Analisis Pengendalian Mutu Produk Personal Care Serambi Botani Bermutu Tinggi di PT Adev Natural Indonesia, Bogor

ANALISIS PENGENDALIAN MUTU PRODUK PERSONAL
CARE SERAMBI BOTANI BERMUTU TINGGI DI PT ADEV
NATURAL INDONESIA, BOGOR

SARAH MAULIDA

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI, SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Pengendalian
Mutu Produk Personal Care Serambi Botani Bermutu Tinggi di PT Adev Natural
Indonesia, Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal, atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari skripsi saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, November 2013
Sarah Maulida
NIM H24114012

ABSTRAK
SARAH MAULIDA. Analisis Pengendalian Mutu Produk Personal Care Serambi
Botani Bermutu Tinggi di PT Adev Natural Indonesia, Bogor. Dibimbing oleh H.
MUSA HUBEIS.
Mutu merupakan suatu kewajiban, karena berdampak pada keselamatan
konsumen pribadi, keselamatan dan keamanan masyarakat umum dalam
melindungi pasar produsen. Tujuan penelitian mengkaji pengendalian mutu pada
proses produksi produk personal care serambi botani bermutu tinggi di PT Adev
Natural Indonesia, menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi mutu produk
personal care serambi botani bermutu tinggi di PT Adev Natural Indonesia dan
menganalisis pengendalian mutu pada proses produksi produk personal care
bermutu tinggi di PT Adev Natural Indonesia terkendali atau tidak terkendali.

Metode yang digunakan adalah diagram sebab akibat dan diagram Pareto, dengan
mewawancarai supervisor produksi operasi. Sampel diambil dengan simple
random sampling. Hasil diagram sebab akibat dan diagram Pareto produk sabun
padat PT Adev Natural Indonesia masih mempunyai mutu kurang baik dalam hal
ini, faktor yang memengaruhi sabun transparan adalah faktor manusia memotong
sabun; sabun zaitun adalah faktor manusia mengukur ketebalan sabun; sabun
beras adalah faktor lingkungan penyimpanan; sabun kunyit adalah faktor metode
pengangkutan sabun; sabun propolis adalah faktor metode pemanasan.
Kata kunci : Keselamatan,mutu, pengendalian mutu produk
ABSTRACT
SARAH MAULIDA. Analysis of Quality Control of Serambi Botani’s Hiqh
Quality Personal Care Product in PT Adev Natural Indonesia, Bogor.Supervised
by H. MUSA HUBEIS.
Quality is a duty and a responsibility because it will affect the consumer’s
personal safety, community’s safety and security in protecting producer’s market.
The objective of this study is to review the quality control (QC) in the production
process of Serambi’s Botani high quality personal care product in PT Adev
Natural Indonesia, to analyze the factors that affected the quality of the product,
and to analyze the QC in the product of that company which is being controlled or
uncontrolled. The method that used in this study is cause and effect diagram and

Pareto diagram, by interviewing the supervisor of operation production. Sample
that used in this study is simple random sampling. The result of cause and effect
diagram and Pareto diagram, soap product that produced by PT Adev Natural
Indonesia still has a less good quality. For example, the cause of the quality of
transparent soap is human factor cutting the soap; olive soap product is human
factor measuring the thickness of the soap; rice soap product is environment
factor storage; turmeric soap product is method factor soap transportation;
propolis soap product is method factor heating.
Key words: Quality control, quality product, safety.

ANALISIS PENGENDALIAN MUTU PRODUK PERSONAL
CARE SERAMBI BOTANI BERMUTU TINGGI DI PT ADEV
NATURAL INDONESIA, BOGOR

SARAH MAULIDA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada

Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Skripsi : Analisis Pengendalian Mutu Produk Personal Care Serambi Botani
Bermutu Tinggi di PT Adev Natural Indonesia, Bogor
Nama : Sarah Maulida
NIM : H24114012

Disetujui oleh

Prof Dr Ir H Musa Hubeis, MS, Dipl Ing, DEA
Pembimbing


Diketahui oleh

Dr Mukhamad Najib, STP, MM
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga skripsi berjudul Analisis Pengendalian Mutu Produk Personal Care
Serambi Botani Bermutu Tinggi diPT Adev Natural Indonesia, Bogor berhasil
diselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Mei 2013 sampai Juli 2013.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis,
MS, Dipl.Ing, DEA selaku pembimbing yang telah memberi banyak saran.
Ungkapan terima kasih disampaikan kepada orang tua, serta seluruh keluarga atas
doa dan kasih sayangnya.
Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, November 2013
Sarah Maulida


DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

x

DAFTAR GAMBAR

x

DAFTAR LAMPIRAN

x

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang


1

Rumusan Masalah

2

Tujuan

2

Manfaat Penelitian

3

Ruang Lingkup Penelitian

3

TINJAUAN PUSTAKA


3

Pengertian Mutu

3

Konsep Mutu

5

Alat dan Teknik Pengendalian Mutu

6

Check Sheet

6

Histogram


7

Diagram Pareto

7

Diagram Sebab Akibat

7

Scatter Diagram

7

Stratification

7

Control Chart


8

Penelitian Terdahulu yang Relevan
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran Penelitian

8
9
9

Lokasi dan Waktu Penelitian

10

Pengumpulan Data

10

Pengolahan dan Analisis Data


10

Brainstorming

10

Diagram Sebab Akibat

11

Diagram Pareto

11

viii

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan

12
12

Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

13

Bidang Usaha

13

Produk yang Diproduksi

14

Ketenagakerjaan

14

Struktur Organisasi

15

Tahapan Pembuatan Sabun

15

Persiapan Bahan

15

Penimbangan Bahan

15

Pemanasan Bahan

16

Pencampuran

16

Pengadukan

16

Pencetakan

16

Pemotongan

16

Pengemasan

16

Alat dalam Proses Pembuatan Sabun Padat

17

Pengolahan dan Analisis Data

17

Diagram Sebab Akibat

17

Sabun Transparan

18

Sabun Zaitun

19

Sabun Beras

21

Sabun Kunyit

22

Sabun Propolis

23

Pengolahan Data dengan Menggunakan Diagram Pareto

25

Sabun Transparan

26

Sabun Zaitun

27

Sabun Beras

28

Sabun Kunyit

29

Sabun Propolis

30

Implikasi Manajerial

31

SIMPULAN DAN SARAN

32

ix

DAFTAR PUSTAKA

33

LAMPIRAN

34

DAFTAR TABEL
1 Customers PT Adev Natural Indonesia
2 Data contoh sabun cacat
3 Hasil perhitungan diagram Pareto

14
25
25

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran penelitian
2 Diagram sebab akibat
3 Tahapan pembuatan sabun
4 Tata letak produksi
5 Diagram Sebab-Akibat cacat pada produk sabun padat
6 Diagram Pareto terhadap cacat produk sabun transparan
7 Diagram Pareto terhadap cacat produk sabun zaitun
8 Diagram Pareto terhadap cacat produk sabun beras
9 Diagram Pareto terhadap cacat produk sabun kunyit
10 Diagram Pareto terhadap cacat produk sabun propolis
11 Penimbangan bahan
12 Pemanasan bahan
13 Pencampuran
14 Pengadukan
15 Pencetakan
16 Pemotongan
17 Pengemasan

