9 kg/tanaman

Adapun sampel ubi jenis Kalimantan ini di lampirkan pada Gambar 5 berikut ini :


(47)

b. Daun pucuk

a. Pohon ubi Kalimantan c. Daun dan tangkai daun

1 2 3 4

d. Umbi dan kulit umbi e. Batang bawah dan atas

1. Kulit luar umbi 2. Kulit kedua umbi

3. Kulit dalam umbi 4. Warna umbi


(48)

Ditemukan di Kecamatan Dolok Masihul Desa Kampung Mangga. Ubi jenis ini termasuk ubi yang agak jarang di jumpain di daerah tersebut. Penyebarannya agak jarang. Termasuk jenis ubi varietas lokal.

Tabel 13 . Hasil Identifikasi karakter Ubi Pulut

Parameter Ciri-ciri

1. Umur Mulai Berbunga 2. Ratio Panjang/Lebar Daun

3. Ratio Panjang Lobus/Panjang Petiole 4. Jumlah Lobus Daun

5. Warna Petiole 6. Tinggi Tanaman 7. Tinggi Percabangan 8. Panjang Ruas 9. Keberadaan Buah 10.Warna Batang Atas 11.Warna Batang Bawah 12.Warna Kulit Luar Umbi 13.Warna Kulit Dalam Umbi 14.Diameter Umbi

15. Panjang Umbi 16.Jumlah Umbi

17.Rata-rata Bobot Umbi 18.Hasil Umbi (kg/tanaman)

Tidak ada bunga 18.5 cm/ 5.6 cm 18.5 cm/ 31.7 cm 7

Campuran

Umur 6 bulan: 305 cm Tidak ada cabang 1.1 cm Tidak Berbuah Hijau Abu-abu Coklat Muda Rose Muda 6 bulan : 4.79 cm 6 bulan : 20.19 cm 6 bulan :10 6 bulan : 364 gram

6 bulan : 3.64 kg/tanaman

Adapun sampel ubi jenis Pulut ini di lampirkan pada Gambar 6 berikut ini :


(49)

b. Daun pucuk

a.Pohon ubi Pulut c. Daun dan tangkai daun

1 2 3 4

d. Umbi dan kulit umbi e. Batang bawah dan atas 1. Kulit luar umbi

2. Kulit kedua umbi 3. Kulit dalam umbi 4. Warna umbi

Gambar 6. Ubi Pulut dan bagian-bagian yang diamati


(50)

Ditemukan di Kecamatan Dolok Masihul Desa Dolok Manampang. Ubi jenis ini penyebarannya sangat banyak. Termasuk jenis ubi varietas lokal.

Tabel 14 . Hasil Identifikasi karakter Ubi Valencia

Parameter Ciri-ciri

1. Umur Mulai Berbunga 2. Ratio Panjang/Lebar Daun

3. Ratio Panjang Lobus/Panjang Petiole 4. Jumlah Lobus Daun

5. Warna Petiole 6. Tinggi Tanaman 7. Tinggi Percabangan 8. Panjang Ruas 9. Keberadaan Buah 10.Warna Batang Atas 11.Warna Batang Bawah 12.Warna Kulit Luar Umbi 13.Warna Kulit Dalam Umbi 14.Diameter Umbi

15. Panjang Umbi 16.Jumlah Umbi

17.Rata-rata Bobot Umbi 18.Hasil Umbi (kg/tanaman)

Tidak ada bunga 20.8 cm/ 5.4 cm 20.8 cm/ 33.5 cm 9

Ungu/ Merah

Umur 6 bulan: 364 cm Tidak ada cabang 2 cm Tidak Berbuah Hijau Kemerahan Hijau Coklat Muda Gading

6 bulan : 4.25 cm 6 bulan : 19.37 cm 6 bulan : 13

6 bulan : 274.6 gram 6 bulan : 3.56 kg/tanaman

Adapun sampel ubi jenis Valencia ini di lampirkan pada Gambar 7 berikut ini :


