Studi Karakter Toleransi Beberapa Genotipe Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Asal Kamerun terhadap Cekaman Kekeringan.

STUDI KARAKTER TOLERANSI BEBERAPA GENOTIPE
BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) ASAL
KAMERUN TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN

Oleh
RICKI SUSILO
A24070032

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

STUDI KARAKTER TOLERANSI BEBERAPA GENOTIPE BIBIT
S
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) ASAL KAMERUN
TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN

Stu
udy on Tolerance Character of Several Genotypes of Oil Palm (Elaeis guineensis
A Study

Jacq.) Seedlings From Cameroon on Drought Stress.

Abstract
The
Thh research was aimed for studing the response of oil palm seedlings from
T
Cameroon
Cam
merrooo to drought stress and determining character identify in selection for drought
stress.
research was conducted at research center PT Astra Agro Lestari field
stresss.. This
T
station
laboratory Kumai, Kalimantan Tengah from April to July 2011. The
statio
on and
a
research
reseaarcch

h was arranged in split plot design with two factors. The main plot was soil
water
i.e K1 (25% field capacity): 6+1 %, and K2 (100% field capacity):
wateer content,
co
24+1%.
24+1
1%.
%. Whereas the subplot was five genotypes: G1: A02, G2: A03, G3: A19, G4: A34
and G5: B20. This result showed that soil water content 25% field capacity could
signif
ifica
if
significantly
inhibit seedling growth as indicated by seedling height, bole diameter,
petiole
petio
ole ccross section, green frond, reduction of tissue water content, shoot and root dry
weig
ght, root

r
weight,
length and volume, and contens of chlorophyll. Based on physiological
respo
response,
onse A02 and A34 genotypes relatively tolerance to drought stress than the other
genotypes.
geno
otype Tissue water content can be used for early selection of drought tolerant oil
because this parameter has real correlation with the other parameters.
palm
m seedlings
seeee

RINGKASAN

RICKI SUSILO. Studi Karakter Toleransi Beberapa Genotipe Bibit
Ke
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Asal Kamerun terhadap Cekaman
Ke

Kekeringan.
(Dibimbing oleh ADE WACHJAR).
Penelitian bertujuan untuk mengetahui peubah dari beberapa genotipe bibit
kelapa
sawit asal Kamerun yang menjadi indikator sifat toleran terhadap cekaman
kkel
ke
el
kekeringan
dan mendapatkan genotipe-genotipe bibit kelapa sawit asal Kamerun
kke
ek
yang
yya
an toleran terhadap cekaman kekeringan.
Percobaan dilaksanakan di screen house pembibitan Research Center
PT Astra Agro Lestari Tbk, pada bulan April hingga Juli 2011. Lokasi penelitian
PT
di Desa Pandu Senjaya Kecamatan Pangkalan Lada Kabupaten Kota
tterletak

te
er
Waringin Barat, Kalimantan Tengah.
Wa
W
Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi
dengan
petak utama kadar air media dengan taraf K1 = 25% KL (kondisi
dde
en
tte
er
tercekam)
dan K2 = 100% KL (kondisi optimal), sedangkan sebagai anak petak
adalah
lima genotipe kelapa sawit asal Kamerun yaitu A02, A03, A19, A34, dan
aad
da
B2
B

2 Media tumbuh berkadar air 25% KL dicapai dengan membiarkan media
B20.
sel
selama 26 hari tanpa penyiraman. Analisis statistik yang digunakan adalah sidik
ragam model rancangan petak terbagi. Apabila hasil sidik ragam menunjukkan
rag
pen
pengaruh nyata pada uji F taraf α = 5%, maka dilakukan uji lanjut dengan uji
DM
DMRT pada taraf persen.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa penurunan kadar air media menjadi
25%
25
5% KL secara nyata menurunkan tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun
hhi
ij
hijau,
petiole cross section, kandungan klorofil, kadar air jaringan, panjang akar,
vvo
ol

volume
akar, berat kering akar, serta berat kering tajuk.
Berdasarkan indeks sensitivitas, genotipe A02 mempunyai toleransi
terhadap
cekaman kekeringan berdasarkan daun hijau, kadar air jaringan, panjang
tte
er
akar,
aak
ka volume akar, dan kandungan klorofil total. Genotipe A34 mempunyai
ttoleransi
to
ol
terhadap cekaman kekeringan berdasarkan tinggi tanaman, diameter
bba
at
batang,
berat kering tajuk, dan klorofil total dibandingkan dengan genotipe
llai
aiinn

lainnya.

STUDI KARAKTER TOLERANSI BEBERAPA GENOTIPE BIBIT
S
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) ASAL KAMERUN
TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Ricki Susilo
A24070032

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

Judul

Ju

: STUDI

KARAKTER

TOLERANSI

BEBERAPA

GENOTIPE BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis
Jacq.) ASAL KAMERUN TERHADAP CEKAMAN
KEKERINGAN
Nama
Na

