Upaya Peningkatan Kunjungan Wisata Di Objek Wisata Alam Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

(1)

UPAY

WISAT

YA PENIN

TA ALAM

PRO

UN

NGKATA

M PANTA

K

RID

OGRAM

FAKUL

NIVERSIT

AN KUNJ

AI LABU K

KERTAS K

OLE

DHO KUR

102204

STUDI D

LTAS ILM

TAS SUM

M E D

2013

JUNGAN

KABUPA

KARYA

EH

RNIAWAN

4038

D-III PAR

MU BUDA

MATERA

A N

3

WISATA

ATEN DEL

N

RIWISATA

AYA

A UTARA

A DI OBJE

LI SERDA

A

EK

ANG


(2)

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

UPAYA PENINGKATAN KUNJUNGAN WISATA DI OBJEK

WISATA ALAM PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG

OLEH

RIDHO KURNIAWAN

102204038

Dosen Pembimbing,

Dosen pembaca,

Drs. Marzaini Manday, MSPD.

Budi Santoso S.Sos

NIP. 19570322 198602 1 002


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : UPAYA PENINGKATAN KUNJUNGAN

WISATA DI OBJEK WISATA ALAM

PANTAI LABU KABUPATEN DELI

SERDANG

Oleh

: RIDHO KURNIAWAN

NIM :

102204038

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A.

NIP. 19511013 197603 1 001

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

Ketua,

Arwina Sufika, S.E., M.Si.

NIP. 19640821 199802 2 001


(5)

ABSTRAK

Indonesia sebagai negara agraris yang sedang berkembang memiliki potensi alam, seni dan budaya yang dapat dijadikan sebagai modal untuk mengembangkan kepariwisataan. Salah satu cara yang sangat urgent untuk meningkatkan kepariwisataan adalah melalui upaya pengembangan atau pembangunan objek wisata yang belum terkelola secara baik dan berkelanjutan. Pantai Labu sebagai salah satu objek wisata alam di Kabupaten Deli Serdang, memiliki potensi alam yang khas, dapat dijadikan sebagai daya tarik untuk meningkatkan kunjungan wisata Kabupaten Deli Serdang. Selain didukung adanya daya tarik wisata, pengelola secara baik dan profesional juga sangat dibutuhkan dalam pengembangan objek wisata alam tersebut. Namun kurangnya perhatian dari pemerintah daerah menyebabkan kunjungan wisata di daerah tersebut cenderung menurun. Untuk memulihkan kembali jumlah kunjungan wisata tersebut, dibutuhkan suatu konsep pengembangan pariwisata, yaitu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan. Dengan demikian, maka objek wisata yang telah dikelola dapat berkembang dan diminati banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara dalam jangka panjang.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya yang begitu besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini tanpa kekurangan sesuatu apapun.

Kertas karya ini disusun sebagai salah satu syarat akademis untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada program studi D-III Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. Judul yang penulis angkat dalam kertas karya ini adalah “Upaya Peningkatan Kunjungan Wisata di Objek Wisata Alam Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang”.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1. Dr. Syahron Lubis M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Arwina Sufika, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi D-III Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

3. Drs. Marzaini Manday, MSPD, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, dukungan, bimbingan dan masukan dalam menyelesaikan kertas karya ini.

4. Budi Santoso, S.Sos, selaku Dosen Pembaca yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan masukan dalam menyelesaikan Kertas Karya ini.


(7)

5. Solahuddin Nasution S.E., M.SP., selaku Koordinator Praktek Kerja Lapangan Jurusan Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata yang telah dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis.

6. Pimpinan Staf, Karyawan PT. Graha Travel & Tour dan PT. Repex Perdana Internasional Medan yang telah membantu penulis selama Praktek Kerja Lapangan.

7. Staf pengajar pada Program Studi D-III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

8. Staf Kantor Jurusan Program Studi D-III Pariwisata, kak Tri dan kak July yang telah dengan sabar melayani, membantu dan mengarahkan mahasiswanya.

9. Teristimewa kepada kedua orangtua penulis, Alm. H. Bachtar dan Zubaidah yang telah memberikan dukungan moril maupun materil, abang-abang penulis Hari Sucipto Nugroho S.Sos., Andri Wibowo, Zuhelmi yang selalu memberi semangat, nasehat, dukungan moril dan materil kepada penulis. 10.Kepada sahabat-sahabat penulis, Indrasyah Putra dan Sekar Nila yang selalu

memberi semangat, dukungan dan membantu penulis selama penelitian kertas karya ini.

11.Kepada seluruh kawan-kawan Usaha Wisata ’10 terima kasih atas kesetiakawanan kalian semua selama masa perkuliahan. Terkhusus kepada sahabat penulis, Rina.


(8)

12.Kepada seluruh kawan-kawan Perhotelan ’10 terima kasih atas kesetiakawanan kalian semua selama masa perkuliahan. Terkhusus kepada sahabat-sahabat penulis, Ardeyaningsih, Nurul.

13.Kepada seluruh rekan-rekan IMAPA-USU tetap semangat dalam berorganisasi dan bersosialisasi.

Penulis sadar masih banyak kekurangan dalam penulisan kertas karya ini, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan kertas karya ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian pembaca, semoga kertas karya ini dapat memberikan masukan bagi mahasiswa/i D-III Pariwisata Universitas Sumatera Utara, khususnya Program Studi Usaha Wisata dan masyarakat pada umumnya.

Medan, Oktober 2013 Penulis

Ridho Kurniawan NIM 102204038


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Metode Penelitian ... 6

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pariwisata ... 9

2.2 Pengertian Wisatawan ... 10

2.3 Motivasi Perjalanan Wisata ... 12

2.4 Pengertian Industri Pariwisata ... 13

2.5 Produk Wisata ... 15

2.6 Daya Tarik Wisata ... 16

2.6.1 Daya Tarik Pariwisata dari Segi Budaya ... 17

2.6.2 Daya Tarik Pariwisata dari Segi Sejarah ... 18


(10)

2.7.1 Sarana Kepariwisataan ... 19

2.7.2 Prasarana Kepariwisataan ... 21

2.8 Kunjungan Wisata ... 22

2.9 Strategi Peningkatan Kunjungan Wisata ... 22

BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN DELI SERDANG 3.1 Profil Kabupaten Deli Serdang ... 23

3.2 Sejarah Kabupaten Deli Serdang ... 25

3.3 Demogafi ... 27

3.3.1 Letak dan Luas Kabupaten Deli Serdang ... 27

3.3.2 Pembagian Wilayah Administratif ... 28

3.3.3 Topografi ... 29

3.3.4 Iklim ... 32

3.4 Luas Jenis Tanah dan Penggunaan Lahan ... 32

3.5 Sarana dan Prasarana Kepariwisataan Kabupaten Deli Serdang ... 33

BAB IV UPAYA PENINGKATAN KUNJUNGAN WISATA DI OBJEK WISATA ALAM PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG 4.1 Sejarah Pantai Labu ... 35

4.2 Gambaran Umum Objek Wisata Pantai Labu ... 37

4.3 Potensi Yang Dimiliki ... 38

4.4 Sarana dan Prasarana Objek Wisata Pantai Labu ... 39

4.5 Upaya Peningkatan Kunjungan Wisata Alam Pantai Labu ... 42


(11)

4.5.2 Peningkatan Sumber Daya Budaya ... 43

4.5.3 Peningkatan Sumber Daya Manusia ... 43

4.5.4 Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendukung ... 44

4.5.5 Promosi Pantai Labu Secara Berkesinambungan ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 46

5.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Nama-nama Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang ... 28 Tabel 3.2 Daerah Aliran Sungai Kabupaten Deli Serdang ... 31


