Penerapan Matematika dalam Industri Perdagangan Batu Marmer “Sari Alam,Desa Besole Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung BAB IV cadangan

(1)

A. Deskripsi obyek penelitian

Penelitian ini di lakukan di Desa Besole Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung tepatnya di industri milik bapak H.Lamidi di RT.2, RW.4, adapun yang diteliti adalah penerapan matematika dalam industri perdagangan batu marmer khususnya pada penerapan operasi matematika aritmatika sosial dan statistika pada umumnya dalam rangka menjalankan proses industri dan perdagangan tersebut. Oleh sebab itu untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang obyek penelitian, peneliti akan mendeskripsikan secara singkat latar obyek penelitian yakni meliputi gambaran umum desa tempat industri dan perdagangan batu marmer milik bapak H.Lamidi yang saat ini berkembang. 1. Sejarah berdirinya industri dan perdagangan batu marmer “ Sari Alam ”

Batu marmer merupakan Jenis Batuan yang keras dan kadang pada permukaannya tampak seperti Gula. Pada dasarnya batu marmer sudah terkenal di hampir seluruh kalangan masyarakat baik dalam maupun luar daerah Tulungagung. Hal ini karena sudah sejak dahulu batu marmer banyak di jadikan kerajianan oleh masyarakat. Dengan demikian banyak masyarakat memanfaatkan batu marmer dengan mengolahnya menjadi berbagai macam olahan batu marmer.

Cara pengolahan batu marmer pda awalnya cukup sulit, apalagi untuk memperoleh bahan bakunya. Namun karena di zaman modern saat ini begitu


(2)

banyak sarana dan prasarana yang canggih yang digunakan untuk memperoleh bahan baku, sehingga sekarang ini banyak masyakarat yang membuka usaha sendiri dengan memanfaatkan batu marmer.

Dahulu hasilnya dirasa kurang maksimal sehingga masyarakat mulai membuat produk baru dan penggunaan yang baru pula. Dari sini akhirnya muncul ide dari bapak H.Lamidi untuk mengolah hasil alam tersebut sehingga bisa di manfaatkan hasilnya dan di gemari oleh masyarakat banyak.

Mengapa harus batu marmer? karena di daerah selatan khususnya desa Besole kecamatan Besuki kabupaten Tulungagung sangat mudah di peroleh bahan baku, mudah di olah dan banyak manfaatnya oleh karena itu jika di olah hasil alam itu maka akan muncul usaha baru yang di gemari dan menguntungkan.

Dengan dasar tersebut akhirnya pak lamidi mencoba memproduksi batu marmer menjadi tepung batu (mill) dan biji batu ( menir). Pada tahap awal beliau membeli bahan baku 20 ton dan memproduksinya menjadi ± 20 ton kemudian beliau mencoba menawarkannya kepada pengusaha-pengusaha yang banyak membutuhkan tepung batu (mill) dan biji batu ( menir) untuk bekerjasama dan menjadi mitra kerja dengan beliau

Hal ini di lakukan dengan terus menerus sampai di peroleh kerjasama yang saling menguntungkan. Perlu diketahui kunci utama dari batu marmer ini terletak pada manfaat dan hasil produksinya serta kejujuran dalam pemasarannya.

Setelah dirasa manfaatnya, serta hasil produksinya diminati kemudian Pak Lamidi mengembangkan usahanya ke dunia pasar. Setelah di pasarkan


(3)

tidak hanya pengusaha-pangusaha peternak dan pembuat plafon saja yang membeli atau memanfaatkan hasil produksi pak lamidi namun waga sekitar yang hanya membutuhkan sedikit saja yang digunakan untuk pelapis lantai dan dinding juga memilih membeli di tempat beliau.

Awalnya produksi batu marmer beliau terbatas karena modal dan perlengkapan serta ketersediaan bahan baku pada waktu-waktu tertentu. Misalnya saja musim hujan, karena medan yang sulit jadi para pemasok biasanya tidak bekerja pada musim hujan.

Dengan berjalannya waktu semakin berkembang pengetahuan dan pengalaman pak lamidi beliaupun semakin meningkatkan industrinya dengan menyediakan perlengkapan, tenaga pekerja, serta peningkatan bahan baku, sehingga hasil produksinya semakin meningkat pula.

2. Lokasi sentra industri dan perdagangan batu marmer “ Sari Alam”

Lokasi yang di jadikan penelitian lapangan peneliti adalah suatu daerah sentra home industry dan perdagangan batu marmer yang ada di desa Besole, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung yakni industri milik Bapak H. Lamidi RT. 2, RW. 4

Pusat industri ini tepatnya terletak di sebelah selatan kota Tulungagung, hampir mencapai pantai popoh yang terkenal tepatnya sekitar 45 km sebelah selatan jantung kota Tulungagung.1 Perlu diketahui bahwa desa besole kaya

akan batu mermernya serta hasil alam lainnya. Banyak pengrajin dan pengusaha


(4)

yang memanfaatkannya baik yang bekerja sebagai pemasok bahan bakunya maupun sebagai pengolahnya.

Desa Besole juga terkenal dengan pantai popohnya sebagai penghasil ikan dan meskipun cukup ramai, lokasi ini termasuk daerah pedesaan walaupun banyak sekali pabrik-pabrik berdiri kokoh penghasil polusi terbanyak, namun untuk masalah sosial dalam bermasyarakat masih sangat kental dengan nilai-nilai dan norma-norma budaya dan pergaulan masyarakat pedesaan.

Desa besole memiliki ikatan silaturrahmi yang kuat antar warganya. Diantaranya tetap adanya jamaah rutinan yasin tahlil dari kelompok bapak-bapak maupun ibu-ibu sendiri. Kondisi daratan antara persawahan dan peumahan luasnya hampir sebanding, karena desa besole mempunyai sawah yang cukup luas, kondisi ini sangat bermanfaat bagi masyarakat desa yang hidup dengan memanfaatkan kondisi alamnya.

Berikut batas-batas wilayah Desa Besole berdasarkan peta lokasi desa: a. Sebelah utara : Desa Ngentrong

b. Sebelah selatan : Desa Nggerangan c. Sebelah timur : Desa Tanggung gunung d. Sebelah barat : Desa Besuki

Untuk jaraknya dari pusat pemerintahan, pusat industri dan perdagangan batu marmer “Sari Alam” sebagai berikut:

a. Jarak dari balai desa : ± 0,5 km b. Jarak dari kecamatan : ± 15 km c. Jarak dari kantor pemda : ± 45 km

Kelebihan dari lokasi ini adalah cukkup mudah di jangkau dari arah manapun, karena lokasi tersebut terletak paling selatan dari pusat kota. Untuk mencapai lokasi tersebut sudah di dukung dengan sarana jalan raya yang sudah


(5)

di aspal, transportasi umum, dan informasi yang memadai. Demikian pula dengan alat komunikasi dan penerangan juga sudah memadai

3. Industri dan perdagangan batu marmer yang di jadikan penelitian

Seni memanfaatkan batu marmer sudah ada sejak zaman dahulu dan ketrampilan ini turun temurun telah di wariskan kepada masyarakat desa besole khususnya dusun besole, dusun gunung gethuk dan sekitarnya walaupun bukan turun temurun kepada keluarga melainkan kepada pekerjanya yang ingin membuka usaha sendiri setelah dia menjadi pegawai.