: RICKI SUSILO

NIM
NI


: A24070032

Menyetujui,
Pembimbing

Dr Ir Ade Wachjar, MS
NIP: 19550109 198003 1 008

Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

Dr Ir Agus Purwito, MSc. Agr
NIP: 19611101 198703 1 003

Tanggal
Lulus :
Ta
T
an


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kampung Jawa Baja Dolok, Kabupaten Simalungun,
Pro
Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 13 Desember 1989. Penulis merupakan
ana
anak ketiga dari empat bersaudara, dari keluarga Bapak Salik dan Ibu Rukiana.
Tahun 1995 penulis masuk sekolah dasar di SD Negeri 091586 Dolok
Si
S
in
Sinumbah
dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2004 penulis menyelesaikan
studi
sst
tu di SMP Negeri 1 Tanah Jawa, kemudian pada tahun 2007 penulis
tu
menyelesaikan studi di SMA Negeri 1 Tanah Jawa.
me
m
Penulis diterima menjadi mahasiswa di Departemen Agronomi dan
Hortikultura,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007,
Ho
H
o
melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Tahun 2010 penulis pernah
me
m
menjadi
asisten untuk mata kuliah Ekologi Pertanian. Tahun 2011 penulis pernah
m
e
menjadi asisten mata kuliah Pasca Panen Tanaman Pertanian. Selama menjadi
me
m
mahasiswa, penulis aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa
ma
m
(BEM
((B
BE KM) IPB tahun 2007-2009, Lembaga Dakwah Kampus (LDK) DKM
Alhurryyah
tahun 2007-2009, Aliansi BEM se-Bogor tahun 2007-2008, dan
Al
A
lh
Himpunan
Mahasiswa Agronomi dan Hortikultura (Himagron) tahun 2008-2010.
H
Hi
im
Disamping itu penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan kepanitiaan lainnya
Di
selama di kampus.
sel

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan
me
melimpahkan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi yang berjudul “Studi Karakter Toleransi Beberapa Genotipe Bibit
Ke
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Asal Kamerun terhadap Cekaman
Ke
K
e
Kekeringan”
merupakan tahapan awal untuk memulai mencari tanaman baru
kelapa
sawit yang tahan terhadap cekaman kekeringan.
kke
e
el
Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
11.. Bapak Dr Ir Ade Wachjar, MS sebagai pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
22.. Ibu Dr Rahmi Yunianti SP, MSi dan Bapak Prof Dr Ir Sudarsono, MSc atas
masukan dan saran selama menguji penulis.
33.. Ibu Dr Ir Trikoesoemaningtyas selaku pembimbing akadamik yang telah
memberikan arahan kepada penulis.
44.. Alamarhumah bundaku Ibu Prof Dr Ir Sriani Sujiprihati, MS yang telah
memberikan arahan, bimbingan serta semangat selama pelaksanaan penelitian.
55.. Bapak Lalu Firman Budiman SP., dan Bapak Sholihul A’mal SP selaku
pembimbing lapangan yang telah memberikan arahan kepada penulis.
6. Bapak Erwin, Bapak Ajid, Dadan, Encep, Deni serta staf R & D Astra Agro
Lestari, Kalimantan Tengah yang telah membantu penulis selama penelitian.
7. Ayah, Ibu, Kakak dan adik yang telah membantu dalam semangat dan do’a.
8. Adinda Rara Puspita Dewi Lima Wati yang telah membantu dan memberi
dukungan selama proses penyelesaian skripsi.
99.. Semua pihak yang senantiasa memberikan bantuan dan dukungan baik selama
pelaksanaan penelitian maupun penyusunan skripsi.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang
m
e
memerlukannya.
Bogor, Februari 2012

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
DA
DAFTAR
TABEL......................................................................................

vi

DAFTAR
GAMBAR ................................................................................
DA

viii

DAFTAR
LAMPIRAN .............................................................................
DA
DA

ix

PENDAHULUAN
PE
PE
....................................................................................
Latar Belakang.................................................................................
Tujuan ..............................................................................................
Hipotesis ..........................................................................................

1
1
2
2

TINJAUAN
PUSTAKA............................................................................
TI
TI
TIN
Botani Tanaman Kelapa Sawit.........................................................
Syarat Tumbuh Kelapa Sawit ..........................................................
Varietas Kelapa Sawit ......................................................................
Respon Tanaman terhadap Kekeringan ...........................................

3
3
5
6
7

BAHAN
DAN METODE .........................................................................
BA
B
A
Tempat dan Waktu ...........................................................................
Bahan dan Alat.................................................................................
Metode Penelitian ............................................................................
Pelaksanaan Penelitian.....................................................................
Pengamatan......................................................................................

9
9
9
9
11
12

HASIL
DAN PEMBAHASAN.................................................................
HA
HA
Hasil.................................................................................................
Pembahasan .....................................................................................

14
14
33

KE
KESIMPULAN
.........................................................................................

40

DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................
DA

41

LAMPIRAN..............................................................................................
LA

44

DAFTAR TABEL

Nomor
Nomo
1.

Halaman
Tinggi Bibit Kelapa Sawit pada Beberapa Kadar Air Media dan
Genotipe pada Umur 0 – 4 MSP ......................................................

16

Diameter Batang Bibit Kelapa Sawit pada Berbagai Kadar Air
Media dan Genotipe pada Umur 0 – 4 MSP ....................................

17

Jumlah Daun Hijau Bibit Kelapa Sawit pada Berbagai Kadar Air
Media dan Genotipe pada Umur 0 – 4 MSP ....................................

18

Pengaruh Kadar Air Media dan Genotipe terhadap Jumlah Daun
Hijau pada 4 MSP ............................................................................