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Lambang Kabupaten Deli Serdang ... 25 Gambar 3.2 Peta Kabupaten Deli Serdang ... 28 Gambar 4.1 Pemandangan Alam Pantai Labu ……….. 36 Gambar 4.2 Pemandangan dari bibir pantai objek wisata alam Pantai Labu …... 37 Gambar 4.3 Sarana dan Prasarana Pantai Labu ……… 40 Gambar 4.4 Pendopo Pantai Labu ……… 40 Gambar 4.5 Akses Jalan Menuju Pantai Labu ……….. 41


(14)

ABSTRAK

Indonesia sebagai negara agraris yang sedang berkembang memiliki potensi alam, seni dan budaya yang dapat dijadikan sebagai modal untuk mengembangkan kepariwisataan. Salah satu cara yang sangat urgent untuk meningkatkan kepariwisataan adalah melalui upaya pengembangan atau pembangunan objek wisata yang belum terkelola secara baik dan berkelanjutan. Pantai Labu sebagai salah satu objek wisata alam di Kabupaten Deli Serdang, memiliki potensi alam yang khas, dapat dijadikan sebagai daya tarik untuk meningkatkan kunjungan wisata Kabupaten Deli Serdang. Selain didukung adanya daya tarik wisata, pengelola secara baik dan profesional juga sangat dibutuhkan dalam pengembangan objek wisata alam tersebut. Namun kurangnya perhatian dari pemerintah daerah menyebabkan kunjungan wisata di daerah tersebut cenderung menurun. Untuk memulihkan kembali jumlah kunjungan wisata tersebut, dibutuhkan suatu konsep pengembangan pariwisata, yaitu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan. Dengan demikian, maka objek wisata yang telah dikelola dapat berkembang dan diminati banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara dalam jangka panjang.


(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Industri kepariwisataan dewasa ini merupakan salah satu industri yang sangat berkembang. Seperti halnya di Indonesia, sektor pariwisata diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan luar negeri maupun dalam negeri sehingga dapat meningkatkan devisa bagi negara.

Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki banyak sekali objek wisata, baik yang belum maupun yang sudah dikembangkan. Salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia yang sudah berkembang secara optimal adalah Pulau Bali. Pulau Bali merupakan icon pariwisata Indonesia. Namun, sebenarnya masih banyak objek wisata yang belum dikenal oleh wisatawan luar maupun dalam negeri yang tersebar di kepulauan Indonesia. Objek wisata tersebut memiliki potensi alam yang luar biasa menarik jika dikembangkan secara optimal.

Sumatera Utara adalah salah satu Daerah Tujuan Wisata di Indonesia selain Jawa dan Bali. Sumatera Utara juga memiliki potensi yang sangat memadai dalam dunia kepariwisataan, karena provinsi ini juga memiliki alam yang tidak kalah dengan Daerah Tujuan Wisata lainnya yang tersebar di pelosok Indonesia. Provinsi Sumatera Utara merupakan daerah yang multikultural, dalam arti daerah tersebut memiliki bermacam-macam budaya yang memiliki ciri khas masing-masing.

Objek wisata di Sumatera Utara yang selalu menjadi andalan adalah Parapat yang berada di Kabupaten Simalungun yang terkenal dengan Danau Tobanya, Bukit


(16)

2

Lawang yang berada di Kabupaten Langkat yang terkenal dengan orang hutannya, dan Berastagi di Kabupaten Karo yang terkenal dengan wisata alamnya. Selain objek-objek wisata tersebut sebenarnya masih banyak objek-objek-objek-objek wisata lain di Sumatera Utara yang cukup menarik untuk dikunjungi, misalnya objek wisata air terjun Sipiso-piso, Tangkahan, Pematang Purba dan lain sebagainya yang tersebar di hampir semua kabupaten di Sumatera Utara.

Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera Utara. Ibu kota kabupaten ini berada di Lubuk Pakam. Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 25 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan.

Kecamatan Pantai Labu sebagai salah satu kecamatan di kabupaten Deli Serdang, memiliki salah satu potensi kepariwisataan berupa pantai yaitu Pantai Labu sesuai dengan namanya.

Pantai Labu memiliki panorama pantai yang indah dan tidak kalah dengan objek wisata lainnya yang berada di Kabupaten Deli Serdang. Objek wisata ini memiliki potensi yang unik, berupa keindahan air pantai yang berwarna putih,serta pasir putih dan kebersihan airnya ditambah dengan deru ombak yang deras. Di objek wisata ini juga terdapat tempat pemancingan untuk pengunjung yang berada di areal khusus memancing ditambah dengan keindahan alam pantainya yang memukau.


(17)

3

Pantai ini juga dapat ditemukan berbagai flora dan fauna yang ada dipantai seperti rumput laut, ganggang, molusca, ubur-ubur (Aurelia aurita), ikan (Pisces), udang, kepiting dan remis. Tanaman-tanaman tersebut menjadi konsumsi utama bagi kepiting dan burung pantai.

Dengan adanya potensi yang menarik yang disuguhkan oleh Pantai Labu tersebut, diharapkan dapat meningkatkan daya tarik kepariwisataan dan pada gilirannya dapat menarik datangnya pengunjung baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan suatu perencanaan yang matang, kawasan wisata alam ini dapat dikembangkan tanpa melupakan konsep kepariwisataan yang berkelanjutan.

Konsep kepariwisataan yang menyebutkan pembangunan pariwisata berkelanjutan harus menjaga kelestarian Sumber Daya Alam dan Budaya. Dengan pengembangan kepariwisataan tersebut, sebaiknya tidak mengeksploitasi Sumber Daya Alam dan pemanfaatan tidak menyisakan kerusakan lingkungan secara permanen, serta pemanfaatannya harus melibatkan masyarakat lokal. Artinya pembangunan pariwisata bertujuan untuk memberi keuntungan optimal bagi pemangku kepentingan dan nilai kepuasan bagi wisatawan dalam jangka panjang.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk memilih judul kertas karya dengan judul “Upaya Peningkatan Kunjungan Wisata di Objek Wisata Alam Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang”


(18)

4

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam kertas karya ini adalah : Bagaimana dan upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan untuk meningkatkan kunjungan wisata di objek wisata alam Pantai Labu?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut : a. Tujuan umum

1. Sebagai salah satu syarat akademis untuk menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Ahli Madya Pariwisata pada program studi pariwisata bidang keahlian Usaha Wisata di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

2. Kertas karya ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi pembaca dalam bidang kepariwisataan pada umumnya dan pengembangan objek wisata Pantai Labu pada khususnya

3. Kertas karya ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk pengembangan objek wisata Pantai Labu ke arah yang lebih baik bagi pemerintah daerah, pelaku pariwisata dan masyarakat lokal


(19)

5

b. Tujuan khusus

Untuk mengetahui upaya-upaya apa yang harus dilakukan dalam meningkatkan kunjungan wisata di objek wisata alam Pantai Labu di Kabupaten Deli Serdang.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pemerintah daerah setempat sebagai salah satu instansi yang berwenang dalam pengambilan kebijakan dalam pengembangan kepariwisataan di daerah tersebut, dan juga diharapkan memberi manfaat bagi pelaku pariwisata dan masyarakat setempat.

b. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan upaya-upaya pengembangan kepariwisataan, khususnya objek Wisata Pantai/Bahari.

