Perkembangan Objek Wisata Kawasan Pantai Cermin Kabupaten Deli Serdang (1960-2005)

(1)

PERKEMBANGAN OBJEK WISATA KAWASAN PANTAI CERMIN

KABUPATEN DELI SERDANG (1960-2005)

SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O

L E H

NAMA : NURHAYANI NIM : 080706034

DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

PERKEMBANGAN OBJEK WISATA KAWASAN PANTAI CERMIN

KABUPATEN DELI SERDANG (1960-2005)

Yang diajukan oleh :

Nama : NURHAYANI

Nim : 080706034

Telah disetujui untuk diujikan dalam ujian skripsi oleh : Pembimbing,

Drs. Edi Sumarno, M.Hum

NIP. 196409221989031001 Tanggal,

Ketua Departemen Sejarah

Drs. Edi Sumarno, M.Hum

NIP. 196409221989031001 Tanggal,

DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(3)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI PERKEMBANGAN OBJEK WISATA KAWASAN PANTAI CERMIN KABUPATEN DELI SERDANG (1960-2005)

Skripsi Sarjana Dikerjakan O

L E H

Nama : NURHAYANI Nim : 080706034 Pembimbing,

Drs. Edi Sumarno, M.Hum NIP. 196409221989031001

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Fakultas Ilmu Budaya Dalam bidang Ilmu Sejarah

DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(4)

LEMBAR PERSETUJUAN KETUA DEPARTEMEN SEJARAH

DISETUJUI OLEH:

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN SEJARAH Ketua Departemen,

Drs. Edi Sumarno, M.Hum NIP. 196409221989031001


(5)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI OLEH DEKAN DAN PANITIA UJIAN

PENGESAHAN :

Diterima oleh :

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Fakultas Ilmu Budaya Dalam Ilmu Sejarah pada Fakultas Ilmu Budaya USU Medan

Pada :

Hari :

Tanggal : Fakultas Ilmu Budaya USU Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A. NIP. 195110131976031001

Panitia Ujian :

No. Nama Tanda Tangan

1. Drs. Edi Sumarno, M.Hum ( )

2. Dra. Nurhabsyah, M.Si ( )

3. Drs. Samsul Tarigan ( )

4. Dra. Penina Simanjuntak, M.S. ( )


(6)

KATA PENGANTAR

Asallamu’allaikum Wr.Wb,

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga pada akhirnya penulisan skripsi yang berjudul: Perkembangan Objek Wisata Kawasan Pantai Cermin Kabupaten Deli Serdang (1960-2005), ini dapat diselesaikan. Penulis sangat bersyukur karena mendapat dukungan dan dorongan yang tidak henti-hentinya diberikan oleh berbagai pihak selama ini. Motivasi-motivasi yang diberikan kepada penulis sangat membantu moral sehingga memberikan semangat dan kekuatan bagi penulis untuk segera menyelesaikannya, walaupun melalui proses yang tersendat-sendat, mulai dari proses pengumpulan data sampai pada akhir penulisan.

Pertama kali penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. Syahron Lubis, M. A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU dan Drs. Edi Sumarno, M. Hum selaku Ketua Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya dan juga sebagai dosen pembimbing saya yang dengan sabar memberikan perhatian kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi saya dan kepada Dra. Nurhabsyah, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya USU. Penghargaan dan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Drs. Samsul Tarigan, Dra. Penina Simanjuntak .M.S. dan kepada Dra. Lila Pelita Hati.M.si. selaku Tim penguji atas kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini serta kepada seluruh staf pengajar Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya USU.


(7)

Ucapan terima kasih yang dalam dan penghargaan sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya, H.Mhd. Yusuf BBA, S.E dan Hj. Mariaty yang selama ini telah banyak memberikan dukungan baik materi dan doa yang tak pernah putus serta selalu mendukung penulis dalam setiap langkah. Semangat yang diberikan kepada penulis sebagai anaknya untuk terus belajar dan menggapai pendidikan setinggi-tingginya juga ketulusan serta kekuatan hati dalam mendidik penulis sungguh sebuah nilai yang tiada harganya dan sebagai pelecut semangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada kakak Ita Masyita, S.P, Amnil Bahriah, S.E, Nila Kesuma, S.H dan abang Mhd. Irfan , terima kasih atas semangat, nasihat dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis, akhirnya adikmu sarjana juga.

Kepada Boby Edwin, S.E, yang membantu dan menasehati saya untuk masuk USU, serta kepada Ibu Duma Sianipar yang telah membantu saya untuk mendapatkan dokumentasi dalam skripsi saya. Serta yang teristimewa kepada Mas Moch.Idham Nst. S.E. yang telah banyak membantu memberikan waktu kepada saya untuk terus ikut melakukan penelitian, serta kepada teman-teman saya Affan, Citra, kakak ipar saya Mila, Maria, Lisa, Ayu Mulyani saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya

Kepada kawan-kawan seperjuangan di Jurusan Sejarah angkatan 2008, Wenny, Yani, Yuni, Ryana, Hotman, Eko, Eri Gondrong, Jakob, Artono, Edyta, Alfian, Fahmi dan lain-lain, terima kasih atas kebersamaan kita melewati masa perkuliahan.


(8)

Kepada informan yang mau berbagi informasi dengan penulis, Bapak Ilyas (Pak Eng), Nek Aini, Ibu Lis Ambarsari, Ibu Siti Aisyah, Bapak Syahrin, penulis ucapkan terima kasih. Untuk pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data serta membantu penulis dalam melakukan wawancara, penulis pengucapkan terima kasih banyak.

Medan, Januari 2014


(9)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Perkembangan Objek Wisata Kawasan Pantai Cermin Kabupaten Deli Serdang (1960-2005). Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana kawasan wisata Pantai Cermin yang semula hanya berupa pantai biasa dan hanya diketahui oleh masyarakat sekitar, namun pantai ini bisa menjadi daerah tujuan wisata terbesar di Sumatera Utara.

Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Bahkan pariwisata dikatakan mempunyai energi dobrak yang luar biasa, yang mampu membuat masyarakat setempat mengalami metamorfosa dalam berbagai aspeknya.

Pariwisata terjalin erat dengan berbagai aktifitas lain, yang mungkin pengaruhnya lebih besar, atau sudah berpengaruh jauh sebelum pariwisata berkembang. Demikian juga mengenai penilaian tentang positif dan negatif, sangat sulit untuk digeneralisasi untuk suatu masyarakat, karena penilaian positif atau negatif tersebut sudah merupakan penilaian yang mengandung ‘nilai’, sedangkan ‘nilai’ tersebut tidak selalu sama bagi segenap kelompok masyarakat.

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah, Heuristik yaitu tahap awal yang dilakukan untuk mencari data-data tentang Perkembangan Objek Wisata di Kawasan Pantai Cermin melalui berbagai sumber tertulis yang relevan dengan penelitian yang dilakukan dan menggunakan penelitian lapangan melalui wawancara. Kemudian kritik sumber, merupakan proses yang dilakukan peneliti untuk mencari nilai kebenaran data melalui kritik intern dan ekstern sehingga didapat keobjektifan dalam penelitian. Interpretasi, melakukan perbandingan dan analisa data terhadap sumber-sember yang didapat sebelumnya. Metode terakhir yaitu historiografi, melakukan pemaparan dan penyusunan hasil hasil penelitian ke dalam karya tulis sejarah yang deskriptif analisis.


(10)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.4 Tinjauan Pustaka ... 7

1.5 Metode Penelitian ... 9

BAB II LATAR BELAKANG MUNCULNYA OBJEK WISATA PANTAI CERMIN ... 12

2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam ... 13

2.2 Sejarah Pantai Cermin ... 16

2.3 Inisiatif Masyarakat Sekitar Wilayah Kawasan Pantai Cermin .. 22

2.4 Dukungan Pemerintah ... 24

BAB III PERKEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI CERMIN (1960-2005) ... 28

3.1 Perkembangan Jumlah Lokasi Wisata ... 28

3.2 Unsur-Unsur Pendukung ... 40

3.2.1 Penataan Lokasi ... 40

3.2.2 Penyediaan dan Perbaikan Serta Pertambahan Jumlah Sarana dan Prasarana ... 42


(11)

3.3 Jumlah Pemberi Jasa ... 48

3.4 Pengelolaan Objek Wisata Pantai Cermin ... 51

BAB IV PENGARUH KEPARIWISATAAN TERHADAP OBJEK WISATA PANTAI CERMIN (1960-2005)53 4.1 Kesejahteraan Masyarakat Terhadap Kawasan Pantai Cermin ... 54

4.2 Pemasukan Khas Daerah ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

5.1 Kesimpulan ... 64

5.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR INFORMAN LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

Hal TABEL I : Jumlah Wisatawan Yang Berkunjung Ke Objek Wisata

Pantai Cermin Tahun 1999-2005 ... 31

TABEL II : Luas Desa dan Presentasinya Terhadap Luas Kecamatan Pantai Cermin ... 32

TABEL III : Jumlah Dusun, Jumlah RT dan RW Tiap Desa di Kecamatan Pantai Cermin ... 33

TABEL IV : Luas Desa, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk per KM² ... 34


(13)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Perkembangan Objek Wisata Kawasan Pantai Cermin Kabupaten Deli Serdang (1960-2005). Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana kawasan wisata Pantai Cermin yang semula hanya berupa pantai biasa dan hanya diketahui oleh masyarakat sekitar, namun pantai ini bisa menjadi daerah tujuan wisata terbesar di Sumatera Utara.

Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Bahkan pariwisata dikatakan mempunyai energi dobrak yang luar biasa, yang mampu membuat masyarakat setempat mengalami metamorfosa dalam berbagai aspeknya.

Pariwisata terjalin erat dengan berbagai aktifitas lain, yang mungkin pengaruhnya lebih besar, atau sudah berpengaruh jauh sebelum pariwisata berkembang. Demikian juga mengenai penilaian tentang positif dan negatif, sangat sulit untuk digeneralisasi untuk suatu masyarakat, karena penilaian positif atau negatif tersebut sudah merupakan penilaian yang mengandung ‘nilai’, sedangkan ‘nilai’ tersebut tidak selalu sama bagi segenap kelompok masyarakat.

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah, Heuristik yaitu tahap awal yang dilakukan untuk mencari data-data tentang Perkembangan Objek Wisata di Kawasan Pantai Cermin melalui berbagai sumber tertulis yang relevan dengan penelitian yang dilakukan dan menggunakan penelitian lapangan melalui wawancara. Kemudian kritik sumber, merupakan proses yang dilakukan peneliti untuk mencari nilai kebenaran data melalui kritik intern dan ekstern sehingga didapat keobjektifan dalam penelitian. Interpretasi, melakukan perbandingan dan analisa data terhadap sumber-sember yang didapat sebelumnya. Metode terakhir yaitu historiografi, melakukan pemaparan dan penyusunan hasil hasil penelitian ke dalam karya tulis sejarah yang deskriptif analisis.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Ilmu sejarah merupakan salah satu disiplin ilmu yang membahas kejadian-kejadian yang terjadi pada masa lampau yang berhubungan dengan aktivitas manusia sebagai pelaku dalam sejarah itu sendiri. Sejarah mengikuti perkembangan zaman serta melihat permasalahan yang terjadi dalam lingkungan alam. Pada prinsipnya sejarah itu tidak hanya berpatokan kepada penulisan masa lampau dan masa kini, namun juga membahas keadaan sosial, ekonomi, politik dan yang terjadi di masyarakat. Sejarah akan terus berkembang dan mengakibatkan perubahan sosial, ekonomi, politik dan budaya.1

Dinamika zaman menumbuhkembangkan sikap kreatif manusia dalam tingkah laku sehari-hari seperti menata keindahan untuk dinikmati orang. Sebuah daerah dengan keindahan alamnya dapat menggugah orang untuk berkreatifitas menata rapi agar pengunjung lebih tertarik untuk datang. Pengunjung bisa menikmati keindahan alam dengan santai dan penuh makna jika lokasi tersebut telah dikelola secara teratur dan aman.

