Rasio Elektrifikasi RE SAIDI System Average Interruption Duration Index

21 Jumlah unit PLN : 2 Ranting Gunung Sitoli dan Teluk Dalam • Jumlah Pelanggan PLN thn 2015 : 80.519Pelanggan • Panjang JTM Jaringan Tegangan Menengah : 1.170 Kms • Panjang JTR Jaringan Tegangan Rendah : 1.283 Kms • Jumlah Trafo Distribusi : 1.014Buah • Kapasitas : 48 MVA • Daya Tersambung : 71 MVA

2.4 Parameter kinerja sistem tenaga listrik

Beberapa parameter yang umum digunakan untuk menilai kinerja suatu sistem tenaga listrik adalah sebagai berikut:

2.4.1. Rasio Elektrifikasi RE

Rasio Elektrifikasi electrification rate adalah ukuran tingkat ketersediaan listrik di suatu daerah.Rasioelektrifikasi juga menandakan tingkat perbandingan jumlah penduduk yang menikmati listrik dengan jumlah total penduduk di suatu wilayah atau negara. Dewasa ini, rasio elektrifikasi menjadi salah satu kebutuhan dasar bagi masyarakat, mengingat bahwa cepatnya perkembangan teknologi dan juga akan terus naiknya kebutuhan ketenagalistrikan di Indonesia. Hal ini terbukti dari proyeksi yang dilakukan oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral terhadap tambahnya kebutuhan daya listrik dari masyarakat yaitu sebanyak 7.816 MW dalam kurun waktu dua puluh tahun, terhitung dari tahun 2011 sampai 2029. Saat ini, rasio elektrifikasi di Indonesia sudah mencapai 85,1, dan rasio elektrifikasi di Sumut mencapai sebesar 86,45, tetapi rasio elektrifikasi di nias sendiri hanya mencapai 40, artinya Universitas Sumatera Utara 22 masih ada sekitar 60 rumah tangga yang belum menikmati aliran daya listrik.Untuk meningkatkan rasio elektrifikasi maka PLN dapat membangun sejumlah infrastruktur pembangkit tenaga listrik yang baru, sambungan dan pelayanan listrik.Rasio elektrifikasi dapat dijadikan indikator pencapaian kinerja suatu penyedia tenaga listrik, semakin besar Rasio elektrifikasi yang dibukukan maka semakin baik kinerja PLN tersebut.

2.4.2. SAIDI System Average Interruption Duration Index

Dalam suatu sistem pendistribusian, energi yang disalurkan dari pembangkit tidak akan dapat disampaikan secara penuh 100 pada pelanggan. Salah satu tolak ukur keandalan jaringan adalah angka SAIDI.Semakin tinggi nilai SAIDI dalam kurun waktu tertentu maka dapat dinyatakan bahwa gangguan semakin banyak dan jaringan dalam kondisi kurang bagus belum optimal begitu juga sebaliknya. SAIDI adalah jumlah lamanya gangguan pemadaman yang dialami oleh konsumen dalam satu tahun dibagi dengan jumlah konsumen yang dilayani atau dirumuskan: SAIDI = ∑ dimana : SAIDI = durasi lama gangguan jamtahun t i = lama gangguan k i = jumlah per unit konsumen yang mengalami kegagalan Universitas Sumatera Utara 23 N = jumlah konsumen yang dilayani Dari rumus diatas SAIDI juga dapat didefenisikan sebagai indeks keandalan yang merupakan jumlah dari perkalian lama padam dan pelanggan padam dibagi dengan jumlah pelanggan yang dilayani.Dengan indeks ini, gambaran mengenai lama pemadaman rata-rata yang diakibatkan oleh gangguan pada bagian-bagian dari sistem dapat dievaluasi. SAIDI umumnya digunakan sebagai indikator keandalan oleh utilitas listrik.Misalnya untuk menganalisa ataupun mengevaluasi sistem distribusi yang berdasarkan pada suatu kegagalan yang terjadi pada peralatan listrik sehingga memengaruhi sistem operasi yang ada.Untuk meminimalisir angka SAIDI ini, pihak PLN dapat mengadakan upaya inspeksi jaringan guna memperkecil peluang terjadinya gangguan. Hal lain yang bisa dilakukan ialah pembenahan peralatan distribusi.

2.4.3 SAIFI System Average Interruption Frequency Index