KEEFEKTIFAN MEDIA MODEL KERJA PADA HASIL BELAJAR MENJAHIT BLUS MATA PELAJARAN BUSANA INDUSTRI DI SMK AL HUDA BUMIAYU

(1)

i

KEEFEKTIFAN MEDIA MODEL KERJA PADA

HASIL BELAJAR MENJAHIT BLUS MATA

PELAJARAN BUSANA INDUSTRI DI SMK AL-HUDA

BUMIAYU

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Konsentrasi

Tata Busana

Oleh

Jeni Anggraeni NIM.5401411058

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Jeni Anggraeni

NIM : 5401411058

Program Studi : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Judul Skripsi : Keefektifan Media Model Kerja Pada Hasil Belajar Menjahit Blus Mata Pelajaran Busana Industri di SMK AL-Huda Bumiayu

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi program studi S1 Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FT.UNNES

Semarang,

Pembimbing,

Dra.Sicilia Sawitri, M.Pd


(3)

(4)

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

1. Kita boleh kehilangan apa saja, asal tidak kehilangan harapan (Anwar Harjono).

2. Manusia yang tidak pernah berbuat kesalahan adalah manusia yang tidak pernah berbuat apa-apa (Theodore Roosevelt).

3. Setiap awan mendung pasti akan cerah. Setiap masalah walaupun tampak tak terselesaikan pasti ada solusinya (Susilo Bambang Yudhoyono).

Persembahan:

1. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu

memberikan dukungan, kasih sayang dan pengorbanannya.

2. Bidikmisi Universitas Negeri Semarang 3. Teman-teman seperjuangan angkatan 2011 4. Almamaterku


(6)

vi

ABSTRAK

Jeni Anggraeni. 2016. Keefektifan Media Model Kerja Pada Hasil Belajar Menjahit Blus Mata Pelajaran Busana Industri di SMK AL-Huda Bumiayu.

Pembimbing Dra. Sicilia Sawitri, M.Pd. Program Studi S1 Pendidikan Tata Busana, Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.

Pemerintah mengusahakan dan memperbaharui sistem pendidikan nasional dibidang pengetahuan dan teknologi, tolok ukur kualitas sumber daya manusia adalah tingkat pendidikan, maka diperlukan lembaga pendidikan yang berkualitas. Kualitas pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi keberhasilan dalam belajar.Prestasi belajar siswa yang menurun, media pembelajaran yang diberikan guru kurang inovatif, dan proses pembelajaran yang konvensional di SMK AL-Huda Bumiayu kelas XI Busana Butik membuktikan bahwa diperlukan media yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Media Model kerja memudahkan penyampaian pesan dalam bentuk ringkasan visual suatu tahapan, perkembangan atau berupa gambar yang dapat memperjelas suatu konsep. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas media dan besarnya keefektifan Media model kerja pada mata pelajaran Busana Industri pada materi menjahit blus di SMK AL-Huda Bumiayu.

Desain penelitian yang digunakan adalah desain One Group Pretest– Posttest. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen, dengan populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Busana Butik SMK AL-Huda Bumiayu, terdiri dari satu kelas yang berjumlah 24 siswa. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling sebagai kelas penelitian, yang akan diberikan pembelajaran menggunakan media model kerja dalam pembuatan blus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode test, observasi (lembar pengamatan) dan dokumentasi. Pengujian hipotesis menggunakant-test. Hasil belajar siswa menggunakan analisis gain score.

Hasil Penelitian menunjukkan t hitung 7,51lebih besar dari pada t tabel 2,07, tersebut menunjukan adanya keefektifan. Kesimpulan yang diperoleh yaitu ada keefektifan penggunaan media model kerja untuk meningkatkan hasil belajar siswa menjahit blus pada Mata Pelajaran Busana Industri, dan besarnya keefektifan media model kerja dengan indeks normalized gain sebesar 0,40 tergolong kategori sedang. Saran yang dapat ajukan yaitu guru harus lebih teliti dan aktif memberikan pengarahan kepada siswa, supaya siswa dapat lebih paham dengan materi, gunakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa lebih aktif di dalam kelas, memperbaiki ukuran huruf dan tingkat keterbacaannya, membuat media yang dapat bertahan lebih lama dengan melihat bahan pembuatan media, dan guru dapat menggunakan media model kerja selain pada Mata Pelajaran Pembuatan Busana Industri, misalnya mata pelajaran Teknologi Busana.

Kata kunci : Media Model Kerja, Hasil belajar, Pembuatan Busana Industri, Menjahit Blus.