Kabupaten Deli Serdang adalah salah satu daerah tujuan wisata di Propinsi Sumatera Utara. Prioritas utama Pemerintah Kabupaten Deli Serdang adalah menjadikan sektor pariwisata dalam pembangunan kepariwisataan pada objek dan daya tarik wisata serta panggilan objek wisata. Perkembangan dunia pariwisata telah


(15)

mengalami berbagai perubahan baik perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan serta dorongan untuk melakukan perjalanan, cara berpikir maupun sifat perkembangan itu sendiri.2

Perkembangan kepariwisataan di Indonesia mendapat dukungan dari pemerintah dalam pengembangan kepariwisataannya sejak tahun 1978 yang dituangkan dalam TAP MPR No. IV/MPR/1978, yaitu bahwa pariwisata perlu ditingkatkan dan diperluas untuk meningkatkan penerimaan devisa, memperluas lapangan pekerjaan dan memperkenalkan kebudayaan. Pembinaan serta pengembangan pariwisata dilakukan dengan tetap memperhatikan terpeliharanya kebudayaan dan kepribadian nasional. Untuk itu perlu diambil langkah-langkah dan pengaturan-pengaturan yang terarah berdasarkan kebijakan yang terpadu antara lain bidang promosi, penyediaan fasilitas serta mutu dan kelancaran pelayanan.

Pariwisata adalah industri gaya baru yang mampu membuka perubahan dalam masyarakat. Perubahan yang terjadi dalam bidang sosial yaitu adanya interaksi antara wisatawan dengan mayarakat yang dijumpai. Interaksi yang terjadi dapat membuka wawasan ataupun perkembangan zaman terhadap masyarakat daerah lainnya. Sosialisasi yang terjadi membawa pada dampak positif yaitu terbentuk integrasi antara masyarakat yang berbeda etnis.

Hal inilah yang terjadi di masa lalu terhadap Pantai Cermin di Deli Serdang, Sumatera Utara. Lokasi pantai yang luas, berpasir halus, ditambah dengan keindahan lautnya dimanfaatkan oleh penduduk setempat. Mereka bekerja keras memperindah


(16)

pantai untuk menarik perhatian masyarakat, baik dari dalam dan luar daerah untuk berkunjung dan menjadikan lokasi pantai ini dikenal luas di Sumatera Utara. Para wisatawan dapat menikmati Pantai ini, sehingga pantai ini tidak pernah sepi.

Perkembangan awal Pantai Cermin diketahui telah terjadi sejak 1960,3 dimana pada saat itu atas inisiatif penduduk sekitar dengan kerja-kerja kreatifitasnya, wilayah ini mulai dipromosikan sebagai tujuan wisata. Dalam perputaran waktu, wisata Pantai Cermin semakin berkembang. Hal ini disebabkan oleh adanya perhatian dan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, yakni sejak masa pemerintahan Bupati Abdullah Eteng (1958-1963), Abdul Kadir Kendal Keliat (1963-1970) dan H. Baharoeddin Siregar (1970-1978). Di samping itu, terdapat juga kesediaan masyarakat setempat dalam upaya melakukan promosi dan menjaga lingkungan objek wisata Pantai Cermin.

Objek wisata Pantai Cermin memiliki delapan lokasi yaitu :

 Desa Kota Pari terdapat Pantai Pondok Permai, Pantai Lestari, Pantai Mutiara 88, Pantai Gudang Garam.

 Desa Pantai Cermin Kanan terdapat Pantai Indah atau yang sering disebut juga dengan Pantai Cermin dan Theme Park.

 Desa Kuala Lama terdapat Pantai Srimersing, dan Pantai Kuala Putri.  Desa Lubuk Saban terdapat Pantai Pematang Matik.4

Itulah bebarapa Objek Wisata Pantai yang terdapat di Kawasan Wisata Pantai Cermin. Namun, pantai yang saya teliti disini adalah Pantai Indah atau yang sering

3 Wawancara dengan Ibu Wayuni (penduduk asli Pantai Cermin), pada tanggal 11 Juni 2013. 4 Arsip atau Dokumentasi Kantor Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kab. Serdang


(17)

disebut juga dengan Pantai Cermin karena pantai tersebut adalah pantai yang paling lama ada di Kawasan Pantai Cermin, dan pantai tersebut adalah pantai yang pertama dijadikan sebagai Objek Wisata di Kawasan Panti Cermin. Namun adanya pantai-pantai lain seperti Pantai Pondok Permai, Pantai Kuala Putri dan pantai-pantai-pantai-pantai lainnya yang ada di Kabupaten Deli Serdang yaitu pantai tersebut dikelola sejak tahun 2003-2004 yaitu setelah terjadinya pemekaran daerah pada tahun 2003 dari Kabupaten Deli Serdang menjadi Kabupaten Serdang Bedagai. Begitu juga denga wahana permainan air di Themp Park yang dikelolah oleh investor asing dari negara Malaysia, tepatnya berada di sebelah objek wisata Pantai Cermin atau yang disebut juga dengan Pantai Indah, desa Pantai Cermin Kanan kecamatan Pantai Cermin kabupaten Serdang Bedagai.

Sehingga dengan adanya pantai-pantai tersebut maka banyak pengunjung yang datang ke Pantai Cermin bisa memilih tempat berekreasi sesuai dengan minat dan kemampuan ekonomi pengunjung. Begitupula tidak terlepas dari inisiatif masyarakat dan dukungan dari pemerinatah untuk mempromosikan tempat tersebut sebagai tempat Objek Wisata.

Kawasan Pantai Cermin mencakup 12 desa yakni Desa Kuala Lama, Desa Ujung Rambung, Desa Cerawang, Desa Kota Pari, Desa Pantai Cermin Kanan, Desa Pantai Cermin Kiri, Desa Besar Dua Terjun, Desa Sementara, Desa Ara Payung, Desa Pematang Kasih, Desa Lubuk Saban, dan Desa Naga Kisar. Desa-desa tersebut masih terletak di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Akan tetapi,


(18)

sebelum 2003 kawasan wisata ini terletak di Kabupaten Deli Serdang.5 Dengan jarak 50 km dari Medan, Pantai Cermin dapat ditempuh melalui jalur lintas Medan ke Perbaungan, lalu membelok ke arah timur sejauh 10 kilometer. Dengan dukungan infrastruktur yang baik, kawasan wisata ini bisa ditempuh dengan kendaraan umum maupun pribadi.

Pantai Cermin adalah merupakan salah satu Objek Wisata yang berperan dalam mengembangkan ekonomi lokal masyarakat setempat. Aktivitas perekonomian daerah meningkat dengan adanya masyarakat yang berdagang, sehingga menciptakan pendapatan bagi penduduk setempat. Hal ini merupakan suatu perkembangan di mana sebelumnya masyarakat sekitar masih memperoleh penghasilannya sebagai nelayan.

Berdasarkan latar belakang di atas penulisan ini membahas pengaruh objek wisata terhadap kehidupan masyarakat Pantai Cermin. Jangkauan waktu penulisan dimulai sejak 1960 sebagai awal perkembangan publikasi Pantai Cermin dan diakhiri pada 2005 yaitu pada saat adanya wahana Themp Park yang menjadi tempat yang paling banyak di minati oleh para wisatawan, dimana pada msasa itu telah terjadi pemekaran daerah pada tahun 2003 dari wilayah kabupaten Deli Serdang menjadi wilayah kabupeten serdang Bedagai.

Di samping adanya waktu yang memisahkan saat peristiwa terjadi dengan penulis, juga masih kurangnya fakta yang tertulis ataupun tidak tertulis. Untuk mendapatkan penulisan yang lebih mudah dan jelas maka penulis menentukan jangka waktu tertentu tentang perubahan masyarakat dalam tulisannya. Juga membatasi

5 Sumber www.id.wikipedia.org/wiki/kabupaten Deli Serdang diunggah pada tanggal 9 Juli


(19)

tempat kejadian, sehingga tidak terlalu luas dan kompleks permasalahannya. Oleh karena itu, pembahasan topik sangat diperlukan agar apa yang akan ditulis tidak menyimpang dari permasalahan sebenarnya yang ingin diungkapkan si penulis.

1.2Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini berkaitan dengan perkembangan Objek Wisata Kawasan Pantai Cermin pada periode 1960-2005, yakni pada masa masih berada di bawah naungan Kabupaten Deli Serdang.

Adapun permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Apa latar belakang munculnya Objek Wisata Kawasan Pantai Cermin?

b. Bagaimana perkembangan Objek Wisata Kawasan Pantai Cermin 1960-2005? c. Bagaimana dampak Kepariwisataan Pantai Cermin terhadap kehidupan

masyarakat Pantai Cermin?

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

Di dalam sebuah penelitian tentunya memiliki suatu tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan tersebut. Sehingga sedikit banyaknya dapat menjawab mengapa penelitian tersebut dilakukan. Dalam prosesnya penelitian bertujuan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya.


(20)

Adapaun tujuan penelitian yang dilakukan ini adalah :

a. Untuk menjelaskan latar belakang munculnya Objek Wisata Kawasan Pantai Cermin tahun 1960-2005.

b. Untuk mengetahui perkembangan di Kawasan Wisata Pantai Cermin pada 1960-2005.

c. Untuk mengetahui dampak kepariwisataan Pantai Cermin terhadap kehidupan masyarakat di sekitar Kawasan Pantai Cermin.

Sedangkan manfaat penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut :

a. Memberikan informasi kepada peneliti yang akan melakukan penelitian yang sejenis.

b. Memberikan pengetahuan dan informasi yang baru dalam penelitian sejarah lokal di Sumatera Utara.

c. Sebagai bahan perbandingan dalam penelitian tentang sejarah lokal di Sumatera Utara.

d. Menambah literatur kepustakaan bagi Ilmu Sejarah.

1.4Tinjauan Pustaka

Penelitian merupakan masalah yang harus dipahami sehingga diperlukan beberapa referensi yang dapat dijadikan panduan penulisan nantinya dalam bentuk tinjauan pustaka. Untuk melakukan kegiatan penelitian dan penulisan, maka perlu dilakukan tinjauan pustaka dengan menggunakan buku-buku yang berhubungan


(21)

dengan judul skripsi ini. Ada beberapa buku yang digunakan sebagai tinjauan pustaka dalam skripsi ini sebagai acuan yang berkaitan dengan Ojek Wisata Kawasan Pantai Cermin.

R. Hamdani Harahap dan Subhilhar dalam bukunya Nelayan dan Kemiskinan: Studi Antropologi di Desa Paluh Sibaji, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang (1992) menjelaskan bagaimana proses nilai budaya seseorang nelayan khususnya suku bangsa Melayu yang bekerja dari kelompok nelayan kecil kemudian akibat struktural dan klien, yaitu antara pemborong dan nelayan maka nelayan yang menjadi klien jadi miskin.

Masyarakat nelayan yang berada di Desa Paluh Sibaji beralih profesi dari nelayan menjadi penjual jasa untuk fasilitas objek wisata Pantai Cermin karena berprofesi sebagai nelayan belum mencukupi kebutuhan hidup mereka. Oleh karena itu buku ini sangat berpengaruh dalam penulisan skripsi ini.

R. G. Soekadijo dalam bukunya Anatomi Pariwisata: Memahami Pariwisata Sebagai “Systemmatic Linkage” (1997) menjelaskan tentang bagaimana mengelola suatu lahan untuk dijadikan suatu objek kawasan wisata serta bagaimana melestarikan kawasan wisata tersebut. Dalam buku ini dijelaskan bahwa pariwisata juga sebagai devisa bagi negara. Selain itu, buku ini juga berbicara mengenai bagaimana objek wisata kawasan Pantai Cermin dapat berkembang dan terus meningkat serta perkembangan-perkembangan fasilitasnya dan dampaknya bagi masyarakat sekitar Pantai Cermin.

