JUDUL INDONESIA: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SDN 4 GUNUNGSARI KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2013/2014

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD)
KELAS IV SDN 4 GUNUNGSARI KEDONDONG
KABUPATEN PESAWARAN
TAHUN 2013/2014
Oleh
RUSDANIA
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif STAD di SD Negeri 4
Gunungsari Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua
siklus. Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi. Teknik pengumpulan data aktivitas belajar dan kinerja guru
menggunakan lembar observasi yang diamati oleh observer. Sedangkan hasil
belajar digunakan tes evaluasi pada setiap siklusnya. Selanjutnya data dianalisis
dengan cara kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif STAD dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA. Hal ini ditunjukan data dimana pada

siklus I pertemuan ke-1 rata-rata aktivitas belajar siswa 59 dan pada pertemuan
ke-2 meningkat menjadi 78. Sedangkan pada siklus II pertemuan ke-1 mendapat
nilai 82 dan pertemuan ke-2 mendapat nilai 85. Rata-rata hasil belajar siswa pada
siklus I 67,33 sedangkan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa 81,33. Hasil
belajar yang diperoleh pada siklus II ini sudah memenuhi indikator keberhasilan
yang diharapkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif STAD, meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa pada setiap siklusnya.

Kata Kunci: Kooperatif STAD, Aktivitas, Hasil Belajar.

RIWAYAT HIDUP

Peneliti , dilahirkan di Way Kepayang, 25 Maret 1985 dari pasangan Ayahandah
Chairul Amri dan Ibunda Junariah anak ke-2 dari 3 bersaudara. Penulis lulus
Sekolah Dasar Negeri 2 Pahmungan pada tahun 1997, kemudian melanjutkan ke
Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kedondong lulus pada tahun 2000.
Selanjutnya menyelesaikan Sekolah Pendidikan Atas Negeri 1 Kedondong pada
tahun 2003. Penulis mulai meniti karir di dunia pendidikan pada tahun 2009
sampai sekarang. Kemudian pada tahun 2010 penulis melanjutkan kuliah pada

Program Studi S1 Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung.

MOTO

Jangan menunggu bahagia untuk tersenyum
Tetapi
tersenyumlah agar engkau bahagia

PERSEMBAHAN

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Dengan segenap cinta aku persembahkan karya sederhana
ini untuk:
suamiku tercinta yang selalu mendampingi dan memberi
motivasi demi keberhasilanku.

Ibunda dan Ayahandaku yang selalu membimbing dan
mendoakan keberhasilanku.


Teman-teman sejawat yang tidak dapat kusebutkan satu
persatu, terima kasih atas perhatian yang diberikan.

Almamaterku, Universitas Lampung

Terima kasih atas segala dukungan serta doa restu yang
telah diberikan, sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

Alhamdu lillaahi rabbil’aalamiin

SANWACANA

Bismillahir Rahmaanir Rahiim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya, sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatkan Aktivitas
dan Hasil Belajar IPA dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif STAD
Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 4 Gunungsari Kedondong Kabupaten Pesawaran
TP 2013/2014” diselesaikan.
Sudah selayaknya penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini terutama

kepada:
1. Dr. Hi. Bujang Rahman., M.Si, Selaku Dekan beserta jajaran Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah
memberikan ijin penelitian.
2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku ketua program studi PGSD.
4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku dosen pembimbing, yang telah
membimbing sampai skripsi ini terselesaikan.

5. Drs. Riyanto M. Taruna, M.Pd., selaku dosen pembahas yang telah
memberikan masukan dalam skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Akademik FKIP Universitas Lampung.
7. Rosnila Wati, S.Pd., selaku Kepala SDN 4 Gunungsari Pesawaran yang
telah memberi ijin penelitian.
8. Semua Dewan Guru SDN 4 Gunungsari Pesawaran, atas kerja sama dan
bantuannya.
9. Ria Rachman, terima kasih atas bantuanya

Pesawaran, Mei 2014


Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL…..………………………………………………………

xiv

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….

xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakan……………………………………………………………

1

B. Identifikasi Masalah…………………………………………………….


3

C. Rumusan Masalah ………………………………………………………

4

D. Tujuan Penelitian………………………………………………………..

4

E. Manfaat Penelitian………………………………………………………

4

F. Ruang Lingkup………………………………………………………….

5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran………………………………………………

7

B. Aktivitas Belajar………………………………………………………..

8

C. Hasil Belajar……………………………………………………………

10

D. Model Pembelajaran Kooperatif STAD………………………………..

11

E. Hipotesa…………………………………………………………………

15


BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian ………………….…………………………………..