(51)

b. Daun pucuk

a.Pohon ubi Valencia c. Daun dan tangkai daun

1 2 3 4

d. Umbi dan kulit umbi e. Batang bawah dan atas 1. Kulit luar umbi

2. Kulit kedua umbi 3. Kulit dalam umbi 4. Warna umbi


(52)

Pembahasan

Jenis-jenis ubikayu yang ditelah diidentifikasi di atas merupakan jenis-jenis yang umum ditanam oleh masyarakat. Dari 7 jenis-jenis yang dijumpai di 9 lokasi tersebut 3 diantaranya sama dengan yang ditanam di daerah lainnya, yaitu dari jenis ubi Malaysia, ubi Roti dan ubi Adira-1, dan 4 jenis yang berbeda dari jenis lainnya, yaitu ubi Pulut, ubi Kalimantan, ubi Valencia, dan ubi Darul Hidayah yang dijumpai di masing-masing daerah pertanaman. Ciri yang sangat mudah untuk dijadikan pembeda antara satu jenis dengan jenis lainnya adalah warna daun muda dan daun tua, warna batang atas dan batang bawah, dan warna tangkai daun. Warna umbi umumnya putih sehingga sulit untuk membedakan antara satu dengan lainnya.

Berdasarkan warna Petiole ada terdapat persamaan diantara jenis. Tangkai daun dengan warna hijau terdapat pada ubi malaysia. Ubi Valencia, ubi Darul Hidayah, dan ubi roti memiliki warna petiole yang sama, yaitu ungu kemerahan, sedangkan yang mempunyai warna campuran yaitu ubi Adira 1, ubi Pulut dan ubi Kalimantan.

Untuk parameter warna batang atas, terdapat persamaan antara ubi Malaysia, ubi Roti, ubi Adira 1, ubi Kalimatan, ubi Pulut, dan ubi Darul Hidayah yaitu hijau, sedangkan ubi Valencia berwarna Hijau Kemerahan. Warna batang bawah, terdapat persamaan antara ubi Malaysia, Ubi Darul Hidayah, ubi Kalimantan dan ubi Pulut yaitu berwarna abu-abu. Sedangkan pada jenis ubi Adira 1 dan ubi Roti terdapat persamaan warna yaitu gading. Hanya pada ubi Valencia yang berwarna hijau.


(53)

Untuk parameter kulit luar umbi, terdapat persamaan antara jenis ubi Adira 1, Pulut, ubi Roti, ubi Darul Hidayah, dan ubi Valencia yaitu berwarna coklat muda. Sedangkan jenis ubi Malaysia dan ubi Kalimantan yaitu berwarna coklat tua. Warna kulit dalam umbi terdapat persamaan pada jenis ubi Malaysia, ubi Roti dan ubi Valencia yaitu warna gading. Sedangkan pada ubi Darul Hidayah dan ubi Kalimantan adalah warna rose, untuk ubi pulut berwarna rose muda dan ubi Adira 1 berwarna kuning.

Ubi Malaysia merupakan jenis ubi yang paling banyak ditemui, di semua daerah pertanaman ubikayu di daerah serdang bedagai karena masyarakat banyak menanam ubi jenis ini. Hal ini dianggap lebih menguntungkan ketimbang menanam ubi jenis lain. Tetapi pada tiap daerah dengan ketinggian tempat yang berbeda ubi jenis ini juga memiliki karakter fisik yang berbeda. Perbedaan mencolok terdapat pada umbi dan batang.

Dari parameter rata-rata bobot umbi maka diperoleh rata-rata bobot umbi tertinggi yaitu terdapat pada jenis ubi Kalimantan yang ditemukan di Desa Kota tengah Kecamatan Dolok masihul yaitu sebesar 686,92 gram. Hal ini disebabkan daerah pertanaman yang paling tinggi berpengaruh dalam produksi umbi ubi kayu tersebut. Pertumbuhan lebih baik di dataran yang lebih tinggi yaitu 150 m dpl. Hal ini sesuai dengan literatur Sundari (2010) yang menyatakan untuk berproduksi secara maksimum tanaman ubikayu membutuhkan kondisi tertentu, yaitu pada dataran rendah tropis, dengan ketinggian 150 m di atas permukaan laut (dpl), dengan suhu rata-rata antara 25-270 C tetapi beberapa varietas dapat tumbuh pada ketinggian di atas 1500 m dpl.