Dari waktu ke waktu industri batu marmer terus menerus berkembang pesat terbukti hampir semua warga mempunyai industri sendiri.

4. Kepemimpinan dan karyawan industri dan perdagangan batu marmer “Sari Alam”

Industri batu marmer “Sari Alam” ini termasuk industri golongan kecil. Untuk kepemimpinannya bertumpu pada pemiliknya, yaitu bapak H. Lamidi dan ibu Hj. Maryam (istrinya).2 Industri ini memiliki 4 orang pegawai dan

seorang lagi adalah saudara perempuannya yang ikut ambil andil yakni membantu memasak untuk pegawai tersebut.

Sistem yang diterapkan dalam industri ini adalah sistem kerja sesuai hasil yang diproduksi (borongan), yang artinya gaji pegawai diberikan setiap seminggu sekali. Perhitungan gaji didasarkan pada jumlah produksi olahan batu marmer yang dihasilkan per harinya, yaitu sebesar Rp. 8.000,00/ton olahan batu marmer.


(6)

0 1 2 3 4 5 0

5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000

besarnya gaji ( Rp)

Grafik 4.1 Perolehan Gaji Pegawai Berdasarkan Hasil Produksi 5. Sarana dan Prasarana Industri dan Perdagangan Batu Marmer “ Sari

Alam”

Sarana dan prasarana merupakan penunjang yang utama dan harus ada di setiap industri untuk menjalankan proses produksi dan kegiatan perdagangan dalam menjalankan usaha tersebut. Dengan adanya sarana dan prasarana akan mempermudah dan mempercepat proses pembuatan dan pemasaran batu marmer.

Adapun sarana dan prasarana yang di miliki oleh industri dan perdagangan batu marmer “Sari alam” seperti yang tertera pada tabel berikut:

Tabel 5.1 Sarana dan Prasarana Industri Batu Marmer “Sari Alam”

No JENIS JUMLAH

1 Mesin fuso tipe FM (D14) 1 unit

2 Palu keprok 2 buah


(7)

4 Truk ( alat transportasi) 2 unit

5 Jarum 2 unit

6 Tali rafia 1 gulung

7 Kalkulator 1 unit

8 Nota 1 bendel

9 Tenaga kerja 4 orang

Sumber:wawancara tanggal 01 Mei 2012

6. Kegiatan industri dan perdagangan batu marmer “ Sari Alam”

Industri ini bentuk hukumnya adalah home industry sesuai dengan namanya yang merupakan tempat pembuatan ataupun produksi batu marmer. Sebagai pusat industri batu marmer disini merupakan tempat pengolahan batu marmer menjadi biji batu marmer (mill) dan tepung batu marmer (menir).

Industri ini juga sebagai tempat perdagangan yakni bertemunya pembeli dan penjual barang yakni Bapak Lamidi dengan pelanggannya yang dimaksud barang di sini adalah baik bahan baku yakni batu marmer maupun limbahnya dan hasil produksinya biji batu marmer (menir) dan tepung batu marmer(mill) B. Penyajian Data

Deskripsi dan penelitian ini adalah penerapan operasi matematika pada kegiatan industri dan perdagangan batu marmer “Sari Alam” desa Besole, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung. Guna mengetahui secara jelas hasil penelitian ini, penulis mengamati aktifitas pekerja dan pemilik dalam penerapan pengoperasian matematikanya.


(8)

Sebelum melaksanakan penelitian. Pada hari tanggal 25 April 2012. Peneliti menemui bapak H.Lamidi selaku pemilik industri dan perdagangan batu marmer “Sari Alam” untuk meminta izin baik secara lisan maupun tertulis untuk melaksanakan penelitian lapangan di tempat beliau.

Setelah menerangkan maksud dan rencana penelitian yang akan penulis lakukan dengan senang hati pak Lamidi memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di tempat industri beliau. Sebelumnya penulis sudah konsultasi dengan dosen pembimbing dan melakukan observasi sehingga penelitian yang saya lakukan dapat saya laksanakan dengan cepat.

Pada tanggal 30 April 2012 peneliti melakukan observasi kemudian pada tanggal 01 Mei 2012 penulis konsultasi mengenai rencana untuk melaksanakan penelitian dan minta bimbingan pembuatan pedoman wawancara. Sesuai dengan rencana. Hari ini penulis melakukan wawancara dengan subyek penelitian yakni bapak H.Lamidi serta mengamati kegiatan produksinya

Peneliti tiba di lokasi penelitian pada pukul 10.00 WIB. Pada waktu itu suasana di lokasi penelitian tidak terlalu ramai dengan kegiatan warga sekitar karena warga sekitar banyak yang bekerja di ladang maupun sawah, yang terdengar di lokasi adalah bunyi mesin produksi batu marmer yang sangat keras dan bising.

Dalam proses produksi biasanya menghabiskan waktu 6 - 7 jam yakni mulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 15.00 dengan waktu istirahat, makan, dan sholat selama 1 jam yakni mulai pukul 12.00 sampai dengan pukul 13.00. setelah beberapa menit saya menunggu ternyata Pak Lamidi dan pegawainya


(9)

sedang pergi mengambil limbah batu marmer (bahan bakunya) di tempat usaha atau industri dari warga lain.

Setelah hampir 35 menit saya menunggu akhirnya pak lamidi datang dengan mengendarai truknya dan di belakangnya nampak para pegawainya. Kemudian pegawainya turun dari truk untuk melanjutkan pekerjaannya dan Pak Pamidi datang untuk menghampiri penulis yang sudah duduk di depan rumah beliau bersama Bu Maryam.

Setelah itu Pak Lamidi menghampiri Penulis, kegiatan wawancara pun penulis mulai. Banyak pertanyaan yang penulis ajukan mulai dari letak lokasi penelitian, sejarahnya, sarana dan prasarananya, pengemasan, dan penetapan gaji serta penetapan harga.

Dalam menjawab pertanyaan pak lamidi sangat luwes dan lancar menjelaskan setiap jawaban beliau terlihat kalau beliau sosok yang berjiwa usaha tinggi dan berpengalaman. Adapun hasil penelitian yang di peroleh dari industri dan perdagangan batu marmer “Sari Alam” Desa Besole, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung adalah sebagai berikut:

1. Sistematika Kegiatan Industri dan Perdagangan Batu Marmer “ Sari Alam”

a. Tahap Awal ( persiapan) 1). Modal

Modal adalah uang pokok, atau uang yang dipakai sebagai induk untuk berniaga, melepas uang dan sebagainya, namun modal tidak hanya melulu uang. Modal bisa berupa keahlian, kemauan dan niat yang kuat.