18

Petiole Cross Section Bibit Kelapa Sawit pada Berbagai Kadar
Air Media dan Genotipe pada Umur 0 – 4 MSP..............................

19

Pengaruh Kadar Air Media dan Genotipe terhadap Ukuran
Petiole Cross Section (PCS) pada 2 dan 4 MSP ..............................

20

Jumlah Stomata Bibit Kelapa Sawit pada Berbagai Kadar Air
Media dan Genotipe pada Umur 0 – 4 MSP ....................................

21

Pengaruh Kadar Air Media dan Genotipe terhadap Kandungan
Klorofil Daun ...................................................................................

22

Pengaruh Kadar Air Media dan Genotipe terhadap Kadar Air
Jaringan Tanaman pada Akhir Percobaan (4 MSP)..........................

22

10 Panjang Akar Bibit Kelapa Sawit pada Berbagai Kadar Air
10.
Media dan Genotipe pada Akhir Percobaan.....................................

23

11. Volume Akar Bibit Kelapa Sawit pada Berbagai Kadar Air
Media dan Genotipe pada Akhir Percobaan.....................................

24

12 Berat Kering Akar Bibit Kelapa Sawit pada Berbagai Kadar Air
12.
Media dan Genotipe pada Akhir Percobaan.....................................

24

13 Berat Kering Tajuk Bibit Kelapa Sawit pada Berbagai Kadar Air
13.
Media dan Genotipe pada Akhir Percobaan.....................................

25

14 Nisbah Tajuk-Akar Bibit Kelapa Sawit pada Berbagai Kadar Air
14
14.
Media dan Genotipe pada Akhir Percobaan.....................................

26

15 Nilai Indeks Sensitivitas Berdasarkan Tinggi Tanaman
15
15.
pada 4 MSP ......................................................................................

26

16 Nilai Indeks Sensitivitas Berdasarkan Diameter Batang
16
16.
pada 4 MSP ......................................................................................

27

17
7 Nilai Indeks Sensitivitas Berdasarkan Jumlah Daun Hijau
17.
pada 4 MSP ......................................................................................

27

1188 Nilai Indeks Sensitivitas Berdasarkan Petiole Cross Section
18.
pada 4 MSP ......................................................................................

28

2.
33..
44..
55..
66..
7
88..
99..

19. Nilai Indeks Sensitivitas Berdasarkan Jumlah Stomata pada
19
4 MSP...............................................................................................

28

20. Nilai Indeks Sensitivitas Berdasarkan Kandungan Klorofil Total
20
pada 4 MSP ......................................................................................

29

21.
21 Nilai Indeks Sensitivitas Berdasarkan Kadar Air Jaringan pada
4 MSP...............................................................................................

29

22 Nilai Indeks Sensitivitas Berdasarkan Panjang Akar pada 4 MSP ..
22.

30

23.
23 Nilai Indeks Sensitivitas Berdasarkan Volume Akar pada 4 MSP ...
23

30

224
4 Nilai Indeks Sensitivitas Berdasarkan Berat Kering Tajuk
24.
pada 4 MSP ......................................................................................

31

25.
225
5 Nilai Indeks Sensitivitas Berdasarkan Berat Kering Akar
pada 4 MSP ......................................................................................

31

26.
2266 Nilai Indeks Sensitivitas Berdasarkan Nisbah Tajuk-Akar
pada 4 MSP ......................................................................................

32

227
7 Matriks Genotipe untuk Masing-Masing Peubah Berdasarkan
27.
Nilai Indeks Sensitivitas pada 4 MSP ..............................................

32

28.
28 Matriks Koefisien Korelasi Antar Peubah pada 4 MSP...................
28

34

DAFTAR GAMBAR

Nomo
Nomor
1.

Halaman
Penurunan Bobot Media Perlakuan Berdasarkan Laju
Evapotranspirasi...............................................................................

14

DAFTAR LAMPIRAN

Nomo
Nomor

Halaman

1.

Bagan Acak Perlakuan .....................................................................

45

2.

Pengukuran Suhu, Kelembaban, serta Sinar Matahari.....................

46

3.
3.

Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Pengaruh Kadar Air Media dan
Genotipe terhadap Peubah Bibit Kelapa Sawit ................................

47

Sidik Ragam Tinggi Tanaman pada 0 - 4 Minggu Setelah
Perlakuan..........................................................................................

48

Sidik Ragam Diameter Batang pada 0 - 4 Minggu Setelah
Perlakuan..........................................................................................

49

Sidik Ragam Jumlah Daun Hijau pada 0 - 4 Minggu Setelah
Perlakuan..........................................................................................

50

Sidik Ragam Petiole Cross Section pada 0 - 4 Minggu Setelah
Perlakuan..........................................................................................

51

Sidik Ragam Jumlah Stomata pada 0 - 4 Minggu Setelah
Perlakuan..........................................................................................

52

Sidik Ragam Kandungan Klorofil a, b, dan Klorofil Total pada 4
Minggu Setelah Perlakuan ...............................................................

53

110
0 Sidik Ragam Kadar Air Jaringan Tanaman pada 4 Minggu
10.
Setelah Perlakuan .............................................................................

53

11. Sidik Ragam Panjang Akar pada 4 Minggu Setelah Perlakuan .......

54

12
12. Sidik Ragam Volume Akar pada 4 Minggu Setelah Perlakuan........