16

1.

Subjek Penelitian………………………………………………….

16

2.

Tempat dan Waktu…………………………………………………

16

B. Rencana Tindakan………………………………………………………

16


1. Perencanaan…………………………………………………………

17

Halaman
2. Pelaksanaan…………………………………………………………

17

3. Pengamatan…………………………………………………………

17

4. Refleksi……………………………………………………………..

18

C. Faktor yang Diteliti………………………………………………………


18

D. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………

18

E. Instrument Penelitian…………………………………………………….

18

F. Teknik Analisis Data……………………………………………………

19

G. Indikator …………..……………………………………………............

20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian …….…………………………………………………..


21

B. Siklus I………………………………………………………………….

21

C. Siklus II…………………………………………………………………

26

D. Pembahasan …………………………………………………………….

30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………..

33

B. Saran……………………………………………………………………

33

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………

35

LAMPIRAN…………………………………………………………………

36

1.

Surat Ijin Penelitian dari Dekan FKIP………………………………….

37

2.

Surat Keterangan Melakukan Penelitian………………………………..

38

3.

Silabus IAP Kelas IV…………………………………………………..

39

4.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ……………….…………

40

5.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II…………………………

43

6.

LKS Siklus I Pertemuan 1………………………………………………

48

7.

LKS Siklus I Pertemuan 2……………………………………………..

49

8.

LKS Siklus II Pertemuan 1……………………………………………..

50

9.

LKS Siklus II Pertemuan 2…………………………………………….

51

10. Lembar Evaluasi Siswa Siklus I………………………………………..

52

11. Lembar Evaluasi Siswa Siklus II……………………………………….

53

12. Lembar Kunci Jawaban LKS..…………………………………………..

54

Halaman
13. Lembar Kunci Jawaban Evaluasi………………………………………..

55

14. Lembar Aktivitas Siswa Siklus 1 …………..…………………………...

56

15. Lembar Aktivitas Siswa Siklus 2 ………….……………………………

57

16. Hasil Belajar Siswa Siklus 1……………………………………………

58

17. Hasil Belajar Siswa Siklus 2…………………………………………….

59

18. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ……………..…………………..

60

19. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II …………….…………………..

61

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Fase-fase Pembelajaran Kooperatif STAD……………………………….

14

2. Aktivitas Siswa Siklus I………………………………………………….

22

3. Distribusi Frekuensi Aktivitas Siswa Siklus I……………………………

23

4. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus I……………………….

24

5. Kinerja Guru Siklus I …………………………………………………….

25

6. Aktivitas Siswa Siklus II ………….………….………………………….

26

7. Distribusi Frekuensi Aktivitas Siswa Siklus II……………………………

27

8. Hasil Belajar Siswa Siklus II………………………………………………

28

9. Kinerja Guru Siklus II………………………….………………………….

29

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Alur Siklus Penelitian……………………………………………….

17

2. Grafik Aktivitas Siswa Siklus I…………………………………….

23

3. Grafik Hasil Belajar Siklus I……………………………………….

24

4.

Grafik Aktivitas Siswa Siklus II…………………………………….

27

5. Grafik Hasil Belajar Siklus I……………………………………….

28

6. Photo ……………………………………………………………….

62

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (UU Sisdiknas) tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab Trianto (2009: 1).
Mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, proses pembelajaran di
sekolah, khususnya di Sekolah Dasar (SD) harus dapat memberikan peluang
kepada anak untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang
beriman, berilmu, cakap, mandiri serta kreativitas seperti kemampuan berpikir,
bereksplorasi dan bereksperimen dan juga kemampuan untuk bertanya dan
berpendapat.
Perkembangan teknologi tidak akan terlepas dari perkembangan dalam bidang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

2

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan.