Dalam mendirikan usahanya pak lamidi menggunakan modal yang cukup besar. Modal itu digunakan untuk membeli peralatan dan bahan baku yang


(10)

digunakan untuk mendukung proses produksi serta untuk membiayai pegawai dan perlengkapan-perlengkapan yang sederhana.

Dalam memperoleh modalnya pak Lamidi dulunya bekerja sebagai karyawan, dan sedikit demi sedikit beliau mengumpulkannya dan menggunakannya sebagai modal usaha. Sehingga modal itu merupakan modal jalan.

2). Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan pokok atau bahan utama yang diolah dalam proses produksi menjadi produk jadi. Bahan baku dapat diidentifikasikan dengan produk atau pesanan tertentu dan nilainya relatif besar.

Bahan baku batu marmer ini adalah batu marmer itu sendiri dan limbah batu marmer dalam bahasa jawa biasa disebut watu brongkol. Tidak semua batu marmer dan limbahnya dapat di olah oleh industri ini, seperti batu marmer dan limbah marmer yang barwarna coklat dan hitam.

Bahan baku ini bisa di peroleh di lereng-lereng gunung di daerah Besole sendiri karena desa Besole merupakan sumber utama batu marmer. Namun untuk memperoleh bahan baku pak lamidi beliau tidak mengambil sendiri dari lokasi melainkan beliau bekerja sama dengan pemasok-pemasok rutin dan membeli dari industri penghasil kerajinan marmer. Beliau mengambil limbahnya yang sudah tidak terpakai.


(11)

Pemasok itupun memperoleh batu itu tidak dari usaha sendiri melainkan mengambil dari pengepul dan penambang (pencari batu) yang sudah mengumpulkan hasil tambangnya yang kemudian akan di angkut oleh pemasok. Bahan baku itu tidak selalu mudah di dapat jika tiba musim penghujan maka para penambang batu, pemasok pun tidak dapat bekerja karena medan yang sulit karena berlumpur. Sehingga pada musim penghujan merupakan kendala utama dalam proses produksi batu marmer pada industri ini.

3). Harga pembelian

Harga pembelian bahan baku disesuaikan dengan kondisi tempat pertambangan. Pada musim hujan harga bahan baku relatif lebih mahal karena beratnya perjuangan untuk memperolehnya dibanding dengan pada musim biasa.

Harga bahan baku berkisar Rp. 75.000/ton. Dengan harga sekianpun pemilik usaha tidak dapat melakukan tawar-menawar. Karena apabila pemilik tidak bersedia menyetujui harga tersebut, maka tidak ada pemasokan bahan baku. Sehingga persediaan bahan baku akan menurun dan pemilik usaha tidak dapat melakukan produksi sebagaimana mestinya.

Bahan baku dipasok setiap harinya menggunakan kendaraan truk dan engkel, berkisar antara 5 – 10 engkel dan setiap engkel mengangkut sekitar 2 – 2,5 ton.

Dalam sekali produksi, industri ini membutuhkan bahan baku sekitar 20 ton/hari. Harga pembelian bahan baku sekali produksi per harinya adalah sebagai berikut:


(12)

20 ton × Rp. 75.000,00 = Rp. 1.500.000,00

Pembayaran pembelian bahan baku dilakukan setiap satu minggu sekali, yaitu sebagai berikut:

7 hari × Rp. 1.500.000,00 = Rp. 10.500.000,0

b. Tahap Inti (Proses Produksi)

1. Media Pendukung Proses Produksi

Media pendukung proses produksi merupakan sarana penunjang baik benda maupun tenaga yang berperan aktif dalam pelaksanaan proses dan kegiatan produksi.

Untuk sarana dan prasarana penunjang itu sendiri terdiri dari benda yang permanen dan tidak permanen. Sarana yang permanen adalah sarana yang diketahui jumlahnya dan selalu tetap. Sarana penunjang yang permanen yang dimiliki industri batu marmer “Sari Alam” antara lain:

Tabel 5.2 Sarana Produksi Industri batu Marmer “Sari Alam”

No Jenis Jumlah

1 Mesin fuso FM (D 14) 1 unit

2 Palu keprok 1 unit

3 Molen 1 unit

Sumber:wawancara tanggal 01 April 2012

Untuk tenaga kerja dalam industri ini disesuaikan dengan kemampuan pada bidangnya masing-masing, sehingga para pegawainya berkompeten dan leluasa menjalankan aktifitas dan kerjanya. Tetapi untuk pengawasan tetap di


(13)

lakukan oleh pemilik industri agar hasil yang di peroleh berkualitas dan berdaya jual tinggi.

Dengan adanya pengawasan, industri ini dapat berjalan lancar. untuk lebih mengetahui tenaga kerja yang di miliki industri ini sebagai berikut:

Tabel 5.3 Tenaga Kerja Industri Batu Marmer “Sari Alam”

No Nama Jabatan Alamat

1 Bapak H.Lamidi Pemilik Desa Besole

2 Ibu Hj.Maryam Pemilik Desa besole

3 Mukalam pegawai Desa Gombang

4 Nur Kholis Pegawai Desa Gombang

5 Rohmad Pegawai Desa Ngunggahan

6 Tomo Pegawai Desa Gombang

Sumber:wawancara tanggal 01 Mei 2012

2. Proses Produksi

proses produksi merupakan metode atau langkah-langkah dalam kegiatan produksi. Dalam prosesnya membutuhkan waktu yang bertahap karena dalam pengolahannya tidak bisa langsung jadi. Diantara tahap-tahap tersebut:

a. Menyiapkan bahan baku dalam sekali produksi

Menyiapkan batu ± 20ton untuk di angkut didekatkan dengan mesin penggilingan

b. Memilah bahan baku yang sesuai dan cocok untuk diproduksi dan yang tidak cocok karena akan mempengaruhi hasilnya.

c. Bahan kemudian dihancurkan secara manual menggunakan palu agar hancur dengan ukuran sedang

d. Setelah menjadi ukuran yang sedang kemudian dimasukkan kedalam mesin penggiling


(14)

e. Dalam mesin penggiling tersebut bahan baku (batu marmer) akan dihancurkan dengan dua hasil yakni akan membentuk biji batu (menir) dan tepung batu (mill)

f. Setelah hancur kemudian dimasukkan ke dalam karung terpisah antara

mill dan menir

g. Setelah dimasukkan kedalam karung terpisah kemudian di timbang setelah itu dijahit menggunakan jarum dan tali rafia

h. Setiap karung berisi ± 80 kg

3. Biaya Produksi

Dalam penelitian ini biaya produksi marupakan jumlah biaya yang dikeluarkan selama produksi pengolahan batu marmer. Biaya produksi meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap produksi meliputi biaya solar ( bahan bakar ). Rincinnya adalah sebagai berikut:

solar = 40 liter × Rp. 4.500,00 = Rp.180.000,00

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa setiap kali produksi menghasilkan 20 ton. Sehingga rincian biaya variabelnya adalah sebagai berikut:

