JUDUL INDONESIA: PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SD NEGERI SRI BASUKI KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2013/2014

ABSTRAK

PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD)
KELAS IV SD NEGERI SRI BASUKI
KECAMATAN NEGERI BESAR
KABUPATEN WAY KANAN
TAHUN 2013/2014

Oleh
WINARSIH
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD
di SD Negeri Sri Basuki Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan.
Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, yang terdiri dari dua
siklus, setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Pengumpulan
data menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan siswa, kinerja guru pada
proses pembelajaran, untuk mengetahui hasil belajar menggunakan tes.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif

STAD, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn. Hal ini ditunjukan
data dimana pada siklus I pertemuan ke-1 aktivitas belajar siswa skor rata-rata
69,2 dan pada pertemuan ke-2 meningkat menjadi 76 atau naik 6,8 poin. Pada
siklus II pertemuan ke-1 80,8 dan pertemuan ke-2 mencapai 85 atau naik 4,2 poin.
Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I 67,5 dan pada siklus II rata-rata hasil
belajar siswa 79,47 atau naik 11.97 poin. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus
II ini sudah memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan.
Kata Kunci: Kooperatif STAD, Aktivitas, Hasil Belajar.

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama, Winarsih,

anak kedua dari lima bersaudara, dari pasangan

Ayahanda bernama Sudi Wiharjo dan Ibunda bernama Dasirah, lahir di Sleman,
12 Juli 1967. Penulis lulus Sekolah Dasar Muhammadiyah Dadapan pada tahun
1980, penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri Bangun Kerto
lulus pada tahun 1984. Pada tahun 1987 penulis menyelesaikan Sekolah
Pendidikan Guru Agama di Pakem. Pada tahun 1989 menika dengan Sunarto dan

di karuniai seorang putera dan dua orang peteri, Kemudian pada tahun 2010
penulis melanjutkan kuliah pada Program Studi S1 Dalam Jabatan FKIP
Universitas Lampung.

Kalau Anda Menginginkan Perubahan Kecil Dalam Hidup
Rubalah Perilaku Anda

Tetapi

Bila Anda Menginginkan Perubahan Yang Besar Dan
Mendasar Rubalah Pola Pikir Anda

(Stephen Covey)

PERSEMBAHAN

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan,dengan
kerendahan hati, skripsi ini saya persembahkan kepada:
1.


Ibuku tercinta Dasirah dan Bapakku tersayang Sudi Wiharjo

2. Suamiku tercinta Sunarto, terima kasih atas doa restunya
3. Ketiga buah hatiku, Widiarto Iftiar, Linda Isnaini, dan Wulandari, ibu
sayang kalian
4. Teman-teman sejawat yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu, terima
kasih atas motivasinya.
5. Semua keluarga besar serta teman-temanku
6. Almamaterku tercinta Universitas Lampung

SANWACANA

Bismillahir Rahmaanir Rahiim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya, sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatan Aktivitas
dan Hasil Belajar PKn Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Student Teams Achivement Divisions (STAD) Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sri
Basuki


Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan TP 2013/2014”

diselesaikan.
Sudah selayaknya penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini terutama
kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, Selaku Dekan beserta jajaran Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah
memberikan ijin penelitian.
2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Dr. Hi. Darsono, M.Pd selaku ketua program studi PGSD.
4. Ibu Dra. Cut Rochani, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing sampai skripsi ini terselesaikan.

5. Bapak Drs. Rapani, M.Pd, selaku dosen pembahas, yang telah memberikan
masukan dalam skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Universitas Lampung.
7. Bapak Zuherman Tompo, S.Pd selaku Kepala SDN Sri Basuki yang telah
memberi ijin penelitian.

8. Semua Dewan Guru SDN Sri Basuki Kabupaten Way Kanan, atas
kerjasama dan bantuannya.

Way Kanan, Mei 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL…..…………………………………………………

xv

DAFTAR GAMBAR………………………………………………….

xvi

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….


xvii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………..
B. Identifikasi Masalah………………………………………………
C. Rumusan Masalah………………………………………………...
D. Tujuan Penelitian………………………………………………….
E. Manfaat Penelitian ………………………………………………

1
3
3
4
4

BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD……………………………
1. Pembelajaran Kooperatif…………………………………….
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD………………………..
3. Langkah-langkah Pembelajaran STAD……………………….

4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif
STAD…………………………………………………………
B. Pengertian Belajar ………………………………………………
C. Aktivitas Belajar…………………………………………………
D. Hasil Belajar …………………………………………………….
E. Pembelajaran PKn SD…...………………………………………..
F. Kerangka Pikir……………………………………………………..
G. Hipotesis Tindakan……………………………………………….

9
10
11
12
13
14
15

BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian……………………………………………….
B. Setting Penelitian……………………………………………….