9
11
15
17
18
26
27
28
29
30
40
40
40
41
41
41
42

DAFTAR LAMPIRAN

1 Struktur organisasi
2 Data contoh sabun transparan
3 Data contoh sabun zaitun
4 Data contoh sabun beras
5 Data contoh sabun kunyit
6 Data contoh sabun propolis
7 Gambar kegiatan produksi

34
35
36
37
38
39
40

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam era globalisasi ini, perkembangan dunia usaha semakin meningkat,
sehingga membuat persaingan bisnis tumbuh dengan pesat. Persaingan ini tidak
hanya dilatarbelakangi oleh bagaimana produk suatu perusahaan dapat diterima
oleh masyarakat banyak, tetapi juga didasari oleh mutu suatu produk itu sendiri.
Produk bermutu prima akan lebih mencuri hati konsumen, bahkan akhirnya dapat
meningkatkan volume penjualan. Konsumen yang membeli produk berdasarkan
mutu, umumnya akan mempunyai loyalitas produk besar, dibandingkan dengan
konsumen yang membeli berdasarkan orientasi harga.
Konsumen berbasis mutu akan selalu membeli produk tersebut sampai saat
produk tersebut membuatnya merasa tidak puas akibat adanya produk lain lebih
bermutu (Gunawan 2013). Selama produk semula masih terus melakukan
perbaikan mutu, maka konsumen akan tetap setia pada produk tersebut. Menjual
barang dengan mutu rendah kemungkinan akan banyak menerima keluhan dan
pengembalian barang dari konsumen, atau biaya untuk memperbaikinya menjadi
sangat besar dan selain itu perusahaan tidak mempunyai produk bermutu akan
mendapatkan citra tidak baik oleh konsumen dan dapat merugikan konsumen,
apabila produk yang dipasarkan bermutu rendah.
Demi mencapai mutu suatu produk, perusahaan harus membuat
perencanaan, melaksanakan dan mengawasinya secara total agar produk yang
dihasilkan akan membuat konsumen merasa puas dan sesuai dengan harapannya.
Apabila perusahaan memproduksi dan memasarkan suatu produk di bawah
harapan konsumen, maka produk tersebut akan menghilangkan rasa kepercayaan
dan rasa aman terhadap konsumen yang menggunakannya.
Setiap perusahaan berupaya memuaskan konsumen dengan produk yang
ditawarkan, upaya tersebut dapat berupa pengendalian mutu produk bermutu, agar
apa yang diharapkan oleh konsumen dapat diwujudkan oleh perusahaan, sehingga
perusahaan dapat tetap bertahan dalam persaingan bisnis ketat. Pengendalian mutu
produk juga disebabkan oleh masing-masing perusahaan yang tidak mau kalah
bersaing dengan pesaingnya. Usaha yang dijalankan oleh perusahaan untuk tetap
bertahan dalam dunia bisnis adalah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM)
yang baik, karena lebih baik mengendalikan mutu dari awal produksi daripada
memperbaiki mutu yang kurang baik membuat perusahaan mengeluarkan biaya
lebih besar.
PT Adev Natural Indonesia merupakan perusahaan kosmetik. Produk
pesonal care yang dihasilkan untuk Serambi Botani diantaranya sabun padat dan
sabun cair transparanolive oil, sabun zaitun, sabun beras, sabun kunyit, day cream
and night cream olive oil, anti acne cream olive oil, whitening cream, health and
body lotion olive oil, body butter olive oil, body butter aloe vera, cream scrub
olive oil, cream scrub aloe vera, hand and body lotion aloe vera, natural liquid
soap (jasmine, strawberry, green tea, apple, floral), aloe vera gel, dan sabun
propolis. Penelitian ini dilaksanakan di PT Adev Natural Indonesia, karena PT
Adev Natural Indonesia menyajikan produk-produk sehat, aman dan terjamin.
Aspek kesehatan dan keterjaminan menjadi prioritas utama, serta terpeliharanya

2

aspek kelestarian alam dan lingkungan. Seratus persen (100%) produk yang
dijajakan berasal dari alam. Perusahaan ini mencoba menembus pasar dengan
produk unik berbeda dengan produk lain pada umumnya masih menggunakan
bahan dasar kimia dalam proses produksinya. Produk-produk yang dihasilkan oleh
PT Adev Natural Indonesia cukup mencuri hati masyarakat, karena terus
berinovasi, agar masyarakat tidak jenuh dengan produk yang ditawarkannya. PT
Adev Natural Indonesia mengutamakan mutu produk yang baik untuk kesehatan,
terjamin karena proses pembuatannya diawasi langsung oleh para ahli dan peneliti
yang merupakan dosen-dosen IPB yang ahli di bidangnya.
Produk yang ditawarkan oleh PT Adev Natural Indonesia terus mengalami
peningkatan permintaan, dibuktikan oleh produk personal care yang dihasilkan
PT Adev Natural Indonesia telah masuk dan dipasarkan di gerai-gerai Serambi
Botani Bogor maupun Jakarta. Hal ini mendorong PT Adev Natural Indonesia
harus terus menerus mengendalikan mutu produk yang dipasarkan agar konsumen
tetap loyal terhadap produk PT Adev Natural Indonesia dan tidak pindah ke
produk sejenis di perusahaan pesaing, sehingga PT Adev Natural Indonesia dapat
memimpin pasar dalam bidangnya dan dapat membuat konsumen merasa puas
oleh produknya.

Rumusan Masalah
Melihat banyak perusahaan kosmetik yang didirikan, maka PT Adev
Natural Indonesia berusaha untuk tidak mengabaikan mutu produk yang
dihasilkannya, bahkan berusaha menyajikan produk berbeda, yaitu mengutamakan
aspek kesehatan. Karena pada saat ini masih banyak perusahaan kosmetik dalam
proses produksinya masih menggunakan bahan-bahan yang berbahaya bagi
konsumen. Pengendalian mutu produk harus diperhatikan, agar produk yang
dihasilkan dapat diterima dipasaran, dapat bersaing dengan pesaing lainnya serta
dapat memuaskan keinginan konsumen dengan produk yang sehat. Oleh karena
itu, permasalahan pada penelitian ini dapat dirumuskan berikut :
1. Bagaimana pengendalian mutu pada proses produksi produk personal care
bermutu tinggi di PT Adev Natural Indonesia?
2. Faktor-faktor apakah yang memengaruhi mutu produk personal care bermutu
tinggi di PT Adev Natural Indonesia ?
3. Apakah pengendalian mutu pada proses produksi produk personal care
bermutu tinggi di PT Adev Natural Indonesia terkendali atau tidak terkendali?

Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah :
1. Mengkaji pengendalian mutu pada proses produksi produk personal care
bermutu tinggi di PT Adev Natural Indonesia.
2. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi mutu produk personal care
bermutu tinggi di PT Adev Natural Indonesia.

