POTENSI PANTAI SAWMILL SEBAGAI OBJEK WISATA DI PEKON KARANG ANYAR KECAMATAN WONOSOBO KABUPATEN TANGGAMUS

ABSTRAK

POTENSI PANTAI SAWMILL SEBAGAI OBJEK WISATA
DI PEKON KARANG ANYAR KECAMATAN WONOSOBO
KABUPATEN TANGGAMUS
Oleh
Nova Susianti

Tujuan Penelitian untuk mengetahui Potensi Pantai Sawmill sebagai Objek Wisata
di Pekon Karang Anyar Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus.
Khususnya keindahan alam, sumber daya ikan, dan aksesibilitas.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Objek
dalam penelitian ini adalah Pantai Sawmill. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah teknik observasi, teknik wawancara dan teknik dokumentasi.
Teknik analisa data menggunakan teknik scoring.
Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1)
keindahan alam Pantai Sawmill tergolong cukup indah untuk dikembangkan
sebagai obyek wisata, hal ini dikarenakan Pantai Sawmill memiliki panorama
alam yang indah dan kebersihan pantai masih terjaga. (2) tempat pelelangan ikan
cukup berpotensi dijadikan obyek wisata kuliner hasil laut, hal ini dikarenakan
harga ikan yang murah serta jumlah tangkapan yang banyak. (3) aksesibilitas

menuju Pantai Sawmill belum mendukung potensi yang ada di Pantai Sawmill,
hal ini dikarenakan kondisi jalan yang rusak serta lokasi Pantai Sawmill yang
terpencil.
Kata kunci : Obyek Wisata, Pantai Sawmill, Potensi.

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Nova Susianti dilahirkan di Sukaraja pada
tanggal 26 November 1991, anak pertama dari dua bersaudara
pasangan Bapak Suyatno dan Ibu Darmini.
Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh penulis yakni :
1. SD Negeri 2 Sukaraja yang diselesaikan pada tahun 2003
2. SMP Negeri 2 Adiluwih yang diselesaikan pada tahun 2006
3. SMA Negeri 1 Sukoharjo yang diselesaikan pada tahun 2009.
Selanjutnya pada tahun 2009 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Program
Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Pada kegiatan akademik, penulis
pernah mengikuti kuliah kerja lapangan I (KKL I) ke Kabupaten Lampung Selatan
(Pasir Putih) dan Kabupaten Tanggamus (Bendungan Batu Tegi), serta kuliah
kerja lapangan II (KKL II)


ke Jawa-Bali pada tahun 2012, dan telah

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tanjung Agung Kecamatan
Way Lima Kabupaten Pesawaran, serta Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di
SD Negeri Tanjung Agung.

MOTO

“Tiada kata gagal yang ada hanya sukses dan belajar”
(Nova S.)

“Keluarga adalah motivasi terbaik mencapai keberhasilan”
(L. Purba)

PERSEMBAHAN

Seiring dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT. Kupersembahlan
karya kecilku ini untuk....
Bapak dan ibuku tercinta yang telah membesarkanku dengan penuh

kesabaran dan kasih sayang serta memberikan dukungan materi dan
doanya untuk keberhasilanku.
Almamater tercinta “Universitas Lampung”.

SANWACANA

Bismillahhirohmannirohim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “Potensi Pantai Sawmill sebagai Obyek Wisata di Pekon
Karang Anyar Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus”. Skripsi ini ditulis
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi
Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas
kepada :
1.

Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2.

Bapak Dr. M. Thoha B. Sampoerna Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3.

Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4.

Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5.

Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.

6.

Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sekaligus dosen penguji yang
telah memberikan saran, kritik serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.

7.

Ibu Dra. Nani Suwarni, M.Si. selaku dosen pembimbing I sekaligus
pembimbing akademik dan Bapak Drs. Rosana, M.Si. selaku dosen
pembimbing II atas kesediaan dan kesabarannya memberikan bimbingan dan
saran dalam proses penyusunan skripsi ini. Semoga amal dan ilmu yang telah
diberikan mendapat balasan dari Allah Swt, amin;

8.


Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis,
sehingga penulis menpunyai wawasan yang dapat mempermudah dalam
menyelesaikan skripsi ini.

9.

Bapak Bambang selaku Kepala Pekon Karang Anyar yang telah memberikan
izin untuk melaksanakan penelitian kepada penulis.

10. Suami tercinta dan adik tersayang yang selalu mendukung dan memberi
motivasi.
11. Sahabat-sahabat terbaikku Mbak Tari, Dian F, Mbak Eka F, Ririh PJ, Heni S,
Sri Fitriani, dan Winda M. terima kasih karena selalu ada dalam suka dan
dukaku, terima kasih atas semua dukungan dan motivasinya.

12. Teman-teman seperjuanganku geografi angkatan 2009 terimakasih atas semua
kenangan indah, kebersamaan dan semangatnya selama ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan rahmat, hidayah serta
karunia-Nya kepada kita semua. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat

berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung,
Penulis,

Nova Susianti

Juli 2014

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah ...............................................................................

1

B. Identifikasi masalah .....................................................................................


4

C. Rumusan masalah ........................................................................................

4

D. Tujuan penelitian .........................................................................................

5

E. Kegunaan penelitian ....................................................................................

5

F. Ruang lingkup penelitian.............................................................................

6

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan pustaka..........................................................................................