1. Subyek ………………………………………………………
2. Tempatdan Waktu…………………………………………
C. Prosedur Penelitian……………………………………………..
1. Langkah-langkah Penelitian Siklus I………………………
a. Perencanaan ……………………………………………….
b. Pelaksanaan…………………………………………………
c. Observasi……………………………………………………

16
17
17
17
17
18
18
19
20

6
6

7
8

D.
E.
F.
G.

d. Refleksi……………………………………………………..
2. Langkah-langkah Penelitian Siklus II………………………
a. Perencanaan ……………………………………………….
b. Pelaksanaan…………………………………………………
c. Observasi……………………………………………………
d. Refleksi……………………………………………………..
Teknik Pengumpulan Data ……………………………………..
Instrument Penelitian……………………………………………
Teknik Analisis Data……………………………………………
Indikator Keberhasilan ………………………………………….

20

20
20
20
21
21
22
22
24
25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Siklus I…………………………………………….
1. Gambaran Umum Sekolah Dasar Negeri Sri Basuki……………
2. Keadaan Penyelenggara Sekolah (Guru dan Siswa)……………
3. Jadwal Penelitian…………………………………………………..
B. Hasil Penelitian Siklus I
a. Perencanaan Pembelajaran ……………………………………
b. Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………………
c. Pengamatan Pembelajaran …………………………………….
1. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa………………………….

2. Hasil Belajar Siswa…………………………………………
3. Observasi Kinerja Guru…………………………………….
d. Refleksi………………………………………………………..
C. Hasil Penelitian Siklus II………………………………………….
a. Perencanaan Pembelajaran ……………………………………..
b. Pelaksanaan Pembelajaran……………………………………..
c. Pengamatan Pembelajaran ……………………………………..
1. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa………………………….
2. Hasil Belajar siswa………………………………………….
3. Kinerja Guru………………………………………………...
d. Refleksi…………………………………………………………
D. Pembahasan …………………………………………………………
1. Aktivitas Belajar Siswa…………………………………………..
2. Hasil Belajar Siswa……………………………………………..
3. Kinerja guru…………………………………………………….

27
27
30
30
31
32
33
34
34
34
37
38
38
39
40
42
42
43
44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan…………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………….

45
46

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….

47

LAMPIRAN

28
28
28
27

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.1 Rerata Hasil Ulangan PKn Kelas IV………………………………

3

2.1 Langkah-langkah Model PembelajaranKooperatif STAD…………

9

3.1 Lembar Aktivitas Siswa…………………………………………….

23

3.2 Kategori Penilaian Aktivitas Siswa……………………………….

23

3.3 Lembar Instrumen Kinerja Guru…………………………………..

23

3.4 Penilaian Instrumen Kinerja Guru…………………………………..

24

3.5 Hasil Belajar Siswa…………………………………………………

24

3.6 Kriteria Aktivitas Siswa……………………………………………

25

3.7 Kriterian Kinerja Guru……………………………………………

25

4.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)…

27

4.2 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I………………………..

30

4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus I…………………………………………

31

4.4 Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan ke-1……………………

32

4.5 Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan ke-2……………………

32

4.6 Hasil Penganatan Aktivitas Siswa Siklus II ………….………….…

37

4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus II………………………………………

38

4.8 Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan ke-1…………………

39

4.9 Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan ke-2…………………

39

4.10

Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa…………………………

43

4.11

Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa………………………………

44

4.12

Rekapitulasi Kinerja Guru……………………………………….. 44

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Kerangka Pikir………………………………………………………

15

2. Alur Siklus Penelitian……………………………………………….

18

3. Photo ……………………………………………………………….

81

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Proses pendidikan disekolah melibatkan banyak komponen diantaranya guru,
siswa, bahan ajar, sarana, dan prasarana, sumber belajar, media pembelajaran, dan
sebagainya.masing-masing faktor yang terlibat dalam proses pembelajaran itu
mempunyai fungsi yang berbeda satu dengan yang lain, akan tetapi saling
berhubungan dan saling mendukung.
Mata pelajaran PKn mempunyai hubungan erat dengan mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS). IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia
sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Sedangkan PKn adalah
ilmu yang mengatur manusia untuk mematuhi peraturan dalam kehidupan.

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran
yang di dalamnya memuat rumpun hukum, politik, dan moral. PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang diberikan dijenjang pendidikan Sekolah Dasar
(SD). Mata Pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak
dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil,
dan berkarakter seperti yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

