BIODIVERSITAS BURUNG DI DESA SUNGAI LUAR KECAMATAN MENGGALA TIMUR KABUPATEN TULANG BAWANG PROVINSI LAMPUNG

(1)

BIODIVERSITAS BURUNG DI DESA SUNGAI LUAR KECAMATAN MENGGALA TIMUR KABUPATEN TULANG BAWANG

PROVINSI LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

Anggun Gayanti Pratiwi

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(2)

ABSTRAK

BIODIVERSITAS BURUNG DI DESA SUNGAI LUAR KECAMATAN MENGGALA TIMUR KABUPATEN TULANG BAWANG

PROVINSI LAMPUNG Oleh

Anggun Gayanti Pratiwi, Sugeng P. Harianto, dan Bainah Sari Dewi

Kawasan budidaya untuk kegiatan perkebunan sawit membuat kawasan lahan basah mengalami perubahan pada stuktur vegetasi sehingga dapat mengancam habitat alami bagi burung dalam kelestariannya. Informasi spesies burung pada kawasan budidaya menjadikan penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui biodiversitas burung di Desa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang, pada bulan April 2014 dengan metode titik hitung (Point count) pada tiga titik lokasi pengamatan yaitu: perbatasan sawit dengan jalan (PC 1), areal sawit (PC 2) dan perbatasan sawit dengan hutan (PC 3), dilakukan 3 kali pengulangan. Hasil penelitian tentang biodiversitas burung ditemukan 41 spesies berasal dari 20 famili (N=1579). Nilai indeks keanekaragaman ditemukan pada

PC 1; PC 2; PC3 yaitu (H’=2,614), (H’=2,443), (H’=3,034) dengan 16 jenis tergolong dalam status burung dilindungi (PP No 7/99) yaitu Bulbucus ibis, Egretta garzetta, Egretta sacra, Todirhompus chloris, Halcyon smyrnensis, Alcedo coerulescens, Alcedo atthis, Pelargopsis capensis, Nectarinia jugularis, Anthreptes simplex, Elanus caerulues, Ictinaetus malayensis, Ichthyophaga ichthyaetus, Milvus migrans, Haliastur indus, Threskiornis melanecephalus dan 5 jenis tergolong dalam status Apendiks II CITES (2011) yaitu Elanus caerulues, Ictinaetus malayensis, Ichthyophaga ichthyaetus, Milvus migrans, dan Threskiornis melanecephalus serta 2 jenis tergolong dalam status Near Threatened (IUCN) Red List yaitu Threskiornis melanecephalus, Ichthyophaga ichthyaetus.

kata kunci: burung, keanekaragaman jenis, lahan basah, Menggala timur, point count.


(3)

ABSTRACT

BIODIVERSITY OF BIRDS IN SUNGAI LUAR VILLAGE MENGGALA TIMUR DISRICT TULANG BAWANG REGENCY

LAMPUNG PROVINCE By

Anggun Gayanti Pratiwi, Sugeng P. Harianto, and Bainah Sari Dewi The cultivation area of oil palm plantation causes the change of vegetation structure in wetlands which could threaten the natural habitat and preservation of birds. Information about species of birds in the cultivation area makes this research important so that it could find out the biodiversity of birds in Sungai Luar village Menggala Timur district Tulang Bawang regency, in April 2014 by using the point count method on three locations of observation points: in the border between the oil palm plantation and the path (PC 1), in the oil palm plantation area (PC 2) and in the border between the oil palm plantation and the forest (PC 3) in 3 times repetition of each. The results of the research shows that 41 species were derived from 20 families (N = 1579). The index number of diversity which were found in PC 1; PC 2; PC3 were (H’=2,614), (H’=2,443), (H’=3,034) with 16 kinds of them were classified on protected birds status (PP No. 7/99), namely Bulbucus ibis, Egretta garzetta, Egretta sacra, Todirhompus chloris, Halcyon smyrnensis, Alcedo coerulescens, Alcedo atthis, Pelargopsis capensis, Nectarinia jugularis, Anthreptes simplex, Elanus caerulues, Ictinaetus malayensis, Ichthyophaga ichthyaetus, Milvus migrans, Haliastur indus, Threskiornis melanecephalus and 5 other kinds of birds were classified on Appendix II CITES status (2011) namely: Elanus caerulues, Ictinaetus malayensis, Ichthyophaga ichthyaetus, Milvus migrans, and Threskiornis melanecephalus and 2 other kinds of birds were belong to Near Threatened (IUCN) Red List status namely: Threskiornis melanecephalus, Ichthyophaga ichthyaetus.


(4)

BIODIVERSITAS BURUNG DI DESA SUNGAI LUAR KECAMATAN MENGGALA TIMUR KABUPATEN TULANG BAWANG

PROVINSI LAMPUNG Oleh

ANGGUN GAYANTI PRATIWI Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEHUTANAN

Pada

Jurusan Kehutanan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 9

Juni 1991, anak kembar dari pasangan Bapak Maman

Rukhyana dan Ibu Agustini Prabu. Penulis

menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK)

di TK Pratama pada tahun 1995. Pendidikan Sekolah

Dasar (SD) diselesaikan pada tahun 2004 di SD Negeri 2 Harapan Jaya. Sekolah

Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 4 Bandar Lampung diselesaikan pada

tahun 2007 dan kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas yang

diselesaikan pada tahun 2010 di SMA Negeri 1 Bandar Lampung. Pada tahun

2010, penulis diterima sebagai mahasiswi Universitas Lampung Jurusan

Kehutanan Fakultas Pertanian.

Selama kuliah di UNILA penulis aktif mengikuti beberapa kegiatan. Penulis

adalah anggota HIMASYLVA (Himpunan Mahasiswa Jurusan Kehutanan) tahun

2011 penulis dipercaya menjadi anggota Bidang Pengkaderan dan Penguatan


(8)

Selama menjadi mahasiswa, penulis menjadi asisten dosen Ilmu Kayu pada

semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 dan Ekologi lanskap pada semester genap

tahun ajaran 2012/2013. Tahun 2013 penulis melakukan Praktek Umum (PU) di

Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Malingping, Kesatuan Pemangkuan


(9)

PERSEMBAHAN

Dalam kerendahan hati ini ku dedikasikan tulisan ini kepada Mama dan

Papa yang tidak pernah mengenal kata lelah mengajarkan arti hidup

serta saudara kembar ku Anggan Gunadi Pranata ,adik kecil ku Agin Gita

Pratiwi, kaka ku Agung Ganjar Permana memberikan warna dalam hidup

Keluarga kecilku teman pelipur lara (Vista Gasela, Pendi Lestiani Novita

Putri, M. Ridho Akbar, Amelia Sagita Putri, Septa Bagaskara, Muhammad

Zaini, Yendra Afriza, Muhammad Eki Alfaryzi. Bang Bondan, MBOY Bowo,

kiyay Nazori, Bang Refki)

Keluarga besar SILVATEN 2010 (Komti 2010, Aska, Desma, Ismail,

Anggara, Zazuli, Roy, Ema, Novia a, Novia e, Rahmadi, Adi, Bagus, Wawan,

Angga, Tomi, Pimen, Tukul, Anca, Willy, Ekindo, Viktor, Evi, Dewi, Leoni,

Kurnia, Aplita, Sani gotik, Bela, Dea, Ema, Lia, Ade, Dina, Dila, Rafin, Nisa,

Iin, Eva, Adun, Frans, Nay, Abdi, Fadli, Adi, Said, Bajra, Ferdian, Rangga)


(10)

SANWACANA

Assalamualaikum Wr. WB.

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW selaku Rasul Allah SWT atas berkat beliaulah kita mendapat petunjuk kejalan yang lurus.

Skripsi dengan judul “Biodiversitas Burung di Desa Sungai Luar Kecamanatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Universitas Lampung. Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan saran berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku pembimbing utama

penulis atas bimbingan, arahan, dan motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini.

2. Ibu Dr. Hj. Bainah Sari Dewi, S.Hut, M.P., selaku pembimbing kedua penulis atas bimbingan, kritik, dan saran yang telah diberikan hingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.

3. Bapak Dr. Ir. Agus Setiawan, M.Si., selaku Ketua Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Penguji Utama pada ujian skripsi.


(11)

Terimakasih untuk masukan dan saran yang telah diberikan hingga skripsi ini selesai.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Administrasi Jurusan Kehutanan dan Fakultas Pertanian Unila.