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT dan mengharapkan ridho yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi yang berjudul Keefektifan Media Model Kerja Pada Hasil Belajar Menjahit Blus Mata Pelajaran Busana Industri Di SMK AL-Huda Bumiayu. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar sarjana Pendidikan pada Program Studi S1 Pendidikan kesejahteraan Keluarga Universitas Negeri Semarang. Shalawat dan salam disampaikan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua mendapatkan safaat Nya di yaumil akhir nanti, Amin.

Penelitian ini diangkat sebagai upaya untuk mengembangkan media pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Penyelesaian karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih serta penghargaan kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menempuh studi di Universitas Negeri Semarang.

2. Dekan Fakultas Teknik, Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, dan Ketua program studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Tata Busana yang telah memberi bimbingan dengan memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

3. Dra. Sicilia Sawitri, M.Pd, Pembimbing yang penuh perhatian dan atas perkenaan memberi bimbingan dan dapat dihubungi sewaktu-waktu disertai


(8)

viii

kemudahan dalam memberikan bahan dan menunjukan sumber-sumber yang relevan sangat membantu penulisan karya ini.

4. Dr. Trisnani Widowati, M.Si, dan Dra. Widowati, M.Pd, sebagai penguji I dan penguji II yang telah memberi masukan yang sangat berharga berupa saran, ralat, perbaikan, pertanyaan, komentar, tanggapan, menambah bobot dan kualitas karya tulis ini.

5. Semua dosen PKK Tata Busana FT. Unnes yang telah memberi bekal pengetahuan yang berharga.

6. Kepala Sekolah dan guru SMK AL-Huda Bumiayu yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk membagi angket untuk memperoleh data penelitian.

7. Berbagai pihak yang telah memberi bantuan untuk karya tulis ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pelaksanaan pembelajaran di SMK.

Semarang, Peneliti


(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL. ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 6

1.3. Pembatasan Masalah... 6

1.4. Rumusan Masalah ... 7

1.5. Tujuan Penelitian ... 7

1.6. Manfaat Penelitian ... 7

1.7. Penegasan Istilah.. ... 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 13

2.1. Deskripsi Teori ... 13

2.2. Penelitian yang Relevan ... 36

2.3. Kerangka Berfikir ... 37


(10)

x

BAB III. METODE PENELITIAN ... 42

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ... 42

3.2. Populasi dan Sampel ... 42

3.3. Variabel Penelitian ... 43

3.4. Desain Penelitian. ... 44

3.5. Metode Pengumpulan Data ... 45

3.6. Instrument Penelitian. ... 47

3.7. Teknik Analisis Data ... 58

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 63

4.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 63

4.2. Hasil Analisis Data ... 69

4.3. Pembahasan ... 70

BAB V. PENUTUP ... 76

5.1. Kesimpulan ... 76

5.2. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Interprestasi Nilai r .. ... 49

3.2 Soal valid berdasarkan indikator .. ... 50

3.3Validitas Soal ... 50

3.4Komentar dan saran ahli materi. ... 51

3.5 Hasil penilaian ahli materi ... 51

3.6 Kategori konversi nilai. ... 52

3.7 Klasifikasi Reliabilitas lembar observasi. ... 54

3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal. ... 55

3.9 Interprestasi Tingkat Kesukaran Soal. ... 56

3.10Data Penelitian Tingkat Kesukaran Soal ... 56

3.11 Klasifikasi Daya pembeda ... 57

3.12Interprestasi Daya Pembeda Instrument Test ... 57

3.13 Data Hasil Penelitian Daya Pembeda. ... 58

3.14Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar ... 59

3.15 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar ... 60

3.16Kategori Peningkatan Hasil Belajar ... 62

4.1 Komentar Penilaian ahli Media.. ... 63

4.2 Penilaian ahli media.. ... 64

4.3 Kategori Konversi Nilai.. ... 64

4.4 Hasil Belajar sebelum dan setelah menggunakan media.. ... 65

4.5 Hasil Perhitungan Uji-t.. ... 69


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1Model Blus Luar ... 34

2.2 Kerangka berfikir. ... 39

2.3 Tahap Penelitian ... 40

3.1Desain Penelitan ... 44

3.2RumusKorelasi Product moment ... 48

3.3RumusReliabilitas ... 53

3.4 RumusReliabilitas ratings ... 54

3.5 Rumus Indeks Kesukaran ... 55

3.6 RumusDaya Pembeda ... 56

3.7 Rumus Uji Normalitas ... 58

3.8 Rumus Homogenitas varians dua sampel ... 60

3.9 RumusHipotesis uji t ... 61

3.10RumusUji Gain Score ... 62


(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus Pembuatan Busana Industri ... 79