1.5Metode Penelitian

Metode yang akan dilakukan untuk mendapatkan informasi maupun data-data dalam menyusun karya tulis ini adalah :


(20)

6

Suatu cara atau metode yang akan dilakukan dalam mengumpulkan data terlebih dahulu melalui buku-buku kepariwisataan dan buku yang berisi informasi mengenai objek wisata alam Pantai Labu di Kabupaten Deli Serdang, ditambah dengan brosur pariwisata Kabupaten Deli Serdang yang berhubungan dengan judul tulisan ini.

b. Penelitian lapangan (field research)

Suatu cara atau metode yang dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi dengan cara mengadakan pengamatan langsung ke objek penelitian serta melakukan wawancara dengan beberapa narasumber agar data dan informasi lebih akurat. Selain itu penulis juga merekam kondisi objek wisata tersebut dengan media kamera untuk mendapatkan foto-foto objek wisata tersebut.

1.6Sistematika Penulisan

Sistematika yang diterapkan dalam kertas karya ini diuraikan dalam 5 bab yang saling berkaitan dan terbagi lagi menjadi beberapa sub bab, secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan metode penelitian.


(21)

7

Bab ini menguraikan tentang uraian teoritis tentang kepariwisataan, industri pariwisata, produk pariwisata objek wisata dan atraksi wisata, pengertian sarana dan prasarana, pemasaran pariwisata, serta kegiatan promosi pariwisata.

BAB III : GAMBARAN UMUM KABUPATEN DELI SERDANG

Bab ini menguraikan tentang profil Kabupaten Deli Serdang, sejarah Kabupaten Deli Serdang, letak geografis Kabupaten Deli Serdang, pembagian wilayah administratif, sarana dan prasarana kepariwisataan di Kabupaten Deli Serdang, dan perekonomian masyarakatnya.

BAB IV : UPAYA PENINGKATAN KUNJUNGAN WISATA DI OBJEK WISATA ALAM PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG

Bab ini menguraikan gambaran umum mengenai objek wisata alam Pantai Labu, sejarah Pantai Labu, potensi-potensinya yang mencakup Sumber Daya Alam, Sumber Daya Budaya dan Sumber Daya Manusia, serta dampak pengembangan objek tersebut bagi pemerintah dan masyarakat Kabupaten Deli Serdang.

BAB V : PENUTUP


(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pariwisata

Pengertian-pengertian mengenai pariwisata yang menitikberatkan pada kegiatan berwisata yang bertujuan untuk bersenang-senang dan mendapatkan service selama dalam perjalanan. Tetapi, konsep dalam ilmu pariwisata yang seharusnya didasari atas moral sehingga tercipta suatu tata krama yang baik selama melakukan perjalanan ke suatu negara atau wilayah. Pernyataan ini didukung oleh pengertian pariwisata sebagai berikut, (Kencana, 2009:15) menyatakan :

“Secara etimologi, kata pariwisata berasal dari Bahasa Sansekerta, yaitu kata “pari” yang berarti halus, maksudnya mempunyai tata krama tinggi dan “wisata” yang berarti kunjungan atau perjalanan untuk melihat, mendengar, menikmati dan mempelajari sesuatu. Jadi, pariwisata itu berarti menyuguhkan suatu kunjungan secara bertata krama dan berbudi”

Berdasarkan Undang-Undang RI No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan menyebutkan bahwa pariwisata adalah :

“berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah”.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan di atas terdapat beberapa hal yang merupakan ciri dari pariwisata (Nyoman, 1994:18), yaitu :


(23)

9

2. Perjalanan tersebut dilakukan untuk sementara. 3. Perjalanan tersebut berkaitan dengan rekreasi.

4. Orang-orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi hanya sebagai konsumen.

Dan dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang dari suatu tempat ke tempat lain, untuk sementara waktu dengan maksud atau tujuan tidak untuk berusaha atau mencari pekerjaan di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan bertamasya, untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

2.2 Pengertian Wisatawan

Berbicara mengenai pariwisata tentu tidak terlepas dari pembicaraan masalah wisatawan. Dan salah satu yang harus kita ketahui adalah siapa yang disebut dengan wisatawan. Banyak orang yang mendefenisikan wisatawan itu secara sederhana yaitu wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan wisata. Tetapi pemahaman tersebut tergolong sempit atau biasa.

Berdasarkan Undang-Undang RI No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan menyebutkan bahwa, wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.


(24)

10

Berdasarkan Undang-Undang No. 9 tahun 1969 menyebutkan bahwa wisatawan adalah setiap orang yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dari kunjungannya itu.

The Committee of Statistical Experts of the League of Nation pada tahun 1937 menyatakan bahwa wisatawan adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara selain negara dimana dia bisa tinggal, dan dengan periode setidaknya 24 jam. Kemudian menyebutkan yang dapat dianggap sebagai wisatawan adalah :

1. Orang-orang yang berpergian untuk tujuan bersenang-senang, alasan keluarga, untuk tujuan kesehatan dan lain sebagainya.

2. Orang-orang yang berpergian untuk mengadakan pertemuan atau mewakili kedudukan sebagai diplomat.

3. Orang-orang yang singgah dalam pelayaran lautnya, sekalipun bila mereka tinggal kurang dari 24 jam. (Nyoman, 1994:25)

Berdasarkan konferensi Perserikatan Bangsa Bangsa mengenai perjalanan internasional dan pariwisata di Roma tahun 1963 menyatakan bahwa wisatawan adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara selain negara tempat tinggalnya yang biasa, untuk berbagai tujuan selain mencari dan melakukan suatu pekerjaan yang menguntungkan di negara yang dikunjugi. Dari defenisi tersebut telah mencakup wisatawan (tourist) yaitu pengunjung yang datang paling sedikit 24 jam di negara yang dikunjungi. Dan pelancong (excursionist) yaitu seorang pengunjung yang tinggal kurang dari 24 jam di negara yang dikunjungi.


(25)

11

Dari defenisi-defenisi yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan batasan yang disebut wisatawan adalah :

1. Perjalanan yang dilakukan lebih kurang 24 jam. 2. Perjalanan yang dilakukan hanya untuk sementara.

3. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat tujuannya. (Nyoman, 1994:27)

2.3 Motivasi Perjalanan Wisata

Dari defenisi wisatawan yang diuraikan diatas, kita dapat menelusuri apa yang menjadi maksud seseorang melakukan perjalanan wisata. Pada hakikatnya mobilitas manusia merupakan salah satu kehidupan manusia yang tidak bisa puas atau terpaku pada suatu tempat dalam memenuhi kebutuhan atau tuntunan kelangsungan hidupnya. Mobilitas manusia timbul dari berbagai dorongan kebutuhan atau kepentingan.

Motivasi atau tujuan perjalanan dari para wisatawan pada dasarnya dapat digolongkan dalam dua kategori yaitu : pesiar (leiser), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, keagamaan, olahraga dan lain sebagainya. Kemudian business untuk keperluan konferensi, lokakarya, simposium dan misi tertentu. (Nyoman, 1994:28)

2.4 Pengertian Industri Pariwisata

Ketika kita mendengar kata industri, maka timbul gambaran dibenak kita adalah suatu bangunan pabrik dengan segala perlengkapannya dan menghasilkan


(26)

12

produk dalam bentuk barang. Namun industri pariwisata jauh berbeda dengan yang kita lihat biasanya.

Para ahli umumnya memberi batasan pengertian kata “industri” sebagai berikut :

1. Industri adalah segala usaha yang bertujuan untuk menghasilkan barang-barang atau jasa.

2. Industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang sejenis atau serupa.

3. Industri adalah kumpulan dari bermacam-macam perusahaan (firms) yang menggunakan bahan mentah yang sama. (Yoeti, 1983:138)

Dari pengertian-pengertian kata “industri” yang telah diuraikan diatas, maka kita cenderung untuk memberikan batasan tentang industri pariwisata yaitu : “industri pariwisata adalah kumpulan bermacam-macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilkan barang dan jasa (good and service) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam perjalanannya” (Yoeti, 1983:140).