7

1. Pengertian dan Peranan Geografi Pariwisata ..........................................

7

2. Pengertian Pariwisata..............................................................................

8

3. Potensi Obyek Wisata .............................................................................

9

3.1 Keindahan Alam ................................................................................... 10
3.1.1

Suara ombak .................................................................................. 12


3.1.2

Kejernihan air laut ......................................................................... 12

3.1.3

Luas pantai .................................................................................... 13

3.1.4

Panorama alam di pagi hari dan sore hari ..................................... 14

3.1.5

Kebersihan pantai .......................................................................... 14

3.1.6

Tinggi gelombang ......................................................................... 15


3.2 Sumber daya ikan sebagai potensi wisata kuliner ............................... 16
3.2.1

Lokasi ............................................................................................ 18

3.2.2

Kebersihan tempat ......................................................................... 18

3.2.3

Harga ikan ........................................................................................ 19

3.2.4

Jumlah tangkapan ikan ..................................................................... 19

3.3 Aksesibilitas ............................................................................................ 20
3.3.1

Jarak tempuh .................................................................................... 21

3.3.2

Waktu tempuh .................................................................................. 22

3.3.3

Kondisi jalan .................................................................................... 22

3.3.4

Jaringan transportasi ......................................................................... 23

3.3.5

Frekuensi kendaraan ......................................................................... 23

3.3.6

Lokasi obyek wisata ......................................................................... 24

3.3.7

Biaya yang dikeluarkan .................................................................... 25

B. Kerangka pikir ................................................................................................ 25
III. METODE PENELITIAN
A. Metode penelitian ........................................................................................... 27
B. Populasi dan sampel ...................................................................................... 28
C. Variabel dan Indikator Penelitian
1. Variabel Penelitian..................................................................................... 28
2. Indikator Penelitian .................................................................................... 29
2.1. Keindahan Alam ..................................................................................... 29
2.2. Sumber daya ikan sebagai potensi wisata kuliner .................................. 31
2.3. Aksesibilitas ........................................................................................... 33
D. Teknik pengumpulan data .............................................................................. 36
E. Teknik analisis data ........................................................................................ 37
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi geografis daerah penelitian
1. Lokasi penelitian ........................................................................................ 45
2. Kondisi fisik ............................................................................................. 47
2.1. Topografi ................................................................................................ 47
2.2. Hidrologi ................................................................................................ 47
2.3. Iklim ...... ................................................................................................ 48
2.4.Keadaan sosial demografi ....................................................................... 50
B. Sejarah Pantai Sawmill ................................................................................... 51

C. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Keindahan Alam ....................................................................................... 52
1.1. Suara ombak ........................................................................................... 52
1.2. Kejernihan air laut .................................................................................. 54
1.3. Luas pantai ............................................................................................. 55
1.4. Panorama alam dipagi hari dan sore hari ............................................... 56
1.5. Kebersihan pantai ................................................................................... 57
1.6. Ketingggian gelombang ......................................................................... 58
2. Sumber daya ikan sebagai potensi wisata kuliner ..................................... 60
2.1. Lokasi .................................................................................................... 62
2.2. Kebersihan tempat .................................................................................. 63
2.3. Harga ikan .............................................................................................. 64
2.4. Jumlah tangkapan ikan ........................................................................... 65
3. Aksesibilitas............................................................................................... 67
3.1. Jarak tempuh .......................................................................................... 67
3.2.Waktu tempuh ......................................................................................... 68
3.3. Kondisi jalan .......................................................................................... 69
3.4. Jaringan transportasi ............................................................................... 70
3.5. Frekuensi kendaraan ............................................................................... 71
3.6. Lokasi obyek wisata ............................................................................... 72
3.7. Biaya yang dikeluarkan .......................................................................... 73
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan......................................................................................................... 76
B. Saran ............................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.

Fasilitas di Pantai Sawmill ........................................................................ 3

2.

Skor untuk menilai variabel potensi daya tarik obyek wisata Pantai
Sawmill sebagai obyek wisata di Pekon Karang Anyar Kecamatan
Wonosobo Kabupaten Tanggamus ........................................................... 39

3.

Skor untuk menilai variabel sumber daya ikan sebagai potensi wisata
kuliner di Pekon Karang Anyar Kecamatan Wonosobo
Kabupaten Tanggamus .............................................................................. 41

4.

Skor untuk menilai variabel aksesibilitas menuju Pantai Sawmill
sebagai obyek wisata di Pekon Karang Anyar Kecamatan Wonosobo
Kabupaten Tanggamus .............................................................................. 43

5.

Klasifikasi relief......................................................................................... 47

6.

Data curah hujan Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus ............. 49

7.

Tipe iklim berdasarkan klasifikasi Schmidth-Fergusson........................... 50

8.

Jumlah penduduk di Pekon Karang Anyar ................................................ 50

9.

Jawaban responden tentang suara ombak .................................................. 52

10. Jawaban responden tentang kejernihan air laut ......................................... 54
11. Jawaban responden tentang luas pantai ..................................................... 55
12. Jawaban responden tentang panorama alam di pagi hari........................... 56
13. Jawaban responden tentang panorama alam di sore hari ........................... 57
14. Jawaban responden tentang kebersihan pantai .......................................... 57
15. Jawaban responden tenntang ketinggian gelombang ................................. 59
16. Jawaban responden tentang lokasi tempat pelelangan ikan ....................... 62

17. Jawaban responden tentang kebersihan tempat ......................................... 63
18. Jawaban responden tentang harga ikan...................................................... 64
19. Jawaban responden tentang jumlah tangkapan ikan .................................. 65
20. Jawaban responden tentang jarak tempuh ................................................. 67
21. Jawaban responden tentang waktu tempuh................................................ 68
22. Jawaban responden tentang kondisi jalan .................................................. 69
23. Jawaban responden tentang jaringan transportasi...................................... 70
24. Jawaban responden tentang frekuensi kendaraan ...................................... 71
25. Jawaban responden tentang lokasi obyek wisata ....................................... 72
26. Jawaban responden tentang biaya yang dikeluarkan ................................. 73

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Bagan kerangka pikir .................................................................................. 26
2. Peta lokasi Pantai Sawmill .......................................................................... 46

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan untuk
rekreasi, pelancongan, turisme. Pariwisata bukanlah suatu hal yang baru, karena
pariwisata sudah ada sejak peradaban manusia. Pariwisata juga merupakan suatu
alat untuk membangkitkan moral yang sehat dan dapat memberikan keseimbangan
sifat-sifat emosional manusia.
Secara etimologis kata pariwisata terdiri dari kata “pari” dan “wisata”. Pari, berarti
banyak, berkali-kali, berputar-putar, sedangkan wisata, berarti perjalanan. Jadi,
pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputarputar dari suatu tempat ke tempat yang lain (Oka A.Yoeti,1996:112).

