1
BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan batasan istilah operasional. Berikut penjelasan dari tiap- tiap bagian pendahuluan tersebut.
A. Latar Belakang Masalah
Suatu kalimat dapat terdiri atas berbagai unsur. Salah satu contoh unsur penting yang terdapat dalam suatu kalimat adalah preposisi. Preposisi merupakan
salah satu bagian dari kata tugas, selain konjungtor, interjeksi, artikula, dan partikel penegas Alwi dkk, 2003: 288. Dari kelima jenis kata tugas tersebut,
preposisi merupakan bagian kata tugas yang menarik untuk diteliti karena jika
dibandingkan dengan kelas kata lain, preposisi merupakan bagian kata tugas yang jumlahnya sangat terbatas, tetapi penggunaannya sangat beragam.
Kehadiran preposisi dalam sebuah kalimat tidak pernah berdiri sendiri, kedudukannya selalu diikuti oleh kata atau frase lain. Kehadiran preposisi dalam
sebuah kalimat dapat menjadi bagian dari fungsi pelengkap atau keterangan. Lapoliwa 1992: 6 mengungkapkan bahwa preposisi pada dasarnya selalu diikuti
oleh kategori nomina dan berfungsi menyatakan hubungan antara nomina yang menjadi objek atau pelengkapnya dengan predikat kalimat. Dari hal tersebut,
secara eksplisit preposisi dapat digunakan untuk menyatakan peran nomina pelengkap pada predikat sehingga makna dan maksud dalam sebuah kalimat dapat
disampaikan secara jelas.
Kedudukan preposisi dalam sebuah kalimat hanya memiliki makna gramatikal, sedangkan makna leksikal dari preposisi dapat ditentukan jika sebuah
preposisi bergabung dengan kata atau frase lain dalam sebuah kalimat. Dengan alasan tersebut, penelitian ini difokuskan pada preposisi yang bergabung dengan
kata atau frase dalam sebuah kalimat atau biasa yang disebut dengan frase preposisi. Jadi, bergabungnya preposisi dengan kata atau frase dapat menentukan
makna leksikal dari sebuah preposisi tersebut. Berkaitan dengan penggunaan frase dalam kegiatan berbahasa, karya
sastra dianggap sebagai bentuk dari kegiatan tersebut. Jadi, analisis sebuah frase seperti frase preposisi dapat dilakukan pada suatu karya sastra. Analisis tersebut
dapat dilakukan karena karya sastra merupakan salah satu contoh bentuk penggabungan kata, frase, klausa, dan kalimat sehingga menjadi kesatuan yang
memiliki estetika tertentu. Jadi, sebuah karya sastra dapat dianalisis berdasarkan unsur bahasanya, baik dari segi fonologi, semantik, sintaksis, maupun dari segi
frase preposisinya. Analisis frase tersebut dapat menjadi parameter terhadap karakteristik seorang pengarang dalam menggunakan frase pada karya sastranya.
Analisis tersebut dapat dilakukan, tak terkecuali pada analisis frase preposisi dalam sebuah karya sastra.
Analisis frase preposisi pada sebuah karya sastra menjadi sangat menarik dilakukan. Selain karena kehadiran preposisi dalam sebuah kalimat dapat
menyatakan hubungan antara predikat dengan nomina yang menjadi objek atau pelengkapnya, penggunaan preposisi dalam sebuah kalimat adakalanya dapat
tertukar dengan prinsip awalan. Preposisi yang seharusnya sebagai kata depan,
tetapi kadang tertukar sebagai awalan. Gejala tersebut biasanya dapat ditemui dalam beberapa karya, khususnya pada karya yang ditulis oleh anak. Biasanya
penggunaan preposisi oleh seorang anak itu kurang begitu tepat, jadi perlu adanya kajian yang mendalam terhadap karya yang ditulis oleh anak.
Cerpen atau cerita pendek merupakan salah satu contoh karya sastra yang ditulis oleh anak. Dalam suatu karya sastra yang ditulis anak, terkadang dijumpai
beberapa kesalahan dalam penulisan preposisi. Ketidaktepatan penggunaan preposisi ini dapat mempengaruhi makna dalam sebuah kalimat. Sering dijumpai
bahwa seorang pengarang lebih memperhatikan isi yang akan disampaikan daripada memperhatikan penulisan preposisi. Keadaan seperti ini menjadikan
kajian terhadap preposisi menjadi menarik untuk dilakukan, khususnya pada kajian frase preposisi pada karya sastra berupa cerpen.
Salah satu cerpen yang dapat dianalisis berdasarkan frase preposisinya yaitu kumpulan cerpen
Let’s Smile, Delia karya Wanda Amyra Mayshara. Kumpulan cerpen ini ditulis oleh anak dan diterbitkan dalam edisi Kecil-kecil
Punya Karya. KKPK Kecil-kecil Punya Karya merupakan suatu judul buku terbitan dari Mizan yang menjadi salah satu wadah bagi anak untuk menuangkan
pemikirannya dalam bentuk karya sastra. Berbagai novel maupun kumpulan cerpen dari anak-anak dapat diterbitkan dalam buku ini. Penerbitan karya sastra
dari anak tersebut tentunya melalui proses seleksi dari pihak penerbit. Let’s Smile, Delia merupakan salah satu contoh karya sastra berupa
kumpulan cerpen yang diterbitkan oleh penerbit Mizan. Kumpulan cerpen ini merupakan buku ketiga dari Wanda Amyra Mayshara yang diterbitkan oleh
Mizan. Anak yang akrab dipanggil Shara ini merupakan salah satu penulis bestseller KKPK My First Make Up yang masih berumur 11 tahun. Pada
kumpulan cerpen yang ditulis oleh Shara dapat dijumpai berbagai jenis dan bentuk dari sebuah frase, khususnya frase preposisi. Kehadiran preposisi dalam
sebuah kalimat juga dijumpai pada beberapa cerpen yang ditulis oleh Wanda Amyra Mayshara. Kehadiran preposisi tersebut tidak pernah luput dengan kata
atau frase yang mengikutinya sehingga lebih mudah dilakukan analisis berdasarkan jenis preposisi, pola frase preposisi, dan makna frase preposisinya.
Hal tersebut dapat menjadi alasan untuk dilakukannya penelitian frase preposisi dalam kumpulan cerpen anak
Let’s Smile, Delia karya Wanda Amyra Mayshara.
B. Identifikasi Masalah