Luchman Hakim dalam bukunya Dasar-dasar Ekowisata (2004). Buku ini mendiskusikan aspek-aspek ekoturisme yang saat ini ramai didiskusikan sebagai


(22)

bagian dari strategi pencapaian pertumbuhan ekonomi dan kawasan berdasarkan penggunaan sumber daya alam secara berkesinambungan. Di buku ini dibahas tentang bagaimana sumbangan wisata tehadap pertumbuhan ekonomi, seperti apa yang dimaksud dengan ekoturisme, bagaimana ekoturisme dijalankan dan bagaimana pengaruh sumber daya alam terhadap masyarakat sekitar kawasan wisata tersebut.

Tengku Luckman Sinar dalam bukunya Sari Sedjarah Serdang berbicara tentang keadaan Serdang pada masa kerajaan serta bagaimana keadaan Serdang sebelum menjadi Kabupaten Deli Serdang. Sehingga kita dapat mengetahui perkembangan Pantai Cermin sebagai objek wisata yang ada di Kabupaten Deli Serdang. Kabupaten ini dikenal sebagai kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang besar, sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi yang cukup menjanjikan bagi masyarakat di Pantai Cermin tersebut.

Skripsi Zetro Sinaga yang berjudul Pengaruh Kepariwisataan Terhadap Kehidupan Masyarakat Parapat (1970-1980) dan skripsi Lorense Harold Wilson yang berjudul Dampak Kepariwisataan Terhadap Kehidupan Masyarakat Sembahe (1980-1999), sebagai acuan untuk mendukung penelitian tentang Objek Wisata Kawasan Pantai Cermin tahun 1960-2005 dengan cara membandingkan.

1.5Metode Penelitian

Dalam penulisan sejarah terdapat metode penulisan yang penting dalam merekonstruksi peristiwa masa lampau dari objek yang sedang diteliti. Namun sebelum mengolah fakta analisa kritis terhadap sumber-sumber sejarah adalah hal yang paling penting untuk mengetahui kebenaran dari permasalahan yang akan


(23)

diteliti.6 Untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam penulisan sejarah, maka dilakukan langkah-langkah atau metode yang lebih dikenal dengan heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi.7

Langkah pertama yang dilakukan adalah heuristik yaitu tahapan mencari data-data atau fakta-fakta-fakta melalui berbagai sumber yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam tahap heuristik sumber data dapat diperoleh melalui dua cara, yakni studi lapangan (field research) dan studi kepustakaan (library research). Data dari hasil studi lapangan dapat diperoleh melalui wawancara dengan berbagai informan, yaitu nelayan, Kepala Desa dan para wisatawan yang datang ke Pantai Cermin yang terkait dengan penelitian yang dilakukan. Sedangkan studi kepustakaan dapat diperoleh dari berbagai buku, seperti di Perpustakaan Daerah Sumatera Utara dan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU). Kemudian dokumen-dokumen yang berada di Kabupaten Deli Serdang, arsip-arsip tentang pariwisata Pantai Cermin yang berada di Kecamatan Desa Kuala Lama dan sebagainya.

Langkah kedua yang dilakukan adalah kritik sumber. Kritik sumber merupakan upaya untuk mendapatkan otentisifitas dan kredibilitas sumber. Dalam tahapan ini, yang dimaksud dengan krtik sumber adalah kerja intelektual dan rasional yang mengikuti metodologi sejarah guna mendapatkan objektifitas suatu penelitian. Dengan demikian sumber sejarah dapat digunakan dengan aman. Dalam hal ini yang selalu diingat yaitu bahwa sumber itu harus dapat dipercaya (credible), penguatan saksi mata (eyewitness), benar (truth), tidak dipalsukan (unfabricated) dan handal

6 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1981, hal. 63. 7 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah (terj.) Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI-Press, 1985,


(24)

(reliable). Di mana dalam tahap ini sumber-sumber yang telah terkumpul dilakukan kritik, baik itu kritik ekstern maupun kritik intern. Kritik ekstern adalah usaha untuk mendapatkan keaslian sumber dengan melakukan penelitian fisik terhadap suatu sumber seperti jenis kertas yang digunakan dan tinta tulisan. Sedangkan kritik intern adalah kritik yang mengacu pada kebenaran sumber, artinya apakah isi atau fakta dokumen itu dapat terpecaya, tidak dimanipulasi dan lain-lain.

Tahapan selanjutnya adalah interpretasi. Interpretasi merupakan tahap di mana peneliti berusaha untuk menuangkan berbagai ide pemikirannya yang diperoleh melalui data-data primer ataupun sekunder, sehingga diharapkan data tersebut menjadi data yang objektif. Interpretasi adalah merupakan tahap di mana peneliti berusaha menghubungkan data-data yang didapat di lapangan dengan fakta yang ada. Interpretasi di dalam penelitian ini adalah mengenai objek wisata Pantai Cermin.

Tahapan terakhir adalah historiografi, yakni penyusunan kesaksian yang dapat dipercaya menjadi satu kisah atau kajian yang menarik dan selalu berusaha memperhatikan aspek kronologisnya. Metode yang dipakai dalam penulisan ini adalah deskriptif analitis. Yaitu dengan menganalisis setiap data dan fakta untuk mendapatkan penulisan sejarah yang kritis dan ilmiah. Di tahapan terakhir dalam metode sejarah ini, peneliti menuliskan hasil penelitiannya secara kronologis dan sistematis, mulai dari pengumpulan data, kritik sumber sehingga didapatkan penjelasan mengenai perkembangan objek wisata Pantai Cermin.


(25)

BAB II

LATAR BELAKANG MUNCULNYA OKJEK WISATA PANTAI CERMIN

Pantai Cermin saat ini adalah salah satu kawasan wisata yang terdapat di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara. Sebelum pemekaran wilayah Pantai Cermin ini terdapat di Wilayah Kabupaten Deli Serdang. Hal ini perlu diungkapkan karena waktu kajian dalam skripsi ini Pantai Cermin masih berada di wilayah Kabupaten Deli Serdang.

Pantai Cermin sebagai kawasan wisata di dalam kajian ini, berada di pesisir Timur Kabupaten Deli Serdang. Adapun jarak tempuh untuk menuju pantai ini lebih kurang 21 km dari Kota Lubuk Pakam ke arah Timur dan lebih kurang 50 km dari Kota Madya Medan. Sebagai sarana rekreasi, Pantai Cermin ini tidaklah jauh dari berbagai pusat kota sehingga memungkinkan Pantai Cermin sebagai objek wisata cepat berkembang. Pusat-pusat kota yang dimaksud antara lain, Tebing Tinggi, Sei Rampah, Perbaungan, Lubuk Pakam dan Medan. Terlebih lagi jalan lintas menuju objek wisata semakin mudah sejalan dengan perkembangan pembangunan. Artinya banyak jalan yang dibangun sebagai jalan alternatif. Pantai Cermin ini memiliki panorama yang indah sehingga memiliki daya tarik sekaligus menjadi sumber daya alam yang cukup besar. Hal ini menjadikan Pantai Cermin sebagai daerah yang memiliki peluang investasi yang menjanjikan.


(26)

2.1. Letak Geografis dan Keadaan Alam

Pantai Cermin adalah salah satu kawasan objek wisata pantai yang terdapat di pantai timur Pulau Sumatera, tepatnya di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Sebagai bahan kajian Pantai Cermin terdapat di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Pantai ini merupakan kawasan wisata yang cukup terkenal. Karena keterkenalannya wilayah kecamatan pun disebut dengan Kecamatan Pantai Cermin. Hal ini perlu dikemukakan untuk membedakan Pantai Cermin sebagai sebuah kawasan pantai yang merupakan tempat rekreasi dan Pantai Cermin sebagai sebuah Kecamatan.

Sebagai sebuah kecamatan secara geografis Pantai Cermin terletak pada posisi 20 57”-30 16” Lintang Utara hingga 980 33”-990 Bujur Timur. Adapaun batas-batas wilayahnya :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Perbaungan.

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka/Kecamatan Perbaungan. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.8

Sebagai objek wisata, Pantai Cermin berbatasan dengan : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Besar II Terjun.

8 Sanusi, Proses Sosialisasi Anak Nelayan Pantai Cermin, Kabupaten Deli Serdang, Fakultas


(27)

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pantai Cermin Kiri/Sungai Baungan. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kota Pari dan Desa Cerawang.9

Berdasarkan letak lintang dan bujur maka Pantai Cermin baik sebagai objek wisata maupun kecamatan memiliki iklim tropis. Agar lebih jelas iklim Pantai Cermin adalah sebagai berikut:

a. Kelembaban udara 84%,

b. Curah hujan berkisar 30 sampai dengan 340 mm perbulan, dengan periode tertinggi pada bulan September dan Oktober, hari hujan perbulan berkisar 8-20 hari perbulan,

c. Rata-rata kecepatan udara berkisar 1,10 m/detik dengan tinggi penguapan 3,74 mm/hari, temperature udara perbulan minimum 24°C dan maksimal 34°C. Luas wilayah Kecamatan Pantai Cermin yaitu 77,266 km² atau 7.726,6 Ha. Keadaan alam di kawasan wisata Pantai Cermin ini alamnya relatif datar dengan ketinggian dari permukaan laut 0-6 diatas permukaan laut yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Artinya selain Pantai Cermin ini dikelilingi oleh desa-desa, keindahan Pantai Cermin ini juga dikelilngi oleh rawa-rawa yang terdapat di sepinggiran pantai. Hal ini dapat kita lihat sekarang, lokasi wisata Pantai Cermin ini seperti tumpukan pasir yang membukit diantara alur-alur atau sungai yang mengelilinginya, sehingga jika seseorang berdiri di tepi pantai tersebut dia dapat melihat pantai secara luas. Disinilah orang dapat menikmati keindahan alamnya.

9 Wawancara dengan Bapak Syahrin, Sekretaris Camat Desa Kuala Lama, Kab.Pantai


(28)

Ombakan pasir ini menghampar luas sampai ke laut. Terlebih-lebih pada masa pasang surut, bila disinari oleh matahari maka hamparan pasir ini memantulkan cahaya bagaikan kaca-kaca cermin. Berdasarkan itulah maka pantai ini disebut dengan Pantai Cermin.

Sementara itu keberadaannya yang dikelilingi oleh rawa-rawa memiliki manfaat tersendiri. Rawa-rawa itu berfungsi sebagai pembatas ataupun dinding dengan lahan perladangan dan pemukiman penduduk. Dengan demikian keberadaan Pantai Cermin sebagai kawasan wisata tidak terusik dengan adanya nilai, norma serta bingar-bingar dari masyarakat sehingga pelancong merasa nyaman dan menikmati keindahan alam. Dilain pihak para pelncong pun tidak begitu terikat dengan nilai-nilai tradisi masyarakat setempat.

Manfaat lain dari terdindingnya lokasi pantai ini dengan rawa-rawa adalah terciptanya keamanan. Artinya tidak perlu adanya pengawasan ekstra terhadap munculnya kejahatan dari luar lokasi. Terlebih satu-satunya jalan untuk memasuki lokasi ini hanya satu. Dengan demikian pengamanan lebih mudah terawasi sehingga para pelancong akan merasa lebih aman. Terlebih lagi akses menuju Pantai Cermin ini sangat baik. Kondisi jalan yang cukup lebar dan beraspal mulus membuat perjalanan menuju kawasan wisata ini terasa nyaman.