Bahan baku = 20 ton × Rp. 75.000,00 = Rp. 1.500.000,00 Gaji Pegawai per hari = 20 ton × Rp. 8.000,00 = Rp.160.000,00 Hasil olahan batu marmer yang dihasilkan tersebut dikemas dalam karung. Berat netto per karung adalah 80 kg. Sehingga jumlah karung yang dibutuhkan ± 250 karung/hari.

packing = 250karung × Rp. 400,00 = Rp. 100.000,00

Jumlah biaya variabel = Biaya bahan baku + Gaji Pegawai + Packing

= Rp. 1.500.000,00 + Rp.160.000,00 + Rp. 100.000,00 = Rp. 1.760.000,00


(15)

Total harga produksi= Biaya Tetap + Biaya Variabel

= Rp. 180.000,00 + Rp. 1.760.000,00 = Rp. 1.940.000,00

Jadi biaya yang dikeluarkan industri perdagangan batu marmer “Sari Alam”dalam sekali produksi adalah Rp. 1.940.000,00.

c. Pelaksanaan Perdagangan(Tahap Akhir) 1. Metode dan Proses Pemasaran

Dalam rangka memperkenalkan produk batu marmer, industri ini mengadakan promosi agar masyarakat sekitar bisa mengenal akan produk-produk yang dihasilkan oleh industri dan perdagangan batu marmer “Sari Alam” desa Besole Besuki Tulungagung. Salah satu langkah untuk mempertahankan kelangsungan usaha perusahaan ini adalah senantiasa mendekatkan diri pada konsumen.

Karena industri batu marmer “Sari Alam” merupakan industri rumahan yang berskala sedang dan sederhana, untuk sistem pemasarannya atau penjualannya selain langsung dilakukan ditempat produksi (di rumah) namun industri ini juga menerima pesanan. Dimana maksud dari pesanan tersebut adalah salah satu bentuk kemudahan yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada para konsumen.

Dengan diterapakan sistem pesanan ini maka pihak konsumen bisa memesan barang/produk yang ada pada industri batu marmer “Sari alam”.


(16)

Sehingga selain konsumen bisa langsung ke tempat produksi, konsumen juga bisa memesan melalui telepon. Untuk pemesanan konsumen bisa minta diantar maupun diambil sendiri oleh pihak konsumen.

Untuk harga jualnya sudah pasti akan ada perubahan untuk konsumen yang langsung datang sendiri dan yang melalui proses pemesanan.

2. Media Pendukung Proses Perdagangan atau Pemasaran

Dengan proses pemasaran yang sederhana, maka untuk media yang mendukungpun juga sederhana, ada alat perhitungan, alat pengangkutan (transportasi) dan juga alat bukti pembayaran. Media pendukung yang digunakan dalam pemasarannya sebagai berikut:

Tabel 5.4 Sarana Pemasaran Industri Batu Marmer “Sari Alam”

No Jenis Jumlah

1 Kalkulator 1 buah

2 Nota 1 bendel

3 Truk ( kendaan) 2 Unit

Sumber :wawancara 01 Mei 2012

Dalam suatu perdagangan dalam penetapan harga produksi seorang penjual sudah barang tentu mempunyai maksud dan tujuan. Untuk maksud dan tujuan penetapan harga produksi adalah

a) Mencari keuntungan

b) Memberikan kesempatan kerja pada orang lain c) Memperoleh pendapatan

d) Mempertahankan peranannya dalam pasar.3


(17)

Dalam suatu penentuan harga jual seorang pedagang harus memperhatikan hal-hal sebagai beriku yakni biaya produksi sebesar Rp. 1.940.000,00.

Akan ada yang mempengaruhi laba rugi pada suatu industri. Dimana jika nilai dari hasil pengurangan harga jual dengan biaya produksi tersebut negatif maka akan mengalami kerugian dan sebaliknya jika bernilai positif maka akan mengalami keuntungan. Hal itu di dapat dari

Laba/Rugi = Harga jual – Biaya Produksi

Dari penelitian serta wawancara peneliti kepada pak lamidi dan data-data yang diperlukan sudah ditanyakan dan waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 para pekerjapun pulang. Penelitipun minta izin pulang dan minta untuk kesediaan beliau jika sewaktu-waktu peneliti membutuhkan data lagi beliau dapat membantu. Setelah itu hasil wawancara dideskripsikan dan dianalisis 4. Penerapan Matematika di Pusat Industri dan Perdagangan Batu Marmer “

Sari Alam”

Dari awal penelitian, mulai dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Penerapan operasi matematika di industri perdagangan batu marmer Sari Alam sebagai berikut:

a) Perhitungan harga, laba/rugi

Dari penelitian yang telah dilakukan di industri perdagangan batu marmer “Sari Alam” diketahui bahwa dalam satu kali proses produksi membutuhkan waktu 6 - 7 jam. Dan dalam sekali produksi tersebut industri batu marmer milik bapak Lamidi dapat memproduksi 20 ton batu marmer dan limbah batu marmer untuk dijadikan 250 karung mill dan menir. Harga bahan baku untuk saat ini berkisar Rp.75.000,00/ton. Harga penjualan produksinya adalah


(18)

Rp.12.500,00/karung untuk pembelian sedikit dan Rp.14.000,00/karung untuk pembelian dalam jumlah besar dan biaya yang dikeluarkan untuk sekali produksi adalah berkisar Rp. 1.940.000,00

1. Perhitungan harga Diketahui bahwa :

Harga beli = Hb, Harga jual = Hj, Laba / untung = U, Rugi = R, Biaya produksi = P

maka diperoleh bahwa untuk pembelian dalam jumlah besar : Hj = 20 ton × Rp. 140.000,00 = Rp. 2.800.000,00

P = Rp. 1.940.000,00 Dan untuk pembelian dalam jumlah kecil (karungan): Hj= 20 ton × Rp.125.000,00 = Rp.2.500.000,00 P = Rp.1.940.000,00

2. Perhitungan laba/rugi

Dalam suatu perdagangan dikatakan untung jika:

Hj ≥ P atau P ≤ Hj, dan dikatakan rugi jika Hj < P atau P > Hj, Dan dikatakan impas jika Hj = P atau P = Hj

Jadi untuk mengetahui industri perdagangan ini untung / rugi yaitu Laba / rugi untuk pembelian skala besar = Hj – P

= Rp. 2.800.000,00 – Rp. 1.940.000,00 = Rp. 860.000,00

Dan


(19)

= Rp. 2.500.000,00 – Rp. 1.940.000,00 = Rp. 560.000

Dengan demikian perhitungannya diketahui bahwa bernilai positif, dimana Hj > P

Dapat diketahui grafiknya untuk pembelian hasil produksi dalam jumlah besar sebagai berikut:

Biaya Produksi harga penjualan 0

500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000

Series 1

Grafik 4.2 Hasil Penjualan dibandingkan dengan Biaya Produksi Dan grafik untuk pembelian hasil produksi dalam jumlah kecil sebagai berikut:

Biaya Produksi harga penjualan 0

500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000

Series 1


(20)

3. Persentase laba rugi

Diketahui bahwa industri perdagangan itu memperoleh laba, maka persentase yang berlaku adalah persentase laba, sedangkan persentase ruginya tidak ada. Dalam industri perdagangan persantase laba dan rugi dinyatakan terhadap biaya produksi, yakni :

Persentase Laba untuk penjualan skala besar = P100

= 1.940 .000860.000 ×100 = 44,33%

Dan

Persentase laba untuk penjualan skala kecil = L

100

= 560.000

1.940 .000×100 = 28,86%

b) Perhitungan laba bersih

Laba yang terhitung sebesar Rp. 860.000,00 dan 560.000,00 namun laba tersebut masih merupakan laba kotor. Untuk mengetahui laba bersihnya bisa dengan cara mengurangkannya dengan potongan-potongan seperti rabat, potongan timbangan, potongan pajak, atau potongan bunga jika ada

1. Rabat (diskon)

Dalam perdagangan batu marmer tidak mengenal istilah rabat (diskon).


