ANALISIS PERAMALAN DATA RUNTUN WAKTU MENGGUNAKAN VECTOR AOUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (VARIMA) (Studi Kasus Data Tingkat Inflasi Indonesia dan BI Rate)

ABSTRACT
ANALYZED FORECSTING DATA TIME SERIES PERIODIC USING
VECTOR AOUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE
(VARIMA)
(Study in Case Data Inflation Level in Indonesia and BI Rate)
By
RENDI RINALDY

This research aimed to forecast inflation level in Indonesia and BI Rate using
VARIMA model. The result showed that VARIMA (1,1,2) is the best model
indicates that each of 4,94% inflation level then BI rate had passed 0,145%.
Keywords: Forecasting, VARMA Model, VARIMA Model.

ABSTRAK
ANALISIS PERAMALAN DATA RUNTUN WAKTU MENGGUNAKAN
VECTOR AOUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE
(VARIMA)
(Studi Kasus Data Tingkat Inflasi Indonesia dan BI Rate)

Oleh
RENDI RINALDY


Penelitian ini bertujuan untuk meramalkan tingkat inflasi di Indonesia dan BI rate
dengan menggunakan model VARIMA. Hasil memperlihatkan bahwa model
VARIMA (1,1,2) adalah model terbaik yang menunjukan bahwa setiap kenaikkan
4,94% tingkat inflasi maka BI rate mengalami kenaikkan 0,145%.
Kata kunci: Peramalan, Model VARMA, Model VARIMA.

ANALISIS PERAMALAN DATA RUNTUN WAKTU MENGGUNAKAN
VECTOR AOUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE
(VARIMA)
(Studi Kasus Data Tingkat Inflasi Indonesia dan BI Rate)

(Skripsi)

RENDI RINALDY

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016


ABSTRACT
ANALYZED FORECSTING DATA TIME SERIES PERIODIC USING
VECTOR AOUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE
(VARIMA)
(Study in Case Data Inflation Level in Indonesia and BI Rate)
By
RENDI RINALDY

This research aimed to forecast inflation level in Indonesia and BI Rate using
VARIMA model. The result showed that VARIMA (1,1,2) is the best model
indicates that each of 4,94% inflation level then BI rate had passed 0,145%.
Keywords: Forecasting, VARMA Model, VARIMA Model.

ABSTRAK
ANALISIS PERAMALAN DATA RUNTUN WAKTU MENGGUNAKAN
VECTOR AOUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE
(VARIMA)
(Studi Kasus Data Tingkat Inflasi Indonesia dan BI Rate)


Oleh
RENDI RINALDY

Penelitian ini bertujuan untuk meramalkan tingkat inflasi di Indonesia dan BI rate
dengan menggunakan model VARIMA. Hasil memperlihatkan bahwa model
VARIMA (1,1,2) adalah model terbaik yang menunjukan bahwa setiap kenaikkan
4,94% tingkat inflasi maka BI rate mengalami kenaikkan 0,145%.
Kata kunci: Peramalan, Model VARMA, Model VARIMA.

ANALISI PERAMALAN DATA RUNTUN WAKTU MENGGUNAKAN
VECTOR AUTOREGRRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE
(VARIMA)
(Studi Kasus Data Tingkat Inflasi Indonesia dan BI Rate)

Oleh

RENDI RINALDY
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA SAINS

Pada
Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Rendi Rinaldy, Dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 31
Oktober 1994, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Miryadi
dan Ibu Yeti Sukmayati.

Menempuh pendidikan awal Taman Kanak-kanak di TK Gajah Mada Bandar
Lampung tamat pada tahun 2000, Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 01 Rawa Laut
tamat pada tahun 2006, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 01 Bandar
Lampung tamat pada tahun 2009, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN

12 Bandar Lampung tamat pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis diterima
sebagai Mahasiswa Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lampung, melalui jalur Undangan.

Pada saat duduk di bangku kuliah, penulis mengikuti organisasi di dalam kampus.
Penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Matematika (HIMATIKA) sebagai
Anggota Bidang Kaderisasi (2012/2013), sebagai Anggota Bidang Eksternal
(2012/2013) dan Wakil Ketua Umum (2014/2015).

Sebagai salah satu mata kuliah wajib, penulis juga pernah mengikuti Kuliah
Praktek (KP) di Dinas Pendapatan Daerah (DIPENDA) provinsi Lampung pada
tanggal 26 Januari sampai dengan 13 Februari 2015.

Selanjutnya bulan Juli-September 2015 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) di Tiyuh Bandar Dewa, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten
Tulang Bawang Barat, Lampung.

SANWACANA

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“ANALSIS PERAMALAN DATA RUNTUN WAKTU MENGGUNAKAN
VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (VARIMA)
dengan (Studi Kasus Data Tingkat Inflasi Indonesi dan BI Rate)” sebagai salah
satu syarat meraih gelar sarjanaan pada Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
Terima kasih yang setulus-tulusnya penulis ucapkan kepada:
1.

Bapak Drs. Nusyirwan, S.Si., M.Si. Selaku dosen pembimbing I yang selalu
mengarahkan, membimbing dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.

2.

Bapak Drs. Tiryono Ruby, M.Sc., Ph.D. Selaku dosen pembimbing II dan
Ketua Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Lampung yang selalu sabar membimbing dan mengarahkan
dalam penyelesaian skripsi ini.


3.

Ir. Netti Herawati, M.Sc., Ph.D. Selaku dosen penguji yang telah

memberikan saran dan nasehatnya dalam menyelesaikan skripsi ini.
4.