(29)

2.2. Sejarah Pantai Cermin

Sebelum Perang Dunia II atau tepatnya sebelum Proklamasi Kemeredekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, Kabupaten Deli Serdang adalah merupakan daerah Kesultanan Deli dan Serdang. Kesultanan Deli berkedudukan di Medan dan Kesultanan Serdang berkedudukan di Perbaungan. Kedua wilayah tersebut dalam masa penjajahan adalah merupakan Karesidenan Sumatera Timur sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, kekuasaan kesultanan berakhir dan struktur pemerintah disesuaikan dengan pemerintah Indonesia dan kesultanan Deli dan Serdang dijadikan daerah Kabupaten Deli Serdang.10

Kabupaten Deli Serdang juga merupakan salah satu wilayah yang memiliki kekayaan alam yang memberi peluang bagi masyarakat setempat untuk mengembangkan wilayah tersebut sehingga memberi kesejahteraan bagi masyarakat setempat. Salah satunya adalah Pantai Cermin yang sudah ada sebelum tahun 1960-an.

Mulai tahun 1945 daerah Kabupaten Deli Serdang, secara berkesinambungan telah dipimpin oleh Bupati Deli Serdang selama periode 1945 sampai 2005. Daerah Kabupaten Deli Serdang juga merupakan daerah yang cukup terkenal di kawasan nusantara, terutama karena devisa negara yang berasal dari hasil bumi Kabupaten Deli Serdang yang sangat potensial seperti karet, tembakau dan kelapa sawit. Peranan daerah Kabupaten Deli Serdang dalam pembangunan sangat menonjol. Melalui

10 Sumber www.id.wikipedia.org/wiki/kabupaten Deli Serdang diunggah pada tanggal 9 Juli


(30)

pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah pada masa Orde Baru telah kelihatan meningkatnya pertumbuhan ekonomi diberbagai sektor di Kabupaten Deli Serdang, dimana sektor pertanian dan perkebunan menjadi pemeran utama dalam meningkatkan pendapatan para petani di Kabupaten Deli Serdang. Sejalan dengan lanjutnya pembangunan, maka pembangunan di bidang sektor pariwisata pun juga berkembang dari awal tahun 1960-an. Begitupula dengan perkembangan objek pariwisata Pantai Cermin.

Setiap tempat memiliki legenda tersendiri, yaitu suatu cerita tentang proses terbentuknya nama pengenalan wilayah tersebut yang sejalan dengan sifat dan keberadaannya. Hal ini sangat tergantung pada keberadaan alam maupun konteks penemunya. Berdasarkan sejarahnya, Pantai Cermin dahulunya disebut dengan Pantai Kayu Besar karena disepanjang pantai banyak pohon-pohon yang kayunya berukuran besar. Ada juga masyarakat yang menyebutnya sebagai Pantai Rumah Makan, karena pantai tersebut merupakan tempat para nelayan bahkan juga masyarakat sekitar mencari makan. Artinya banyak hasil-hasil pantai ataupun hasil-hasil buah yang berada di pesisir pantai dapat mereka olah untuk kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Ada pula yang menyebutnya dengan nama Pantai Indah, agar tidak terlepas dari ciri khasnya dengan pantai berpasir putih yang indah dan karena bertambahnya nama-nama pantai yang ada sejak tahun 2003, maka Pantai Cermin ini tetap disebut dengan Pantai Indah untuk membedakan Pantai cermin ini atau Pantai Indah dengan pantai-pantai lainnya.


(31)

Menurut pendapat Bapak Basaruddin (Kepala Desa) tentang asal usul nama Pantai Cermin, dikatakan bahwa legenda asal usul nama Pantai Cermin berasal dari sebuah sungai. Sungai yang dimaksud adalah muara Sungai Ular. Muara sungai ini jika air laut sedang surut sungainya menjadi kecil. Di kiri dan kanan sungai akan terhampar pasir putih bagaikan kaca atau cermin. Begitu pula sebaliknya, bila air sedang pasang maka pantai pasir yang terhampar tersebut tergenang air yang jernih sehingga bila kita berada diatasnya (sedang berperahu/sampan) dapat pula bercermin atau berkaca.11 Demikianlah asal usul Pantai Cermin.

Dahulunya Pantai Cermin ini hanya terdapat di satu kecamatan saja, Pantai Cermin yang berada di Kecamatan Pantai Cermin Kanan. Menurut informasi yang penulis dapatkan, letak Pantai Cermin sebagai objek wisata berada di sebelah kanan apabila datang dari Medan menuju ke Kecamatan Pantai Cermin. Di tambah lagi di daerah tersebut terdapat pesisir pantai yang saat ini menjadi kawasan objek wisata.

Terbentuknya Pantai Cermin Kanan sejak tahun 1958 yang dipelopori oleh Adzla Hasan, Kaslani dan Yak Denak. Pada saat itu ketiga pelopor ini berusaha untuk merebut kawasan Pantai Cermin dari pemberontakan Simbolon dan Nainggolan, pada saat pemerintahan Soekarno. Saat itu banyak pengungsi dari luar daerah yang tinggal disana menentang karena para pemberontak Simbolon dan Nainggolan berusaha untuk menguasai kawasan Pantai Cermin seutuhnya.12

11 Wawancara dengan Bapak Basaruddin (Sekretaris Kepala Desa Pantai Cermin Kanan) pada

tanggal 16 Januari 2013.

12 Wawancara dengan Ibu Aini (penduduk asli kecamatan Pantai Cermin) pada tanggal 16


(32)

Padahal sebelumnya para pengungsi, yaitu suku Melayu dan suku Jawa yang berada di pesisir pantai bebas untuk tinggal di daerah tersebut. Setelah berjuang keras pada akhirnya daerah kawasan Pantai Cermin tersebut bisa direbut kembali oleh ketiga pejuang pelopor Pantai Cermin dari tangan para pemberontak tersebut. Saat itu pula para pengungsi bisa untuk kembali tinggal di sana. Pada saat itu pula ditetapkan nama daerah tersebut dengan sebutan Desa Pantai Cermin Kanan. Ketika itu kondisi kawasan Desa Pantai Cermin Kanan masih seperti hutan belantara. Kemudian satu persatu orang-orang berdatangan. Mulai dari beberapa suku, seperti suku Melayu, suku Jawa, suku Batak dan suku Batak Karo memilih untuk tinggal disana apalagi pada saat itu masyarakat bebas dalam menggarap tanah untuk dijadkan hak milik dan sesuka hati dalam memilih mana lahan yang mereka suka dan layak untuk dijadikan tempat tinggal mereka.

Namun setelah dikeluarkan pemerintah undang-undang darurat pada tahun 1942 mengenai wilayah pemukiman yang berbunyi: “segala sesuatu yang diambil dan yang telah dianggap milik masyarakat terhadap lahan permukiman menurut Undang-undang darurat dinyatakan sah”, maka mulai banyak orang-orang berdatangan untuk menempati lahan yang ada termasuk di pinggiran pantai. Sehingga pada saat ini Desa Pantai Cermin sudah terlihat ramai dipadati masyarakat. Maka sejalan dengan pertambahan penduduk dan untuk mempercepat pelayanan administrasi


(33)

kependudukan maka desa tersebut dimekarkan menjadi dua desa, yaitu Desa Pantai Cermin Kanan dan Desa Pantai Cermin Kiri.13

Kemudian pada tahun 1980-an oleh H. Tenteng Ginting pemerintahan Deli Serdang dipindahkan ke Lubuk Pakam, yang pada saat itu sebuah kota kecil yang terletak dipinggir jalan lintas Sumatera lebih kurang 30 kilometer dari Kota Medan yang telah ditetapkan menjadi Ibukota Deli Serdang. Pada tanggal 18 Desember tahun 2003, kabupaten ini mengalami perubahan baik secara geografi maupun administrasi pemerintahan. Setelah adanya pemekaran daerah dengan lahirnya kabupaten baru yaitu Kabupaten Serdang Bedagai sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2003, sehingga berbagai potensi daerah yang dimiliki ikut berpengaruh. Dengan terjadinya pemekaran daerah, maka luas wilayahnya sekarang menjadi 2.497,72 km² yang terdiri dari 22 kecamatan dan 403 desa/kelurahan, yang terhampar mencapai 3,34% dari luas Sumatera Utara.

Kabupaten Deli Serdang kini telah banyak dihuni oleh penduduk yang terdiri dari berbagai suku bangsa seperti Melayu, Karo, Simalungun, Jawa, Batak, Minang, Cina, Aceh dan pemeluk berbagai agama seperti Islam, Kristen, Hindu dan Budha dengan jumlah penduduk sekitar 1.686.366 jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduknya (LPP) sebesar 2,74% dengan kepadatan rata-rata 616 jiwa per km².

13 Wawancara dengan Bapak GJW.Hasibuan, S.STP (Kepala Desa Pantai Cermin Kanan)


(34)

2.3. Inisiatif Masyarakat Sekitar Wilayah Kawasan Pantai Cermin

Pembangunan pariwisata alam bertujuan mengelola dan mengembangkan sumber daya alami dan hayati bagi kesejahteraan masyarakat di masa mendatang. Pembangunan pariwisata harus mampu menunjang dalam pembangunan ekonomi lokal masyarakat. Terlaksananya pembangunan pariwisata dapat membuka lapangan kerja dan menambah pendapatan masyarakat dari sektor perdagangan maupun jasa. Sehebat apapun perkembangan suatu tempat wisata tidaklah ada artinya bagi masyarakat jika tidak dapat mendongkrak sektor ekonomi lokal dari tempat wisata. Masyarakat lokal memiliki peranan penting dalam pariwisata, jika pariwisata diletakkan sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan ekonomi dan memakmurkan masyarakat.

Oleh karena itu kehadiran masyarakat merupakan faktor utama sebagai pendukung hal-hal yang berhubungan dengan sektor pariwisata. Kehadiran masyarakat yang kita maksud adalah inisiatif sebagai pendukung sektor pariwisata harus juga sejalan dengan sosial kemasyarakatan dan kebudayaannya.

Masyarakat Pantai Cermin pada umumnya adalah masyarakat Melayu, selain itu terdapat juga suku-suku lain seperti suku Jawa, Karo dan lain sebagainya. Masyarakat Melayu sangat kental dengan agama serta hukum adatnya. Namun demikian masyarakat Melayu ini memiliki sifat yang terbuka, sehingga sikap keterbukaan inilah yang membuat Melayu mudah menerima perbedaan-perbedaan.


(35)

Kita memaklumi bahwa daerah wisata itu akan dikunjungi oleh beranekaragam budaya.

Hal lain yang mendukung adalah karena adanya beberapa etnis di sekitar Pantai Cermin yang hidup berdampingan. Keanekaragaman etnis ini mendorong sifat keterbukaan. Disamping kedua faktor diatas, Pantai Cermin sebagai objek wisata agak jauh dari pemukiman sehingga masyarakat setempat tidak merasa terganggu dengan keberagaman itu. Sementara di pihak pengunjung/wisatawan pun tidak merasa terkekang dengan tradisi setempat. Para wisatawan bisa lebih leluasa untuk mengekspresikan dirinya untuk kepentingan sendiri. Demikianlah proses pertumbuhan Pantai Cermin sebagai objek wisata yang lama-kelamaan memberikan sebuah keuntungan. Dengan demikian objek wisata ini mendapat perhatian dari masyarakat dan pemerintah.

Kecamatan Pantai Cermin merupakan bagian dari Kabupaten Deli Serdang dan merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Sumatera Utara yang memiliki kekayaan alam berupa pantai yang indah, salah satunya adalah Pantai Cermin. Objek wisata Pantai Cermin merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan untuk berkunjung. Objek wisata harus dirancang, dibangun dan dikelola secara profesional sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang.

Dalam pengembangan Pantai Cermin sendiri tidak terlepas dari peranan masyarakat setempat. Peranan tersebut berupaya melaksanakan program atau proyek pembangunan yang diikuti oleh partisipasi dari masyarakat, sehingga proyek ataupun


(36)

program pembangunan tersebut tepat sasaran sehingga dapat mencapai target yang sudah ditentukan atau direncanakan sebelumnya. Menurut Raharjo (1985), partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam program-program pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk fisik, material, dan sumbangan pikiran dalam proses pembangunan nasional, dan telah disadari bersama bahwa partisipasi masyarakat sangatlah penting dalam setiap bentuk dan proses pembangunan.