Setiap daerah di Indonesia memiliki potensi wisata yang beragam dikarenakan
kondisi alam di setiap daerah di Indonesia berbeda-beda. Dalam pengelolaannya
pun disesuaikan dengan potensi wisata yang ada di daerah tersebut.

Daerah wisata harus memiliki daya tarik untuk menarik minat wisatawan
berkunjung ke daerah tersebut. Beberapa syarat suatu daerah untuk menjadi
kawasan wisata antara lain, daerah itu harus mempunyai apa yang disebut sebagai
“what to see”, “what to do”, “what to buy”. Artinya, daerah tersebut harus

2

mempunyai objek wisata dan atraksi wisata yang berbeda dengan apa yang
dimiliki oleh daerah lain dan mempunyai fasilitas rekreasi yang membuat
wisatawan betah tinggal lebih lama, serta harus mempunyai tempat untuk
berbelanja barang-barang souvenir atau kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk
dibawa pulang ke tempat asal masing-masing.

Lampung merupakan salah satu tujuan wisata karena memiliki berbagai sumber
daya alam yang masih asli, sehingga sangat berpotensi dalam pembangunan
wisata alam. Prospek wisata alam ini dapat dilihat dari banyaknya objek yang
belum dikembangkan atau dipopulerkan.

Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi
Lampung yang memiliki banyak potensi alam yang menarik untuk dijadikan objek
pariwisata. Beragamnya objek wisata yang terdapat di Kabupaten Tanggamus
merupakan suatu potensi untuk lebih dikembangkan.

Kabupaten Tanggamus mempunyai objek wisata yang mulai berkembang
diantaranya Obyek Wisata Teluk Kiluan, Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan,
Obyek Wisata Bendungan Batu Tegi, dan Obyek Wisata Pantai Terbaya. Namun,
ada juga obyek wisata yang belum berkembang, salah satunya Pantai Sawmill
yang terletak di Pekon Karang Anyar Kecamatan Wonosobo Kabupaten
Tanggamus.

Pantai Sawmill adalah pantai yang berpasir dan berbatasan langsung dengan
Teluk Semaka. Pantai ini merupakan pantai yang masih alami, deburan ombaknya
yang tidak begitu tinggi serta hamparan pasir yang luas menjadikan pantai ini

3

sangat cocok untuk rekreasi. Pantai ini juga memiliki tempat pelelangan ikan yang
memungkinkan dapat dikembangkan menjadi obyek wisata kuliner. Sayangnya,
fasilitas yang ada di Pantai Sawmill ini kurang baik dan jumlahnya pun kurang
banyak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1. Fasilitas di Pantai Sawmill
No.
Fasilitas
1. Pondok istirahat
2. Warung makanan
3. Tempat pelelangan ikan

Jumlah
4
1
1

Sumber: observasi peneliti

Kondisi jalan yang masih rusak juga menjadikan Pantai Sawmill ini sulit untuk
dijangkau. Meskipun demikian, banyak wisatawan yang berminat untuk
berkunjung ke pantai ini. Awalnya Pantai Sawmill ini hanya dikunjungi oleh satu
dua orang saja, namun semakin hari semakin bertambah orang yang berkunjung.
Pantai Sawmill ramai dikunjungi pada saat hari-hari tertentu seperti hari raya idul
fitri dan tahun baru. Pantai ini banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal.
Berdasarkan wawancara pra penelitian, wisatawan di Pantai Sawmill saat hari
raya idul fitri dan tahun baru dapat mencapai >50 orang, sedangkan pada hari-hari
biasa Pantai Sawmill ini jarang dikunjungi wisatawan.

Pengelolaan Pantai Sawmill belum terstruktur dengan baik. Pengelola Pantai
Sawmill belum tetap, maksudnya belum ada struktur yang tetap, hanya saja saat
hari raya idul fitri atau tahun baru yang memungkinkan banyaknya jumlah
wisatawan yang berkunjung, maka akan dibentuk panitia untuk menertibkan
wisatawan dengan kepala pekon sebagai penanggung jawabnya, panitia ini
berjumlah sekitar 15 orang.

4

Dengan adanya pengunjung yang datang setiap harinya, penulis tertarik untuk
meneliti tentang Potensi Pantai Sawmill, apa yang menarik di Pantai Sawmill ini,
sehingga penggunjung tertarik untuk berkunjung ke pantai ini.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah pada penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Keindahan alam Pantai Sawmill : suara ombak, luas pantai, kebersihan pantai,
panorama alam di pagi dan sore hari, kejernihan air laut, dan ketinggian
gelombang
2. Banyak sumber daya ikan dengan berbagai jenis
3. Aksesibilitas menuju Pantai Sawmill

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah pada penelitian ini
adalah
1. Apakah keindahan alam Pantai Sawmill (suara ombak, luas pantai, kebersihan
pantai, panorama alam di pagi dan sore hari, kejernihan air laut, dan ketinggian
gelombang) merupakan potensi yang dapat dikembangkan sebagai obyek
wisata?
2.

Apakah sumber daya ikan di Pantai Sawmill merupakan potensi yang dapat
dikembangkan sebagai obyek wisata kuliner hasil laut?

3. Apakah aksesibilitas menuju Pantai Sawmill mendukung potensi yang ada ?

5

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi Pantai Sawmill sebagai
obyek wisata, khususnya:
1. Untuk mengkaji keindahan alam Pantai Sawmill sebagai potensi obyek wisata
2. Untuk mengkaji sumber daya ikan di Pantai Sawmill yang mendukung sebagai
potensi obyek wisata kuliner
3. Untuk mengkaji aksesibilitas menuju Pantai Sawmill

E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah :
1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kependidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
2. Sebagai referensi pengelola untuk mengembangkan potensi yang ada di Pantai
Sawmill.

F. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini meliputi :
1. Ruang lingkup subyek adalah wisatawan dan pengelola
2. Ruang lingkup obyek adalah Pantai Sawmill di Pekon Karang Anyar
Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus
3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah Pekon Karang Anyar
4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah 2013
5. Ruang lingkup ilmu adalah geografi pariwisata.

6

Geografi pariwisata adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan
potensi pariwisata di permukaan bumi, dengan selalu melihat keterkaitan antar
alam, antar aspek manusia dan manusia dengan alam (Suryo Sakti Hadiwijoyo,
2012:43).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian dan Peranan Geografi Pariwisata
Geografi pariwisata adalah geografi yang berhubungan erat dengan pariwisata.
Menurut Ramaini (1992:3)
“Geografi pariwisata adalah ilmu yang mempelajari antara geografi dan
pariwisata. Segi-segi yang dipelajari dalam industri pariwisata, seperti
perhotelan, restoran, cenderamata, transportasi, biro jasa bidang perjalanan,
tempat hiburan, obyek wisata dan atraksi budaya. Dari segi geografi seperti
iklim, flora, fauna, keadaan alam, adat istiadat, budaya, perjalanan darat dan
laut, udara. Kedua segi ini, yaitu segi industri pariwisata dan segi geografi,
menjadi bahasan dalam geografi pariwisata”.
Berdasarkan definisi di atas, geografi dan pariwisata sangat erat hubungannya.
Dengan demikian, geografi pariwisata merupakan bagian dari ilmu geografi yang
membantu mendeskripsikan potensi obyek wisata pada suatu daerah atau wilayah.

Peranan geografi pariwisata itu sendiri dalam menunjang aktivitas pariwisata
misalnya, wisatawan dari Jakarta ingin berlibur ke Pantai Sawmill, sebelum
berangkat ia harus memerlukan informasi yang tepat tentang Pantai Sawmill.
Informasi transportasi, akomodasi, dan sebagainya. Untuk itu diperlukan
pengetahuan geografi pariwisata. Wisatawan tersebut tidak perlu mempelajari
geografi pariwisata sebab dalam industri pariwisata ada lembaga yang menangani
kebutuhan wisatawan, seperti para pramuwisata, biro atau agen perjalanan. Orang
yang bekerja di biro perjalanan sebagai pemandu wisata perlu mengetahui

8

geografi pariwisata. Dengan pengetahuan geografi pariwisata yang baik maka,
usaha memandu wisatawan akan berhasil dengan baik. Dengan demikian, geografi
pariwisata akan menunjang aktivitas pariwisata.

2. Pengertian Pariwisata
Pariwisata merupakan suatu perjalanan dari tempat satu ke tempat yang lain
dengan maksud untuk merefreskan pikiran. Ada banyak pengertian tentang
pariwisata diantaranya yaitu,
 James J. Spillane dalam Suryo Sakti Hadiwijoyo (2012:41). Pariwisata adalah
perjalanan dari satu tempat ke tempat lain dan bersifat sementara, dilakukan
perorangan ataupun kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan,
keserasian dalam dimensi sosial budaya dan ilmu.
 Ramaini (1992:1). Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha
yang terkait dengan bidang tersebut.
 Mathieson dan Wall dalam Sujali (1989:2). Pariwisata merupakan gerakan
orang atau penduduk secara sementara dalam batas daerah tertentu dengan
melakukan aktifitas.

Dari beberapa pengertian pariwisata di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan seseorang atau
kelompok orang, dengan tujuan untuk menghilangkan rasa jenuh, dengan cara
menikmati hal-hal yang menyenangkan seperti keindahan alam, dari satu tempat
ke tempat lain dalam kurun waktu sementara.

9

3. Potensi obyek wisata
Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan.
Jadi yang dimaksud dengan potensi wisata adalah sesuatu yang dapat
dikembangkan

menjadi

daya

tarik

sebuah

obyek

wisata

(http://madebayu.blogspot.com).

Berdasarkan pengertian tersebut, potensi wisata merupakan keadaan yang dapat
mendukung perkembangan obyek wisata, seperti pemandangan alam yang indah,
atraksi budaya, aksesibilitas menuju obyek wisata, kondisi bangunan dan
fasilitas yang lengkap, tempat rekreasi, keramahtamahan dan keamanan di
sekitar obyek wisata.
Potensi obyek dan daya tarik wisata dibedakan menjadi tiga (Suryo Sakti
Hadiwijoyo, 2012:49) yaitu:
a. Obyek wisata alam
Obyek wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki
daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada
usaha budidaya. Contohnya :pengelolaan dan pemanfaatan taman nasional,
taman wisata, taman hutan raya, dan taman laut.
b. Obyek wisata sosial budaya
Obyek wisata sosial budaya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai
obyek dan daya tarik wisata meliputi museum, peninggalan sejarah, situs
arkeologi, upacara adat, kerajinan dan seni pertunjukan.
c. Obyek wisata minat khusus
Obyek wisata minat khusus merupakan jenis wisata yang baru dikembangkan
di Indonesia. Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yang mempunyai
motivasi khusus. Contohnya : wisata agro, wisata kesehatan.
Potensi pariwisata juga dapat mendukung pengembangan obyek wisata suatu
daerah, oleh karena itu perlu digali sehingga dapat diketahui keadaan potensi
wisata yang ada di Pantai Sawmill Pekon Karang Anyar Kecamatan Wonosobo

10

Kabupaten Tanggamus, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
untuk mengembangkan potensi wisata di pantai tersebut.