Menurut Undang-Undang RI No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan menjelaskan bahwa : “industri pariwisata adalah kumpulan usaha yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata”.


(27)

13

Industri pariwisata mulai dikenal di Indonesia setelah dikeluarkan instruksi Presiden RI No. 9 tahun 1969 pada tanggal 6 Agustus, dimana dalam Bab II pasal 3 (Yoeti, 1983:138) disebutkan :

“Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan industri pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan negara”.

Sesuai dengan instruksi Presiden tersebut (Yoeti, 1983:138) dikatakan bahwa tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia adalah :

a. Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara pada umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja dan mendorong kegiatan-kegiatan industri sampingan lainnya.

b. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia.

c. Meningkatkan persaudaraan/persahabatan nasional dan internasional.

Dengan pernyataan tersebut, jelaslah bahwa usaha-usaha yang berhubungan dengan kepariwisataan merupakan usaha yang berifat “commercial”. Hal tersebut dapat dilihat dari betapa banyaknya jasa yang diperlukan oleh wisatawan jika melakukan perjalanan wisata semenjak ia berangkat dari rumahnya hingga kembali ke rumahnya tersebut. Jasa yang diperoleh tidak hanya oleh satu perusahaan yang berbeda fungsi dalam proses pemberian pelayanannya.


(28)

14

1. Biro Perjalanan (Travel Agent) 2. Perusahaan Angkutan (Transportasi) 3. Akomodasi perhotelan

4. Bar dan Restoran 5. Souvenir dan Handicraft

6. Perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan aktifitas wisatawan, seperti : money changer, bank, tempat menjual dan mencetak film, camera, kantor pos dan lain-lain (Yoeti, 1983:147)

2.5 Produk Wisata

Berbicara mengenai produk, kita cenderung memikirkan kalau produk itu berwujud barang, tetapi produk tersebut ada dua yaitu barang dan jasa. Dalam hal pariwisata, produk yang dipasarkan itu adalah dalam arti jasa atau pelayanan (service).

Produk pariwisata adalah sejumlah fasilitas dan pelayanan yang disediakan dan diperuntukkan bagi wisatawan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu sumber daya yang terdapat pada suatu Daerah Tujuan Wisata, fasilitas, dan transportasi (Yoeti, 2002:128)

Ciri-ciri produk pariwisata tersebut adalah :

1. Hasil atau produk pariwisata itu tidak dapat dipindahkan. 2. Hasil atau produk pariwisata tersebut tidak dapat ditimbun. 3. Proses produksi terjadi bersamaan dengan konsumsi.


(29)

15

4. Hasil atau produk pariwisata tidak memiliki standart atau ukuran yang objektif.

5. Hasil atau produk pariwisata tidak tetap dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non-ekonomis terhadap permintaan (demand).

6. Calon konsumen tidak dapat mencoba atau mencicipi produk yang akan dibelinya.

7. Hasil atau produk pariwisata itu banyak tergantung pada tenaga manusia dan sedikit sekali yang dapat diganti dengan mesin.

8. Dari segi pemilihan usaha, penyediaan produk industri pariwisata dengan membangun sarana kepariwisataan yang memakan biaya besar (Yoeti, 1983:156)

2.6 Daya Tarik Wisata

Tanpa adanya daya tarik disebuah objek wisata, maka objek wisata tersebut pasti tidak akan berkembang. Karena dengan adanya daya tarik yang melekat pada suatu objek wisata itulah yang menumbuhkan motivasi wisatawan untuk datang dan berkunjung ke suatu objek wisata. Daya tarik wisata yang belum dikembangkan semata-mata merupakan sebuah sumber daya potensial yang belum dapat disebut daya tarik wisata.

2.6.1 Daya Tarik Pariwisata Dari Segi Budaya

Pariwisata erat kaitannya dengan budaya. Tanpa adanya budaya, maka pariwisata tidak akan tercipta. Secara etimologi, budaya berasal dari Bahasa


(30)

16

Sansekerta, yaitu “Buddhayah”, bentuk jamak dari kata “Buddhi” (akal) sehingga dikembangkan menjadi budi-daya yaitu kemampuan akal budi seseorang atau sekelompok manusia. (Kencana, 2009:34)

Banyak wisatawan yang datang ke suatu daerah atau negeri, karena daya tarik budayanya, apalagi kalau budaya tersebut jauh bebeda dari budaya mereka. Misalnya orang Amerika yang biasa berdansa berpelukan ingin melihat tari Bali yang lemah gemulai menggerakan tangan, jari, kaki, pinggang bahkan mata. Orang Eropa yang mengetahui cerita percintaan karya Willliam Shakespeare yang berjudul Romeo and Juliet, juga ingin melihat cerita percintaan rakyat Bali yang berjudul Jayaprana dan Layonsari. Orang Mexico yang memiliki kepahlawanan Cow Boy juga ingin melihat kepahlawanan Cindur Mato di Minangkabau. Orang Jepang yang memiliki samurai di negerinya juga ingin melihat kepiawaian keris di Jawa, rencong di Aceh dan Mandau di Kalimantan. (Kencana, 2009:43)

2.6.2 Daya Tarik Pariwisata dari Segi Sejarah

Berbicara mengenai sejarah, erat hubungannya dengan pariwisata. Setiap objek wisata memiliki nilai sejarah tersendiri, dan nilai sejarah tersebut menjadi acuan untuk objek wisata tersebut yang akan diceritakan kepada wisatawan.

Dalam Bahasa Inggris sejarah disebut “History” yang artinya masa yang telah lampau, dalam hal ini masa lampau umat manusia, oleh karena itu tentu saja sejarah membahas kegiatan umat manusia di masa lampau. Dalam Bahasa Arab, sejarah adalah “Sajaratun” yang berarti pohon, jadi kalau kita melihat gambar silsilah raja-raja, secara sepintas akan tampak bagaikan pohon. (Kencana, 2009:51)


(31)

17

Contoh daya tarik pariwisata dari segi sejarah misalnya : Orang Amerika Serikat yang ingin kembali mengunjungi Bukit Ifar di Sentani Jayapura karena di tempat itu Jendral Douglas Mac Arthur pernah singgah ketika kembali dari Australia untuk menyerbu Jepang, dalam Perang Dunia kedua.

Umat Budha yang ingin melihat kembali peninggalan karya umat Budha yaitu Candi Borobudur yang dibuat ratusan lalu. Umat Islam yang ingin melihat tempat Nabi Muhammad SAW pertama kali memperoleh wahyu dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril. Umat Hindu yang ingin melihat Bukit Kurusetra tempat Harjuna menerima wejangan dari Awatra Sri Kresna yang menjadi tulisan Bhatara Wisnu menjelang perang besar Bhatara Yudha. Umat Kristen Katholik yang ingin berkunjung ke Gereja Vatikan di Roma, sebuah negara kecil tetapi memimpin umat Katholik seluruh dunia (kecuali Anglikan) mereka mendengar pidato paus setiap tahun, kendatipun sang paus berganti sesuai tata cara umat Katholik itu sendiri. (Kencana, 2009:58)

2.7 Pengertian Sarana dan Prasarana 2.7.1 Sarana Kepariwisataan

Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sarana kepariwisataan ini harus tetap dijaga dan ditingkatkan baik dari segi kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan kebutuhan wisatawan. (Yoeti, 1996 : 9)

Sarana wisata dapat dibagi dalam 3 (tiga) unsur pokok, yaitu : A. Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourism Suprastructure)


(32)

18

Sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung kepada kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata, yang termasuk di dalamnya adalah :

1. Biro Perjalanan Wisata (Travel Agent) 2. Tour Operator

3. Perusahaan Transportasi

4. Restoran, Bar, objek wisata dan atraksi wisata

B. Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Supplementing Tourism Suprastucture)

Sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaan yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang berfungsi untuk membuat para wisatawan agar dapat lebih lama tinggal di tempat atau daerah yang dikunjunginya.