Pada tahun 1980-an masyarakat setempat mulai melirik Pantai Cermin sebagai tempat untuk mendapatkan penghasilan. Dengan banyaknya orang-orang yang datang ke Pantai Cermin tersebut membuat masyarakat mulai mendirikan kedai-kedai, tenda-tenda peristirahatan di sekitar pantai, lahan parkir, tempat hiburan dan makanan. Masyarakat di kawasan ini pada saat itu mulai menyadari potensi dari alam mereka. Sehingga dalam hitungan bulan saja sudah lahir usaha-usaha kecil yang menjual makanan yang bernuansa makanan laut (sea food), kedai-kedai kelontong yang menjual keperluan masyarakat dan turis domestik, tenda-tenda di sekitar pantai dan yang paling banyak adalah lahirnya tempat-tempat (lapak) parkiran tanpa ijin. Keinginan untuk mengubah hidup dan mendapatkan penghasilan yang lebih tentunya menjadikan alasan bagi masyarakat giat mengeksploitasi keadaan alam mereka.


(37)

2.4. Dukungan Pemerintah

Pembangunan kepariwisataan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan daerah secara keseluruhan mengingat berwisata sudah menjadi kebutuhan dan tidak lagi dipandang oleh masyarakat sebagai fenomena yang mewah, akan tetapi juga memiliki potensi dan keunggulan dalam sektor perekonomian daerah. Untuk kabupaten Deli Serdang sendiri memiliki potensi wisata daerah seperti Pantai Cermin, Pantai Gudang Garam, dan lain sebagainya yang merupakan objek wisata yang bagus di kabupaten Deli Serdang.

Pada tahun 2004 jumlah kunjngan lokal sebanyak 106.724 orang, domestik 395 orang dan wisatawan mancanegara 123 orang.14 Sasaran yang diinginkan Pemkab Sergai terhadap daerah wisata adalah meningkatkan promosi budaya dan pariwisata, meningkatkan aksesbilitas menuju daerah tujuan wisata , mengembangkan potensi bahari, mengembangkan sistem informasi pariwisata yang handal juga mengembangkan kerjasama luar negri, dan mendukung pelaksanaan even-even dan hiburan wisata.

Melihat perkembangan di atas maka Pantai Cermin pun dikembangkan sebagai objek wisata. Hal ini sejalan dengan yang direncanakan GBHN 1993, adapun isi dari GBHN yang diungkapkan yaitu :

1. Pembangunan kepariwisataan diarahkan pada peningkatan pariwisata menjadi sektor andalan yang mampu menggalakkan kegiatan ekonomi, termasuk


(38)

kegiatan sektor lain yang terkait sehingga lapangan kerja, pendapatan masyarakat, daerah dan negara serta penerimaan devisa meningkat melalui upaya pengembangan dan pendayagunaan potensi kepariwisataan nasional. 2. Dalam pembangunan kepariwisataan harus dijaga tetap terpeliharanya

kepribadian serta kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup. Kepariwisataan perlu ditata secara menyeluruh dan terpadu dengan melibatkan sektor yang terkait dalam suatu keutuhan usaha kepariwisataan yang saling menunjang dan saling menguntungkan baik yang berskala kecil, menengah maupun besar.

3. Pengembangan pariwisata nusantara dilakukan sejalan dengan upaya memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa serta menanamkan jiwa semangat dan nilai-nilai luhur bangsa dalam rangka lebih memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional, terutama dalam bentuk penggalakkan pariwisata remaja dan pemuda dengan lebih meningkatkan kemudahan dalam memperoleh pelayanan kepariwisataan. Daya tarik Indonesia sebagai negara tujuan wisata mancanegara perlu ditingkatkan melalui upaya pemeliharaan benda khazanah bersejarah yang menggambarkan ketinggian budaya dan kebesaran bangsa serta didukung dengan promosi memikat.

4. Upaya pengembangan objek dan daya tarik wisata serta kegiatan promosi dan pemasarannya, baik di dalam maupun di luar negeri terus ditingkatkan secara terencana, terarah, terpadu dan efektif, antara lain dengan memanfaatkan secara optimal kerjasama kepariwisataan regional dan global guna meningkatkan hubungan antar bangsa.


(39)

Hal ini didukung oleh undang-undang telah menerapkan sejumlah kebijakan sebagai pemandu dalam setiap perencanaan pembangunan dan pengembangan kepariwisataan sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 Tantang Kepariwisataan khususnya pada Pasal 2, Pasal 3 huruf (d) dan Pasal 30.

2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 67 Tahun 1996 Tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan khususnya pada Pasal 2, 105, 106 dan 107.

3. Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.5/UM.209/MPPT-89 Tanggal 18 Januari 1989 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sapta Pesona khususnya pada Pasal 3, 4, 5 dan 7.

4. Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.98/PW.102/MPPT-87 Tanggal 23 Desember 1987 Tentang Ketentuan Usaha Objek Wisata dan lain-lain.

Pariwisata merupakan kegiatan yang sifatnya dinamik, banyak memerlukan sarana dan prasarana untuk kemudahan. Karena sifatnya sementara, maka tiap waktu kemungkinan besar sering berganti pengunjung yang berbeda atau mungkin saja orang/kelompok yang sama untuk menikmati kembali suasana wisata ditempat tersebut. Citra baik dari objek wisata adalah membuat rasa puas orang lain sehingga orang tersebut merasa ingin kembali pada objek wisata tersebut di kesempatan lain. Bahkan terkadang suka mempromosikan kepada orang lain atau kerabatnya untuk berkunjung ketempat wisata tersebut agar dapat menikmati kesenangan yang sama ditempat tersebut.


(40)

Dengan demikian secara tidak langsung mereka telah bertindak sebagai agent of promotion dengan menyampaikan pengalaman yang menarik dalam kunjungan wisata yang mereka lakukan kepada orang lain di daerah atau negaranya. Bahkan terkadang pengalaman mereka akan mereka tulis pada media cetak yang ada di negerinya. Suasana demikian akan dapat menumbuhkembangkan citra wisata daerah dan akan sangat membawa dampak positif terhadap kemajuan dan perkembangan pariwisata. Sehingga dalam proses modernisasi, dinamika Industri Pariwisata akan berkembang dalam suatu konsep pendekatan dalam kegiatan kepariwisataan yang dikategorikan menjadi salah satu kegiatan industri jasa pariwisata dengan jangkauan ruang lingkup yang lebih luas untuk memperkaya output dari pariwisata, pembangunan pariwisata perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga akan menimbulkan manfaat :

a. Memperbesar penerimaan devisa.

b. Memperluas dan membuka kesempatan usaha dan lapangan kerja. c. Mendorong pembangunan daerah.

d. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

e. Memperkaya kebudayaan nasional tanpa menghilangkan ciri kepribadian bangsa dan terpeliharanya nilai-nilai agama.

f. Memupuk persaudaraan antar bangsa.

g. Memupuk dan melestarikan kecintaan terhadap tanah air dan lingkungan hidup.


(41)

BAB III

PERKEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI CERMN (1960-2003)

3.1. Perkembangan Jumlah Lokasi Wisata

Sebelumnya daerah wisata Pantai Cermin ini hanya memiliki beberapa tempat wisata pantai saja. Wisata pantai yang paling lama adalah Pantai Indah atau orang-orang lebih mengenal dengan sebutan Pantai Cermin, yang keberadaannya sudah dinikmati oleh masyarakat sekitar sejak tahun 1960. Seiring dengan perkembangan dari tahun ke tahun, mulailah muncul tempat wisata pantai lainnya yaitu Pantai Gudang Garam pada tahun 1997.

Pembukaan pantai ini dilakukan pertama kali oleh masyarakat dengan melakukan pembukaan lahan tidur sekitar pantai yang dimotori oleh ormas Pemuda Pancasila. Kelompok massa yang pada saat itu tidak mempunyai kerja kemudian berinisiatif melakukan pembangunan jalan dan mendapatkan ucapan terima kasih dari masyarakat sekitar berupa pohon kelapa dan pinang yang kemudian mereka tanam di lahan yang mereka buka. Ada pula yang mendapatkan lahan atas usahanya ini karena dia tidak mempunyai lahan.

Sebagian masyarakat di daerah ini bermatapencaharian sebagai nelayan, begitu pula dengan anggota ormas Pemuda Pancasila yang telah melakukan pembukaan lahan di daerah pantai Gudang Garam. Untuk makan sehari-hari, mereka hanya mengandalkan hasil dari tangkapan mereka yang dilakukan hari itu juga.


(42)

Setahun kemudian setelah pembukaan lahan pada tahun 1998, tanpa disadari pohon kelapa yang di tanam di lahan yang mereka buka tumbuh subur yang kemudian digunakan oleh Pemuda Pancasila memasukkan gugusan.

Pada saat Tengku Rizal Nurdin menjabat sebagai bupati, tanpa ada surat pemberitahuan terlebih dahulu ia mendatangi masyarakat dan melakukan dialog yang di dampingi oleh instansi pemerintahan yaitu dari dinas pariwisata. Hal unik yang didapat dari dialog ini adalah bahwa masyarakat telah berbuat sesuatu yang hasilnya jelas tampak nyata dan kemudian bukti atas tindakan masyarakat ini diajukan ke pemerintahan, memohon guna ditindaklanjut dan hasilnya pada tahun 2000 dilakukanlah renovasi tempat wisata ini. Selanjutnya dilakukan perlombaan layang-layang sebagai bentuk promosi lokasi dan acaranya itu sendiri menghadirkan orkes Melayu yang disertai dengan karoke.

Dari hal di atas yang membuat tempat wisata pantai ini menjadi menarik adalah nama yang digunakan yaitu Gudang Garam. Penyebutan nama ini didasari oleh kehadiran orang dari Madura pada tahun 1997 datang untuk membuat pabrik atau gudang bumbu dapur yaitu garam.15 Namun ternyata kadar asin di pantai ini ternyata berbeda dengan pantai-pantai lain. Hal ini disebabkan karena pantai ini ternyata merupakan muara atau pertemuan air laut di pantai yang berbatasan langsung dengan salah satu sungai terbesar di daerah itu, Sungai Ular. Akibatnya orang Madura ini tidak jadi membuat pabrik atau gudang untuk garam, yang kemudian dikenal oleh masyarakat sekitar dengan sebutan gudang garam.

15 Wawancara dengan Bapak Ilyas (salah satu pemilik usaha rumah makan di desa kota Pari


(43)

Seiring perkembangan waktu, dan bertambahnya jumlah penduduk maka Kecamatan Pantai Cermin ini mengalami pemekaran wilayah desa, yang dimana akibat dari pemekaran tersebut muncullah desa-desa baru sebanyak 12 desa, yaitu:

1. Desa Ujung Rambung 2. Desa Cerawang 3. Desa Kota Pari

4. Desa Pantai Cermin Kanan 5. Desa Pantai Cermin Kiri 6. Desa Besar II Terjun 7. Desa Sementara 8. Desa Ara Payung 9. Desa Kuala Lama 10.Desa Pematang Kasih 11.Desa Lubuk Saban 12.Desa Naga Kisar.16

16 Dokumen/Arsip pribadi Pemerintah Daerah Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Deli


(44)

Tabel 1: Jumlah Wisatawan Yang Berkunjung Ke Objek Wisata Pantai Cermin Tahun 1999-2003

Sumber: Dinas Pariwisata, Perhubungan dan Infokom Kabupaten Serdang Bedagai

NO Tahun Wisatawan

Nusantara

Wisatawan Mancanegara

Jumlah

1. 1999 24.631 3.172 27.803

2. 2000 26.250 3.586 29.836

3. 2001 25.244 3.723 28.967

4. 2002 31.582 3.945 35.527

5 2003 21.502 4.208 25.710


(45)

Tabel 1: Luas Desa dan Persentasenya Terhadap Luas Kecamatan Pantai Cermin.

