Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PERAWAT YANG BEKERJA PADA MALAM HARI DI RUMAH SAKIT HARAPAN, KOTA MAGELANG.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pekerja dalam dunia kerja tidak dibedakan baik laki-laki maupun perempuan. Peluang kerja tersebut disambut baik oleh masyarakat demi terwujudnya impian penghidupan yang layak seperti yang tercantum dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 yang menyebutkan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Demikian juga dalam Pasal 28D ayat 2 UUD 1945 disebutkan bahwa “Setiap orang berhak bekerja dan mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja”. Dalam Undang-undang juga telah disebutkan bahwa negara dan pihak swasta mempunyai kewajiban untuk memperhatikan hak-hak pekerja seperti yang tercantum dalam UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Undang-Undang Ketenagakerjaan tersebut merupakan wujud dari peran pemerintah dan pengusaha dalam melindungi setiap pekerja yang ada di Indonesia. Hal ini terutama terhadap pekerja yang bekerja pada perusahaan swasta karena kadang masih kurang mendapatkan perlindungan atas hak-haknya, khususnya terhadap pekerja yang bekerja pada malam hari di perusahaan swasta, dalam hal ini adalah perusahaan pelayanan jasa kesehatan milik swasta. Di rumah sakit umumnya terdapat pekerjaan yang mengharuskan pekerja melakukan tugas selama 24 jam dengan sistem bergantian sesuai jam yang telah diatur dan dikenal dengan sebutan shift. Diantara pekerja tersebut banyak yang merupakan kaum perempuan sehingga cukup banyak risiko yang dihadapi dalam melakukan pekerjaan. Selain itu ada juga pekerja yang merupakan kaum pria yang bekerja di malam hari. Demi kenyamanan dan pelayanan terbaik untuk setiap pasien Rumah Sakit tersebut, pekerja harus mengorbankan waktu malam demi profesionalitas. Diantaranya adalah profesi perawat. Pekerjaan sebagai perawat di malam hari mempunyai risiko yang lebih besar dibandingkan pekerjaan yang sama pada pagi dan siang hari. Risiko tersebut misalnya pelecehan seksual bahkan perkosaan yang terjadi pada wanita yang jam kerjanya pada malam hari. Seorang wanita, apalagi yang bekerja pada malam hari, harus dilindungi dari kemungkinan-kemungkinan terkena risiko atas pekerjaan yang dilakukannya. Bagi para pekerja perempuan seperti perawat, pihak Rumah Sakit wajib memberikan beberapa fasilitas dan hak untuk mereka seperti yang diatur dalam Pasal 76 ayat 3 UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yaitu “Pengusaha yang mempekerjakan pekerjaburuh perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00 wajib:a. memberikan makanan dan minuman bergizi; dan menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja.” Demikian juga dalam Pasal 76 ayat 4 disebutkan bahwa “Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerjaburuh perempuan yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 05.00” agar keselamatan dan keamanan para perawat yang mendapat shift malam hari dapat terjamin. Namun, profesi sebagai perawat bukan hanya didominasi kaum perempuan saja tetapi juga laki-laki. Kaum laki-laki yang bekerja di malam hari juga berhak mendapat perlindungan dan tidak mendapat pembedaan seperti yang tercantum dalam Pasal 6 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menyebutkan bahwa “Setiap pekerjaburuh berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari pengusaha.” Pekerjaan sebagai perawat di sebuah rumah sakit juga merupakan salah satu pekerjaan yang dilakukan pada malam hari, salah satu contohnya adalah perawat yang bekerja di Rumah Sakit Harapan, Kota Magelang. Rumah Sakit Harapan merupakan rumah sakit swasta di Kota Magelang yang memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat dan mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis terbatas serta menampung pelayanan rujukan dari puskesmas. Rumah sakit ini memberlakukan 3 shift, salah satunya adalah shift malam bagi perawat. Shift malam ini dimulai pada malam hari dan berakhir pada pagi hari yaitu pada pukul 21.00 malam hingga 07.30 pagi. Shift malam yang demikian menyebabkan risiko keselamatan dan kesehatan lebih besar dialami oleh perawat yang bekerja di malam hari daripada yang bekerja di pagi atau siang hari. Dengan demikian perawat tersebut membutuhkan perlindungan hukum. Mengingat pentingnya perlindungan hukum bagi perawat yang bekerja pada malam hari maka penelitian ini difokuskan pada analisis terhadap bentuk perlindungan hukum yang seharusnya diterima oleh perawat yang bekerja pada malam hari di Rumah Sakit Harapan, Kota Magelang dengan yang tercantum dalam Pasal 76 ayat 3 UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan bahwa pengusaha wajib memberikan makanan dan minuman bergizi, menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja. Demikian juga perlindungan hukum yang khusus, salah satunya adalah kewajiban dari pengusaha untuk menyediakan fasilitas antar jemput yang disebutkan dalam Pasal 76 ayat 4 bahwa Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerjaburuh perempuan yang bekerja pada malam hari. Pada Undang-Undang terdapat penjelasan bahwa apabila seorang pekerja wanita yang bekerja malam hari ini tidak diantar jemput maka yang akan bertanggung jawab adalah pengusaha itu sendiri. Pengusaha adalah orang-perorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan sendiri, perusahaan yang bukan miliknya atau perusahaan yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia. 1 Pengusaha juga harus menetapkan tempat penjemputan ke tempat kerja dan pengantaran pada lokasi yang mudah dijangkau dan aman bagi pekerja wanita. 2 Kenyataannya pelaksanaan ketentuan tersebut belum berjalan dengan baik dan muncul berbagai pelanggaran, salah satunya tidak terpenuhinya gizi dari makanan yang disediakan oleh pihak Rumah Sakit Harapan, Kota Magelang. Pelanggaran yang dilakukan oleh pengusaha tersebut tidak lepas dari adanya kendala dan masalah yang dihadapi baik secara internal maupun eksternal oleh Rumah Sakit Harapan, Kota Magelang. Kendala tersebut perlu 1 Pasal 5 huruf a,b,dan c Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, 2010, Edisi Revisi 2010, Fokusmedia, Bandung, hal 3. 2 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No :KEP.224MEN2003 Tentang Kewajiban Pengusaha Yang Memperkerjakan Pekerja Buruh Perempuan Antara Pukul 23.00 Sampai Dengan Pukul 07.00. upaya dari pihak pemerintah, pengusaha dan para pekerja untuk menemukan penyelesaian agar hak pekerja tetap terlindungi dan dilaksanakan dengan semestinya. Berdasarkan pada permasalahan di atas, maka penelitian ini diberi judul “Perlindungan Hukum Terhadap Perawat Yang Bekerja Pada Malam Hari di Rumah Sakit Harapan, Kota Magelang”.

B. Rumusan Masalah