(54)

Karakter-karakter ini masih dipengaruhi banyak faktor, antara lain umur panen dan media tumbuh, yaitu kondisi tanah. Faktor-faktor lingkungan lain seperti suhu, ketinggian tempat, intensitas cahaya, kelembaban, dan lain-lain juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan karakter tanaman. Terjadinya perubahan anataomi, morfologi baik pada pada batang, daun, karakter reproduktif, maupun tekstur dan kandungan pada umbi antara tanaman ubi pada dataran rendah dan tinggi merupakan fenomena yang menarik. Untuk itu perlu untuk dilakukan kajian lanjut baik dari segi fisiologis maupun genetis.


(55)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pada penelitian ditemukan jenis ubikayu yang umum terdapat pada daerah tersebut, adalah ubi Malaysia.

2. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan Perbaungan ditemukan Ubi Malaysia, Ubi roti, dan Ubi Darul Hidayah.

3. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan Serbajadi ditemukan Ubi Darul Hidayah dan Ubi Adira 1.

4. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan Dolok Masihul ditemukan Ubi Kalimantan, Ubi Valencia, dan Ubi pulut.

5. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada beberapa lokasi di Kabupaten Serdang Bedagai diperoleh 7 jenis tanaman ubi kayu, yaitu Ubi Malaysia, Ubi roti, Ubi Darul Hidayah, Ubi Adira 1, Ubi Kalimantan, Ubi Valencia, dan Ubi pulut.

Saran

Diperkirakan masih ada jenis-jenis ubikayu lain yang belum ditemukan. Dengan demikian perlu diteliti lebih lanjut dengan memperluas daerah penelitian ke seluruh kabupaten yang ada di Sumatera Utara.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Allem, AC. 2002. The origins and taxonomy of cassava. Di dalam Hillocks RJ, Thresh JM, Bellotti AC, editor. Cassava: Biology, Production and Utilization. New York: CABI Publishing. hlm 1-16.

Azwar, A. 2010. Aspek Kesehatan dan Gizi dalam Ketahanan Pangan. Dalam: Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII “Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi”. BPS, Departemen Kesehatan, Badan POM, Bappenas, Departemen Pertanian dan Ristek, Jakarta.

Badan Pusat Statistik (BPS), 2013. Basis Data Statistik Pertanian.

Darjanto dan Murjati. 1980. Khasiat, Racun dan Masakan Ketela Pohon. Bogor: yayasan Dewi Sri.

Effendi, S. 2002. Teknik Pembibitan Ubi kayu secara Mudah dan Murah. Bulletin Teknik Pertanian Vol 7 No.2

Ekanayake IJ, Osiru DSO, Porto MCM. 1997. Morphology of cassava. Diakses melalui

Eunike, A. 2013. Statistika Industri 1. Di akses dari pada tanggal 9 Mei 2014.

Hafsah, M.J. 2003. Bisnis ubi kayu Indonesia. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. 263p.

Kardhinata, E.H. 2010. Inventarisasi dan Identifikasi Jenis-Jenis Ubi Kayu (Manihot Esculenta, Crantz) Konsumsi Pada Dataran Rendah Di Kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai Dan Langkat. (Laporan Khusus I).

Kementrian Pertanian (Kementan), 2012. Di akses melalui

Noerwijati, K. 2002. Tanggap 10 Genotipe Ubikayu (Manihot esculenta crantz) Terhadap Tiga Taraf Pengapuran pada Tanah Ultisol Gajruk (Typic haplohummult). IPB Press. Bogor

Purwanto, Y. 2011. Ektraktivisme Masyarakat Dayak Kenyah di Sekitar Sungai Bahau, Kalimantan Timur. Laporan Penelitian 30p.