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 91

3. Materi Menjahit Blus ... 100

4. Kisi-kisi Instrumentpenelitian penilaian Teori ... 137

5. Kisi-kisi Instrumentpenelitian penilaian Praktek ... 139

6. Kisi-kisi Instrumentpenelitian penilaian Sikap. ... 141

7. Rubrik penilaian Instrument ... 143

8. Instrument Penelitian Test Teori ... 157

9. Lembar Penilaian Praktek ... 163

10.Contoh media Model Kerja. ... 172

11.Lembar validasi para ahli . ... 175

12.Hasil Data Rater Praktek .. ... 188

13.Hasil Data Rater Lembar Observasi (Sikap) .. ... 190

14.Data Nama Siswa Uji Coba ... 192

15.Data Hasil Uji Coba ... 193

16.Data Nama Siswa Penelitian. ... 200

17.Lembar Penilaian sikap dan praktek Siswa. ... 201

18.Hasil Belajar Siswa. ... 205

19.Data Nilai Kemampuan awaldan Posttest siswa. ... 207

20.Hasil Angket siswa... 216

21.Administrasi. ... 217


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional untuk menciptakan sumber daya manusia. Pemerintah melakukan berbagai usaha agar seluruh rakyat indonesia memiliki pendidikan, keterampilan dan sikap yang sesuai dengan norma-norma pancasila (UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1). Pemerintah mengusahakan dan memperbaharui sistem pendidikan nasional dibidang pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan dalam rangka mencerdaskan bangsa (Tujuan UUD RI 1945). Belajar adalah suatu proses kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya (Arsyad A, 2009: 1).

Kegiatan belajar mengajar yang diminati masyarakat Indonesia adalah melalui sekolah.Undang-undang No.20 tahun 2003 pada Bab VI menyatakan bahwa, “Negara Indonesia membagi jenjang pendidikan menjadi tiga yaitu Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi”.

Undang-undang No. 20 tahun 2003 pada Bab VI pasal 18 menjelaskan mengenai pendidikan menengah. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan umum dan pendidikan kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat.


(15)

2

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenis lembaga pendidikan formal sebagai akibat dari perkembangan ilmu dan teknologi. SMK bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menguasai keterampilan tertentu untuk memasuki lapangan kerja dan sekaligus memberikan bekal untuk melanjutkan pendidikan kejuruan yang lebih tinggi (UU No.20 tahun 2003 pasal 3).

Pendidikan Kejuruan adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional yang mempersiapkan siswa-siswi menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik.Kemampuan secara kreatif dan produktif dengan lingkungan sosial, budaya, ekonomi dan teknologi serta memiliki pengetahuan dan keterampilan kejuruan yang sesuai dengan persyaratan berbagai lapangan kerja atau menciptakan lapangan kerja. (UU No.20 tahun 2003 pasal 15).

SMK AL-Huda Bumiayu merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan kelompok pariwisata bertempat di Jalan K.H Nasucha No.56 Bumiayu, Brebes yang dirikan pada tahun 2004. Kompetensi Keahlian di SMK Al-Huda Bumiayu adalah Teknik Sepeda Motor yang saat ini belum terakreditasi. Teknik Komputer dan Jaringan dengan akreditasi C, serta Busana Butik terakreditasi B. Kegiatan belajar mengajar terlaksana setiap hari senin sampai sabtu. Kegiatan dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan selesai.

Tujuan dari kompetensi keahlian Busana Butik yaitu siswa diharapkan memiliki bekal keterampilan dalam proses membuat pola dan produksi busana. Mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa kelas XI program Busana


(16)

3

Butikadalah Busana Industri, Pembuatan Pola-Pola, Desain Busana, Pemilihan Bahan Tekstil, Menghias Busana, Kewirausahaan, dan mata pelajaran umum lainnya.

Busana Industri yang merupakan salah satu mata pelajaran dalam program Busana Butik bertujuan melatih siswa supaya lebih terampil dalam menjahit, sehingga menghasilkan siswa-siswi yang mampu memenuhi kebutuhan industri. Mata pelajaran Busana Industri mempunyai materi yang harus dikuasai siswa salah satunya menjahit blus.

