LAPORAN TUGAS BESAR ERGONOMI Critical Re

LAPORAN TUGAS BESAR ERGONOMI

Critical Review Jurnal
Internasional

Disusun oleh:
Ribka Tabita Lidyana
115060700111066
Putu Ambarisha Karisma
115060707111044

Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya

2012

Ergonomics in General Dental
Practices
oleh Priyanka Airen Sarkar dan Anand L. Shigli
(2011)

Abstraksi

An ounce of prevention is better than pounds of cure… That’s what dental
health care workers spend their day telling their patients, but it also
applies to working conditions that can cause pain in the neck, shoulder
and hand to a dentist. In dental clinics, there are very few activities that
can cause sudden injuries,

rather it is an accumulation of harmless

working positions over months and years, which are repeated so often
that they cause irreversible injuries.
This journal includes Musculoskeletal disorders / Repetitive Strain Injuries
(MSDs /RSIs) and the signs, symptoms and risk factors of these types of
injuries, so that one can be aware of developing problems and can change
his /her approach to work or alter the workstation setup to prevent further
injury. The article discusses the important issues of posture and offers
different exercises to work with comfort, efficiency and ease.
Satu ons pencegahan lebih baik daripada satu pon pengobatan… Itulah
yang seringkali dikatakan oleh tenaga kesehatan yang melakukan

perawatan terhadap gigi kepada pasien mereka, akan tetapi ini juga
berlaku untuk kondisi bekerja yang dapat menyebabkan nyeri pada leher,
bahu dan tangan dari dokter gigi. Pada klinik perawatan gigi, terdapat
sedikit kegiatan yang dapat menyebabkan cedera secara tiba-tiba,
melainkan posisi kerja yang biasa dan tidak berbahaya yang terakumulasi
selama berbulan-bulan bahkah bertahun-tahun, yang diulang begitu
sering yang dapat menyebabkan cedera yang permanen.

1

Jurnal ini mencakup Muscoloskeletal Disorder/Repetitive Strain Injuries
(MSDs/RSIs) serta tanda-tanda, gejala, dan faktor resiko dari jenis cederacedera, sehingga dokter gigi dapat menyadari perkembangan masalah
dan dapat mengubah pendekatan pada pekerjaan atau mengubah posisi
stasiun kerja untuk mencegah cedera lebih lanjut. Jurnal ini juga
membahas isu-isu penting mengenai postur dan menawarkan gerakan
olahraga ringan agar dapat bekerja dengan nyaman, efisien, dan mudah.

Pendahuluan

Critical Review ini dibuat untuk Jurnal Internasional yang berjudul

“Ergonomics in General Dental Practices ” yang ditulis oleh Priyanka Airen
Sarkar dan Anand L. Shigli. Kedua penulis berprofesi sebagai Dokter Gigi
di Indore, India. Jurnal ini dipublikasikan pada tahun 2011 oleh Modern

Dental College and Research Centre, Indore pada People’s Journal of
Scientific Research Vol. 5(1) Jan 2012.
Secara umum, permasalahan yang dibahas pada jurnal adalah fatigue
pada leher, bahu dan lengan yang dialami dokter gigi saat menangani
pasiennya. Fatigue yang dialami dokter gigi berasal dari gerakan dan
posisi konstan yang terakumulasi dari bertahun-tahun melakukan praktik.
Bukan dari melakukan satu atau dua gerakan yang membutuhkan tenaga
besar secara tiba-tiba. Topik dalam jurnal ini menarik untuk dibahas
karena penelitian menunjukkan bahwa masih ada 3 dari 10 orang dokter
gigi yang melaporkan bahwa mereka memiliki keadaan fisik yang tidak fit
sehingga mengganggu kenyamanan dan keamanan melakukan aktivitas
saat mereka praktik.
Tujuan

dari


jurnal

ini

adalah

memperkenalkan

gejala-gejala

Muscoloskeletal Disorder sehingga dokter gigi dapat merubah posisi
bekerja menjadi lebih nyaman. Selain itu diperkenalkan juga gerakangerakan tubuh yang efektif menghilangkan fatigue sementara.
Resume
2