Yang termasuk dalam sarana pelengkap kepariwisataan adalah :

1. Sarana olahraga, misalnya : lapangan golf, pusat kebugaran (fitness), kolam renang, lapangan tenis dan sebagainya.

2. Sarana ketangkasan, misalnya : billyard, jackpot, pachinco dan sebagainya.

C. Sarana Penunjang Kepariwisataan (Supporting Tourism Suprastructure)

Sarana penunjang kepariwisataan adalah perusahaan yang menunjang sarana pokok dan sarana pelengkap, yakni fasilitas-fasilitas yang diperlukan wisatawan khususnya tourism business yang berfungsi untuk membuat para wisatawan lebih


(33)

19

lama tinggal di daerah yang dikunjungi agar lebih banyak mengeluarkan atau membelanjakan uangnya di daerah tersebut. Yang termasuk dalam kelompok sarana penunjang kepariwisataan adalah :

1. Night Club 2. Steambath 3. Casino

2.7.2 Prasarana Kepariwisataan

Prasarana (infrastructure) kepariwisataan sesungguhnya merupakan “tourist supply” yang perlu dipersiapkan atau disediakan bila akan mengembangkan industri pariwisata, karena kegiatan pariwisata pada hakekatnya tidak lain adalah salah satu kegiatan dari sektor perekonomian juga. Yang dimaksud prasarana (infrastructure) adalah “Semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan manusia memenuhi kebutuhannya”. Jadi, fungsi dari prasarana adalah untuk melengkapi sarana kepariwisataan sehingga dapat memberikan pelayanan sebagaimana mestinya (Yoeti, 1983:170)

Adapun beberapa prasarana yang dapat menunjang pelayanan dan kemudahan bagi wisatawan, meliputi :

1. Pelayanan makan dan minum, yang dapat menyajikan makanan dan minuman khas setempat.


(34)

20

2. Pelayanan tenaga kerja, yang sangat dominan sekali dibutuhkan karena salah satu kunci keberhasilan pembangunan objek wisata adalah kemampuan para tenaga kerja untuk mengelola dengan baik suatu kawasan objek wisata.

3. Pelayanan informasi, yang dibutuhkan pengunjung agar dapat mengatur pengunjung yang datang ke objek wisata.

2.8 Kunjungan Wisata

Berbicara mengenai kunjungan wisata tentu erat hubungannya dengan kuantitas pengunjung yang berkunjung ke suatu daerah objek wisata. Dengan kata lain dapat didefenisikan bahwa kunjungan wisata adalah jumlah wisatawan yang datang ke suatu objek wisata.

Meningkatnya kunjungan wisata di suatu objek wisata sangat ditentukan oleh jenis dan daya tarik yang terdapat di objek wisata tersebut. (Gamal, 2002:24)

2.9 Strategi Peningkatan Kunjungan Wisata

Strategi peningkatan kunjungan wisata adalah upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan kunjungan di suatu objek wisata. Salah satu upaya tersebut yaitu melalui pembangunan atau pengembangan objek wisata.

Pengembangan suatu objek wisata harus dilakukan berdasarkan konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang artinya pengembangan sumber daya (atraksi, aksesibilitas, amenitas) pariwisata yang bertujuan untuk memberikan keuntungan optimal bagi pemangku kepentingan (stakeholders) dan nilai kepuasan


(35)

21

optimal bagi wisatawan dalam jangka panjang (Janianton Damanik dan Helmut F. Weber, 2006)


(36)

BAB III

GAMBARAN UMUM KABUPATEN DELI SERDANG

3.1 Profil Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 25 Kabupaten di Provisi Sumatera Utara, yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar, sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi yang cukup menjanjikan. Sebelum kemerdekaan Indonesia, wilayah ini terdiri dari dua pemerintahan yang berbentuk kerajaan (kesultanan) yaitu Kesultanan Deli yang berpusat di Kota Medan, dan Kesultanan Serdang yang berpusat di Perbaungan.

Dulu Kabupaten Deli Serdang mengelilingi 3 (tiga) daerah kotamadya, yaitu Kota Medan yang menjadi ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Kota Binjai, dan Kota Tebing Tinggi.

Sejak terbentuk sebagai kabupaten sampai beberapa puluh kali mengalami perubahan luas wilayahnya, karena Kota Medan, Binjai dan Tebing Tinggi yang berada di daerah perbatasan meminta/mengadakan perluasan daerah, sehingga luasnya berkurang menjadi 4.397,94 Km2.

Sekitar tahun 1980-an, pemerintahan daerah ini pindah ke Lubuk Pakam, sebuah kota kecil yang terletak di pinggir jalan lintas Sumatera ± 30 Km dari Kota Medan yang telah ditetapkan menjadi ibukota Kabupaten Deli Serdang.

Pada tahun 2004, Kabupaten ini kembali mengalami perubahan baik secara Geografi maupun Administrasi Pemerintahan, setelah adanya pemekaran daerah


(37)

23

dengan lahirnya Kabupaten baru Serdang Bedagai sesuai dengan Undang-Undang No. 36 tahun 2003.

Dengan terjadinya pemekaran daerah, maka luas wilayahnya sekarang menjadi 2.497,72 Km2 terdiri dari 22 kecamatan dan 403 desa/kelurahan yang terhampar mencapai 3,34 persen dari luas Sumatera Utara.

Kabupaten Deli Serdang dihuni penduduk yang terdiri dari berbagai suku bangsa seperti Melayu, Karo, Simalungun, Jawa, Batak, Minang, Cina, Aceh dan pemeluk berbagai agama seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha, dengan total penduduk berjumlah 1.686.366 jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduknya (LPP) sebesar 2,74 persen dengan kepadatan rata-rata 616 jiwa perkilometer persegi.

Dalam gerak pembangunannya, motto Kabupaten Deli Serdang yang tercantum dalam lambang daerahnya adalah “Bhinneka Perkasa Jaya” yang memberi pengertian : dengan masyarakatnya yang beraneka ragam ras, suku, agama dan golongan, bersatu dalam kebhinnekaan secara gotong royong membangun semangat kebersamaan, menggali dan mengembangkan potensi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusianya.


(38)

3.2 Sejara Seb Kabupaten yang berbe Medan, da menuju Te Dal Sumatera menuntut a Mook (Be Republik I Sumatera Front Nasi ah Kabupat belum Prok n Deli Serd entuk Keraj an Kesultana ebing Tinggi lam masa Timur men agar NST ( elanda) dibu

Indonesia. P Timur men ional. Nega

Lamban

ten Deli Ser

klamasi Kem dang yang d

jaan (Kesult an Serdang i). pemerintah ngalami perg (Negara Sum ubarkan dan Para penduk nentang Kon ara-negara b Gambar ng Kabupate rdang merdekaan dikenal sek tanan) yaitu berpusat di han Repub golakan yan matera Timu n wilayah S kung NST m

ngres Raky bagian dan d

r 3.1 en Deli Serd

Republik I karang ini m

u Kesultana i Perbaunga

blik Indone ng dilakuka ur) yang di Sumatera T membentuk yat Sumater daerah-daer dang Indonesia 1 merupakan an Deli yang an (± 38 Km

esia Serika an oleh raky

ianggap seb Timur kemb Permusyaw ra Timur ya ah istimewa

7 Agusutus dua pemer g berpusat d m dari Kota

at (RIS), k yat secara s bagai prakar bali masuk waratan Rak ang dibentu a lain di Ind

24 s 1945, rintahan di Kota Medan keadaan spontan rsa Van Negara kyat se-uk oleh donesia


(39)

25

kemudian bergabung dengan NRI, sedangkan Negara Indonesia Timur (NIT) dan negara Sumatera Timur (NST) tidak bersedia.