6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skrpsi ini, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan mereka semua yang telah diberikan untuk penulis. Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 1 Oktober 2014


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI. ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 3

C. Manfaat Penelitian ... 3

D. Kerangka Penelitian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Keanekaragaman Hayati ... 6

B. Burung ... 8

C. Habitat dan Penyebaran ... 9

D. Peran dan Manfaat Burung di Alam ... 12

III.METODE PENELITIAN ... 15

A. Waktu dan Tempat ... 15

B. Alat dan Bahan ... 16

C. Batasan Penelitian ... 16

D. Jenis Data ... 16


(13)

ii

F. Analisis Data ... 19

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 21

A. Data Administatif ... 22

B. Topografi ... 22

C. Iklim ... 22

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23

A. Hasil Penelitian ... 23

B. Pembahasan ... 27

VI.KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran... . 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79

LAMPIRAN ... 82


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Keanekaragaman burung yang terdapat di lahan basah rawa Desa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten

Tulang Bawang ... 26 2. Indeks keanekaragaman dan indeks kesamarataan burung pada

setiap lokasi pengamatan dengan tiga titik hitung (Point Count)/ stasiun pengamatan di lahan basah rawa Desa Sungai Luar

Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang ... 26 3. Nilai indeks kesamaan spesies antar point count/stasiun

pengamatan di lahan basah rawa Desa Sungai Luar

Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang ... 26 4. Spesies vegetasi di lahan basah rawa Desa Sungai Luar


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram alir penelitian biodiversitas burung di Desa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten

Tulang Bawang Provinsi Lampung ... 5 2. Peta administrasi Kecamatan Menggala Timur

Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung (Nugraha, 2014) ... 15 3. Penempatan titik pengamatan burung menggunakan

Metode titik hitung (Point Count) Atau IPA

(Indices Ponctuele d’Abundance – Indeks Kelimpahan pada Titik) ... 18 4. Bambangan merah (Ixobrychus cinnamomeus) sedang berada

di semak-semak, burung ini terdapat di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang

(Foto: Imam, 2011) ... 29 5. Bambangan kuning (Ixobrychus sinensis) sedang berada

di semak-semak, burung ini terdapat di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang

(Foto: Winasis, 2010) ... 30 6. Belekok sawah (Ardeola speciosa) pada saat penelitian sedang

melakukan aktivitas bertengger diatas ranting di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang

Bawang (Foto: Pratiwi, 2014) ... 31 7. Cangak merah (Ardea purpurea) pada saat penelitian sedang

melakukan aktivitas mencari makan di tepian air dangkal di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang


(16)

v

8. Kuntul kerbau (Bulbucus ibis) pada saat penelitian sedang

melakukan aktivitas mencari makan di tepian air dangkal di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang

Bawang (Foto: Pratiwi, 2014) ... 33 9. Kokokan laut (Butorides Stiatus) sedang bertengger di atas pohon,

burung ini terdapat di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala

Timur Kabupaten Tulang Bawang (Foto: Imam, 2011) ... 34 10.Kuntul kecil (Egretta Garzetta) sedang berjalan diareal tepi rawa,

burung ini terdapat di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala

Timur Kabupaten Tulang Bawang (Foto: Baskoro, 2011) ... 35 11.Kuntul karang (Egretta Sacra) sedang mecari makan, burung ini

terdapat di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur

Kabupaten Tulang Bawang (Foto: Baskoro, 2011) ... 36 12.Bentet kelabu (Lanius schach) pada saat penelitian sedang

melakukan aktivitas bertengger di Rawa Sungai Luar Kecamatan

Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang (Foto: Pratiwi, 2014) ... 37 13.Bubut alang-alang (Cenropus Bengalensis) sedang bertengger di

pohon, burung ini terdapat Kecamatan Menggala Timur Kabupaten

Tulang Bawang (Foto: Baskoro, 2011) ... 38 14.Belibis kembang (Dendrocygna arcuata) sedang berenang,

burung ini terdapat di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala

Timur Kabupaten Tulang Bawang (Foto: Baskoro, 2011) ... 39 15.Cekakak sungai (Todirhompus chloris) pada saat penelitian sedang

melakukan aktivitas bertengger di atas tangkai sawit di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang

Bawang (Foto: Pratiwi, 2014) ... 40 16.Cekakak Belukar (Halcyon smyrnensis) pada saat penelitian sedang

melakukan aktivitas bertengger di atas pohon di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang

(Foto: Pratiwi, 2014) ... 41 17.Raja udang biru (Alcedo coerulescens) pada saat penelitian sedang

melakukan aktivitas bertengger di atas pohon gelam di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang


(17)

vi

18.Raja udang erasia (Alcedo atthis) sedang bertengger di ranting, burung ini terdapat di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala

Timur Kabupaten Tulang Bawang (Foto: Syahputra, 2013) ... 43 19.Pekaka emas (Pelargopsis capensis) sedang bertengger di ranting,

burung ini juga terdapat di Rawa Sungai Luar Kecamatan MenggalaTimur Kabupaten Tulang Bawang

(Foto: Al qodrie, 2012) ... 44 20.Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster) sedang bertengger di pohon,

burung ini juga terdapat di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala

Timur Kabupaten Tulang Bawang (Foto: Baskoro, 2011) ... 45 21.Merbah cerucuk (Pycnonotus goiavier) sedang bertengger di pohon,

burung ini terdapat di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala

Timur Kabupaten Tulang Bawang (Foto: Baskoro, 2011) ... 46 22.Cabak maling (Caprimulgus macrucus) pada saat penelitian sedang

berada di lantai tanah di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala

Timur Kabupaten Tulang Bawang (Foto: Pratiwi, 2014) ... 47 23.Gagak hutan (Corvus enca) sedang bertengger di atas pohon,

burung ini terdapat di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala

Timur Kabupaten Tulang Bawang (Foto: Baskoro, 2011) ... 47 24.Kicuit kerbau (Motacilla flava) sedang berada di atas lantai tanah,

burung ini terdapat di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala

Timur Kabupaten Tulang Bawang (Foto: Utama, 2011) ... 48 25.Madu sriganti (Nectarinia jugularis) pada saat penelitian sedang

melakukan aktivitas bertengger di atas pohon gelam di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang

Bawang (Foto: Pratiwi, 2014) ... 49 26.Madu polos (Anthreptes simplex) sedang bertengger diatas ranting,

burung ini terdapat di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala

Timur Kabupaten Tulang Bawang (Foto: Basyari, 2011) ... 50 27.Pecuk padi hitam (Phalacrocorax sulcirostris) pada saat penelitian

sedang melakukan aktivitas bertengger di atas pohon di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang


(18)

vii

28.Pecuk padi kecil (Phalacrocorax sulcirostris) sedang bertengger di atas ranting, burung ini terdapat di Rawa Sungai Luar Kecamatan

Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang (Foto: Nurdini, 2011) .... 52 29.Perkutut jawa (Geopelia striata) sedang bertengger diatas pohon mati,

burung ini juga terdapat di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala

Timur Kabupaten Tulang Bawang (Foto: Baskoro, 2011) ... 53 30.Tekukur biasa (Streptopelia chinensis) sedang bertengger di pohon,

burung ini terdapat di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala

Timur Kabupaten Tulang Bawang (Foto: Baskoro, 2011). ... 54 31.Walet sapi (Collocalia esculenta) sedang terbang di atas ketinggian,

burung ini terdapat di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala

Timur Kabupaten Tulang Bawang (Foto: Baskoro, 2011) ... 55 32.Elang tikus (Elanus caerulues) pada saat penelitian sedang melakukan

aktivitas bertengger di atas Pohon di Rawa Sungai Luar Kecamatan

Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang (Foto: Pratiwi, 2014) 56 33.Elang hitam (Ictinaetus malayensis) sedang terbang pada ketinggian

rendah, burung ini terdapat di Rawa Sungai Luar Kecamatan

Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang(Foto: Hendri, 2011) ... 57 34.Elang ikan kepala kelabu (Ichthyophaga ichthyaetus) sedang terbang

di atas awan, burung ini terdapat di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang

(Foto: Hendri, 2011) ... 58 35.Elang paria (Milvus migrans) sedang mencari mangsa, burung ini

terdapat di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur

Kabupaten Tulang Bawang (Foto: Micheletta, 2012) ... 59 36.Elang bondol (Haliastur indus) sedang melakukan aktivitas terbang,

burung ini terdapat di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala

Timur Kabupaten Tulang Bawang (Foto: Kututung, 2012) ... 60 37.Perenjak rawa (Prinia flaviventris) sedang melakukan aktivitas

bertengger, burung ini terdapat di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang


(19)

viii

38.Cici padi (Cisticola juncidis) pada saat penelitian sedang melakukan aktivitas bertengger di atas batang di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggal Timur Kabupaten Tulang Bawang

(Foto: Pratiwi, 2014) ... 62 39.Bondol peking (Lonchura punctulata) sedang bertengger, burung

ini juga terdapat di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala

Timur Kabupaten Tulang Bawang (Foto: Baskoro, 2006) ... 63 40.Srigunting keladi (Dicrurus aeneus) sedang bertengger di atas ranting,

burung ini terdapat di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur

Kabupaten Tulang Bawang (Foto: Andhy, 2012) ... 64 41.Mandar besar (Porphyrio porphyrio) sedang melakukan aktivitas

mencari makan, burung ini terdapat di Rawa Desa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang

(Foto: Pratiwi, 2014) ... 65 42.Kareo padi (Amaurornis phoenicurus) sedang melakukan aktivitas

pindah di pemukiman penduduk Desa Sungai Luar Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang

(Foto: Pratiwi dkk, 2014) ... 65 43.Ibis cucuk besi (Threskiornis melanecephalus) sedang melakukan

aktivitas terbang di Desa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur

Kabupaten Tulang Bawang (Foto: Pratiwi, 2014) ... 66 44.Layang-layang batu (Hirundo tahitica) sedang bertengger, burung

ini terdapat di Rawa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur

Kabupaten Tulang Bawang (Foto: Baskoro, 2009) ... 67 45.Histogram jenis dan jumlah burung yang terdata saat pengamatan

di Rawa Desa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur

Kabupaten Tulang Bawang ... 68 46.Histogram indeks keanekaragaman (H’) burung pada tiga titik

hitung (Point Count) di Rawa Desa Sungai Luar Kecamatan

Menggala Timur Tulang Bawang ... 69 47.Histogram indeks kesamarataan (J) burung pada tiga titik hitung

(Point Count) di Rawa Desa Sungai Luar Kecamatan Menggala

Timur Tulang Bawang Barat ... 72 48.Histogram spesies burung dilindungi (PP No 7/99) di Rawa Desa


(20)

ix

49.Histogram spesies burung dilindungi Apendiks II CITES 2012 di Rawa DesaSungai Luar Kecamatan Menggala Timur

Kabupaten Tulang Bawang ... 78 50.Histogram presentase spesies burung dilindungi (IUCN) Red List

2012 di Rawa Desa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur


(21)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lahan basah merupakan daerah peralihan antara sistem perairan dan daratan yang dijadikan sebagai salah satu habitat alami bagi satwa liar. Habitat alami di Indonesia telah banyak mengalami perubahan salah satunya lahan basah yang telah menjadi tipe habitat yang paling terancam kelestariannya. Beberapa diantaranya telah diubah menjadi lahan pemukiman untuk penduduk dan lahan pertanian, atau menjadi sawah atau tambak (Judih, 2006; Rohadi dan Harianto, 2011). Perubahan lahan basah terjadi karena pertumbuhan penduduk yang terus meningkat yang berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan lahan untuk tujuan pemukiman dan pertanian. Lahan basah yang terdapat di Provinsi Lampung terletak di Kecamatan Menggala Timur.