Menjahit Blus pada Busana industri memiliki teknik penyelesaian yang sederhana karena digunakan untuk produksi massal dengan waktu yang ditentukan /target. Busana Industri berbeda dengan Busana Butik, dalam Busana Industri teknik penyelesaian yang digunakan sederhana tetapi kualitas produk harus baik,dan setiap orang harus benar-benar menguasai prosedur menjahit pada bagian-bagian yang ada dalam proses menjahit blus, misalnya bagian kerah harus jelas teknik menjahitnya. Hal tersebut yang menjadi alasanpeneliti perlu diadakan media yang dapat membantu memperlihatkan langkah-langkah menjahit blus yang benar dan detail.

Media harus mampu mewakili penjelasan guru sehingga peserta didik bisa belajar secara mandiri. Media pembelajaran tersebut juga harus dilengkapi dengan contoh yang sebenarnya sehingga lebih menarik perhatian dan mempermudah peserta didik dalam praktek menjahit blus.

Hasil wawancara dengan guru Tata Busana menyatakan bahwa, siswi di SMK Al-Huda Bumiayu masih merasa kesulitan pada waktu proses menjahit. Siswa


(17)

4

sering lupa dengan materi yang sudah disampaikan guru, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa.

Nilai minimal yang digunakan SMK AL-Huda Bumiayu pelajaran Busana Industri adalah 7,50. Data yang diperoleh dari guru mata pelajaran Busana Industri yaitu siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada tahun 2013 terdapat 60%,jadi 40% belum memenuhi KKM. Tahun 2014 adalah 48%, jadi 52% siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Menurunnya hasil belajar siswa diduga karena pemilihan media pembelajaran yang diberikan masih kurang menarik perhatian siswa. Hasil belajar yang menurun tersebut menjadi salah satu alasan untuk melakukan penelitian.

Pengamatan yang dilakukan di SMK AL-Huda Bumiayu kelas XI Busana Butik berdasarkan fasilitas yang terdapat pada ruang praktik Busana Butik yang berukuran 9 X 6 Meter persegi, terdapat meja potong, almari penyimpanan kain, ruang ganti dan ruang setrika pada bagian belakang kelas. Bagian depan terdapat papan tulis whiteboard satu buah, mesin jahit manual berjumlah 20 buah dan 27 kursi, tetapi mesin jahit yang berfungsi hanya 15 buah. Siswa harus bergantian ketika menjahit sehingga membuat siswa malas mengerjakan praktik menjahit di sekolah, sarana dan prasarana diduga sebagai penyebab menurunnya hasil belajar siswa.

Pengamatan pada waktu kegiatan belajar mengajar, guru menyampaikan materi pelajaran kurang inovatif yaitu secara klasikal dengan metode ceramah, demonstrasi, pemberian tugas, latihan, dan kegiatan tanya jawab, hal ini


(18)

5

cenderung membuat siswa menjadi pasif dalam menerima pelajaran Busana Industri.

Media pembelajaran yang digunakan di SMK AL-Huda Bumiayu masih konvensional yaitu papan tulis, dan buku pelajaran. Observasi lapangan yang telah dilakukan pada bulan Februari 2015 ada dampak yang terjadi dari kekurangan media pembelajaran berdasarkan pengamatan peneliti yaitu siswa kurang perhatian terhadap mata pelajaran Busana Industri karena media kurang bervariasi.

Kustiawan (2012: 44) menyatakan bahwa, “Model adalah jenis media tiga dimensi yang dibuat sebagai media instruksional dalam rangka kegiatan belajar mengajar apabila benda yang sebenarnya terlalu kecil atau terlalu besar untuk

diamati”.Pendapat Brown yang dikutip Anoraga (2014: 11), kerja merupakan penggunaan proses mental dan fisik dalam mencapai beberapa tujuan yang produktif.

Media Model kerja adalah model suatu mesin yang dapat diperagakan gerakan bagian-bagiannya (Rohani, A, 1997:20). Penggunaan media pembelajaran dalam bentuk model kerja diharapkan dapat memudahkan penyampaian pesan dalam bentuk ringkasan visual suatu tahapan, perkembangan atau berupa gambar yang dapat memperjelas suatu konsep.

Media yang digunakan peneliti adalah media model kerja, yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai dimensi panjang, lebar, dan tinggi/tebal. Media model kerja juga tidak menggunakan media proyeksi (gambar yang di sorotkan). Media tiga dimensi merupakan objek


(19)

6

sesungguhnya (real object) atau miniatur suatu objek, dan bukan foto, gambar atau lukisan.