Bapak Dr. Muslim Ansori, S.Si., M.Sc. Selaku dosen pembimbing yang
selalu memberikan nasihat dan motivasi selam penulis menjadi mahasiswa

5.

Bapak Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D. Selaku Dekan FMIPA Universitas
Lampung.

6.

Seluruh Dosen dan Tenaga Pendidikan Jurusan Matematika yang telah
memberikan Ilmu dan bantuan yang berguna bagi penulis.


7.

Ayah dan Ibu yang senantiasa dengan tulus menyayangi, mendoakan dan
memotivasiku dalam menggapai cita-citaku.

8.

Adik Heni, Evi dan keluarga besarku yang telah memberikan dorongan,
semangat dan motivasi kepada penulis.

9.

Rekan dan sahabat-sahabatku di Matematika: Angger, Anwar, Candra,
Danar, Geri, Jorgi, Pras, Topik, Yefta, Anggi, Desti, Dwi, Elva, Ernia, Imah,
Putri, Ratih, Riyama, Selvi, Yanti, dan teman-teman angkatan 2012 yang
tidak bisa disebutkan satu-satu terima kasih atas kebaikan dan motivasinya
selama ini.

10. Keluarga besar HIMATIKA yang telah banyak memberikan motivasi dan


kenangan selama di kampus.

Bandar Lampung, Desember 2016
Penulis

Rendi Rinaldy

KATA INSPIRASI

Pertama, mereka mengabaikan anda. Kemudian, mereka tertawa pada anda.
Berikutnya, mereka melawan anda. Lalu, anda menang
(-Mahatma Gandhi-)

Kualitas diri anda dinilai dari bagaimana diri anda bukan apa yang anda
miliki
(-Anonymous-)

Hargailah Apa yang Telah Dicapai Orang Lain, Karena Kalian Tidak Akan
Mengerti Apa yang Telah Ia Korbankan Sampai Dititik Itu
(-Rendi Rinaldy-)


PERSEMBAHAN

Teriring do’a dan rasa syukur kepada Allah SWT, Salawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW
Ku persembahkan karya kecil ini sebagai rasa sayang dan terimakasih ku kepada:
Orang Tua Tercinta
Ayah MIRYADI dan Ibu YETI SUKMAYATI
atas limpahan kasih sayang, do’a dan tetesan keringat dalam merawat, mendidik dan
menyekolahkanku selama ini demi keberhasilanku
Adik Tercinta
HENI KURNIAWATI dan EVI APRIYANTY yang selalu memberikan dukungan
dan menjadi motivasi
Serta keluarga besarku yang selalu memberikan semangat
Para pendidikku, dosen dan guru-guruku yang telah memberikan ilmu kepadaku
Teman-teman seperjuangan angkatan 2012
Keluarga Besar HIMATIKA
Sahabat serta teman dekat
Almamater tercinta.


DAFTAR ISI

halaman
DAFTAR GAMBAR .................................................................................

vi

DAFTAR TABEL .....................................................................................

vii

I.

II.

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang dan Masalah ....................................................

1

1.2. Tujuan Penelitian......................................................................

3

1.3. Manfaat Penelitian....................................................................

3

TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Ekonometrika ...........................................................................

4

2.2

Data Untuk Estimasi Parameter Model ....................................

4

2.3

Ekonometrika Deret Waktu ......................................................

5

2.4

Inflasi ........................................................................................

6

2.4.1

Penggolongan Inflasi ...................................................

6

2.4.2

Menentukan Tingkat Inflasi ........................................

7

BI Rate......................................................................................

7

Fungsi BI Rate..............................................................

8

Peramalan .................................................................................

8

2.5

2.5.1
2.6

iii

2.7

Data Runtun Waktu ..................................................................

9

2.8

Stasioneritas .............................................................................

9

2.8.1

Stasioneritas dalam Ragam ..........................................

10

2.8.2

Stasioneritas dalam Rata-Rata......................................

11

Pemeriksaan Kestasioneran ......................................................

12

2.9.1

Melihat Tren Data dalam Grafik ..................................

12

2.9.2

Koefisen Autokolerasi dan Korelogram ACF ..............

12

29.3

Uji Akar-Unit (Unit Root Test) .....................................

14

2.10 Transformasi Deret Waktu Tidak Stasioner .............................

15

2.11 Operator Backshift ....................................................................

16

2.12 White Noise ..............................................................................

16

2.13 Proses Autoregressive ..............................................................

17

2.14. Analisis Multivariat Deret Waktu ............................................

17

2.15. Model Vector Autoregressive (VAR) .......................................

18

2.15.1 Kestabilan Proses VAR (p) ...........................................

19

2.16. Model Vector Moving Average ...............................................

20

2.17. Model Vector Autoregressive Moving Average .......................

21

2.18. Model Vector Autoregressive Integrated Moving Average......

22

2.19. Extended Cros-Corelation Matrices (ECCM) .........................

22

2.9

III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1

Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................

24

3.2

Data Penelitian .........................................................................

24

3.3

Metode Penelitian .....................................................................

24

iv

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V.

4.1

Deskripsi Data ..........................................................................

26

4.2

Identifikasi ................................................................................

26

4.2.1

Uji Stasioneritas ...........................................................

26

4.2.2

Pemilihan Order VARIMA ..........................................

32

4.3

Estimasi Model VARIMA .......................................................

33

4.4

Evaluasi Model VARIMA .......................................................