2
Dengan melihat tujuan pembelajaran PKn di Sekolah Dasar yang erat kaitannya
dengan perkembangan lingkungan sekitarnya, maka sumber belajar untuk proses
pembelajaran di Sekolah Dasar tidak akan cukup dengan hanya mengandalkan
ketersediaan buku teks yang ada. Sumber belajar PKn di Sekolah Dasar akan
lebih optimal jika didukung dengan sumber belajar yang berasal dari lingkungan
tempat tinggal siswa, atau lingkngan dimana sekolah itu berada. Pembelajaran
akan lebih bermakna jika dikaitkan dengan lingkungan yang dekat dengan siswa.
Siswa

akan lebih mudah menerima materi pembelajaran jika memanfaatkan

sumber belajar yang ada di sekitarnya.
Untuk dapat meraih hasil yang maksimal dari proses pembelajaran salah satu
upaya meningkatan mutu pendidikan ialah dengan melalui perbaikan proses
pembelajaran, yang di dalamnya mengandung serangkaian perbuatan guru dan
siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan tertentu. Berkaitan dengan hal itu, keberagaman penyajian
dalam bentuk kegiatan, latihan, tugas dan penganyaan akan memberikan dampak
terhadap kemampuan berpikir rasional, keterampilan sosial, meningkatkan
intelektual, dan mampu melahirkan keputusan-keputusan yang tepat berdasarkan
situasi dan kondisi yang dialami.
Berdasarkan data di kelas IV SD Negeri Sri Basuki diperoleh nilai rata-rata
ulangan harian yang diperoleh beberapa siswa yang masih kurang atau berada di
bawah KKM yang telah ditetapkan yaitu 65. Sedangkan nilai rata-rata siswa 55.
Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

3
Tabel 1 Hasil Belajar Ulangan Harian PKn Semester 1 TP 2013/2014
No

Nilai

Jumlah Siswa

Persentase Keterangan
(%)
1
70
4
20%
Tuntas
2
65
7
35%
Tuntas
3
50
9
45%
Tidak Tuntas
Jumlah
20
100%
Tuntas
Sumber: Nilai PKn Ulangan Harian Tahun Pelajaran 2013/2014

Untuk mengatasi hal tersebut di atas, perlu disusun suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang lebih komprensip yang dapat mengkaitkan materi teori dengan
kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya. Atas dasar itulah peneliti mencoba
menerapkan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achivement Divisions
(STAD) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn khususnya di kelas
IV Sekolah Dasar Negeri Sri Basuki Kecamatan Sri Basuki Kabupaten Way
Kanan Tahun Pelajaran 2013/2014.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

masalah

tersebut,

maka

masalah

dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:
a. Hasil belajar pelajaran PKn peserta didik masih rendah
b. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran PKn di kelas IV SD Negeri Sri Basuki
belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi
c. Disiplin siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn masih rendah
d. Belum diterapkannya model pembelajaran kooperatif STAD.
C. Rumusan Masalah
Atas dasar latar belakang dan identifikasi masalah, maka masalah penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut: rendahnya aktivitas dan hasil belajar PKn peserta

4
didik di kelas kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sri Basuki Kecamatan Sri Basuki
Kabupaten Way Kanan, dengan demikian permasalahan yang diajukan adalah:

1.

Apakah model pembelajaran kooperatif Student Teams Achivement Divisions
(STAD) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn
di kelas IV SD Negeri Sri Basuki Kecamatan Sri Basuki Kabupaten Way
Kanan Tahun Pelajaran 2013/2014.

2.

Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Student Teams
Achivement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
IV SD Negeri Sri Basuki Kecamatan Sri Basuki Kabupaten Way Kanan
Tahun Pelajaran 2013/2014.

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1.

Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Student Teams Achivement Divisions (STAD) pada
siswa kelas IV SD Negeri Sri Basuki Kecamatan Sri Basuki Kabupaten Way
Kanan.

2.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Student Teams Achivement Divisions (STAD) pada
siswa kelas IV SD Negeri Sri Basuki Tahun Pelajaran 2013/2014.

5
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut.
1.

Bagi siswa
a. Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada siswa kelas IV SD
Negeri Sri Basuki.
b. Menumbuhkan tanggung jawab dan kerja sama yang baik antara teman,
serta

berani

untuk

berkomunikasi

dalam

bertukar

pikiran

dan

mengemukakan pendapat.
2.

Bagi guru
a. Model

pembelajaran kooperatif Student Teams Achivement Divisions

(STAD) sebagai masukan dalam pembelajaran PKn.
b. Meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme diri meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa.
3.

Bagi sekolah
Model

pembelajaran kooperatif Student Teams Achivement Divisions

(STAD)

menjadi

informasi

dan

sumbangan

pemikiran

untuk

meningkatkan mutu pembelajaran PKn kelas IV di SD khususnya SD
Negeri Sri Basuki.
4.

Bagi peneliti
Melaksanakan pembelajaran yang lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
1. Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam
kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan
rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku
yang berbeda. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam
menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Nur dalam Trianto (2000 : 28 ), semua model pembelajaran ditandai
dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Struktur
tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan pada model pembelajaran
kooperatif berbeda dengan struktur tugas, struktur tujuan serta struktur
penghargaan model pembelajaran yang lain.

Dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri
dari 4-5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru
(Slavin,1995: Eggen dan Kauchak). Artzt dan Newman (1990: 448) menyatakan
bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam

7
menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap
anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan
kelompoknya. (Trianto, 2009: 56).
Arends (1997:111) menyatakan bahwa ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagai
berikut:
1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
belajar.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang,
dan rendah.
3. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis
kelamin yang beragam.
4. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu. (Trianto,
2009: 65).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif memerlukan kerja sama antara siswa dan saling ketergantungan dalam
struktur pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan.