3

3. Menganalisis pengendalian mutu pada proses produksi produk personal care
bermutu tinggi di PT Adev Natural Indonesia terkendali atau tidak terkendali.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan dalam aplikasi ilmu yang
diperoleh selama perkuliahan, serta mengetahui gambaran umum mengenai
mutu dari suatu produk yang dipasarkan.
2. Bagi PT Adev Natural Indonesia, diharapkan dapat memberikan informasi dan
masukan bagi pihak manajemen di dalam pengendalian mutu produk.
3. Bagi pembaca dan pengembangan penelitian selanjutnya, sebagai sumber
referensi dan tambahan pengetahuan bagi penelitian sejenis.

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada pengendalian mutu produk
personal care sabun padat dengan penjualan tertinggi yaitu sabun transparan,
sabun zaitun, sabun beras, sabun kunyit dan sabun propolis Serambi Botani
bermutu tinggi di PT Adev Natural Indonesia, Bogor.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Mutu
Menurut Crosby dalam Nasution (2005) mutu adalah “conformance to
requirement”, yaitu sesuai dengan apa yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu
produk memiliki mutu apabila sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan.
Standar mutu meliputi bahan baku, proses produksi dan produk jadi. Definisi lain
mutu menurut Deming adalah “kesesuaian dengan kebutuhan pasar, atau
konsumen”. Perusahaan harus benar-benar dapat memahami apa yang dibutuhkan
konsumen atas produk yang akan dihasilkan (Nasution 2005).
Menurut Garvin dan Davis dalam Nasution (2005) mutu adalah “suatu
kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses dan
lingkungan yang memenuhi, atau yang melebihi apa yang diharapkan pelanggan.
Menurut Feigenbaum mutu adalah “kepuasan pelanggan sepenuhnya (full
customer satisfaction)”. Suatu produk bermutu, apabila dapat memberi kepuasan
sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan
konsumen atas suatu produk (Nasution 2005). Mutu dapat diartikan sebagai
tingkat atau ukuran kesesuaian suatu produk dengan pemakaiannya, dalam arti
sempit mutu diartikan sebagai tingkat kesesuaian produk dengan standar yang
telah ditetapkan (Alisjahbana 2005).

4

Mutu dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Quality Control
Sistem dimana mutu produk, atau jasa yang dihasilkan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen dihasilkan dari proses produksi
ekonomis.
2. Quality Assurance
Jaminan mutu suatu produk, sehingga konsumen dapat membeli
produk dengan yakin dan percaya, serta menggunakan produk tersebut
untuk jangka waktu tertentu.
Total Quality Control (TQC) adalah sistem efektif untuk mengintegrasikan
pengembangan, pemeliharaan dan peningkatan mutu yang dilakukan beberapa
kelompok dalam organisasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Nasution
2005).
Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi
melalui perbaikan terus-menerus atas produk, tenaga kerja, proses dan
lingkungannya. Tujuan TQM adalah memberikan kepuasan pelanggan (Nasution
2005).
Garvin dan Davis dalam Nasution (2005) mengemukakan delapan (8)
dimensi, atau kategori kritis dari mutu, yaitu :
a.
Performance (kinerja) : kesesuaian dengan fungsi utama produk itu sendiri
atau karakteristik operasi dari suatu produk.
b.
Feature (profil) : ciri khas produk yang membedakan dari produk lain yang
merupakan karakteristik pelengkap dan mampu menimbulkan pesan baik
bagi pelanggan.
c.
Reliability (dapat dipercaya) : kepercayaan pelanggan terhadap produk yang
karena kehandalannya, atau karena kemungkinan rusaknya rendah.
d.
Conformance (kesesuaian) : kesesuaian produk dengan syarat, atau ukuran
tertentu, atau karakteristik desain dan operasi yang memenuhi standar yang
ditetapkan.
e.
Durability (daya tahan) : daya tahan produk/masa hidup produk, baik secara
ekonomis, maupun teknis, atau tingkat keawetan produk, atau lama umur
produk.
f.
Serviceability (kepelayanan) : kemudahan produk itu bila akan diperbaiki,
atau kemudahan memperoleh komponen produk tersebut.
g.
Aesthetics (keindahan) : Keindahan produk, dalam desain, rasa, suara, atau
bau dari produk dan daya tarik produk ini bersifat subyektif.
h.
Perceived quality (mutu yang dipersepsi) : Mutu dalam pandangan
pelanggan/konsumen akibat citra dari produk tersebut.
Menurut Juran, mutu adalah “kesesuaian untuk penggunaan (fitness for
use)”. Ini berarti bahwa suatu produk, atau jasa hendaklah sesuai dengan apa yang
diperlukan atau diharapkan oleh pengguna (Prawirosentono 2004). Lebih jauh
Juran mengemukakan lima (5) dimensi mutu berikut :
a.
Rancangan (design) sebagai spesifikasi produk.
b.
Kesesuaian (conformance) antara maksud desain dengan penyampaian
produk aktual.
c.
Ketersediaan (availability) mencakup aspek kepercayaan, ketahanan dan
produk itu tersedia bagi konsumen untuk digunakan.

5

d.
e.

Keamanan (safety), yaitu aman dan tidak membahayakan konsumen.
Guna praktis (field use), yaitu kegunaan praktis yang dapat dimanfaatkan
pada penggunaannya oleh konsumen.

Konsep Mutu
Mutu merupakan sesuatu kewajiban, karena berdampak pada keselamatan
konsumen pribadi, keselamatan dan keamanan masyarakat umum dalam
melindungi pasar produsen.
Ada beberapa ahli yang mampu memberikan kontribusi dalam
perkembangan mutu, tiga orang ahli yang sangat terkenal dalam pengembangan
filosofi mutu antara lain Deming, Crosby dan Juran. Masing-masing darinya
mempunyai pendapat sendiri dalam mengembangkan filosofinya :
a.
W. Edwards Deming dalam Nasution (2005)
Terkenal dengan filosofinya Deming’s 14 points, yaitu :
1) Rumuskan dan umumkan kepada semua karyawan maksud dan tujuan
organisasi.
2) Mempelajari dan melaksanakan filosofi baru, baik oleh manajer,
maupun karyawan.
3) Memahami tujuan inspeksi, yaitu memperbaiki proses dan mengurangi
biaya.
4) Mengakhiri praktek bisnis yang menggunakan penghargaan
berdasarkan angka, atau uang.
5) Memperbaiki secara konstan dan kontinu, serta kapanpun sistem
produksi dan pelayanan.
6) Membudayakan atau melembagakan pendidikan dan pelatihan (diklat).
7) Mengajarkan dan melembagakan kepemimpinan.
8) Menjauhkan rasa ketakutan, ciptakan kepercayaan dan ciptakan iklim
yang mendukung inovasi.
9) Mengoptimalkan tujuan perusahaan, tim dan kelompok.
10) Menghilangkan desakan, atau tekanan-tekanan yang menghambat
perkembangan karyawan.
11) Menghilangkan kuota yang berdasarkan angka-angka, tetapi secara
terus menerus melembagakan metode perbaikan, menghilangkan
manajemen berdasarkan sasaran, tetapi mempelajari kemampuan proses
dan bagaimana memperbaikinya.
12) Menghilangkan hambatan yang membuat karyawan tidak merasa
bangga akan pekerjaan, atau tugasnya.
13) Mendukung pendidikan dan perbaikan, atau peningkatan prestasi setiap
orang.
14) Melaksanakan tindakan, atau kegiatan untuk mencapai semua tujuan,
atau sasaran itu.
b.
Crosby dalam Nasution (2005)
Memperkenalkan empat (4) hal penting dalam manajemen mutu, yaitu :
1) Definisi mutu : mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan.
2) Sistem pencapaian mutu : pendekatan rasional untuk mencegah cacat,
atau kesalahan.