Mata pelajaran IPA di sekolah pada umumnya dianggap sebagai pelajaran yang
tidak menarik dan terlalu banyak hapalan. Secara umum materi IPA disampaikan
guru dengan metode ceramah langsung melalui cerita dan mencatat atau membuat
rangkuman. Guru jarang menggunakan media atau alat peraga dalam
pembelajaran. Guru terkesan tidak ada kesiapan dalam kegiatan pembelajaran,
guru tidak mengkaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari yang
relevan sebagai pendukung. Hal ini membuat siswa menjadi jenuh dan bosan,
siswa tidak aktif bahkan cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran.

Teori konstruktivis menyatakan, bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan
aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.
Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan,
mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk
dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide Nur (dalam Trianto, 2002:
8).
Berdasarkan hasil observasi guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas
IV SD Negeri 4 Gunungsari Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran, secara
umum diketahui sebagai berikut: (1) Metode pembelajaran yang dilakukan guru
tidak inovatif sehingga kelas menjadi monoton, guru hanya menggunakan metode
ceramah, (2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA rendah, (3) Guru kurang

3

memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, (4) Siswa tidak berani bertanya
atau menjawab pertanyaan guru. Kondisi inilah diduga yang menyebabkan nilai
hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA rendah.
Nilai rata-rata hasil belajar IPA Semester Genap 2013/2014 adalah 60. Nilai
tersebut masih lebih rendah dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65. Siswa
yang tuntas hanya 5 orang dari 15 orang siswa jika dipersentasikan siswa yang
tuntas hanya 33%.
Untuk memperbaiki hal tersebut peneliti mencoba menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD
adalah model pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok
belajar yang beranggotakan 4-5 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis
kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda. Siswa dapat saling membantu
dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran yang dihadapi. Melalui model
pembelajran kooperatif STAD aktivitas dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.
Kurniasih (2012: 56) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa melalui model
pembelajran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa.

Berdasarkan kondisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA
di SD Negeri 4 Gunungsari masih rendah. Salah satu kesulitan yang dialami oleh
siswa adalah sulitnya memahami materi yang diberikan oleh guru dalam
mengikuti pelajaran.

B. Identifikasi Masalah

4

Berdasarkan latar belakang di atas teridentifikasi masalah data penelitian ini
adalah:
1.

Guru jarang menggunakan media atau alat peraga, sehingga siswa kurang
aktif pada saat kegiatan pembelajaran.

2.

Guru terkesan tidak ada kesiapan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga
rendahnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA.

3.

Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan guru belum menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.

C. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut: “rendahnya aktivitas dan hasil belajar IPA peserta didik di kelas kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 4 Gunungsari Kecamatan Kedondong Kabupaten
Pesawaran, Dengan demikian permasalahan yang diajukan adalah:
1.

Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif STAD dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPA di kelas IV
SD Negeri 4 Gunungsari Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran?.

2.

Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif STAD dalam
meningkatkan hasil belajar IPA di kelas IV SD Negeri 4 Gunungsari
Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran?.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dan diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui:

5

1.

Peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD di SDN 4 Gunungsari Kecamatan
Kedondong Kabupaten Pesawaran?.

2.

Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD di SDN 4 Gunungsari Kecamatan Kedondong
Kabupaten Pesawaran?.

E. Manfaat Penelitian
a. Bagi Siswa
Adapun manfaat Penelitian Tindakan Kelas tentang penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas IV SDN 4 Gunungsari Kecamatan
Kedondong Kabupaten Pesawaran adalah sebagai berikut.
1. Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran karena bekerja sama
dengan kelompok.
2. Siswa lebih merasakan manfaat belajar bersama karena mempunyai
kesempatan yang sama.
3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan
sehingga hasil belajar dapat meningkat.
b. Bagi Guru
1. Guru dapat menghemat waktu karena pembelajaran menggunakan model
kooperatif tipe STAD.
2. Guru lebih terampil dalam menyusun perencanaan, melaksanakan, dan
melakukan penilaian dalam pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
1. Meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas kelulusan.