Pusat Penelitian Tanaman (Puslittan) Bogor, 2011 diakses melalui


(57)

Sari, D.P., 2012. Identifikasi dan Inventarisasi Tanaman Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) di Kabupaten Simalungun melalui

Sharma, O. P., 1993. Plant Taxonomy. Tata Mc. Graw Hill Publishing Company Limited, New Delhi.

Sundari, T. 2010. Pengenalan Varietas Unggul dan Teknik Budidaya Ubi Kayu. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Malang. Wargiono J. 1979. Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanam. Bogor: Pusat Penelitian

Tanaman Pangan.

Westby A. 2002. Cassava utilization, storage and small-scale processing. Di dalam Hillocks RJ, Thresh JM, Bellotti AC, editor. Cassava: Biology, Production and Utilization. New York: CABI Publishing. hlm 281-300. Yuniarti, 2001. Inventarisasi dan Karakterisasi Morfologis Tanaman Durian di

Kabupaten Tanah Datar. Di dalam tanggal 25 April 2014.


(58)

Lampiran 1. Peta Lokasi Kabupaten Serdang Bedagai


(59)

Lampiran 2. Panduan Eksplorasi Tanaman Untuk Data Paspor Data Paspor

Nomor Koleksi : Nama Kolektor : Tanggal Koleksi :

Ekspidisi :

Altitude :

Sumber Benih :

Lapang Petani Lumbung Pasar Desa Pasar Komersial Institut Jenis Liar Tanaman Pinggiran

Topografi :

Rawa Datar Bergelombang Bukit Pegunungan Lereng

Tekstur Tanah :

Pasir Lempung Liat Humus

Irigasi :

Jelek Sedang Baik Sangat Baik

Metode Sampling :

Acak Tanpa Acak

Status Contoh :

Varietas Lokal Liar

Varietas Unggul Nasional

Tipe Contoh :

Biji Tanaman Organ Vegetatif Herbarium


(60)

Lampiran 3. Panduan Eksplorasi Tanaman Untuk Data Informasi Umum Data Informasi Umum

No. Aksesi : Nama Aksesi : Negara Asal, Donor : Provinsi : Kabupaten : Kecamatan :

Desa :

Posisi Lintang : Posisi Bujur :

Nama Petani : Nama Kultivar :

Bahasa :

Arti :

Arti Penyebaran : Kegunaan : Sifat penting : Catatan Iklim :

Spesies :

Sinonim :

Distribusi :

Tanggal Registrasi : Sangat Banyak Banyak Agak Jarang Jarang


(61)

Lampiran 4. Panduan Eksplorasi Tanaman Untuk Data Karakterisasi DATA KARAKTERISASI Persentase tanaman

berbunga : Warna umbi kulit luar

Coklat muda Umur mulai berbunga :

Coklat tua Ratio Panjang/lebar

daun :

Ratio Panjang

Lobus/panjang petiole :

Warna umbi kulit

dalam Rose

Jumlah lobus daun :

Rose Muda Warna petiole Hijau

Kunin g Ungu/merah Gadin g Hijau keunguan

campuran Diameter umbi 6 bulan : Tinggi tanaman umur 6

bulan :

m

Diamater umbi 10

bulan :

Tinggi tanaman umur

10 bulan :

m Panjang umbi 6 bulan : Tinggi percabangan :

m Panjang umbi 10 bulan : Panjang ruas :

m Jumlah umbi 6 bulan :

Jumlah umbi 10 bulan : Keberadaan buah

Tidak berbuah

Rata-rata bobot umbi 6

bulan :

Berbuah

Rata-rata bobot umbi

10 bulan :

Hasil umbi 6 bulan

(kg/tanaman) : Warna batang atas Hijau

Hasil umbi 10 bulan

(kg/tanaman) : Abu-abu Indeks Panen : Merah Kadar pati : Hijau tua

Kadar bahan kering

umbi :

Gading

Ketahanan terhadap

tungau merah :

Hijau kemerahan


(62)

Warna batang bawah Hijau

Abu-abu

Merah

Hijau tua

Gading

Hijau kemerahan


(63)