Kecamatan Menggala Timur merupakan Kecamatan Pemekaran dari sebagian wilayah Kecamatan Menggala dan Gabungan Kecamatan Banjar Agung yang disahkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang No. 04 Tahun 2009 tanggal 20 Agustus 2009) salah satunya yaitu Desa Sungai Luar (Bappeda Tulang Bawang, 2013). Desa Sungai Luar terletak di sebelah selatan Kecamatan Menggala Timur sebagian besar luasannya merupakan hamparan lahan basah yang dijadikan sebagai habitat berbagai jenis satwa liar namun dengan adanya


(22)

2

perubahan kawasan lahan basah menjadi kawasan budidaya yaitu kawasan perkebunan dan kawasan pertanian maka habitat alami satwa liar berkurang.

Menurut Alikodra (1990) satwa liar memiliki peranan yang sangat penting untuk kepentingan keseimbangan ekosistem salah satunya adalah burung yang mempunyai peranan sebagai agen penyebar biji, penyerbuk bunga dan pengontrol hama. Burung mempunyai mobilitas yang tinggi dan kemampuan beradaptasi yang luas (Welty 1982; Dewi, 2005), baik itu di kawasan-kawasan konservasi yang ditetapkan pemerintah seperti di dalam cagar alam, suaka margasatwa dan taman nasional, mapun di luar kawasan-kawasan konservasi seperti perkebunan, lahan pertanian, areal permukiman, hutan tanaman, dan kawasan budidaya.

Kelestarian burung perlu dipertahankan dengan melakukan konservasi jenis burung. Saat ini data dan informasi mengenai biodiversitas burung di kawasan tersebut masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian tentang biodiversitas burung di Desa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang penting dilakukan untuk memberikan kebutuhan informasi ilmiah yang akurat bagi upaya konservasi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana biodiversitas burung yang terdapat di Desa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang.


(23)

3

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui biodiversitas burung yang terdapat di Desa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai sumber informasi tentang biodiversitas burung di Desa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang

2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar ilmiah yang penting untuk upaya konservasi, perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan penelitian.

E. Kerangka Pemikiran

Desa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang sebagian besar lahan basah dimanfaatkan sebagai kawasan budidaya yaitu kawasan perkebunan sawit dan kawasan pertanian. Struktur vegetasi yang telah berubah dari lahan basah alami menjadi areal perkebunan sawit menyebabkan terganggunya tempat berlindung, tempat bermain, tempat mencari makan dan tempat berkembang biak berbagai jenis satwa salah satunya adalah burung. Perubahan lahan perkebunan untuk kegiatan budidaya sawit membuat kawasan lahan basah mengalami perubahan pada struktur vegetasinya. Struktur vegetasi yang berubah dapat mengancam habitat alami bagi burung sehingga dapat mengancam kelestariannya. Sampai saat ini belum ada data informasi tentang


(24)

4

biodiversitas burung di Desa Sungai Luar. Penelitian ini penting dilakukan untuk memberikan data dan informasi mengenai biodiversitas burung selain itu hasil penelitian diharapkan menjadi bahan acuan untuk upaya perlindungan dan pelestarian burung.

Metode yang digunakan untuk menginventarisasi dan mengidentifikasi jenis burung adalah dengan menggunakan metode titik hitung (Point Count) atau IPA (Indices Ponctuele d’Abundance – Indeks Kelimpahan pada Titik (Bibby, Jones, dan Marsden, 2000; Pergola, Dewi, dan Surya 2013).

Pelaksanaan pengamatan dilakukan dengan diam pada titik tertentu kemudian mencatat perjumpaan terhadap burung. Parameter yang diukur yaitu jenis, jumlah, waktu, dan aktivitas burung. Dalam pengamatan menggunakan enam titik hitung (Point Count) atau stasiun pengamatan. Waktu pengamatan dilakukan selama + 40 menit, 30 menit untuk pengamatan disetiap titik dan + 10 menit adalah waktu untuk berjalan ke titik pengamatan selanjutnya.

Data yang didapat dianalisis berdasarkan Indeks Keanekaragaman Shannon Wienner dan Indeks Kesamarataan dan indeks kesamaan dapat dilihat pada (Gambar 1).


(25)

5

Gambar 1. Diagram alir penelitian biodiversitas burung di Desa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung.

Desa Sungai Luar

Lahan Basah

Data dan Informasi Terbatas

Penelitian Kawasan

Budidaya

Gangguan Habitat

Metode Poin Count

3 stasiun titik pengamatan

Total spesies, Total Famili, Total Individu Biodiversitas Burung

Indeks Keanekeragaman Shanon Whiner

Indeks kesamataraan (Index of Evennes)


(26)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman berarti keadaan berbeda atau mempunyai berbagai perbedaan dalam bentuk dan sifat. Keanekaragaman jenis di daerah tropis dapat dilihat pada dua tingkatan yaitu jumlah besar spesies dengan bentuk kehidupan serupa dan kehadiran banyak spesies dengan wujud kehidupan sangat berbeda yang tidak ditemukan di bagian negara lain (Ewusie, 1990).

Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman diantara makhluk hidup dari semua sumber termasuk diantaranya daratan, lautan, dan sistem akuatik lainnya serta kompleks-kompleks ekoloi yang merupakan bagian dai keanekaragaman, yang mencakup keanekaragaman di dalam spesies, antar spesies, dan ekosistem (Sujatnika, Jepson, Crosby, dan Mardiastuti, 1995; Utama, 2011).

Keanekaragaman hayati yang dikandung sumberdaya hutan dan perairan di Indonesia termasuk sangat tinggi dan sebagian bersifat endemik, sehingga Indonesia disebut sebagai negara megabiodiversity. Berdasarkan hasil-hasil penelitian, keanekaragaman hayati Indonesia terdiri dari mamalia 515 spesies (12 % dari jenis mamalia dunia), reptilia 511 jenis (7,3 % dari jenis reptilia dunia), burung 1.531 jenis (17 % dari jenis burung dunia), ampibi 270 jenis, binatang tak bertulang belakang 2.827 jenis dan tumbuhan sebanyak ± 38.000 jenis,


(27)

7

diantaranya 1.260 jenis yang bernilai medis (fitofarmaka) (Departemen Kehutanan, 2008).

Indonesia secara geografis termasuk ke dalam dua rumpun bioeografi, yaitu Indo- Melayu dan Australasia dan diantara keduanya terdapat zona transisi Wallacea. Kondisi geografis tersebut menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati tinggi sampai dengan akhir tahun 2007, Departemen Kehutanan telah menetapkan spesies flora dan fauna yang dilindungi adalah: mamalia (127 spesies), burung (382 spesies), reptilia (31 spesies), ikan (9 spesies), serangga (20 spesies), krustasea (2 spesies), anthozoa (1 spesies) dan bivalvia (12 spesies) (Departemen Kehutanan, 2008).

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat besar menduduki posisi yang penting dalam peta keanekaragaman hayati dunia. Secara global Indonesia termasuk dalam tiga besar negara dengan keanekaragaman hayati terbesar (mega diversity countries), bersama dengan Brazil dan Zaire. 17% dari total jenis burung di dunia dapat dijumpai di Indonesia (1531 jenis), dengan jumlah 381 jenis diantaranya merupakan jenis burung endemic. 358 jenis tercatat mendiami pulau Sumatera, dengan 438 jenis (75%) merupakan jenis yang berbiak di Sumatera (Wild Sumatera, 2005).

Keanekaragaman jenis burung dapat digambarkan kekayaan jenis atau jumlah jenis burung yang ditemukan pada suatu kawasan, secara morfologi dan biologi berbeda antara jenis yang satu dengan jenis lain. Dalam ekologi umumnya keanekaragaman mengarah pada komposisi dari suatu peofil habitat yang mendukung derajat kelimpahan satwa liar dengan tipe habitatnya.


(28)

8

Keanekaragaman jenis burung mengadung beragam manfaat dan memerankan berbagai fungsi, sehingga pelestarianya menjadi sangat penting baik ditinjau dari sudut ekonomi, sosial dan budaya (Alikodra, 1990).