NO Desa/Kelurahan Luas (Km2) Persentase terhadap luas Kecamatan

1. Ara Payung 4.43 5.51

2. Besar II Terjun 5.97 7.44

3. Celawan 19.66 24.48

4. Kota Pari 10.40 12.95

5. Kuala Lama 5.44 6.77

6. Lubuk Saban 7.07 8.80

7. Naga Kisar 10.03 12.49

8. Pantai Cermin Kanan 4.06 5.05

9. Pantai Cermin Kiri 4.26 5.31

10. Pematang Kasih 1.63 2.03

11. Sementara 3.94 4.91

12. Ujung Rambung 3.41 4.24

JUMLAH 80.296 100 Sumber: BPS Kab. Serdang Bedagai


(46)

Tabel 2: Jumlah Dusun, Jumlah RT dan RW Tiap Desa di Kecamatan Pantai Cermin

NO Desa/Kelurahan Jumlah Dusun

Jumlah RW

Jumlah RT

1. Ara Payung 4 4 8

2. Besar II Terjun 8 7 14

3. Celawan 12 13 31

4. Kota Pari 11 6 13

5. Kuala Lama 8 10 21

6. Lubuk Saban 5 7 18

7. Naga Kisar 7 7 15

8. Pantai Cermin Kanan 4 8 19

9. Pantai Cermin Kiri 5 8 19

10. Pematang Kasih 2 3 6

11. Sementara 4 4 8

12. Ujung Rambung 7 3 13

JUMLAH 77 80 185 Sumber: Kepala Desa


(47)

Tabel 3: Luas Desa, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk per Km2

NO Desa/Kelurahan Luas Desa (Km2)

Jumlah Penduduk

Kepadatan Penduduk/Km2

1. Ara Payung 4.43 2.344 529

2. Besar II Terjun 5.97 4.031 675

3. Celawan 19.66 6.094 310

4. Kota Pari 10.40 5.781 556

5. Kuala Lama 5.44 3.985 733

6. Lubuk Saban 7.07 2.872 406

7. Naga Kisar 10.03 3.873 386

8. Pantai Cermin Kanan 4.06 4.272 1.052

9. Pantai Cermin Kiri 4.26 3.830 899

10. Pematang Kasih 1.63 1.340 822

11. Sementara 3.94 2.092 531

12. Ujung Rambung 3.41 2.805 823

JUMLAH 80.296 43.320 539 Sumber: BPS Kab. Serdang Bedagai.


(48)

Perkembangan Pantai Cermin ternyata tidak terlepas dari inisiatif masyarakat setempat. Banyak masyarakat yang memiliki tanah luas dan membuat usaha yang memanfaatkan keindahan pantai dan sumber daya alamnya. Perkembangan ini sendiri tidak terlepas dari sistem perkontrakan antara Pemerintah Daerah (PEMDA) dan Dinas Pariwisata Indonesia.

Dengan banyaknya pembangunan yang terjadi di Pantai Cermin ini tentunya membuka peluang usaha yang akan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Tidak hanya masyarakat setempat, dengan keindahan dan sumber daya alam yang begitu kaya banyak investor yang mau menanamkan modal untuk membangun daerah ini sebagai objek wisata yang akan menguntungkan.

Dahulu Pantai Cermin ini hanya terdapat satu pantai saja yaitu Pantai Cermin itu sendiri, atau dahulu orang menyebutnya dengan Pantai Indah yang berada di Kecamatan Pantai Cermin Kanan. Namun setelah Pantai Cermin ini dikelola oleh PEMDA maka banyak masyarakat yang memiliki lahan atau tanah yang luas membangun pondok-pondok di pesisir Pantai Cermin yang menjadi Objek Wisata atas nama yang mereka buat dan lahan tersebut mereka kelola sendiri. Namun lahan yang mereka kelola tersebut juga tidak terlepas dari izin PEMDA dan BPAD.

Sudah banyak tempat usaha yang berada di lokasi Pantai Cermin ini, seperti: 1. Di Kecamatan Kota Pari ada 4 pantai yang dapat di kunjungi sebagai

Objek Wisata, yaitu Pondok Permai (2003), Pondok Lestari (2003), Pondok Mutiara 88 (2004), dan Pantai Gudang Garam (1997).


(49)

2. Di Kecamatan Kota Pantai Cermin Kanan ada 1 pantai dan 1 wahana di pinggir pantai yaitu, Pantai Cermin (1960-an) dan wahana Theme Park yang dibangun oleh perusahaan asing milik Malaysia (2004).

3. Di Desa Kuala Lama terdapat 2 Pantai, yaitu Pantai Kuala Putri (2002) dan Pantai Srimersing (2003)

4. Di Kecamatan Lubuk Saban terdapat 1 Pantai saja, yaitu Pantai Pematang Matik (2003).

Pantai-pantai ini pada umumnya dibangun setelah Pemekaran Daerah, yaitu pada tahun 2003. Melihat potensi kepariwisataan yang dimiliki oleh Propinsi Sumatera Utara dengan ditetapkan sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) ketiga di Indonesia maka pemerintah daerah Sumatera Utara telah pula memutuskan untuk menempatkan pariwisata sebagai sektor ekonomi ketiga terpenting setelah sektor industri dan pertanian. Ada lebih kurang 125 objek wisata di Propinsi Sumatera Utara yang berada di 11 kabupaten dan 6 kota dengan beragam potensi menarik seperti wisata pantai, sejarah, arsitektural, museum, budaya, agrowisata, gunung dan laut. Salah satu objek wisata yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang adalah Pantai Cermin yang termasuk pada Wilayah Pembangunan III (WP III) dalam Kebijaksanaan Wilayah Pembangunan di Kabupaten Deli Serdang yang memanfaatkan salah satu potensi yang menjadi priorotas utama diantaranya adalah sektor pariwisata.

Kebijaksanaan Sektoral yang ditetapkan oleh PEMDA Kabupaten Deli Serdang menekankan kepada pengembangan sektor-sektor prioritas berupa potensi utama dari masing-masing wilayah pembangunan untuk dapat memacu


(50)

pertumbuhan ekonomi disetiap wilayah. Kabupaten Deli Serdang dalam pengembangan kawasan objek wisatanya khususnya Objek Wisata Pantai Cermin perlu untuk segera dilakukan perubahan dan pengembangan secara terarah dan terpadu dengan memanfaatkan secara optimal sumber daya yang tersedia. Potensi yang ada yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia dan fasilitas infrastruktur lainnya yang perlu dilakukan perencanaan pengembangan secara fisik dan non fisik pada nantinya akan mendukung keberadaan suatu daerah dengan objek wisatanya dan saling berhubungan.

Disarnping itu rencana pengernbangan kepariwisataan juga dituangkan ke dalam program-program sebagai berikut:17

a. Program Pemasaran Pariwisata.

Tujuan program ini adalah meningkatkan pemasaran pariwisata dengan kegiatan utama yang dilaksanakan adalah pemasaran di dalam dan luar negeri.

b. Program Pengembangan Produk Wisata.

Tujuan program ini adalah meningkatkan ragam, daya tampung serta mutu objek wisata dan daya tarik wisata juga sarana pendukung agar menarik dan dikunjungi oleh wisatawan. Kegiatan pada program ini mencakup:

 Penyusunan rencana induk pengembangan kepariwisataan.

17 Hadinoto K, 2006, Perencanaan Pengembangaan Destinasi Pariwisata, UI Press: Jakarta.


(51)

 Pengembangan objek wisata dan daya tarik wisata bahari yang mencakup pantai barat dan timur Sumatera Utara.

 Pengembangan objek dan daya tarik wisata alam, agrowisata, taman rekreasi, peniggalan sejarah diseluruh daerah tujuan wisata yang ada di Propinsi Sumatera Utara.

 Pendirian usaha perjalanan wisata.

Pengembangan yang dilakukan akan mampu meningkatkan nilai ekonomi ruang secara optimal dengan meningkatkan interaksi antar wilayah yang pada akhirnya akan mendorong integrasi spasial (intra dan antar wilayah) selanjutnya, tercipta suatu sasaran yang akan meningkatkan fungsi Kecamatan Pantai Cermin sebagai kawasan penunjang di Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam rangka pengembangan pariwisata, masalah yang sering terjadi adalah dalam hal penyediaan fasilitas pariwisata seperti akomodasi dan tapak kawasan wisata. Pembebasan tanah selalu melibatkan masalah status pemilikan tanah yang pada awalnya tanah ini adalah milik pemerintah dan dahulunya ada larangan terhadap penggunaan daerah ini (terutama kawasan objek wisata Pantai Cermin) sebagai tempat tinggal ataupun tempat berusaha, namun karena daerah pantai (laut) ini merupakan jalur pelayaran kapal-kapal penangkap ikan untuk penduduk yang ada disekitar kawasan wisata dan diluar kawasan, sehingga pada akhirnya daerah ini didiami, dijadikan sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha hingga sampai sekarang. Dengan adanya rencana pengembangan di daerah ini membuat masyarakat yang ada di sekitar objek wisata merasa tergusur


(52)

dan takut tidak memiliki tempat tinggal dan tempat berusaha lagi, karena kawasan wisata ini bagi sebagian penduduk (penduduk asli) dianggap sebagai tanah pusaka (warisan leluhur) yang telah lama didiami sebagai tempat tinggal.

Adanya investasi pada lahan besar dalam jangka waktu lama maka pemecahan yang dilakukan adalah dengan membuat rencana induk pengembangan melalui peraturan daerah yang jelas tentang tata guna tanah dan diikutsertakannya pemilik tanah dalam rencana investasi tersebut. Tujuan diikutsertakannya masyarakat dalam rencana investasi ini adalah supaya masyarakat ikut ambil bagian dalam kegiatan pengembangan pariwisata di daerah ini. Pemerintah dalam hal ini bertindak sebagai koordinator dan semua instansi yang terlibat dalam rencana ini yang akan aktif mendeteksi masalah-masalah yang ada melalui pambenahan terhadap sarana dan prasarana yang diperlukan untuk kegiatan pariwisata di objek wisata Pantai Cermin. Daerah ini memiliki potensi yang besar sehingga dibutuhkan rencana pengembangan yang baik untuk penataan dan pengelolaan lebih lanjut agar segala kesalahan dapat diperkecil, kekurangan yang terjadi pada daerah lain tidak terjadi pada daerah ini.


(53)

3.2.Unsur-Unsur Pendukung

Objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Dikatakan sebagai pendorong kehadiran wisatawan karena hal-hal diatas memiliki daya tarik. Dalam keberadaannya yang sangat menentukan itu maka objek wisata harus dirancang dan dibangun atau dikelola secara profesional. Professional yang dimaksud yaitu dikelola sesuai dengan peruntukannya “Objek Wisata”. Seperti yang ungkapkan oleh Soesilo Soedarman18 Menteri Pariwisata Pos dan Telemunikasi tentang Sapta Pesona19 melalui upaya-upaya diatas diharapkan dapat menarik wisatawan untuk datang.

Begitu pula dengan keberadaan Pantai Cermin sebagai Objek Wisata. Untuk menarik minat para wisatawan berkunjung ke Objek wisata ini baik pemerintah maupun masyarakat setempat perlu dilakukan langkah-langkah untuk meningkatkan mutu Objek Wisata.

3.2.1. Penataan Lokasi

Dahulu keadaan alam di kawasan wisata Pantai Cermin ini sangatlah berbeda jauh dengan keadaan wisata Pantai Cermin yang ada seperti sekarang. Sebelum tahun 1960, Pantai Cermin hanyalah sebuah pantai yang digunakan sebagai penunjang kebutuhan hidup masyarakat setempat, selain masyarakat bermata pencaharian

18 Soesilo Soedarman pernah menjabat menjadi Menteri Pariwisata. Pos dan Telekomunikasi

pada Kabinet Pembangunan V tahun 1988-1993.