Profesi sebagai dokter gigi adalah interaksi diantara penolong dan pasien
sehingga seorang dokter gigi yang sehat adalah komponen yang sangat
penting bagi kesuksesan praktik perawatan gigi. Meskipun 88% dari
dokter gigi melaporkan bahwa


mereka memilika kesehatan prima,

beberapa penelitian menunjukkan bajwa satu dari sepuluh dokter gigi
memiliki kesehatan umum yang buruh dan tiga dari sepuluh dokter gigi
melaporkan memiliki fisik yang tidak baik.
Masalah ini dapat dihindari dengan meningkatkan kesadaran untuk
menjaga postur tubuh saat bekerja, mendesain ulang stasiun kerja untuk
meningkatkan posisi nyaman yang natural, memeriksa dampak dari
peralatan kerja pada tingkat pain, mengikuti tata-cara praktik yang baik
untuk mengurangi tingkat stress dari dokter gigi ketika melakukan praktik
terhadap pasiennya.
Ergonomi adalah aplikasi dari ilmu pengetahan alam yang berkaitan
dengan proses desain suatu produk untuk kemaksimalan effisiensi dan
keamanan. Ergonomi juga mempelajari hubungan antara individual
pekerja dengan lingkungan kerjanya. Membuat desain yang sesuai dengan
Ergonomi sangat perlu untuk mencegah repetitive strain injuries yang
dapat berkembang dan menjadi kecacatan permanen pada tubuh.

Muscoloskeletal health pada dokter gigi professional telah diteliti oleh
berbagai peneliti di seluruh dunia, dan fokus mereka adalah kesakitan

yang dirasakan oleh dokter gigi karena ruang kerja mereka yang sempit,
dan postur yang tidak fleksibel saat bekerja. Sakit pada punggung adalah
sakit yang paling sering dikeluhkan oleh dokter gigi.
Disebutkan pada jurnal beberapa gejala dari Muscoloskeletal Disorders
(MSDs): kelebihan fatigue pada bahu dan leher; perih pada lengan;
kemampuan genggam yang tidak baik dan kesemutan; jari dan lengan
tidak dapat merasakan apa-apa; kecerobohan ketika menjatuhkan barang;
tangan dan jadi menjadi hipersensitif. Selain itu disebutkan juga ciri-ciri
dari MSDs, faktor resiko dari MSDs, aktifitas di luar lingkungan kerja yang

3

berkontribusi terhadapt MSDs, Mekanisme MSDs pada praktik perawatan
gigi, dan elemen dari stasiun kerja yang tidak baik.
Beberapa tips untuk bekerja dengan postur yang baik adalah menjaga
posisi tubuh agar tetap tegak, menggunakan kursi yang bisa diatur dan
diubah posisinya, lengan bekerja dekat dengan tubuh, mengurangi
pergerakan pergelangan tangan yang berlebihan, menghindari gerakan
jadi yang berlebihan, sering nmengubah posisi bekerja dari duduk menjadi
berdiri dan sebaliknya, mengatur tinggi kursi dokter gigi dan kursi pasien

ke tinggi yang nyaman, dapat memposisikan pasien secara horizontal,
periksa penempatan lampu, dan periksa suhu ruangan.
Gerakan ringan yang dapat dilakukan untuk mencegah akumulasi fatigue
adalah

stretching

otot

pada

punggung,

mengistirahatkan

tangan,

menjauhkan mata sesekali dari pekerjaan selama 20 detik untuk
menghindari intensitas cahaya, memutar-mutarkan kepala, dan memutarmutarkan bahu.
Penelitian ergonomi pada stasiun kerja dokter gigi harus diteliti untuk

kedepannya.