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division yang
dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya (1995) di Universitas John
Hopkin, merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa
ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan
campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan
pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh

8
anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Model Pembelajaran Koperatif
tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada
aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang
maksimal.

Slavin (Nur dalam Trianto, 2000: 26) menyatakan bahwa pada STAD siswa
ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan
campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. (Trianto, 2009: 68).

1.

Langkah-langkah pembelajaran Student Teams Achievement Divisions

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD, ada
beberapa persiapan-persiapan antara lain:
1. Perangkat pembelajaran
Dalam pembelajaran Student Teams Achievement Divisions, perlu dipersiapkan
perangkat pembelajaran antara lain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) beserta lembar jawabannya.
2. Membentuk Kelompok Kooperatif
Siswa dibentuk kelompok secara heterogen dan kemampuan antara satu kelompok
dengan kelompok lain relatif homogen. Apabila memungkinkan kelompok
kooperatif perlu memerhatikan ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang
sosial. Apabila dalam kelas terdiri-dari satu jenis kelamin, maka pembentukan
kelompok dapat didasarkan pada prestasi belajar.

9
3. Menentukan Skor Awal
Skor awal yang dapat digunakan adalah nilai ulangan sebelumnya. Skor awal
dapat berubah setelah ada kuis.
4. Pengaturan Tempat Duduk
Mengaturan kelas dilakukan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran
kooperatif

apabila tidak ada pengaturan tempat duduk dapat menimbulkan

kekacauan yang menyebabkan gagalnya pembelajaran pada kelas kooperatif.
5. Kerja Kelompok
Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif Student Teams
Achievement Divisions, terlebih dahulu diadakan latihan kerja sama kelompok.
Hal ini bertujuan untuk mengenal individu dalam kelompok (Trianto, 2009: 69).
Terdapat enam langkah utama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Langkah-langkah itu dapat ditunjukan pada tabel berikut.
Tabel 2.1 langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Fase
Tingkah Laku Guru
Fase 1
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang
Menyampaikan tujuan dan ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi siswa
memotivasi siswa belajar.
Fase 2
Guru menyampaikan informasi kepada siswa
Menyajikan informasi
dengan jalan demontrasi atau lewat bacaan.
Fase 3
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
Mengorganisasikan siswa caranya membentuk kelompok belajar dan
ke
dalam
kelompok membantu setiap kelompok agar melakukan
kooperatif.
transisi secara efisien.
Fase 4
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar
Membimbing kelompok pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
bekarja dan belajar
Fase 5
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
evaluasi
yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempersentasikan hasil kerjanya.
Fase 6
Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya
Memberikan penghargaan maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Sumber Ibrahim dalam Trianto (2000: 10)

10
4. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams
Achievement Divisions STAD
a.

Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan
bertanya dan membahas suatu masalah.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan
penyelidikan mengenai suatu masalah.
Mengembangkan bakat

dan mengajarkan keterampilan

berdiskusi.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa
menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang
lain.

b. Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:
Kerja kelompok hanya melibatkan mereka yang mampu memimpin dan
mengarahkan mereka yang kurang pandai dan kadang-kadang menuntut tempat
yang berbeda dan gaya-gaya mengajar berbeda. (Adesanjaya, 2011:68).

B. Pengertian Belajar

Menurut Whittaker (Djamarah, 2011) belajar adalah proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar adalah aktivitas
mental atau psikis, yang berlangsung dalam berinteraksi aktif dengan lingkungan
yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, nilai dan sikap.

11
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada
di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai pengalaman. Belajar juga
merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu (Sudjana, 1989
:28 dalam Rusman, 2011: 1).
Belajar hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti
berubah pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku kecakapan, keterampilan
dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu
yang belajar. (Trianto, 2009: 23).
Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas belajar adalah proses perubahan
yang berkesinambungan/kontinu dalam prilaku sebagai hasil dari pengalaman
dalam berinteraksi. Perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah
belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan
saja, belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar dan faktor dalam diri yang saling
berinteraksi.

C. Aktivitas Belajar
Menurut Mulyono (2001), aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan yang
dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik.
Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara
jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan
salah satu indicator adanya keinginan siswa untuk belajar.
Natawijaya (2005: 31)

aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang

dilakukan dalam proses interaksi guru dan peserta didik dalam rangka mencapai
tujuan belajar yang menekankan keaktivan peserta didik secara fisik, mental

12
intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara
aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Sardiman (2003: 14) menyatakan aktivitas belajar merupakan suatu proses
interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud
pribadi, fakta, konsep, ataupun teori.
Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang
dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan
belajar. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu
indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan
memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya
kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu
menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya.

D. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya (Sudjana,2004). Sedangkan menurut Kingsley
dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar: (1)
keterampilan dan kebiasaan (2) pengetahuan dan pengarahan (3) sikap dan citacita (Sudjana,2004). Menurut Dimyati dan Mudjono (1999), hasil belajar
merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi
guru. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang
lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan
mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah koqnitif, afektif, dan psikomotor.
Hamalik (2006), hasil belajar adalah seseorang telah belajar akan terjadi
perubahan tingkah laku pada diri orang tersebut,misalnya dari tidak tahu menjadi
tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom
hasil belajar dalam rangka studi diciptakan melalui tiga kategori ranah, dua
diantaranya adalah koqnitif, dan afektif. Perinciannya adalah sebagai berikut:
2.

Ranah koqnitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6
aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
penilaian.

13
3.

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima
jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab, atau reaksi, menilai,
organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk
dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini
dapat tercapai apabilah siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh
perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Howard Kingsley membagi 3 macam
hasil belajar.
a. Keterampilan dan kebiasaan
b. Pengetahuan dan pengertian
c. Sikap dan cita-cita
Dari pendapat diatas dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu
penilaian akhir dari proses dan pengalaman yang telah dilakukan berulang-ulang.
Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang
selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi
individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik sehingga akan merubah
cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

E. Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar
Materi PKn dikembangkan dalam bentuk standar nasional PKn yang
pelaksanaannya berprinsif pada elementasi kurikulum terdesentralisasi. Ada
empat isi pokok Pendidikan Kewarganegaraan:
a.

Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan

b.

Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan pembelajaran

c.

Indikator pencapaian sebagai criteria keberhasilan pencapaian kemampuan

d.

Rambu-rambu umum pelajaran sebagai rujukan alternative bagi guru

14
Fungsi

PKn

bertumpu

pada

kemampuan

dasarkewarganegaraan

(Civic

Competence) untuk semua jenjang.
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalas dan
tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga negara yang taat kepada nilainilai dan prinsif-prinsif dasar demokrasi konstitusional Indonesia. Pembelajaran
PKn dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan intelektual
yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki potensi dan efektifitas
dalam berprestasi.
Suryadi dan Sumardi (2000) mengemukakan bahwa untuk mengkonsepsi
pendidikan kewarganegaraan dengan paradigmanya yang baru., konsep Negara
dapat didekati dari sudud pandang sistem. Negara adalah suatu bentuk khusus dari
tata kehidupan sosial yang dibangun dari sejumlah kmponen dasar di dalam suatu
system yang integral.
Komponen-komponen dasar system tata kehidupan bernegara terdiri dari sistem
personal, sistem kelembagaaan, sistem normatif, sistem wilayah, dan sistem
idiologi sebagai faktor intergrative bagi seluruh komponen.

F. Kerangka Pikir
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa ada kaitanya dengan kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan oleh seorang guru. Model pembelajaran yang digunakan tentu
akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam pencapaian tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan.
Setelah dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa melalui semester ganjil,
ternyata dengan pendekatan pembelajaran yang terpusat pada guru hasil belajar
siswa dirasakan belum maksimal. Siswa yang memperoleh nilai

65 hanya 5

15
siswa atau 25%. Rendahnya pencapaian nilai ini menjadi indikasi bahwa
pembelajaran yang dilakukan belum efektif. Dari uraian diatas, dengan demikian
gambaran kerangka pikir penelitian ini adalah:

Kondisi
Awal

Tindakan
Dalam
Kelas

Guru belum
menerapkan model
pembelajaran
kooperatif STAD

Guru menerapkan
model pembelajaran
kooperatif STAD

Diduga melalui
penerapan model
pembelajaran
kooperatif tipe
STAD aktivitas
dan hasil belajar
PKn siswa kelas
IV SDN Sri Basuki
Kecamatan Negeri
Besar Kabupaten
Way Kanan dapat
meningkat

Kondisi
Akhir

Siswa hasil
pembelajaraan
PKn mayoritas
rendah

Siklus I guru
menggunakan model
pembelajaran
kooperatif tipe
STAD siswa aktif
diskusi dalam
kelompok

Siklus II guru
menggunakan model
pembelajaran
kooperatif tipe
STAD siswa
mengikuti diskusi
dan mencoba dalam
kelompoknya

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian Tindakan Kelas

G. Hipotesis Tindakan
Hipotesi tindakan dalam penelitian ini adalah: jika model pembelajaran

tipe

STAD diterapkan dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka
terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Sri
Basuki

Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran

2013/2014.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom
Action Research terdiri dari tiga kata, yaitu penelitian, tindakan,

dan kelas.

Penelitian sendiri merupakan kegiatan untuk mencermati suatu objek dengan
menggunakan metodologi tertentu dan bertujuan untuk memperoleh data yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal. Tindakan adalah suatu tindakan
yang sengaja dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Hopkin (dalam Emzir.
2008: 234).