Latar belakang di atas sebagai alasan peneliti mengambil media model kerja sebagai media pendukung pembelajaran menjahit blus secara industri yang merupakan salah satu mata pelajaran program produktif yang diberikan kepada siswa kelas XI di SMK AL-Huda Bumiayu. Media yang terbatas diduga menjadi salah satu penyebab lemahnya mutu hasil belajar siswa, terutama pada pelajaran menjahit Blus secara Industri, maka perlu dilakukan penelitian denganjudul

“Keefektifan Media ModelKerja Pada Hasil Belajar Menjahit Blus Mata Pelajaran Busana Industri di SMK Al-Huda Bumiayu”.

1.2.Identifikasi Masalah

1.2.1 Prestasi sebagian siswa dalam menjahit Blus yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) tahun 2013 ada 60% yang mencapai KKM. Tahun 2014 adalah 48%, jadi 52% peserta didik belum bisa memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM).

1.2.2 Sarana dan prasarana terbatas terutama mesin jahit yang menyebabkan siswa malas mengerjakan tugas di sekolah sehingga pembelajaran kurang optimal.

1.2.3 Guru masih kurang inovatif dalam menggunakan media pembelajaran di dalam kelas sehingga siswa pasif dalam pembelajaran.

1.2.4 Proses pembelajaran yang terjadi di SMK AL-HUDA Bumiayu masih konvensional terpusat pada klasikal dengan metode ceramah, demonstrasi,


(20)

7

pemberian tugas dan latihan, dan kegiatan tanya jawab belum menggunakan media yang menarik perhatian siswa.

1.3. Pembatasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada penggunaan Media Model Kerja materi Menjahit Blus pada Mata Pelajaran Busana Industri di SMK AL-Huda Bumiayu, yang mencakup komponen kelayakan/validasi media, pelaksanaan pembelajaran, serta keefektifan penggunaan media pembelajaran. Penelitian dibatasi pada masalah penggunaan media dan upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam menjahit blus.

1.4.Rumusan Masalah

1.4.1. Bagaimana validitas Media model kerjapada hasil belajar menjahit blus Mata Pelajaran Busana Industri di SMK AL-Huda Bumiayu?

1.4.2. Bagaimana Keefektifan Media modelkerja pada hasil belajar menjahit blus Mata Pelajaran Busana Industri di SMK AL-Huda Bumiayu?

1.5. Tujuan Penelitian

1.4.3. Mengetahui validitas Media model kerja pada hasil belajar menjahit blus Mata Pelajaran Busana Industri di SMK AL-Huda Bumiayu.

1.4.4. Mengetahui keefektifan Media model kerja pada hasil belajar menjahit blus Mata Pelajaran Busana Industri di SMK AL-Huda Bumiayu.

1.6. Manfaat Penelitian 1.6.1. Kegunaan Teoritis

1.6.1.1. Bagi penulis dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu yang telah didapat selama kuliah, sehingga terciptanya wacana ilmiah.


(21)

8

1.6.1.2. Bagi penelitian lanjutan, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana informasi awal bagi peneliti yang hendak meneliti bidang kajian yang sama.

1.6.2. Kegunaan Praktis

1.6.2.1. Bagi guru dan dosen bidang studi, dapat memberikan kontribusi tentang adanya pengoptimalan penggunaan media pembelajaran.

1.6.2.2. Bagi siswa/mahasiswa, dapat meningkatkan motivasi belajar karena pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan serta menambah pengetahuan tentang media yang sesuai dengan materi yang disampaikan untuk meningkatkan hasil belajar.

1.7.Penegasan Istilah

Tujuan peneliti memberikan penegasan pada beberapa istilah skripsi ini adalah untuk memperjelas dan memperkecil lingkup persoalan yang di teliti, penegasan istilah yang di maksud adalah sebagai berikut :

1.7.1. Keefektifan

Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga tahun 2003, halaman 284 yang disusun oleh Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional mengemukakan bahwa, efektivitasmemiliki pengertian „keefektifan’. Keefektifan adalah „keadaan

berpengaruh‟; „hal berkesan‟, „kemanjuran‟; „kemujaraban‟ (tt

obat),„keberhasilan‟ (tt usaha, tindakan); „kemangkusan‟, „hal mulai berlakunya‟

tentang undang-undang, peraturan.