B. Burung

Burung merupakan salah satu diantara lima kelas hewan bertulang belakang, burung berdarah panas dan berkembang biak dengan bertelur, sisik berubah menjadi bulu. Tubuhnya tertutup bulu dan memiliki bermacam-macam adaptasi untuk terbang (Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna, 1989). Rangka burung sangat kokoh tetapi ringan. Pada tulang dadanya yang berlunas dalam melekat otot-otot terbang yang kokoh yang menggerakkan sayap ke atas dan ke bawah (Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna, 1989).

Klasifikasi ilmiah burung menurut (Brotowidjoyo1989; Rohadi dan Harianto, 2011) adalah sebagai berikut:

Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Aves

Ukuran burung bervariasi mulai dari burung kolibri yang memiliki ukuran tubuh terkecil hingga burung unta yang memiliki ukuran tubuh terbesar. Burung kolibri berukuran sekitar 57 mm yang diukur dari ujung paruh hingga ekor dengan berat 1,6 gram, sedangkan burung unta memiliki tinggi tubuh mencapai 2,7 m dan beratnya mencapai 156 kg (Encarta, 2008; Rohadi dan Harianto, 2011)


(29)

9

C. Habitat dan Penyebaran

Habitat adalah tempat tinggal suatu mahluk hidup. Semua mahluk hidup mempunyai tmpat hidup yang disebut habitat (Odum, 1993; Indriyanto, 2008). Istilah habitat dapat juga dipakai untuk menunjukan tempat tumbuh sekelompok organisme dari berbagai spesies yang membentuk suatu komunitas.

Habitat adalah suatu lingkungan dengan keadaan tertentu dimana suatu spesies atau komunitas hidup. Habitat yang baik akan mendukung perkembangbiakan organisme hidup didalamnya secara normal. Habitat memilki kapasitas tertentu untuk mendukung pertumbuhan suatu organisme. Kapasitas untuk mendukung suatu organisme disebut daya dukung habitat (Irwanto, 2006).

Dilihat dari komposisinya di alam, habitat satwa liar terdiri dari 3 komponen utama yang satu sama lain saling berkaitan, yaitu: Komponen biotik, meliputi: vegetasi (masyarakat tumbuhan), satwa liar lain dan organisme mikro. Komponen fisik, meliputi: air, tanah, iklim, topografi dan tata guna lahan yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Komponen kimia, meliputi seluruh unsur kimia yang terkandung dalam kom-ponen biotik maupun komponen fisik di atas (Sriyanto dan Haryanto, 1997).

Kawasan yang terdiri dari berbagai komponen, baik fisik maupun biotik, yang merupakan satu kesatuan dan dipergunakan sebagai tempat hidup serta ber-kembang biaknya satwa liar disebut habitat. Habitat yang sesuai bagi satu spesies belum tentu sesuai untuk spesies lainnya, karena setiap spesies satwa liar


(30)

meng-10

hendaki kondisi habitat yang berbeda-beda. Habitat mempunyai fungsi dalam penyediaan makanan, air, dan pelindung (Alikodra, 1990).

Tipe habitat utama pada jenis burung sangat berhubungan dengan kebutuhan hidup dan aktivitas hariannya. Tipe burung terdiri dari tipe burung hutan (forest birds), burung hutan kayu terbuka (open woodland birds), burung lahan budidaya (cultivated birds), burung pekarangan rumah (rural area birds), burung pemangsa (raptor birds) dan burung air atau perairan (water birds) (Kurnia, 2003).

Beberapa spesies burung tinggal di daerah-daerah tertentu tetapi banyak spesies yang bermigrasi secara teratur dari suatu daerah ke daerah yang lain sesuai dengan perubahan musim. Jalur migrasi yang umum dilewati oleh burung yaitu bagian utara dan selatan bumi yang disebut latitudinal. Pada musim salju, burung-burung bergerak atau tinggal di daerah sedang dan daerah-daerah sub Arktik dimana terdapat tempat-tempat untuk makan dan bersarang serta kembali ke daerah tropik untuk beristirahat selama musim salju. Beberapa spesies burung melakukan migrasi altitudinal yaitu ke daerah-daerah pegunungan selama musim panas dan ini terdapat di Amerika Utara bagian Barat (Pratiwi, 2005).

Tingginya keanekaragaman burung di Indonesia tidak lepas dari keberadaan Indonesia yang merupakan rangkaian 17.000 pulau yang membentang sepanjang katulistiwa dan diapit oleh benua Asia dan Australia sehinggga memiliki persebaran jenis burung dari subregion sunda yang terdiri dari pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan Pulau Kamimantan; subregion Australo Papua yang terdiri dari pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara (MacKinnon, Phillips, dan Balen, 1998; Natarino, Dewi dan Nurcahyaningsih 2010).


(31)

11

Persebaran burung di Pulau Jawa sendiri relatif sedikit, hanya 289 jenis dai jumlah seluruh jenis. Sebanyak 57% diantaranya (164 jenis) juga terdapat di pulau-pulau lainnya, dengan perincian: 176 jenis (61%) juga terdapat d di Kalimantan, 251 jenis (74%) juga terdapat di Sumatera, 49 jenis (17%) terdapat di luar Sunda Besar, dan 30 jenis (10%) merupakan jenis yang endemik (MacKinnon dkk, 1998).

Kalimantan memiliki 358 jenis jumlah burung atau 66% dari jumlah burung penetap di darat. Sebanyak 164 jenis (46% dari jumlah total) juga terdapat di semua pulau yang lainnya. Sebanyak 306 jenis terdapat di Sumatera, 297 jenis (83%) terdapat di Semenanjung Malaysia. Sebanyak 177 jenis (49%) terdapat di pulau Jawa dan 42 jenis (12%) terdapat di pulau-pulau di luar Sunda Besar. Sebanyak 37 jenis (10%) merupakan burung endemik. Umumnya merupakan endemik pegunungan, tetapi ada juga endemik dataran rendah, seperti sempidan kalimantan dan tiong-batu kalimantan (MacKinnon dkk, 1998).

Sumatera lebih beruntung karena hubungannya dekat dengan dataran Asia dan memiliki 397 jenis (dari total 571 jenis di Kalimatan, Jawa, Sumatera, Bali, Malaysia dan pulau-pulau lain sekitar). Tetapi karena kurang terisolasi, maka jenis endemiknya menjadi sedikit, hanya 22 jenis (6%), termasuk endemik di beberapa pulau kecil. Sumatera memiliki 306 jenis (77%) juga terdapat di Kalimantan, 345 jenis (87%) juga terdapat di Semenanjung Malaysia, dan 211 jenis (53%) terdapat di Jawa (MacKinnon dkk, 1998).


(32)

12

D. Peran dan Manfaat Burung di Alam

Burung merupakan salah satu komponen ekosistem sebagai penyeimbang karena perannya sebagai satwa pemangsa puncak, satwa penyerbuk dan salah satu agen penyebaran biji. Ketersediaan makanan merupakan faktor penting yang mengendalikan keberadaan dan jumlah populasi burung di alam. Sebagai contoh adalah burung elang sebagai burung pemangsa puncak. Populasi burung elang tetap ada bahkan melimpah apabila makanan juga melimpah, sebaliknya populasi elang sebagai satwa akan menurun apabila kekurangan makanan. Peran elang sebagai satwa pemangsa dapat mengendalikan populasi satwa yang dimangsanya. (Djausal, Bidayasari, dan Ahmad, 2007; Rohadi dan Harianto, 2011).

Kemammpuan burung untuk terbang dalam jarak yang jauh membantu memencarkan biji tumbuhan dan bearti pula membantu perkembangbiakan tumbuhan berbiji. Demikian pula dengan burung-burung pemakan serangga dapat mengendalikan populasi serangga. Ledakan populasi serangga tidak akan terjadi kalau dalam ekosistem tersebut terdapat burung dalam jumlah yang memadai. Burung pemakan madu mendatangi bunga-bunga untuk menghirup nektar bunganya. Secara tidak sengaja kegiatan burung mendatangi bunga-bunga membantu penyerbukan bunga tersebut (Djausal dkk, 2007; Rohadi dan Harianto, 2011).

Burung merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki nilai yang tinggi baik ditinjau dari segi nilai ekologis, ilmu pengetahuan, ekonomi, rekreasi, seni, dan budaya. Bahkan dapat dikatakan burung merupakan satwa liar yang paling


(33)

13

dekat dengan lingkungan manusia. Dengan demikian kehadiran satwaliar ini perlu dilestarikan (Ontario, Hernowo, Haryanto dan Ekarelawan, 1990).

E. Lahan basah

Lahan basah adalah daerah peralihan antara sistem perairan dan sistem daratan. Tumbuhan yang hidup umumya adalah hidrofita, substratnya berupa tanah hidric yang tidak dikeringkan serta berupa bahan bukan tanah dan jenuh atau tertutup dengan air dangkal pada suatu waktu selama musim pertumbuhan setiap tahun (Rahmad, 2010; Rohadi dan Harianto, 2011).

Rawa adalah salah satu contoh areal lahan basah yang merupakan salah satu kawasan yang sesuai untuk habitat burung, karena di daerah ini banyak ditumbuhi tanaman serta terdapat banyak sumber pakan untuk burung (Kristianto, 2010; Rohadi dan Harianto, 2011).