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas
yaitu penelitian yang dilakukan guru ke kelas atau di sekolah tempat dia mengajar
dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis
pembelajaran. Arikunto (2010: 135).

Arikunto (2010: 137) konteks pendidikan, PTK merupakan tindakan perbaikan
guru dalam mengorganisasi pembelajaran PKn dengan menggunakan prosedur
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

17
B. Setting Penelitian
1.

Subjek

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sri
Basuki yang berjumlah 20 orang siswa terdiri dari 9 orang putera dan 11 orang
puteri.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri Sri Basuki yang beralamat di
Kecamatan Sri basuki Kabupaten Way Kanan. Penelitian ini dilaksanakan pada
semester genap, bulan Januari-Maret Tahun Pelajaran 2013/2014.
C. Prosedur Penelitian
Untuk memudahkan penulis di dalam melakukan penelitian, maka penerapan
tindakan dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap siklus dua kali pertemuan. Setiap
pertemuan terdiri dari perencanaan , pelaksanaan, observasi, reflesi.
Arikunto (2010: 137) konteks pendidikan, PTK merupakan tindakan perbaikan
guru dalam mengorganisasi pembelajaran PKn dengan menggunakan prosedur
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun siklus tindakan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut.
Perencanaan

Refleksi

Siklus I

Pelaksanaan

Pengamatan
Perencanaan
Refleksi

Siklus II

Pelaksanaan

Pengamatan
Dan Seterusnya

Gambar Siklus Penelitian (Arikunto. 2010: 137)

18
1.

Langkah-langkah Siklus I

a.

Perencanaan
- Menentukan jadwal kegiatan pembelajaran, membuat pemetaan, silabus,
silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Membuat lembar
observasi.
- Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar
- Membuat skenario pembelajaran menggunakan model kooperatit STAD
- Mempersiapkan sumber bahan dan alat bantu yang dibutuhkan
- Menyusun lembar kerja siswa
- Mengembangkan format evaluasi untuk mengukur penguasaan siswa
terhadap materi yang disajikan.
- Menyiapkan analisis soal-soal tes

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan berupa kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam
perencanaan. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam
skenario pembelajaran yang meliputi:
1.

Kegiatan awal
a. Mengawali pembelajaran dengan pendahuluan memberikan motivasi dan
persepsi
b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, materi yang akan diajarkan
dikelas yaitu sistem pemerintahan tingkat desa dan kecamatan.
c. Siswa memperhatikan penjelasan guru.

2.

Kegiatan inti
a. Menjelaskan materi.

19
b. Membentuk kelompok belajar kooperatif STAD, tiap kelompok terdiri
dari 4-5 orang siswa.
c. Membagikan lembar kerja kelompok.
d. Siswa berdiskusi dalam kelompok menyelesaikan soal.
e. Setelah selesai, guru memanggil perwakilan dari kelompok untuk
mempersentasikan ke depan kelas.
f. Meminta kelompok lain menanggapi demikian seterusnya.
g. Setelah semua kelompok selesai mempersentasikan, siswa diminta
kembali ke tempat duduk masing-masing.
3.

Kegiatan akhir
1. Guru dan siswa bertanya jawab seputar materi.
2. Guru memberikan kesimpulan materi yang telah dibahas.
3. Evaluasi
4. Siswa dan guru mengahkiri pelajaran dengan doa.

c. Observasi
Pengamatan dilakukan terhadap siswa, saat proses pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa, dan lembar aktivitas
guru.
d. Refleksi
Membuat kesimpulan setelah proses belajar-mengajar berlangsung, mengenai
temuan di lapangan antara lain: aktivitas siswa, aktivitas guru dan hasil tes
siswa, dan membuat rencana untuk tindak lanjut pada siklus berikutnya.

20
1.

Langkah-langkah Penelitian Siklus 2

a.

Perencanaan

Berdasarkan refleksi siklus 1, peneliti menyusun rancangan tindakan siklus 2
dalam rangka memperbaiki pelaksanaan tindakan siklus 1. Kegiatan dalam proses
perencanaan meliputi: menyusun Lembar Kerja Siswa yang akan diberikan
kepada siswa saat belajar kelompok, mempersiapkan model pembelajaran
kooperatif STAD.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan berupa kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan.
Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam skenario pembelajaran
yang meliputi:
1.

Kegiatan awal
a. Mengawali pembelajaran dengan pendahuluan memberikan motivasi dan
persepsi
Guru menjelaskan sistem pemerintahan kabupaten dan provinsi
Siswa memperhatikan penjelasan guru.

2. Kegiatan inti
Menjelaskan materi.
Membentuk kelompok belajar kooperatif STAD tiap kelompok terdiri dari
4-5 orang siswa.
Membagikan lembar kerja kelompok.
Siswa berdiskusi dalam kelompok menyelesaikan soal.
Setelah selesai, guru memanggil perwakilan dari kelompok untuk
mempersentasikan hasil diskusinya.