34

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Grafik plot data tingkat inflasi dan BI Rate di Indonesia Periode
Januari 2009 sampai dengan Apil 2016 ............................................... 26
2. Plot ACF data tingkat inflasi................................................................ 27
3. Plot ACF data BI rate .......................................................................... 28
4. Grafik plot data tingkat inflasi dan BI Rate di Indonesia Periode
Januari 2009 sampai dengan Apil 2016 setelah di differencing........... 30
5. Plot ACF differencing data Tingkat Inflasi.......................................... 30
6. Plot ACF differencing data BI rate ...................................................... 31
7. Plot hasil uji Ljung-box dari residual model VARIMA (1,1,2) .......... 35

vi

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.

Uji ADF data tingkat Inflasi dan BI Rate ............................................ 29

2.

Uji ADF data tingkat Inflasi dan BI Rate setelah differencing ............ 32

3.

Nilai statistik ECCM order AR dan MA.............................................. 33

4.

Nilai tingkat signifikan ........................................................................ 34

5.

Matriks AR, MA dan Residual ............................................................ 36

vii

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Inflasi di dunia ekonomi modern sangat memberatkan masyrakat. Hal ini
dikarenakan inflasi dapat mengakibatkan lemahnya efesiensi dan produktifitas
ekonomi investasi, kenaikan biaya modal, dan ketidakjelasan ongkos serta
pendapatan di masa yang akan datang. Salah satu kebijakan moneter pemerintah
untuk mempengaruhi perekonomian adalah dengan menaikkan atau menurunkan
suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau disebut BI rate. Dalam transimisi
kebijakan moneter yang dikeluarkan BI, kenaikkan atau penurunan BI rate akan
mempengaruhi inflasi. Pengaruh yang diberikan oleh perubahan BI rate ini dapat
terjadi melalui beberapa jalur yaitu jalur suku bunga kredit, nilai tukar, harga aset,
dan ekspektasi. BI menyatakan bahwa pengaruh BI rate terhadap inflasi salah
satunya terjadi melalui jalur suku bunga, perubahan BI rate mempengaruhi suku
bunga kredit perbankan. Apabila perekonomian sedang mengalami kelesuan BI
dapat menggunakan kebijakan moneter yang ekspansif melalui penurunan suku
bunga untuk mendorong aktifitas ekonomi.

Peramalan merupakan suatu kegiatan untuk mengetahui apa yang akan terjadi di
masa yang akan datang menggunakan dan mempertimbangkan data dari masa
lampau. Ketepatan secara mutlak dalam memprediksi suatu peristiwa adalah tidak

2

mungkin dicapai. Oleh karena itu, ketika tidak dapat melihat kejadian yang akan
datang secara pasti, diperlukan waktu dan biaya yang besar agar mereka dapat
memiliki kekuatan dalam menghadapi masa yang akan datang.Peramalan
merupakan alat bantu yang penting dalam sebuah perencanaan yang efektif.
Runtun waktu adalah rangkaian data yang diukur berdasarkan waktu dengan
interval yang sama. Analisis runtun waktu merupakan metode yang mempelajari
deret waktu, baik dari segi teori maupun untuk membuat peramalan (prediksi).
Analisis runtun waktu merupakan cara menentukan variabilitas data runtun waktu
dalam bentuk fungsi periodik dominan. Analisis ini pada dasarnya digunakan
untuk melakukan analisis data yang mempertimbangkan pengaruh waktu. Data
yang digunakan dapat bersifat deterministik, non-deterministik atau data acak,
yang biasanya dikumpulkan secara periodik berdasarkan urutan waktu dalam jam,
hari, minggu, bulan, kuartal atau tahun. Analisis runtun waktu tidak hanya bisa
dilakukan untuk data yang memiliki satu variabel saja tetapi juga bisa untuk data
yang memiliki banyak variabel. Untuk menganalisis data runtun waktu dengan
banyak variabel, dapat menggunakan model Vector Autoregressive (VAR).

Data runtun waktu ekonometrika lebih dominan bersifat tidak stasioner maka dari
itu diperlukan model yang bisa meramalkan data dengan lebih dari satu variabel
dengan sifat tidak stasioner. VARIMA merupakan salah satu model dari VAR,
model VARIMA dipergunakan untuk data yang bersifat tidak stasioner. Oleh
Karena itu dalam penelitian ini akan digunakan model VARIMA untuk
meramalkan data tingkat inflasi di Indonesia dan BI rate.

3

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah memprediksi nilai Inflasi dan BI Rate.

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:
1.

Dapat meperkirakan nilai inflasi dan BI Rate yang akan datang dengan
menggunakan metode VARIMA.

2.

Mengetahui seberapa baik metode VARIMA dalam peramalan.

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Ekonometrika

Secara sederhana, ekonometrika berarti pengukuran indikator ekonomi (Gujarati dan
Porter, 2009).

Ekonometrika, hasil dari suatu pandangan khusus atas peranan ilmu ekonomi, yang
terdiri dari penerapan statistika matematika pada data ekonomi untuk memberikan
dukungan empiris terhadap model-model yang disusun berdasarkan matematika
ekonomi dan untuk memberikan hasil numerik (Tintner, 1968).

Ekonometrika adalah studi tentang penerapan metode statistika untuk masalahmasalah ekonomi. Ekonometrika memiliki banyak jenis untuk digunakan, tetapi
semua mengarah ke tiga kategori yang umum yaitu (1) Menguji teori ekonomi, (2)
Meramalkan perekonomian, dan (3) Membuat kebijakan ekonomi (Schmidt, 2005).