Rawa merupakan istilah yang bermakna luas yaitu sebutan untuk semua daerah yang tergenang air baik secara musiman maupun permanen dan ditumbuhi vegetasi. Jenis-jenis floranya antara lain: durian burung (Durio carinatus), ramin (Gonystylus sp), terentang (Camnosperma sp), kayu putih (Melaleuca sp), sagu (Metroxylon sp), rotan, pandan, palem-paleman dan berbagai jenis liana. Faunanya antara lain :harimau (Panthera tigris), orang hutan (Pongo pygmaeus), rusa (Cervus unicolor), buaya (Crocodylus porosus), babi hutan (Sus scrofa), badak, gajah, musang air dan berbagai jenis ikan. Rawa bisa ditumbuhi oleh pohon, semak atau perdu berdaun lebar, rumput-rumputan, lumut dan lumut kerak yang menutup lebih dari 10% dari luas permukaanya. Badan air mempunyai


(34)

14

kedalaman kurang dari dua meter. Rawa dapat dibedakan menjadi berbagai tipe tergantung dari komunitas tumbuhan yang mendominasinya (Departemen Kehutanan, 1989).


(35)

15

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang pada bulan April 2014 dapat dilihat pada (Gambar 2).

Gambar 2. Peta Administrasi Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung dengan skla 1 : 100.000 (Nugraha, 2014).


(36)

16

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan meliputi: kertas kerja (tally sheet), binokuller, jam tangan digital, kamera digital, GPS dan buku Panduan Lapangan Indentifikasi Jenis Burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan oleh (MacKinnon dkk, 1998). Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah spesies burung yang ada di lokasi penelitian.

C. Batasan Penelitian

Batasan dalam penelitian ini meliputi:

1. Waktu penelitian selama 9 hari dengan 3 hari pengulangan pada setiap titik yang merupakan waktu efektif selama pengamatan.

2. Penelitian tidak dilakukan apabila kondisi cuaca hujan.

3. Bahan yang digunakan adalah burung yang ditemui di lokasi pengamatan.

D. Jenis Data 1. Data Primer

Data primer meliputi spesies burung yang dijumpai di lokasi pengamatan serta berdasarkan infomasi dari masyarakat sekitar.

2. Data Sekunder

Data sekunder meliputi karakteristik lokasi penelitian yang berupa keadaan umum lokasi penelitian serta data pendukung lainnya yang sesuai dengan topik penelitian.


(37)

17

E. Metode Pengumpulan Data 1. Studi pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk menentukan lokasi penelitian yang representatif berdasarkan dengan frekuensi perjumpaan berbagai jenis burung.

2. Pengamatan Burung

Pengamatan burung dilakukan dengan menggunakan data mengenai keanekaragaman spesies burung dapat diperoleh dengan menggunakan metode metode titik hitung (Point Count) atau IPA (Indices Ponctuele d’Abundance Indeks Kelimpahan pada Titik) (Bibby dkk, 2000; Pergola dkk, 2013).

Pelaksanaan pengamatan dilakukan dengan diam pada titik tertentu kemudian mencatat perjumpaan terhadap burung. Parameter yang dicatat yaitu jenis, jumlah, waktu, dan aktivitas burung. Dalam pengamatan menggunakan tiga titik hitung (Point Count) atau stasiun pengamatan. Seluruh stasiun pengamatan dibagi berdasarkan tiga tipe habitat yaitu perkebunan sawit berbatasan dengan jalan, perkebunan sawit, dan perkebunan sawit berbatasan dengan vegetasi tanaman gelam ukuranya 300 meter x 600 meter. Waktu pengamatan dilakukan selama + 40 menit, 30 menit untuk pengamatan disetiap titik dan + 10 menit adalah waktu untuk berjalan ke titik pengamatan selanjutnya.

Pengamatan dilakukan pada pagi hari pukul 06.00-08.00 WIB dan pada sore hari pukul 16.00-18.00 WIB. Pengamatan dilakukan secara berulang sebanyak tiga


(38)

18

hari pengulangan untuk setiap lokasi pengamatan dengan titik pengamatan dapat dilihat pada (Gambar 3).

Gambar 3. Penempatan Titik Pengamatan Burung Menggunakan Metode Titik Hitung (Point Count) Atau IPA (Indices Ponctuele d’Abundance Indeks Kelimpahan pada Titik) dengan skala 1 : 8.000 (Nugraha, 2014).

3. Kondisi Habitat Secara Umum

Kondisi umum areal pengamatan diamati dengan metode rapid assessment merupakan modifikasi dari habitat assessment untuk mendapatkan gambaran secara umum tipe vegetasi ditemukannya keberadaan burung. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan penyusun habitat secara umum.


(39)

19

F. Analisis Data

1. Analisis Keanekaragaman Burung

Keanekaragaman jenis dihitung dengan menggunakan indeks keanekaragaman Shannon-Wienner (Odum, 1971; Fachrul, 2007; Martin, Harianto dan Dewi 2013) dengan rumus sebagai berikut:

Rumus: H’= -∑ Pi ln (Pi), dimana Pi = (ni/N) Keterangan :

H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wienner, ni = Jumlah individu jenis ke-i,

N = Jumlah individu seluruh jenis, Pi = Proporsi individu spesies ke-i.

Kriteria nilai indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) adalah sebagai berikut (Odum, 1971; Fachrul, 2007; Martin dkk, 2013)

H ≤ 1 : keanekaragaman rendah, 1 < H < 3 : keanekaragaman sedang, H ≥ 3 : keanekaragaman tinggi.

2. Analisis Indeks Kesamarataan

Indeks kesamarataan J (Index of Evenness) diperoleh dengan mengunakan rumus sebagai berikut:


(40)

20

Keterangan:

J = Indeks kesamarataan, S = Jumlah jenis.

Kriteria indeks kesamarataan (J) menurut (Daget, 1976; Andryani2003; Solahudin, 2003) adalah sebagai berikut:

0 < J ≤ 0,5 : komunitas tertekan, 0,5 < J ≤ 0,75 : komunitas labil, 0,75 < J ≤ 1 : komunitas stabil.

3. Analisis Kesamaan Spesies Antar Habitat

Indeks kesamaan (Similarity index) dihitung dengan menggunakan rumus (Odum, 1993; Indriyanto, 2008).

IS = 2C/(A+B) Keterangan :

IS =indeks kesamaan

C = jumlah spesies yang sama pada kedua komunitas, A = jumlah spesies yang dijumpai pada lokasi 1, B = jumlah spesies yang dijumpai pada lokasi 2.

4. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk pola pergerakan penggunaan habitat dan vegetasi oleh burung dan diuraikan secara deskriptif berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan.


(41)

21

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Data Administratif Lokasi 1. Letak Administratif

Rawa Sungai Luar, terletak di Desa Sungai Luar di Kecamatan Menggala Timur merupakan Kecamatan Pemekaran dari sebagian wilayah Kecamatan Menggala dan Gabungan Kecamatan Banjar Agung yang disahkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang No. 04 Tahun 2009 tanggal 20 Agustus 2009 Kabupaten Tulang Bawang. Luas kawasan mencapai 2.225 ha dengan batas luar sebagai berikut (Profil Desa, 2013):

Batas Utara : Desa Bedarou Indah, Batas Selatan : Lebuh Dalem,

Batas Timur : Kecamatan Gedung Meneng, Batas Barat : Menggala Kota (Profil Desa, 2013).

2. Sejarah Desa Sungai Luar

Desa Sungai Luar merupakan desa pemekaran yang termasuk dalam Kampung Menggala. Pada tahun 2008 pertumbuhan penduduk meningkat, maka daerah tersebut ditetapkan sebagai Kawasan Transmigrasi Swakarsa Mandiri (KTSM) sesuai SK Bupati Tulang Bawang No. B/186/DD.XII/HK/2008. Setelah ditetapkan sebagai Kawasan Transmigrasi Swakarsa Mandiri jumlah penduduk


(42)

22

semakin bertambah mencapai 570 kepala keluarga maka ditetapkan desa Sungai Luar sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang no.43 tahun 2008 tentang pembentukan 39 kampung dalam wilayah Kabupaten Tulang Bawang, dan Surat Keputusan Bupati Tulang Bawang No B/247/01/HK/TB/2009 tentang pengankatan kepala kampung Desa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang (Profil Desa, 2013).

B. Topografi

Desa Sungai Luar terdiri dari daratan dan rawa dengan pembagian pemanfataan lahan yang berbeda yaitu:

1. Wilayah daratan merupakan daerah yang dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan kelapa sawit, karet dan singkong.

2. Wilayah rawa dimanfaatkan untuk sawah tadah hujan dan sawit (Profil Desa, 2013)

C. Iklim

Wilayah Desa Sungai Luar beriklim tropis dengan musim hujan dan kemarau beganti setiap tahun. Suhu udara rata-rata pada tahun 2012 berkisar antara 27°C hingga 29°C pada siang hari dan pada malam hari suhu udara berkisar 21°C hingga 23°C. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari yaitu mencapai 425,00 mm sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan September yaitu 23 mm (Profil Desa, 2013).


(43)

81

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Lahan basah Sungai Luar Desa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang Barat pada bulan April 2014, ditemukan 41 spesies burung dengan total individu 1579 individu yang berasal dari 20 famili dengan nilai keanekaragaman tertinggi ditemukan pada stasiun pengamatan (Point Count 3: perbatasan antara hutan gelam dengan sawit) H’=3.034 dan terendah pada stasiun (Point Count 2: vegetasi sawit) H’=2.434.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan saran yang dapat diberikan adalah dapat dilakukan penelitian lanjutan: penelitan tentang populasi, kegiatan migrasi burung dan habitat bagi burung yang tertentu terutama jenis burung Kuntul dan Pecuk Padi Hitam.