19 Sapta Pesona dicetuskan pertama kali oleh Soesilo Soedarman dan masih dipergunakan

sampai saat ini sebagai buku pedoman Sadar Wisata dan Sapta Pesona, yang terdiri dari Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah dan Kenangan.


(54)

bertani, berladang dan mereka juga memanfaatkan kekayaan alam yaitu dengan bermata pencaharian berlaut ataupun bernelayan.

Pada saat itu kawasan wisata Pantai Cermin belum begitu terkenal hingga keluar kawasan Deli Serdang. Yang diketahui masyarakat pada saat itu bahwa Pantai Cermin merupakan pantai sebagai pintu masuknya para nelayan. Kemudian untuk menuju lokasi Pantai Cermin sebelum menjadi objek wisata sangatlah jauh dibandingkan sekarang. Dahulu sepanjang perjalanan mesih terdapat pohon-pohon cemara, pohon api-api, pohon bakau serta semak belukar. Dengan jalanan yang gelap dan belum ada lampu seperti sekarang ini.

Pada masa pemerintahan Bupati Abdullah Etang (1958-1963) mulailah di bangun dan ditata kembali mulai dari penebangan pohon-pohon ataupun pembersihan semak belukar, pembersihan lahan-lahan sebagai temapat pengunjung yang akan datang ke Pantai Cermin, untuk menikamti panorama yang indah. Dimana pada masa itu, sebelum terjadi perubahan alam kantor Bupati sangatlah dekat jaraknya dengan Pantai. Sehingga setiap beliau datang ke wisata Pantai Cermin, beliau sering mengadakan jamuan makan atau pun pergelaran pesta rakyat di pesisir Pantai Cermin, seperti jamuan bakar-bakar ikan, ataupun lain sebagainya.20 Sehinga masyarakat merasa nyaman, karena Bupati Abdullah Etenng sangat peduli dengan masyarakat Pantai Cermin.

Pertama kali kawasan Pantai Cermin ini untuk dijadikan objek wisata Pantai Cermin awal mulanya pada tahun 1960 dimana pada saat itu masyarakat hanya

20 Wawancara dengan Ibu Nurabiah, Penduduk Asli Pantai Cermin, pada tanggal 6 Juni


(55)

menyediakan tikar-tikar kecil sebagai tempat duduk para pengunjung yang akan datang ke Kawasan Objek Wisata Pantai Cermin ataupun para pengunjung biasanya membawa makanan masing-masing atau tikar sendiri untuk meraka duduk dan samtai disepanjang pesisir pantai sambil menikmati keindahan alam.

3.2.2. Penyediaan dan Perbaikan Serta Pertambahan Jumlah Sarana dan Prasarana

Melihat kondisi alam yang begitu indah, Pantai Cermin pantas untuk menjadi objek wisata. Untuk itu perlu diperbaiki sarana dan prasarana juga tranportasi. Dengan seiring berjalannya waktu, maka Pantai Cermin mengalami banyak perubahan baik secara geografisnya maupun secara pembangunan infrastrukturnya.

Sarana wisata merupakan kelengkapan pendukung yang diperlukan untuk melayani wisatawan dalam menikmati kunjungan wisatanya. Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di daerah tujuan wisata adalah hotel, biro perjalanan, alat transportasi, rumah makan dan sebagainya. Tentu saja semakin lengkap sarana wisata/fasilitas yang dapat diberikan oleh daerah tujuan wisata akan meningkatkan daya tarik objek wisata.

Secara umum sarana dan prasana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai rencana.21


(56)

Moenir mengemukakan bahwa sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja.22 Pengertian yang dikemukakan oleh Moenir jelas memberi arah bahwa sarana dan prasarana adalah merupakan seperangkat alat yang digunakan dalam suatu proses kegiatan baik alat tersebut adalah merupakan peralatan pembantu maupun peralatan utama, yang keduanya berfungsi untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai.

Berdasarkan pengertian di atas maka sarana dan prasarana pada dasarnya memiliki fungsi utama sebagai berikut:

a. Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghemat waktu.

b. Meningkatkan produktivitas, baik barang maupun jasa. c. Hasil kerja lebih berkualitas dan terjamin.

d. Lebih memudahkan/sederhana dalam gerak para pengguna/pelaku. e. Ketepatan susunan stabilitas pekerja lebih terjamin.

f. Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang berkepentingan. g. Menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan yang

mempergunakannya.

Perkembangan dunia pariwisata tidak akan pernah menjadi maju, tanpa adanya perkembangan yang sangat pesat dalam hal sarana dan prasarana, begitupula

22 Lorense Harold Wilson, Dampak Kepariwisataan Terhadap Kehidupan Masyarakat


(57)

dengan alat transportasi yang memungkinkan wisatawan dapat mencapai setiap tempat di dunia ini dengan waktu yang lebih cepat dan biaya yang tidak terlalu mahal. Para wisatawan dapat sampai di sebuah daerah tujuan wisata dan menikmati keindahan alam dengan cara menggunakan jasa transportasi baik transportai darat, laut maupun udara.

Dahulu Pantai Cermin hanyalah sebuah pantai yang masih dijadikan tempat atau sumber daya alam bagi kehidupan masyarakat di sekitar pantai cermin itu sendiri. Hanya masyarakat sekitar pantai saja yang menikmati keindahan pantai tersebut. Terlebih lagi pada tahun 1970-an akses untuk menuju ke arah Pantai Cermin sangatlah susah, masyarakat mesih menggunakan mobil angkutan yang mereka sebut dengan nama sudako. Namun pada tahun 1982, sedako tersebut sudah tidak lagi beroperasi, karena pada tahun itu masyarakat sudah banyak yang memiliki kendaraan pribadi baik itu roda dua/sepeda motor maupun roda empat/mobil.

Selanjutnya hal-hal yang menjadi penunjang dalam meningkatkan usaha wisata adalah penyediaan usaha jasa seperti restoran atau rumah makan dan juga jasa penginapan yang dibangun sejak pemekaran daerah pada tahun 2003.

Restoran atau rumah makan merupakan jasa pelayanan yang menyediakan makanan dan minuman. Pertumbuhan restoran atau rumah makan di daerah wisata pantai cermin sangat dipengaruhi oleh semakin meningkatnya arus kunjungan wisatawan yang datang ke daerah ini. Biasanya restoran atau rumah makan yang berdiri atau dibuka di daerah ini menyajikan berbagai jenis makanan seperti ikan mas, ikan mujahir, sea food, ayam kampung dan sebagianya. Tarif makan di restoran/rumah makan ini sangat beragam untuk satu kali makan.


(58)

Biasanya pengunjung yang makan di tempat ini adalah wisatawan-wisatawan daerah sekitar dan pengunjung dari luar kota yang tidak membawa bekal selama melakukan kunjungan ke daerah ini. Selain itu salah satu kebutuhan atau bisa disebut juga daya tarik di objek wisata di Pantai Cermin adalah karena pengunjung banyak yang hendak menyewa pondok sebagai tempat peristirahatan dan memanjakan mata dengan melihat panorama yang indah.

Unsur-unsur potensi objek wisata terdiri dari daya tarik, potensi pasar, kadar perhubungan, kondisi lingkungan, pengelolaan, perawatan dan pelayanan, kondisi iklim, keadaan perhotelan/penginapan, prasarana dan sarana penunjang, ketersediaan air bersih dan hubungan dengan objek wisata lain.23

 Daya Tarik.

Daya tarik merupakan suatu faktor yang dapat membuat orang berkeinginan untuk mengunjungi dan melihat secara langsung ke tempat yang mempunyai daya tarik tertentu.

Daya tarik objek wisata Pantai Cermin, antara lain:

a. Keindahan objek wisata Pantai Cermin adalah pemandangan pantai dan laut. Di tepi pantai wisatawan dapat memandang ke laut lepas Selat Malaka. Bangunan pondok-pondok yang ditepi pantai dan payung-payung yang berjejer ditepi pantai dengan rnempertimbangkan keserasian dengan alam dalam bentuk bangunan maupun warna dari

23 Direktorat Jendral Pariwisata 2006. Panduan Sadar Wisata Edisi Revisi, Direktorat Jendral


(59)

tepi pantai pengunjung bisa menikmati pantai dengan suasana santai yang didukung oleh pemandangan lingkungan dengan pepohonannya. b. Sumberdaya alam yang menonjol adalah adanya ekosistem pantai dengan

pasir pantai, air lautnya dan adanya tanaman-tanarnan di sepanjang pantai. c. Keutuhan sumberdaya alam seperti fisiografi dan geologi, flora dan

ekosistem tidak terganggu oleh kegiatan masyarakat sekitar. Secara fisiografi kawasan objek wisata Pantai Cennin merupakan daerah pantai dengan kemiringan kontur tanah kurang dari 3%. Tanah yang terbentuk umumnya peka terhadap erosi, dan potensi erosi tergolong rendah dan sedang yaitu 0,11-0,12.

d. Objek wisata ini digunakan sebagai tempat rekreasi dengan nilai pengetahuan, tanpa nilai kebudayaan, pengobatan atau kepercayaan.

e. Pilihan kegiatan rekreasi yang dapat dilakukan di Pantai Cermin adalah seperti berenang, mandi di laut, memancing, bersampan, makan makanan laut dengan suasana pantai, piknik.

f. Ruang gerak pengunjung di Pantai Cennin ± 15 ha, luas ini dapat membuat pengunjung bebas dan puas menikmati pantai dalam waktu satu hari saja.

 Pengelolaan, Perawatan dan Pelayanan.

Unsur-unsur pengelolaan, perawatan dan pelayanan adalah adanya kemudahan informasi, tempat peristirahatan, tempat parkir, MCK/kamar mandi, fasilitas kebersihan, sumber penerangan dan catatan jumlah pengunjung.


(60)

Perawatan dan pelayanan yang terdapat di objek wisata Pantai Cermin ada lah adanya tempat peristirahatan sementara, tempat parkir, MCK dan fasilitas kebersihan. Walaupun tidak ada tempat peristirahatan berupa otel/pen gina pan di lokasi namun pengunjung umumnya berasal dari tempat yang tidak jauh, datang hanya menikmati pantai dan tidak menginap. Pengelolaan objek wisata Pantai Cermin saat ini dikelola oleh PEMDA yang bekerjasama dengan masyarakat di kawasan objek wisata Pantai Cermin.

 Tersedianya Air Bersih.

Adanya air bersih merupakan faktor yang perlu tersedia dalam pengembangan suatu objek wisata untuk pengelolaan dan pelayanan kepada pengunjung. Air tersebut tidak selalu bersumber dari dalam lokasi, tetapi bisa saja didatangkan/dialirkan dari luar. Air bersih yang didapatkan di Pantai Cennin diambil dari sumur bor yang lokasinya terletak di Gang Pancing Desa Pantai Cennin Kanan dimana debit air yang dihasilkan dati sumur tersebut ± 2,5 liter/detik. Sumur bor ini dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Deli. Pada hari-hari ramai pengunjung, air bersih agak susah didapatkan untuk mandi/MCK dan air dikelola masyarakat sendiri bagi masyarakat yang membuka usaha rumah makan dan warung-warung kecil. Masyarakat dalam mendapatkan air bersih harus membeli, pengunjung juga dikenakan tarif dalam memakai kamar mandi dari penggunaan air. Untuk itu perlu ditambah jumlah karnar mandi dan air yang dibutuhkan dilokasi wisata sehingga dapat memenuhi keperluan pengunjung.


(61)

 Kondisi Lingkungan.

Kondisi lingkungan adalah keadaan lingkungan alam maupun masyarakat di kawasan objek wisata. Unsur-unsur kondisi Iingkungan yang menjadi penilaian adalah rencana tata guna tanah, status pernilikan tanah, kepadatan penduduk, sikap masyarakat, tingkat pengangguran, mata pencaharian penduduk, pendidikan masyarakat, dampak sumberdaya biologis dan sumberdaya fisik.