2.2

Data Untuk Estimasi Parameter Model

Model ekonomi menunjukan hubungan variabel-variabel yang pasti, masalah
selanjutnya adalah untuk menemukan himpunan data yang dapat kita gunakan untuk
melihat jika hubungan tersebut ada atau tidak. Suatu observasi dari proses

5

membangkitkan data adalah satu himpunan dari nilai-nilai untuk semua variabelvariabel di dalam hubungan yang kita harapkan untuk dipelajari. Suatu sampel, atau
himpunan data, adalah koleksi dari banyak observasi dari proses membangkitkan data
yang sama. Ada dua jenis-jenis dasar dari sampel, ditambah satu tipe yang ke-tiga
yaitu kombinasi dari keduanya (Schmidt, 2005)
1.

Sampel deret waktu adalah sampel yang mengandung observasi – observasi
pada satu objek ekonomi pada periode – periode waktu yang berbeda. Tingkat
suku bunga dan Produk Domestik Bruto (PDB) pada ekonomi U.S. untuk
setiap kuarter dari tahun 1961 sampai 1999.

2.

S a m p e l Cross- section adalah sampel yang mengandung observasiobservasi dari banyak objek ekonomi yang berbeda yang diambil pada satu
titik waktu. Contohnya: kemampuan kerja dari banyak perusahaan
penerbangan pada tahun 1997.

3.

Sampel Panel/Longitudinal adalah sampel yang mengandung observasiobservasi pada banyak objek ekonomi untuk beberapa periode waktu.
Contoh: Sampel dari delapan perusahaan penerbangan yang berbeda dalam
waktu lima tahun.

2.3

Ekonometrika Deret Waktu

Ekonometrika deret waktu adalah salah satu teknik ekonometrika yang berkembang
relatif pesat. Perkembangan tersebut terutama di dorong oleh kenyataan bahwa
sebagian besar pekerjaan ekonometrika untuk menganalisis prilaku ekonomi

6

didasarkan pada data deret waktu. Dalam pengertian sederhana, ekonometrika deret
waktu adalah teknik ekonometrika untuk menganalisis prilaku data deret waktu.

Model ekonometrika dapat digunakan untuk menjelaskan struktur hubungan
antarpeubah ekonomi yang dapat dijadikan dasar untuk melakukan
peramalan/prediksi atau pun sebagai dasar untuk menilai efektivitas berbagai
kebijakan ekonomi.

Berdasarkan hal tersebut, analisis deret waktu secara umum dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu (1) analisis yang sifatnya menjelaskan pola data tersebut berdasarkan
waktu dan (2) analisis yang sifatnya eksplanatoris, yakni yang menganalisis
hubungan peubah-peubah deret waktu (Juanda dan Junaidi, 2012).

2.4

Inflasi

Hal yang akan selalu dijumpai di setiap Negara. Suatu masalah yang sangat
sensitif dan selalu terjadi. Efek dari inflasi pun sangat besar dalam setiap Negara.
Inflasi merupakan suatu proses kenaikan harga – harga yang berlaku dalam
perekonomian (Sadono Sukirno, 2002).

2.4.1 Penggolongan Inflasi

Inflasi dibedakan menjadi 4 macam, yaitu (Boediono, 1998).
a) Inflasi Ringan

:

< 10 %%

per tahun

b) Inflasi Sedang

:

10 – 30 %

per tahun

7

c) Inflasi Berat

:

30 – 100 %

per tahun

d) Hiperinflasi

:

100 %

per tahun.

2.4.2 Menentukan Tingkat Inflasi

Tingkat inflasi digunakan untuk menggambarkan perubahan – perubahan
harga – harga yang berlaku dari satu periode ke periode lainnya. Untuk
menentukannya perlu diperhatikan data indeks harga konsumen dari satu periode
tertentu dan seterusnya dibandingkan dengan indeks harga pada periode
sebelumnya. Rumus yang dipakai untuk menentukan laju inflasi adalah sebagai
berikut (Suharyadi dan Purwanto, 2003: 152) :
=

× 100

dimana:
: Laju inflasi
: Indeks harga konsumen periode ke t
: Indeks harga konsumen periode ke t-1 (periode sebelumnya).

2.5

BI Rate

BI Rate adalah suku bunga dengan tenor satu bulan yang diumumkan oleh Bank
Indonesia secara periodik untuk jangka waktu tertentu yang berfungsi sebagai
sinyal (stance) kebijakan moneter (Dahlan siamat, 2005).

8

2.5.1 Fungsi BI Rate

BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur
bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia.
Melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai
sasaran operasional kebijakan moneter.

Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku
bunga Pasar Uang antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga
PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito,
dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan.

Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank
Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan
diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia
akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah
sasaran yang telah ditetapkan.

2.6

Peramalan

Peramalan adalah sebuah prediksi beberapa peristiwa atau kejadian-kejadian masa
mendatang. Peramalan merupakan masalah penting yang mencakup banyak bidang
yaitu bisnis dan industri, pemerintahan, ekonomi, ilmu lingkungan, kedokteran,
ilmu sosial, politik, dan keuangan.

9

Masalah peramalan sering diklasifikasikan sebagai jangka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang. Masalah peramalan jangka pendek melibatkan
memprediksi hanya peristiwa yang periode waktu beberapa (hari, minggu, bulan)
ke depan. Jangka menengah perkiraan memperpanjang dari satu sampai dua tahun
ke depan, dan peramalan jangka panjang masalah bisa melampaui bahwa dengan
bertahun-tahun (Montgomery, 2009).