Akhirnya, pemerintah NRI meminta kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) untuk mencari kata sepakat dan mendapat mandat penuh dari NST dan NIT untuk bermusyawarah dengan NRI tentang pembentukan Negara Kesatuan dengan hasil antara lain Undang-Undang Dasar Sementara Kesatuan yang berasal dari UUD RIS diubah sehingga sesuai dengan UUD 1945.

Atas dasar tersebut, terbentuklah Kabupaten Deli Serdang seperti tercatat dalam sejarah bahwa Sumatera Timur dibagi atas 5 (lima) Afdeling, salah satu diantaranya Deli en Serdang, Afdeling ini dipimpin seorang Asisten Residen beribukota Medan, serta terbagi atas 4 (empat) Onder Afdeling yaitu Beneden Deli beribukota Pancur Batu, Serdang beribukota Lubuk Pakam, Padang Bedagai beribukota Tebing Tinggi dan masing-masing dipimpin oleh Kontelir.

Selanjutnya pada tanggal 14 November 1956, Kabupaten Deli dan Serdang ditetapkan menjadi daerah otonom dan namanya berubah menjadi Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan Undang-Undang No. 22 tahun 1948 yaitu Undang-Undang pokok Pemerintahan Daerah dengan Undang-Undang No. 7 tahun 1956.

Tahun demi tahun berlalu setelah melalui berbagai usaha penelitian dan seminar-seminar para pakar sejarah dan pejabat Pemerintah Daerah Tingkat II Deli Serdang pada waktu itu (sekarang Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), akhirnya disepakati dan ditetapkanlah bahwa Hari Jadi Kabupaten Deli Serdang adalah tanggal 1 Juli 1946.


(40)

Ber Serdang di Tanjung G Desember 3.3 Demog 3.3.1 Leta Sec dan antara kawasan P Sumatera U  Seb  Seb  Seb  Seb 3.3.2 Pemb rdasarkan P ipindahkan Garbus yang 1986. grafi k dan Luas

cara geogra a 98º33’ - 99 Palung Pasif Utara, denga belah Utara belah Selata belah Timur belah Barat bagian Wil Peraturan Pe dari Kota M g diresmika

s Kabupate

fis, Kabupa 9º27’ BT, m fik Barat de

an batas seb

: Se

an : Ka r : Ka

: Ka

layah Admi

emerintah N Medan ke Lu

an oleh Gub

en Deli Serd

aten Deli Se merupakan b engan luas w bagai beriku elat Sumater abupaten K abupaten Se abupaten La inistratif

No. 7 tahun ubuk Pakam bernur Sum dang erdang terle bagian dari wilayah 2.4 ut : ra aro erdang Beda angkat 1984, ibuko m dengan lok matera Utara tak diantara wilayah pa 97,72 Km2 agai ota Kabupat kasi perkant a pada tang

a 2º57’ - 3º ada posisi si dari luas P

26 ten Deli toran di ggal 23 16’ LU ilang di Provinsi


(41)

27

Gambar 3.2

Peta Kabupaten Deli Serdang

Wilayah administrasi Pemerintahan terdiri dari 33 kecamatan, serta 617 desa dan 20 kelurahan. Ibu kota Kabupaten Deli Serdang adalah Lubuk Pakam merupakan pemerintahan yang terletak lebih kurang 30 km dari Kota Medan sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Utara.

Tabel 3.1

Nama-nama Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang

No Nama Kecamatan

1 Kecamatan Bangun Purba 2 Kecamatan Batangkuis 3 Kecamatan Beringin 4 Kecamatan Biru-biru 5 Kecamatan Delitua 6 Kecamatan Galang 7 Kecamatan Gunung Meriah 8 Kecamatan Hamparan Perak 9 Kecamatan Kutalimbaru 10 Kecamatan Labuhan Deli 11 Kecamatan Lubuk Pakam 12 Kecamatan Namo Rambe 13 Kecamatan Pagar Merbau 14 Kecamatan Pancur Batu 15 Kecamatan Pantai Labu 16 Kecamatan Patumbak 17 Kecamatan Percut Sei Tuan 18 Kecamatan Sibolangit


(42)

28

19 Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hilir 20 Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hulu 21 Kecamatan Sunggal

22 Kecamatan Tanjung Morawa (Sumber : Bapedda Kabupaten Deli Serdang)

3.3.3 Topografi

Secara geografis, Kabupaten Deli Serdang terletak pada wilayah pengembangan Pantai Timur Sumatera Utara. Serta memiliki topografi, kountur, dan iklim yang bervariasi. Kawasan hulu yang kounturnya mulai bergelombang sampai terjal, berhawa tropis pegunungan, kawasan dataran rendah yang landai sementara kawasan pantai berhawa tropis pegunungan.

Sementara itu, dilihat dari kemiringan lahan, Kabupaten Deli Serdang dibedakan atas :

A. Dataran Pantai

± 63.002 Ha (26.30%) terdiri dari 4 kecamatan (Hamparan Perak, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan, dan Pantai Labu). Potensi Utama : Pertanian pangan, Perkebunan Rakyat, Perkebunan Besar, Perikanan Laut, Pertambakan, Peternakan Unggas, dan Pariwisata.

B. Dataran Rendah

± 68.965 Ha (28.80%) terdiri dari 11 kecamatan (Sunggal, Pancur Batu, Namorambe, Delitua. Batangkuis, Tanjung Morawa, Patumbak, Lubuk Pakam, Beringin, Pagar Merbau, dan Galang). Potensi utama : Pertanian Pangan, Perkebunan Besar, Perkebunan Rakyat, Peternakan, Industri, Perdagangan, dan Perikanan Darat.


(43)

29

C. Dataran Pegunungan

± 111.970 Ha (44.90%) terdiri dari 7 kecamatan (Kutalimbaru, Sibolangit, Biru-biru, STM Hilir, STM Hulu, Gunung Meriah, Bangun Purba). Potensi utama : Pertanian Rakyat, Perkebunan, dan Peternakan.

Kabupaten Deli Serdang terdapat 5 (lima) Daerah aliran Sungai (DAS) yaitu DAS Belawan, DAS Deli, DAS Belumai, DAS Percut, dan DAS Ular, dengan luas areal 378.841 Ha, yang kesemuanya bermuara ke Selat Malaka dengan hulunya berada di Kabupaten Simalungun dan Karo. Pada umumnya sub DAS ini dimanfaatkan untuk mengairi areal persawahan sebagai upaya peningkatan produksi pertanian.

Tabel 3.2

Daerah Aliran Sungai Kabupaten Deli Serdang

No Daerah Aliran Sungai Sub DAS Luas Areal Ha Keterangan 1. Belawan a. Belawan hulu 76.003 Sebahagian

melintasi

wilayah Kota Medan dan Kabupaten

Langkat

2. Deli a. Petani

b. Deli c. Babura d. Bekala e. Sikambing f. Paluh Besar

48. 162 Sebahagian melintasi

wilayah Kota Medan

3. Percut a. Percut hulu

b. Percut hilir

51.420


(44)

30

b. Serdang

5. Ular a. Bah Karai

b. Buaya c. Ular d. Karang e. Perbaungan

127.796 Sebahagian melintasi

wilayah Kabupaten Serdang Bedagai (Sumber : Bappeda Kabupaten Deli Serdang)

3.3.4 Iklim

Sesuai dengan perbedaan geografis, topografis, dan ketinggian dari permukaan laut, maka iklim Kabupaten Deli Serdang juga bervariasi yaitu iklim sub tropis dan iklim peralihan antara sub tropis dan tropis. Dan dalam ketinggian 0 – 500 meter dari permukaan laut, Kabupaten Deli Serdang beriklim peralihan antara sub tropis dan tropis, sedangkan ketinggian lebih dari 1.000 metter dari permukaan laut beriklim sub tropis.

