BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi obyek penelitian
Penelitian ini di lakukan di Desa Besole Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung tepatnya di industri milik bapak H.Lamidi di RT.2, RW.4, adapun
yang diteliti adalah penerapan matematika dalam industri perdagangan batu marmer khususnya pada penerapan operasi matematika aritmatika sosial dan
statistika pada umumnya dalam rangka menjalankan proses industri dan perdagangan tersebut. Oleh sebab itu untuk mendapatkan gambaran yang jelas
tentang obyek penelitian, peneliti akan mendeskripsikan secara singkat latar obyek penelitian yakni meliputi gambaran umum desa tempat industri dan
perdagangan batu marmer milik bapak H.Lamidi yang saat ini berkembang.
1. Sejarah berdirinya industri dan perdagangan batu marmer “ Sari Alam ”
Batu marmer merupakan Jenis Batuan yang keras dan kadang pada permukaannya tampak seperti Gula. Pada dasarnya batu marmer sudah terkenal
di hampir seluruh kalangan masyarakat baik dalam maupun luar daerah Tulungagung. Hal ini karena sudah sejak dahulu batu marmer banyak di jadikan
kerajianan oleh masyarakat. Dengan demikian banyak masyarakat memanfaatkan batu marmer dengan mengolahnya menjadi berbagai macam
olahan batu marmer. Cara pengolahan batu marmer pda awalnya cukup sulit, apalagi untuk
memperoleh bahan bakunya. Namun karena di zaman modern saat ini begitu
50
banyak sarana dan prasarana yang canggih yang digunakan untuk memperoleh bahan baku, sehingga sekarang ini banyak masyakarat yang membuka usaha
sendiri dengan memanfaatkan batu marmer. Dahulu hasilnya dirasa kurang maksimal sehingga masyarakat mulai
membuat produk baru dan penggunaan yang baru pula. Dari sini akhirnya muncul ide dari bapak H.Lamidi untuk mengolah hasil alam tersebut sehingga
bisa di manfaatkan hasilnya dan di gemari oleh masyarakat banyak. Mengapa harus batu marmer? karena di daerah selatan khususnya desa
Besole kecamatan Besuki kabupaten Tulungagung sangat mudah di peroleh bahan baku, mudah di olah dan banyak manfaatnya oleh karena itu jika di olah
hasil alam itu maka akan muncul usaha baru yang di gemari dan menguntungkan.
Dengan dasar tersebut akhirnya pak lamidi mencoba memproduksi batu marmer menjadi tepung batu mill dan biji batu menir. Pada tahap awal
beliau membeli bahan baku 20 ton dan memproduksinya menjadi ± 20 ton kemudian beliau mencoba menawarkannya kepada pengusaha-pengusaha yang
banyak membutuhkan tepung batu mill dan biji batu menir untuk bekerjasama dan menjadi mitra kerja dengan beliau
Hal ini di lakukan dengan terus menerus sampai di peroleh kerjasama yang saling menguntungkan. Perlu diketahui kunci utama dari batu marmer ini
terletak pada manfaat dan hasil produksinya serta kejujuran dalam pemasarannya.
Setelah dirasa manfaatnya, serta hasil produksinya diminati kemudian Pak Lamidi mengembangkan usahanya ke dunia pasar. Setelah di pasarkan
tidak hanya pengusaha-pangusaha peternak dan pembuat plafon saja yang membeli atau memanfaatkan hasil produksi pak lamidi namun waga sekitar
yang hanya membutuhkan sedikit saja yang digunakan untuk pelapis lantai dan dinding juga memilih membeli di tempat beliau.
Awalnya produksi batu marmer beliau terbatas karena modal dan perlengkapan serta ketersediaan bahan baku pada waktu-waktu tertentu.
Misalnya saja musim hujan, karena medan yang sulit jadi para pemasok biasanya tidak bekerja pada musim hujan.
Dengan berjalannya waktu semakin berkembang pengetahuan dan pengalaman pak lamidi beliaupun semakin meningkatkan industrinya dengan
menyediakan perlengkapan, tenaga pekerja, serta peningkatan bahan baku, sehingga hasil produksinya semakin meningkat pula.
2. Lokasi sentra industri dan perdagangan batu marmer “ Sari Alam”