Keefektifan adalah sarana dan prasarana yang harus dipenuhi untuk pencapaian sesuatu hal. Rohani, A (1997: 20) menyatakan bahwa Media Model


(22)

9

kerja adalah model suatu mesin yang dapat diperagakan gerakan bagian-bagiannya.

Mengacu dari pengertian tersebut, keefektifan media model kerja sebagai pelengkap pelajaran adalah tercapainya tujuan belajar sebagai akibat dari keberhasilan penggunaan model kerja dalam materi pembuatan menjahit blus.

1.7.2.Media Model Kerja

Kustiawan (2012: 44) menyatakan bahwa, “Model adalah jenis media tiga dimensi yang dibuat sebagai media instruksional dalam rangka kegiatan belajar mengajar apabila benda yang sebenarnya terlalu kecil atau terlalu besar untuk

diamati”. Rohani, A (1997: 20) menyatakan bahwa Media Model kerja adalah

model suatu mesin yang dapat diperagakan gerakan bagian-bagiannya.

Pendapat Brown yang dikutip Anoraga (2014: 11), menyatakan bahwa,“kerja merupakan penggunaan proses mental dan fisik dalam mencapai beberapa tujuan yang produktif.”

Media Model kerja yang digunakan untuk pembuatan Busana Industri yang di dalamnya terdapat persiapan menjahit blus, desain model, dan langkah-langkah kerja pembuatan blus serta hasil jadi blus.

1.7.3.Hasil Belajar

Purwanto (2010: 44), menyatakan bahwa, “Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar”. “Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikut proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan” (Purwanto, 2010: 54). Hasil belajar


(23)

10

merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya dapat juga diartikan sesuatu yang diperoleh dari kegiatan belajar. Hasil belajar yang dilihat dan dibandingkan adalah hasil belajar Menjahit Blus (tingkat rendah, sedang dan tinggi). Artinya hasil belajar dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas, peran, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan (Kognitif), keterampilan (Psikomotorik), sikap (afektif).

Paparan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah segala sesuatu yang dapat dihasilkan dalam melakukan kegiatan belajar. Penelitian ini adalah cerminan hasil belajar menjahit blus dimana hasil belajar tersebut dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh siswa, yang telah mengikuti kegiatan belajar dan praktek menjahit blus.

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang diperoleh dari membandingkan hasil belajar pada materi sebelumnya yaitu pembuatan rokdengan pembuatan blus wanita dari perlakuan setelah proses pembelajaran berlangsung yang berupa nilai pada aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.

1.7.4. Mata Pelajaran Busana Industri 1.7.4.1. Menjahit Blus

Poerwadarminto (2012: 460) menyatakan bahwa, “menjahit merupakan melekatkan (melipat, mengelim, menyambung) dengan jarum dengan mesin jahit lebih cepat dapat dengan tangan”. Muliawan, Porrie (2003: 49) menyatakan bahwa , “Blus adalah pakaian yang menutupi badan bagian atas sampai dibawah


(24)

11

Mata Pelajaran Pembuatan Busana Industri merupakan mata pelajaran yang ditempuh siswa kelas XI Jurusan Tata Busana. Pembuatan Busana Industri dalam penelitian ini salah satunya mengenai Menjahit Blus. Siswa membuat Blus dimulai dari membuat pola, spreading, cutting, memberi tanda jahitan, sewing dan

finishing. Siswa membuat blus ukuran standar (M) dengan model menggunakan kerah shiller, lengan puncak, kupnat dibagian depan dan belakang, kancing depan dan panjang blus sampai bawah panggul.

Tujuan materi menjahit blus yaitu siswa diharapkan mampu membuat pola, menjahit blus serta mengidentifikasi mutu jahitan secara industri. Materi menjahit blus dilaksanakan 4 kali pertemuan, dan setiap pertemuan berdurasi 4 jam (45 menit).

1.7.5. SMK AL-Huda Bumiayu

SMK AL-Huda Bumiayu adalah sekolah status swasta milik yayasan

Showtatussu‟ada yang didirikan pada tahun 2004. SMK AL-Huda memiliki 3 kompetensi kejuruan yaitu Teknik Sepeda Motor, Teknik Komputer dan Jaringan, serta Busana Butik. Busana Butik merupakan jurusan pertama yang didirikan.

Mata Pelajaran Pembuatan Busana Industri merupakan mata pelajaran yang ditempuh siswa kelas XI Jurusan Tata Busana. Siswa akan mendapatkan materi pelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Guru memberikan materi tentang pembuatan blus. Media model kerja disusun oleh guruuntuk menjelaskan langkah-langkah kerja menjahit blus sehingga siswa dapat mandiri dan cepat dalam menyelesaikan praktik menjahit blus.