21
Kelompok yang lain diminta menanggapi
Setelah semua kelompok telah mempersentasikan diskusi, siswa diminta
kembali ke tempat duduk masing-masing.
3.

Kegiatan akhir
Guru dan siswa bertanya jawab seputar materi.
Guru memberikan kesimpulan materi yang telah dibahas.
Evaluasi
Siswa dan guru mengahkiri pelajaran dengan doa.

c. Observasi
Pengamatan dilakukan terhadap siswa dan guru saat proses pembelajaran
berlangsung. lembar aktivitas siswa, meliputi (a) memperhatikan penjelasan guru,
(b) bekerja sama dalam kelompok, (c) mempersentasikan hasil diskusi, (d)
menjawab pertanyaan dengan benar.

Refleksi
Membuat kesimpulan setelah proses belajar-mengajar berlangsung, mengenai
temuan di lapangan antara lain: aktivitas siswa, aktivitas guru dan hasil tes siswa,
dan membuat rencana untuk tindak lanjut pada siklus berikutnya.

C. Data Penelitian
Data penelitian adalah data aktivitas siswa dan kinerja guru selama pembelajaran
dan data hasil belajar siswa setelah dilaksanakan penelitian kooperatif tipe STAD.

D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data melalui tes dan non tes.

22
1. Non Tes
Nontes adalah aktivitas siswa dan kinerja guru selama penelitian dengan memberi
tanda cheklis ( ).
2. Tes
Teknik tes merupakan penilaian dalam bentuk pertanyaan baik lisan, tertulis,
maupun unjuk kerja. Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
tertulis. Tes diberikan pada akhir pertemuan setiap siklus dalam bentuk soal tes
formatif.

E. Instrument Penelitian
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan lembar observasi dan perangkat
tes, dan catatan lapangan.
1.

Lembar observasi adalah lembar yang digunakan untuk mengamati aktivitas
siswa dan kinerja pada saat penelitian yang diamati observer.

2.

Perangkat tes

Instrumen penelitian meliputi aktitivas siswa, kinerja guru dan hasil belajar siswa.
Aktivitas siswa meliputi:
1. Memperhatikan penjelasan guru
2. Siswa bertanya dan menjawab pertanyaan guru
3. Bekerja sama dengan baik pada saat diskusi
4. Mengerjakan latihan
5. Mempersentasikan hasil diskusi

23
Adapun tabel aktivitas siswa sebagai berikut.
Tabel 3.1 Lembar Aktivitas siswa
No

Nama

Aktivitas
1

2

3

Nilai
4

Jumlah
skor

Kategori

5

1
A
2
B
3
C
Petunjuk: Berilah tanda cheklis sesuai dengan indikator yang muncul
Tabel 3.2 Kategori Penilaian Aktivitas Siswa
Nomor
1
2
3
4
5

Skor
5
4
3
2
1

Kriteria
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang

Tabel 3.3 Lembar Hasil Belajar Siswa
Nomor
Nama
1
A
2
B
3
C
Jumlah
Rata-rata
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah

Nilai

keterangan

Tabel 3.4 Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Aspek Kinerja Guru
Membuka pelajaran
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Memberikan apersepsi
Menjelaskan prosedur pembelajaran
Membentuk kelompok diskusi
Mengelola kelas
Membina kerjasama antar peserta didik
Memberi motivasi
Membimbing dan memfasilitasi
Memberi contoh

Skor

Nilai

Kreteria

24
11
12
13

Mendorong peserta didik untuk bertanya
Mendorong peserta didik mengemukakan
pendapat
Menutup pelajaran
Jumlah
Nilai

Tabel 3.4 Penilaian Instrumen Penilaian Kinerja Guru
No
Nilai
Keterangan
1
10
Kurang
2
20
Cukup
3
30
Baik
4
40
Sangat Baik
F. Teknik Analisis Data
Secara garis besar metode penelitian dibagi menjadi dua yaitu metode kualitatif
dan kuantitatif. (Arikunto, 2010: 20)

1. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang diujudkan dalam kata keadaan atau sifat. Data
kualitatif digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru selama
penelitian. (Suryanto, 2008: 5.3). Penilaian Aktivitas Siswa dan guru dinyatakan
dengan rumus:
Jumlah skor Perolehan
AS=

X 100
Skor Maksimal

Tabel 3.5 Penilaian Aktivitas Siswa
No
1
2
3
4

Nilai
76
51-75
26-50
0-25

Jumlah Skor
40
30
20
10

Jumlah skor Perolehan

Kategori
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang

25
KG=

X 100
Skor Maksimal

Tabel 3.6 Penilaian Hasil Belajar Siswa
Rentang Nilai
81-100
66-80
51-65

Keterangan
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas

Tabel 3.7 Penilaian Kinerja Guru
No
1
2
3
4
2.