6

c.

3) Standar performasi : strandar performasi perusahaan, atau organisasi
yang mempunyai orientasi mutu adalah tidak ada kesalahan (zero
defect)
4) Pengukuran : pengukuran performasi yang digunakan adalah biaya
mutu.
Juran dalam Nasution (2005)
Juran memperkenalkan tiga (3) proses mutu, yaitu :
1) Perencanaan mutu (Quality Planning)
2) Pengendalian mutu (Quality Control)
3) Perbaikan atau peningkatan mutu (Quality Improvement)
Sepuluh (10) langkah memperbaiki mutu menurut Juran meliputi :
i. Membentuk kesadaran terhadap kebutuhan akan perbaikan dan
peluang untuk melakukan perbaikan.
ii. Menetapkan tujuan perbaikan.
iii. Mengorganisasikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
iv. Menyediakan pelatihan.
v. Melaksanakan proyek-proyek yang ditujukan untuk pemecahan
masalah.
vi. Melaporkan perkembangan.
vii. Memberikan penghargaan.
viii. Mengkomunikasikan hasil-hasil yang dicapai.
ix. Menyimpan dan mempertahankan hasil yang dicapai.
x. Memelihara momentum dengan melakukan perbaikan dalam sistem
reguler perusahaan.

Alat dan Teknik Pengendalian Mutu
Dalam pengendalian mutu terdapat tujuh (7) alat analisis yang dapat
digunakan (Seven Quality Control Tools) adalah :
Check Sheet
Lembar pengamatan merupakan bentuk yang sederhana yang dirancang
untuk memungkinkan penggunanya mencatat data khusus dan dapat diobservasi
mengenai satu atau beberapa variabel (Yamit 2010).
Tujuan dari lembar periksa ini untuk :
a.
Memudahkan proses pengumpulan data, terutama mengetahui bagaimana
sesuatu masalah sering terjadi.
b.
Memilah data kedalam kategori yang berbeda seperti penyebab-penyebab,
masalah-masalah dan lain-lain.
c.
Menyusun data secara otomatis, sehingga dapat digunakan dengan mudah.
d.
Memisahkan antara opini dan fakta.

7

Histogram
Histogram adalah suatu alat untuk meringkas grafik data, atau gambar yang
menunjukan distribusi dari pengukuran dan frekuensi dari setiap pengukuran
(Nasution 2005).Histogram dapat digunakan untuk :
a.
Mengkomunikasikan informasi tentang variasi dalam proses.
b.
Membantu manajemen dalam membuat keputusan yang berfokus pada
usaha perbaikan terus menerus.
Diagram Pareto
Diagram Pareto adalah distribusi frekuensi mengenai jumlah persen
kejadian yang disajikan bersama-sama dengan persen kumulatifnya. Tujuannya
untuk menunjukkan urutan prioritas dari sejumlah masalah yang biasanya
terkonsentrasi hanya pada satu (1), atau dua (2) jenis masalah utama saja dari
berbagai jenis masalah yang muncul selama pengamatan. Diagram Pareto
mempunyai ciri khas, yaitu sumbu Y merupakan persen (%) terhadap total reject
dan penyajian data dalam grafik, atau diagram sekaligus menampakkan baik
grafik batang dari nilai persentase masing-masing reject terhadap total reject,
maupun grafik garis mengenai persen (%) kumulatifnya (Arpah 2006).
Diagram Sebab Akibat
Diagram ini dapat menjadi alat pengendalian proses statistika untuk
menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan karakteristik mutu (akibat) yang
disebabkan oleh faktor-faktor penyebab. Selain itu, diagram ini dapat memisahkan
penyebab dari gejala, memfokuskan perhatian pada hal-hal yang relevan dan dapat
diterapkan pada setiap masalah. Pada dasarnya, diagram ini digunakan untuk
kebutuhan-kebutuhan seperti membantu mengidentifikasikan akar dari penyebab
suatu masalah, membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah dan
membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut (Tisnowati 2008).
Scatter Diagram
Diagram pencar ini biasanya digunakan untuk menguji bagaimana kuatnya
hubungan antara dua (2) peubah dan menentukan jenis hubungan dari dua (2)
peubah tersebut, apakah positif, negatif, atau tidak ada hubungan sama sekali
(Ishikawa 1988).
Data peubah yang ditunjukkan dalam diagram pencar berupa :
a.
Karakteristik mutu dan faktor yang memengaruhinya.
b.
Dua karakteristik mutu yang saling berhubungan.
c.
Dua faktor yang saling berhubungan yang memengaruhi karakteristik mutu.
Stratification
Stratifikasi
merupakan
kegiatan
yang
ditujukan
untuk
mengurai/mengklasifikasikan data dan masalah menjadi kelompok/golongan
sejenis yang lebih kecil atau menjadi unsur-unsur tunggal dari data/masalah
sehingga menjadi jelas (Kadarisman dan Muhandri 2006)

8

Control Chart
Bagan kendali adalah metode pengelompokan data untuk periode tertentu
dan diolah dalam bentuk statistik (Ishikawa 1988). Bagan kendali merupakan
grafik garis yang digunakan sebagai alat analisis untuk :
a.
Mengumpulkan dan menginterpretasikan data.
b.
Membuat gambar atas apa yang terjadi dalam situasi yang dianalisis.
c.
Menemukan pola yang menghasilkan pengetahuan, atau pengertian bernilai.
d.
Membandingkan data satu periode dengan periode lain, untuk memeriksa
perubahan yang terjadi.