3.3. Jumlah Pemberi Jasa

Pengembangan rekreasi pantai harus diarahkan pada hasil yang komersial karena pantai merupakan salah satu produk jasa rekreasi. Untuk itu dibutuhkan adanya suatu strategi pengembangan yang baik sehingga pola pengelolaan yang efisien dan basil yang optimum dapat diperoleh.

Dalam rangka mengembangkan pariwisata dibutuhkan sarana dan prasarana pariwisata yang mempunyai kaitan dan hubungan yang sangat luas dan dapat menggerakkan sektor-sektor lainnya dalarn perekonornian suatu daerah. Pantai Cermin mempunyai daya tarik yang sangat menarik bagi pengembangan kepariwisataan karena memiliki keunggulan komperatif yang tinggi ditinjau dari posisi letak geografis dan kekayaan panorama lingkungan alamnya.

Pengernbangan pariwisata membutuhkan investasi yang cukup besar dengan dernikian diperlukan upaya-upaya untuk menarik minat investor agar menanamkan modalnya. Selama ini telah dilakukan pengembangan pariwisata di daerah ini, tetapi


(62)

belum ada strategi pengembangannya dalam rencana pemerintah daerah. Terjadinya krisis ekonomi yang diikuti krisis moneter berkepanjangan di Indonesia menyebabkan terjadinya penurunan investasi, sehingga diperlukan strategi pengembangannya. Upaya pengembangan pariwisata ini diperkirakan akan menimbulkan dampak bagi lingkungan masyarakat sekitarnya, baik berupa dampak positif maupun negatif. Dampak tersebut pada taraf lanjutannya akan mempengaruhi keberhasilan pengembangan pariwisata Pantai Cermin.

Dalam upaya untuk meningkatkan perkembangan lokasi pariwisata Pantai Cermin ini tentunya dibutuhkan dukungan ketersedian sarana jasa pendukung. Ketersediaan sarana jasa ini bisa dari berbagai sektor. Sarana kepariwisataan dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Sarana Pokok

Sarana pokok berupa perusahaan-perusahaan yang usahanya sangat tergantung kepada lalu Iintas wisatawan dan perjalanan lainnya. Sarana tersebut menyediakan fasilitas pokok untuk memberikan pelayanan. Penyedia fasilitas pokok ini dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertarna adalah perusahaan yang kegiatannya merencanakan perjalanan wisatawan, misalnya: biro perjalanan, perusahaan transportasi dan penyelenggara perjalanan lainnya. Kelompok kedua berfungsi memberikan pelayanan di daerah tujuan wisata, misalnya: hotel, losmen, restoran dan lain-lain.


(63)

b. Sarana Pelengkap.

Sarana pelengkap meliputi fasilitas yang dapat melengkapi sarana pokok sedemikian rupa sehingga wisatawan lebih lama tinggal di tempat yang dikunjunginya. Sarana ini berupa fasilitas yang ada hubungannya dengan rekreasi dan olahraga, rnisalnya: kapal layar, lapangan golf, lapangan tenis, berburu dan sebagainya.

c. Sarana Penunjang.

Sarana penunjang ini berfungsi agar wisatawan lebih banyak membelanjakan uangnya, misalnya: klub malam, kasino, opera dan lain-lain. Sarana ini tidak mutlak pengadaannya karena tidak semua wisatawan senang dengan kegiatan ini.

Menurut Yocti dalam Simamora (1997), prasarana pariwisata yang meliputi fasilitas yang memungkinkan perekonomian dapat berjalan Iancar, sehingga mernudahkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Fungsi prasarana pariwisata adalah melengkapi sarana pariwisata, terdiri dari:24

 Prasarana Umum.

Prasarana ini menyangkut kebutuhan umum bagi kelancaran perekonomian, yaitu: penyediaan air bersih, pembangkit tenaga listrik, jaringan jalan raya, pelabuhan udara, terminal dan telekomunukasi.

24 Simamora, R. 1997, Kondisi Pariwisata dan Pengaruhnya Terhadap Sosial Ekonomi dan


(64)

 Kebutuhan Masyarakat Umum.

 Prasarana ini meliputi rumah sakit, apotik, bank, kantor pos, kantor polisi dan kantor pemerintah.

3.4. Pengelolaan Objek Wisata Pantai Cermin

Di Kecamatan Pantai Cermin saat ini telah berkembang beberapa objek wisata yang sudah mulai dikenal di dalam maupun di luar negeri. Setiap hari wisatawan domestik dan mancanegara ramai berkunjung ke objek-objek wisata di kecamatan Pantai Cermin ini.

Kawasan Wisata Pantai Cermin semakin terkenal dengan dibangunya Water Theme Park yang dibangun oleh warga negara Malaysia pada tahun 2014, merupakan objek wisata alam yang dipadukan dengan wisata buatan (rekreasi) dengan pengelolaan yang profesional. Objek wisata Water Theme Park ini merupakan primadona pariwisata semenjak kawasan wisata Pantai Cermin masuk menjadi bagian dari Kabupaten Serdang Bedagai dan satu-satunya objek wisata rekreasi terbesar di luar Pulau Jawa. Di objek wisata ini terdapat beberapa fasilitas rekreasi dan olah raga air, seperti Watersport atau olahraga air, dimana pengunjung bisa menikmati berbagai wahana watersport. Tersedia fasilitas jet ski, banana boat, spead boat, fishing boat.

Selain itu ada Mini Zoo yaitu kebun binatang mini berupa Bird Park, pengunjung bisa melihat berbagai jenis unggas di taman ini, satwa burung (unggas) seperti Golden Pheasant, Crown Pigeon, Sulphur-crested Coctatood, African Grey Parrot dan lain-lain. Slide and Pool yaitu seluncuran air di Theme park akan memberikan wisata


(65)

yang tidak terlupakan bagi keluarga. Pantai Cermin Theme Park menyediakan seluncuran air, kolam berombak (lazy pool) dan kolam renang.

Selanjutnya ada Water Castle (Istana Air) dimana wisatawan dapat bermain di istana air atau Water castle. Ada berbagai macam aktifitas yang bisa anak-anak lakukan, banyak seluncuran air di dalam kolam yang letaknya di pinggir pantai. Pengunjung bisa memandang langsung ke arah pantai, banyak sekali permainan air yang akan membuat anak-anak menjadi betah dan ingin berlama-lama di pantai cermin. Ada toko Hewan atau Pet Shop, toko hewan di kawasan water theme park, menjual hewan kesayangan seperti Iguana, Kura-kura, Hamster dan berbagai hewan lucu lainnya.

Perkembangan objek wisata di Pantai Cermin setelah dilakukannya otonomi daerah juga membuat restoran dan penginapan di daerah ini berkembang. Setelah menikmati panorama pantai para wisatawan bisa menikmati berbagai macam kuliner dan makanan ringan, makanan khas barat sampai makanan laut. Tersedia restoran dan penginapan untuk pengunjung, nikmati hidangan khas yang berada di pantai Cermin

Food Court, Andaman Seafood Village, Yummy Yummy Snack Bar dan Papas Cafe.25

25 Dikutip dari

http://www.serdangbedagaikab.go.id/indonesia/index.php?mod=home&opt=content&jenis=2&id_cont ent=86&detail=Y


(66)

BAB IV

PENGARUH KEPARIWISATAAN TERHADAP OBJEK WISATA PANTAI CERMIN (1960-2005)

Pada saat ini pengembangan kawasan pantai untuk kepentingan rekreasi di Indonesia cenderung meningkat bersamaan dengan semakin digiatkannya bidang kepariwisataan. Selain mempunyai keuntungan dalarn penggunaan sumberdaya alam secara berkelanjutan, sektor pariwisata di kawasan pesisir ini juga berpotensi untuk meningkatkan kegiatan ekonorni lokal masyarakat sekitar dan pembangunan wilayah di daerah wisata yang bersangkutan.

Objek wisata Pantai Cermin merupakan salah satu objek wisata pantai yang ada di Pantai Cermin, Kabupaten Deli Serdang yang menawarkan potensi keindahan alami yang diminati oleh pengunjung (wisatawan) nusantara dengan memperhatikan kondisi lingkungan dan masyarakat setempat.

Serdang Bedagai yang kini berusia 9 tahun sejak dimekarkan dari Deli Serdang sesuai amanah UU memiliki panjang pantai sekira 95 kilometer mulai dari titik Kecamatan Pantai Cermin, Perbaungan, Teluk Mengkudu sampai Bandar Khalifah.26

26 Dikutip dari


(67)

Dari panjang pantai tersebut, sekira 27 kilometer tepian pantainya berada di Kecamatan Pantai cermin yang menjadi andalan kabupaten “Tanah Bertuah Negeri Beradat” tersebut. Bahkan untuk obyek wisata bahari, Pantai Cermin menjadi andalan di pesisir Pantai Timur.

4.1 Kesejahteraan Masyarakat Terhadap Kawasan Pantai Cermin

Pariwisata merupakan kegiatan yang sifatnya dinamik, banyak memerlukan prasarana dan sarana untuk kemudahan. Karena sifatnya sementara, maka tiap waktu kemungkinan besar sering berganti pengunjung yang berbeda atau mungkin saja orang / kelompok yang sama untuk menikmati kembali suasana wisata ditempat tersebut. Citra baik dari objek wisata adalah membuat rasa puas orang lain sehingga orang tersebut merasa ingin kembali pada objek wisata tersebut pada kesempatan lain. Bahkan terkadang suka mem-promosikan kepada orang lain atau kerabatnya untuk berkunjung ketempat wisata tersebut, agar dapat menikmati kesenangan yang sama ditempat tersebut. Dengan demikian secara tidak langsung mereka telah bertindak sebagai agent of promotion dengan menyampaikan pengalaman yang menarik dalam kunjungan wisata yang mereka lakukan kepada orang lain di daerah atau negaranya. Bahkan terkadang pengalaman mereka akan mereka tulis pada media cetak yang ada di negerinya.

Suasana demikian akan dapat menumbuh kembangkan citra wisata daerah dan akan sangat membawa dampak positif terhadap kemajuan dan perkembangan


(1)

75

DAFTAR PERTANYAAN

1. Kapan awal mula Pantai Cermin di jadikan sebagai objek wisata ? 2. Mengapa disebut dengan Pantai Cermin ?

3. Sebelum Pantai Cerin menjadi Objek Wisata, maka apa mata pencaharian masyarakat sekitar Kawasan Pantai Cermin ?

4. Seperti apa ide-ide masyarakat atau inisiatif masyarakat sekitar Pantai Cermin dalam mengelola Objek Wisata Pantai Cermin ?

5. Apakah ada dukungan dari pemerintah dalam pengembangan Objek Wisata Pantai Cermin ?

6. Seperti apa perkembangan Objek Wisata Pantai Cermin, jika dilihat dari jumlah lokasi Objek Wisata Pantai Cermin ?

7. Bagaiman aperubahan kehidupan masyarakat setelah Pantai Cermin menjadi tujuan Objek Wisata, khususnya dalam kebudayaan ?

8. Apa-apa saja unsur-unsur atau faktor-faktor pendukung dalam perkembangan Objek Wisata Pantai Cermin ?

9. Bagaimana dampak atau pengaruh keberadaan Objek Wisata Pantai Cermin terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar Kawasan Objek Wisata ?


(2)

Sumber: B P Badan Pusa PETA KECA at Statistik AMATAN Kabupaten PANTAI C

n Serdang B

CERMIN


(3)

77

Gambar 1. Pusat Souvenir dan Industri UKM Usaha Dodol


(4)

Gambar 3. Pondok Pantai Cermin


(5)

79

Gambar 5. Theme Park di Pantai Cermin


(6)

Gambar 7. Plankat Puskesmas Pariwisata Pantai Cermin