Lampiran 5. Bagan Alir penelitian

PEMILIHAN LOKASI

PENENTUAN SAMPEL

PENGAMATAN

Pengamatan Data Utama Pengamatan Data Pendukung

1. Data Kualitatif

a. Karakter Tinggi Tanaman b. Karakter Akar

c. Karakter Batang d. Karakter Daun e. Karakter Umbi 2. Data Kuantitatif

a. Produksi Umbi

1. Data Paspor

2. Data Informasi Umum

HASIL PENELITIAN


(1)

Lampiran 1. Peta Lokasi Kabupaten Serdang Bedagai


(2)

Lampiran 2. Panduan Eksplorasi Tanaman Untuk Data Paspor

Data Paspor

Nomor Koleksi : Nama Kolektor : Tanggal Koleksi :

Ekspidisi :

Altitude :

Sumber Benih :

Lapang Petani Lumbung Pasar Desa Pasar Komersial Institut Jenis Liar

Tanaman Pinggiran

Topografi :

Rawa Datar Bergelombang Bukit Pegunungan Lereng

Tekstur Tanah :

Pasir Lempung Liat Humus

Irigasi :

Jelek Sedang Baik Sangat Baik

Metode Sampling :

Acak Tanpa Acak

Status Contoh :

Varietas Lokal Liar

Varietas Unggul Nasional

Tipe Contoh :

Biji Tanaman Organ Vegetatif Herbarium


(3)

Lampiran 3. Panduan Eksplorasi Tanaman Untuk Data Informasi Umum Data Informasi Umum

No. Aksesi :

Nama Aksesi :

Negara Asal, Donor :

Provinsi :

Kabupaten :

Kecamatan :

Desa :

Posisi Lintang :

Posisi Bujur :

Nama Petani :

Nama Kultivar :

Bahasa :

Arti :

Arti Penyebaran :

Kegunaan :

Sifat penting :

Catatan Iklim :

Spesies :

Sinonim :

Distribusi :

Tanggal Registrasi :

Sangat Banyak Banyak

Agak Jarang Jarang


(4)

Lampiran 4. Panduan Eksplorasi Tanaman Untuk Data Karakterisasi DATA KARAKTERISASI Persentase tanaman

berbunga : Warna umbi kulit luar

Coklat muda Umur mulai berbunga :

Coklat tua Ratio Panjang/lebar

daun :

Ratio Panjang

Lobus/panjang petiole :

Warna umbi kulit

dalam Rose

Jumlah lobus daun :

Rose Muda

Warna petiole Hijau

Kunin g Ungu/merah Gadin g Hijau keunguan

campuran Diameter umbi 6 bulan : Tinggi tanaman umur 6

bulan :

m

Diamater umbi 10

bulan :

Tinggi tanaman umur

10 bulan :

m Panjang umbi 6 bulan :

Tinggi percabangan :

m Panjang umbi 10 bulan :

Panjang ruas :

m Jumlah umbi 6 bulan :

Jumlah umbi 10 bulan :

Keberadaan buah

Tidak berbuah

Rata-rata bobot umbi 6

bulan :

Berbuah

Rata-rata bobot umbi

10 bulan :

Hasil umbi 6 bulan

(kg/tanaman) :

Warna batang atas Hijau

Hasil umbi 10 bulan

(kg/tanaman) :

Abu-abu Indeks Panen :

Merah Kadar pati :

Hijau tua

Kadar bahan kering

umbi :

Gading

Ketahanan terhadap

tungau merah :

Hijau kemerahan


(5)

Warna batang bawah Hijau

Abu-abu

Merah

Hijau tua

Gading

Hijau kemerahan


(6)

Lampiran 5. Bagan Alir penelitian

PEMILIHAN LOKASI

PENENTUAN SAMPEL

PENGAMATAN

Pengamatan Data Utama Pengamatan Data Pendukung

1. Data Kualitatif

a. Karakter Tinggi Tanaman b. Karakter Akar

c. Karakter Batang d. Karakter Daun e. Karakter Umbi 2. Data Kuantitatif

a. Produksi Umbi

1. Data Paspor

2. Data Informasi Umum

HASIL PENELITIAN