6

2. Memberikan kebebasan kepada pelaksana pendidikan di lapangan untuk
mengembangkan program-program pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan.
d. Bagi Peneliti
1.

Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam menerapakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2.

Menambah pengetahuan tentang model pembelajaran yang lebih efisien,
mudah dan cepat.

F. Ruang Lingkup
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penelitian maka dirumuskan ruang
lingkup penelitian sebagai berikut.
a. Aktivitas belajar adalah kegiatan siswa selama mengikuti pembelajaran
IPA yang meliputi (A) Bertanya kepada guru, (B) Menjawab pertanyaan
guru, (C) Bekerja sama dengan baik pada saat berdiskusi
b. Hasil belajar adalah kemampuan siswa yang digambarkan oleh nilai yang
dicapai siswa pada mata pelajaran IPA, melalui tes diperoleh setelah
pembelajaran pada setiap akhir siklus.
c. Pembelajaran kooperatif STAD adalah pembelajaran kooperatif dimana
siswa belajar dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang yang heterogen
untuk saling membantu antar anggota kelompok dalam penyelesaian tugas
bersama.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar Dan Pembelajaran
Vygotsky (dalam Trianto, 2009: 39) berpendapat bahawa pengetahuan yang diperoleh
siswa merupakan hasil dari pikiran dan kegiatan siswa melalui bahasa. Teori Vygotsky
ini lebih menekankan pada aspek sosialdari pembelajaran. Pembelajaran akan terjadi
jika anak bekerja satau menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun tugastugas tersebut masih dalam jangkauan mereka. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental
yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan dan kerja sama antar
individu.
Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif Oemar Hamalik (dalam Syah, 2007: 92). Perubahan tersebut sebagai hasil
pengalaman siswa dalam interaksi dengan lingkungannya. Setelah mengikuti proses
belajar mengajar, perubahan pengetahuan, sikap atau pengalaman yang dialami siswa
dapat diketahui berdasarkan penilaian yang dilakukan guru.
Udin Syarifudin Winataputra (2008: 14), belajar adalah serangkaian kegiatan yang
dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar siswa. Skiner dalam Rusman
(2008:161) mengatakan bahwa belajaran adalah penguasaan atau memperoleh
pengetahuan tentang suatu subjek keterampilan dengan belajar, pengalaman atau
instruksi. belajaran sebagai proses pengondisian kearah prilaku spontan yang dicapai
melalui program pelatihan dengan imbalan dan hukuman.

8

Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai
hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti pengetahuan,
pemahaman, sikap, tingkah laku, kecakapan, keterampilan pada individu yang belajar,
yang menyebabkan perubahan tingkah laku, dalam aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik yang dilakukan seumur hidup.

B. Aktivitas Belajar
Paul D. Dierich (dalam Oemar Hamalik, 2011: 177) membagi aktivitas belajar dalam 8
kelompok, yaitu:
1. Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati
eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang bekerja atau bermain.
2. Kegiatan-kegiatan lisan, yaitu: mengungkapkan suatu fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran,
mengemukakan pendapat, wawancara dan diskusi.
3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yaitu: mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan,
mendengarkan radio.
4. Kegiatan-kegiatan menulis, yaitu: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa
karangan, membuat rangkuman, mengisi angket.
5. Kegiatan-kegiatan menggambar, yaitu: menggambar, membuat grafik, diagram,
peta, dan pola.