Penelitian Terdahulu yang Relevan
Dianfenti (2012) meneliti Pengendalian Mutu Produk Corn Chips Pada PT
Anugrah Cita Era Food. Dengan alat bantu statistik berupa diagram sebab akibat
dan diagram kendali. Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa produk corn
chips tersebut mengalami penurunan mutu, dirinci dengan diagram tulang ikan,
atas faktor 4M + 1L seperti manusia (pengetahuan, faktor internal dan
konsentrasi), mesin (mesin bumbu, grinder, receiving tank, mesin packing, fryer,
alat uji laboratorium, cooking cattle, soaking tank, hydolic ekstruder dan
cornwasher), metode (perawatan mesin, pemasakan dan analisa mutu corn chips),
bahan (minyak sayur, jagung pipil, calsium hyroxyde dan bumbu aneka rasa) dan
lingkungan (Sanitasi).
Dari hasil grafik kendali dapat disimpulkan bahwa ada beberapa pergerakan
titik yang mengalami ketidaknormalan dalam setiap prosesnya, tetapi rataan
pergerakan titiknya masih masuk kedalam standar yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Untuk kadar air (KA) pada jagung pipil, KA pada proses soaking, KA
produk corn chips dan kadar minyak produk corn chips pergerakan titik
menunjukan tidak terkendali. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
kondisi varietas jagung pipil yang tidak homogen, sehingga contoh yang diambil
tidak mewakili. Parameter mesin (suhu dan waktu) pada proses cooking tidak
sesuai dengan varietas jagung pipil, sehingga operator harus menyesuaikan
parameter mesin (suhu dan waktu) dengan varietas jagung pipil : Parameter mesin
(Temperature, Submerger, take out, cov.aac speed, manual fan aac speed) pada
proses frying disesuaikan dengan jenis, umur dan ukuran, serta jumlah patahan
bahan baku jagung pipil dan jumlah suplly chips. Sedangkan untuk utilitas mesin
packing A,B,C dan D pergerakan titik masih terkendali. (Dianfenti 2012)
Ramdhan (2013) mengkaji Penerapan Mutu Pada Sayuran Organik Berbasis
Petani Di Seelawi dan Limbangan, Garut, Jawa Barat. Metode yang digunakan
untuk menganalisis permasalahan yang ada adalah fishbone diagram dan diagram
Pareto. Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa Penerapan mutu sayuran
organik kelompok tani (poktan) CiboAgro di Kecamatan Selaawi dan Limbangan
dibuktikan dengan sertifikat organik yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi
Pertanian Organik INOFICE dan disertai dengan upaya pihak Poktan CiboAgro
dalam menjaga produk sayurannya agar tetap organik menggunakan pestisida
organik; menggunakan pupuk organik untuk menjaga kesuburan lahan tanam;
menjaga mutu air untuk pengairan lahan, maupun pencucian sayuran saat panen.
Penerapan mutu yang telah diterapkan terhadap sayuran hasil panen, yakni

9

melakukan sortasi terhadap sayuran yang rusak, grading untuk menggolongkan
sayuran berdasarkan mutunya dan menggunakan kemasan utama berupa plastik.

METODE PENELITIAN

Kerangka Pemikiran Penelitian
Penelitian yang dilakukan mencakup Analisis Pengendalian Mutu Produk
Personal Care Serambi Botani Bermutu Tinggi di PT Adev Natural Indonesia,
Bogor diawali dari adanya persaingan perusahaan dalam bidang kosmetik
bagaimana PT Adev Natural Indonesia merebut pasar yang telah ada sebelumnya.
Mutu suatu produk merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan
daya saing produk, selain biaya produksi yang menentukan harga jual produk dan
ketepatan waktu produksi yang menentukan kemampuan dalam pendistribusian
produk dalam waktu yang tepat.
Mutu yang akan diteliti adalah produk personal care Serambi Botani yang
dihasilkan oleh PT Adev Natural Indonesia, secara umum faktor-faktor yang
berpengaruh berkurangnya mutu hasil produk jadi tersebut. Brainstorming
berguna untuk pengambilan keputusan dengan pengumpulan ide-ide alternatif dari
para anggota. Diagram sebab akibat berguna untuk mengetahui faktor-faktor yang
mungkin (memiliki peluang) menjadi penyebab munculnya masalah (berpengaruh
terhadap hasil). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap masalah yang sedang
terjadi akan dilakukan analisis kembali dengan menggunakan diagram Pareto.
Berdasarkan uraian tersebut maka kerangka pemikiran penelitian disajikan pada
Gambar 1.
Persaingan bidang kosmetik

PT Adev Natural Indonesia
Produk personal care
Mutu
Proses pengendalian mutu

Brainstorming

Diagram sebab akibat

Diagram Pareto

Pengambilan
keputusan

Faktor-faktor yang
memengaruhi produk

Bermasalah, atau
tidak bermasalah

Hasil analisis pengendalian mutu

Rekomendasi

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian

10

PT Adev Natural Indonesia menyadari produk yang bermutu baik akan
mendapatkan tempat tersendiri dihati masyarakat, sehingga membuat masyarakat
akan terus menerus menggunakan produk tersebut. Produk yang bermutu baik
tidak terlepas dari pengendalian mutu yang telah diterapkan oleh perusahaan.
Pengendalian mutu tersebut akan berdampak apakah produk yang dihasilkan
mampu bersaing dengan produk lain, atau tidak. Dengan pengendalian mutu akan
diminimalisir kesalahan, atau kerugian yang dapat merugikan pihak lain, yaitu
konsumen.

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di bagian produksiPT Adev Natural Indonesia,
yaitu pabrik yang beralamat Yasmin Jalan Baru, Kp. Curug Mekar RT. 02/RW. 04
Bogor, dengan waktu penelitian bulan Mei-Juli 2013.

Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data Primer
diperoleh dari hasil pengamatan langsung (observasi) di lapangan dan wawancara
dengan pihak manajemen produksi dan operasi perusahaan. Sedangkan data
sekunder diperoleh dari data perusahaan yang berupa gambaran umum
perusahaan, data standar mutu, hasil pengukuran dan lain-lain yang berkaitan
dengan kebutuhan penelitian. Data penunjang informasi diperoleh melalui
literature, buku-buku, internet, jurnal-jurnal, dan lain-lain.

Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data untuk identifikasi permasalahan pengendalian
mutu produk personal care Serambi Botani bermutu tinggi di PT Adev Natural
Indonesia menggunakan metode Brainstorming, diagram sebab akibat, dan
diagram Pareto.
Brainstorming
Brainstorming merupakan suatu alat kreatif untuk memecahkan masalah.
Pada pelaksanaannya Brainstorming tak lain adalah pencatatan semua ide yang
dilontarkan atau digagas oleh sekelompok orang terhadap suatu pertanyaan atau
masalah yang disodorkan kehadapannya. Tujuannya untuk menjaring sebanyak
mungkin ide-ide alternatif yang dapat dipertimbangkan guna pengambilan
keputusan (Arpah 2006)

11

Diagram Sebab Akibat
Diagram sebab akibat (fishbone atau ishikawa) adalah gambaran hubungan
sebab-akibat yang berguna untuk menganalisis kondisi aktual seperti perbaikan
mutu, efisiensi sumber daya dan biaya, mengeliminasi kondisi cacat, atau keluhan
konsumen dan standarisasi. Menurut Arpah (2006) bentuk umum diagram sebab
akibat adalah bentuk tulang ikan yang disertai berbagai tulang-tulang cabang dan
ranting.
ANAK (sebab penguat)

KEPALA (masalah
utama)

RANTING
(sebab pendukung)

CABANG (sebab pokok)
Gambar 2 Diagram sebab akibat (Arpah 2006)