(25)

12

Hasil belajar siswa berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun

psikomotorik. Hasil belajar aspek kognitif (pengetahuan) dilihat dari perolehan hasil posttestmateri menjahit blus. Aspek afektif dilihat dari perolehan hasil penilaian sikap meliputi kehadiran siswa, ketertiban, keaktifan, sikap mengikuti pelajaran dan kejujuran siswa. Aspek psikomotorik dilihat dari keterampilan hasil praktik siswa dalam menjahit blus, selanjutnya hasil belajar menjahit blus dibandingkan dengan hasil belajar materi sebelumnya/ kemampuan awal yaitu pembuatan rok.


(1)

pemberian tugas dan latihan, dan kegiatan tanya jawab belum menggunakan media yang menarik perhatian siswa.

1.3. Pembatasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada penggunaan Media Model Kerja materi Menjahit Blus pada Mata Pelajaran Busana Industri di SMK AL-Huda Bumiayu, yang mencakup komponen kelayakan/validasi media, pelaksanaan pembelajaran, serta keefektifan penggunaan media pembelajaran. Penelitian dibatasi pada masalah penggunaan media dan upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam menjahit blus.

1.4.Rumusan Masalah

1.4.1. Bagaimana validitas Media model kerjapada hasil belajar menjahit blus Mata Pelajaran Busana Industri di SMK AL-Huda Bumiayu?

1.4.2. Bagaimana Keefektifan Media modelkerja pada hasil belajar menjahit blus Mata Pelajaran Busana Industri di SMK AL-Huda Bumiayu?

1.5. Tujuan Penelitian

1.4.3. Mengetahui validitas Media model kerja pada hasil belajar menjahit blus Mata Pelajaran Busana Industri di SMK AL-Huda Bumiayu.

1.4.4. Mengetahui keefektifan Media model kerja pada hasil belajar menjahit blus Mata Pelajaran Busana Industri di SMK AL-Huda Bumiayu.

1.6. Manfaat Penelitian 1.6.1. Kegunaan Teoritis

1.6.1.1. Bagi penulis dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu yang telah didapat selama kuliah, sehingga terciptanya wacana ilmiah.


(2)

1.6.1.2. Bagi penelitian lanjutan, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana informasi awal bagi peneliti yang hendak meneliti bidang kajian yang sama.

1.6.2. Kegunaan Praktis

1.6.2.1. Bagi guru dan dosen bidang studi, dapat memberikan kontribusi tentang adanya pengoptimalan penggunaan media pembelajaran.

1.6.2.2. Bagi siswa/mahasiswa, dapat meningkatkan motivasi belajar karena pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan serta menambah pengetahuan tentang media yang sesuai dengan materi yang disampaikan untuk meningkatkan hasil belajar.

1.7.Penegasan Istilah

Tujuan peneliti memberikan penegasan pada beberapa istilah skripsi ini adalah untuk memperjelas dan memperkecil lingkup persoalan yang di teliti, penegasan istilah yang di maksud adalah sebagai berikut :

1.7.1. Keefektifan

Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga tahun 2003, halaman 284 yang disusun oleh Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional mengemukakan bahwa, efektivitasmemiliki pengertian „keefektifan’. Keefektifan adalah „keadaan berpengaruh‟; „hal berkesan‟, „kemanjuran‟; „kemujaraban‟ (tt obat),„keberhasilan‟ (tt usaha, tindakan); „kemangkusan‟, „hal mulai berlakunya‟ tentang undang-undang, peraturan.

Keefektifan adalah sarana dan prasarana yang harus dipenuhi untuk pencapaian sesuatu hal. Rohani, A (1997: 20) menyatakan bahwa Media Model


(3)

kerja adalah model suatu mesin yang dapat diperagakan gerakan bagian-bagiannya.

Mengacu dari pengertian tersebut, keefektifan media model kerja sebagai pelengkap pelajaran adalah tercapainya tujuan belajar sebagai akibat dari keberhasilan penggunaan model kerja dalam materi pembuatan menjahit blus.

1.7.2.Media Model Kerja

Kustiawan (2012: 44) menyatakan bahwa, “Model adalah jenis media tiga dimensi yang dibuat sebagai media instruksional dalam rangka kegiatan belajar mengajar apabila benda yang sebenarnya terlalu kecil atau terlalu besar untuk diamati”. Rohani, A (1997: 20) menyatakan bahwa Media Model kerja adalah model suatu mesin yang dapat diperagakan gerakan bagian-bagiannya.