9

6. Kegiata-kegiatan metrik, yaitu: melakukan percobaan, memilih alat-alat,
melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari,
dan berkebun.
7. Kegiatan-kegiatan mental, yaitu: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah,
menganalisis, faktor-faktor, membuat keputusan.
8. Kegiatan-kegiatan emosional, yaitu: minat, membedakan, berani, tenang dan lainlain.
Sriyono (2000: 14) mengatakan aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik
secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan
salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan
kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan
yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya,
mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan
bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang
diberikan.
Slameto (2003: 2) mengatakan aktivitas belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi lingkungannya.
Oemar Hamalik (2001: 28) mengatakan aktivitas belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut
adalah pengetahuan, pengetian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional,
hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap. Jika orang belajar maka akan
terjadi perubahan pada salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut.

10

Menurut Mulyono (2001) aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan yang dilakukan atau
kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik.
Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara
jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah
satu indicator adanya keinginan siswa untuk belajar.
Natawijaya (2005: 31) mengatakan aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang
dilakukan dalam proses interaksi guru dan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan
belajar yang menekankan keaktivan peserta didik secara fisik, mental intelektual dan
emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif,
afektif dan psikomotor.
Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan aktivitas adalah semua kegiatan
yang mengarah pada kebutuhan, yang meliputi jasmani, rohani, dan sosial, dalam proses
interaksi guru dan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan belajar, yang mencakup
aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

C. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh seseorang setelah
mengalami aktifitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan tersebut tergantung pada
apa yang dipelajari. Hasil belajar sangat dibutuhkan, karena sebagai petunjuk untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar yang sudah
dilaksanakan. Hasil belajar diketahui melalui evaluasi untuk mengukur dan menilai
apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku dari tidak
tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar adalah suatu

11

kepandaian atau ilmu serta perubahan tingkah laku yang didapat dari belajar (Hamalik,
2009: 3).
Arikunto (2009: 133) mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah
mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati,
dan dapat diukur.
Nasution (2007: 25) mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada diri
individu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan, tetapi juga
meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan penghargaan diri pada individu
tersebut.
Menurut Bloom dalam Agustian (2010: 6) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik, hal yang sama juga diungkapkan oleh Agustian (2010: 7)
hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu
aspek potensi manusia saja.
Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan perilaku yang diperoleh seseorang setelah mengalami aktifitas belajar.
Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan, tetapi juga meliputi
perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan penghargaan diri pada individu tersebut.
Hasil belajar diketahui melalui evaluasi untuk mengukur dan menilai apakah siswa
sudah menguasai ilmu yang dipelajari sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

D. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya
kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para

12

siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari
materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah
untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam
proses berpikir dan dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktivitas
pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi
untuk memecahkan masalah (Trianto, 2009 : 57)

Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui berbagai penelitian
dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan akademik antar siswa melalui aktivitas
kelompok. Aktivitas terpusat pada siswa dalam bentuk diskusi, kerjasama, saling
membantu, dan mendukung dalam memecahkan masalah. Trianto (2009 : 61).
Menurut Stah (dalam Trianto. 2009: 68) ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah
belajar bersama teman yang selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman, saling
mendengarkan pendapat kelompok, belajar dari teman kelompok kecil, saling
mengemukakan pendapat, keputusan tergantung pada siswa.
Sedangkan menurut Ibrahim (2009: 9) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran
yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling mencerdaskan,
saling menyayangi dan saling tenggang rasa antar sesama siswa sebagai latihan untuk
hidup dalam masyarakat nyata. Sehingga sumber belajar bukan hanya dari guru dan
buku ajar tetapi juga dari sesama teman.
Ciri-ciri Pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
1. Siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan
rendah.

13

3.

Bila memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis
kelamin berbeda-beda.

4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok dari individu.