Diagram sebab akibat berguna untuk membantu dalam memilih penyebab
penyebaran dan mengorganisasikan hubungannya. Dalam Ishikawa (1988)
Langkah-langkah dalam membuat diagram sebab akibat adalah :
a.
Tentukan karakteristik mutu.
b.
Tulislah karakteristik mutu pada sebelah kanan.
c.
Buatlah daftar semua faktor yang memengaruhi karakteristik tersebut.
d.
Tentukan hubungan sebab akibat antar faktor.
e.
Tulis faktor utama yang menyebabkan terjadinya karakteristik tersebut.
f.
Pada setiap cabang tulis secara rinci faktor yang memengaruhi terjadinya
karakteristik tersebut.
g.
Lanjutkan langkah enam (6) sampai semua sebab terjadinya karakteristik
tersebut tergambar pada diagram.
h.
Lihat kembali dan tambahkan bila perlu faktor lain yang belum ada pada
diagram.
Diagram Pareto
Diagram Pareto merupakan diagram yang terdiri atas grafik balok dan grafik
garis yang menggambarkan perbandingan masing-masing jenis data terhadap
keseluruhan (Kadarisman dan Muhandri 2006) Tujuan dari penggunaan diagram
Pareto adalah (Kadarisman dan Muhandri 2006) :
a.
Menunjukan masalah utama
b.
Menyatakan perbandingan masing-masing masalah terhadap keseluruhan
c.
menunjukkan tingkat perbaikan setelah dilakukan tindakan pada masalah
terpilih.

12

d.

a.
b.
c.

d.

e.

Menunjukkan perbandingan masing-masing masalah sebelum dan sesudah
perbaikan.
Lima (5) langkah menyusun diagram Pareto (Kadarisman dan Muhandri
2006) :
Stratifikasi masalah dan nyatakan dengan angka.
Memilih suatu satuan pengukuran standar dan periode waktu untuk
dipelajari.
Atur masing-masing penyebab (dari hasil stratifikasi dibuat berurutan sesuai
dengan besarnya nilai dan gambarkan grafik kolom (balok). Penyebab
terbesar ada di paling kiri. Jika ada penyebab dan lain-lain maka penyebab
ini diletakkan paling kanan.
Gambarkan grafik garis yang menunjukkan jumlah presentase pada bagian
atas grafik kolom, mulai dari yang terbesar. Di bagian bawah masingmasing kolom dituliskan nama atau keterangan kolom.
Pada bagian atas atau samping diberikan keterangan atau nama diagram dan
jumlah unit seluruhnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan
PT Adev Natural Indonesia didirikan di Kota Bogor pada tanggal 15
Januari 2007. Berlokasi di Yasmin Jalan Baru, Kp. Curug Mekar RT. 02/RW. 04
Bogor, dengan pemrakarsanya adalah Prof.Dr.Ir. Erliza Hambali, MSc dan
Prof.Dr.Ir. Ani Suryani, DEA yang keduanya merupakan peneliti/ilmuwan dan
dosen di Institut Pertanian Bogor juga sebagai pengusaha. Ide awal didirikannya
perusahaan ini berasal dari dorongan Prof.Dr.Ir. Erliza Hambali, MSc dan
Prof.Dr.Ir. Ani Suryani, DEA untuk memberdayakan lulusan mahasiswa IPB
menjadi pengusaha dibidang kosmetik.
Modal perusahaan ini berasal dari modal sendiri yang dihimpun dari
petinggi perusahaan. Perusahaan ini dijalankan dan diaplikasikan dari hasil
percobaan di skala laboratorium menjadi skala usaha komersial, sehingga
perusahaan dituntut untuk menerapkan proses yang efektif dan efisien dalam
meningkatkan skala produksi. selain itu ditemukan juga tantangan dari kondisi
yang berbeda, dimana formulasi yang di peroleh dalam skala laboratorium tidak
selalu dapat diaplikasikan pada skala usaha.
Upaya pengembangan yang dilakukan PT Adev Natural Indonesia adalah
terus menerus memperbaiki mutu secara berkesinambungan melalui penerapan
hasil temuan inovasi-inovasi baru dan terobosan dengan berbagai macam cara,
seperti membuka maklon untuk di awal dan kemudian membangun produk untuk
merek sendiri selanjutnya membentuk jaringan distribusi yang diharapkan dapat
menyerap produk secara optimal
Target PTAdev Natural Indonesia di masa yang akan datang adalah
memfokuskan pemasaran pada retail dan trading untuk kosmetik dan personal
care, perlengkapan mandi hotel, salon dan spa, serta multi level marketing

13

(MLM). Selain itu, perusahaan mencanangkan target pasar lokal dan mancanegara
di beberapa Negara potensial seperti Singapore dan Malaysia (ASIA), Perancis
dan Inggris (Eropa) serta Amerika (US).
Produk-produk yang dikembangkan oleh PT Adev Natural Indonesia lebih
memfokuskan pada produk kosmetik dan personal care yang berbasis natural dan
alami, dengan adanya kecenderungan pasar menengah dan atas yang sangat
perduli terhadap kesehatan dan perubahan iklim dunia, produk natural dan alami
juga memiliki kecenderungan aman terhadap kesehatan manusia.
Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
Visi
Menjadi produsen produk kosmetik dan personal care terkemuka di
Indonesia dan seluruh dunia.
Misi
Untuk menangkap target pasar khusus di dalam dan luar negeri,
memberikan pemahaman mengenai manfaat dari berbagai aktif alami pada
personal care.
Tujuan
PT Adev Natural Indonesia menerapkan misi di atas dengan cara:
1.
Menyediakan informasi, pengetahuan dan berita tentang segala aspek
produk personal care.
2.
Menggunakan merek sendiri untuk menjual ke pasar lokal dan pasar
internasional
3.
Menyediakan forum nasional dan internasional untuk saling bertukar
informasi dan gagasan mengenai personal care.
4.
Membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi kemiskinan.
5.
Memberikan tambahan keahlian khusus kepada tenaga teknis yang pada
awalnya tidak memiliki keahlian dalam memproduksi sabun.
Bidang Usaha
PT Adev Natural Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang
pembuatan produk–produk kosmetika. Skala produksi yang digunakan masih
skala rumah (home industry) walaupun badan hukum perusahaan sudah berbentuk
perusahaan terbatas (PT). Perusahaan ini berkembang berdasarkan permintaan
dari pasar.
PT Adev Natural Indonesia mempunyai segmen market yang terbatas pada
kalangan tertentu (niche market) sehingga produksi sabun disesuaikan dengan
permintaan pelanggan (product by order). Produk yang telah di pasarkan adalah
sabun hotel berbintang yang ada di Kota Bogor, Jakarta dan Banten (Tabel 1).
Sabun hias yang di pesan sesuai dengan keinginan pelanggan, sabun souvenir
sesuai dengan pesanan pelanggan dan sabun kesehatan yang dipasarkan melalui
jaringan apotik dan kosmetika. Selain produk sabun, perusahaan juga dapat
mensuplai kebutuhan perlengkapan toiletries untuk hotel. Untuk produk sabun
kesehatan saat ini distribusinya sudah dipasarkan di Kota DKI Jakarta, Bekasi,
Banten, Tasik, Bandung, Garut, Ciamis, Sumedang, Cirebon, Cilacap, Banjar,
Kuningan, Pangandaran, Purwokerto, Yogyakarta, Wonosobo, Magelang,
Muntilan, Banjarnegara, Medan dan Aceh.