54

13
13. Sidik Ragam Berat Kering Akar pada 4 Minggu Setelah
Perlakuan..........................................................................................

54

14
14. Sidik Ragam Berat Kering Tajuk pada 4 Minggu Setelah
Perlakuan..........................................................................................

55

115
5 Sidik Ragam Nisbah Tajuk-Akar pada 4 Minggu Setelah
15.
Perlakuan..........................................................................................

55

44..
55..
66..
77..
88..
99..

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditas
perkebunan yang memiliki peranan penting dalam menghasilkan devisa negara
per
melalui
minyak sawit dan minyak inti sawit. Peranan minyak dan gas bumi yang
me
m
e
berkurang dalam menghasilkan devisa negara, menyebabkan peningkatan
ssemakin
se
em
ppe
er
peranan
komoditas di sub sektor perkebunan menjadi sangat penting. Kelapa sawit
merupakan pilihan yang tepat untuk dikembangkan sebagai sumber devisa negara.
me
m
Minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) merupakan salah satu
produk
kelapa sawit yang memiliki peranan dalam penambahan devisa negara.
ppr
ro
Selain
itu sebagai suatu industri, perkebunan kelapa sawit juga telah menyerap
S
Se
el
tenaga
kerja dalam jumlah yang besar. Pada tahun 2009 produksi CPO Indonesia
tte
en
mencapai 18 640 881 ton dengan luas lahan 7 508 023 ha. Pada tahun 2010
me
m
produksi
CPO Indonesia meningkat menjadi 19 844 900 ton dengan luas lahan
ppr
ro
7 8824 623 ha (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2010).
Peningkatan produksi kelapa sawit antara lain disebabkan oleh peningkatan
llu
ua lahan, penanaman varietas unggul, peremajaan tanaman tua, perbaikan teknik
luas
budidaya, penanganan pasca panen secara maksimum, dan pengolahan hasil
bud
secara efisien. Varietas unggul kelapa sawit diperoleh melalui serangkaian proses
sec
pen
penelitian yang sistematis dan berkelanjutan dalam kegiatan pemuliaan tanaman.
Pemuliaan tanaman kelapa sawit memberikan kontribusi nyata terhadap
Pem
pengembangan industri kelapa sawit di Indonesia.
pen
Kelapa sawit merupakan tanaman yang memiliki sistem perakaran yang
dda
an
dangkal,
sehingga mudah mengalami cekaman kekeringan. Dampak kekeringan
tterhadap
te
er
pertumbuhan tanaman kelapa sawit ditandai dengan daun muda yang
tidak
tti
id membuka, pelepah daun tua sampai pupus patah. Penurunan produksi akibat
kke
ek
kekeringan
dapat mencapai 10 - 40 % di bawah potensi normal, tandan buah
m
e
mengering
bahkan dapat menyebabkan kematian (Siregar et al., 1998).
Air merupakan faktor yang penting bagi tanaman, karena berfungsi sebagai
pelarut
hara, berperan dalam translokasi hara dan fotosintesis. Pada periode
ppe
el
kering,
tanaman sering mendapatkan cekaman kekeringan. Cekaman kekeringan
ker
kke
er

2
me
merupakan
istilah untuk menyatakan bahwa tanaman mengalami kekurangan air
aki
akibat
keterbatasan air dari lingkungannya yaitu media tanam. Menurut Bray
(19
(1997)
cekaman kekeringan pada tanaman dapat disebabkan oleh kekurangan
sup air di daerah perakaran dan permintaan air yang berlebihan oleh daun
suplai
aki laju transpirasi melebihi laju absorbsi.
akibat
Sejalan dengan hal tersebut diatas untuk pengembangan perkebunan kelapa
ssaaw perlu digunakan bibit kelapa sawit yang tahan terhadap kekeringan. Metode
sawit
seleksi
bibit kelapa sawit tahan kekeringan harus dikembangkan, agar seleksi
sel
se
dapat
ddaap dilaksanakan sedini mungkin.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk:
1.
1. Mengetahui variabel dari beberapa genotipe bibit kelapa sawit asal Kamerun
yang menjadi indikator sifat toleran terhadap cekaman kekeringan.
2.
2. Mendapatkan genotipe-genotipe bibit kelapa sawit asal Kamerun yang toleran
terhadap cekaman kekeringan.

Hipotesis
Hipotesis yang diajukan adalah:
1. Terdapat pengaruh kadar air media terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit.
2. Terdapat perbedaan tingkat sifat toleran terhadap cekaman kekeringan dari
beberapa genotipe kelapa sawit asal Kamerun.
3. Tanggap pertumbuhan bibit kelapa sawit terhadap cekaman kekeringan
dipengaruhi oleh karakter toleransi beberapa genotipe bibit kelapa sawit asal
Kamerun.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika dan Amerika
Selatan, tepatnya di Brazil. Spesies E. oleifera dan E. odora berasal dari kawasan
Sel
Amerika
Selatan sedangkan speseis E. guineensis berasal dari Afrika. Kelapa
A
Am
m
ssawit
sa
aw merupakan subfamili Cocoideae yang paling besar habitusnya (Pahan,
220
00 Klasifikasi tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut:
2007).
Divisi
Di
D
iv

: Spematophyta

K
Ke
Kelas
e

: Angiospermae

Ordo
Or
O
r

: Monocotyledone

Famili
F
Fa
am

: Arecaceae (dahulu disebut Palmae)

Subfamili
Su
S
u

: Cocoideae

Genus
Ge
G
e

: Elaeis

Spesies
Sp
S
p

: 1. E. guineensis Jacq.
2. E. oleifera (H. B. K.) Cortes.
3. E. odora.