(44)

79

DAFTAR PUSTAKA

Alikodra, H. S. 1990. Pengelolaan Satwa Liar. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Andryani, V. 2003. Keanekaragaman Plankton di Permukaan Perairan Kepulauan Krakatau (Skripsi). Universitas Lampung. Tidak dipublikasikan.

Bibby, C., M. Jones, dan S. Marsden. 2000. Survei Burung. SMKG Mardi Yuana. Bogor.

Djausal, A., I. Bidayasari, dan M. Ahmad . 2007. Kehidupan Burung di Kampus Unila. Universitas lampung. Bandar Lampung.

Departemen Kehutanan. 1989. Pedoman Pengelolaan Burung Air Langka. Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam. Bogor. Departemen Kehutanan. 2008. Statistik Kehutanan Indonesia Forestry Statistics

of Indonesia 2007. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Dewi, T. S. 2005. Kajian Keanekaragaman Jenis Burung Di Berbagai Tipe Lanskap Hutan Tanaman Pinus (Skripsi). Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna. 1989. Burung. PT. Intermasa. Jakarta.

Ewusie, J. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. Edisi Bahasa Indonesia. Penerbit ITB. Bandung.

Fachrul, M.F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta. Indriyanto. 2008. Ekologi Hutan. Bumi Aksara. Jakarta.

Judih. 2006. Keanekaragaman Jenis Burung Di Hutan Mangrove KPH Muara Gembong BKPH Ujung Krawang KPH Bogor Perum Perhutani. (Skripsi). Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung. Tidak dipublikasikan.


(45)

80

Kurnia, I. 2003. Studi Keanekaragaman Jenis Burung Untuk Pengembangan Wisata Birdwatching di Kampus IPB Darmaga. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor. Bogor.

MacKinnon, J., K. Phillipps, dan B. van Balen. 1998. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan (termasuk sabah, Serawak dan Brunei Darussalam). Puslitbang Biologi LIPI. Bogor.

Martin, F., S. P. Harianto, dan B. S. Dewi. 2013. Keanekaragaman Jenis Burung Di Pulau Anak Krakatau Kawasan Cagar Alam Kepulauan Krakatau. (Skripsi). Jurusan Kehutanan Universitas Lampung. Bandar Lampung. Natarino, A., B. S. Dewi, dan N. Nurcahyaningsih. 2010. Studi Keanekaragaman

Jenis Burung Sebagai Pengembangan Potensi Wisata Birdwatching Di Wilayah Kelola Shk Lestari Tahura Wan Abdul Rahman. (Skripsi). Jurusan Kehutanan. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Tidak dipublikasikan.

Nugraha, B. 2014. Peta Administrasi Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung. Tidak dipublikasikan.

2014. Peta Penempatan Titik Pengamatan Burung Menggunakan Metode Titik Hitung (Point Count) Atau IPA (Indices Ponctuele

d’Abundance – Indeks Kelimpahan pada Titik). Tidak dipublikasikan. Odum, E. P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Terjemahan. Gadjah mada University.

Press. Yogyakarta.

1971. Fundamental of Ecology. Third Edition. W.B Sounders Co. Philadelpia.

Pergola, B., B. S. Dewi., R. A. Surya, dan Suprianto. 2013. Keanekaragaman Jenis Burung Di Lahan Basah Bujung Raman Desa Bujung Dewa Kecamatan Pagar Dewa Kabupaten Tulang Bawang Barat. Satek V dan Indonesia Hijau. Lembaga Penelitian – Universitas Lampung Hal 607. Profil Desa. Profil Perintis Lingkungan Kecamatan Menggala Timur Kabupaten

Tulang Bawang. 2013. Lampung.

Pratiwi, A. 2005. Pengamatan Burung di Resort Bama Seksi Konservasi Wilayah II Bekol dalam Upaya Reinventarisasi Potensi Jenis. Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan Taman Nasional Baluran.

Pratiwi, A. G., S. P. Harianto, dan B. S. Dewi. 2014. Biodiversitas Burung di Desa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang Provins Lampung. Prosiding Seminar Silvikultur II. Universitas Fajah Mada. Yogyakarta.


(46)

81

Rohadi, D. dan S. P. Harianto. 2011. Keanekaragaman Jenis Burung Di Rawa Universitas Lampung. (Skripsi). Jurusan Kehutanan. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Tidak dipublikasikan.

Solahudin, A. M. 2003. Keanekaragaman Jenis Burung Air di Lebak Pampangn Kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan. (Skripsi). Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung. Tidak dipublikasikan.

Sujatnika, P., T. R . Joseph, M. J. Soehartono, A. Crosby, dan Mardiastuti. 1995. Melestarikan Keanekaragaman Hayati Indonesia: Pendekatan Daerah Burung Endemik. PHPA/BirdLife International-Indonesia Programme. Jakarta.

Utama, M. T., B. S. Dewi, dan A. Darmawan. 2011. Keanekaragaman Jenis Burung di Beberapa Tipe Lahan Mangrove Desa Sungai Burung Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang. (Skripsi). Jurusan Kehutanan.Universitas Lampung. Bandar Lampung. Tidak dipublikasikan. Welty, J.C. 1982. The Life of Birds. Third Edition. Sounders College Publishing.

New York.

Sumber Internet

Al qodrie. 2012. Pekakak Emas. http:// biodiversityof pematanggadung. blogspot.com/2012_03_01_archive.html. Diakses tanggal 27 Juni 2014. Andhy. 2012. Srigunting Keladi. http://www.kutilang.or.id/ burung/konservasi/

srigunting-keladi/. Diakses tanggal 27 Juni 2014.

Bappeda Tulang Bawang, 2013.Menggala Timur.

http://tulangbawangkab.go.id/egov/wpcontent/uploads/2013/05/menggala-timur.jpg. Diakses tanggal 5 Januari 2014.

Basyari. 2009. Madu Polos. http://www.fobi.web.id/v/aves/f-hir/hir-tah/Madu Polos. Diakses tanggal 27 juni 2014.

2006. Bondol Peking. http://www.fobi.web.id /v/aves/f-est/lon-pun /BondolPeking_ Jrakah_05.jpg.html. Diakses tanggal 27 Juni 2014.

2011. Walet Sapi. http://www. kutilang. _or _.id /burung_/konservasi /WaletSapi/. Diakses tanggal 27 juni 2014.

2009. Layang-layang Batu. http://www.fobi.web.id/v/aves/f-hir/hir-tah Layang-layang-Batu_KB.jpg.html. Diakses tanggal 27 Juni 2014.


(47)

82

2011. Gagak Hutan. http://www.fobi.web.id/v /aves/f-cov/cor-enc / Gagak-Hutan_ Baluran_17 .jpg. html. Diakses tanggal 27 Juni 2014. 2011. Merbah Cerucuk. http://www.fobi.web.id/ v/aves/f-pyc/pyc-goi

/Merbah-Cerukcuk_ ITS_24.jpg. html. Diakses tanggal 27 Juni 2014. 2011. Perkutut Jawa. http://www.kutilang.or.id /burung/konservasi /

perkutut-jawa/. Diakses tanggal 27 Juni 2014.

2011. Kokokan Laut. http://www.fobi.web.id /v/aves/f-ard/but-str / Kokokan-Laut_ Tapak_04.jpg.html. Diakses tanggal 27 Juni 20014.

2011. Kuntul Kecil. http://www.fobi.web.id/v/aves/f-ard/egr-gar/Kuntul-Kecil_RawaPening_KB_01.jpg.html. Diakses tanggal 27 Juni 2014. 2011. Kuntul Karang.

http://www.fobi.web.id/v/aves/f-ard/egr-gar/Kuntul-Karang_ RawaPenin.jpg.html. Diakses tanggal 27 juni 20014. 2010. Bubut Alang-alang. http://www.fobi.web.id/fbi/d/12017-3 /

Bubutalang_Gedawang_40_KB.jpg?g2_GALLERYSID=dbee16ee66f34b 6e84a514f5c5091486. Diakses tanggal 27 Juni 2014.

2011. Belibis Kembang. http://www.kutilang.or.id/ burung/ konservasi /belibis-kembang/. Diakses tanggal 27 Juni 2014.

2011. Cucak Kutilang. http://www.fobi.web.id/v/aves/f-pyc/pyc-aur /Cucak-KutilangWidas01.jpg.html. Diakses tanggal 27 juni 2014.

Brotowidjoyo, M. D. 1989. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta. Animal Diversity Website. 2008. Bird Classification. http://animaldiversity.ummz.umich edu. Diakses tanggal 3 Desember 2010.

CITES. 2012. Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora. (www.cites). Diakses tanggal 5 Januari 2014.

Daget. 1976. Kreteria Kesamarataan. http;//www. elib.pdii.lipi.go.id /katalog /index.php/searchkatalog//8212/8212.p. Diakses tanggal 5 Desember 2002. Dewi. R. S., Mulyani, dan Y. Santosa. 2007. Keanekaragaman Jenis Burung di Beberapa Tipe Habitat Taman Nasional Gunung Ceremai. Media Konservasi. Jurnal Ilmiah Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Lingkungan. Volume XII. Nomor III. Diakses tanggal 28 Desember 2014.

Encarta. 2008. Birds Characteristic. http://encarta,msn.com. Diakses tanggal 28 Desember 2014.