Menurut Kunandar (2007: 364) dalam model pembelajaran STAD para siswa dibagi menjadi

beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang, tiap kelompok belajar
menggunakan lembar kerja akademik, kemudian saling membantu untuk menguasai
bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota kelompok.
Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
kooperatif STAD adalah model pembelajaran dalam bentuk kerja sama antara siswa
yang dibentuk dalam kelompok-kelompok, saling ketergantungan dalam struktur
pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan.
Menurut Ibrahim (2000: 145) langkah-langkah pembelajaran kooperatif STAD adalah:
1. Peserta didik diberi tes awal dan diperoleh skor awal.
2. Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil 4-5 orang secara heterogen.
3. Guru menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik.
4. Guru menyajikan bahan pelajaran dan peserta didik bekarja dalam tim.
5. Guru membimbing kelompok peserta didik.
6. Peserta didik diberi tes materi yang telah diajarkan.
7. Memberi penghargaan kelompok.
Persiapan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
1. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa
(LKS) dan lembar jawaban.

14

2. Membentuk kelompok kooperatif tipe STAD, disini siswa dibentuk kelompok
secara heterogen, yang bila memungkinkan ada perbedaan ras, suku, jenis kelamin,
tingkat kemampuan dan daya pikir yang berbeda. Apabila dalam kelas terdiri-dari
satu jenis kelamin, maka pembentukan kelompok dapat didasarkan pada prestasi
belajar dan akademik.
3. Menentukan skor awal, skor awal adalah nilai tes ulangan sebelumnya. Skor awal
dapat berubah setelah ada tes kedua.
4. Mengatur tempat duduk, tempat duduk diatur perkelompok yang tiap kelompok
terdiri dari 4-5 orang.
5. Kerja kelompok, Sebelum dilaksanakan pembelajaran kooperatif tipe STAD ada
baiknya diadakan terlebih latihan kerja sama dalam kelompok yang bertujuan untuk
mengenal individu dalam kelompok.
Tabel 2.1. Fase-fase Pembelajaran Model Kooperatif tipe STAD
No
Fase
Kegiatan Guru
1.
Fase 1
a. Menyampaikan semua tujuan
Menyampaikan tujuan dan
pembelajaran yang ingin dicapai pada
memotivasi siswa.
pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar aktif.
2.
Fase 2
a. Menyajikan informasi kepada siswa
Menyajikan dan menyampaikan dengan jalan mendemonstrasikan atau
informasi
lewat bahan bacaan.
3.

4.

5.

Fase 3
a.
Mengorganisasikan siswa dalam
kelompok-kelompok bekerja dan
belajar
Fase 4
a.
Membimbing kelompok bekerja
dan belajar
Fase 5
Evaluasi

Menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar
dan membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi secara efisien
Membimbing setiap kelompok pada
saat mereka bekerja.

a. Mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah diajarkan pada setiap
kelompok dan mempersentasikannya..

15

6.

Fase 6
Memberi penghargaan

a. Mencari cara-cara untuk menghargai
baik upaya maupun hasil belajar
individu dan kelompok

Sumber: Ibrahim, dkk. dalam Trianto (2009: 71)
Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
STAD memerlukan kerja sama antara siswa dan saling ketergantungan dalam struktur
pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan. Belajar kooperatif tipe STAD dimana siswa
dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4-5 orang yang heterogen untuk
saling membantu antar anggota kelompok dalam penyelesaian tugas bersama.

Kelebihan model pembelajaran kooperatif STAD adalah seluruh siswa menjadi lebih
siap dan melatih siswa bekerja sama dengan baik.
Kekurangannya adalah anggota kelompok semua mengalami kesulitan dalam
membedakan siswa.

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu dugaan yang bersifat sementara terhadap masalah yang
masih harus dibuktikan kebenaranya. Sutrisno Hadi (2012: 8). Hipotesis tindakan dalam
penelitian ini adalah:

1. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa kelas IV SD Negeri 4 Gunungsugih Kecamatan Kedondong Kabupaten
Pesawaran.
2. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IV SD Negeri 4 Gunungsugih Kecamatan Kedondong Kabupaten
Pesawaran.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian
1.

Subyek

Subyek penelitain ini adalah seluruh siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 4 Gunungsari
yang berjumlah seluruh siswa 15 orang yang terdiri dari 8 orang putera dan 7 orang
puteri dengan tingkat kemampuan dan daya pikir berbeda.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri 4 Gunungsari Kecamatan Kedondong
Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada semester genap,
dari bulan April-Juni Tahun Pelajaran 2013/2014.