2.7

Data Runtun Waktu

Data runtun waktu didefinisikan sebagai kumpulan pengamatan kuantitatif yang
disusun secara kronologis. Runtun waktu selalu digunakan dalam bidang
ekonometrik. Awalnya, Tinbergen (1939) membangun model ekonometrik
pertama untuk Amerika Serikat dan kemudian memulai program penelitian ilmiah
ekonometrik secara empiris (Kirchgassner and Wolters, 2007).

Data runtun waktu yang memiliki dua atau lebih variabel disebut multivariate time
series (peubah ganda runtun waktu). Model peubah ganda runtun waktu
melibatkan beberapa variabel yang tidak hanya berturut namun juga saling
berkorelasi (Montgomery, Jennings, and Kulahci, 2008).

2.8

Stasioneritas

Analisis data runtun waktu bertumpu pada asumsi penyederhanaan bahwa proses
runtun waktu harus stasioner. Proses stasioner adalah bahwa rata-rata dan ragam

10

dalam keadaan konstan dari waktu ke waktu. Jika data yang digunakan tidak
stasioner, maka data harus dimodifikasi untuk menjadikan data tersebut stasioner.

2.8.1 Stasioner dalam Ragam

Modifikasi untuk menstasionerkan data dalam ragam harus dilakukan sebelum
melakukan analisis data. Kita dapat mengubah data yang tidak stasioner dalam
ragam menjadi stasioner dengan melakukan transformasi pada data. Misalnya:
1.

Jika simpangan baku pada data runtun waktu diketahui sebanding, maka
dilakukan transformasi logaritma natural agar menghasilkan data runtun baru
dengan ragam yang konstan.

2.

Jika ragam pada data runtun waktu diketahui sebanding, maka dilakukan
transformasi akar kuadrat agar ragam pada data runtun waktu baru menjadi
konstan.

Dan masih banyak lagi transformasi lain yang mungkin dapat dilakukan, tetapi
kedua cara transformasi di atas (terutama transformasi logaritma) sering
digunakan dalam praktik.

Transformasi log dan transformasi akar kuadrat adalah anggota dari transformasi
Box-Cox. Dengan transformasi ini kita mendefinisikan series



baru

(ditransformasi) sebagai berikut:


Dimana

=

1

adalah bilangan real. Sebagai catatan bahwa

beberapa nilai

tidak boleh negatif. Jika

negatif, maka ditambahkan sebuah konstanta positif

semua nilai bernilai positif (Pankratz, 1991).

sehingga

11

2.8.2 Stasioner dalam Rata-Rata

Ketika deret tidak menunjukkan rata-rata yang konstan, biasanya kita dapat
membuat deret baru dengan melakukan differencing (pembedaan) pada data, yaitu
dengan menghitung perubahan berturut-turut pada deret untuk semua , sebagai
berikut:
=
(Jika sebelumnya sudah dilakukan transformasi untuk menstabilkan ragam, maka
series yang digunakan untuk dilakukan pembedaan adalah series



bukan

).

Melakukan penghitungan ini sebanyak satu kali untuk semua , maka disebut
pembedaan pertama (first differencing). Jika deret yang dihasilkan belum
memiliki rata-rata yang konstan, maka dihitung pembedaan pertama (first
differences) dari hasil pembedaan pertama (first differences) sebelumnya untuk
semua . Selanjutnya pembedaan pertama dari

dinotasikan dengan

, sebagai

berikut:
=

=(

)

(

)

Deret yang dihasilkan disebut pembedaan kedua (second differences) dari
Notasi

.

dinotasikan sebagai tingkat pembedaan (differencing). Sehingga untuk

pembedaan pertama

= 1, untuk pembedaan kedua,

= 2 dan seterusnya. Jika

data asli tidak memiliki rata-rata yang konstan, biasanya setelah dilakukan
pembedaan hingga

= 1 data sudah memiliki rata-rata yang konstan,

hampir tidak pernah diperlukan (Pankratz, 1991).

>2

12

2.9

Pemeriksaan Kestasioneran

Terdapat tiga cara umum digunakan dalam melakukan pendugaan terhadap
kestasioneran data. Ketiga cara tersebut adalah (Juanda dan Junaidi, 2012):
1. Melihat tren data dalam grafik.
2. Menggunakan koefisien autokorelasi dan korelogram.
3. Uji akar-akar unit (unit root test).

2.9.1

Melihat Tren Data dalam Grafik

Untuk menduga apakah suatu data bersifat stasioner atau tidak, secara visual dapat
dilihat dari tren atau kecenderungan pola data tersebut (Juanda dan Junaidi, 2012).

2.9.2

Koefisien Autokorelasi dan Korelogram ACF

Autokorelasi untuk lag k (korelasi antara
=
dimana

dan

(

dinyatakan sebagai

)(
(

)
)

adalah koefisien autokorelasi untuk lag k, dan

deret waktu. Karena

, yaitu :

adalah rata-rata data

merupakan fungsi dari k, maka hubungan autokorelasi

dengan lagnya dinamakan fungsi autokorelasi (autocorrelatiom functiom=ACF).
Jika fungsi autokorelasi tersebut digambarkan dalam bentuk kurva, dikenal
dengan istilah korelogram ACF.
1.

Pengamatan pola korelogram ACF; data deret waktu yang tidak stasioner
akan memiliki pola korelogram yang menurun secara eksponenial mendekati
titik nol. Sebaliknya, data deret waktu yang stasioner memiliki pola

13

korelogram dengan nilai positif negatif yang bergantian disekitar nol atau
tidak berbeda signifikan dengan nol.
2.