(21)

2. Bruto, netto dan tara

Dalam pemasarannya produksi dari industri batu marmer ini bapak Lamidi sudah dalam bentuk karungan dan telah ditimbang sebelumnya, maka dalam pemasarannya produksi batu marmer tidak ada potongan timbangan berupa bruto dan tara, melainkan hanya ada netto, dan untuk netto tiap-tiap kemasan adalah 80kg

3. Pajak

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Hukum pembayaran pajak adalah wajib bagi setiap warga negara. Namun untuk industri perdagangan batu marmer yang merupakan industri kecil dan sederhana yang berada di lingkungan rumah tangga, sehingga untuk pajak yang harus dibayarkan berupa pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak listrik, pajak telepon, dan pajak kendaraan bermotor yang biasa digunakan untuk alat transportasi.

Pajak tersebut dibayarkan setiap 1 tahun sekali sehingga pak Lamidi menyisihkan laba untuk pajak dan perawatan sarana dan prasarana sebesar 25 %. Sehingga diperoleh jumlah laba setelah mengalami pengurangan untuk pajak dan perawatan sarana dan prasarana sebagai berikut untuk penjualan skala besar:


(22)

U = Rp. 860.000,00 Pajak + perawatan sarana : 25% × Rp. 860.000,00 = Rp. 215.000,00

-Usekarng = Rp. 645.000,00

Persentase Usekarang : RpRp.1.940 .000.645.000 ×100 = 33,25%

Sehingga laba yang diperoleh industri batu marmer Pak Lamidi untuk penjualan skala besar setelah memperoleh potongan pajak dan perawatan sarana sebesar Rp.645.000,00 atau 33,25%

Dan

Untuk pembelian dalam skala kecil sebagai berikut:

U = Rp. 560.000,00

Pajak + perawatan sarana : 25% × Rp.560.000,00 = Rp. 140.000,00

-Usekarng = Rp. 420.000,00

Persentase Usekarang :

Rp.420.000

Rp.1.940 .000×100 = 21,64%

Sehingga laba yang diperoleh industri batu marmer Pak Lamidi untuk penjualan dalam skala kecil setelah memperoleh potongan pajak dan perawatan sarana sebesar Rp.420.000,00 atau 21,64%

4. Bunga

Bunga bank merupakan sesuatu yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Namun bunga itu hanya berlaku bagi mereka yang memiliki hutang atau pinjaman di bank. Namun untuk industri yang sedang dijalankan pak Lamidi ini beliau awalnya tidak melakukan pinjaman di bank. Untuk awal pendirian beliau menggunakan modal sendiri karena awalnya beliau juga seorang karyawan yang kemudian dapat membaca peluang usaha yang sedang dijalankan oleh atasannya, kemudian beliau mencoba-coba mengembangkan dan menjalankan usahanya sendiri sampai sekarang.


(23)

Jadi dalam pengembangan industri ini beliau tidak melakukan peminjaman di bank, sehingga beliau tidak perlu membayar bunga. Sehingga laba bersih yang di peroleh industri batu marmer Pak Lamidi untuk penjualan dalam skala besar dan skala kecil sebesar Rp.645.000,00 atau 33,25% dan Rp. 420.000 atau 21,64%

c) Statistik

Dalam statistika dijelaskan bahwa fungsi statistika dalam industri perdagangan adalah untuk menjelaskan gambaran tentang kumpulan data mengenai besarnya hasil produsi, biaya produksi, dan mengenai data-data yang ada khususnya pada statistika deskriptif. Dari penelitian diperoleh data penjualan setiap tahun mengalami peningkatan berikut data penjualan dari industri perdagangan batu marmer “Sari Alam”

TABEL 5.5 Daftar Produksi

No Tahun Produksi ( ton ) Penjualan ( ton ) Pendapatan

1 2007 90 65 Rp. 7.150.000

2 2008 103,5 75 Rp. 9.000.000

3 3

2009 112,5 95 Rp. 11.875.000

4 2010 135 105 Rp. 13.125.000

5 2011 157,5 110 Rp. 13.750.000

6 2012 1875 110 Rp. 15.400.000

1. Perhitungan mean

Dari data di atas untuk mengetahui rata-rata peningkatan produksi tiap tahunnya Mean = 90+103,5+112,5+135+157,5


(24)

2007 2008 2009 2010 2011 0

20 40 60 80 100 120 140 160 180

Produksi

Produksi

Grafik 4.4 Tingkat Produksi Selama Lima Tahun Terakhir Untuk rata-rata peningkatan penjualannya

Mean = 65+75+95+105+110

5 =90ton


(25)

2007 2008 2009 2010 2011 0

20 40 60 80 100 120

Penjualan

Grafik 4.5 Tingkat Penjualan Selama Lima Tahun Terakhir

2. Perkiraan/ Prediksi/ Ramalan Penjualan

Dari data yang di peroleh di atas dapat di ketahui :


(26)

Tahun Produksi ( x) ton Penjualan ( y) ton X2 (ton) XY

2007 90 65 8100 5850

2008 103,5 75 10712,25 7762,5

2009 112,5 95 12656,25 10687,5

2010 135 105 18225 14175

2011 157,5 110 24806,25 17325

∑ x = 598,5 ∑ y = 450 ∑X2 = 74499,75 ∑xy =55800 (∑x)2 = 358202,25

a

=

450

74499

,

75

598

,

5

55800

5

74499

,

75

358202

,

25

=

8,994334

b

=

5

55800

598

,

5

450

5

74499

,

75

358202

,

25

=

0,676739

Jadi diperoleh a = 8,994334

b= 0,676739

Jadi untuk persamaannya: Y = 8,994334 + 0,676739X

Untuk mengestimasi tingkat penjualan dapat menggunakan persamaan diatas yakni y = 8,994334 + 0,676739x

dimana X = Produksi dan Y = Penjualan

misal, X = 1 maka nilai Y = 8,994334 + 0,676739.1 = 9,671073 X = 2 maka nilai Y = 8,994334 + 0,676739.2 = 10,34781 X = 3 maka nilai Y = 8,994334 + 0,676739.3 = 11,02455