Hendri. 2011. Elang Ikan Kepala Kelabu. http://4raptor.wordpress.com / 2012/ 08/04 /elang-ikan-kepala-kelabu/. Diakses tanggal 27 Juni 20014.


(48)

83

2011. Elang Hitam. http://raptorindonesia.org /publication /foto/elang-hitamictinaetusmalayensis/nggallery/image/elang_hitam_01_hm/. Diakses tanggal 27 Juni 2014.

Hilman. 2011. Tekukur Biasa. http://bio.undip.ac.id /sbw /spesies /sp_ tekukur_biasa.htm. Diakses tanggal 27 Juni 20014.

Irwanto. 2006. Perencaan Perbaikan Satwa Liar Pasca Bencana Alam Gunung Meletus. http:/ www. Geocities.com/irwanto/habitat_burung.doc. Diakses tanggal 3 Januari 2014.

2011. Bambangan Merah. http://biodiversityofpematanggadung. Blogspot.com/20120301archive.html. Diakses tanggal 27 juni 2014.

IUCN. 2012.” IUCN Red List of Threatened Species”. (www.iucnredlist). Diakses

tanggal 5 Januari 2014.

Kutuntung, M. 2012. Elang Bondol. http://www.kutilang.or.id/burung konservasi/elang-bondol/. Diakses tanggal 27 Juni 2014.

Kristianto, I. 2010. Burung Indonesia. http://www.burungorg/detail_ text.php?op= articledanid=93. Diakses tanggal 3 Januari 2010.

Micheletta, J. 2012. Elang Paria. http://www.kutilang.or.id/ burung/ konservasi/ elang-paria/. Diakses tanggal 27 Juni 2014.

Nurdini. 2011. Pecuk Padi Kecil. http://www.kutilang. or.id /burung /konservasi /pecuk-padi-kecil/. Diakses tanggal 27 Juni 2014.

Peraturan Perundang-Undangan. 1999. Lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 7 tahun 1999. Biro Peraturan Perundang-Undangan. Jakarta. Diakses tanggal 21 Mei 2014.

Purnomo, H., H. Jamaksari., R. Bangkit N., T. Pradityo., D. Syafrudin. 2009. Hubungan Antara Struktur Komunitas Burung Dengan Vegetasi di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Rusmendro, H., Ruskomalasari., A. Khadafi, H. B. Prayoga, L. Apriyanti. 2009.

Keberadaan Jenis Burung Pada Lima Stasiun Pengamatan di Sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung. Depok- Jakarta. Jurnal Penelitian Universitas Nasional VIS VITALIS. Vol 2. Hal 50-64. Diakses tanggal 27 Juni 2014.


(49)

84

Simanjutak, E J., Nurdjali, B., Siahaan, S. 2013. Keanekaragaman Jenis Burung Diurnal Di Perkebunan Kelapa Sawit PTPN XIII Desa Amboyo Inti Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak . Jurnal Hutan Lestari. Vol 1. No 13. Hal 317-326. Diakses tanggal 27 Juni 2014.

Sriyanto, A., dan M, Haryanto. 1997. Pengelolaan, Strategi, dan Rencana Tindakan Konservasi Badak Jawa Taman Nasional Ujung Kulon. http://www.docstoc.com/docs/21928025/Media-Konservasi-Edisi-Khusus-1997. Diakses tanggal 18 Maret 2010.

Syahputra. 2013. Raja Udang Erasia. http://www.fobi.web. id/v/aves /f-alc/alc-att /Alcedo-/f-alc/alc-atthis_ Bangka_SP .jpg. html. Diakses tanggal 27 Juni 2014. Setiyono, J. 2012. Perenjak Rawa. http://www.fobi.web.id/v/aves/f-syl/pri-fla

/Prinia-flaviventris_Pagak_ JKB.jpg.html. Diakses tanggal 27 Juni 2014. Widodo, W. 2009. Komparasi Keanekaragaman Jenis Burung Di Taman

Nasional Baluran dan Alas Purwo Pada Beberapa Tipe Habitat. Jurnal Berkala Penelitian Hayati. Vol 2. No 14. Hal 113-124. Diakses tanggal 27 Juni 2014.

Windharti, Y., Nurdjali. B., dan Erianto. 2013. Keanekaragaman Jenis Burung Diurnal Dalam Kawasan Cagar Alam Mandor Kabupaten Landak. Jurnal Hutan Lestari. Vol 1. No 2. Hal 149-155. Diakses tanggal 27 Juni 2014. Winasis. 2010. Bambangan Kuning.

http://www.fobi.web.id/v/aves/f-ard/ixo-sin/Bambangan-kuning_ SW.jpg.html. Diakses tanggal 27 Juni 2014. Wild Sumatra. 2005. Keragamanjenis Burung di Area Konsesi. http:// wild

sumatra.blogspot.com/2005/12keragaman–jenis-burung-di-area konsesi.html. Diakses tanggal 27 Juni 2014.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Alikodra, H. S. 1990. Pengelolaan Satwa Liar. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Andryani, V. 2003. Keanekaragaman Plankton di Permukaan Perairan Kepulauan Krakatau (Skripsi). Universitas Lampung. Tidak dipublikasikan.

Bibby, C., M. Jones, dan S. Marsden. 2000. Survei Burung. SMKG Mardi Yuana. Bogor.

Djausal, A., I. Bidayasari, dan M. Ahmad . 2007. Kehidupan Burung di Kampus Unila. Universitas lampung. Bandar Lampung.

Departemen Kehutanan. 1989. Pedoman Pengelolaan Burung Air Langka. Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam. Bogor. Departemen Kehutanan. 2008. Statistik Kehutanan Indonesia Forestry Statistics

of Indonesia 2007. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Dewi, T. S. 2005. Kajian Keanekaragaman Jenis Burung Di Berbagai Tipe Lanskap Hutan Tanaman Pinus (Skripsi). Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna. 1989. Burung. PT. Intermasa. Jakarta.

Ewusie, J. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. Edisi Bahasa Indonesia. Penerbit ITB. Bandung.

Fachrul, M.F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta. Indriyanto. 2008. Ekologi Hutan. Bumi Aksara. Jakarta.

Judih. 2006. Keanekaragaman Jenis Burung Di Hutan Mangrove KPH Muara Gembong BKPH Ujung Krawang KPH Bogor Perum Perhutani. (Skripsi). Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung. Tidak dipublikasikan.


(2)

Kurnia, I. 2003. Studi Keanekaragaman Jenis Burung Untuk Pengembangan Wisata Birdwatching di Kampus IPB Darmaga. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor. Bogor.

MacKinnon, J., K. Phillipps, dan B. van Balen. 1998. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan (termasuk sabah, Serawak dan Brunei Darussalam). Puslitbang Biologi LIPI. Bogor.

Martin, F., S. P. Harianto, dan B. S. Dewi. 2013. Keanekaragaman Jenis Burung Di Pulau Anak Krakatau Kawasan Cagar Alam Kepulauan Krakatau. (Skripsi). Jurusan Kehutanan Universitas Lampung. Bandar Lampung. Natarino, A., B. S. Dewi, dan N. Nurcahyaningsih. 2010. Studi Keanekaragaman

Jenis Burung Sebagai Pengembangan Potensi Wisata Birdwatching Di Wilayah Kelola Shk Lestari Tahura Wan Abdul Rahman. (Skripsi). Jurusan Kehutanan. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Tidak dipublikasikan.

Nugraha, B. 2014. Peta Administrasi Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung. Tidak dipublikasikan.

2014. Peta Penempatan Titik Pengamatan Burung Menggunakan Metode Titik Hitung (Point Count) Atau IPA (Indices Ponctuele

d’Abundance – Indeks Kelimpahan pada Titik). Tidak dipublikasikan.

Odum, E. P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Terjemahan. Gadjah mada University. Press. Yogyakarta.

1971. Fundamental of Ecology. Third Edition. W.B Sounders Co. Philadelpia.

Pergola, B., B. S. Dewi., R. A. Surya, dan Suprianto. 2013. Keanekaragaman Jenis Burung Di Lahan Basah Bujung Raman Desa Bujung Dewa Kecamatan Pagar Dewa Kabupaten Tulang Bawang Barat. Satek V dan Indonesia Hijau. Lembaga Penelitian – Universitas Lampung Hal 607. Profil Desa. Profil Perintis Lingkungan Kecamatan Menggala Timur Kabupaten

Tulang Bawang. 2013. Lampung.

Pratiwi, A. 2005. Pengamatan Burung di Resort Bama Seksi Konservasi Wilayah II Bekol dalam Upaya Reinventarisasi Potensi Jenis. Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan Taman Nasional Baluran.

Pratiwi, A. G., S. P. Harianto, dan B. S. Dewi. 2014. Biodiversitas Burung di Desa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang Provins Lampung. Prosiding Seminar Silvikultur II. Universitas Fajah Mada. Yogyakarta.


(3)

Rohadi, D. dan S. P. Harianto. 2011. Keanekaragaman Jenis Burung Di Rawa Universitas Lampung. (Skripsi). Jurusan Kehutanan. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Tidak dipublikasikan.

Solahudin, A. M. 2003. Keanekaragaman Jenis Burung Air di Lebak Pampangn Kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan. (Skripsi). Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung. Tidak dipublikasikan.

Sujatnika, P., T. R . Joseph, M. J. Soehartono, A. Crosby, dan Mardiastuti. 1995. Melestarikan Keanekaragaman Hayati Indonesia: Pendekatan Daerah Burung Endemik. PHPA/BirdLife International-Indonesia Programme. Jakarta.