Curah hujan rata-rata pertahun 1.936,3 mm, sedangkan curah hujan terbanyak pada bulan September, Oktober, November, dan Desember. Angin yang bertiup melalui Kabupaten Deli Serdang juga berbeda, yakni angin laut dan angin pegunungan dengan kecepatan 0,68 meter/detik, sedangkan temperatur rata-rata 26,7º dan kelembaban 84%.

3.4 Luas Jenis Tanah dan Penggunaan Lahan

Luas jenis tanah Kabupaten Deli Serdang dibedakan atas :  Alluvial, Regosol, Organosol : 25.176 Ha


(45)

31

 Andosol Coklat : 44.488 Ha

 Latosol Cokelat : 9.306 Ha

 Podsolik Coklat Kekuningan : 51. 174 Ha  Podsolik Merah Kekuningan : 51.982 Ha  Litosol, Podsolik, Regosol : 10.624 Ha

Penggunaan lahan di Kabupaten Deli Serdang sangat beragam, yaitu :  Perkampungan / Pemukiman : 5,39%

 Persawahan : 18.56%

 Tegalan / Kebun Campuran : 22.09%

 Perkebunan Besar : 22.67%

 Perkebunan Rakyat : 12.49%

 Hutan : 16.77%

 Semak / Alang-alang : 3,28%

 Kolam / Tambak : 0,55%

 Rawa-rawa : 0,33%

 Peternakan : 0,02%

Termasuk didalamnya lokasi Bandara Udara Kuala Namu di Kecamatan Pantai Labu sebagai pengganti Bandara Udara Polonia Medan ( ± seluas 1.564 Ha), dan kawasan industri ± seluas 356 Ha.


(46)

32

Kabupaten Deli Serdang mempunyai sarana dan prasarana perhubungan darat, udara, kereta api maupun angkutan laut. Disamping itu juga tersedia prasarana listrik, telekomunikasi, dan air bersih yang merupakan salah satu fasilitas pendukung dalam kepariwisataan di daerah tersebut. Disamping itu, Kabupaten Deli Serdang memiliki fasilitas bandar udara yang terletak di Kecamatan Pantai Labu bernama Kuala Namu International Airport (KNIA) sebagai pendukung kepariwisataan khususnya di Sumatera Utara.


(47)

BAB IV

UPAYA PENINGKATAN KUNJUNGAN WISATA DI OBJEK WISATA ALAM PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG

4.1 Sejarah Pantai Labu

Pantai Labu yang terletak di Kabupaten Deli Serdang, terkenal dengan pantainya yang indah dan khas memiliki beberapa keunikan, yaitu deru ombak yang deras, kebersihan air lautnya, dan juga terdapat flora dan fauna air seperti rumput laut, ganggang, molusca, ubur-ubur (Aurelia Aurita), ikan (Pisces), udang, kepiting, dan remis. Tanaman-tanaman tersebut menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.

Sebagai salah satu daya tarik yang dimiliki objek wisata alam Pantai Labu, ada sejarah yang menceritakan asal usul Pantai Labu. Berdasarkan beberapa sumber yang terkait melalui internet dan wawancara kepada masyarakat setempat, objek wisata Pantai Labu memiliki sejarah singkat.

Awalnya, Pantai Labu yang terletak di Kecamatan Pantai Labu memiliki 3 (tiga) daerah pesisir pantai. Karena terjadi pemekaran daerah Kabupaten Deli Serdang yang terus menerus pada 2004, pemerintah Kabupaten Deli Serdang membagi Kecamatan Pantai Labu menjadi tiga objek wisata alam dan tiga nama yaitu Pantai Muara Indah, Pantai Serambi Deli, dan Pantai Putra Deli. Ketiga objek wisata tersebut terletak di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu.

Ketiga objek wisata tersebut merupakan nama lain dari objek wisata Pantai Labu. Namun, karena ketiga daerah objek wisata tersebut terletak di Kecamatan


(48)

Pantai Lab sudah mem Ora Padahal, P Pantai Lab objek wisa Gambar 4 bu, pemerin miliki nama ang-orang b Pantai Labu bu sudah me ata tersebut.

4.1 : Pemanda

ntah dan ma sendiri. beranggapan u memiliki enjadi famili

angan alam Pa

asyarakat tet

n bahwa Pan 3 (tiga) pa iar yang ser

antai Labu (do

tap menama

ntai Labu h antai yang ring diucapk

k. Ridho, 22 O

akannya Pa

hanya mem berbeda pu kan masyara

Oktober 2013)

antai Labu p

miliki 1 pant ula namany akat jika hen

) 34 padahal tai saja. ya. Dan ndak ke


(49)

Gambar 4

4.2 Gamb

Sec di Kecama tepatnya b lokasi ini h

 Me

wak

 Me

jam

Ke

4.2 : Pemanda (dok. Rid

aran Umum

cara admini atan Pantai L berada di D

harus melalu edan – Lubu ktu tempuh edan – Bata m

camatan Pa 1. Desa

angan dari bib dho, 22 Oktob

m Objek W

istratif peme Labu Kabup Desa Rantau ui jalan dara uk Pakam – lebih dari 2 angkuis – Pa

ntai Labu m a Klambir

ir pantai objek ber 2013)

Wisata Alam

erintahan, O paten Deli S u Panjang d at dengan 2 – Batangkui 2 jam

antai Labu s

memiliki 7 d

k wisata alam

m Pantai La

Objek Wisa Serdang, Sum

dan Desa D (dua) trayek is – Pantai L

sejauh ± 80

desa yaitu :

Pantai Labu

abu

ata Alam Pa matera Utar Denai Kuala k/route yaitu Labu sejauh

0 Km denga

antai Labu t ra. Objek wi a. Untuk me

u :

h ± 90 Km

an waktu tem 35 terletak isata ini encapai dengan mpuh 2


(50)

36

2. Desa Rantau Panjang 3. Desa Bagan Serdang 4. Desa Batang Sangi 5. Desa Sungai Kuruk 6. Desa Batang Biara 7. Desa Denai Kuala

4.3 Potensi yang dimiliki

Objek wisata alam Pantai Labu memiliki fenomena alam yang khas, antara lain deru ombak yang deras, keindahan air pantainya yang berwarna putih serta hamparan pasirnya yang putih, dan menjadi tempat dimana para nelayan mencari ikan dan menjualnya ke pasar. Di pantai ini juga terdapat areal pemancingan khusus pengunjung yang tak jauh dari pantai tersebut.

Di pantai ini juga terdapat flora dan fauna air seperti rumput laut, ganggang, molusca, ubur-ubur (Aurelia aurita), ikan (Pisces), udang, kepiting, dan remis. Tanaman-tanaman tersebut menjadi konsumsi utama bagi kepiting dan burung pantai.

Potensi tersebut menarik perhatian pengunjung (pada umumnya masyarakat lokal) dan pada hari libur kunjungan semakin meningkat.