Tanaman kelapa sawit adalah tanaman berumah satu (monocious), bunga
jantan dan bunga betinanya berada dalam satu pohon tetapi berkembang secara
jan
terpisah. Dalam satu tandan bunga jantan dapat menghasilkan 200 spikelet, dan
ter
set
setiap spikelet terdiri atas ± 750 bunga jantan. Bunga jantan memiliki 6 benang
sari dan dari satu tandan bunga jantan dapat menghasilkan 25 - 50 g serbuk sari.
sar
Dalam satu tandan bunga betina terdapat 100 - 200 spikelet dan setiap spikelet
Da
terdiri atas 30 bunga betina. Menurut Corley dan Gray (1976) inisiasi bunga
ter
terjadi
pada 44 bulan sebelum masak fisiologi (SMF), tandan bunga kelapa sawit
tte
erj
r
ddi
ib
dibentuk
pada ketiak daun segera setelah diferensiasi dari sel batang (17 bulan
SMF)
SM
S
M dan jenis kelamin jantan atau betina dapat diidentifikasi ± 8 bulan SMF.
Lubis
Lu
L
u (1992) menerangkan waktu masak (anthesis) bunga jantan dan bunga betina
ditandai
dengan pecahnya seludang bunga (6 bulan SMF), masa reseptif stigma
ddi
it
hanya
hha
an berlangsung 3-5 hari. Waktu masak bunga jantan dan bunga betina tidak
bersamaan,
sehingga pada umumnya tanaman kelapa sawit menyerbuk silang.
bbe
er

4
Akar tanaman kelapa sawit bermula tumbuh dari calon akar yang keluar dari
ben kelapa sawit yang dikecambahkan atau yang disebut dengan radikula.
benih
Pan
Panjang
radikula kira-kira 10 - 15 mm. Radikula berkembang menjadi akar
pri
primer.
Akar primer tumbuh dari pangkal batang (bole) dan mempunyai diameter
ant
antara
8 - 10 mm serta panjangnya dapat mencapai 18 m. Akar sekunder tumbuh
dar akar primer dan mempunyai diameter antara 2 - 4 mm. Dari akar sekunder
dari
tum
tu
um
tumbuh
akar tersier dan mempunyai diameter 0.7 - 1.5 mm serta panjangnya
sekitar
15 cm. Akar kuarter berdiameter 0.1 - 0.5 mm tumbuh dari akar tersier dan
sek
se
panjangnya
sekitar 1 - 4 mm. Akar tersier dan kuarter berjumlah sangat banyak
ppaan
dan
ddaan membentuk masa yang sangat lebat dekat permukaan tanah. Tanaman kelapa
sawit
saw tidak mempunyai rambut akar, sehingga diperkirakan bahwa penyerapan
sa
unsur
uun
n hara dilakukan oleh akar kuarter (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).
Batang kelapa sawit tumbuh tegak ke atas dengan diameter batang antara
40
40 - 60 cm. Pohon kelapa sawit hanya memiliki satu titik terminal ujung batang
berbentuk
kerucut diselimuti oleh daun-daun muda yang masih kecil dan lembut
bbeer
(Mangoensoekarjo
dan Semangun, 2008). Menurut Fauzi et al., (2008)
((M
M
ppe
er
pertambahan
tinggi batang baru terlihat secara jelas sesudah tanaman berumur
empat
tahun. Pertambahan tinggi tanaman kelapa sawit dapat mencapai
eem
m
25 - 45 cm pertahun.
Daun pertama kelapa sawit yang tumbuh pada stadia bibit berbentuk lanset,
kemudian tumbuh daun berbelah dua (bifurcate) dan menyusul bentuk daun
kem
me
menyirip (pinnate). Pada bibit yang berumur 5 bulan akan dijumpai 5 daun yang
berbentuk lanset, 4 daun berbelah dua dan 10 daun berbentuk menyirip (Fauzi et
ber
al., 2008). Menurut Mangoensoekarjo dan Semangun (2008), daun kelapa sawit
al.
me
m
e
membentuk
susunan daun majemuk, bersirip genap dan bertulang daun sejajar.
Pa
P
an
Panjang
pelepah daun dapat mencapai 7.5 - 9 m jumlah anak daun perpelepah
aadalah
ad
da
250 - 400 helai. Pertumbuhan pelepah daun mempunyai filotaksi 1/8, yang
artinya
setiap satu kali berputar melingkari batang terdapat 8 pelepah daun.
aar
rt
Produksi
daun per tahun tanaman dewasa dapat mencapai 20 - 24 helai.
Pr
P
ro
Buah kelapa sawit termasuk jenis buah keras (drupe), menempel dan
bergerombol
pada tandan buah. Jumlah buah per tandan dapat mencapai 1 600
bbe
ber
e
buah,
bbu
ua berbentuk lonjong sampai membulat. Panjang buah berkisar 2 - 5 cm dan