1.1 Keindahan alam
Keindahan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau
gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau
kepuasan. Dalam pengertian yang lain diartikan sebagai keadaan yang enak
dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian
dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang
ideal" adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan
dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan, sedangkan,
keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih disempitkan
sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan,
yakni berupa keindahan bentuk dan warna. Keindahan tersusun dari berbagai
keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula
yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan
yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan pengamat.
Keindahan memiliki tiga nilai yaitu,
 Nilai estetik
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa,
pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai
moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan
dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan
 Nilai ekstrinsik

11

Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk
sesuatu hal lainnya, yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu.
 Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu
tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan puisi
yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut
nilai intrinsik (http://aneka-alam.blogspot.com).
Keindahan alam dapat diartikan dengan penglihatan akan suatu pesona alam.
Keindahan alam merupakan salah satu daya tarik wisata yang menjadikan
wisatawan tertarik untuk mengunjungi suatu obyek wisata, misalnya sunset di
sore hari, hamparan pasir putih yang bersih, air laut yang jernih, deburan ombak
yang indah, gerak gelombang, dan tinggi gelombang.
Keadaan fisik bumi Indonesia yang beranekaragam, menjadikan Indonesia
mempunyai potensi yang besar dibidang wisata alam.
Pemerintah indonesia dalam konsideran Undang-undang Pariwisata Indonesia
(UU No. 9 Tahun 1990), menyatakan “keadaan alam, flora dan fauna,
peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, serta seni dan budaya yang dimiliki
bangsa Indonesia, merupakan sumber daya dan modal yang besar artinya bagi
usaha pengembangan dan peningkatan kepariwisataan” (Ramaini, 1992:11).
Hal ini menunjukkan bahwa keadaan alam merupakan sumber daya yang besar
bagi usaha kepariwisataan.
Pantai Sawmill juga memiliki keindahan alam yang tidak kalah menarik dengan
pantai-pantai yang ada di Pulau Bali, seperti pemandangan sunset yang dapat
dinikmati di sore hari, karena pantai ini langsung berbatasan dengan Teluk
Semaka tanpa ada pulau, sehingga kita dapat menikmati sunset langsung tanpa
dihalangi oleh pulau. Hamparan pasir yang luas menjadikan pantai ini sangat
cocok untuk sekedar menghilangkan rasa jenuh.

1.1.1 Suara Ombak

12

Suara ombak adalah suatu keindahan alam yang terdapat di pantai yang dapat
didengar. Suara ombak terjadi karena adanya ombak, yaitu peristiwa naik
turunnya partikel-partikel air.
Ada tiga faktor pemicu terjadinya ombak, yaitu arus pasang surut (swell), angin
pantai (local wind), dan pergeseran (turun naik) massa batuan di dasar
samudera. Pasang dan surut air laut disebabkan oleh gaya gravitasi bulan. Saat
bulan pada posisi dekat dengan permukaan bumi, maka air laut di daerah itu
tertarik oleh gaya gravitasi bulan dan menyebabkan air laut pasang, sedangkan
di daerah sebelah bumi yang lain yang jauh dengan posisi bulan air laut akan
surut. Pergerakan air laut ini dalam bentuk ombak (http://id.shvoong.com).
Adanya tiga faktor inilah yang menyebabkan terjadinya ombak, dengan demikian
akan terbentuk suara ombak sebagai akibat dari adanya ombak-ombak yang
terhempas ke pantai atau ombak yang menabrak karang-karang di tepi pantai.

1.1.2

Kejernihan Air Laut

Kejernihan air laut merupakan suatu daya tarik tertentu bagi wisatawan untuk
mengunjungi obyek wisata pantai.
Banyaknya sinar matahari yang masuk dalam air berhubungan erat dengan
kecerahan air laut. Kejernihan air dipengaruhi oleh partikel-partikel yang
terkandung di air dan senyawa-senyawa kimia di perairan serta kedalaman laut
(Hurip dan Lilik, http://www.ut.ac.id).

Jadi, semakin banyaknya sinar matahari yang masuk ke dalam air laut maka
semakin jernih air laut sehingga biota laut laut yang ada di dalam akan terlihat.
Pemandangan ini akan menarik wisatawan untuk mengunjunginya. Selain itu
kejernihan laut juga akan terjaga apabila pencemaran air dan sedimen-sedimen
yang terbawa air sungai seperti lumpur, dapat diminimalisir.

1.1.3 Luas pantai

13

Luas berhubungan dengan panjang dan lebar suatu obyek. Luas pantai merupakan
keadaan panjang dan lebarnya suatu pantai. Pantai yang luas akan menarik
wisatawan untuk berkujung.
Pantai yang berpasir umumnya memiliki morfologi yang landai dengan relief
rendah hingga menengah, dan memiliki pedataran pantai yang cukup luas.
Sedangkan pantai yang berbatu umumnya memiliki morfologi belakang pantai
curam, merupakan tebing yang tersusun oleh batuan gunung api (breksi dan
konglomerat) dengan relief yang tinggi (Yudhicara, Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 3 No.
2 Juni 2008).

Biasanya pantai yang luas dan berpasir dimanfaatkan untuk permainan voli pantai
atau bermain motor oleh wisatawan. Sedangkan pantai yang berbatu lebih banyak
dimanfaatkan sebagai tempat pelabuhan.

1.1.4

Panorama alam di pagi hari dan sore hari

Panorama alam merupakan daya tarik utama bagi wisatawan untuk mengunjungi
suatu obyek wisata alam. Biasanya wisatawan yang berwisata ke pantai ingin
menikmati panorama alam yang disuguhkan pantai tersebut seperti ombaknya
yang besar sehingga wisatawan dapat bermain selancar, hamparan pasir putih
yang luas dan bersih, serta menikmati pemandangan di sore hari seperti sunset
sekedar melepaskan rasa jenuh setelah beraktivitas.

1.1.5

Kebersihan pantai

Kebersihan pantai merupakan hal harus dijaga agar suatu pantai akan selalu
menarik perhatian para wisatawannya.

14

Syarat menjadi kawasan wisata yang hidup itu banyak. Harus menjaga kebersihan,
keindahan, kerapian, keamanan, suasana welcome dan sadar wisata (Syarif
Hidayatullah, http://m.jpnn.com).
Jadi, kebersihan merupakan hal yang harus diperhatikan untuk menjadi kawasan
wisata. Saat ini kebersihan pantai yang ada di setiap pantai di Indonesia kurang
terjaga, hal ini yang menyebabkan sebagian obyek wisata pantai sepi oleh
wisatawan.
Pantai yang kotor merupakan akibat dari banyaknya wisatawan yang berkunjung
dan kurangnya perhatian pihak pengelola terhadap kebersihan pantai. Oleh karena
itu, agar obyek wisata pantai tidak sepi wisatawan, perlu adanya perhatian khusus
terhadap kebersihan pantai.