Beberapa

aspek

yang

menarik

untuk

diteliti

adalah

pencegahan sakit yang dikarenakan oleh pekerjaan, tanggung jawab
untuk melindungi health and safety dari pekerja dan murid, edukasi dan
penelitian mengenai ergonomic untuk praktik perawatan gigi sehari-hari.
Ergonomi yang tepat dengan bantuan olahraga dan relaxasi rutin serta

nutrisi yang tepat dapat mencegah stress dan mendukung energi positif
sehingga meningkatkan quality of life dan dapat memperluas karir.

Critical Review
Jurnal Ergonomics in Dental Practices menggunakan data-data statistik
faktual dengan baik untuk mendukung pernyataan-pernyataan yang
disampaikan. Seperti pada introduction, untuk mendukung pernyataan
penulis bahwa dokter gigi bekerja pada area yang sempit, sehingga postur
kerja sangat tidak fleksibel, penulis mencantumkan:

4

“Studies indicate that back, neck and shoulder or arm pain is
present in up to 81% of dental operators (Bramson et al, 1998)”
Data statistik menunjukkan fakta sehingga permasalahan menjadi lebih
valid. Persentase tinggi (81%) untuk dokter gigi yang mengalami pain
dapat meyakinkan pembaca bahwa masalah yang mereka sampaikan
sangat penting dan mendesak.
Penulis mencantumkan dasar teori yang secara spesifik menyangkut
kepada dokter gigi. Sehingga tidak melakukan literature review yang

berlebih dan tidak perlu. Seperti pada sub bab Mechanism MSDs in
Dentistry Penulis secara spesifik ingin menujukan dasar teori mengenai
MSD yang memang untuk profesi dokter gigi.
Penulis mencantumkan gejala, ciri-ciri dan risk factor dari Muscoskeletal

Disorder (MSD). Selain itu penulis juga melengkapi dengan kegiatan di
luar lingkungan kerja yang dapat memberi kontribusi kepada MSD. Gejala,
ciri-ciri dan risk factor dari Muscoskeletal Disorder (MSD) dibuat dalam
bentuk daftar (list) dan ditulis pada jurnal sebagai bullet points yang jelas.
Sehingga pembaca dapat langsung melihat inti dari gejala, ciri-ciri, dan

risk factor dari Muscoskeletal Disorder (MSD).
Kelemahan dari penggunaan bullet points untuk adalah penulis tidak
mengembangkan inti-inti yang mereka sampaikan. Salah satu contohnya
adalah pada Some Symptoms of Muscoloskeletal Disorders (MSDs) dalam
bentuk bullet point, penulis mencantumkan:

“Excessive fatigue in the shoulders and neck”
Untuk lebih menjelaskan mengenai fatigue yang berlebih pada leher dan
bahu penulis dapat menjelaskan gerakan dan posisi seperti apa saja yang

dilakukan oleh dokter gigi saat praktik yang dapat menyebabkan
menyebabkan fatigue tersebut.
Selain itu, pada jurnal ini penulis juga mencantumkan bagaimana postur
tubuh dan lingkungan yang baik untuk profesi dokter gigi. Diantaranya:
postur tubuh tegak, pergunakan kursi, dan penopang lengan yang dapat
5

disesuaikan, minimasi gerakan pergelangan tangan yang tidak perlu,
hindari gerakan jari yang berlebihan, ubah posisi kerja sewaktu-waktu,
sesuaikan tinggi kursi dokter gigi dan pasien hingga nyaman, penerangan
harus pada posisi yang pas, dan tempertur ruangan tidak terlalu dingin.
Untuk solusi permasalahan, penulis mencantumkan gerakan-gerakan
olahraga ringan untuk menghilangkan

fatigue sementara sehingga

diharapkan fatigue tidak terakumulasi dan menyebabkan MSD pada
dokter gigi. Gerakan-gerakan olahraga ini dilengkapi dengan gambar
peraga dan penjelasan sehingga mudah dan jelas untuk dipahami.
Hanya saja, kefektifan gerakan-gerakan olahraga ringan ini tidak didukung
oleh penelitian dan data statistik. Pembaca tidak dapat mengetahui
tingkat keberhasilan gerakan-gerakan olahraga ringan dari jurnal ini. Akan
lebih baik jika dilakukan untuk penelitian atau uji statistik mengenai
tingkat fatigue atau pain dari praktisi dokter gigi sebelum dan sesudah
melakukan gerakan olahraga ringan.
Seperti pada jurnal serupa, yang berjudul “Muscoloskeletal disorder