Utama, M. T., B. S. Dewi, dan A. Darmawan. 2011. Keanekaragaman Jenis Burung di Beberapa Tipe Lahan Mangrove Desa Sungai Burung Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang. (Skripsi). Jurusan Kehutanan.Universitas Lampung. Bandar Lampung. Tidak dipublikasikan. Welty, J.C. 1982. The Life of Birds. Third Edition. Sounders College Publishing.

New York.

Sumber Internet

Al qodrie. 2012. Pekakak Emas. http:// biodiversityof pematanggadung. blogspot.com/2012_03_01_archive.html. Diakses tanggal 27 Juni 2014. Andhy. 2012. Srigunting Keladi. http://www.kutilang.or.id/ burung/konservasi/

srigunting-keladi/. Diakses tanggal 27 Juni 2014.

Bappeda Tulang Bawang, 2013.Menggala Timur.

http://tulangbawangkab.go.id/egov/wpcontent/uploads/2013/05/menggala-timur.jpg. Diakses tanggal 5 Januari 2014.

Basyari. 2009. Madu Polos. http://www.fobi.web.id/v/aves/f-hir/hir-tah/Madu Polos. Diakses tanggal 27 juni 2014.

2006. Bondol Peking. http://www.fobi.web.id /v/aves/f-est/lon-pun /BondolPeking_ Jrakah_05.jpg.html. Diakses tanggal 27 Juni 2014.

2011. Walet Sapi. http://www. kutilang. _or _.id /burung_/konservasi /WaletSapi/. Diakses tanggal 27 juni 2014.

2009. Layang-layang Batu. http://www.fobi.web.id/v/aves/f-hir/hir-tah Layang-layang-Batu_KB.jpg.html. Diakses tanggal 27 Juni 2014.


(4)

2011. Gagak Hutan. http://www.fobi.web.id/v /aves/f-cov/cor-enc / Gagak-Hutan_ Baluran_17 .jpg. html. Diakses tanggal 27 Juni 2014. 2011. Merbah Cerucuk. http://www.fobi.web.id/ v/aves/f-pyc/pyc-goi

/Merbah-Cerukcuk_ ITS_24.jpg. html. Diakses tanggal 27 Juni 2014. 2011. Perkutut Jawa. http://www.kutilang.or.id /burung/konservasi /

perkutut-jawa/. Diakses tanggal 27 Juni 2014.

2011. Kokokan Laut. http://www.fobi.web.id /v/aves/f-ard/but-str / Kokokan-Laut_ Tapak_04.jpg.html. Diakses tanggal 27 Juni 20014.

2011. Kuntul Kecil. http://www.fobi.web.id/v/aves/f-ard/egr-gar/Kuntul-Kecil_RawaPening_KB_01.jpg.html. Diakses tanggal 27 Juni 2014. 2011. Kuntul Karang.

http://www.fobi.web.id/v/aves/f-ard/egr-gar/Kuntul-Karang_ RawaPenin.jpg.html. Diakses tanggal 27 juni 20014. 2010. Bubut Alang-alang. http://www.fobi.web.id/fbi/d/12017-3 /

Bubutalang_Gedawang_40_KB.jpg?g2_GALLERYSID=dbee16ee66f34b 6e84a514f5c5091486. Diakses tanggal 27 Juni 2014.

2011. Belibis Kembang. http://www.kutilang.or.id/ burung/ konservasi /belibis-kembang/. Diakses tanggal 27 Juni 2014.

2011. Cucak Kutilang. http://www.fobi.web.id/v/aves/f-pyc/pyc-aur /Cucak-KutilangWidas01.jpg.html. Diakses tanggal 27 juni 2014.

Brotowidjoyo, M. D. 1989. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta. Animal Diversity Website. 2008. Bird Classification. http://animaldiversity.ummz.umich edu. Diakses tanggal 3 Desember 2010.

CITES. 2012. Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora. (www.cites). Diakses tanggal 5 Januari 2014.

Daget. 1976. Kreteria Kesamarataan. http;//www. elib.pdii.lipi.go.id /katalog /index.php/searchkatalog//8212/8212.p. Diakses tanggal 5 Desember 2002. Dewi. R. S., Mulyani, dan Y. Santosa. 2007. Keanekaragaman Jenis Burung di Beberapa Tipe Habitat Taman Nasional Gunung Ceremai. Media Konservasi. Jurnal Ilmiah Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Lingkungan. Volume XII. Nomor III. Diakses tanggal 28 Desember 2014.

Encarta. 2008. Birds Characteristic. http://encarta,msn.com. Diakses tanggal 28 Desember 2014.

Hendri. 2011. Elang Ikan Kepala Kelabu. http://4raptor.wordpress.com / 2012/ 08/04 /elang-ikan-kepala-kelabu/. Diakses tanggal 27 Juni 20014.


(5)

2011. Elang Hitam. http://raptorindonesia.org /publication /foto/elang-hitamictinaetusmalayensis/nggallery/image/elang_hitam_01_hm/. Diakses tanggal 27 Juni 2014.

Hilman. 2011. Tekukur Biasa. http://bio.undip.ac.id /sbw /spesies /sp_ tekukur_biasa.htm. Diakses tanggal 27 Juni 20014.

Irwanto. 2006. Perencaan Perbaikan Satwa Liar Pasca Bencana Alam Gunung Meletus. http:/ www. Geocities.com/irwanto/habitat_burung.doc. Diakses tanggal 3 Januari 2014.

2011. Bambangan Merah. http://biodiversityofpematanggadung. Blogspot.com/20120301archive.html. Diakses tanggal 27 juni 2014.

IUCN. 2012.” IUCN Red List of Threatened Species”. (www.iucnredlist). Diakses tanggal 5 Januari 2014.

Kutuntung, M. 2012. Elang Bondol. http://www.kutilang.or.id/burung konservasi/elang-bondol/. Diakses tanggal 27 Juni 2014.

Kristianto, I. 2010. Burung Indonesia. http://www.burungorg/detail_ text.php?op= articledanid=93. Diakses tanggal 3 Januari 2010.

Micheletta, J. 2012. Elang Paria. http://www.kutilang.or.id/ burung/ konservasi/ elang-paria/. Diakses tanggal 27 Juni 2014.

Nurdini. 2011. Pecuk Padi Kecil. http://www.kutilang. or.id /burung /konservasi /pecuk-padi-kecil/. Diakses tanggal 27 Juni 2014.

Peraturan Perundang-Undangan. 1999. Lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 7 tahun 1999. Biro Peraturan Perundang-Undangan. Jakarta. Diakses tanggal 21 Mei 2014.

Purnomo, H., H. Jamaksari., R. Bangkit N., T. Pradityo., D. Syafrudin. 2009. Hubungan Antara Struktur Komunitas Burung Dengan Vegetasi di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Rusmendro, H., Ruskomalasari., A. Khadafi, H. B. Prayoga, L. Apriyanti. 2009.

Keberadaan Jenis Burung Pada Lima Stasiun Pengamatan di Sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung. Depok- Jakarta. Jurnal Penelitian Universitas Nasional VIS VITALIS. Vol 2. Hal 50-64. Diakses tanggal 27 Juni 2014.


(6)

Simanjutak, E J., Nurdjali, B., Siahaan, S. 2013. Keanekaragaman Jenis Burung Diurnal Di Perkebunan Kelapa Sawit PTPN XIII Desa Amboyo Inti Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak . Jurnal Hutan Lestari. Vol 1. No 13. Hal 317-326. Diakses tanggal 27 Juni 2014.

Sriyanto, A., dan M, Haryanto. 1997. Pengelolaan, Strategi, dan Rencana Tindakan Konservasi Badak Jawa Taman Nasional Ujung Kulon. http://www.docstoc.com/docs/21928025/Media-Konservasi-Edisi-Khusus-1997. Diakses tanggal 18 Maret 2010.

Syahputra. 2013. Raja Udang Erasia. http://www.fobi.web. id/v/aves /f-alc/alc-att /Alcedo-/f-alc/alc-atthis_ Bangka_SP .jpg. html. Diakses tanggal 27 Juni 2014. Setiyono, J. 2012. Perenjak Rawa. http://www.fobi.web.id/v/aves/f-syl/pri-fla

/Prinia-flaviventris_Pagak_ JKB.jpg.html. Diakses tanggal 27 Juni 2014. Widodo, W. 2009. Komparasi Keanekaragaman Jenis Burung Di Taman

Nasional Baluran dan Alas Purwo Pada Beberapa Tipe Habitat. Jurnal Berkala Penelitian Hayati. Vol 2. No 14. Hal 113-124. Diakses tanggal 27 Juni 2014.

Windharti, Y., Nurdjali. B., dan Erianto. 2013. Keanekaragaman Jenis Burung Diurnal Dalam Kawasan Cagar Alam Mandor Kabupaten Landak. Jurnal Hutan Lestari. Vol 1. No 2. Hal 149-155. Diakses tanggal 27 Juni 2014. Winasis. 2010. Bambangan Kuning.

http://www.fobi.web.id/v/aves/f-ard/ixo-sin/Bambangan-kuning_ SW.jpg.html. Diakses tanggal 27 Juni 2014. Wild Sumatra. 2005. Keragamanjenis Burung di Area Konsesi. http:// wild

sumatra.blogspot.com/2005/12keragaman–jenis-burung-di-area konsesi.html. Diakses tanggal 27 Juni 2014.