Penetapan Kadar Secara Spektrofotometri 1. Spektrofotometri Ultra Violet

2.3. Penetapan Kadar Secara Spektrofotometri 2.3.1. Spektrofotometri Ultra Violet Spektrofotometri adalah suatu metode yang mempelajari serapan atau emisi radiasi elektromagnetik. Sedangkan alat atau instrument untuk spektrofotometri disebut spektrofotometer, yaitu alat yang mempergunakan cahaya dengan frekuensi tertentu melalui suatu larutan sampel untuk mengukur intensitas cahaya yang keluar. Penetapan kadar secara spektrofotometri memegang peranan yang penting untuk penentuan kuantitatif bahan baku dan sediaan obat. Tahap-tahap penetapan kadar secara spektrofotometri adalah : 1. Menentukan panjang gelombang maksimun λ maks dari zat yang akan ditetapkan kadarnya dengan alat yang akan digunakan. Dapat juga dilihat dari Farmakope Indonesia dan literatrur lain misalnya Clarke’s. Panjang gelombang maksimum zat yang akan ditetapkan akan kita peroleh setelah dilakukan pengukuran dengan memasukkan kisaran panjang gelombang yang diinginkan, dan dibuat kurva kalibrasinya. 2, Menentukan linieritas kurva kalibrasi dan persamaan regresi dari kurva kalibrasinya. Untuk ini dilakukan dengan pengukuran serapan dari larutan induk pembanding yang harus diencerkan paling sedikit 5 konsentrasi yang berbeda. Pengukuran harus dilakukan dalam batas-batas serapan yang diizinkan oleh hukum Lambert-Beer yaitu berada pada kisaran : A = 0,2-0,6. Universitas Sumatera Utara Dari data-data yang diperoleh ini dibuat kurva kalibrasi dan persamaan garis regresi dari larutan baku pembanding. Persamaan garis regresi nya: Y = ax + b Keterangan : Y = serapan sampelcuplikan X = konsentrasi Untuk mendapatkan persamaan regresi di atas, maka harga a dapat diperoleh dari persamaan dibawah ini : a = ∑ X ∑XY – ∑X ∑Y n 2 - ∑X 2 Keterangan: X= konsentrasi baku pembanding mcg ml dari berbagai konsentrasi. n Y = serapan baku pembanding dari berbagai konsentrasi. n = banyaknya pengukuran serapan yang dilakukan. Jika harga a telah kita peroleh, maka harga b akan didapat dari : b = Y – aX keterangan : Y = rata-rata dari absorbansi X = rata-rata dari konsentrasi Dan dengan demikian akan diperoleh persamaan garis regresinya. 3. Kadar zat yang ditentukan dapat diperoleh dengan : a. Persamaan garis regresi, yaitu mengukur serapan zat tersebut pada panjang gelombang maksimumnya dan memasukkan harga serapan yang diperoleh pada persamaan garis regresi dari larutan pembanding. b. Cara perbandingan pendekatan harga serapan A. C sampel = C pembanding x A A sampel pembanding Universitas Sumatera Utara Dengan syarat : harga A sampel berdekatan dengan harga A 4. Larutan zat yang akan diukur serapannya harus jernih. Kalau tidak jernih harus disaring atau disentrifuge sehingga diperoleh filtrat yang jernih untuk diukur dengan spektrofotometri. Salbiah, dkk. 2008 pembanding. Spektrofotometer ultra violet terdiri atas empat komponen dasar yaitu : 1.Sumber energi radiasi Sumber energi radiasi ultra violet yang sering digunakan adalah hidrogen, dapat juga dipakai uap merkuri atau xenon. Kedua sumber ini menghasilkan radiasi ultra violet yang intensitasnya tinggi. 2. Monokromator Fungsi dari monokromator adalah untuk menghasilkan radiasi monokromatik yang berasal dari sumbernya yang polikromatik, atau dengan kata lain radiasi yang polikromatik diubah menjadi monokromatik. 3. Wadah Wadah yang digunakan untuk larutan sampel harus dibuat dari bahan yang transparant, misalnya silika. 4. Detektor yang dihubungkan dengan sistem pembacaan alat pencatat. Detektor yang paling banyak digunakan untuk spektrum ultra violet dan sinar tampak adalah photo tube tabung foto. Blok diagram komponen spektrofotometer adalah sebagai berikut : Sumber Radiasi Monokro mator Tempat Sample Detector Pembacaan Pengamatan Universitas Sumatera Utara Prinsip Pengukuran Spektrofotometer Bila suatu sinar monokromatis dilewatkan melalui sampel maka sebagian dari sinar tersebut terserap oleh sampel dan sebagian lagi akan diteruskan. Perbandingan antara intensitas sinar setelah melalui sampel dan intensitas sinar mula-mula disebut transmitan T T = I I Hubungan antara absorban dengan transmitan adalah : A = log 1 T Fraksi sinar yang diabsorbsi sangat tergantung pada tiga faktor yakni absorbtivitas, tebal kuvet atau tempat sampel dan konsentrasi. Ketiga parameter ini digabungkan dan sering disebut dengan hukum Lambert Beer, yang dapat dibuat dengan persamaan : A = a x b x c Keterangan : A = fraksi sinar yang diabsorbsi a = absorbtivitas b = ketebalan lapisan medium c = konsentrasi larutan James W. Munson, 1991 Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI

3.1. Sampel

Tablet Piridoksin yang diproduksi oleh PT. VARSE Medan pada etiket tertera tiap tablet piridoksin mengandung piridoksin 10 mg. 3.2. Alat dan Bahan 3.2.1. Alat-alat - Beaker glass 50 ml pyrex 1 buah - Corong pyrex 1 buah - Gelas ukur 100 ml pyrex 1 buah - Labu tentukur 100 ml pyrex 4 buah - Pipet Volum 25 ml pyrex 1 buah - Pipet volum 5 ml pyrex 1 buah - Kertas saring Whatman 42 - Spektrofotometer UV Visible Shimadzu - Timbangan analitis Sartorius - Lumpang dan Martir

3.2.2. Bahan- bahan

- HCl 0,1 N - Piridoksin HCl BPFI

3.3. Pembuatan Larutan pereaksi

Pembuatan larutan HCl 0,1 N : Tiap 1000 ml larutan mengandung 3,646 g HCL BM : 36,46. Cara pembuatannya diencerkan 8,5 ml HCL p dengan aquades hingga 1000 ml Ditjen POM, 1995 Universitas Sumatera Utara