Pendapat Brown yang dikutip Anoraga (2014: 11), menyatakan bahwa,“kerja merupakan penggunaan proses mental dan fisik dalam mencapai beberapa tujuan yang produktif.”

Media Model kerja yang digunakan untuk pembuatan Busana Industri yang di dalamnya terdapat persiapan menjahit blus, desain model, dan langkah-langkah kerja pembuatan blus serta hasil jadi blus.

1.7.3.Hasil Belajar

Purwanto (2010: 44), menyatakan bahwa, “Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar”. “Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikut proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan” (Purwanto, 2010: 54). Hasil belajar


(4)

merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya dapat juga diartikan sesuatu yang diperoleh dari kegiatan belajar. Hasil belajar yang dilihat dan dibandingkan adalah hasil belajar Menjahit Blus (tingkat rendah, sedang dan tinggi). Artinya hasil belajar dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas, peran, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan (Kognitif), keterampilan (Psikomotorik), sikap (afektif).

Paparan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah segala sesuatu yang dapat dihasilkan dalam melakukan kegiatan belajar. Penelitian ini adalah cerminan hasil belajar menjahit blus dimana hasil belajar tersebut dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh siswa, yang telah mengikuti kegiatan belajar dan praktek menjahit blus.

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang diperoleh dari membandingkan hasil belajar pada materi sebelumnya yaitu pembuatan rokdengan pembuatan blus wanita dari perlakuan setelah proses pembelajaran berlangsung yang berupa nilai pada aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. 1.7.4. Mata Pelajaran Busana Industri

1.7.4.1. Menjahit Blus

Poerwadarminto (2012: 460) menyatakan bahwa, “menjahit merupakan melekatkan (melipat, mengelim, menyambung) dengan jarum dengan mesin jahit lebih cepat dapat dengan tangan”. Muliawan, Porrie (2003: 49) menyatakan bahwa , “Blus adalah pakaian yang menutupi badan bagian atas sampai dibawah pinggang, sedikit atau banyak”.


(5)

Mata Pelajaran Pembuatan Busana Industri merupakan mata pelajaran yang ditempuh siswa kelas XI Jurusan Tata Busana. Pembuatan Busana Industri dalam penelitian ini salah satunya mengenai Menjahit Blus. Siswa membuat Blus dimulai dari membuat pola, spreading, cutting, memberi tanda jahitan, sewing dan finishing. Siswa membuat blus ukuran standar (M) dengan model menggunakan kerah shiller, lengan puncak, kupnat dibagian depan dan belakang, kancing depan dan panjang blus sampai bawah panggul.

Tujuan materi menjahit blus yaitu siswa diharapkan mampu membuat pola, menjahit blus serta mengidentifikasi mutu jahitan secara industri. Materi menjahit blus dilaksanakan 4 kali pertemuan, dan setiap pertemuan berdurasi 4 jam (45 menit).

1.7.5. SMK AL-Huda Bumiayu

SMK AL-Huda Bumiayu adalah sekolah status swasta milik yayasan Showtatussu‟ada yang didirikan pada tahun 2004. SMK AL-Huda memiliki 3 kompetensi kejuruan yaitu Teknik Sepeda Motor, Teknik Komputer dan Jaringan, serta Busana Butik. Busana Butik merupakan jurusan pertama yang didirikan.

Mata Pelajaran Pembuatan Busana Industri merupakan mata pelajaran yang ditempuh siswa kelas XI Jurusan Tata Busana. Siswa akan mendapatkan materi pelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Guru memberikan materi tentang pembuatan blus. Media model kerja disusun oleh guruuntuk menjelaskan langkah-langkah kerja menjahit blus sehingga siswa dapat mandiri dan cepat dalam menyelesaikan praktik menjahit blus.


(6)

Hasil belajar siswa berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil belajar aspek kognitif (pengetahuan) dilihat dari perolehan hasil posttestmateri menjahit blus. Aspek afektif dilihat dari perolehan hasil penilaian sikap meliputi kehadiran siswa, ketertiban, keaktifan, sikap mengikuti pelajaran dan kejujuran siswa. Aspek psikomotorik dilihat dari keterampilan hasil praktik siswa dalam menjahit blus, selanjutnya hasil belajar menjahit blus dibandingkan dengan hasil belajar materi sebelumnya/ kemampuan awal yaitu pembuatan rok.