5
ber
beratnya
sampai 30 gram. Bagian-bagian buah terdiri atas eksokarp (kulit buah),
me
mesokarp
(sabut), dan biji. Eksokarp dan mesokarp disebut perikarp sedangkan
bij terdiri atas endokarp (cangkang) dan inti (kernel). Inti (kernel) terdiri atas
biji
end
endosperm
(putih lembaga) dan embrio. Dalam embrio terdapat bakal daun
(pl
(plumula),
haustorium, dan bakal akar (radicula). Bagian-bagian buah yang
me
menghasilkan
minyak adalah mesokarp dan inti. Buah kelapa sawit mencapai
kem
ke
kematangan
(siap untuk panen) sekitar 5 - 6 bulan setelah terjadinya penyerbukan.
Warna
buah bergantung pada varietas dan umurnya (Mangoensoekarjo dan
W
Wa
Semangun,
2008).
Sem
Se

Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

Faktor
Iklim
Faa
F
Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis. Komponen yang menentukan
persyaratan
agronomis untuk kelapa sawit meliputi curah hujan, bulan kering, dan
ppeer
ketinggian
dari permukaan laut (Adiwiganda, 2007). Iklim dan media tumbuh
kkee
ket
yyaan baik merupakan syarat umum bagi tanaman tahunan untuk dapat tumbuh dan
yang
bbeer
berkembangbiak
dengan baik. Kelapa sawit dapat tumbuh baik di daerah antara
16°
16 LU dan 10° LS. Suhu optimal untuk pertumbuhan sekitar 24 - 28°C tetapi
dapat
dap juga tumbuh pada kisaran antara 18 - 32°C dengan kelembaban tinggi yaitu
80% dan curah hujan rata-rata tahunan berkisar 2 000 - 2 500 mm per tahun. Suhu
rendah
(35°C) berpengaruh
me
sebaliknya
seb
(Fauzi et al., 2008).

Faktor
Tanah
Faa
F
Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit yang terbaik didapat pada lahan
ddeen
dengan
elevasi 0 - 100 m di atas permukaan laut. Pada lahan-lahan tertentu
walaupun
ketinggian tempat lebih dari 500 m di atas permukaan laut asalkan
waa
w
me
me
mendapatkan
pengaruh iklim mikro yang lebih hangat, kelapa sawit masih dapat
tumbuh
dan berproduksi. Bentuk wilayah sangat erat kaitannya dengan kedalaman
tum
tu
eefffee
efektif
tanah. Pada lahan datar dengan kemiringan 0 - 3 persen umumnya

6
me
memiliki
kedalaman efektif tanah yang tebal. Sebagian besar lahan kelapa sawit
ber
berada
pada wilayah berombak sampai bergelombang dengan kemiringan lereng
3 - 15 persen dengan kedalaman efektif berkisar antara 80 - 120 cm (Lubis, 1992).
Kh
Khusus untuk tanah gambut, ketebalan gambut tidak menjadi pedoman untuk
per
persyaratan agronomis.
Kelapa sawit tumbuh pada beberapa jenis tanah seperti Podsolik, Latosol,
H
Hi
id
Hidromorfik
Kelabu, Regosol, dan tanah Aluvial. Tanaman kelapa sawit tumbuh
baik
bba
a pada tanah gembur, subur, berdrainase baik, dan permeabilitas sedang,
ai
tekstur
tanah ringan dengan komposisi pasir 20 - 60 %, debu 10 - 40 % dan liat
tek
tte
ek
2200 - 50 persen. Sifat kimia tanah yang dibutuhkan tanaman kelapa sawit untuk
tumbuh
baik meliputi pH tanah antara 4.0 - 6.5 dengan pH optimum 5.0 - 5.5,
ttu
um
rasio
rra
as C/N mendekati 10 dengan kandungan C ± 1% dan N ± 0.1%, kapasitas tukar
K+ dan Mg2+ berada pada batas normal sekitar 0.15 - 1.20 me/100 gram untuk K+,
sedangkan
Mg2+ 0.4 - 1.0 me/100 gram. Apabila kurang dari itu maka kelapa
sse
ed
sawit
ssa
aw akan kekurangan unsur K+dan Mg2+ (Fauzi et al., 2008). Selain faktor iklim
dan
dda
an tanah, faktor pengelolaan budidaya atau teknis agronomis dan sifat genetik
induk
tanaman kelapa sawit juga sangat menentukan produksi kelapa sawit.
ind
iin
n

Varietas Kelapa Sawit
Varietas kelapa sawit dibedakan atas ciri-ciri morfologinya seperti warna
eksokarp, tebal mesokarp dan endokarp, atau berdasarkan keunggulan yang
eks
dimiliki bila dibandingkan dengan varietas lainnya seperti sifat Toleransi terhadap
dim
hama penyakit, tingkat produktivitas, kadar minyak dan penambahan tinggi
ham
tta
an
tanaman
per tahunnya. Menurut Lubis (1992) terdapat tiga varietas kelapa sawit
berdasarkan
warna eksokarpnya yaitu: (1) Nigrescens, eksokarp berwarna violet
bbe
e
er
sampai
hitam waktu muda dan menjadi merah-kuning (orange) saat masak; (2)
ssa
am
Virescens,
berwarna hijau waktu muda dan menjadi merah-kuning (orange) saat
Vi
V
i
ir
masak;
(3) Albenscens, berwarna kuning pucat dan tembus cahaya (karena
ma
m
a
mengandung sedikit karoten). Menurut Fauzi et al., (2008), berdasarkan tebal
m
me
mesokarp dan endokarp terdapat 4 varietas yaitu; (1) Dura, mempunyai tebal
me
m
2 - 8 mm dan mesokarp yang relatif tipis (35 - 50 % dari buah); (2)
eendokarp
en
nd