1.1.6 Tinggi gelombang
Ketinggian gelombang adalah jarak tegak antara puncak dan lembah gelombang.
Gelombang mempunyai ukuran yang bervariasi mulai dari riak dengan ketinggian
beberapa centimeter sampai pada gelombang badai yang dapat mencapai
ketinggian 30 m. Secara umum gelombang yang terjadi di laut dapat terbentuk
dari beberapa faktor penyebab seperti angin, pasang surut, badai laut, dan seiche.


Gelombang yang disebabkan oleh angin

Angin yang bertiup di atas permukaan laut merupakan pembangkit utama
gelombang. Bentuk gelombang yang dihasilkan cenderung tidak menentu dan
bergantung pada beberapa sifat gelombang periode dan tinggi dimana
gelombang dibentuk. Gelombang seperti ini disebut Sea.
Tinggi gelombang rata-rata yang dihasilkan oleh angin merupakan fungsi dari
kecepatan angin, waktu dimana angin bertiup, dan jarak dimana angin bertiup
tanpa rintangan.Umumnya semakin kencang angin bertiup semakin besar
gelombang yang terbentuk dan pergerakan gelombang mempunyai kecepatan
yang tinggi sesuai dengan panjang gelombang yang besar.


Gelombang yang disebabkan oleh pasang surut

15

Gelombang pasang surut yang terjadi disuatu perairan yang diamati adalah
merupakan penjumlahan dari komponen-komponen pasang yang disebabkan
oleh gravitasi bulan, matahari, dan benda-benda angkasa lainnya yang
mempunyai periode sendiri.


Gelombang yang disebabkan oleh badai atau puting beliung

Bentuk gelombang yang dihasilkan oleh badai yang terjadi di laut merupakan
hasil dari cuaca yang tiba-tiba berubah menjadi buruk terhadap kondisi perairan.
Kecepatan gelombang tinggi dengan puncak gelombang dapat mencapai 7 – 10
meter.


Gelombang yang disebabkan oleh seiche

Gelombang seiche merupakan standing wave yang sering juga disebut sebagai
gelombang diam atau lebih dikenal dengan jenis gelombang stasioner.
Gelombang ini merupakan standing wave dari periode yang relatif panjang dan
umumnya dapat terjadi di kanal, danau dan sepanjang pantai laut terbuka.
Gelombang ini dibagi menjadi 4 yaitu,
a. Gelombang Katastrofik : Gelombang ini adalah gelombang laut yang besar
dan muncul secara tiba-tiba yang disebabkan oleh aktivitas gempa bumi,
gunung api, dan sebagainya.
b. Gelombang Badai (strom Wave) : Gelombang ini adalah gelombang pasang
laut tinggi yang ditimbulkan dari adanya hembusan angin kencang atau
badai. Sering juga disebut sebagai Strom Suger. Gelombang badai ini dapat
menyebabkan kerusakan yang besar untuk daerah pesisir.
c. Gelombang Internal (Internal Wave) : Gelombang ini adalah gelombang
yang terbentuk pada perbatasan antara 2 lapisan air yang berbeda densitas.
Gelombang internal ini dapat ditemukan di bawah permukaan laut.
d. Gelombang Stasioner Standing Wave : Gelombang ini adalah bentuk
gelombang laut yang di cirikan dengan tidak adanya gerakan gelombang
yang merambat, yaitu permukaan air hanya bergerak naik turun saja.
Umumnya ditemukan diperairan yang tertutup, misalnya pada danau, teluk
atau kanal. Gelombang ini sering disebut juga gelombang diam atau seiche
(Jun13.blogspot.com).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tinggi gelombang dapat dilihat dari
faktor pembentuk terjadinya gelombang.
1.2 Sumber Daya Ikan sebagai Potensi Wisata Kuliner
Sumber daya ikan adalah potensi semua jenis ikan. Sumber daya ikan
dikelompokkan menjadi dua yaitu, ikan pelagis dan ikan demersal.
Ikan pelagis adalah kelompok ikan yang berada pada lapisan permukaan air
hingga kolom air. Ciri-ciri ikan pelagis adalah dalam beraktivitas selalu

16

membentuk gerombolan dan melakukan migrasi untuk berbagai kebutuhan
hidupnya. Ikan pelagis dibagi menjadi dua kelompok yaitu,
a. Ikan pelagis kecil terdiri dari jenis ikan antara lain ikan layang, ikan
kembung, ikan selar, ikan sardin, dan lain-lain
b. Ikan pelagis besar terdiri dari jenis ikan antara lain ikan tongkol, ikan tuna,
ikan cakalang, dan lain-lain (http://wiki.selayaronline.com)
.
Sedang ikan demersal adalah jenis ikan yang habitatnya berada di bagian dasar
perairan. Ikan demersal terdiri dari jenis ikan antara lain ikan kakap merah,
bawal, kerapu, manyung, peperek, dan lain-lain (http://nautika-perikananlaut.blogspot.com).
Banyaknya sumber daya ikan memungkinkan adanya potensi wisata kuliner hasil
laut.