B. Rencana Tindakan
Rencana tindakan dilakukan beberapa siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan
meliputi kegiatan: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Hasil dari refleksi
suatu siklus yang telah dilakukan digunakan untuk merevisi rencana atau menyusun
perencanaan pada siklus berikutnya.

17

Perencanaan
Siklus I

Perencanaan
Siklus II

Pelaksanaan
Siklus I

Pelaksanaan
Siklus II

Pengamatan
Siklus I

Pengamatan
Siklus II

Refleksi
Siklus I

Refleksi
Siklus II

Gambar 3.1. Siklus Penelitain Tindakan Kelas menurut Arikunto Suharsimi
(2009: 137)
1.

Perencanaan

a. Menyusun silabus
b. Menyusun rancangan pembelajaran RPP
c. Membuat LKS
d. Menyusun lembar observasi
e. Membuat lembar soal tes
2.

Pelaksanaan

a.

Guru menjelaskan materi secara klasikal

b.

Membentuk kelompok belajar kooperatif STAD dengan cara membagi siswa dalam
kelompok yang tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang.

c.

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

d.

Melakukan penilaian kelompok

e.

Memberi penghargaan kepada kelompok

18

3.

Pengamatan

Pengamatan terhadap siswa dilakukan oleh guru mitra, dengan cara mengamati segala
aktivitas siswa yang meliputi.
a. Bertanya kepada guru.
b. Menjawab pertanyaan guru
c. Bekerja sama dengan baik pada saat berdiskusi
d. Mengerjakan latihan
e. Mempersentasikan hasil diskusi/menangapi

4. Refleksi
Pada langkah refleksi, peneliti merenungkan tentang pembelajaran yang telah
dilaksanakan, merumuskan kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya dipertahankan,
kekurangannya diperbaiki untuk siklus berikutnya.

C. Faktor yang Diteliti
Faktor yang diteliti adalah aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 4
Gunungsari Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaraan.

D. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui observasi dan tes. Observasi dilakukan
menggunakan lembar observasi dengan memberi tanda √ (cheklis) pada lembar
observasi dengan hasil pengamatan. Tes dilakukan pada akhir setiap siklus untuk
mengukur tingkat pemahaman siswa, sejauh mana siswa menguasai materi yang telah
dibahas pada setiap siklus.

19

E. Instrument Penelitian
Instrument penelitian ini berupa lembar observasi, perangkat tes, dan catatan lapangan.
1.

Lembar observasi adalah lembar yang digunakan untuk mengamati kegiatan siswa
pada saat penelitian. Lembar observasi dibuat oleh peneliti.

2.

Perangkat tes berbentuk soal isian singkat untuk mengukur kemampuan yang
dicapai siswa atas mengikuti pembelajaran dalam satu siklus.

3.

Catatan lapangan adalah segala kegiatan siswa dan guru yang diamati oleh guru
mitra.

F. Teknik Analisis Data
1. Data hasil observasi
Analisis data yang dilakukan pada siswa setiap pertemuan, untuk menghitung
presentase aktivitas siswa digunakan rumus berikut.
As = ∑SA

X 100%

∑S
As

= Persentase aktivitas siswa

∑SA

= Jumlah siswa aktif

∑S

= Jumlah siswa

Siswa dikatakan aktif jika melakukan minimal tiga dari lima komponen aktivitas
pengamatan. (Sudjana. 2005: 26).
Table 3.1 Penilaian Perolehan Aktivitas Siswa
Nomor
1
2
3
4
5

Kriteria
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah

Skor
≥13
9-12
5-8
0-4

20

Untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa digunakan rumus sebagai berikut.
Ketuntasan

= ∑ ST

X 100

∑S
∑ST = Banyak siswa yang tuntas
∑S = Banyak siswa seluruhnya (Sudjana. 2005: 29).

G. Indikator Keberhasilan
Pembelajaran dalam penelitian ini berhasil jika:
1.

Siswa dikatakan aktif jika 80% dari seluruh jumlah siswa melakukan semua
aspek kegiatan.

