22. Spektrofotometer UV
23. Spektrometer
1
H-NMR Delta2_NMR
3.2. Bahan
1. Daun tumbuhan iler Coleus atropurpureus Benth
2. Etil asetat
Teknis 3.
Kloroform p.a Merck
4. Metanol
Destilasi 5.
HCl 6 6.
Plat KLT Silika gel 60 F
254
untuk plat E.Merck.Art 554
7. Plat KLT Preparatif
8. N-heksana
Teknis 9.
FeCl
3
5 10.
H
2
SO
4p
11. NaOH 10
12. Mg-HCl
13. Akuades
14. Silika gel 40 70-230 mesh ASTM
E.Merck. KGaA
3.3. Prosedur Penelitian
3.3.1. Penyediaan Sampel
Sampel yang diteliti adalah daun tumbuhan iler yang diperoleh dari daerah Saribudolok kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Daun tumbuhan iler dikeringkan
di udara terbuka, lalu dihaluskan sampai diperoleh serbuk daun tumbuhan iler sebanyak 700 g.
3.3.2. Uji Pendahuluan Terhadap Ekstrak Tumbuhan Iler
Serbuk daun tumbuhan iler diidentifikasi dengan menggunakan cara: 1. Uji busa
2. Skrining fitokimia 3. Analisis Kromatografi Lapis Tipis
3.3.2.1. Uji Busa
Ekstrak metanol daun tumbuhan iler sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambah 10 ml akuades. Lalu dikocok–kocok dengan kuat hingga
terbentuk busa dan didiamkan selama 5 menit. Ternyata busa didalam sampel tidak hilang ini yang membuktikan bahwa di dalam daun tumbuhan iler terdapat senyawa
glikosida.
3.3.2.2. Skrining Fitokimia
Untuk membuktikan adanya senyawa flavonoida yang terdapat dalam daun tumbuhan
iler Coleus atropurpureus Benth maka dilakukan uji pendahuluan secara kualitatif
dengan reaksi warna sebagai berikut :
Prosedur : -
Dimasukkan 10 gram serbuk tumbuhan iler Coleus atropurpureus Benth.
yang telah dikeringkan dan dipotong-potong kecil ke dalam erlenmeyer -
Ditambahkan metanol 100 ml -
Didiamkan selama 1 malam -
Disaring -
Dibagi ekstrak metanol ke dalam 4 tabung reaksi -
Ditambahkan masing-masing pereaksi
a. Tabung I
: dengan HCl 5 menghasilkan larutan berwarna hitam b.
Tabung II : dengan H
2
SO
4p
menghasilkan larutaan orange kekuningan c.
Tabung III : dengan Mg-HCl menghasilkan larutan berwarna merah muda d.
Tabung IV : dengan NaOH 10 menghasilkan larutan berwarna biru violet
3.3.2.3. Analisis Kromatografi lapis Tipis KLT
Analisis Kromatografi Lapis Tipis dilakukan terhadap ekstrak klorofom dengan menggunakan fasa diam silika gel 60F
254
. Analisis ini dimaksudkan untuk mencari pelarut yang sesuai didalam analisis kromatografi kolom. Pelarut yang digunakan
adalah campuran pelarut n-heksana : etil asetat 90:10 ; 80:20 ; 70:30 ; 60:40 vv, sehingga diperoleh perbandingan pelarut n-heksana : etil asetat yang sesuai untuk
kromatografi kolom. Pelarut yang digunakan berdasarkan pada jumlah bercak atau noda yang terpisah dengan baik dalam kromatografi lapis tipis.
Prosedur analisis kromatografi lapis tipis : Kedalam bejana kromatografi lapis tipis dimasukkan larutan fase gerak yaitu
campuran n-heksana : etil asetat dengan campuran 90:10 ; 80:20 ; 70-30 ; 60:40 vv. Kemudian ekstrak klorofom ditotolkan pada plat KLT. Lalu plat dimasukkan kedalam
bejana yang berisi pelarut yang dijenuhkan. Setelah dielusi, dikeluarkan dari bejana dan dikeringkan. Noda terbentuk diamati dengan sinar ultraviolet dan difiksasi dengan
pereaksi FeCl
3
5. Kemudian dihitung dan dicatat harga Rf. Yang memberikan pemisahan bercak noda yang baik adalah perbandingan pelarut n-heksana : etil asetat
70:30 vv yang memberikan empat noda dengan harga Rf yaitu 0,6; 0,52; 0,48; dan 0,32.
3.3.3. Prosedur Untuk Memperoleh Senyawa Kimia dari Ekstrak daun tumbuhan iler