14

PT Adev Natural Indonesia untuk saat ini telah mengembangkan dan
memproduksi beraneka ragam macam sabun. PT Adev Natural Indonesia secara
terus menerus akan melakukan penelitian, pengembangan dan inovasi untuk
menghasilkan produk–produk kosmetik yang bermutu dan bermanfaat bagi
masyarakat Indonesia.
Tabel 1Customers PT Adev Natural Indonesia
No

Perusahaan/Maklon

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Hotel Salak The Heritage
Hotel Le Dian Tangerang
Hotel Sahira
Hotel Sempur Park
Satapak Distribution
PT Proderma Sukses Mandiri
Wisma Kopo DPR-MPR RI
Serambi Botani
PT Galenika
CV. Nusako

Produk yang Diproduksi
Produk yang diproduksi oleh PT Adev Natural Indonesia:
1.
Sabun hotel (untuk hotel berbintang yang ada di kota Bogor, Jakarta dan
Banten).
2.
Sabun hias yang dipesan sesuai dengan keinginan pelanggan.
3.
Sabun Souvenir.
4.
Sabun kesehatan yang di pasarkan melalui jaringan apotik dan toko obat
atau kosmetik.
5.
Sabun cair dan sabun padat
6.
Whitenning cream
7.
Scrub cream
8.
Hand & body lotion
9.
Shampoo (dalam proses pengembangan)
Ketenagakerjaan
PT Adev Natural Indonesia mempunyai 18 orang karyawan dengan jam
kerja yang berlaku mulai pukul 08.00-16.30 WIB (Senin-Jum’at) dengan dua (2)
kali waktu istirahat, yaitu pukul 12.00-13.00 WIB untuk istirahat makan siang dan
sholat. Istirahat kedua yaitu pada pukul 15.00-15.30 WIB untuk istirahat sholat.
Pada hari Sabtu, karyawan bekerja pukul 08.00-13.00 WIB. Hari Minggu atau
hari libur Agama karyawan diliburkan. Pembagian kerja berlaku untuk pekerja
pria dan wanita.Jumlah karyawan saat ini 18 orang dengan latar belakang
pendidikan beragam (SMP sampai Sarjana). Persyaratan yang ditetapkan bagi
calon karyawan dibedakan menurut fungsi administratif, fungsi pengawasan dan
fungsi operasional pabrik.
Jumlah tenaga kerja dan bagian-bagian PT Adev Natural Indonesia :
1. Reseacrh and development : 1 orang
2. Administrasi
: 1 orang
3. Sales & marketing
: 1 orang
4. Supervisor produksi
: 1 orang

15

5. Staff produksi
6. Supervisor packaging
7. Staff packaging
8. Distribusi
9. Cleaning service
Jumlah

: 4 orang
: 1 orang
: 7 orang
: 1 orang
: 1 orang
18orang

Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT Adev Natural Indonesia di pimpin oleh seorang
Presiden Komisaris yaitu Prof.Dr.Ir. Erliza Hambali, MSc yang membawahi 3
Komisaris diantaranya Prof.Dr.Ir. Ani Suryani, DEA sebagai Komisaris I, Ir. Mira
Rifai, MSi sebagai Komisaris II, dan Ir. Ari Imam Sutanto sebagai Komisaris III.
Ketiga Komisaris ini membawahi seorang Direktur Utama yaitu, Muhammad
Malik Gunawan, STP yang membawahi 2 Direktur diantaranya Giri Angga
Kusumah, STP sebagai Direktur I dan Encep Hidayat, STP sebagai Direktur II.
Sedangkan untuk struktur organisasi bagian produksi dan operasi dijelaskan pada
Lampiran 1.
Tahapan Pembuatan Sabun

Persiapan Bahan

Penimbangan Bahan

Pemanasan Bahan

Pencetakan

Pengadukan

Pencampuran

Pemotongan

Pengemasan
Gambar 3 Tahapan pembuatan sabun

Persiapan Bahan
Tahapan pertama yang harus dilakukan dalam membuat sabun adalah
mempersiapkan bahan baku dan bahan tambahan yang diperlukan untuk
memproduksi sabun. Tahapan ini untuk menghindari bahan baku yang tertinggal
atau terlupakan, jika ada bahan yang tertinggal dapat menghambat proses
produksi selanjutnya.
Penimbangan Bahan
Bahan-bahan yang telah disiapkan kemudian ditimbang sesuai dengan
formula yang telah ditentukan. Penimbangan bahan-bahan harus dilakukan seteliti
mungkin. Jika keliru dalam menimbang bahan baku dan bahan tambahan
berdampak pada terjadinya perbedaan karakteristik, sehingga karakteristik produk
sabun transparan yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar.

16

Pemanasan Bahan
Pemanasan dilakukan untuk melelehkan bahan yang berbentuk padatan agar
dapat dengan mudah dicampur dengan bahan lain yang berbentuk cairan. Bahan
yang perlu dilelehkan diatur pada suhu ± 65 ºC.
Pencampuran
Proses pencampuran (blending) dilakukan setelah bahan baku berbentuk
padat dilelehkan. Hasil pelelehan kemudian dicampur dengan bahan–bahan lain
yang berbentuk cairan maupun dengan bahan berbentuk padat lainnya yang tidak
perlu dilelehkan terlebih dahulu. Pencampuran bahan-bahan dilakukan pada suhu
sekitar 70–80 ºC, kecuali pada penambahan pewarna dan pewangi yang dilakukan
pada suhu 40 ºC.
Pengadukan
Selama proses pencampuran berlangsung, pengadukan harus dilakukan
secara terus menerus. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan
sediaan sabun transparan yang homogen. Apabila tidak dilakukan pengadukan
secara terus menerus beberapa bahan yang dicampurkan menjadi tidak merata dan
menggumpal. Hal tersebut akan memengaruhi tampilan sabun transparan.
Pencetakan
Proses pencetakan dilakukan dengan menuangkan sediaan sabun transparan
ke dalam cetakan sabun. Bahan cetakan sabun dapat berupa stainless steel, plastik,
kayu, fiber, dll. Model cetakan disesuaikan dengan bentuk sabun yang akan
dihasilkan, misalnya bulat oval, persegi dan sebagainya. Setelah dituangkan ke
dalam cetakan, sediaan sabun dibiarkan selama beberapa saat supaya sabun
mengeras sempurna. Proses pengerasan (aging) dilakukan selama satu (1) bulan.
Pemotongan
Proses pemotongan sabun dilakukan dengan menggunakan alat pemotong
manual, ini berarti harus mengandalkan ketelitian manusia agar potongan hasil
sabun membentuk ukuran dan berat yang sesuai standar. Sabun yang telah
dipotong kemudian di stamp secara manual menggunakan mesin stamping agar
bentuk yang diinginkan lebih sempurna. Jika proses pemotongan gagal, maka
sabun akan dipisahkan dan di proses kembali dari awal.
Pengemasan
Sebelum dikemas, sabun terlebih dahulu akan dihaluskan menggunakan
cutter agar bentuk yang diinginkan menjadi sempurna, kemudian pengemasan
dilakukan dengan menggunakan bahan kemasan plastik atau kertas. Untuk bahan
plastik digunakan jenis plastik wrapping yang elastis. Untuk bahan kertas
digunakan jenis kertas yang tipis. Pengemasan sabun transparan dapat dilakukan
secara manual.