7
Psi
Psifera,
mempunyai endokarp yang sangat tipis bahkan hampir tidak ada dan
me
mempunyai
mesokarp yang tebal; (3) Tenera, mempunyai tebal endokarp yang
tip (0.5 - 4 mm) dan mesokarp yang sangat tebal (60 - 96 % dari buah); (4)
tipis
Ma
Macro
Carya, mempunyai tebal endocarp 6 - 8 mm dan mesokarp yang sangat
tip
tipis.
Tanaman komersial yang umumnya digunakan adalah varietas Tenera yang
me
m
e
merupakan
hasil persilangan verietas Dura sebagai tanaman induk betina dan
Psifera
sebagai tanaman induk jantan. Varietas Dura di Indonesia ada 2
Ps
P
ssi
subvarietas,
yaitu Dura Deli dan Dura Dumpy. Varietas Dura Deli yang berasal
ssu
ub
dari
dda
ar daerah Deli Sumatera Utara telah mengalami seleksi sehingga hampir semua
persilangan
untuk menghasilan varietas Tenera menggunakan Dura Deli sebagai
ppe
er
tanaman
induk betina (Lubis, 1992). Varietas Dura Dumpy ditemukan oleh Jagoe
tta
an
pada
ppa
ad tahun 1930-an di antara populasi Dura Deli yang mempunyai sifat berbatang
pendek
dan sifat tersebut diturunkan.
ppe
e
en

Respon Tanaman terhadap Kekeringan
Cekaman kekeringan merupakan suatu kondisi dimana air tanah yang
tersedia tidak cukup untuk menjamin pertumbuhan tanaman sampai maksimal
ter
(G
(Ghildyal dan Tomar, 1982). Keadaan tersebut disebabkan oleh evapotranspirasi
lapisan bajak yang lebih besar daripada air irigasi yang tersedia. Kekeringan dapat
lap
me
menurunkan potensial air tanah sehingga lebih besar daripada potensial air dalam
tanaman. Akibat dari kondisi tersebut terjadi plasmolisis yaitu keluarnya air dari
tan
jaringan tanaman.
jar
Kekeringan pada tanaman dipengaruhi oleh sistem perakaran yang
cce
en
cenderung
menyebar dekat dengan permukaan tanah sehingga sangat peka
tte
er
terhadap
fluktuasi kadar air tanah. Dengan sistem perakaran seperti tersebut di
atas
aat
ta maka akar tidak dapat menjangkau air pada lapisan tanah terdalam sehingga
tanaman
sering mengalami kekeringan.
tta
an
Sebagian besar lahan di Indonesia mengalami kekurangan air pada tingkat
yya
an berbeda. Tanaman memperlihatkan berbagai respon terhadap cekaman air
yang
seperti menggugurkan daun sebagai mekanisme tanaman dalam usaha
ttersebut
te
er

8
me
mengurangi
cekaman, mengurangi luas permukaan daun sehingga transpirasi
me
menurun.
Mekanisme lain untuk mengurangi cekaman kekeringan adalah
me
mempercepat

perkembangan

perakaran

terutama

ke

arah

bawah

yang

me
menyebabkan
nisbah pupus akar mengecil, sehingga tanaman meningkatkan
kem
kemampuan
penghisapan air dari lapisan tanah yang lebih dalam sementara
tra
transpirasi
dari bagian atas tanaman menurun.
Menurut Levitt (1980), respon tanaman terhadap cekaman kekeringan
dibagi
menjadi 3 mekanisme pertahanan, yaitu: (1) penghindaran terhadap waktu
dib
di
ib
terjadinya
cekaman kekeringan (drought avoidance), yaitu tanaman akan
ter
tte
erj
menyelesaikan siklus hidupnya sebelum terjadi cekaman kekeringan; (2)
me
m
penghindaran
terhadap cekaman kekeringan (drought escape), yaitu tanaman akan
ppe
en
mempertahankan status air dalam jaringan dengan meningkatkan absorbsi air oleh
me
m
aakar
ak
ka dan mengurangi kehilangan air lewat tajuk; (3) toleransi terhadap kekeringan
tolerance), tanaman tetap dapat melangsungkan metabolismenya pada
((drought
dr
kondisi
status air yang rendah dengan mengakumulasi senyawa terlarut, sehingga
kko
on
dapat
dda
ap mempertahankan turgor sel tetap tinggi.
Menurut Hartley (1977), salah satu respon bibit kelapa sawit yang
mengalami
cekaman kekeringan adalah dengan memperkecil jumlah stomata yang
m
e
membuka sehingga menurunkan proses transpirasi. Apabila cekaman berlangsung
me
dal
dalam waktu yang cukup lama maka dapat menyebabkan patah pucuk dan
kematian tanaman (Lubis, 1992). Respon lainnya dari tanaman kelapa sawit yang
kem
me
mengalami

cekaman

kekeringan

adalah

terhambatnya

perkembangan

pertumbuhan daun dan bertambahnya jumlah akar yang mati, ditandai dengan
per
akar yang berwarna hitam (Bahri, 1996). Tanaman yang mampu beradaptasi pada
aka
kko
on
kondisi
kekeringan akan dapat mempertahankan pertumbuhan yang relatif tinggi
ddi
ib
ib
dibandingkan
dengan tanaman yang peka. Menurut Aluko dan Oard (2004) tingkat
kkepekaan
ke
ep
tanaman terhadap cekaman kekeringan dapat dikaji dengan indeks
sseen
sensitivitas.