Pengujian signifikansi nilai autokorelasi; menurut Bartlett, jika data deret
waktu bersifat random, koefisien ACF akan mengikuti distribusi normal
~N(0, ) dengan n adalah jumlah atau ukuran sampel. Dengan hipotesi nol
H0 :
nyata

= 0 dan hipotesis alternatifnya H1 :
= 5%, jika

terletak antara

0. Misalnya dengan taraf
1,96 1/ <

< 1,96 1/

,

keputusannya belum cukup bukti untuk menolak H0.
3.

Uji Statistik Q; uji ini dikembangkan oleh Box dan Pierce yang dikenal
dengan uji statistic Q, dengan rumus:
=

~

( )

Hipotesis nol (H0) untuk uji ini adalah semua koefisien ACF sampai lag
tertentu = 0. Jika statistic

<

( ),

H0 diterima, berarti data deret waktu

adalah stasioner.
4.

Uji Statistik Ljung-Box (LB); pengujian ini dikembangkan oleh Ljung-Box
yang dikenal dengan uji statistic Ljung-Box (LB), dengan rumus:
= ( + 2)

1

~

( ).

Jika nilai statistic LB lebih kecil dari nilai kritis statistik tabel
nyata , maka data stasioner (Juanda dan Junaidi, 2012).

dengan taraf

14

2.9.3 Uji Akar – Unit (Unit Root Test)
Uji Kestasioneran atau ketidakstasioneran yang sangat popular beberapa tahun
belakangan ini adalah uji akar-akar unit (unit root test). Berdasarkan persamaan
proses stokastik akar-akar unit dengan mengurangkan dengan

pada kedua ruas

nya diperoleh :
=

+

=(

1)

+

dan dapat ditulisakan dengan cara lain sebagai:
=
dimana

=(

1) dan

+

adalah operator diferensi pertama. Metode yang

digunakan untuk uji akar-akar unit adalah:
1.

Uji DF (Dickey Fuller Test); uji t untuk menguji

= 0 tidak valid karena tidak

mengikuti distribusi normal. Dicky and Fuller menunjukan bahwa nilai koefisien
akan mengikuti distribusi stastitik

(

), dan menyusun statistik ô sebagai

titik kritis pengujian. Hipotesis yang digunakan adalah:
- Hipotesis nol: H0 :

= 0 (artinya terdapat unit root atau deret waktu tidak

stasioner atau memiliki tren stokastik)
- Hipotesis alternatif: H1:

< 0 (atinya deret waktu stasioner, kemungkinan

berdasarkan tren deterministic) (Gujarati dan Porter, 2009).
Nilai -statistik yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan -McKinnon
Critical Value. Jika -statistik < -tabel, maka H0 diterima atau tidak cukup bukti
menolak H0, artinya data tidak stasioner (Juanda dan Junaidi, 2012).

15

2. Uji ADF (Augmented Dickey Fuller Test); pada Uji DF asumsi yang digunakan
adalah galat

tidak berkorelasi. Tetapi jika pada kondisi

berkorelasi, uji

yang dapat digunakan adalah uji ADF. Uji ADF terdiri dari estimasi dari regresi
berikut:
=

+

+

+

+

dimana å adalah galat white noise murni dan
=(

+
=(

), dst. Pada uji ADF kita juga menguji apakah

),
=0

dan uji ADF mengikuti distribusi yang sama dengan statistic DF, jadi dapat
digunakan nilai kristis yang sama (Gujarati dan Porter, 2009).

2.10

Transformasi Deret Waktu Tidak Stasioner

Kita dapat mentransformasi deret waktu untuk membuatnya menjadi stasioner.
Metode transformasi bergantung apakah deret waktunya merupakan proses stasioner
diferensi (DSP) atau proses stasioner tren (TSP). Dapat dinyatakan jika suatu deret
waktu adalah DSP tetapi kita perlakukan sebagai TSP, ini disebut dengan
underdifferencing. Sebaliknya jika suatu deret waktu merupakan TSP tetapi kita
perlakukan seperti DSP, ini yang disebut dengan overdifferencing (Gujarati dan
Porter, 2009).

Menurut (Brandt dan Williams, 2007), transformasi yang biasanya menggunakan
logaritma natural (ln) dari variabel-variabel yang cenderung memiliki tren atau tidak
stasioner pada ragamnya. Menggunakan logaritma dari data menunjukan bahwa dasar
dari model VAR adalah menyatakan tingkat pertumbuhan dari period ke periode

16

untuk data. Penafsiran ini muncul dari pendekatan dari tingkat pertumbuhan (yang
umum dalam ilmu ekonomi) berikut:
ln( )

ln(

)

Walaupun suatu transformasi logaritma atau akar kuadrat tidak mungkin karena
beberapa kenyataan nilai dari

adalah negatif, salah satu cara untuk meredam nilai

negating tersebut dengan menggunakan

2.11

= log(

+ 3) (Brooks, 2008).

Operator Backshift

Operator backshift B dapat didefinisikan sebagai :
=
=

=

2.12

White noise

White noise adalah suatu proses antar variabel random yang berurutan tidak terjadi
korelasi dan mengikuti distribusi tertentu. Kondisi pengamatan dari proses ( )
yang stasioner ditunjukkan dengan nilai mean ( ) =
{(

}2 = 2

,

( )=

adalah proses yang konstan. kovarian ( ,

) yang

merupakan fungsi hanya dari pembedaan waktu (Abraham and Johannes, 2005).

