Kinerja Karyawan KERANGKA KONSEPTUAL

suatu organisasi, merupakan faktor utama dan sangat mendukung terlaksananya suatu budaya di perusahaan.

3. Kinerja Karyawan

Hari Handoko 1987 mendefinisikan kinerja sebagai proses melalui mana organisasi mengevaluasi atau menilai kinerja karyawan. Kamus bahasa Indonesia mengartikan kinerja adalah mempunyai hasil yang telah dicapai yang telah dilakukan, dikerjakan seseorang dalam melaksanakan kerja atau tugas. Seymous 1991 mendefinisikan kinerja sebagai tindakan-tindakan atau pelaksanaan-pelaksanaan tugas yang dapat diukur. Menurut John Witmore dalam Coaching For Perfomance 1997:104 Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan atau suatu prestasi, suatu pameran umum ketrampilan. Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional. Mink 1993:76 mengemukakan pendapatnya bahwa individu yang memiliki kinerja tinggi memiliki beberapa karakteristik, yaitu diantaranya berorientasi pada prestasi, memiliki percaya diri, berpengendalian diri dan berpotensi. 10 Pengertian kinerja: dalam kinerja karyawan job perfomance tercakup sejumlah hasil yang tidak lain merupakan manifestasi kerja yang dilakukan oleh karyawan atau organisasi yang biasanya digunakan sebagai dasar penilaian atas pekerjaan atau organisasi kerja Simamora 1995:327. Pendapat AS’ad 1995:63 yang mengutip pendapat Maler 1965 menjelaskan kriteria umum yang sering digunakan sebagai kriteria pengukuran kinerja, yaitu: kualitas, kuantitas, waktu yang dipakai, jabatan yang dipegang, absensi dan keselamatan dalam menjalankan tugas pekerjaan. Penilaian dapat meliputi: daerah kerja organisasi, perencanaan organisasi, pengetahuan karyawan dan ketepatan waktu. Cara menilai kinerja Karyawan adalah dengan menggunakan: a. Quality : merupakan hasil kerja dari para karyawan yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan sebelumnya. b. Quantity : merupakan hasil kerja dari karyawan yang bisa mencapai skala maksimal yang ditentukan oleh pihak perusahaan. c. Timeliness : merupakan dimana karyawan dapat bekerja sesuai dengan standar waktu kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan. d. Cost Effectiveness : penggunaan sumber daya dari karyawan yang digunakan secara optimal dan efisien, keefektifan biaya yang dikeluarkan, merupakan keuntungan Max Weber. 11 e. Need For Supervision : kemampuan karyawan bekerja dengan baik tanpa ada pengawasan dari pihak perusahaan, karyawan dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa harus meminta bimbingan atau campur tangan penyelia. f. Interpersonal impact : rasa harga diri yang baik atau tinggi terhadap pekerjaan, berusaha mencapai hasil terbaik dalam pekerjaan tersebut, meningkatkan kinerja dan menciptakan suasana nyaman. Dalam hal melakukan penilaian kinerja karyawan, Penerbit dan Percetakan Kanisius menggunakan 2 dua jenis dalam menilai kinerja karyawannya yaitu dengan menggunakan Hard Competence dan Soft Competence. Hard competence atau jenis kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan fungsional atau teknis suatu pekerjaan. Dengan kata lain, kompetensi ini berkaitan dengan seluk beluk teknis yang berkaitan dengan pekerjaan yang ditekuni. Contoh hard competence adalah : keterampilan skill, pengetahuan knowladge. Soft competency atau jenis kompetensi yang berkaitan erat dengan kemampuan untuk mengelola proses pekerjaan, hubungan antar manusia serta membangun interaksi dengan orang lain. Contoh soft competence adalah : sikap karyawan, loyalitas, leadership. 12

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini ialah Deskriptif Kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan- hubungannya. Melalui penelitian ini diharapkan memperoleh informasi mengenai status suatu tema, gejala atau keadaan yang ada apa adanya pada saat penelitian dilakukan Widodo dan Mukhatar, 2000. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori danatau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif. Dalam hal ini penulis akan mendeksripsikan secara keseluruhan, mulai dari temuan masalah hingga analisis yang dilakukan selama mengikuti Internship di Penerbit dan Percetakan Kanisius Yogyakarta. 13