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan di screen house pembibitan Research Center PT Astra
Agro
Ag Lestari Tbk, yang berlokasi di Desa Pandu Senjaya Kecamatan Pangkalan
Lada
La Kabupaten Kota Waringin Barat, Kalimantan Tengah. Penelitian dilakukan
La
selama
4 bulan mulai bulan April hingga bulan Juli 2011.
sel
se

Bahan dan Alat
Bibit kelapa sawit yang digunakan dalam penelitian adalah 5 genotipe
kelapa
sawit asal Kamerun, yaitu A02, A03, A19, A34, B20 yang telah berumur
kkeel
4 bbulan di pembibitan awal. Bahan lain yang digunakan yaitu, polybag ukuran
35
35 cm x 30 cm, pupuk NPK, kutex, selotip, kertas label, aceton tris 80 %, aquades
dan
ddaan es.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggaris, jangka sorong,
oven, kaca preparat, gunting, gelas ukur, timbangan analitik, oven, tabung
ccutter,
cu
ut
mortar, pipet, mikro pipet, spektrofotometer dan mikroskop binokuler.
rreaksi,
re
ea

Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi dalam
lin
lingkungan acak kelompok. Petak utama yaitu perlakuan kadar air media dengan
taraf
tar K1 = 100% kapasitas lapang (kondisi optimal) dan K2 = 25% kapasistas
lapang
(kondisi tercekam). Sebagai anak petak adalah genotipe kelapa sawit hasil
lap
iinnt
introduksi
dari Kamerun yang terdiri atas 5 genotipe yaitu A02, A03, A19, A34,
B22 Dengan demikian diperoleh 10 kombinasi perlakuan dengan tiga ulangan
B
B20.
sehingga
terdapat 30 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri atas 10
sseeh
bbiib sehingga jumlah bibit yang digunakan sebanyak 300 bibit kelapa sawit.
bibit,
Penentuan
taraf kadar air pada penelitian ini berdasarkan hasil penelitian
Peen
P
Dedywiryanto
(2006) yang menunjukkan bahwa kadar air media 25 % KL dapat
Dee
D
digunakan
sebagai sarana seleksi toleransi bibit kelapa sawit terhadap cekaman
dig
di
kekeringan.
Bagan acak perlakuan dapat dilihat pada Lampiran 1.
kek
ke

10
Analisis statistik yang digunakan adalah sidik ragam dengan model statistik
ran
rancangan petak terbagi sebagai berikut:
Yijk= µ + αi + βj + δik + τk + (αβ)ij +

ijk

Ke
Keterangan
:
Yijk
=
ij

Nilai pengamatan pada ulangan ke-i yang memperoleh faktor kadar air
media taraf ke-j ( j = 1,2) dan faktor genotipe taraf ke-k ( k = 1,2,3,4,5).

µ

=

Nilai rataan umum.

αii
α

=

Pengaruh aditif pada ulangan ke-i.

βj

=

Pengaruh aditif dari taraf ke-j faktor kadar air.

δiikk

=

Pengaruh galat yang muncul pada petak utama.

τk

=

Pengaruh aditif dari taraf ke-k faktor genotipe.

(αβ)
((α
αβ ij =

Pengaruh interaksi taraf ke-j faktor kadar air media dan taraf ke-k faktor
genotipe.

ij
ijk
ij

=

Galat percobaan.

Apabila hasil sidik ragam menunjukkan pengaruh nyata pada uji F
ttaraf
ta
ar α = 5%, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Duncan Multiple
Ra
R
a
Range
Test (DMRT).
Disamping itu, dilakukan analisis indeks sensitivitas bibit kelapa sawit.
Analisis ini bertujuan untuk mengelompokkan kelima genotipe ke dalam enam
An
kel
kelas toleransi terhadap cekaman kekeringan. Penentuan kelas toleransi dilakukan
ber
berdasarkan nilai indeks sensitivitas masing-masing genotipe pada kondisi
ter
tercekam dibandingkan dengan kondisi normal. Indeks Sensitivitas dihitung
den
dengan rumus:
IS = (Gi25/Gi100)/R
Ke
K
e
Keterangan:
IS
IS

= Indeks sensitivitas kekeringan.

Gii225
G

= Nilai respon genotipe ke-i (1,2,3,4,5) pada perlakuan 25 % KL.

Gii100 = Nilai respon genotipe ke-i (1,2,3,4,5) pada perlakuan 100 % KL.
G
R

= Nilai relatif rata-rata (Gi25/Gi100) kelima genotipe.
Aluko dan Oard (2004) membagi Toleransi terhadap cekaman kekeringan ke

dalam
enam kategori berdasarkan nilai rataan dan nilai standar deviasi (SD)
dda
al
berikut: (1) kelas sangat peka: X+3SD