17

Alat dalam Proses Pembuatan Sabun Padat
Mesin pengaduk, kompor elektrik 300–600 watt, panci ukuran ± 20 l,
pengaduk, centong, termometer, timbangan digital kecil dan besar, ± 2 ember
kecil, 2 ember sedang, 1 ember besar, 1 baskom kecil, 2 baskom besar dan 2
wadah kecil untuk wadah bahan baku, sudip, masker, sarung tangan, cetakan.
2

3

1
4
Keterangan :
1 = Kantor
2 = Ruang penyimpanan
3 = Ruang pengemasan
4 = Ruang penimbangan bahan
5 = Ruang pemanasan bahan
6 = Ruang pencampuran dan pengadukan
7 = Ruang pencetakan
8 = Ruang pengemasan
9 = Gudang

5

8

6

7

9

Gambar 4 Tata letak produksi

Pengolahan dan Analisis Data
Produk yang dipilih sebagai bahan penelitian terdiri dari lima (5) produk
sabun padat, yaitu sabun transparan, sabun zaitun, sabun beras, sabun kunyit, dan
sabun propolis. Dari hasil analisis dan wawancara peneliti dengan supervisor
produksi dan operasi diperoleh suatu permasalahan, yaitu mutu sabun padat
kurang baik.
Diagram Sebab Akibat
Sabun padat (sabun transparan, sabun zaitun, sabun beras, sabun kunyit, dan
sabun propolis) merupakan produk yang menjadi unggulan dari PT Adev Natural
Indonesia. Namun PT Adev Natural Indonesia terkendala dalam hal mutu hasil
produk sabun padat kurang baik. Dari permasalahan tersebut, maka dilakukan
Brainstorming terhadap mutu hasil produk sabun padat. Hasil analisis dapat
dilihat pada Gambar 5.

18

Manusia

Bahan baku

Ukuran potongan sabun tidak sesuai
Bentuk potongan sabun
tidak sesuai

Teksturtidak sesuai
Ukuran tidak
seimbang

Mengobrol dan bercanda
saat bekerja

Formula

Mutu sabun
padat
kurang baik

Warna tidak
transparan
Salah setting

Sabun patah/retak
Pemanasan

Pemakaian
overheat

Mesin

Konsentrasi

Ketelitian

Perawatan

Pembersihan
Tidak rutin

Kondisi kurang sehat

Terbanting
Pengangkutan

Metode

Warna berubah
Ruang penyimpanan pengap

Suhu

Lingkungan

Gambar 5 Diagram Sebab-Akibat cacat pada produk sabun padat

Sabun Transparan
Dilihat dari diagram sebab-akibat pada Gambar 5 dapat disimpulkan
bahwa faktor utama yang memengaruhi adanya hasil produksi sabun
transparan yang kurang baik dapat disebabkan oleh lima (5) faktor, yaitu
bahan baku, manusia, mesin, metode dan lingkungan.
1. Bahan baku
Bahan baku adalah bahan-bahan yang digunakan untuk
memproduksi sabun. Bahan baku dapat terdiri dari bahan utama dan
bahan pelengkap. Untuk menghasilkan suatu produk dengan mutu yang
baik maka bahan–bahan yang digunakan harus mempunyai mutu bagus.
Bahan baku yang diperlukan akan ditimbang dan diukur sesuai dengan
kebutuhan, jika bahan baku yang diukur tidak sesuai dengan yang
dibutuhkan untuk memproduksi sabun, maka sabun tersebut akan
berkemungkinan bertekstur keras atau lembek. Contohnya jika bahan
baku seperti minyak dituangkan melebihi yang seharusnya, maka sabun
yang dihasilkan akan berminyak dan bertekstur lembek, maka bahan
baku menjadi salah satu faktor yang memengaruhi hasil produk sabun
bermutu tinggi atau rendah.
2. Manusia
Manusia juga berperan dalam mutu suatu produk. Untuk produk
sabun transparan, banyak hal yang membutuhkan konsentrasi pegawai,
yaitu pada saat pemotongan sabun yang dikeluarkan dari cetakan panjang
kemudian dipotong–potong menjadi bentuk yang diinginkan. Setelah
dipotong sabun transparan ditimbang dengan timbangan untuk
mengetahui apakah sabun yang dipotong tersebut sudah sesuai dengan
ukuran perusahaan. Jika kurang konsentrasi atau kurang teliti dalam
memotong sabun, maka sabun tersebut akan rusak, contohnya sabun yang

19

dipotong miring dan tidak seimbang pada sisi–sisinya. Setelah melalui
proses pemotongan sabun, proses selanjutnya adalah tahap stamping
dimana sabun yang sudah dipotong akan di stamp agar bentuk yang
sudah ada menjadi lebih sempurna. Pada proses ini dibutuhkan juga
ketelitian dan konsentrasi karena jika tidak hati–hati sabun menjadi
rusak.
3. Mesin
Beberapa hal yang membuat sabun mempunyai mutu kurang baik
bisa juga disebabkan oleh mesin yang terus menerus digunakan dalam
proses produksi tanpa memperhatikan perawatannya. Pada PT Adev
Natural Indonesia mesin yang digunakan untuk memproduksi berbagai
macam sabun seringkali menggunakan mesin yang sama, sehingga
produk yang dihasilkan kadang kala berbeda dengan yang diinginkan
karena terkontaminasi dengan bahan baku lain pada proses produksi
sabun sebelumnya.
4. Metode
Metode adalah cara dimana suatu produk diproduksi dari awal
hingga akhir yang bertujuan untuk memperoleh hasil produksi yang baik.
Pada proses sabun transparan metode pemanasan harus diperhatikan suhu
dan waktunya, karena jika suhu dan waktu yang ditentukan tidak sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya, maka sabun akan terlihat tidak
transparan. Suhu yang sesuai dalam proses pemanasan, yaitu sekitar ±
65ºC. Proses pengangkutan sabun juga berpengaruh kepada hasil sabun
yang baik karena jika pengangkutan dengan alat dan cara pengangkutan
salah maka sabun akan menjadi retak atau patah.
5. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar suatu
mahkluk hidup. Pada produk sabun transparan lingkungan yang harus
dijaga adalah kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar. Alat-alat
yang telah digunakan pada proses produksi sebelumnya harus selalu
dibersihkan dan dicuci steril agar hasil produk baik. Suhu ruangan juga
harus diperhatikan karena akan berpengaruh pada lamanya waktu
pengerasan sabun cair yang telah dituangkan ke pipa-pipa. Pengerasan
sabun yaitu dengan cara didiamkan dibawah AC atau kipas angin, tentu
saja kebersihan AC dan kipas angin harus selalu dijaga agar kotorankotoran yang ada tidak menempel dan bercampur dengan sabun yang
masih dalam keadaan cair. Proses akhir sabun, yaitu penyimpanan sabun
di suatu rungan dengan suhu yang sesuai agar warna sabun tidak
berubah.
Dilihat