Nilai
76
51-75
26-50
0-25

Jumlah Skor
40
30
20
10

Kategori
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang

Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang diambil atau dikumpulkan berupa angka-angka
yang kemudian akan diolah menggunakan rumus. (Suryanto, 2008: 5.4). Tes yang
diberikan berbentuk isian yang dinyatakan dengan rumus:
Jumlah Jawaban Benar
NS=

X 100
Jumlah Soal

G. Indikator Keberhasilan
Kriteria keberhasilan didasarkan kepada pencapaian kemampuan peserta didik
untuk membangun pengetahuan yang difasilitasi guru. Pembelajaran dalam
penelitian ini berhasil jika.
a.

Persentase aktivitas siswa minimal 80%.

b.

Jumlah siswa yang tuntas sekurang-kurangnya 75% dengan rata-rata nilai
65.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian dapat disimpulkan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalaha sebagai berikut.
1.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sri Basuki Kecamatan
Negeri Besar Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini
terlihat dari skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus I pertemuan ke-1 69,2
dan pada pertemuan ke-2 skor rata-rata meningkat menjadi 76 atau naik 6,8
poin. Pada siklus II pertemuan pertama skor rata-rata 80,8, pada siklus II
pertemuan ke-2 skor rata-rata meningkat menjadi 85 atau meningkat 4,2
poin.

2.

Hasil belajar PKn siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD menunjukan peningkatan yang signifikan baik individu
maupun kelompok. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar PKn pada siklus I
dengan rata-rata 67,5 dan pada siklus II menjadi 79,47 atau naik 11,97 poin.

46
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut.
1. Bagi Siswa
Siswa diharapkan lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran di kelas,
sebab dengan aktivitas yang tinggi akan meningkatkan hasil belajar.
2. Bagi Guru
Dalam setiap kegiatan pembelajaran hendaknya para guru dapat menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD, untuk meningkatkan aktivitas dan
hasil belajaran siswa.

3. Bagi Sekolah
Bagi sekolah memberi motivasi guru untuk mengembangkan model pembelajaran
supaya lebih kreatif dan tidak terpaku pada satu metode saja.
4. Bagi Peneliti
Bagi para peneliti berikutnya, disarankan untuk mengembangkan penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

DAFTAR PUSTAKA

Andesanjaya. 2011. Model-model Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Reneka Cipta. Yogyakarta
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar, Rineke Cipta Jakarta, 1999
Dimyadi, Mudjiono. 1999, Belajar dan Pembelajaran, Rineke Cipta Jakarta
Eggen, P. D. and Kauchak, D.P. 1993. Learning and Teaching. 2nd ed. Needham
Heighr, Massachussets: All and Bacon.
Emzir. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara.Jakarta
M. Mulyono, Anton. 2001. Aktivitas dan Interaksi Belajar Mengajar. PT Raja
Grafindo. Jakarta.
Oemar, Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta
Poerwadinata. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. PN Balai Pustaka. Jakarta
Rochman, Natawijaya. 2005. Pengertian aktivitas Belajar. Bumi Aksara. Jakarta
Rusman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta
Sardiman, A.M. 2003. Pengertian Aktivitas dan Hasil Belajar. http:hasil-belajarpsikologi.com di download tanggal 10 Februari 2014.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktr yang Mempengaruhi. Rineke Cipta
Jakarta
Slavin, R, E. 1995. Educational Psychology Theory, Research, and Practise, Fifth
Edition. Massachusetts: Allyn an Bacon Publishers.
Subroto, Suryo. 2004. Belajar dan Pembelajaran, Rineke Cipta. Jakarta
Sudjana. 2005. Metode Belajar. Tarsito Bandung
Suryadi, Sumardi. 1999. Pendidikan Kewarganegaraan. Rineke Cipta . Jakarta

Trianto. 2010, Model-model Pembelajaran, Jakarta
Trinandita, Tukiran. 1984. Belajar dan Pembelajaran, Rineke Cipta Jakarta
Udin, Syaefuddin, Saud. 2006. Pembelajaran Terpadu, Bandung
Winataputra, U.S. 2007, Strategi Belajar Mengajar,Jakarta, Universitas Terbuka.
Winkel (Djamarah,Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Rineke Cipta,1999)

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WAY HARONG KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN 2012/2013

0 6 47

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS V SDN 2 NEGERI BESAR KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 13 58

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 SUKAMAJU KECAMATAN KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN

0 4 46

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn KELAS V SDN SRI BASUKI KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN

0 14 54

JUDUL INDONESIA: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SDN 4 GUNUNGSARI KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2013/2014

0 4 38

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SDN 4 GUNUNGSARI KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2013/2014

0 5 42

JUDUL INDONESIA: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 5 BAGELEN KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TP 2013/2014

0 27 42

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 5 BAGELEN KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TP 2013/2014

0 6 44

JUDUL INDONESIA: PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SD NEGERI SRI BASUKI KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2013/2014

0 9 43

PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SD NEGERI SRI BASUKI KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2013/2014

0 2 44