Kerangka Pikir KAJIAN TEORITIK

Dalam pementasan kesenian Antan Delapan, penari dan pengisi pantun adalah wanita dan laki-laki yang berjumlah delapan pasang. Pasangan yang satu dengan pasangan yang lainnya saling bersaut atau berbalas pantun. Penyajian tari dalam kesenian Antan Delapan tidak memiliki tata urutan yang pasti, oleh karena itu iringan yang digunakan pun tidak terikat oleh tata urutan tertentu. Dalam pertunjukan kesenian Antan Delapan penarilah yang berperan menyesuaikan tembang dan iringan. Sejak dahulu penari Antan Delapan menggunakan busana kain dan kebaya, namun sekarang penari cukup menggunakan kebaya dan celana panjang untuk mempermudah gerakan dalam menari dan mencari pasangan yang akan diajak menari. Teknis dalam pementasan kesenian Antan Delapan ini adalah para primadona atau penari wanita turun dari panggung dengan membawa selendang, kemudian selendang tersebut diberikan kepada seorang laki- laki yang dia pilih untuk diajak menari dan betembang bersama. Setelah semua penari mendapatkan pasangan maka para penari menentukan tembang apa untuk mengiringi tarian yang akan mereka bawakan.

B. Kerangka Pikir

Kesenian merupakan hasil proses kreasi yang diciptakan oleh masyarakat, ketika kesenian itu masih berfungsi bagi masyarakat, maka selama itu pula kesenian tersebut memiliki nilai bagi masyarakat, baik itu nilai sosial, nilai hiburan, nilai moral, nilai etika dan nilai-nilai lainnya. Kesenian akan mempunyai nilai jika masih bermanfaat dan berfungsi bagi masyarakat, sebaliknya jika kesenian sudah tidak memiliki manfaat dan fungsi bagi masyarakat maka kesenian tersebut sudah tidak ada nilainya lagi. Antan Delapan sebagai kesenian yang diciptakan oleh masyarakat, tentu memiliki tujuan yang akan berfungsi dalam kehidupannya. Antan Delapan merupakan salah satu kesenian yang masih dibutuhkan dan berfungsi bagi kehidupan masyarakat, maka di dalamnya mengandung berbagai nilai, sesuai dengan kemampuan masyarakat dalam memaknainya. Berbagai fungsi kesenian Antan Delapan seperti fungsi hiburan ataupun fungsi lainnya menunjukkan bahwa, kesenian ini masih dibutuhkan oleh masyarakat pendukungnya. Oleh sebab itu, kesenian tersebut masih berfungsi dan di dalamnya terkandung berbagai nilai yang sesuai dengan makna yang diberikan oleh masyarakatnya. Penelitian ini mengambil objek nilai-nilai sosial dalam kesenian Antan Delapan di desa Penyandingan Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan. Hal ini dikarenakan kesenian Antan Delapan merupakan satu-satunya kesenian tradisional di desa Penyandingan yang masih digemari masyarakat dan mempunyai berbagai nilai sosial di dalamnya. Kajian terhadap kesenian Antan Delapan dilakukan dengan mengamati dan mencermati kelompok kesenian Antan Delapan di desa Penyandingan Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim. Pelestarian kesenian Antan Delapan harus dengan peran serta masyarakat sebagai pemangku kesenian tersebut dalam menjaga dan melestarikan agar tidak hilang begitu saja dikarenakan tergilas oleh kemajuan zaman. Peneliti ingin meneliti nilai sosial apa yang terkandung di dalam kesenian Antan Delapan sehingga kesenian tersebut tetap hidup di masyarakat sampai saat ini. 18

BAB III METODE PENELITIAN