Sehingga dapat diketahui selisih tingkat penjualan pertahunnya adalah

10,34781 – 9,671073 = 0,676739, jadi setiap kenaikan tingkat produksi 1 ton maka penjualan meningkat 0,676739 ton


(27)

3. Progam linier

Dalam kehidupan, manusia cenderung untuk hidup berprinsip ekonomi,yaitu dengan usaha sedikit mungkin dapat memperoleh hasil sebanyak mungkin. Banyak hal yang dicari nilai optimumnya (maksimum atau minimum), di antaranya pendapatan maksimum, ongkos yang minimum, dan hidup yang paling nyaman

mempunyai persediaan bahan baku 36000kg batu marmer. Industri akan memproduksi mill dan menir. Untuk memproduksi mill ini dibutuhkan bahan 1800kg dan untuk menir dibutuhkan 9000kg, sedangkan untuk waktunya membuat mill dibutuhkan 3jam dan untuk menir dibutuhkan 2jam. Keuntungan dari membuat mill adalah Rp 645.000,00 dan menir Rp 420.000,00. Berapakah banyaknya mill dan menir yang harus diproduksi agar mendapat untung yang sebanyak-banyaknya

Penyelesaian

Misal banyak mill yang dibuat x kg banyak menir yang dibuat y kg

Permasalahan di atas akan lebih mudah jika disajikan dengan tabel seperti Berikut

Jenis Produksi Jumlah Bahan (Ton) Waktu (jam) Keuntungan

Mill 18 3 645000

Menir 9 2 420000

Persediaan 36 6

Dengan demikian model matematika dari masalah di atas adalah: Carilah x dan y sehingga memaksimumkan f = 645.000 x + 420.000y,


(28)

dengan kendala: 1) 18x + 9y ≤ 36 2) 3x + 2y ≤ 6 3) x ≤ 0 4) y ≤ 0

Fungsi obyektif dari contoh ini adalah f = 645.000 x + 420.000y Kemungkinan I

1) 18x + 9y ≤ 36 produksi 2) 3x + 2y ≤ 6 jam kerja

Titik potong

18x + 9y = 36 × 1 18x + 9y = 36 3x + 2y = 6 × 6 18x + 12y = 36 _ -3y = 0 y = 0 3x + 2y = 6

3x + 2 . 0 = 6 3x + 0 = 6 x = 2

jadi titik potong terletak pada titik ( 2,0 )

 mengkombinasi kemungkinan pertama


(29)

= 645.000 ( 2 ) + 420.000 (0) = 1.290.000 + 0

= 1.290.000

Dari kemungkinan diatas ternyata kombinasi kemungkinan yang pertama paling menguntungkan karena menghasilkan pendapatan maksimum Rp. 1.290.000 yaitu pada x = 2 dan y = 0

C. Hasil Analisis Data

Dari deskripsi penelitian di atas, dapat di analisiskan bahwa

1. Ilmu matematika yang diterapkan dalam industri dan perdagangan batu marmer “Sari Alam”


(30)

Dalam industri perdagangan batu marmer yang di terapkan operasi matematika pada materi aritmatika sosial tersebut dibahas masalah

 Harga yakni harga bahan baku Rp. 75.000/ton

 Biaya yakni biaya tetap untuk bahan bakar Rp. 180.000 dan biaya variabel untuk bahan baku dan gaji pegawai Rp. 1.660.000 dan biaya pengemasan Rp. 100.000

 Total biaya produksi seluruhnya Rp. 1.940.000

 Laba yakni harga jual – biaya produksi

Rp.2.800.000 – Rp. 1.940.000 = Rp. 860.000

 Pajak dan perawatan sarana

25% × Rp. 860.000 = Rp. 215.000

 laba bersih setelah kena pajak

Rp. 860.000 – Rp. 215.000 = 645.000

 persentasenya Rp.645.000

Rp.1.940 .000×100 = 33,25% b. Statistika

Dalam industri perdagangan batu marmer yang diterapkan dalam statistikanya adalah mengenai data mengenai jumlah produksi, jumlah penjualan dan penyajiannya dalam bentuk diagram serta estiminnasi tingkat produksi dan penjualan pada lima tahun terakhir.

Tahun Produksi ( x) ton Penjualan ( y) ton X2 (ton) XY

2007 90 65 8100 5850


(31)

2009 112,5 95 12656,25 10687,5

2010 135 105 18225 14175

2011 157,5 110 24806,25 17325

∑ x = 598,5 ∑ y = 450 ∑X2 = 74499,75 ∑xy =55800 (∑x)2 = 358202,25

a

=

450

74499

,

75

598

,

5

55800

5

74499

,

75

358202

,

25

=

8,994334

b

=

5

55800

598

,

5

450

5

74499

,

75

358202

,

25

=

0,676739

Jadi diperoleh a = 8,994334

b= 0,676739

Jadi untuk persamaannya: Y = 8,994334 + 0,676739X

Untuk mengestimasi tingkat penjualan dapat menggunakan persamaan diatas yakni y = 8,994334 + 0,676739x

dimana X = Produksi dan Y = Penjualan

misal, X = 1 maka nilai Y = 8,994334 + 0,676739.1 = 9,671073 X = 2 maka nilai Y = 8,994334 + 0,676739.2 = 10,34781 X = 3 maka nilai Y = 8,994334 + 0,676739.3 = 11,02455

Sehingga dapat diketahui selisih tingkat penjualan pertahunnya adalah

10,34781 – 9,671073 = 0,676739, jadi setiap kenaikan tingkat produksi 1 ton maka penjualan meningkat 0,676739 ton.


(32)

Program linear adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas diantara beberapa aktivitas yang bersaing dengan cara yang terbaik yang mungkin dilakukan.

Jenis Produksi Jumlah Bahan (Kg) Waktu (jam) Keuntungan

Mill 14000 4 645000

Menir 6000 2 420000

Persediaan 36000 6

Dengan demikian model matematika dari masalah di atas adalah: Carilah x dan y sehingga memaksimumkan f = 645.000 x + 420.000y, dengan kendala:

1) 18x + 9y ≤ 36000 2) 3x + 2y ≤ 6 3) x ≤ 0

4) y ≤ 0

Fungsi obyektif dari contoh ini adalah f = 645.000 x + 420.000y

Kemungkinan I

3) 18x + 9y ≤ 36 produksi 4) 3x + 2y ≤ 6 jam kerja

Titik potong

18x + 9y = 36 × 1 18x + 9y = 36 3x + 2y = 6 × 6 18x + 12y = 36 _ -3y = 0


(33)

y = 0 3x + 2y = 6

3x + 2 . 0 = 6 3x + 0 = 6 x = 2

jadi titik potong terletak pada titik ( 2,0 )

 mengkombinasi kemungkinan pertama

memaksimumkan f = 645.000x + 420.000y = 645.000 ( 2 ) + 420.000 (0) = 1.290.000 + 0


(34)