among female dental personnel – clinical examination and a 5-year followup study of symptoms” oleh I. Akesson, B. Johnsson, L. Rylander, U. Moritz,
dan S. Skerfving tahun 1999. Pada jurnal ini mereka selama lima tahun
meneliti tingkat fatigue pada dokter gigi wanita menggunakan Borg’s pain

rating dimana 0 adalah paling tidak sakit dan 10 adalah paling sakit.
Rating ini memiliki distribusi normal.

Borg’s pain rating dapat digunakan sebagai parameter untuk penelitian
keefektifan gerakan-gerakan olahraga ringan pada jurnal Ergonomics in

Dental Practices. Penelitian yang dapat dilakukan oleh penulis adalah
menyebarkan questioner pada sejumlah sampel dokter gigi sebelum
melakukan gerakan-gerakan olahraga ringan dan selama beberapa bulan
setelah melakukan gerakan-gerakan olahraga secara rutin. Sehingga
dapat dilakukan uji statistik antara sebelum dan sesudah.
Selain menggunakan Borg’s pain rating, menurut “Merck Manual Home

Health

Handbook”

untuk

meneliti
6

MSD

dapat

juga

menggunakan

laboratory tests.

Salah satu laboratory tests adalah Erythrocyte

Sedimentation Rate (ESR) dimana tes yang dilakukan adalah untuk
mengukur laju sel darah merah mengendap ke bawah tabung test yang
mengandung darah. Laju akan semakin cepat jika terdapat peradangan
pada otot.
Pada jurnal Ergonomics in Dental Practices, penulis dapat menggunakan
ESR pada sampel dokter gigi sebelum dan sesudah melakukan gerakan
olahraga ringan. Sehingga dapat dilakukan uji statistik apakah terdapat
perubahan antara sebelum dan sesudah.
Alternatif laboratory test adalah dengan mengukur jumlah creatine kinase
yaitu sebuah enzim pada otot yang dikeluarkan ke aliran darah apabila sel
otot mengalami kerusakan. Semakin parah kerusakan sel otot, semaking
tinggi jumlah creatine kinase yang dikeluarkan.
Selain melakukan uji statistik dengan menggunakan Borg’s pain rating,
ESR maupun mengukur level creatine kinase, terdapat berbagai macam
cara

untuk

menentukan

apakah

gerakan-gerakan

olahraga

yang

disarankan oleh penulis dapat secara efektif membantu dokter gigi untuk
mengurangi

fatigue yang dapat mengakibatkan MSD. Yang harus

diperhatikan oleh penulis jurnal diantaranya: kecukupan sampel dan
mendeskripsikan sampel pada jurnal dengan jelas, mendeskripsikan
metodologi penelitian dengan jelas dan mendetail sehingga penelitian
dapat direplikasikan, serta menggunakan uji statistik yang sesuai.
Secara

umum,

jurnal

Ergonomics

in

Dental

Practices

meneliti

permasalahan yang sangat valid bagi profesi dokter gigi serta memiliki
kelengkapan dasar teori. Penulis juga memberi solusi bagi permasalahan
yaitu dengan melakukan gerakan olahraga ringan yang dapat membantu
mencegah akumulasi fatigue pada tubuh. Akan tetapi penulis tidak
melakukan penelitian untuk menguji apakah gerakan-gerakan olahraga ini
memang

benar

efektif untuk

mencegah akumulasi

fatigue. Untuk

perbaikan, peneliti dapat melakukan uji statistik untuk mengetahui

7

apakah ada perubahan pada tingkat MSD pada dokter gigi sebelum dan
sesudah melakukan gerakan-gerakan olahraga secara rutin.

8