Potensi merupakan kemampuan yang memungkinkan dapat dikembangkan. Jadi
potensi wisata kuliner adalah sesuatu hal yang memungkinkan dapat
dikembangkan menjadi daya tarik wisata kulliner.
Wisata kuliner yang berasal dari istilah food tourism didefinisikan sebagai
kunjungan ke suatu tempat yang merupakan produsen dari suatu makanan,
festival makanan, restoran, dan lokasi-lokasi khusus untuk mencoba rasa dari
makanan dan atau juga untuk memperoleh pengalaman yang didapat dari
makanan khas suatu daerah yang merupakan motivasi utama seseorang untuk
melakukan perjalanan wisata (Hall dan Sharples, www.digilib.petra.ac.id).
Wisata kuliner (culinary tourism), meliputi berbagai pengalaman akan beragam
kuliner. Wisata kuliner melebihi dari tuntunan makan malam dan restoran akhir
pekan, akan tetapi wisata kuliner meliputi beberapa unsur yaitu, kursus memasak,
buku panduan memasak dan toko-toko penjual perkakas dapur, tur kuliner
(culinary tours) dan pemandu wisata, media kuliner dan buku panduan,
pemborong makanan untuk pesta atau katering, penyalur anggur (wineries),
pengusaha dan penanam tumbuhan pangan, atraksi kuliner seperti festival jajanan.

Potensi wisata kuliner yang ada di Pantai Sawmill adalah memiliki sumber daya
ikan yang banyak seperti ikan selar. Menurut persepsi masyarakat ikan hasil

17

tangkapan banyak apabila lebih dari 3 kwintal dan sedikit apabila hasil tangkapan
kurang dari 3 kwintal setiap

harinya. Banyaknya ikan-ikan hasil tangkapan

nelayan menjadikan dibentuknya tempat pelabuhan ikan. Sehingga memudahkan
para tengkulak untuk membeli ikan. Bukan hanya tengkulak saja yang membeli
ikan di tempat ini, banyak wisatawan yang berkunjung di Pantai Sawmill juga
membeli ikan untuk dibakar. Oleh sebab itu, sumber daya ikan yang ada dapat
dijadikan sebagai wisata kuliner hasil laut, mengingat tidak jarang wisatawan
yang datang membeli ikan di pantai ini.

1.2.1

Lokasi

Lokasi atau letak merupakan konsep utama dalam pembangunan suatu obyek
wisata. Lokasi yang tepat memungkinkan banyaknya jumlah wisatawan yang
datang.
Konsep lokasi dibagi menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif.
a. Lokasi Absolut
Lokasi absolut adalah letak atau tempat yang dilihat dari garis lintang dan garis
garis bujur (garis astronomis). Lokasi absolut keadaannya tetap dan tidak dapat
berpindah letaknya karena berpedoman pada garis astronomis bumi. Perbedaan
garis astronomis menyebabkan perbedaan iklim (garis lintang) dan perbedaan
waktu (garis bujur).
b. Lokasi Relatif
Lokasi relatif adalah letak atau tempat yang dilihat dari daerah lain di
sekitarnya. Lokasi relatif dapat berganti-ganti sesuai dengan objek yang ada di
sekitarnya (Zamroni, 2014:3).
Dengan demikian lokasi suatu obyek wisata dapat dilihat dari segi lokasi absolut
yang dinyatakan dalam angka, dan lokasi relatif yang berdasarkan persepsi
wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata tersebut.

1.2.2

Kebersihan tempat

18

Kebersihan tempat merupakan hal yang penting yang perlu diperhatikan dalam
suatu obyek wisata, agar wisatawan yang berkujung merasa nyaman.
Syarat menjadi kawasan wisata yang hidup itu banyak. Harus menjaga kebersihan,
keindahan, kerapian, keamanan, suasana welcome dan sadar wisata (Syarif
Hidayatullah, http://m.jpnn.com).
Saat ini kebersihan suatu obyek wisata yang ada di Indonesia kurang terjaga, hal
ini yang menyebabkan sebagian suatu obyek wisata sepi oleh wisatawan.
Obyek wisata yang kotor merupakan akibat dari banyaknya wisatawan yang
berkunjung dan kurangnya perhatian pihak pengelola terhadap kebersihan tempat
obyek wisata tersebut. Oleh karena itu, agar suatu obyek wisata tidak sepi
wisatawan, perlu adanya perhatian khusus terhadap kebersihan obyek wisata
tersebut.

1.2.3 Harga ikan
Harga ikan merupakan hal yang menjadi pertimbangan bagi wisatawan jika ingin
membeli ikan.
Di tempat atau negara manapun harga-harga barang lebih murah dan lebih baik,
sudah barang tentu mereka akan memilih berbelanja dan pergi ke sana (Nyoman,
2006:25)
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin murah harga-harga
yang ada di suatu obyek wisata, maka semakin banyak wisatawan yang ingin
berkunjung ke obyek wisata tersebut.

1.2.4

Jumlah tangkapan ikan

19

Penangkapan ikan memiliki arti kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikan
di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara
apapun. Penangkapan berpengaruh terhadap populasi sumber daya ikan, seperti
penurunan jumlah ikan yang berukuran besar. Akibatnya dari penurunan tersebut
adalah stok ikan semakin habis, hasil tangkapan rendah, serta akan berdampak
pendapatan nelayan dari hasil tangkapan menurun. Oleh karena itu, dalam
penangkapan ikan perlu adanya jumlah tangkapan yang diperbolehkan.
Jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) atau hasil tangkapan lestari yaitu
berasal dari istilah Total Allowable Catch (TAC) yang berarti jumlah atau bobot
ikan maksimum dalam suatu stok yang dapat diambil dengan penangkapan tanpa
mengganggu kelestarian stok tersebut di suatu wilayah atau daerah. Artinya
adalah jumlah penangkapan ikan yang ada di suatu wilayah atau daerah perlu
diketahui terlebih dahulu dan kemudian baru akan bisa ditentukan JTB dari suatu
jenis ikan tertentu (Ibnu Faizal, www.terangi.or.id)
Adanya JTB membantu menjaga kestabilan kelestarian sumber daya ikan di laut.
Sehingga jumlah tangkapan yang dihasil oleh nelayan setiap harinya selalu stabil.