Dari kemungkinan diatas ternyata kombinasi kemungkinan yang pertama paling menguntungkan karena menghasilkan pendapatan maksimum Rp. 1.290.000 pada saat x = 2 dan y = 0

d. Pecahan

Pecahan yang diterapkan dalam industri perdagangan batu marmer adalah untuk mengetahui persentase suatu laba maupun jika terjadi kerugian. Pecahan sendiri terdiri dari pecahan biasa dan pecahan desimal.

e. Pengukuran

Untuk pengukurannya yang diterpakan dalam industri perdagangan batu marmer adalah dalam mengukur atau menimbang berat bahan baku dan berat hasil produksi yang yang di kemas dalam kemasan yakni tiap kemasan memiliki ukuran atau berat 80kg

f. Perbandingan

Perbandingan adalah membandingkan dapat diartikan sebagai mencari selisih ukurannya. Dalam penerapan matematika untuk perbandingan termasuk dalam materi aritmatika sosial, sehingga yang diterapkan dalam industri perdagangan batu marmer sendiri mengenai perbandingan harga jual dengan harga beli, dan dengan biaya produksi, harga beli dengan berat bahan baku, perbandingan bahan baku dengan hasil produksi, dan harga jual dengan hasil produksinya. Penerapan matematika dalam industri dan perdagangan batu marmer “Sari Alam” masih sederhana.


(35)

2. Penerapan Matematika dalam Industri Perdagangan Batu Marmer “Sari Alam”

Operasi matematika yang digunakan juga sederhana mencangkup penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Hal ini terjadi karena faktor-faktor yang mempengaruhi proses produksi dan pemasarannya juga tergolong sederhana.

Walaupun demikian jika diperhatikan dalam industri perdagangan ini masih banyak hal-hal yang berkaitan dengan matematika. Misalnya saja yang di kembangkan dalam statistika mengenai besarnya jumlah bahan baku yang akan diproduksi setiap hari, bulan atau bahkan setiap tahunnya. Serta jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dan yang akan datang maka pemilik usaha dapat mempersiapkan besarnya bahan baku yang dibutuhkan dalm waktu-waktu tertentu.

Dari hal tersebut akan diketahui besarnya rata-rata produksi tiap tahunnya. Selain itu dapat diketahui pula besarnya pendapatan, laba, biaya produksi dan hasil produksi dalam waktu-waktu tertentu. Mengenai perdagangannya untuk biaya produksi akan meningkat jika biaya pembelian bahan bakunya meningkat pada saat musim hujan yang disebabkan oleh kondisi tempat diperolehnya bahan baku yakni batu marmer yang sulit. Itu terlihat jika di bandingkan dengan musim kemarau maka harga bahan bakupun akan menurun.

Dari hal tersebut tentu akan mempengaruhi besarnya laba yang akan diperoleh antara musim penghujan dengan musim kemarau. Namun hal tersebut


(36)

dapat dikaji lebih jauh dalam subbab matematika yang lain. Dari industri perdagangan batu marmer “Sari Alam” tersebut banyak yang memberikan wawasan baru dalam proses mengaplikasikan konsep matematika yang sudah kita peroleh dalam jenjang pendidikan yang sudah kita tempuh.

3. Dasar Penerapan Matematika dalam Industri Perdagangan Batu Marmer “Sari Alam”

Yang menjadi dasar penerapan matematika pada industri perdagangan batu marmer “ Sari Alam” ini awalnya adalah adanya keinginan untuk mendirikan usaha sendiri, membuka lapangan usaha bagi yang membutuhkan serta keinginan untuk memperoleh sesuatu yang mengandung nilai. Oleh sebab itu pak Lamidi mendirikan industri tersebut dan memberinya nama “Sari Alam” nama tersebut di ambil dari kegiatan beliau memanfaatkan hasil alam yakni batu marmer untuk seterusnya diproduksi menjadi barang yang dibutuhkan masyarakat dan kemudian di pasarkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan kemudian beliau mendapatkan apa yang beliau butuhkan yakni uang dari pihak yang telah membeli produksi dari industri btu marmer tersebut. Yang kemudian akan dipergunakan untuk keperluan beliau selanjutnya untuk kemajuan industri tersebut.

Dari hal di atas tidak mudah untuk menentukan nilai barang yang digunakan dalam pemenuhan kebutuhan mereka, dalam suatu nilai terdapat suatu simbol yang berbentuk angka maupun huruf. Dari angka dan huruf yang


(37)

terdapat dalam suatu nilai tersebut maka matematika sangat diperlukan dalam perkembangan industri perdagangan batu marmer tersebut. Karena matematika mampu mengoperasikan simbol- simbol angka maupun huruf yang terdapat alam nilai atau uang. Oleh sebab itu penerapan matematika dalam industri perdagangan batu marmer “ Sari Alam “ sangat dibutuhkan apalagi dalam setiap kehidupan manusia yang tidak lepas dari penggunaan matematika.

4. Kontribusi yang diperoleh dari Penelitian

Pemilik usaha memperoleh sumbangan pemikiran berupa informasi dan rencana produksi bagi perusahaannya sehingga dapat mengoptimalkan keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan Sebagai bahan pertimbangan, masukan atas usaha-usaha dan kebijakan-kebijakan pemasaran dan sebagai tambahan ilmu tentang pemecahan masalah untuk pengendalian persediaan serta mendapat informasi mengenai pentingnya penerapan matematika dalam suatu industri perdagangan sehingga dapat diketahui secara detail dan cermat semua susunan dari awal akan memulai produksi hingga akhirnya dalam proses perdagangannya.

Para pegawaipun memperoleh informasi mengenai perhitungan gaji yang diterapkan oleh pemilik industri. Sehingga mereka dapat mengira-ngira perolehan gaji yang akan diperolehnya dikemudian hari.


(1)

Program linear adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas diantara beberapa aktivitas yang bersaing dengan cara yang terbaik yang mungkin dilakukan.

Jenis Produksi Jumlah Bahan (Kg) Waktu (jam) Keuntungan

Mill 14000 4 645000

Menir 6000 2 420000

Persediaan 36000 6

Dengan demikian model matematika dari masalah di atas adalah: Carilah x dan y sehingga memaksimumkan f = 645.000 x + 420.000y, dengan kendala:

1) 18x + 9y ≤ 36000 2) 3x + 2y ≤ 6 3) x ≤ 0

4) y ≤ 0

Fungsi obyektif dari contoh ini adalah f = 645.000 x + 420.000y

Kemungkinan I

3) 18x + 9y ≤ 36 produksi 4) 3x + 2y ≤ 6 jam kerja

Titik potong

18x + 9y = 36 × 1 18x + 9y = 36 3x + 2y = 6 × 6 18x + 12y = 36 _ -3y = 0


(2)

y = 0 3x + 2y = 6

3x + 2 . 0 = 6 3x + 0 = 6 x = 2

jadi titik potong terletak pada titik ( 2,0 )  mengkombinasi kemungkinan pertama

memaksimumkan f = 645.000x + 420.000y = 645.000 ( 2 ) + 420.000 (0) = 1.290.000 + 0