4.4 Sarana dan Prasarana

Sarana kepariwisataan adalah merupakan hal yang perlu disiapkan dan sangat mendukung apabila hendak mengembangkan suatu objek wisata. Dalam rangka


(51)

37

mengembangkan, menunjang dan meningkatkan daya saing terhadap suatu objek wisata itu sendiri (main tourism suprastructure) adalah semua kegiatan usaha pariwisata yang menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, mulai berangkat dari tempat tinggalnya menuju Daerah Tujuan Wisata (DTW) hingga kembali ke tempat asalnya.

Sedangkan pengertian dari prasarana yang dalam bahasa asingnya (supplementing tourism suprastructure) adalah semua kegiatan pariwisata yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi. Fungsinya tidak hanya untuk melengkapi sarana pokok kepariwisataan tetapi yang terpenting adalah agar wisatawan lebih betah dan lama tinggal di suatu tempat atau di daerah yang dikunjunginya.

Sarana yang tersedia di daerah objek wisata alam Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang adalah :

 Tempat parkir roda dua dan roda empat  Pondok yang tersedia di dekat bibir pantai  Pendopo


(52)

Gambar

Gambar

Pra Deli Serda

4.3 : Sarana d (dok. Ri

4.4 : Pendopo (dok. Ri

asarana yang ang adalah :

dan prasarana dho, 22 Oktob

o yang tersedia dho, 22 Oktob

g tersedia d

atau yang bia ber 2013)

a untuk para p ber 2013)

di daerah ob

asa disebut den

pengunjung

bjek wisata

ngan infrastru

alam Pantai

uktur di Pantai

i Labu, Kab

38

i Labu


(1)

4.1 Sejarah Pantai Labu

Pantai Labu yang terletak di Kabupaten Deli Serdang, terkenal dengan pantainya yang indah dan khas memiliki beberapa keunikan, yaitu deru ombak yang deras, kebersihan air lautnya, dan juga terdapat flora dan fauna air seperti rumput laut, ganggang, molusca, ubur-ubur (Aurelia Aurita), ikan (Pisces), udang, kepiting, dan remis. Tanaman-tanaman tersebut menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.

Sebagai salah satu daya tarik yang dimiliki objek wisata alam Pantai Labu, ada sejarah yang menceritakan asal usul Pantai Labu. Berdasarkan beberapa sumber yang terkait melalui internet dan wawancara kepada masyarakat setempat, objek wisata Pantai Labu memiliki sejarah singkat.

Awalnya, Pantai Labu yang terletak di Kecamatan Pantai Labu memiliki 3 (tiga) daerah pesisir pantai. Karena terjadi pemekaran daerah Kabupaten Deli Serdang yang terus menerus pada 2004, pemerintah Kabupaten Deli Serdang membagi Kecamatan Pantai Labu menjadi tiga objek wisata alam dan tiga nama yaitu Pantai Muara Indah, Pantai Serambi Deli, dan Pantai Putra Deli. Ketiga objek wisata tersebut terletak di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu.

Ketiga objek wisata tersebut merupakan nama lain dari objek wisata Pantai Labu. Namun, karena ketiga daerah objek wisata tersebut terletak di Kecamatan


(2)

Pantai Lab sudah mem Ora Padahal, P Pantai Lab objek wisa

Gambar 4

bu, pemerin miliki nama ang-orang b Pantai Labu bu sudah me ata tersebut.

4.1 : Pemanda

ntah dan ma sendiri. beranggapan u memiliki enjadi famili

angan alam Pa

asyarakat tet

n bahwa Pan 3 (tiga) pa iar yang ser

antai Labu (do

tap menama

ntai Labu h antai yang ring diucapk

k. Ridho, 22 O

akannya Pa

hanya mem berbeda pu kan masyara

Oktober 2013)

antai Labu p

miliki 1 pant ula namany akat jika hen

)

padahal

tai saja. ya. Dan ndak ke


(3)

Gambar 4

4.2 Gamb

Sec di Kecama tepatnya b lokasi ini h

 Me

wak

 Me

jam

Ke

4.2 : Pemanda (dok. Rid

aran Umum

cara admini atan Pantai L berada di D

harus melalu edan – Lubu ktu tempuh edan – Bata m

camatan Pa 1. Desa

angan dari bib dho, 22 Oktob

m Objek W

istratif peme Labu Kabup Desa Rantau ui jalan dara uk Pakam – lebih dari 2 angkuis – Pa

ntai Labu m a Klambir

ir pantai objek ber 2013)

Wisata Alam

erintahan, O paten Deli S u Panjang d at dengan 2 – Batangkui 2 jam

antai Labu s

memiliki 7 d

k wisata alam

m Pantai La

Objek Wisa Serdang, Sum

dan Desa D (dua) trayek is – Pantai L

sejauh ± 80

desa yaitu :

Pantai Labu

abu

ata Alam Pa matera Utar Denai Kuala k/route yaitu Labu sejauh

0 Km denga

antai Labu t ra. Objek wi a. Untuk me

u :

h ± 90 Km

an waktu tem terletak isata ini encapai

dengan


(4)

2. Desa Rantau Panjang 3. Desa Bagan Serdang 4. Desa Batang Sangi 5. Desa Sungai Kuruk 6. Desa Batang Biara 7. Desa Denai Kuala

4.3 Potensi yang dimiliki

Objek wisata alam Pantai Labu memiliki fenomena alam yang khas, antara lain deru ombak yang deras, keindahan air pantainya yang berwarna putih serta hamparan pasirnya yang putih, dan menjadi tempat dimana para nelayan mencari ikan dan menjualnya ke pasar. Di pantai ini juga terdapat areal pemancingan khusus pengunjung yang tak jauh dari pantai tersebut.

Di pantai ini juga terdapat flora dan fauna air seperti rumput laut, ganggang, molusca, ubur-ubur (Aurelia aurita), ikan (Pisces), udang, kepiting, dan remis. Tanaman-tanaman tersebut menjadi konsumsi utama bagi kepiting dan burung pantai.

Potensi tersebut menarik perhatian pengunjung (pada umumnya masyarakat lokal) dan pada hari libur kunjungan semakin meningkat.

4.4 Sarana dan Prasarana

Sarana kepariwisataan adalah merupakan hal yang perlu disiapkan dan sangat mendukung apabila hendak mengembangkan suatu objek wisata. Dalam rangka


(5)

mengembangkan, menunjang dan meningkatkan daya saing terhadap suatu objek wisata itu sendiri (main tourism suprastructure) adalah semua kegiatan usaha pariwisata yang menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, mulai berangkat dari tempat tinggalnya menuju Daerah Tujuan Wisata (DTW) hingga kembali ke tempat asalnya.

Sedangkan pengertian dari prasarana yang dalam bahasa asingnya (supplementing tourism suprastructure) adalah semua kegiatan pariwisata yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi. Fungsinya tidak hanya untuk melengkapi sarana pokok kepariwisataan tetapi yang terpenting adalah agar wisatawan lebih betah dan lama tinggal di suatu tempat atau di daerah yang dikunjunginya.

Sarana yang tersedia di daerah objek wisata alam Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang adalah :

 Tempat parkir roda dua dan roda empat  Pondok yang tersedia di dekat bibir pantai  Pendopo


(6)

Gambar

Gambar

Pra Deli Serda

4.3 : Sarana d (dok. Ri

4.4 : Pendopo (dok. Ri

asarana yang ang adalah :

dan prasarana dho, 22 Oktob

o yang tersedia dho, 22 Oktob

g tersedia d

atau yang bia ber 2013)

a untuk para p ber 2013)

di daerah ob

asa disebut den

pengunjung

bjek wisata

ngan infrastru

alam Pantai

uktur di Pantai

i Labu, Kab i Labu