17

2.13

Proses Autoregressive

Menurut (Brooks, 2008), suatu model autoregressive adalah satu dimana nilai pada
saat ini dari suatu variabel, , bergantung hanya berdasarkan pada nilai-nilai variabel
tersebut yang diambil pada periode-periode sebelumnya ditambah dengan galat.
Suatu model autoregressive dengan order , dilambangkan dengan AR( ), yang
dapat dinyatakan sebagai:
=
dimana

+

+

+. . . . +

+

white noise disturbance term. Persamaan ini juga dapat dituliskan lebih

sederhana menggunakan notasi sigma menjadi:
=

+

+

atau dengan menggunakan operator lag, sebagai :
=

2.14

+

+

Analisis Multivariat Deret Waktu

Analisis multivariate deret waktu yang mempertimbangkan banyak deret waktu
secara bersama-sama (secara simultan). Ini merupakan bagian dari analisis statistika
mulitivariate tetapi secara spesifik memenuhi data dependen. Memahami hubunganhubungan antara faktor-faktor dan menyediakan prediksi-prediksi yang akurat dari
variabel-variabel tersebut yang diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
Keobjektifan dari analisis multivariate time series termasuk untuk mempelajari

18

hubungan-hubungan dinamis antara variabel-variabel dan memperbaiki keakuratan
dari prediksi.
=(

Misalkan

,

,

) adalah observasi-observasi deret waktu berdimensi

pada ruang titik-titik waktu yang sama. Statistika menyatakan, suatu deret waktu
=(

,

,

) adalah vektor random yang mengandung

random variabel

(Tsay, 2014).

2.15

Model Vector Autoregressive (VAR)

Untuk menganalisis secara kuantitatif data runtun waktu dengan melibatkan lebih
dari satu variabel bebas (multivariate time series) digunakan metode Vector
Autoregressive (VAR). Metode VAR memperlakukan semua variabel secara
simetris. Satu vektor berisi lebih dari satu variabel bebas dan pada sisi kanan
terdapat nilai lag (lagged value) dari variabel tak bebas sebagai representasi dari
sifat autoregresive dalam model.

Secara singkat, suatu deret waktu multivariate

adalah suatu proses VAR dengan

order 1, atau VAR(1), jika mengikuti model berikut :
=
dimana

+

adalah vektor berdimensi ,

+
adalah matirks berukuran

× , dan

{ } adalah barisan dari vektor-vektor random secara berurutan yang tidak
berkorelasi dengan mean nol dan matriks kovarian . Pada penerapannya, matriks
kovarian

haruslah definit positif; atau dengan kata lain, dimensi dari

dapat

19

diubah. Menurut (Tsay, 2005), pada literatur, juga sering diasumsikan

merupakan

normal multivariat.

Generalisasi dari VAR(1) ke VAR(p) mudah dilakukan. Deret waktu

mengikuti

model VAR(p) jika memenuhi :
=
dimana

dan

+

+ ...+

+

,

telah didefinisikan sebelumnya, dan

>0
adalah matriks berukuran

× . Dengan menggunakan operator back-shift B (operator lag), model VAR(p)
dapat ditulis sebagai :
...

=

+

,

>0

× . Brntuk ini dapat ditulis kedalam bentuk

dimana I adalah matriks identitas
yang lebih sederhana sebagai:

( )

=

+

2.15.1 Kestabilan Proses VAR ( )

Jika

merupakan proses VAR( ), VAR(1) berdimensi
=

+

bersesuaian dengen :

+

dapat didefinisikan, dimana:

=

,

=

0

,

0
× 1)

(

= 0

(

0

0
0

0
0 ,
0

0 0
(

×

)

× 1)

=

0
0

(

× 1)

20

stabil jika :
det

| |

0

1

dengan,
det

= det

. . .

.

Berdasarkan definisi karakteristik polynomial dari suatu matriks, kita sebut
polynomial ini sebagai karakteristik polynomial kebalikan dari proses VAR( ). Jadi,
proses stabil jika karakteristik polynomial kebalikannya tidak memiliki akar-akar di
dalam dan pada lingkaran unit kompleks. Secara formal
det

. . .

stabil jika:
| |

0

1.

Kondisi ini disebut kondisi kestabilan (Lütkepohl, 2005).

2.16

Model Vector Moving Average (VMA)

Sebuah deret waktu
Average) order

disebut sebagai model VMA (Vector Moving

berdimensi

jika
=

Dengan

+

:
: Adalah konstan vektor yang menunjukan mean dari
: Adalah matriks

×

dengan

0

: Adalah white noise series
Dengan Var ( ) =

[

,

] definite positive.

21

Menurut (Tsay, 2005), VMA model banyak digunakan untuk banyak kasus. Di
dalam keuangan baik sekali dalam mengetahui lonjakan negatif lag-1 korelasi
serial dengan frequensi tinggi (high-frequency).

Model VMA dengan order 1 atau VMA (1)
=
=[

Untuk model menggunakan
=

+
] dapat ditulis sebagai berikut :

,

+

,

,

,

,

,

,

Atau bisa ditulis dengan

2.17

=

+

,

,

,

,

=

+

,

,

,

,

Model Vector Aoutregressive Moving Average (VARMA)

Menurut (Tsay, 2005), sebuah deret waktu

berdimensi

bisa dikatakan proses

vector autoregressive moving-average VARMA ( , ) jika
( )
Dengan

=

+ ( )

:
: Adalah vektor konstan
( ) :

matriks polynomial

( ) :

matriks polynomial

: Adalah sequence dari bebas stokasitik identik vektor acak dengan
mean nol dan definite positive matriks kovarian ∑_a.