(3)

Dari kemungkinan diatas ternyata kombinasi kemungkinan yang pertama paling menguntungkan karena menghasilkan pendapatan maksimum Rp. 1.290.000 pada saat x = 2 dan y = 0

d. Pecahan

Pecahan yang diterapkan dalam industri perdagangan batu marmer adalah untuk mengetahui persentase suatu laba maupun jika terjadi kerugian. Pecahan sendiri terdiri dari pecahan biasa dan pecahan desimal.

e. Pengukuran

Untuk pengukurannya yang diterpakan dalam industri perdagangan batu marmer adalah dalam mengukur atau menimbang berat bahan baku dan berat hasil produksi yang yang di kemas dalam kemasan yakni tiap kemasan memiliki ukuran atau berat 80kg

f. Perbandingan

Perbandingan adalah membandingkan dapat diartikan sebagai mencari selisih ukurannya. Dalam penerapan matematika untuk perbandingan termasuk dalam materi aritmatika sosial, sehingga yang diterapkan dalam industri perdagangan batu marmer sendiri mengenai perbandingan harga jual dengan harga beli, dan dengan biaya produksi, harga beli dengan berat bahan baku, perbandingan bahan baku dengan hasil produksi, dan harga jual dengan hasil produksinya. Penerapan matematika dalam industri dan perdagangan batu marmer “Sari Alam” masih sederhana.


(4)

2. Penerapan Matematika dalam Industri Perdagangan Batu Marmer “Sari Alam”

Operasi matematika yang digunakan juga sederhana mencangkup penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Hal ini terjadi karena faktor-faktor yang mempengaruhi proses produksi dan pemasarannya juga tergolong sederhana.

Walaupun demikian jika diperhatikan dalam industri perdagangan ini masih banyak hal-hal yang berkaitan dengan matematika. Misalnya saja yang di kembangkan dalam statistika mengenai besarnya jumlah bahan baku yang akan diproduksi setiap hari, bulan atau bahkan setiap tahunnya. Serta jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dan yang akan datang maka pemilik usaha dapat mempersiapkan besarnya bahan baku yang dibutuhkan dalm waktu-waktu tertentu.

Dari hal tersebut akan diketahui besarnya rata-rata produksi tiap tahunnya. Selain itu dapat diketahui pula besarnya pendapatan, laba, biaya produksi dan hasil produksi dalam waktu-waktu tertentu. Mengenai perdagangannya untuk biaya produksi akan meningkat jika biaya pembelian bahan bakunya meningkat pada saat musim hujan yang disebabkan oleh kondisi tempat diperolehnya bahan baku yakni batu marmer yang sulit. Itu terlihat jika di bandingkan dengan musim kemarau maka harga bahan bakupun akan menurun.

Dari hal tersebut tentu akan mempengaruhi besarnya laba yang akan diperoleh antara musim penghujan dengan musim kemarau. Namun hal tersebut


(5)

dapat dikaji lebih jauh dalam subbab matematika yang lain. Dari industri perdagangan batu marmer “Sari Alam” tersebut banyak yang memberikan wawasan baru dalam proses mengaplikasikan konsep matematika yang sudah kita peroleh dalam jenjang pendidikan yang sudah kita tempuh.

3. Dasar Penerapan Matematika dalam Industri Perdagangan Batu Marmer “Sari Alam”

Yang menjadi dasar penerapan matematika pada industri perdagangan batu marmer “ Sari Alam” ini awalnya adalah adanya keinginan untuk mendirikan usaha sendiri, membuka lapangan usaha bagi yang membutuhkan serta keinginan untuk memperoleh sesuatu yang mengandung nilai. Oleh sebab itu pak Lamidi mendirikan industri tersebut dan memberinya nama “Sari Alam” nama tersebut di ambil dari kegiatan beliau memanfaatkan hasil alam yakni batu marmer untuk seterusnya diproduksi menjadi barang yang dibutuhkan masyarakat dan kemudian di pasarkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan kemudian beliau mendapatkan apa yang beliau butuhkan yakni uang dari pihak yang telah membeli produksi dari industri btu marmer tersebut. Yang kemudian akan dipergunakan untuk keperluan beliau selanjutnya untuk kemajuan industri tersebut.

Dari hal di atas tidak mudah untuk menentukan nilai barang yang digunakan dalam pemenuhan kebutuhan mereka, dalam suatu nilai terdapat suatu simbol yang berbentuk angka maupun huruf. Dari angka dan huruf yang


(6)

terdapat dalam suatu nilai tersebut maka matematika sangat diperlukan dalam perkembangan industri perdagangan batu marmer tersebut. Karena matematika mampu mengoperasikan simbol- simbol angka maupun huruf yang terdapat alam nilai atau uang. Oleh sebab itu penerapan matematika dalam industri perdagangan batu marmer “ Sari Alam “ sangat dibutuhkan apalagi dalam setiap kehidupan manusia yang tidak lepas dari penggunaan matematika.

4. Kontribusi yang diperoleh dari Penelitian

Pemilik usaha memperoleh sumbangan pemikiran berupa informasi dan rencana produksi bagi perusahaannya sehingga dapat mengoptimalkan keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan Sebagai bahan pertimbangan, masukan atas usaha-usaha dan kebijakan-kebijakan pemasaran dan sebagai tambahan ilmu tentang pemecahan masalah untuk pengendalian persediaan serta mendapat informasi mengenai pentingnya penerapan matematika dalam suatu industri perdagangan sehingga dapat diketahui secara detail dan cermat semua susunan dari awal akan memulai produksi hingga akhirnya dalam proses perdagangannya.

Para pegawaipun memperoleh informasi mengenai perhitungan gaji yang diterapkan oleh pemilik industri. Sehingga mereka dapat mengira-ngira perolehan gaji yang akan diperolehnya dikemudian hari.


Dokumen yang terkait

Penerapan Matematika dalam Industri Perdagangan Batu Marmer “Sari Alam,Desa Besole Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 1

Penerapan Matematika dalam Industri Perdagangan Batu Marmer “Sari Alam,Desa Besole Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 10

Penerapan Matematika dalam Industri Perdagangan Batu Marmer “Sari Alam,Desa Besole Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung BAB II new

0 0 24

Penerapan Matematika dalam Industri Perdagangan Batu Marmer “Sari Alam,Desa Besole Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 15

Penerapan Matematika dalam Industri Perdagangan Batu Marmer “Sari Alam,Desa Besole Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

Penerapan Matematika dalam Industri Perdagangan Batu Marmer “Sari Alam,Desa Besole Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 2

Penerapan Matematika dalam Industri Perdagangan Keripik Bothe Restu Desa Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 17

Penerapan Matematika dalam Industri Perdagangan Keripik Bothe Restu Desa Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

Penerapan Matematika dalam Industri Perdagangan Keripik Bothe Restu Desa Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 9 85

Penerapan Matematika dalam Industri Perdagangan Keripik Bothe Restu Desa Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 12