1.3 Aksesibilitas
Aksesibilitas adalah tingkat kemudahan untuk menuju suatu lokasi, tingkat
aksesibilitas diukur berdasarkan waktu dan jarak yang ditempuh oleh wisatawan
menuju obyek wisata (Nyoman S. Pendit, 2006:21).
Spillane dalam Aep (2005:12) mengemukakan
Aksesibilitas merupakan kemampuan untuk mencapai suatu tujuan wisata
tertentu, dapat lebih mudah atau lebih sulit untuk menjangkaunya. Aksesibilitas
dapat diukur dengan parameter seperti kondisi jalan, kemiringan jalan, jaringan
transportasi, frekuensi kendaraan, waktu tempuh, jarak tempuh, tingkat
kemudahan menuju lokasi obyek, biaya yang dikeluarkan menuju obyek wisata.

Aktivitas kepariwisataan sangat bergantung pada transportasi dan komunikasi
karena faktor jarak dan waktu yang sangat mempengaruhi keinginan seseorang

20

untuk melakukan perjalanan wisata. Unsur yang terpenting dalam aksesibilitas
adalah transportasi, maksudnya adalah frekuensi penggunanya, kecepatan yang
dimilikinya dapat mengakibatkan jarak seolah-olah menjadi dekat.

Transportasi yang berkaitan erat dengan aksesibilitas adalah prasarana meliputi
jalan, jembatan, terminal, stasiun, dan bandara. Prasarana ini berfungsi
menghubungkan satu tempat dengan tempat yang lain. Keberadaan prasarana
transportasi akan mempengaruhi laju tingkat transportasi itu sendiri. Kondisi
prasarana yang baik akan membuat laju transportasi optimal.

Berdasarkan di atas, aksesibilitas merupakan salah satu hal yang menjadi
pertimbangan wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata. Suatu obyek wisata
banyak dikunjungi wisatawan jika aksesibilitasnya mudah dijangkau. Namun
sebaliknya, obyek wisata akan sepi wisatawan jika aksesibilitasnya sulit untuk
dijangkau.

1.3.1

Jarak tempuh

Jarak biasanya dikaitkan dengan jauh atau dekatnya suatu tempat. Menurut
Sumadi (2003:43)
Jarak merupakan faktor pembatas yang bersifat alami, sekalipun arti pentingnya
juga bersifat relatif sejalan dengan kemajuan kehidupan dan teknologi. Jarak
berkaitan erat dengan arti lokasi dan upaya pemenuhan kebutuhan atau
keperluan pokok (air, tanah subur, pusat pelayanan), pengangkutan barang dan
penumpang. Oleh karena itu jarak tidak hanya dinyatakan dengan ukuran jarak
lurus di udara yang mudah diukur pada peta (dengan memperhatikan skala peta),
tetapi dapat pula dinyatakan sebagai jarak tempuh baik yang dikaitkan dengan
waktu perjalanan yang diperlukan maupun satuan biaya angkutan.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa jauh dekatnya suatu tempat
selalu dikaitkan dengan waktu perjalanan yang diperlukan maupun biaya yang

21

dikeluarkan. Semakin jauh suatu tempat, waktu yang diperlukan pun akan
semakin lama dan biaya yang dikeluarkan semakin banyak. Begitu juga
sebaliknya semakin dekat suatu tempat, waktu yang diperlukan pun semakin cepat
dan biaya yang dikeluarkan semakin sedikit.

1.3.2

Waktu tempuh

Waktu tempuh berhubungan erat dengan lama tidaknya wisatawan menuju suatu
obyek wisata. Di era teknologi canggih sekarang ini waktu tidak menjadi
persoalan untuk mengunjungi suatu obyek wisata. Menurut Nyoman (2006:21),
Yang perlu diperhatikan dari mereka yang berkompeten dalam usaha
pembanggunan industri pariwisata adalah waktu yang digunakan untuk tiba di
suatu obyek wisata seperti, waktu yang dibutuhkan di pelabuhan, waktu
pemeriksaan barang-barang bawaan dan dokumen-dokumen perjalanan wisata,
dan waktu yang dihabiskan antara hotel/tempat penginapan menuju obyek
wisata. Waktu inilah yang harus digunakan sebaik-baiknya dengan tepat, cepat
dan lancar.
Dari ketepatan, kecepatan, dan kelancaran tersebut, dapat mengurangi waktu yang
digunakan oleh wisatawan.

1.3.3

Kondisi jalan

Kondisi jalan adalah keadaan baik atau rusaknya suatu jalan. Kondisi jalan yang
baik akan memudahkan wisatawan untuk berwisata ke suatu obyek wisata.
Menurut Siregar dalam Hendi (2011:53),

jalan raya adalah prasarana

perhubungan darat dalam bentuk apapun meliputi segala bagian jalan termasuk
bangunan pelengkap dan pelengkapnya yang diperuntukkan bagi lalu lintas
kendaraan orang dan hewan sehingga pengertian jalan tidak hanya terbatas pada
jalan konvensional (pada permukaan tanah) akan tetapi termasuk juga jalan yang
melintas di sungai.

22

Biasanya banyak wisatawan enggan mengunjungi suatu obyek wisata apabila
kondisi jalan sulit untuk dilewati, namun sebaliknya jika kondisi jalan baik,
wisatawan akan sering mengunjungi obyek wisata tersebut.
Banyak faktor yang menyebabkan kondisi jalan suatu obyek wisata kurang baik
seperti banyaknya kendaraan roda empat yang melintas, faktor hujan dan panas,
konstruksi jalan yang kurang benar, keadaan tanah, dan lain-lain.

1.3.4

Jaringan transportasi

Transportasi yang lancar dapat memudahkan wisatawan untuk mengunjungi suatu
obyek wisata, sehingga banyak wisatawan yang berminat untuk mengunjungi
obyek wisata tersebut. Sebaliknya, jika transportasi menuju suatu obyek wisata
kurang lancar, maka banyak wisatawan enggan untuk berwisata di obyek wisata
tersebut. Menurut Nursid (1988:201) menyatakan bahwa,
Adanya transportasi dan komunikasi dalam ruang, membawa pengaruh
perkembangan dan perubahan fisik dan mental dalam ruang yang bersangkutan.
Studi geografi aspek transportasi dan komunikasi, merupakan studi gejala dan
masalah geografi yang lebih dinamis dibandingkan