7 pembelajaran yaitu: untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep
dan keterampilan, dan pembentukan sikap. Sehingga merupakan penjabaran mengenai hasil belajar. Oleh karena itu, hasil belajar dapat dikatakan sebagai
kemampuan capability yang diperoleh seseorang sebagai akibat belajar. Hal ini berarti optimalnya hasil belajar siswa bergantung pada proses
mengajar dosen. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan proses interaksi edukatif guna memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap untuk mengadakan perubahan terhadap diri
manusia yang melakukan dengan memperhatikan segi proses dan hasil yang dicapai, dilaksanakan secara sinergis dengan menggunakan metode tertentu
untuk mencapai hasil yang optimal.
B. Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Menurut M. Ngalim Purwanto 2004 : 255 bahwa kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan hasil proses pembelajaran.
Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75 peserta didik terlibat secara
aktif baik fisik, mental maupun sosial, dalam proses pembelajaran disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi. Sedangkan dari segi hasil,
proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian
besar 75 . Lebih lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata, menghasilkan output yang banyak dan
bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat
8 dan pembangunan. ”Pembelajaran dapat ditingkatkan kualitasnya dengan
mengembangkan kecerdasan emosi emotional quotient, karena ternyata melalui pengembangan inteligensi saja tidak mampu menghasilkan manusia
yang utuh, seperti yang diharapkan oleh pendidikan nasional.” Mulyasa, 2006 : 161.
Melalui kecerdasan emosi diharapkan semua unsur yang terlibat dalam pendidikan dan pembelajaran dapat memahami diri dan
lingkungannya secara tepat, memiliki rasa percaya diri PD, tidak iri hati, dengki, cemas, takut, murung, tidak mudah putus asa, dan tidak mudah
marah. Mulyasa 2006 : 162 menambahkan bahwa, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan emosi dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Menyediakan lingkungan yang kondusif.
2. Menciptakan iklim pembelajaran yang demokratis. 3. Mengembangkan sikap empati, dan merasakan apa yang sedang
dirasakan oleh peserta didik. 4. Membantu peserta didik menemukan solusi dalam setiap masalah yang
dihadapinya. 5. Melibatkan peserta didik secara optimal dalam pembelajaran, baik secara
fisik, sosial, maupun emosional. 6. Merespon setiap perilaku peserta didik secara positif, dan menghindari
respon yang negatif. 7. Menjadi teladan dalam menegakkan aturan dan disiplin dalam
pembelajaran.