2.

Siswa dikatakan tuntas jika minimal 75% siswa mencapai nilai rata-rata 65.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas IV
SDN 4 Gunungsari, dapat disimpulkan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif STAD adalah sebagai berikut.
1.

Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif STAD dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPA di kelas IV
SD Negeri 4 Gunungsari Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran.

2.

Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif STAD dapat
meningkatkan hasil belajar IPA di kelas IV SD Negeri 4 Gunungsari
Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran.

B. Saran
1.

Bagi siswa, agar senantiasa membiasakan untuk belajar dan bekerja sama
dengan teman sebaya, guna memperkaya ilmu pengetahuan dan informasi
yang maksimal agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

2.

Bagi guru, upaya untuk menggunakan variasi dalam pembelajaran untuk
mencegah kejenuan siswa dalam menerima ilmu, karena dengan adanya
variasi atau hal baru yang tepat maka siswa akan lebih antusias dan

34

terpancing untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu variasi
dalam pembelajaran membuat kita lebih kreatif dan berpikir luas.
3.

Bagi sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang dapat
memberi motivasi guru untuk mengembangkan model pembelajaran supaya
lebih kreatif dan tidak terpaku pada satu metode saja.

4.

Bagi para peneliti berikutnya, disarankan untuk mengembangkan
penggunaan model pembelajaran kooperatif STAD agar lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Agustian, A, G. 2010. Hasil Belajar.
http://edukasi.kompasiana.com/2004/04/11/hasil-belajar
Arikunto, S. 2009. Prosedur Penelitian. Yogyakarta. Rineka Cipta.
Ibrahim. 2000, Model-model Pembelajaran, Surabaya
_______. 2009. Pembelajaran kooperatif. Usaha Nasional.Trimulyo
Kunandar. 2007. Model-medel Pembelajaran. Bandung. Bumi Aksara.
Mulyono. 2001. Aktivitas Belajar. Bamdung. Alfabeta.
Nasution, N. 2007. Evaluasi Pembelajaran. Jakatra. Universitas Terbuka.
Natawijaya. 2005. Aktivitas Belajar
http://edukasi.kompasiana.com/2004/04/11/aktivitas-belajar
Oemar, H. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Bandung. Bumi Aksara.
______ 2009. Hasil Belajar. Bandung. Bumi Aksara.
______ 2011. Proses Belajar Mengajar. Bandung. Bumi Aksara.
Paul. D. 2002. Macam-macam Teori Belajar.
http://belajar psikologi.com/macam-macam-teori-pembelajaran
Slameto. 2003. Aktivitas Belajar
http://edukasi.kompasiana.com/2004/04/11/aktivitas-belajar
Sriyono. 2000. Aktivitas Belajar
http://edukasi.kompasiana.com/2004/04/11/aktivitas-belajar
sutrisno, H. 2012. Pengertian Hipotesis Dalam Penelitian. Jakarta. Lentera
Syah, M. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta . PT Raja Grafindo Persada.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya.
Winatapitra, U, S. 2008. Pengertian Pembelajaran. Jakarta Universitas Terbuka.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI KERTASANA KECAMATAN KEDONDONG PESAWARAN

0 14 42

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS IV SD N 4 YOGYAKARTA KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TP 2013/2014

0 15 93

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 SUKAMAJU KECAMATAN KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN

0 4 46

JUDUL INDONESIA: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SDN 4 GUNUNGSARI KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2013/2014

0 4 38

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SDN 4 GUNUNGSARI KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2013/2014

0 5 42

JUDUL INDONESIA: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 5 BAGELEN KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TP 2013/2014

0 27 42

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 5 BAGELEN KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TP 2013/2014

0 6 44

JUDUL INDONESIA: PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SD NEGERI SRI BASUKI KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2013/2014

0 9 43

PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SD NEGERI SRI BASUKI KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2013/2014

0 2 44

JUDUL INDONESIA: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)SISWA KELAS IV SDN 1 MARGODADI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 51