21 2.
Dasar pendidikan
Filsafat  mengadakan tinjauan  yang luas terhadap  realita termasuk manusia, maka  dibahaslah  antara  lain  pandangan  dunia  dan  pandangan  hidup.  Konsep-
konsep  ini  selanjutnya  menjadi  dasar  atau  landasan  penyusunan  tujuan  dan metodologi  pendidikan.  Sebaliknya,  pengalaman  pendidik  dalam  realita  menjadi
masukan  dan  pertimbangan  bagi  filsafat  untuk  mengembangkan  pemikiran pendidikan. Filsafat memberi dasar-dasar dan nilai-nilai  yang sifatnya
das  Sollen
yang seharusnya, sedangkan praksis pendidikan berusaha mengimplementasikan dasar-dasar tersebut, tetapi juga memberi masukan dari realita terhadap pemikiran
ideal  pendidikan  dan  manusia.  Jadi,  ada  hubungan  timbal  balik  di  antara keduanya.
D. Manfaat Belajar Filsafat Pendidikan
Mahasiswa  yang  sedang  menuntut  ilmu  di  lembaga  pendidikan  tenaga keguruan  dituntut  untuk  memikirkan  masalah-masalah  hakiki  terkait  pendidikan.
Pemikiran  mahasiswa  menjadi  lebih  terasah  terhadap  persoalan-persoalan pendidikan  baik  dalam  lingkup  mikro  maupun  makro.  Hal  ini  menjadikan
mahasiswa lebih kritis dalam memandang persoalan pendidikan. Di  samping  itu,  mahasiswa  yang  mempelajari  dan  merenungkan  masalah-
masalah hakiki pendidikan akan memperluas cakrawala berpikir mereka sehingga dapat  lebih arif dalam memahami problem pendidikan Sebagai intelektual muda
yang  kelak  menjadi  pendidik  atau  tenaga  kependidikan  sudah  sewajarnya  bila mereka  dituntut  untuk  berpikir  reflektif  dan  bukan  sekedar  berpikir  teknis  di
dalam  memecahkan  problem-problem  dasar  kependidikan  dengan  menggunakan kebebasan intelektual dan tanggung jawab sosial yang melekat padanya.
E. Ruang Lingkup Kajian Filsafat Pendidikan
Hal-hal  yang  menjadi  kajian  filsafat  pendidikan  sangat  luas  cakupannya, sebagai berikut.
1. Merumuskan secara tegas sifat hakiki pendidikan
2. Merumuskan hakikat manusia sebagai subjek dan objek pendidikan.
22
3. Merumuskan  hubungan  antara  filsafat,  filsafat  pendidikan,  agama  dan
kebudayaan. 4.
Merumuskan  hubungan  antara  filsafat,  filsafat  pendidikan  dan  teori pendidikan.
5. Merumuskan  hubungan  antara  filsafat  negara  ideologi,  filsafat  pendidikan
dan politik pendidikan sistem pendidikan 6.
Merumuskan sistem nilai dan norma atau isi moral pendidikan yang menjadi tujuan pendidikan.
F. Rangkuman
Dari  uraian  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  filsafat  pendidikan  merupakan cabang  filsafat  yang    berusaha  untuk  memahami  pendidikan  secara  lebih
mendalam,  menafsirkannya  dengan  menggunakan  konsep-konsep  umum  yang dapat  menjadi  petunjuk  atau  arah  bagi  tujuan-tujuan  dan  kebijakan  pendidikan.
Sebagai cabang filsafat, pemikiran filsafati terhadap  pendidikan juga mempunyai ciri spekulatif, preskritif, dan analitik.
Filsafat  dan pendidikan tidak dapat  dipisahkan  karena filsafat  mengandung hal-hal yang seharusnya dilaksanakan di dalam praktik pendidikan. Demikian pula
praktik pendidikan dapat menjadi bahan pemikiran reflektif mengenai pendidikan. Manfaat  belajar  filsafat  pendidikan  lebih  bersifat  manfaat  teoretis,  bukan
praktis-teknis,  yaitu  agar  para  peserta  didik  mahasiswa  terbiasa  untuk memahami persoalan hakiki pendidikan secara kritis, terbuka,  dan reflektif.
23
BAB III LANDASAN  FILSAFAT PENDIDIKAN
A. Tiga Landasan Utama Filsafat Pendidikan
Filsafat  memberikan  asumsi-asumsi  dasar  bagi    setiap  cabang  ilmu pengetahuan.  Demikian  pula  halnya  dengan  pendidikan.    Ketika  filsafat
membahas  tentang  ilmu  alam,  maka  diperoleh  filsafat  ilmu  alam.  Ketika  filsafat mempertanyakan konsep dasar dari hukum,  maka terciptalah filsafat  hukum,  dan
ketika  filsafat  mengkaji  masalah-masalah  dasar  pendidikan,  maka  terciptalah cabang  filsafat  yang  bernama  filsafat  pendidikan  Kneller,  1971:  4    Jadi,  setiap
bidang ilmu mempunyai landasan-landasan filsafat masing-masing. Unsur-unsur  esensial  dalam  landasan  filsafat  pendidikan  ada  tiga  yang
utama,  yaitu    yaitu  landasan  ontologis,  landasan  epistemologis,  dan  landasan aksiologis.  Ketiga  landasan tersebut akan dijelaskan pada subbab berikut ini.
B. Landasan Ontologis Pendidikan