22

2.18

Model Vector Autoregressive Integrated Moving Average (VARIMA)

Vector data time series yang telah melalui proses differencing dinyatakan sebagai
model VARIMA (Vector Autoreggressive Integrated Moving Average Process)
(Wei, 2006).
( ) ( )

= ( )

Dengan :
( ) = adalah matriks aoutoregressive polynomial order p
( ) = adalah matriks moving average polynomial order q
= adalah proses white noise vektor Gaussian
( ) = adalah order untuk integrated hasil proses differencing

2.19

Extended Cross-Corelation Matrices (ECCM)

Menggunakan hasil konsistensi fitting VAR secara iterasi, menjelaskan ECCM
yang dapat digunakan untuk spesifikasi order ( , ) dari suatu model VARMA
(Tia dan Tsay, 1983).
Kemudian, akan digunakan model VARMA (1, ) untuk menjelaskan tentang
gagasan, yang dimana dengan kata lain diaplikasikan ke model umum VARMA.

Tinjau iterasi ke-j matrik koefisien
bahwa

VAR (1). Misalkan

didefinisikan proses transformasi ke-j
( )
,

=

( )

=

menunjukan

23

Dimana index 1 dari
untuk AR order

( )
,

melambangkan bahwa transformasi series didesain

= 1 sehingga dari konsistensi dari

( )

,

( )
,

mengikuti model

VMA ( ).
( )
,

=

Menyediakan bahwa
( )
, memenuhi

argument

( )
,

syarat bahwa

. Untuk itu, cross-correlation matrices dari
( )
,

= 0 untuk

+ 1 dan

, dimana

berarti menandakan proses dalam penelitian. Untuk merangkum

secara sistematis dari series hasil transformasi

( )
,

untuk penetuan order,

berdasarkan tabel cross-correlation matrices dari

( )
,

untuk

2005).

= 0,1,

(Tsay,

6

III.

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun akademik 2016/2017
bertempat di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Lampung.

3.2 Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data inflasi Indonesia dan BI
Rate dalam skala bulanan dari Januari 2009 sampai dengan April 2016.

3.3 Metode Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi
a. Melakukan uji stasioner
Melihat kestatsioneran data dengan menggunakan plot deret waktu, grafik
Autocorrelation Function (ACF) dan Augmented Dickey Fuller test (ADF).
b. Melakukan pembedaan (differencing) apabila data belum stasioner dalam
rata-rata variansi.

25

2. Menganalisis model VARIMA
a. Melakukan pemilihan order pada model VARIMA (







dengan

menggunakan metode extended cross-corelation matrices (ECCM).
b. Melakukan estimasi terhadap model dengan melihat nilai dari signifikasi
variabel.
c. Mengevaluasi model, uji asumsi dengan menggunkan uji white noise.

V.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan metode VARIMA pada data tingkat
inlasfi dan BI rate Indonesia periode January 2009 sampai dengan April 2016
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.

Berdasarkan analisis dengan metode VARIMA, diperoleh model terbaik yaitu
model VARIMA(1,1,2).
=

0,000080
0,8240 0,382
+
0,000063
0,0156 0,389
0.4694
0.0609

2.

1.2956
0.0426

1+
1

0.6257 1.29935
0.0354 0.00441

Berdasarkan model tersebut dapat diketahui bahwa setiap kenaikan 4,94%
tingkat inflasi maka BI rate akan mengalami kenaikkan 0,145%.

2

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, B. and Johannes L. 2005. Statistical Methodes for Forcasting, A. Jhon
Wiley and Sons Inc., New Jersey.

Brandt, P.T. and Williams, J. T. 2007. Multiple Time Series Models. Sage
Publications, USA.
Brooks, C. 2008. Introductory: Econometrics for Finance. 2nd ed. Cambridge
University Press, NY.

Douglas, M. C. 2009. Statistical Quality Control. 6th ed. John Wiley &Sons Pte.
Ltd., Asia.

Douglas, M. C., Jennings C.L., and Kulahci, M. 2008. Introduction to Time Series
Analysis and Forecasting. John Wiley & Sons, New Jersey.
Gujarati, D. N., and Porter, D. C. 2009. Basic Econometrics. 5th ed. The McGraw
Hill Companies, NY.

Juanda, B. dan Junaidi. 2012. Ekonometrika Deret Waktu. Institut Pertanian
Bogor Press, Bogor.

Kichgassner, G. and Wolters, J. 2007. Introduction To Modern Time Series
Analysis, Springer, USA.

Helmut, K. 2005. New Introduction to Multiple Time Series Analysis. SpringerVerlag Berlin Heidelberg, Germany.

Pankratz, A. 1991. Forecasting With Dynamic Regression Models. John Wiley &
Sons, Inc., NY.

Schmidt, S. J. 2005. Econometrics. The McGraw Hill Companies, NY.

Siamat, D. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. “Kebijakan Moneter
dan Perbankan”. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Sukirno, S. 2002. Teori Mikro Ekonomi. Cetakan Keempat Belas. Rajawali Press,
Jakarta.

Spyros, M. 1993. Metode dan Aplikasi Peramalan. Airlangga, Jakarta.

Tintner, G. 1968. Methodology of Mathematical Economics and the
Econometrics. The University of Chicago Press, Chicago.
Tsay, R. S. 2005. Analysis of Financial Time Series. 2nd ed. John Wiley & Sons,
USA.

Tsay, R. S. 2014. Multivariate Time Series Analysis : With R and Financial
Applications. John Wiley & Sons, USA.

Wei, W. W.S. 2006. Time series Analysis: Univariate and Multivariate Methods.
2nd Edition. Pearson Educations, Inc., USA.